CR Bipolar

26
LAPORAN KASUS F31.2 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK Dokter Pembimbing : dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K) Disusun oleh : Wirda Elya Sari 0918011024 Nida Choerunnisa 1018011020 0

description

htfd

Transcript of CR Bipolar

Page 1: CR Bipolar

LAPORAN KASUS

F31.2 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

EPISODE KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Dokter Pembimbing :

dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)

Disusun oleh :

Wirda Elya Sari 0918011024

Nida Choerunnisa 1018011020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

2015

0

Page 2: CR Bipolar

I. IDENTIFIKASI PENDERITA

IDENTITAS PASIEN

Ny. TW, 40 tahun, Perempuan, S1, Islam, Mongolia, Jl. Gotong Royong

No.1 RT.15 Imo Puro, Metro Pusat, Belum Menikah, 09 Agustus 2015, Pukul

11.30 WIB.

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Pernapasan : 20 x/menit

Sistem Respiratorik : dalam batas normal

Sistem Kardiovaskuler : dalam batas normal

Sistem Gastrointestinal : dalam batas normal

Sistem Urogenital : dalam batas normal

Kelainan Khusus : tidak ada

B. STATUS NEUROLOGIS

Rangsang meningeal : tidak ada

Urat saraf kepala : normal

Sistem motorik : normal

Saraf vegetatif : normal

Fungsi luhur : normal

1

Page 3: CR Bipolar

III. PEMERIKSAAN PSIKIATRI

A. AUTOANAMNESA

A1. KELUHAN UTAMA

Pasien mengaku bersitegang dengan kakak perempuannya perihal

uang.

A2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

–Tahun 1984

Pasien mengaku sering ditampar dan dipukul oleh ayah angkatnya, dan

pasien merasa ibu angkatnya tidak dibela ataupun dirangkul saat

terjadi kekerasan, sejak saat itu pasien merasa diperlakukan tidak adil

oleh kedua orang tua angkatnya dan pasien merasa stress.

– Tahun 1990

Pada tahun 1990 ketika pasien duduk di bangku kelas II SMP, pasien

mengaku dipermalukan oleh gurunya di depan kelas. Sejak itu pasien

merasa stress dan suka mudah marah tanpa sebab, kemudian pasien

dipindahkan sekolah ke Salatiga. Di Yogyakarta, pasien dibawa

berobat ke RS Puri Nirmala oleh keluarganya dan pasien mendapatkan

obat yang diminum selama satu tahun, lalu ia kembali dibawa ke

Lampung dan melanjutkan pendidikannya di Metro.

–Tahun 1992

Pasien ditolak cintanya oleh teman laki-laki yang dia sukai dan itu

membuat pasien merasa tertekan. Pasien banyak bicara dan tidak jelas.

Lalu keluarga membawa pasien ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung

dan dirawat selama 1 minggu. Setelah 1 minggu dirawat, pasien

pulang, dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur.

– Tahun 2008

Pasien kembali dibawa berobat oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah

Provinsi Lampung dikarenakan pasien sulit tidur dan terlalu gembira.

2

Page 4: CR Bipolar

Pasien dirawat selama 2 bulan. Setelah 2 bulan dirawat, pasien pulang,

dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur.

–Tahun 2012 (Januari)

Pasien dibawa oleh keluarganya dirawat di RS. Jiwa Daerah Provinisi

Lampung karena ia tidak dapat diatur, dan pasien dirawat selama 5

bulan.

– Tahun 2013 (Desember)

Pasien dibentak oleh kakak kandungnya dikarenakan ingin menjual

tanah yang diakui milik dirinya. Pasien merasa ia sangat sedih

dikarenakan kakak yang paling disayanginya membentak dirinya,

kemudian pasien dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah

Provinisi Lampung pada tanggal 21 Desember 2013.

– Tahun 2015 (Mei)

Pasien bersitegang dengan kakak perempuannya karena pasien merasa

uang tabungan pasien diambil secara diam-diam oleh kakaknya

beberapa tahun yang lalu. Saat itu pasien sedang bermukim di

Jogjakarta bersama kakaknya, lalu pasien pulang ke lampung setelah

kejadian itu dan dibawa berobat ke RS Jiwa Lampung oleh ayah

kandungnya pada tanggal 18 Mei 2015.

A3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat cedera kepala dan kejang disangkal

A4. RIWAYAT PENYAKIT FISIK & PEMAKAIAN OBAT

TERLARANG

Menurut pasien, selama ini pasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat

psikoaktif. Pasien juga menyatakan bahwa dia tidak pernah

mengkonsumsi alkohol dan merokok.

A5. RIWAYAT PRAMORBID

a. Riwayat kehamilan dan persalinan

3

Page 5: CR Bipolar

Pasien tidak mengetahui.

b. Riwayat bayi dan balita

Pasien diasuh oleh orangtua angkatnya hingga usia 13 tahun.

c. Riwayat anak dan remaja

Pasien merupakan anak yang aktif, manja dan ingin selalu

diperhatikan. Pasien mengaku mudah bergaul dengan teman

sebayanya. Pasien mulai berobat dengan gangguan suasana perasaan.

A6. RIWAYAT PENDIDIKAN

- SD : SD, tamat 6 tahun.

- SMP : SMP Xaverius Teluk Betung, SMP Satwa Wacana

Salatiga, dan SMP Kartika Tamat Metro tamat 3 tahun

- SMA : Tamat sekolah 3 tahun

- Sarjana : Mengaku tamat sarjana ISIP UNILA

Pasien mengaku selalu mendapatkan peringkat teratas di kelasnya.

A7. RIWAYAT AGAMA

Pasien mengaku beragama islam sejak usia 28 tahun, sebelumnya

pasien mengaku menganut agama katolik yang merupakan

kepercayaan kedua orang tua kandungnya.

A8. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL

Sebelum ia mengalami gejala psikiatri ia sangat aktif dalam kegiatan

sehari-hari, namun setelah mengalami gangguan pasien menjadi

penyendiri dan mudah marah.

A9. RIWAYAT PELANGGARAN HUKUM

Pasien mengaku tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian.

4

Page 6: CR Bipolar

A10. RIWAYAT PEKERJAAN

Pasien belum pernah bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

A11. RIWAYAT PERKAWINAN

Pasien mengaku belum menikah.

A12. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak keenam dari 6 bersaudara. Sejak usia 3 bulan, ia

dibesarkan oleh orang tua angkat. Ia mempunyai seorang kakak dan

seorang adik angkat. Ia hidup dengan ekonomi yang pas-pasan karena

orang tua angkatnya mengalami kebangkrutan. Hubungan pasien baik

dengan orang tua angkatnya hingga usia 6 tahun.

Pada usia 13 tahun, pasien baru mengetahui statusnya sebagai anak angkat.

Sejak sakit ini, pasien dikembalikan kepada orang tua kandungnya karena

masalah ekonomi untuk pengobatannya. Pasien mengaku orang tua

kandungnya adalah orang yang kaya. Hubungan pasien dengan keluarga

kandungnya tidak begitu harmonis. Pasien merasa orang tua kandungnya

pilih kasih dan tidak pernah mendengarkannya.

Skema pohon keluarga :

(kandung) (angkat)

Keterangan:

: Laki-laki

: Wanita

: pasien

5

Page 7: CR Bipolar

A13. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien tidak memiliki pekerjaan, dengan statusnya sebagai orang gila tidak

ada yang menerimanya bekerja. Namun, sebelum masuk rumah sakit, ia

mengaku pernah berinvestasi dan menyewakan rumah.

B. AUTOANAMNESIS

Dilakukan pada hari Minggu, tanggal 9 Agustus 2015 pukul 11.30 WIB.

Autoanamnesa kepada pasien dilakukan oleh Wirda Elya Sari, S.Ked dan

Nida Choerunnisa, S.Ked.

T : Selamat siang mba, saya wirda dan yang ini nida. kami dokter

muda disini, mau ngobrol bisa?

J : Bisa. Mau ngobrol di dalam (di ruang rawat) apa mau di luar? Di

luar aja ya soalnya di dalam panas.

T : iya boleh mba. Silahkan duduk. Nama mba siapa?

J : Yulia Titi Wijaya, kamu boleh panggil Tiwi, Wiwi, Yuli atau

whatever lah supaya akrab (benar)

T : Umurnya mba Yuli sekarang berapa ya?

J : 40 tahun, tapi masih keliatan muda kan? Pasti kalian berfikir saya

seumuran kalian kan? (tertawa) (benar)

T : memang mba Yuli lahir tanggal berapa?

J : tanggal 11 Juni 1976 (benar)

T : mba tinggalnya dimana?

J : Metro (Benar)

T : Terakhir sekolah atau kuliah?

J : Kuliah sarjana Ilmu Ekonomi Study Pembangunan Unila dengan

IPK 3,39

T : Mba Yuli biasanya kalau sehari hari kerjanya apa?

6

Page 8: CR Bipolar

J : ibu rumah tangga ajah, paling masak, ama beres-beres. (benar)

T : mba yuli dari kapan disini ?

J : sejak tanggal 18 Mei 2015 (benar)

T : Mba Yuli tau atau tidak kenapa dibawa kesini ?

J : Iya tau, jadi waktu itu gue ribut sama kakak perempuan gue yang

nomor satu, dia ngambil duit gue diem-diem, tapi gue baru tau

kemaren itu, trus gue marah deh. Gue kabur dari rumah 2 hari

nggak pulang, trus akhirnya gue balik ke lampung. Nyampe

lampung sama bokap gue dibawa kesini (UGD RSJ) gara-gara gue

marah-marah terus di rumah.

T : yang membawa Yuli kesini siapa?

J : Sama sutrisno (ayah kandung).

T : dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana?

J : gak taulah lupa

T : dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu?

J : ga kayaknya

T : Mba Yuli tau kalau mba yuli sakit ?

J : Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo

penyakit gue gak bisa sembuh.

T : Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?

J : Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali,

Kadang sangat bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue

T : Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ?

J : Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai

sakit.

Waktu itu gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah

keluarga gue sendiri. Waktu kecil ayah angkat gue suka namparin

dan mukulin gue, ya dari situ gue sakit

T : Memang Yuli ada berapa ayah ?

J : Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue

dari kecil tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua

kandung gue.

7

Page 9: CR Bipolar

T : Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur

13 tahun itu sering sakit ?

J : Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 sakit, 14 sembuh, 15 sakit,

16 sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004

sembuh kambuh lagi biasanya gue paling sering kambuh setelah

putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.

T : Noe letto ? artis ?

J : Iya, tau kan ? Yang nyanyi lagu (menyanyi lagu letto) itu kan

liriknya gue yang ngarang makanya di albumnya itu ada tulisan

kepada jiwa yang sakit, itu gue.

T : selama sekolah ada ga masalah?

J : Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru

bahasa lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya

susu terus gue dipanggil ke depan kelas dan disuruh nulis kata

“susu” di papan tulis, trus gue diketawain sama temen-temen

sekelas. Dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya (stressor).

T : mba yuli sudah menikah?

J : belum.

T : mba Yuli sempet kerja?

J : ngga, kan gue gila (stresor)

T : kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga?

J : ya sama kakak perempuan gue itu, sama suaminya juga

T : kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga?

J : gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-

macem sama gue, kalo dia macem-macem ya gue marah

T : dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (family

history)

J : ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter)

T : mba Yuli selama disini apa yang dirasakan?

J : Senang punya teman teman disini. (mood baik)

T : mba kayanya ga suka ngerokok ya?

J : ga bisa saya (rokok -)

8

Page 10: CR Bipolar

T : kalo minum kayanya enggak pernah.

J : ga pernah, ga suka. (alkohol -)

T : kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah

yah.

J : ga pernah saya kaya gitu gitu.. (psikotropika -)

T : mba pernah denger bisikan-bisikan gak?

J : ga pernah.(halusinasi akustik -)

T : kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?

J : ga pernah juga (halusinasi visual -)

T : pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?

J : ga pernah (halusinasi olfaktorik -)

T : kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?

J : ga pernah (halusinasi taktil -)

T : pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga

mba?

J : ngga..

T : mba dewi ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?

J : iya gue lebih pinter dibanding kakak-kakak gue, orang gue

ranking terus dari SD. IPK gue aja 3,39, gue suka belajar bahasa

inggris yang baukunya tebel-tebel (Waham kebesaran)

T : lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba

yuli?

J : nggak ada.

T : terimakasih mba

J : ya terimakasih

C. STATUS PSIKIATRIKUS

1. Deskripsi Umum

i. Penampilan

9

Page 11: CR Bipolar

Seorang perempuan memakai seragam RSJ, baju biru muda motif

polos dan celana biru pendek, perawakan gemuk, kulit putih, rambut

sebahu tampak lembab tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.

ii. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor

Mondar-mandir, sebentar duduk sebentar ingin berdiri, bercerita

disertai gerakan anggota tubuh.

iii. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif, cenderung seduktif.

2. Mood dan afek

i. Mood : elevated mood

ii. Afek : luas

iii. Kesesuaian : sesuai

3. Bicara

Bicara spontan, cepat, flight of idea, artikulasi jelas, kuantitas cukup,

volume besar, kualitas lebih banyak cenderung ingin mendominasi.

4. Gangguan Perseptual : tidak ada

5. Pikiran

i. Proses atau bentuk pikiran :

ii. Isi pikiran : tidak ada gangguan

6. Sensorium dan kognisa

i. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran : cukup baik

ii. Orientasi

tempat : tidak ada

orang : tidak ada

waktu : tidak ada

10

Page 12: CR Bipolar

iii. Daya ingat

segera : kurang baik

jangka pendek : baik

jangka menengah : baik

jangka panjang : baik

iv. Konsentrasi : baik

v. Pikiran abstrak : cukup baik

vi. Sumber informasi dan intelegensia : luas

7. Kontrol impuls : cukup baik

8. Pertimbangan dan tilikan : derajat 5

9. Kejujuran : sulit dinilai

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien TN. TW, 40 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, cara

berpakaian rapi dan perawatan diri baik. Dibawa ke RS. Jiwa dengan

keluhan bersitegang dengan kakak perempuannya. Pasien mengaku

bertengkar dengan kakak perempuannya karena merasa uangnya diambil

oleh kakaknya. Sejak saat itu pasien merasa sangat sedih, susah tidur, dan

mudah marah tanpa sebab. Pasien merasa dirinya pintar dan bangga jika

diperhatikan oleh orang lain.

Pasien juga merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua angkatnya

terutama ayahnya, pasien sering dipukuli dan ditampar oleh ayah

angkatnya hingga usia 13 tahun.

Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum, perawatan diri baik,

bersikap kooperatif selama wawancara. Mood elasi (hipertim), Afek,

appropriate, serasi. Bicara spontan dan lancar, logorrhea, volume keras.

Proses pikir flight of ideas. Isi pikir terdapat gagasan yang berlebihan dan

waham kebesaran. Tidak ada halusinasi. Penilaian realita terganggu,

dengan tilikan derajat 5.

11

Page 13: CR Bipolar

V. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pikiran yang bermakna serta

menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam

pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pasien ini mengalami gangguan jiwa.

Aksis I

Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan

fisik dan neurologis, dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma

kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik.

Tidak pernah ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi

dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik dan

penggunaan zat psikoaktif.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien. Didapat:

pasien banyak bicara, sering marah, cenderung berlebihan, pekerjaannya

terganggu, mengalami masalah dengan orang-orang disekitarnya, pernah

mengalami periode depresi; mood elasi (hipertim) dan afek luas, serasi;

logorrhea; proses pikir flight of ideas; dan terdapat waham kebesaran.

Perilaku pasien dalam menjawab pertanyaan terkadang hiperaktif.

Sehingga berdasarkan PPDGJ-III, diagnosis F 31.2 Gangguan afektif

bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik dapat ditegakkan.

Didiagnosis banding dengan Skizoafektif tipe manik (PPDGJ-III diagnosis

F25.0), karena onset timbulnya skizofrenia yang bersamaan dengan

gangguan afektif belum dapat diketahui dengan jelas.

Aksis II

Pada pasien didapatkan memiliki suatu rasa kepercayaan diri yang besar

(misalnya, merasa paling pintar dibandingkan sadara kandungnya). Pasien

12

Page 14: CR Bipolar

mengaku bahwa ia adalah "spesial" memiliki IQ 141. Pernyataan tersebut

merupakan ciri kepribadian narsisistik.

Aksis III

Tidak ada

Aksis IV

Memiliki masalah dengan kakak perempuannya karena merasa uang

miliknya diambil oleh kakaknya.

Aksis V

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam

kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of

Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa

gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum

masih baik). GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala

sedang, disabilitas sedang).

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis : F 31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan

gejala psikotik

DD/ F 25.0 Skizoafektif tipe manik

Aksis II : Kesan ciri kepribadian narsisistik

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Bertengkar dengan kakak perempuannya

Aksis V : GAF 70 – 61 (saat ini)

GAF 60 – 51 (HLPY)

13

Page 15: CR Bipolar

VII. TERAPI

PSIKOFARMAKA

Carbamazepin 2 x 200 mg

Asam valproat 3 x 250 mg

Risperidone 2 x 3 mg

PSIKOTERAPI

Terhadap pasien

Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya

sehingga pasien dapat mengenali keadaannya

Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur dengan mengajarkan

manfaat dari obat-obatan yang diberikan

Bila pasien berobat jalan, dianjurkan agar selalu rutin kontrol ke poliklinik

Terhadap keluarga

Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan

pentingnya rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien

VIII. PROGNOSA

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

IX DISKUSI

Pada pasien ditegakkan diagnosis gangguan afektif bipolar, epidose kini

manik dengan gejala psikotik, dengan diagnosis banding skizoafektif tipe

manik. Hal ini disesuaikan dengan PPDGJ III, di mana episode sekarang

memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik:

14

Page 16: CR Bipolar

Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang – kurangnya dua

episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada

waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi

dan aktivitas (mania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai

pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa

biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan cukup

berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan

aktivitas sosial yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai dengan

energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan

dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide – ide perihal

kebesaran/ “grandiose ideas” dan terlalu optimistik. Harga diri yang

membumbung dan gagasan kebesaran. Pada pasien ini dapat diberikan

terapi :

Karbamazepin

Pada pasien ini dapat diberikan karbamazepin yang dapat digunakan untuk

bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan)

dan sebagai mood modulator. Saat ini karbamazepin merupakan

antiepilepsi utama di Amerika Serikat. Karbamazepin juga dapat

digunakan sebagai antimania dan terapi profilaksis. Indikasi penggunaan

terapeutik penggunaan karbamazepin adalah :

- Epilepsi

- Gangguan bipolar (mania, depresi)

- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif

- Gangguan depresif

- Gangguan pengendalian impuls

Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam

3 atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir

minggu pertama pengobatan. Seperempat dari jumlah pasien yang diobati

15

Page 17: CR Bipolar

mengalami efek samping gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat

berupa stupor atau koma, kejang dan depresi nafas.

Valproat

Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan

cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali

diperkenalkan sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di

samping itu valproat dan karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi

gangguan bipolar.

Indikasi pemberian asam valproat adalah :

- Epilepsi

- Gangguan bipolar

- Gangguan skizoafektif

Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250

per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan.

Dosis dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3

sampai 6 hari. Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna,

sistem saraf, hati, ruam kulit dan allopesia.

Risperidon

Risperidon sebagai antipsikotik atipikal pada pasien ini dengan

pertimbangan efektivitasnya dalam mengatasi gejala positif maupun gejala

negatif yang sama baik serta efek samping yang lebih kecil disbanding

antipsikotik tipikal. Penggunaan antipsikotik atipikal kini merupakan lini

pertama untuk mengaasi gejala psikotik. Obat ini tidak memiliki efek

samping ekstrapiramidal, kecil kemungkinan dalam peningkatan berat

badan dan lebih kecil dalam menyebabkan terjadinya sindrom metabolik.

Dosis terapi risperidon adalah 2-8 mg yang setara dengan dosis haloperidol

5-20 mg, dengan dosis efektif 6 mg/hari.

16