LANDASAN TEORI BBL

27
LANDASAN TEORI BAYI BARU LAHIR A. Definisi Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi : Bayi normal / sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram dengan lama kehamilan 37 minggu – 42 minggu yang memerlukan prawatan biasa Bayi gawat ( high risk baby ) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Sedangkanj kelahiran abnormal yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yng dilengkapi dengan unit kesehatan bayi hendaknya ditngani oleh dokter anak B. Tujuan Umum dalam Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir 1. Mempertahankan pernafasan

Transcript of LANDASAN TEORI BBL

Page 1: LANDASAN TEORI BBL

LANDASAN TEORI

BAYI BARU LAHIR

A. Definisi

Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :

Bayi normal / sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai 4000

gram dengan lama kehamilan 37 minggu – 42 minggu yang memerlukan prawatan biasa

Bayi gawat ( high risk baby ) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya

asfiksia dan perdarahan

Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab

penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Sedangkanj kelahiran abnormal yang memerlukan

pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yng dilengkapi dengan unit kesehatan bayi

hendaknya ditngani oleh dokter anak

B. Tujuan Umum dalam Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. Mempertahankan pernafasan

Dengan meletakan kepala lebih rendah dari badan segera lakukan penghisapan lendir.

Pada bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit akan segera bernafas.

2. Mencegah infeksi

Dengan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan perlengkapan yang digunakan

untuk merawat bayi haruslah bersih

3. Mempertahankan suhu

Page 2: LANDASAN TEORI BBL

Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila suhu

lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan

meningkat

4. Mengenal tanda – tanda sakit

Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat. Oleh karena itu perlu dipehatikan.

seperti pada warna kulit yang kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan

atau penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang,

muntah, kejang – kejang terjadi dalam waktu 12 jam pertama, BAK / BAB atau tidak

pada 12 jam pertama dan penurunan berat badan yang banyak

C. Alat – alat untuk Perawatan Bayi

Penghisap lendir

Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi

Alat resusitasi untuk pernafasan

Obat – obatan

Alat penolong, pengikat dan antiseptik tali pusat

Tanda pengenal bayi atau identifikasi yang sama dengan ibu

Tempat tdur bayi dan inkubator bayi

Stop watch dan termometer

D. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

1. Sistem pernafasan

Page 3: LANDASAN TEORI BBL

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini

timbul akibat aktivitas nomal dari susunan saraf pusatseperti sentuhan, perubahan sushu

dari dalam uterus keluar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat – alat

pernafasan lainnya

2. Eliminasi

BAB yang pertama keluar berwarna kehitam – hitam dan lengket yang disebut

mekonium. hal ini sudah terjadi berumur 16 minggu dalam kandungan. Mekonium

mulaimkeluar dalam 24 jam pertama setelah lahir dan berlangsung sampai hari ke- 2

atau hari ke-3

3. Kulit

Biasanya diliputi verniks caseosa terutama didaerah lipatan tubuh. Makin muda usia

kelahiran bayi semakin lembek dan tampak lebih transparan

4. Tali pusat

Tali pusat diperiksa dan silihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat harus kering dan

bila ada perdarahan maka penjepit tali pusat harus dikeringkan

5. Berat badan

Pada hari ke-2 dan hari ke -3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini

disebabkan karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi tidak seimbang

6. Suhu

Page 4: LANDASAN TEORI BBL

Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat pengaruh dari

luar. Pusat pengaturan panas dalam otak harus berkembang pada bulan terakhir masa

fetus

Bayi menunjukkan beberapa refleks sejak lahir yaitu :

Morrow refleks

Bila bayi dikaetka atau digerakan akan terjadi refleks moro abduksi dan ekstensi lengan

dan tangan akan terbuka dan kemudian diakhiri diabduksi lengan

Walking reflaeks

Bila telapak kaki ditekan pada tempat yang datar maka bayi akan bergerak seperti

berjalan

Rooting refleks

Rangsangan pada ujung mulut mengakibatkan kepala menoleh kearah rangsangan

E. Pertolongan pada Waktu Bayi Baru Lahir

Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan

mulut, hidung dan mata dengan kapas dan kasa steril

Jam lahir dicatat

Lendir dilap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari

kaki dalam posisi sedikt ekstensi supaya lendir mudah keluar

Tali pusat dipotong dan diikat dengan baik, bekas luka diberi antiseptik kemudian

dijepit dengan penjepit klem atau diikar dengan tai pusat

Page 5: LANDASAN TEORI BBL

Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis keras, bernafas serta menggerakan

tangan dan kakinya, warna kulit kemerahan

Bayi dibersihkan dari darah, air ketuban, mekonium dam verniks kaseosa dengan air

hangat – hangat kuku. bisa juga dibersihkan dengan minyak kelapa atau minyak zaitun

Nilai keadaan bayi dengan apgar score

Bayi ditimbang berat badan dan diukur panjang badannya, dicatat dalam satus bayi

Perawatan mata bayi :

- Mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorhoe

- Metode crede : dengan tetesan nitras 1 – 2 % sebanyak 2 tetes pada masing-

masing mata

- Penisilin salep atau gramicin salep mata

Diperiksa juga anus, genitalia eksterna, dan jenis kelamin

F. Penilaian Bayi

Menilai bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup

bayi, yaitu :

- Menilai usaha nafas

Apabila bayi nafas spontan dan memadai lanjutkan dengan memiliki

frekuensi denyut jantung

Apabila bayi mengalmi apnu atau sukar bernafas dilakukan rangsangan

taktil dengan menepuk – nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau

menggosok – gosok punggung bayi sambil diberi oxigen

Page 6: LANDASAN TEORI BBL

Apabila beberapa detik terjadi atas rangsangan taktil dimulailah pemberian

VTP ( ventilasi tekanan positif )

- Menilai frekuensi denyut jantung

Segera setelah lahir menilai usaha nafas dan melakukan tindakan yang

diperlukan tanpa memeperhatikan pernafasan spontan atai tidak segera

dilakukan penilaian frekuensi DJJ

Apabila frekuensi DJJ > 100 x/ menit, dan bayi bernafas spontan,

dilanjutkan dengan menilai warna kulit

Apabila frekuensi jantung < 100 x / menit, walaupun bayi bernafas spontan

menjadi indikasi untuk dilakukan VTP

- Menilai warna kulit

Penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas spontan dan denyut

jantung bayi > 100 x / menit

Apabila terdapat sianosis sentral, oksigen tetap diberikan

Apabila terdapat sianosis perifer,oksigen

Penilaian dengan metode apgar score

Score 0 1 2 keterangan

A

Appearance color

pucat badan merah,

ekstremeitas biru

seluruh tubuh

kemerah –

merahan

P

Pulse (heart

rate)/frekuensi

tidak ada dibawah 100 diatas 100

Page 7: LANDASAN TEORI BBL

jantung

G

Grimace (reaksi

terhadap

rangsangan)

tidak ada sedikit gerakan

mimik

menangis,

batuk, bersin

A

Acvtivity tonus

otot

lumpuh ekstremeitas

dalam fleksi

sedikit lemah

gerakan aktif

R

respiration

tidak ada tidak teratur menangis aktif

Catatan :

Nilai 7 – 10 : Bayi normal

Nilai 4 - 6 : Bayi asfiksia ringan – sedang

Nilai 0 – 3 : Asfiksia berat

G. Pemerksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir

No Data Pemeriksaan Keteranagn Hasil Pemeriksaan

1. Observasi sifat-gerak/ warna

kulitnya- Simetris artinya terdapat pertumbuhan normal

ke segala arah

- Gerak simetris artiny atidak dijumpai kelainan

aktivitas ekstremitas

- Warna kulit pink artinya sirkulasi darah

kesegala lapisan kulit normal

- Kadang-kadang ekstremitasnya biru artinya

terdapat sedikit gangguan sirkulasi untuk

mencapai ujung ekstremitas, tetapi masih

dianggap normal

Page 8: LANDASAN TEORI BBL

2. Pemeriksaan leher bayi

Pemeriksaan bola mata

- Untuk menetapkan ada kemungkinan tumor

thyroid atau tumor pada bagian stornomastoid

3. Pemeriksaan bola mata - Apakah dapat mengikuti arah pemeriksa, gerak

bola mata sangat penting artinya untuk

menentukan kelaianan pertumbuhan otot mata

atau tentang nervus sentralis

4. Pemeriksaan lingkaran kepala - Menentukan lingkaran oksipito

- Frontalitas normal dengan lingkaran 32 cm

- Meraba tulang kepala anak apakah dijumpai

depresi dalam persalinan

- Meraba tulang kepala anak apakah ditemui

moulase yang menunjukkan kompresi otak

janin, selanjutnya konsultasi bagian syaraf

5. Pemeriksaan mulut - Untuk mengetahui apakah terdapat palatoskisis

- Apakah ada kelainan yang mungkin dijumpai

6. Pemeriksaan dada - Apakah terdapat pernafasan dada

- Jumlahnya harus kurang dari 60 denyut/menit

7. Pemeriksaan auskultasi - Untuk menentukan apakah terdapat kelainan

jantung

- Apakah terdapat murmur sehingga perlu

dilakukan pemeriksaan lanjut

8. Palpasi abdomen - Untuk mencari apakah terdapat tumor abdomen

- Mungkinkah menentukan asal tumor

- Seberapa pembesarannya

9. Pemeriksaan genitalia eksterna - Bagaimana keadaan labum mayus dan labium

minus

- Apakah testesnya sudah turun

- Raba arteria fomoralis, untuk menentukan

apakah terdapat kelainan pembuluh darah

menuju ekstremitas bagian bawah

Page 9: LANDASAN TEORI BBL

10. Pemeriksaan Refleks Morro - Refleks morro adalah, jika bayi mengadakan

reaksi ekstensi/abduksi lengan dan jaringan

membuka matanya, dan dikuti dengan fleksi

dan adduksi lengannya

- Reaksi traksi bayi

- Jika tangannya dipegang maka bayi akan

menarik lengannnya

- Posisi kepalanya dalam satu bidang dengan

lengannya

11. Pemeriksaan miring bayi - Untuk menentukan kekeuatan otot, periksa

tulang belakangnya apakah ditemui skoliosis

atau tidak

- Memeriksa anus bayi

12. Penmeriksaan persendian

tulang paha- Bayi menengadah dan dilakuakn

pemeriksaan terhadap persendian tulang

pahanya

- Apakah terdapat suara dalam pergerakannya

- jka terdapat suara, lakukan pemeriksaan

USG untuk menentukan lebih lanjut

H. Perawatan Sehari – hari Bayi Baru Lahir

Mata

Bayi harus diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeks. Mata dapat dibersihkan dengan

air steril atau aqua destilata. mata bayi yang ditutup oleh akrena ia mendapat terapi sinar

harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini peli diperhatikan untuk menghindari

infeksi mata

Page 10: LANDASAN TEORI BBL

Mulut

Diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan infeksi dengan candida ( oral Truhs ).

Candidiasis merupakan suatu penyakit endemic ditempat perawatn bayi ( infeksi dapat

berasal dari ibu, bidan , perawat, boto dan dot )

Kulit

Terutama lipatan – lipatan ( paha belakang leher, belakang telinga, ketiak ) harus selalu

bersih dan kering. Bagian – bagian tersebut bersih dari verniks kaseosa. oleh karena

verniks kaseosa ini merupakan media yng apling baik untuk kuman stafilokokus

Tali pusat

Pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6 – 7 hari. Bila tali pusat belum

puput maka setiap sudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya

dalah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan daerah

sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik ( betadine ataupun

alkohol 70 % )

Kain popok

Harus segera diganti setiap akli basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi

dibersihkan dengan air steril atau ersih dan kemudian dikeringkan. Bila bokong basah

kemungkinan leveta dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hak demikian sebaiknyaiar

pembersih bokong ditambah dengan zat antiseptik yang dapt membunuh kuman.

kemudian diobati dengan salep yang mengandung obat antibiotik an anti jamur.

Minuman bayi

Page 11: LANDASAN TEORI BBL

Kebutuhan cairan apda setiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal

berbeda – beda. Oleh karena itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan

menelannya baik hendaknya kebutuhan yaitu 20 – 30 cc setiap 3 jam sekali. Pada

umumnya cairan yang diberikan pad hari petama 60 ml/ kg BB dan stiap hari ditambah,

sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari. dalam hari – hari pertama berat

badan trurun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum

mencukupi. turunnya berat badab tidak lebih dari 100 ml/kg BB, berat badan akan naik

pada hari ke empat sampai ahri kesepuluh dan seterusnya

I. Tanda – Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada Bayi Baru Lahir

Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x / menit

Kehangatan terlalu panas ( > 38 º C atau terlalu dingin < 36º C

Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar

Pemberian makan – hisap lemah, mengantuk erlebihan, banyak muntah

Tali pusat merah bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, dan berdarah

Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, pernafasan sulit

Tinja / tidak berkemih dalam waktu 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir

atau darah pada tinjau

Aktifitas menggigil atau menangis tak biasa, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus – menerus

J. Perawatan Bayi 2 Minggu Pertama

Page 12: LANDASAN TEORI BBL

Perawatan bayi pada 2 minggu pertama harus selalu dijaga dengan sebaik – baiknya. Hal-hal

yang harus diperhatikan pada bayi usia 2 minggu, yaitu :

Kebersihan diri dengan cara memandikan bayi dan merawat tali pusat

- BAK dan BAB harus dijaga dan selalu dibersihkan

- Pakain dan popok bayi ganti jika basa

Menyusui bayi

Pada 12 jam pertama bayi puasa kemudian baru disusui

Makanan tambahan

Diberikan PASI jika ASI yang diberikan kurang

Pengertian asfiksia

Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan BBL yang gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir (Hutehinson, 1967).

Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan

faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi BBL terhadap kehidupan ekstra uterin

(Grabiel Duc, 1971).

Asfiksia Neonatorum berarti keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2

dan makin

meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah

melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang sebagian besar terjadi pada waktu persalinan

(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, 319).

Page 13: LANDASAN TEORI BBL

PENYEBAB

Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan,

persalinan atau segera setelah lahir.

Toweil (1966), penyebab kegagalan pernafasan pada bayi :

A. Faktor Ibu

1. Hipoksia ibu, baik karena gangguan fisik maupun psikologi

2. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

3. Gravida empat atau lebih

4. Sosial ekonomi rendah

5. Penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin, misalnya : hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi

uterus, anemia, dan lain-lain.

B. Faktor Flasenta

1. Plasenta tipis

2. Plasenta kecil

3. Plasenta tak menempel

4. Solutio plasenta

5. Pendarahan plasenta

6. Dan lain-lain

C. Faktor Janin / Neonatus

1. Prematur

2. IUGR

3. Gemelli

4. Tali pusat menumbung

5. Kelainan kongenital

6. Dan lain-lain

D. Faktor Persalinan

1. Partus lama

2. Partus tindakan

(Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarg; 76)

Page 14: LANDASAN TEORI BBL

KLASIFIKASI ASFIKSIA

Tanda (Score) 0 1 2

A. Appearense (color)

(warna kulit)

P. Pulse (Heart rate)

(denyut nadi)

G. Grimase (reflex irritability in

respon to stimulatio of sole of

foot)

A. Activity (muscletone)

(tonus otot)

Q. Respiratio (respriratory effect

(Pernafasan)

Blue Pale

Absent

No Response

Limp

Absent

Body pink extremities blue

Below 100

Grimace

Some flexion of extremities

Slow, irregular

Completely

Over 100

Cry

Active motion

Strong cry

a. Asfiksia berat (Nilai APGAR 0-3)

Memerlukan resusitasi segera setelah aktif dan pemberian oksigen terkendali, karena selalu disertai asidosis, maka perlu

diberikan natrikus bikarbonaa 7,5 % dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan; dan cairan glukosa 40 % 1-2 ml per kg berat badan,

diberikan via vena umbilikus.

b. Asfiksia ringan sedang (Nilai APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal

c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai APGAR 7-9)

d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10.

Bayi mengalami asfiksia berat

DIAGNOSIS

In Utero :

- DJJ irreguler dan frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100 kali per menit

Page 15: LANDASAN TEORI BBL

- Terdapat mekoneum dalam air ketuban ( letak kepala )

- Analisa air ketuban ( amnioskopi )

- Kardiotukografi

- Ultrasonografi

Setelah bayi lahir :

- Pernafasan cuping hidung

- Pernafasan lambat ( < 30 x / menit ) dan tidak teratur

- Nadi cepat

- Cyanosis

- Nilai APGAR kurang dari 6

- Tangisan lemah bahkan tidak menangis

- Warna kulit pucat atau biru

- Tonus otot lemah atau terkulai

- Denyut jantung perlahan ( < 100 x / menit ) bahkan tidak ada

- Reflek tidak ada atau hanya sedikit

( Sinopsis Obstetri ; 428 – 429 )

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan asfiksia terdiri dari :

1. Langkah awal

2. Langkah resusitasi

Langkah Awal

Mencegah kehilangan panas, termasuk kehilangan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan

Memposisikan bayi dengan baik (kepala setengah tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain)

Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia

Keterangan

Cara membersihkan jalan nafas bayi

o Membersihkan jalan nafas dengan ketentuan sebagai berikut :

Bila air ketuban jernih (tidak bercampur mekoneum), hisap lendir pada mulut baru pada hidung

Page 16: LANDASAN TEORI BBL

Bila air ketuban bercampur mekoneum, mulai penghisapan lendir setelah kepala lahir, (berhenti sebentar untuk menghisap lendir di

mulut dan di hidung). Bila bayi menangis, nafas teratur, lakukan asuhan bayi baru lahir normal. Bila bayi mengalami depresi, tidak

menangis, lakukan upaya maksimal untuk membersihkan jalan nafas dengan jalan membuka mulut lebih lebar dan menghisap lendir di

mulut lebih dalam dan hati-hati

o Menilai bayi dengan melihat usaha nafas, denyut jantung, dan warna kulitnya

Bila bayi menangis, atau sudah bernafas denagn teratur, warna kulit kemerahan, lakukan asuhan bayi baru lahir normal

Bila bayi tidak menangis atau megap-megap, warna kulit biru atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali permenit, lanjutkan

langkah resusitasi dengan melanjutkan ventilasi tekanan positif

(Selanjutnya Lihat Langkah Resusitasi)

Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah itu gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk melingkupi

tubuh bayi sambil melakuakn rangsangan taktil

Letakkan kembali pada posisi yang benar, kemudian nilai : usaha bernafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit

Keterangan :

Cara Memposisikan bayi dan Membersihkan jalan nafas bayi

Memposisikan bayi dan membersihkan jalan nafas bayi

Posisikan bayi untuk berbaring pada punggung atau miring dengan kepala/leher sedikit diekstensikan agar jalan nafasnya terbuka dan

memudahkan aliran udara. Hindari hiperekstensi kepala, atau menekuk kepala ke arah dada karena kedua perasat (manuver) ini dapat

menghalangi jalan nafas bayi. (Jika belum dilakukan, klem dan potong tali pusat untuk memudahkan pengaturan posisi seperti yang

diinginkan)

Gunakan penghisap lendir De Lee yang telah diproses hingga tahap disinfeksi tinggi/steril atau bola karet penghisap yang baru dan

bersih untuk menghisap lendir di mulut, kemudian hidung bayi secara halus dan lembut. Hisap mulut terlebih dahulu untuk memastikan

tidak ada sesuatu yang teraspirasi oleh bayi saat hidungnya dihisap. Jangan menghisap terlalu kuat atau terlalu dalam karena hal ini

dapat menyebabkan jantung bayi melambat atau bayi berhenti bernafas. Penghisap lendir secara hati-hati akan membersihkan cairan

dan lendir dari jalan nafas dan dapat merangsang bayi untuk mulai bernafas.

Rangsangan Taktil

Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai (setelah tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap) berikan rangsangan taktil

secara singkat. Pada saat melakukan rangsangan taktil, pastikan bahwa bayi diletakkan dalam posisi yang benar dan jalan nafasnya telah

bersih. Rangsanagn taktil harus dilakukan secara lembut dan hati-hati sebagai berikut :

Dengan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas) satu atau dua kali

Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau dua kali)

Page 17: LANDASAN TEORI BBL

Berbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan, sebagian besar dapat membahayakan bayi sehingga tidak lagi dilakukan pada

bayi baru lahir

Proses menghisap lendir, pengeringan, dan merangsang bayi tidak berlangsung lebih dari 30 sampai 60 detik dari sejak lahir hingga proses

tersebut selesai. Jika bayi terus mengalami kesulitan bernafas, segera mulai tindakan ventilasi aktif terhadap bayi. Meneruskan rangsanagn

pada bayi yang tidak memberi responns untuk bernafas hanya akan membuang waktu berharga untuk melakuakn tindak lanjut di fasilitas

kesehatan rujukan, membahayakan kesehatan dan kenyamanan bayi.

Rangsangan yang kasar, keras, atau terus-menerus, tidk akan banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi.

Bentuk Rangsangan Taktil yang Tidak Boleh Dilakukan Bahaya/Resiko

Menepuk bokong Trauma dan luka

Meremas rongga dada Fraktur

Pneumotoraks

Gawat nafas

Kematian

Menekan kedua paha bayi ke perutnya Ruptura hati atau limpa

Perdarahan di dalam

Mendilatasi sfingter ani Sfingter ani robek

Menempelkan kompres panas atau dingin atau menempatkan bayi di

air panas atau dingin

Hipotermi

Hipertermi

Luka bakar

Mengguncang bayi Kerusakan otak

Meniupkan oksigen atau udara dingin ke tubuh bayi Hipotermi

Langkah resusitasi

1. Bila tidak menangis atau megap-megap, warna kulit bayi pucat, denyut jantung 100 kali per menit, lakuakn langkah resusitasi dengan

melakukan ventilasi tekanan positif

2. Sebelumnya periksa dan pastikan bahwa alat resusitasi (balon resusitasi dan sungkup muka) telah tersedia dan berfungsi baik (lakukan

tes untuk balon dan sungkup muka)

Page 18: LANDASAN TEORI BBL

3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang atau memeriksa bayi

4. Selimuti bayi dengan kain yang kering dan hangat kecuali muka dan dada bagian atas, kemudian letakkan pada alas dan lingkungan

yang hangat

5. Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi setenagh tengadah (sedikit ekstensi)

6. Letakkan sungkup melindungi dagu, hidung, dan mulut sehingga terbentuk semacam pertautan antara sungkup dan wajah

7. Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau denagn seluruh jari tangan (tergantung pada ukuran balon resusitasi)

8. Lakukan pengujian pertautan denagn melakukan ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada

9. Bila pertautan baik (tidak bocor) dan dinding dada mengembang, maka lakukan ventilasi dengan mengginakan oksigen (bila tidak

tersedia oksigen gunakan udara ruangan)

10. Pertahankan kecepatan ventilasi sekitar 40-60 detik dengan tekanan yang tepat sambil melihat gerakan dada (naik turun) selama

ventilasi

11. Periksa dinding dada naik turun dengan baik berarti ventilasi berjalan secara adekuat

12. Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan benarkan posisi bayi, atau terjadi kebocoran lekatan atau tekanan ventilasi kurang

13. Lakukan ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik, kemudian lakukan penilaian tentang upaya bernafas spontan dan warna kulit :

Bila frekuensi nafas normal (30-60 kali permenit), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi, lakukan asuhan normal bayi

baru lahir (menjaga bayi tetap hangat, mulai pemberian ASI dini dan pencegahan infeksi serta imunisasi)

Bila bayi belum bernafas spontan ulangi lagi ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik, kemudian lakukan penilaian ulang

Bila frekuensi nafas menjadi normal (30-60 kali permenit), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi, lakukan asuhan normal

bayi baru lahir

Bila bayi bernafas, tetapi terlihat retraksi dinding dada, lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tersedia)

Bila bayi masih tidak bernafas, megap-megap teruskan bantuan pernafasan dengan ventilasi

Lakukan penilaian setiap 30 detik, dengan menilai usaha nafas, denyut jantung, dan warna kulit

Jika bayi tidak bernafas secara teratur setelah ventilasi selama 2-3 menit, rujuk ke fasilitas pelayanan perawatan bayi resiko tinggi

Melakukan kompresi dada (di tempat rujukan atau rumah sakit)

Posisi pelaksana dan lokasi kompresi dada

- Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan kedua tangannya dalam posisi yang benar

- Kompresi dada dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada dengan cara menyelusuri lengkung tulang iga dengan jari

sampai menemukan xyfoid. Hati-hati jangan sampai menekan Px

Tekhnik menggunakan kedua ibu jari

- Kedua tangan melingkari dada bayi bagian lateral, tempatkan kedua ibu jari di tulang dada dilokasi kompresi, sedangkan

jari-jari lain diletakkan di punggung bayi

- Kedua ibu jari diletakkan berdampingan (untuk bayi kecil ibu jari yang satu diletakkan di atas ibu jari yang lain).

Page 19: LANDASAN TEORI BBL

Rasio kompresi dada dan VTP dalam 1 menit ialah 90 kompresi dada dan 30 ventilasi (rasio 3:1) . Tindakan dapat dilakukan

dalam 30 detik dengan rasio yang sama.

- Ibu jari dan ujung-ujung jari harus tetap kontak dengan tempat kompresi dada sepanjang waktu, baik pada saat penekanan

maupun pada saat melepaskan penekanan.

Setelah 30 detik dilakukan tindakan, melakukan evaluasi. Bila DJ > 60 x/menit hentikan kompresi dada, periksa usaha nafas dan

warna kulit

- Bila bayi bernafas spontan dan teratur atau bayi menangis berarti resusitasi berhasil, bayi didekatkan dengan ibu/payudara

ibu, kemudian dirawat di ruang perawatan khusus untuk pemantauan

- Bila bayi belum bernafas spontan, atau warna kulit masih kebiruan atau pucat lakukan VTP saja tanpa kompresi dada nilai

bayi dalam 30 detik.

Bila saat penilaian bayi frekuensi jantung <60x/menit, memberikan pengobatan dengan epinefrin, melalui pipa ET (lebih

diutamakan) atau jalur intravena/via umbilicus. Kemudian segera lakukan kompresi dada dan VTP dengan koordinasi yang baik

selama 30 detik dan nilai ulang keadaan bayi