Trauma Bbl New

39
DR. DEWI ROSMANA T TRAUMA PADA BAYI BARU LAHIR

Transcript of Trauma Bbl New

Page 1: Trauma Bbl New

DR. DEWI ROSMANA T

TRAUMA PADA BAYI BARU

LAHIR

Page 2: Trauma Bbl New

DEFINISI

Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran.

Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran.

Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh.

Page 3: Trauma Bbl New

Faktor Resiko

Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :(8,11,13)

1. makrosomia

2. prematuritas

3. disproporsi sefalopelvik

4. distosia

5. persalinan lama

6. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)

7. persalinan dengan sectio caesaria

8. kelahiran sungsang

9. presentasi bokong

10. presentasi muka

11. kelainan bayi letak lintang

Page 4: Trauma Bbl New

BEBERAPA KELAINAN PADA BAYI BARU LAHIR AKIBAT TRAUMA LAHIR

ADALAH SEBAGAI BERIKUT

1. Perlukaan pada jaringan lunak2. Perdarahan intracranial3. Patah tulang4. Perlukaan pada syaraf5. Perdarahan intra abdomen

Page 5: Trauma Bbl New

PERLUKAAN JARINGAN LUNAK

a. Perlukaan kulit

Kelainan ini mungkin timbul pada persalinan yang mempergunakan alat-alat seperti cunam atau vakum. Infeksi sekunder merupakan bahaya yang dapat timbul pada kejadian ini. Karena itu, kebersihan dan pengeringan kulit yang terluka perlu diperhatikan. Bila perlu dapat juga digunakan obat-obat antiseptik lokal. Biasanya diperlukan waktu 6-8 minggu untuk penyembuhan.

Page 6: Trauma Bbl New

eritema, ptekiae, ekimosis

Eritemia sering terlihat pada bayi yang mengalami disproporsi sefola-pelvik. Trauma ini terlihat di daerah presentasi kelahiran. Di daerah tersebut kulit berwarna merah. Trauma jenis ini dapat ditemukan pula pada kelahiran dengan cunam, terlihat kulit berwarna merah di daerah yang mengalami jepitan daun cunam.

Petekie terlihat sebagai bercak merah kecil-kecil dipermukaan kulit. Kejadian ini disebabkan adanya gangguan aliran darah perifer akibat suatu bendungan. Pada kejadian ini, disamping petekie sering terlihat pula seluruh muka bayi menjadi biru yang memberi kesan seolah-olah bayi mengalami sianosis yang disebut sebagai “Sianosis traumatik”.

Ekimosis merupakan trauma lahir berbentuk perdarahan yang lebih luas dibawah permukaan kulit. Kejadian ini dapat ditemukan di daerah labia mayora, pantat atau skrotum pada lahir sungsang letak kaki atau pada lahir bayi dengan kaki atau tangan menumbang, maka jenis trauma lahir hematoma ini sering dijumpai didaerah ekstremitas.Pada hematoma dan ekimosis yang cukup luas perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, khususnya pada bayi kurang bulan atau pada bayi akibat absorpsi sel darah merah di daerah trauma lahir tersebut.

Page 7: Trauma Bbl New

nekrosis lemak subkutan

Trauma lahir ini akan lebih banyak ditemukan pada bayi besar yang mengalami kesukaran pada waktu kelahirannya serta banyak mengalami manipulasi. Trauma ini dapat terlihat pula pada daerah yang mengalami tekanan keras dijaringan kulit dan subkutis, misalnya oleh daun cunam.Adanya iskemia lokal yang disertai hipoksia atau keadaan hipotensi akan mempermudah kemungkinan terjadinya jenis trauma lahir tersebut.Gejala klinis ditandai dengan adanya benjolan yang mengeras dijaringan kulit dan subkutis, berbatas tegas dengan permukaan kulit yang berwarna kemerahan. Benjolan pada minggu pertama, tetapi dapat pula sampai minggu ke enam. Lokasi benjolan sering ditemukan ditempat beralaskan keras seperti didaerah pipi, punggung leher, pantat, atau ekstremitas atas dan bawah.Trauma lahir ini tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya akan hilang sendiri dalam enam sampai delapan minggu.

Page 8: Trauma Bbl New

Trauma m. sternokleidomastoideus Adalah suatu hematoma (tumor yang dijumpai pada otot sternokleidomastoideus).

Trauma ini sering disebut pula sebagai “tortikolis” otot leher.Diduga trauma terjadi akibat robeknya sarung otot sternokleido-mastoideus. Perobekan ini menimbulkan hematoma, yang bila dibiarkan akan diikuti pembentukan jaringan fibrin dan akhirnya akan menjadi jaringan sisa. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa dasar kelainan ini telah dijumpai sejak kehidupan intrauterin sebagai gangguan pertumbuhan otot tersebut atau pengaruh posisi fetus intrauterin.

Secara klinis, umumnya benjolan baru terlihat 10 – 14 hari setelah kelahiran bayi. Benjolan terletak kira-kira dipertengahan otot sternokleido-mastoideus. Pada perabaan teraba benjolan berkonsistensi keras dengan garis tengah 1 – 2 cm, berbatas tegas, sukar digerakkan dan tidak menunjukkan adanya radang. Benjolan akan membesar dalam waktu 2 – 4 minggu kemudian. Akibatnya posisi kepala bayi akan terlihat miring ke arah bagian yang sakit, sedangkan dagu menengadah dan berputar ke arah yang berlawanan dari bagian yang sakit.Pengobatannya dilakukan sedini mungkin dengan latihan fisioterapi. Tujuan latihan ini adalah untuk meregangkan kembali otot yang sakit agar tidak terlanjur memendek. Dengan pengobatan konservatif yang dilakukan dini dan teratur, benjolan akan hilang dalam 2 – 3 bulan.

Page 9: Trauma Bbl New

Caput Succedaneum

Pengertian : Pembengkakan pada suatu tempat dan kepala / adanya timbunan getah bening bawah lapisan apenorose di luar periostium.

Etiologi Karena adanya tekanan pada kepala oleh janin lahir baik pada : Partus lama, Persalinan dengan vacum ekstraksi Kaput suksedanum terjadi bila : Ketuban sudah pecah, His cukup kuat, makin kuat his, makin besar caput

suksedaneum, Anak hidup, tidak terjadi pada anak yang mati, Selalu terjadi pada bagian yang terendah dari kepala.

Tanda / gejala : Adanya odem di kepala berwarna kemerahan, Pada perabaan terasa lembut dan

lunak, Odema melampaui sela-sela tengkorak. Batas tidak jelas, Menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.

Patofisiologi : Persalinan dengan vacum forcep, Partus lama , Tekanan daerah kepala sub periostal,

Kerusakan jaringan sub periostal, Kerusakan integritas jaringan

Tindakan : Kelainan ini tidak memerlukan paengobatan khusus, biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah lahir.

Page 10: Trauma Bbl New
Page 11: Trauma Bbl New

Cephal hematoma

Pengertian : Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan oleh perdarahan subperiostium.

Etiologi Tekanan jalan lahir terlalu lama pada kepala waktu persalinan, Moullage terlalu keras, selaput

tengkorak robek Partus dengan tindakan : Forcep, Vacum ekstraksi, Frekuensi 0,5 – 2% dari kelahiran hidup

Tanda / gejala : Kepala bengkak dan merah Batas jelas Pada perabaan mula-mula lunak, lambat laun keras. Menghilang pada waktu beberapa minggu.

Patofisiologi : Partus lama , Moulage terlalu keras, Persalinan dengan vacum dan forcep, Tekanan daerah kepala sub

periostal, Perdarahan, Kerusakan jaringan sub periostal, Kerusakan integritas jaringan,

Tindakan : Bila tidak ada gejala lanjut, kelainan ini tidak memerlukan tindakan khusus, karena akan menghilang dengan sendirnya setelah 3-4 bulan.

Page 12: Trauma Bbl New
Page 13: Trauma Bbl New

Perdarahan subkonjungtiva

Adalah salah satu trauma lahir dibola mata yang dapat dilihat dari luar adalah perdarahan subkunjungtiva.Hal ini terjadi akibat dari persalinan kala II lama atau akibat dari lilitan talipusat yang erat di daerah leher.Perdarahan ini ditandai dengan bercak merah di daerah konjungtiva, bulbi. Perdarahan dapat dijumpai pada kelahiran spontan letak kepala, walupun akan lebih sering terlihat pada kelahiran letak muka, atau letak dahi.Pengobatan khusus umumnya tidak diperlukan. Bercak merah didaerah sklera ini umumnya akan hilang sendiri dalam waktu 1 – 2 minggu. Pada waktu proses penyembuhan, bercak tersebut akan mengalami absorpsi dan akan berubah warna menjadi jingga dan kuning. Bila perdarahan sub konjungtiva cukup besar dan dalam riwayat kelahiran bayi ditemukan kesukaran dalam mengeluarkan kepala, maka perlu dipikirkan pula kemungkinan adanya perdarahan yang lebih dalamdi bola mata.

Page 14: Trauma Bbl New

PERDARAHAN INTRA KRANIAL

 Intracranial Bleeding/haemorragicialah perdarahan patologis dalam

ronggakranium dan isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu dimana sering ICBtak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya yang tidak khas. ICB meliputi perdarahan epidural, subdural, subaraknoid, intraserebral/parenkim danintraventrikuler

Page 15: Trauma Bbl New

Klasifikasi

 Epidural Hemorrhage,terjadi karena rupturnya cabang-cabang arteri atau venameningia media di antara tulang kepala dan durameter. Pengumpulan darah didalam ruangan durameter disebut hematoma epidural. Perdarahan ini sering berlokasi di daerah parietal dan oksipital. Perdarahan epidural biasanya disertaifraktur linier tulang kepala dan tanda shock hipovolemik. Gangguan fungsi otak  bergantung pada luas dan banyaknya perdarahan. Bila perdarahan sedikit, tidak dijumpai tanda-tanda gangguan fungsi otak. Jika perdarahan banyak, dalam beberapa jam setelah lahir akan tampak tanda-tanda dan gejala peninggian tekananintrakranial seperti iritabel, menangis melengking (cephalic cry), ubun-ubuntegang dan menonjol, deviasi mata, sutura melebar, kejang, hemiparase, atautanda-tanda herniasi unkal seperti dilatasi pupil homolateral.

Subdural Hemorrhagedengan laserasi tentorium disebabkan oleh rupturnya venagalen, sinus strait, dan kadang-kadang sinus transversal. Perdarahan ini sering diinfratentorial. Bila perdarahan banyak, dapat meluas ke fossa posterior danmenyebabkan kompresi batang otak (brain stemp). Kadang-kadang, perdarahan ini dapat meluas ke permukaan superior atau posterior dari serebellum. Perdarahan subdural dengan laserasi falks serebri terjadi karena rupturnya sinus sagitalis inferior. Perdarahan biasa terjadi di tempat pertemuan falks serebri dan tenterium. Perdarahan ini kurang sering bila dibandingkan dengan laserasi tenterium. Lokasi perdarahan di dalam fisura serebri longitudinal berada di atas korpus kollosum. Rupturnya vena superfisial serebri (bridging vein),mengakibatkan perdarahan subdural pada permukaan hemisfer serebri. Perdarahan ini sering unilateral dan biasanya diikuti perdarahan subaraknoid.

Page 16: Trauma Bbl New

Subarachnoid Hemorrhage,perdarahan dalam rongga araknoid akibat rupturnya vena-vena dalam rongga araknoid (bridging veins), rupturnya pembuluh darahkecil di daerah leptomeningen, atau perluasan perdarahan. Timbunan darah biasanya berkumpul di lekukan serebral bagian posterior dan di fossi posterior. Halyang ditakutkan adalah terjadi hidrosefalus karena penyumbatan trabekulaaraknoid oleh darah dan menyebabkan peninggian tekanan intrakranial.

Intraventricular hemorrhageadalah pendarahan yang terjadi di bagian lateralventrikel ketiga dan keempat. Terjadi perdarahan flexus choroid dan pemanjangandari matriks subependymal atau thalamus.

Intraparenchymal hemorrhageadalah pendarahan yang terjadi diantara jaringan parenkim otak. Biasanya terjadi edema vasogenik dalam jumlah yang besar.

Page 17: Trauma Bbl New

Etiologi

Trauma kelahiranpartus biasa  pemutaran/penarikan kepala yang berlebihan disproporsi antara kepala anak dan jalan lahir sehingga terjadi

mulase partus buatan (ekstraksi vakum, cunam)partus presipitatus Bukan trauma kelahiran, Umumnya ditemukan pada bayi kurang bulan(prematur). Faktor

dasar ialah prematuritas dan yang lain merupakanfaktor pencetus ICB seperti hipoksia dan iskemia otak yang dapattimbul pada syok, infeksi intrauterin, asfiksia, dan kejang-kejang,kelainan jantung bawaan, hipotermi, jugahiperosmolaritas/hipernatremia

Ada pula ICB yang disebabkan oleh penyakit perdarahan/gangguan pembekuan darah

Page 18: Trauma Bbl New

Patofisiologi

Pada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/robekan pembuluhdarah intrakranial secara langsung. Pada perdarahan yang bukan karena traumakelahiran, faktor dasar ialah prematuritas. Pada bayi-bayi tersebut, pembuluh darahotak masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang sangat kurang dan pada beberapa tempat tertentu jalannya berkelok-kelok, kadang-kadang membentuk huruf U sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada faktor pencetus (hipoksia/iskemi)

Page 19: Trauma Bbl New

Gambaran Klinik 

Gejala-gejala berikut dapat ditemukan : Fontanel tegang dan menonjol, misalnya pada perdarahan

subaraknoid.• Iritasi korteks serebri berupa kejang-kejang,irritable, twitching,

opistotonus. Mata terbuka dan hanya memandang ke satu arah tanpa reaksi.

Pupil melebar,refleks cahaya lambat sampai negatif.Kadang-kadang ada perdarahan retina,nistagmus dan eksoftalmus.

Apnea Cephalic cry. snake like flicking of the tongue Tonus otot lemah atau spastis umum.  gejala lain yang dapat ditemukan ialah gangguan kesadaran (apati,

somnolen, sopor atau koma), tidak mau minum, menangis lemah, nadilambat/cepat, kadang-kadang ada hipotermi yang menetap. 

Page 20: Trauma Bbl New

Berdasarkan perjalanan klinik, ICB dapat dibedakan 2 sindrom yaitu

a.Saltatory syndrome:gejala klinik dapat berlangsung berjam-jam/berhari-hari yang kemudian berangsur-angsur menjadi baik. Dapat sembuh sempurna tetapi biasanya dengan gejala sisa.

b.catastrophic syndrome.gejala klinik makin lama makin berat, berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam dan akhirnya meninggal

Page 21: Trauma Bbl New

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG Berdasarkan USG, Bursteindkk menentukan derajat perdarahan intraventrikuler sebagai berikut :

derajat 0 : tidak ada perdarahan intrakranial. derajat I : perdarahan hanya terbatas pada daerah

subependimal. derajat II : perdarahan intraventrikuler  derajat III : perdarahan intraventrikuler + dilatasi ventrikel. derajat IV : perdarahan intraventrikuler + dilatasi ventrikel 

dengan pperluasan ke parenkim otak.computerized tomography

CT Scan) semua jenis ICB dapat diketahui.Cara ini tidak secara rutin karena biayanya sangat mahal.

Page 22: Trauma Bbl New

Diagnosis

anamnesis: riwayat kehamilan, persalinan, prematuritas, keadaan bayi sesudahlahir dan gejala yang mencurigakan.

pemeriksaan fisik: adanya tanda-tanda seperti gejala neurologik, fraktur tulang kepala dan tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial.

pemeriksaan laboratorium: likuor dan darah.pemeriksaan penunjang: CT Scan, USG dan

foto kepala.

Page 23: Trauma Bbl New

Diagnosis Banding

Infeksi pada bayi baru lahir/neonatus yang dapat memberikan gejala kesukaran bernapas (apnea, takipnea, sianosis), lemah (letargi), kejang-kejang, muntahdan lain-lain.

Tetanus neonatorum dengan kejang. Penyakit metabolisme (hipoglikemi) yang dapat memberikan kejang

letargi.Ibunya penderita DM dan perlu pemerik saan kadar glukosa darah bayi.

Kecanduan obat dari ibu, antara lain bayi kejang akibat ketergantunganvitamin B karena ibunya sebelumnya mendapat pengobatan vitamin B dosistinggi. \

Kelainan kongetinal saraf pusat memberikan gejala kejang dan letargi.Biasanya disertai kelainan kongenital lain, fungsi lumbal pada ICB kadang-kadang ada perdarahan.

 Respiratory distress of the newborn dengan apnea, sianosis, retraksi sternumdan kosta, merintih (expiratory grunting), bradikardi, hipotermi, kejang, danhipotoni. 

Page 24: Trauma Bbl New

Penatalaksanaan

Bayi dirawat dalam inkubator yang memudahkan observasi kontinu dan pemberianO2

Perlu diobservasi secara cermat: suhu tubuh, derajat kesadaran, besarnyadan reaksi pupil, aktivitas motorik, frekuensi pernapasan, frekuensi jantung(bradikardi/takikardi), denyut nadi dan diuresis.

Menjaga jalan napas tetap bebas, apalagi kalau penderita dalam koma diberikan 02

Bayi letak dalam posisi miring untuk mencegah aspirasi serta penyumbatan laringsoleh lidah dan kepala agak ditinggikan untuk mengurangi tekanan vena serebral.e.Pemberian vitamin K serta transfusi darah dapat dipertimbangkan.

Infus untuk pemberian elektrolit dan nutrisi yang adekuat berupa larutan glukosa (5-10%) dan NaCl 0,9% dengan perbandingan 4:1 atau glukosa 5--10% dan Nabik 1,5%dengan perbandingan 4:1.

Page 25: Trauma Bbl New

Pemberian obat-obatan : valium/luminal bila ada kejang. Dosis valium 0,3--0,5 mg/kgBB,

tunggu 15menit, jika belum berhenti diulangi dosis yang sama. Bila berhenti diberikanluminal 10 mg/kgBB (neonatus 30 mg), 4 jam kemudian luminal per os 8mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis selama 2 hari, selanjutnya 4 mg/kgBB dibagidalam 2 dosis sambil perhatikan keadaan umum seterusnya.

kortikosteroid berupa deksametason 0,5--1 mg/kgBB/24 jam yang mempunyaiefek baik terhadap hipoksia dan edema otak.

antibiotika dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder, terutama bilaada manipulasi yang berlebihan.

Fungsi lumbal untuk menurunkan tekanan intrakranial, mengeluarkan darah,mencegah terjadinya obstruksi aliran likuor dan mengurangi efek iritasi pada permukaan korteks.

Page 26: Trauma Bbl New

Tindakan bedah darurat bila terjadi perdarahan/hematoma epidural walaupun jarangdilakukan explorative burrhole dan bila positif dilanjutkan dengan kraniotomi,evakuasi he

matoma dan hemostasis yang cermat. Pada perdarahan/hematomasubdural, tindakan

explorative burrhole dilanjutkan dengan kraniotomi, pembukaanduramater,

evakuasi hematoma dengan irigasi menggunakan cairan garam fisiologik.Pada perdarahan intraventrikuler karena sering terdapat obstruksi aliran likuor,dilakukan shunt  antara ventrikel lateral dan atrium kanan

Page 27: Trauma Bbl New

Tindakan pada perdarahan intra kranial adalah sebagai berikut :

- kelainan yang membawa trauma harus dihindari dan kalau ada disproporsi harus dilakukan sectio

caesaria

- bayi dirawat dalam inkubator

- temperatur harus dikontrol

- kalau perlu diberikan tambahan oksigen

- sekret dalam tenggorokan diisap keluar

- bayi jangan terlampau banyak digerakkan dan dipegang

- kalau ada indikasinya, vitamin K dapat diberikan

- konvulsi dikendalikan dengan sedativ

- kepala jangan direndahkan, karena tindakan ini bisa menambah perdarahan

- jika pengumpulan darah subdural dicurigai, pungsi lumbal harus dikerjakan untuk mengurangi

tekanan

- diberikan antibiotik sebagai profilaktik

Page 28: Trauma Bbl New

PATAH TULANG

a. Fraktur klavikula

Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang pada kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.

Page 29: Trauma Bbl New

b. Fraktur humeri

Kelainan ini terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang. Prognosis penderita sangat baik dengan dilakukannya imobilisasi lengan dengan mengikat lengan ke dada, dengan memasang bidai berbentuk segitiga dan bebat Valpeau atau dengan pemasangan gips. Dan akan membaik dalam waktu 2-4 minggu.

Page 30: Trauma Bbl New

c. Fraktur tulang tengkorak

Kebanyakan fraktur tulang tengkorak terjadi akibat kelahiran pervaginam sebagai akibat penggunaan cunam atau forceps yang salah, atau dari simpisis pubis, promontorium, atau spina ischiadica ibu pada persalinan dengan diproporsi sefalopelvik. Yang paling sering adalah fraktur linier yang tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan pengobatan, serta fraktur depresi yang biasanya kelihatan sebagai lekukan pada kalvarium yang mirip lekukan pada bola pingpong. Semua fraktur ini harus direposisi untuk menghindari cedera korteks akibat tekanan yang terus-menerus dengan menggunakan anesthesi lokal dalam minggu pertama dan segera setelah kondisi bayinya stabil. (3,11,12,13)

Page 31: Trauma Bbl New

d. Fraktur femoris

Kelainan ini jarang terjadi, dan bila ditemukan biasanya disebabkan oleh kesalahan teknik dalam pertolongan pada presentasi sungsang. Gejala yang tampak pada penderita adalah pembengkakan paha disertai rasa nyeri bila dilakukan gerakan pasif pada tungkai. Pengobatan dilakukan dengan melakukan traksi pada kedua tungkai, walaupun fraktur hanya terjadi unilateral. Penyembuhan sempurna didapat setelah 3-4 minggu pengobatan. (3,11,12)

Page 32: Trauma Bbl New

e. Fraktur dan dislokasi tulang belakang

Kelainan ini jarang ditemukan dan biasanya terjadi jika dilakukan traksi kuat untuk melahirkan kepala janin pada presentasi sungsang atau untuk melahirkan bahu pada presentasi kepala. Fraktur atau dislokasi lebih sering pada tulang belakang servikal bagian bawah dan torakal bagian atas. Tipe lesinya berkisar dari perdarahan setempat hingga destruksi total medulla spinalis pada satu atau lebih aras (level) cerebral. Keadaan bayi mungkin buruk sejak kelahirannya, disertai depresi pernafasan, syok dan hipotermia. Kalau keadaannya parah dapat memburuk dengan cepat sampai menimbulkan kematian dalam beberapa jam. Pada bayi yang selamat, pengobatan yang dilakukan bersifat suportif dan sering terdapat cedera permanen. (3,4,5,11)

Page 33: Trauma Bbl New

PERLUKAAN SUSUNAN SARAF

a. Paralisis nervus facialis

Kelainan ini terjadi akibat tekanan perifer pada nervus facialis saat kelahiran. Hal ini sering tampak pada bayi yang lahir dengan ekstraksi cunam Kelumpuhan perifer ini bersifat flasid, dan bila kelumpuhan terjadi total, akan mengenai seluruh sisi wajah termasuk dahi. Kalau bayi menangis, hanya dapat dilihat adanya pergerakan pada sisi wajah yang tidak mengalami kelumpuhan dan mulut tertarik ke sisi itu. Pada sisi yang terkena gangguan, dahinya licin, mata tidak dapat ditutup, lipatan nasolabial tidak ada dan sudut mulut kelihatan jatuh. Kelainan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa tindakan-tindakan khusus.(3,8,11,12)

Page 34: Trauma Bbl New

b. Paralisis nervus frenikus

Gangguan ini biasanya terjadi di sebelah kanan dan menyebabkan terjadinya paralisis diafragma. Kelainan sering ditemukan pada kelahiran sungsang. Kelainan ini biasanya menyertai paralisis Duchenne – Erb dan diafragma yang terkena biasanya diafragma kanan. Pada paralisis berat bayi dapat memperlihatkan sindroma gangguan pernafasan dengan dispneu dan sianosis. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan röntgen foto torak atau fluoroskopi dimana diafragma yang terganggu posisinya lebih tinggi. Pengobatan biasanya simptomatik. Bayi harus diletakkan pada sisi yang terkena gangguan dan kalau perlu diberi oksigen. Infeksi paru merupakan komplikasi yang berat. Penyembuhan biasnya terjadi spontan pada bulan ke-1 samapi ke-3. (3,11,12)

Page 35: Trauma Bbl New

c. Paralisis plexus brachialis

Kelainan ini dibagi atas : (3,11,12)

- paralisis Duchenne – Erb, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang-cabang C5 dan C6 dari plexus brachialis. Pada keadaan ini ditemukan kelemahan untuk fleksi, abduksi, serta memutar ke luar disertai hilangnya refleks biseps dan Moro.

- Paralisis Klumpke, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-Th 1 dari plexus brachialis. Disini terdapat kelemahan oto-otot fleksor pergelangan, sehingga bayi kehilangan refleks mengepal.

Page 36: Trauma Bbl New

Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat di daerah leher pada saat lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada plexus brachialis. Hal ini ditemukan pada persalinan sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usaha melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin dengan bahu lebar. (3,11,12)

Penanggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posisi abduksi 90° dan putaran ke luar. Siku berada dalam fleksi 90° disertai supinasi lengan bawah dengan ekstensi pergelangan dan telapak tangan menghadap ke depan. Posisi ini dipertahankan untuk beberapa waktu. Penyembuhan biasanya setelah beberapa hari, kadang-kadang 3-6 bulan. (3,8,11)

Page 37: Trauma Bbl New

d. Paralisis pita suara

Kelainan ini mungkin timbul pada setiap persalinan dengan traksi kuat di daerah leher. Trauma tersebut dapat mengenai cabang ke laring dari nervus vagus, sehingga terjadi gangguan pita suara (afonia), stridor pada inspirasi, atau sindroma gangguan pernafasan. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu dan kadang-kadang diperlukan tindakan trakeotomi pada kasus yang berat. (3)

e. Kerusakan medulla spinalis

Kelainan ini ditemukan pada kelahiran letak sungsang, presentasi muka atau presentasi dahi. Hal ini terjadi akibat regangan longitudinal tulang belakang karena tarikan, hiperfleksi, atau hiperekstensi pada kelahiran. Gejala yang ditemukan tergantung dari bagian medulla spinalis yang terkena dan dapat memperlihatkan sindroma gangguan pernafasan, paralisis kedua tungkai, retensio urine, dan lain-lain. Kerusakan yang ringan kadang-kadang tidak memerlukan tindakan apa-apa, tetapi pada beberapa keadaan perlu dilakukan tindakan bedah atau bedah saraf. (3,4,5,11,12)

Page 38: Trauma Bbl New

PERDARAHAN INTRA ABDOMINAL

Kelainan ini dapat terjadi akibat teknik yang salah dalam memegang bayi pada ekstraksi persalinan sungsang. Gejala yang dapat dilihat ialah adanya tanda-tanda syok, pucat, anemia, dan kelainan abdomen tanpa tanda-tanda perdarahan yang jelas. Ruptur hepar, lien dan perdarahan adrenal merupakan beberapa faktor yang dapat menimbulkan perdarahan ini. Operasi serta transfusi darah dini dapat memperbaiki prognosis bayi.(3,11,12)

Page 39: Trauma Bbl New

TERIMA KASIH