Kasus Skenario H

download Kasus Skenario H

of 13

description

kas

Transcript of Kasus Skenario H

Kasus skenario HBerbagai Macam tes pembuktian hereditas seorang anakAldo Muhammad Hamka 102013209Fakultas KedokteranUniversitas Kristen KridaWacanaJl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731Email : [email protected]

PendahuluanLatar belakangKeanekaragaman individu sering terdapat dalam lingkungan sekitar kita hal ini biasa kita lihat melalui penampilan, ukuran tubuh, bentuk wajah, dan banyak lagi. Namun, setiap individu memiliki suatu karakteristik spesifik yang tidak dapat kita lihat secara langsung yaiu darah, hal ini di golongkan dalam sistem golongan ABO. Dalam sistem tersebut terdapat golongan darah A, B, O, dan AB, golongan-golongan darah tersebut menjadi pembeda antar setiap individu. Di dalam golongan-golongan darah tersebut masih terdapat pembeda yang memberikan suatu karakteristik yang spesifik untuk masing-masing golongan seperti antigen dan rhesus.Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang dimana merupakan suatu komponen penyusun penting dalam tubuh kita. Darah merupakan sekumpulan sel khusus yang terendam di dalam cairan berwarna yang disebut plasma. Setiap bagian dari tubuh kita di aliri oleh pembuluh darah yang dimana mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh kita, agar setiap organ-organ dalam tubuh kita dapat berfungsi dengan baik dan benar. Darah mengangkut oksigen dan melalui pembuluh darah tersebut oksigen dihantarkan keseluruh bagian dari tubuh dengan bantuan darah. Selain berperan dalam membawa oksigen dan zat gizi ke sel tubuh, darah juga mengambil zat sisa, mengantar hormon, menyebar panas ke seluruh tubuh untuk mengatur suhu, dan berperan dalam melawan infeksi dan menyembuhkan cedera.Golongan darah setiap individu didapatkan dengan pewarisan golongan darah yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Dengan berdasarkan hukum Mendel kita dapat mencari probabilitas yang akan mungkin terjadi pada saat proses pewarisan golongan darah tersebut. Tentu saja dalam hal ini terdapat probabilitas menjadi suatu proses pewarisan yang terjadi dengan baik dan benar namun, ada juga probabilitas untuk memungkinkan terjadinya kelainan pada saat pewarisan tersebut berlangsung.DNA atauDeoxyriboNucleic Acidmerupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisirfile-filekhas karakter tubuh.Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.

TujuanMakalah ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dari skenario problem based learning blok pendek dari blok 4 , Setelah mendengar berita di telivisi tentang ditemukan nya seorang bayi dan diduga bayi tersebut adalah bayi seorang ibu yang hilang ketika baru dilahirkan dirumah sakit bersalin, maka Anto bertanya kepada kakaknya yang berkuliah di Fakultas kedokteran, bagaimana mebuktikan bahwa bayi itu adalah benar anak dari ibu tersebut.PembahasanPewarisan sifatA. Hukum MendelGregor Johann Mendel (1822-1884) mempublikasikan hasil penelitian genetiknya pada kacang ercis (Pisum sativum) di tahun 1866, dan karenannya meletakan dasar genetika modern. Dalam naskah kerjanya, Mendel mengajukan sejumlah prinsip dasar genetika. Salah satu yang dolema; saat ini adalah hukum segregasi. Mendel dinyatakan sebagai orang pertama yang mengajukan model di mana masing-masing induk mengandung dua salinan unit pewarisan (yang sekarang disebut gen) bagi masing-masing sifat; akan tetapi, hanya satu dari kedua gen (sebuah alel) yang ditransmisikan melalui gamet pada keturunannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan persilangan monohibrid sebagai contoh, tumbuhan yang memiliki dua bentuk alelik gen bagi bentuk polong, yang satu bagi polong yang bulat dan yang satu bagi polong yang keriput, akan mentransmisikan hanya satu dari kedua alel tersebut melalui gamet ke keturunannya. Jadi dengan kata lain, dalam hukum mendel I dapat disimpulkan bahwa dari 2 anggota dari pasangan gen terpisah (segregasi) masing-masing ke dalam gamet, maka setengah gamet membawa 1 anggota dari pasangan gen dan setengah gamet lainnya membawa 1 anggota dari pasangan gen yang lainnya.Prinsip penting kedua yang dimantapkan berkat penelitian Mendel adalah hukum perpasangan bebas. Hukum tersebut menyatakan bahwa segregasi suatu pasangan gen terjadi secara independen atau lepas dari pasangan gen lainnya. Kita sekarang tahu kalau hal itu hanya benar bagi gen-gen yang tidak tertaut atau bagi lokus-lokus pada kromosom-kromosom yang non-homolog. Hal ini dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid atau lebih, karena pada persilangan ini terdapat persilngan anatar beberapa jenis sifat yang terdapat dalam gen sehingga dapat menimbulkan suatu sifat yang baru dalam persilangan tersebut.B. Alel ganda dan kodominasiMengacu pada munculnya tiga alel atau lebih (dalam bentuk gen) dalam satu lokus tunggal. Walaupun tidak ada individu yang membawa alel lebih dari dua. Kadang produk polipeptida dari setiap alel berinteraksi untuk menghasilkan fenotipe yang berbeda. Hubungan ini dijelaskan sebagai kodominasi dimana produk kedua alel akan muncul pada heterozigot. Contoh klasik dari khasus ini adalah inheritan jenis golongan darah ABO yang juga melibatkan kodominasi. Alelnya dilamabangkan dalam IA, IB, dan IO. IA dominan terhadap IO, dan IB dominan terhadap IO, tetapi alel tersebut idak menunjukan dominasi satu sama lain.Tabel 1 Interaksi antara Alel IA, IB, dan IO pada Golongan Darah Sistem ABOGolongan Darah (Fenotipe)Alel dalam KromosomGenotipe

A IA IAIA atau IAIO

B IBIBIB atau IBIO

AB IA dan IB IAIB

O IO IOIO

C. ProbabilitasProbabilitas dalam hal ini merupakan perhitungan terhadap rangkaian-rangkaian kemungkinan yang dapat terjadi akibat terjadinya beragam persilangan dalam suatu pewarisan keturunan yang berdasarkan pada hukum mendel II dimana dapat terjadi kemungkinan akan perpindahan silang antar beberapa sifat tertentu. Dalam hal ini akan mengacu pada genotipe dan fenotipe yang akan digunakan dalam proses persilangan. Dalam probabilitas yang digunakan untuk analisis genetik ada dua hukum probabilitas.Hukum pertama, hukum hasil perkalian (atau aturan perkalian) digunakan untuk memprediksi probabilitas dua atau lebih kejadian saling bebas (independent) jika terjadi atau tidak terjadinya salah satu kejadian tersebut tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian lain yang mana pun. Jika dua kejadian saling bebas terjadi dengan probabilitas berturut-turut p dan q. Maka probabilitas terjadi keduanya secara bersamaan (p)(q). dengan kata lain probabilitas gabungan adalah hasil perkalian probabilitas kejadian-kejadian, dalam hal ini dapat dilihat bila terdapat kata 'dan'.Hukum Kedua, hukum yang merupakan kejadian yang saling lepas. Kejadian saling lepas adalah kejadian-kejadian yang jika salah satunya terjadi akan meniadakan terjadinya kerjadian yang satu lagi. Hukum pernjumlahan ( atau aturan penjumlahan) digunakan untuk memprediksi probabilitas dua kejadian saling lepas yang akan terjadi dan probabilitas tersebut adalah jumlah dari probabilitas masing-masing kejadian, dalam hal ini kata 'atau' biasa digunakkan dalam aturan ini.Dalam penjelasan mengenai pewarisan sifat terdapat beberapa simbol yang digunakan untuk dapat mengungkapkan apa kode gen yang dibawa pada saat pewarisan tersebut berlangsung. Kode tersebut disebut genotipe, yang dimana berupa simbol huruf yang digunakan untuk menyatakan kode terhadap suatu gen tertentu. Sedangkan yang menjelaskan apa maksud dari susunan genotipe tersebut disebut dengan fenotipe, yang dimana menjelaskan sifat apa yang muncul dan dapat diamati langsung dengan mata. Semua alel yang dimiliki oleh suatu individu menyusun genotipe-nya. Genotipe dari individu bergantung pada gen yang dibawanya, atau pada unsur pokok genetik individu tersebut. Untuk satu lokus autosom dengan sepasang alel, ada tiga kemungkinan genotipe BB, Bb, dan bb. B melambangkan gen dominan dan b melambangkan gen resesif.3 Dalam pasangan gen terdapat 2 jenis pasangan dalam susunan gen tersebut yaitu homozigot dan heterozigot : Homozigot.Persatuan gamet-gamet yang membawa alel identik menghasilkan genotipe homozigot. Suatu homozigot mengandung alel-alel yang sama pada suatu lokus tunggal dan menghasilkan hanya satu jenis gamet saja. HeterozigotPersatuan gamet-gamet yang membawa alel-alel yang berbeda menghasilkan genotipe heterozigot. Suatu heterozigot mengandung dua alel yang berbeda pada suatu lokus tunggal dan menghasilkan jenis-jenis gamet yang berbeda.Fenotipe adalah karakteristik terukur atau sifat berbeda apapun yang dimiliki oleh suatu organisme. Sifat itu mungkin bisa dilihat oleh mata, misalnya warna bunga atau tekstur rambut, atau mungkin memerlukan uji-uji khusus agar bisa diidentifikasi, seperti misalnya uji serologis untuk mengetahui golongan darah. Fenotipe adalah hasil produk-produk gen yang diekspresikan dalam lingkungan tertentu.Tabel 2 Probabilitas Penurunan Golongan Darah Orang Tua Kepada AnaknyaGolongan Darah Orang TuaGolongan Darah Anak

MungkinTidak mungkin

AAA, OB, AB

ABA, B, AB, O-

AABA, B, ABO

AOA, OB, AB

BBB, OA, AB

BABA, B, ABO

BOB, OA,AB

ABABA, B, ABO

ABOA, BAB, O

OOOA, B, AB

DarahDarah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah tersusun atas beberapa komponen seperti plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Berikut penjelasnnya : 1. Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsut pokoknya sama denan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.2. Eritrosit atau yang kita sebut sel darah merah merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). sel-sel darah merah memiliki fungsi untuk mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. Selain itu sel darah menrah juga berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan bufer asam-basa.3. Leukosit atau sel darah putih berperan dalam melakukan perlindungan pada tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah. Untuk dapat membantu perannya, leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membran kapilar dan masuk ke dalam jaringan.4. Trombosit atau keping darah merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Trombosit berfungsi dalam hemostasis atau penghentian pendarahan dan perbaikan pembuluh darah yang robek, dengan bantuan benang-benang fibrin, trombosit menyusun untuk melakukan pembekuan agar pendarahan dapat dihentikan dengan melakukan perbaikan pada bagian yang rusak.Tes darah Kegiatan pengujian golongan darah ini dilakukan untuk mengetahui cara menentukan golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai golongan darah kemudian menentukan golongan darah sistem ABO. Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam protein oligosakarida dan senyawa lainnya salah satunya antigen. Golongan darah sistem ABO yang akan diuji kali ini, didasari pada keberadaan antigen, yaitu antigen A dan antigen B di membran sel darah merah. Golongan darah A mempunyai antigen A,golongan darah B mempunyai antigen B, golongan darah AB mempunyai antigen A dan B, sedangkan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut.

Darah yang diambil berasal dari kapiler pada bagian ujung jari tangan. Sebelum darah diambil dengan menggunakan blood lancet, ujung jari tangan dibersihkan dengan alcohol 70% agar terhindar dari kuman-kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Selanjutnya, tetesan darah pertama dibuang dan selanjutnya di teteskan pada kertas pemeriksaan darah. Masing-masing tetesan darah diberi serum anti A, anti B dan anti AB.

Penggolongan darah pada praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi penggumpalan setelah mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A,B dan AB.

1. Kesimpulan Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A) Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B) Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB) Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O)

DNA DNA atauDeoxyriboNucleic Acidmerupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisirfile-filekhas karakter tubuh.Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang paling penting diperiksa adalah kepala spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal.Untuk akurasi kebenaran dari tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Jikapun terdapat kesalahan itu disebabkan oleh faktorhuman errorterutama pada kesalahan interprestasi fragmen-fragmen DNA oleh operator (manusia). Tetapi dengan menerapkan standard of procedur yang tepat kesalahan human error dapat diminimalisir atau bahkan ditiadakan.

Metode Tes DNA

Metode tes DNA yang umumnya digunakan di dunia ini masih menggunakan metode konvensional yaituelektroforesisDNA. Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Metode ini ditemukan oleh dua orang ilmuwan Amerika Serikat yaitu Huixiang Li dan Lewis Rothberg.Prinsip metode ini adalah mempergunakan untai pendek DNA yang disebutProbeyang telah diberi zat pendar.Probeini dirancang spesifik untuk gen sampel tertentu dan hanya akan menempel/berhibridisasi dengan DNA sampel tersebut. Partikel emas berukuran nano dalam metode ini berperan dalam mengikatProbeyang tidak terhibridasi. Pendeteksian dilakukan dengan penyinaran pada panjang gelombang tertentu. Keberadaan DNA yang sesuai dengan DNAProbedapat dilihat dari pendaran sampel tersebut. Jumlah DNA target tersebut kira-kira berbanding lurus terhadap intensitas pendaran sinar yang dihasilkan.Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah pada kecepatan dan harganya yang jauh lebih cepat dan murah dibandingkan metodeelektroforesisDNA.

Tahapan Metode Tes DNA

Dengan intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel DNA terduga lainnya.Dari berbagai literatur yang penulis pelajari, pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan caraelektroforesismeliputi beberapa tahapan berikut yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat digunakan bahan kimiaphenolchloroformsedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimiaChilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang memanfaatkansilica-coated paramagnetic resinyang memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat.Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA ini akan dikarakterisasi denganelektroforesisuntuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNAfinger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapantyping, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identfikasi DNA.Finishingdari tes DNA ini adalah mencocokan tipe-tipe DNA.

KesimpulanTeori mendel memberikan kita gambaran bagaimana seorang anak dapat mempunyai sifat genotip maupun fenotip dari kedua orang tuanya , tetapi kadang sifat fenotip tidak terlalu terlihat ketika seorang anak baru berusia 0-2 tahun dan hal tersebut dapat berpengaruh dalam pembuktian dalam kasus diatas. Untuk mengetahui Genotip dari anak tersebut kita bisa melakukan 2 macam tes yaitu golongan darah dan yang paling akurat tes dna. Dengan kedua tes ini kita dapat membuktikan apakah anak tersebut merupakan anak ibu di kasus apa bukan .

Daftar pustaka.1. Parker S. Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2009.h.116-7.2. Elrod S, Stansfield W. Schaum's outlines teori dan soal-soal genetika. 4th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.10-29.3. Albert Lehniger. 1982.Principles of Biochemistry. New York:Worth Publisher,Inc.4. Bambang Irawan. 2003.DNA fingerprinting pada Forensik, Biologi sebagai Bukti Kejahatan. Majalah Natural Edisi 7/Thn. V/April 2003. Bandar Lampung5. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.h.92-5.6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.58-62 , 218-28.7. Elrod S, Stansfield W. Schaum's outlines teori dan soal-soal genetika. 4th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.10-29.8. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. 5th ed. Jilid ke-1. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2002.h.7-8. 292-5.9. Pearl SE, Linda RB, Diana WM. Biology. Singapore: Inc. Thomson Learning; 2005.p.210-2 , 356.10. Ruvolo M, Haril LD. Genetics analysis of genes and genomes. 8th ed. USA: Jones & Bartlett Learning LLC; 2012.p.104-7.11. Brookeer C. Kamus Keperawatan. 31th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.260.12. Gupta PK. Genetics classical to modern. India: Rastogi Publications; 2007.p.86-9.13. Rogers K, editors. The human body blood physiology and circulation. New York: Britannica Educational Publishing; 2010.p.92-111.14. Jordan S. Farmakologi kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.260.15. Daniels G, Bromilow I. Essential guide blood groups. 2nd ed. Oxford (UK): Wiley Blackwell; 2010.p.20-33.16. Wikipedia. hh antigen system . Wikipedia. Last update : 11 January 2012 ; downloaded 21 January 2012 Available from URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Hh_antigen_system

13