Ikterus (Def Klasifikasi Gejala)
-
Upload
alghifariyah -
Category
Documents
-
view
22 -
download
10
description
Transcript of Ikterus (Def Klasifikasi Gejala)
IKTERUS
A. Definisi Ikterus
Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan perubahan warna jaringan
menjadi kuning dan disebut sebagai ikterus. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit
atau urin yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2-3 mg/dl. Bilirubin serum
normalnya adalah 0,3-1,0 mg/dl.1
B. Klasifikasi
Terdapat dua jenis ikterus yaitu :
1. Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang
merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Karena perangkat hati untuk
mengkonjugasi dan mengeluarkan bilirubin belum terbentuk sempurna sampai sekitar
usia 2 minggu, hampir semua neonatus mengalami hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
yang transien dan ringan disebut ikterus neonatorum atau ikterus fisiologis pada
neonatus. Bayi yang diberi ASI cenderung lebih sering memperlihatkan ikterus, mungkin
karena adanya β glukoronidase dalam ASI.2
Adapun tanda-tanda sebagai berikut:3
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga
2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan.
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per hari.
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
2. Ikterus patologi
Ikterus patologi adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam
darah mencapai nilai yang mempunyai potensi yang akan menimbulkan ikterus jika tidak
ditanggulangi dengan baik atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.3
Tanda- tanda dan gejala yang timbul yaitu:3
1. Letargi
2. Kejang
3. Perut membuncit
4. Pembesaran pada hati
5. Tampak ikterus : sclera, kulit, kuku, dan mukosa
6. Warna urin gelap.
Daftar Pustaka
1. Price, Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Volume 1.
Jakarta: EGC; 2005. p. 481.
2. Kumar, V. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Volume 2. Jakarta: EGC; 2007. p. 668.
3. Gunasegaran. Hiperbilirubinemia. http://www.repository.usu.ac.id/