Template Pak Def

download Template Pak Def

of 62

description

Template ujian proposal

Transcript of Template Pak Def

10

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK SUTET 500 kV TERHADAP HIPERSENSITIVITAS DI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Oleh :

MUHAMMAD DONI PERMANANo. BP. 09000123

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS ANDALASPADANG, 2013PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIKSUTET 500 kV TERHADAP HIPERSENSITIVITASDI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Oleh :MUHAMMAD DONI PERMANANo. BP : 09000123

Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untukdipertahankan dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsiFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang, 28 Januari 2013Menyetujui

Pembimbing IPembimbing II

Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pddr. Yuniar Lestari, M.KesNIP. XXXXXXXXXXXXXX NIP. XXXXXXXXXXXXPERNYATAAN PENGESAHAN

DATA MAHASISWA:Nama Lengkap: Muhammad Doni PermanaNomor Buku Pokok: 09000123Tanggal Lahir: 01 Januari 1981Tahun Masuk: 2005Peminatan: Kesehatan Lingkungan & Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)Nama Pembimbing Akademik: Aria Gusti,SKM, M.KesNama Pembimbing I: Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.PdNama Pembimbing II: dr. Yuniar Lestari, M.Kes

JUDUL PENELITIAN: HUBUNGAN PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK SUTET 500 kV TERHADAP HIPERSENSITIVITAS DI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi untuk mengikuti ujian usulan penelitian skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Padang, 28 Februari 2013Mengetahui,Mengesahakan,Dekan FKM UNANDKoordinator Skripsi

Prof.dr.Nur Indrawati Lipoeto,M.Sc,Ph.D, Sp.GKDefriman Djafri, SKM, MKMNIP. 196305071990012001NIP. 198008052005011004PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap: Muhammad Doni PermanaNomor Buku Pokok: 09000123Tanggal Lahir: 01 Januari 1981Tahun Masuk: 2005Peminatan: Kesehatan Lingkungan & Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)Nama Pembimbing Akademik: Aria Gusti,SKM, M.KesNama Pembimbing I: Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.PdNama Pembimbing II: dr. Yuniar Lestari, M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan usulan skripsi saya yang berjudul :HUBUNGAN PAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK SUTET 500 kV TERHADAP HIPERSENSITIVITAS DI KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, 28 Februari 2013

Materei Rp. 6000

Muhammad Doni PermanaNo.BP:09000123KATA PENGANTAR

Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGPERNYATAAN PENGESAHAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIATKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR TABELivDAFTAR GAMBARvDAFTAR ISTILAH/SINGKATANviBAB 1 : PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah61.3 Tujuan71.3.1 Tujuan Umum71.3.2 Tujuan Khusus71.4 Manfaat Penelitian8BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA102.1 Kecelakaan Lalu Lintas102.1.1 Definisi Kecelakaan Lalu Lintas102.1.2 Jenis Kecelakaan Lalu Lintas102.2 Kecelakaan Lalu Lintas sebagai Kecelakaan Kerja112.2.1 Teori Kecelakaan Kerja152.2.1.1 Teori Heinrich152.2.1.2 Teori Frank E.Bird Peterson162.3 Perilaku182.4 Domain Perilaku192.4.1 Pengetahuan192.4.1.1 Tingkat pengetahuan 26, 27202.4.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 27222.4.2 Sikap (Attitude) 22242.4.2.1 Tingkatan Sikap 26, 27242.4.3 Tindakan (Practice) 27262.5 Persepsi27BAB 3 : METODE PENELITIAN513.1 Jenis Penelitian513.2 Waktu dan Tempat513.3 Populasi dan Sampel513.4 Definisi Operasional513.5 Analisa Data52DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi IRPA/INIRC untuk ambang batas pajanan medan listrik dan medan magnet dengan frekuensi 50 60 Hz3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram teori hubungan medan elektromagnetik terhadap hipersensitifitas(12,15,17)3Gambar 2.2 Diagram konsep hubungan pajanan kuat medan elektromagnetik terhadap hipersensitifitas3

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

1. SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 2. SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi

ii

PENDAHULUAN

Latar BelakangTransportasi jalan memberikan manfaat baik untuk negara dan individu dengan memfasilitasi pergerakan barang dan orang. Hal ini memungkinkan peningkatan akses ke perawatan pekerjaan, pasar ekonomi, pendidikan, rekreasi dan kesehatan, yang pada gilirannya berdampak positif langsung dan tidak langsung pada kesehatan populasi. Namun, peningkatan transportasi jalan juga menempatkan beban yang besar terhadap kesehatan masyarakat dalam bentuk cedera lalu lintas jalan, penyakit pernapasan, dan konsekuensi kesehatan yang terjadi dari penurunan aktivitas fisik. Kecelakaan lalu lintas tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di tingkat global, regional dan nasional. 1 Kecelakaan lalu lintas adalah peristiwa di jalan dan tidak disangka-sangka dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.2Menurut WHO (World Health Organization) hampir 3.500 orang meninggal di jalan-jalan di dunia setiap harinya. Puluhan juta orang terluka atau cacat setiap tahun. Anak, pejalan kaki, pengendara sepeda dan orang tua adalah yang paling rentan dari pengguna jalan.3 Laporan lain menyebutkan, bahwa setiap tahun hampir 400.000 orang muda di bawah 25 tahun tewas dalam kecelakaan lalu lintas jalan dan sekitar 1.049 anak-anak disetiap harinya. Sebagian besar kematian tragis terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya di kalangan pejalan kaki, pengendara sepeda, pengendara sepeda motor dan mereka menggunakan transportasi umum.4Kecelakaan di Indonesia mengalami trend peningkatan sejak tahun 2007-2010. Berdasarkan data dari pusat data dan informasi Kementrian Perhubungan tahun 2007 2008 tingkat kecelakaan meningkat sebesar 15,86%, yaitu dari 63.318.522 menjadi 73.363.330 unit. Tahun 2008 2009 kecelakaan kembali meningkat sebesar 11,40%, yaitu dari 73.363.330 menjadi 81.725.420 unit. Tapi pada tahun 2009 2010 kecelakaan menurun sebesar 0,90%, yaitu dari 81.725.420 menjadi 80.991.633 unit. Tahun 2010 2011 kecelakaan kembali meningkat sebesar 10,38%, yaitu dari 80.991.633 menjadi 89.395.835 unit.5 Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh WHO dan Kementrian pada tahun 2008 mengidentifikasikan bahwa kematian akibat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kedua setelah TBC. Berdasarkan peningkatan angka kecelakaan yang terjadi, tahun 2001 PBB memasukkan kecelakaan lalu lintas di jalan merupakan masalah kesehatan masyarakat, sehingga pada 11 Mei 2011, PBB membuat program Decade of Action for Road Safety 2011 2020. PBB memprediksi kematian akibat kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian terbesar ke lima pada tahun 2030. 6Sekitar 85% kematian dari kecelakaan lalu lintas jalan terjadi di tingkatan masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, dengan biaya sebesar 1% - 1,5% dari produk nasional bruto per tahun. Tanpa tindakan pencegahan yang signifikan, kematian lalu lintas jalan dan cacat kemungkinan akan meningkat karena meningkatnya motorisasi. Cedera lalu lintas jalan sangat berdampak pada kualitas hidup di masa muda. 7Kecelakaan lalu lintas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Angka kejadian dan angka kematian yang semakin tinggi membuat perhatian semakin besar terhadap insidensi kecelakaan. Apalagi dampaknya terhadap kesehatan fisik dan psikologi pengendara dan korban kecelakaan membawa pengaruh pada kerugian ekonomi (cost of accident). Misalnya biaya perawatan rumah sakit (inpatient), perawatan di luar rumah sakit (outpatient), kecacatan (disability), kematian awal (premature death), dan kerusakan material lainnya seperti kendaraan, rambu-rambu dan sebagainya. 8 Kecelakaan lalu lintas dapat berdampak terhadap peningkatan kemiskinan, karena kecelakaan lalulintas mengakibatkan bertambahnya biaya perawatan, kehilangan produktivitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma, stres dan penderitaan berkepanjangan. Bahkan lebih jauh lagi kecelakaan lalu lintas dapat memicu terjadinya permasalahan di segala bidang seperti terjadinya kesenjangan sosial akibat meningkatnya jumlah pengangguran, meningkatnya angka kriminallitas, ketidakstabilan politik, dan kerugian dibidang ekonomi. 9Awal tahun 2011, pemberitaan kecelakan lalu lintas di Indonesia didominasi oleh kecelakaan pada angkutan umum. Kecelakaan lalu lintas pada angkutan umum mulai menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Catatan harian Kompas membeberkan 12 kejadian yang merenggut 91 korban tewas dan 215 korban luka-luka. Data itu tercatat untuk kurun waktu Februari 2011 hingga minggu kedua Februari 2012. Contoh kasus pada bulan februari 2012 adalah tabrakan beruntun bus Kurnia Bhakti di kawasan Cisarua, Bogor. Sebanyak 14 orang tewas. Diduga faktor rem bus yang blong menjadi pemicu kecelakaan.10Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kominfo dari tahun 2005 2010 di Provinsi Sumatera Barat, angka kecelakaan lalu lintas meningkat sebanyak 116,86%, jumlah korban meningkat sebanyak 80,74%, dan kerugian material akibat kecelakaan lalu lintas meningkat sebanyak 66,56%.11 Kecelakaan lalulintas tahun 2011 di wilayah hukum Polda Sumbar tercatat ada 2.069 kasus, meningkat 7,9% dibanding tahun 2010 dengan total kerugian mencapai Rp6,27 miliar.12Berdasarkan data Laporan Laka lantas POLRESTA Padang tahun 2011 sampai maret 2012 tercatat ada 707 kasus kecelakaan (yang terdata hanya kecelakaan yang tidak bisa diselesaikan dengan damai) dan ada 38 kasus yang melibatkan sopir angkutan kota. Menurut keterangan dari bagian Polantas, untuk kasus angkutan kota banyak yang diselesaikan dengan damai. Dari laporan tersebut diketahui bahwa peyebab kecelakaan adalah faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor iklim.13 Hasil wawancara dengan personil kepolisisan unit laka lantas diketahui bahwa frekuensi tertinggi kecelakaan lalu lintas adalah perilaku pengemudi yang tidak aman, yaitu lengah saat berkendara, tidak tertib, mengantuk saat berkendara, dan berkendara dengan kebut-kebutan.Menurut Aone tahun 2007, faktor penyebab utama kecelakaan dibagi menjadi 3 kelompok besar. Pertama, dari segi perilaku pengendara atau 91% disebabkan oleh faktor manusia, contohnya seperti berkendara dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan, ketidakfokusan dalam berkendara, berkendara dalam kondisi lelah dan tidak sadar. Kedua, sebanyak 5% adalah faktor kendaraan yang kurang atau tidak memenuhi standar keselamatan. Contohnya tidak adanya sabuk pengaman (seatbelts) dalam mobil atau tidak memenuhi standar, tidak ada kantung udara (airbags), dan system rem yang tidak berfungsi dengan baik. Ketiga, dari segi lingkungan yaitu faktor jalan 3% dan faktor lingkungan 1%, contohnya lingkungan yang kurang bersahabat seperti salju, badai, jalanan berlubang, dan makhluk hidup/benda yang melintas di sepanjang jalan.14Secara menyeluruh angka kecelakaan tinggi yang bisa diakibatkan oleh tingkah laku pengemudi yang buruk, pengetahuan tentang aturan yang rendah, dan keahlian mengemudi yang kurang. Semua ini perlu dipelajari secara mendalam untuk mencari akar permasalahannya.15Hasil penelitian Kurniawan (2009) di Kecamatan Tanjung Karang Barat bahwa penyebab kecelakan lebih disebabkan oleh faktor keahlian pengemudi, pemahaman tata cara berlalu lintas, pengetahuan rambu-rambu lalu lintas, serta kondisi kapasitas ruas jalan tergolong rendah terhadap pemaknaan keselamatan. Kecenderungan penyebab kecelakaan lebih disebabkan oleh faktor mengontrol kendaraan, merespon setiap rambu-rambu, respon terhadap petugas pengatur lalu lintas tergolong rendah sehingga kecenderungan penyebab kecelakaan lebih dominan, sedangkan di lihat dari perilaku kewaspadaan serta ketidaksabaran lebih dominan menyebabkan kecelakaan16Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti tentang analisis sikap pengemudi angkutan umum terhadap aspek keselamatan berkendara di jalan raya (studi kasus pada pengemudi mikrolet T19 dengan trayek terminal pinang ranti depok) didapatkan bahwa sikap pengemudi mikrolet T19 dapat dikatakan masih negatif terhadap aspek keselamatan berkendara di jalan raya, Sebanyak 57,3% pengemudi yang pengetahuan mengenai aspek keselamatan berkendaranya masih kurang baik, Sebanyak 87,5% pengemudi pernah terkena tilang dan sebanyak 12,5% pengemudi tidak pernah terkena tilang, dan Sebanyak 39,6% pengemudi pernah mengalami kecelakaan baik kecelakaan ringan atau berat.14Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan didahului oleh pelanggaran. Beberapa pelanggaran yang seringkali terjadi di jalan seperti mengebut (speeding) menyebabkan tingginya keparahan korban kecelakaan di jalan. Mengendarai dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan energi yang tinggi bila bertabrakan. Pelanggaran yang sering terjadi adalah bahwa pengemudi mengebut dengan mengambil jalur pada arah yang berlawanan dan beresiko membahayakan pihak lawan.17Berdasarkan studi awal yang dilakukan, yaitu wawancara mendalam dengan beberapa sopir angkutan kota jurusan Siteba tentang kecelakaan lalu lintas, mereka menyebutkan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sopir angkutan kota disebabkan kesalahan dari perilaku sopir yang tidak tertib, kurangnya pengalaman, kegemaran ugal-ugalan di jalan dan hal lain yang menyebabkan sopir melakukan pelanggaran di jalan.Pengamat transportasi publik Universitas Andalas (Unand) Padang Dr. Yossyafra menemukan fakta dari hasil penelitiannya bahwa 70-80% angkutan kota yang ada di Padang melanggar aturan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pengemudi angkutan kota cendrung tidak sabar, melanggar aturan lalu lintas dan melakukan manuver yang membahayakan keselamatan pengendara lainnya di jalan raya.18Menurut data Kasat Lantas Kota Padang tentang kasus kecelakaan angkutan kota tahun 2011, kasus kecelakaan tertinggi diantaranya adalah jurusan Siteba yaitu 35,5% kasus kecelakaan, jurusan Lubuk Buaya 28,12% dan jurusan Indarung 18,75%. 12 Sehingga dalam penelitian ini, angkutan kota yang menjadi fokus penelitian adalah angkutan kota jurusan Siteba. Berdasarkan uraian tersebut,peneliti merasa tertarik melakukan penelliitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berkendara pada sopir angkutan kota jurusan Siteba.

Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas pada supir angkutan kota jurusan Siteba kota Padang tahun 2012?

Tujuan Tujuan UmumDiketahuinya hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas pada supir angkutan kota jurusan Siteba kota Padang tahun 2012.

Tujuan Khususa. Diketahuinya gambaran kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Siteba.b. Diketahuinya gambaran pengetahuan berkendara sopir angkutan kota jurusan Siteba.c. Diketahuinya gambaran sikap berkendara sopir angkutan kota jurusan Siteba.d. Diketahuinya gambaran tindakan berkendara sopir angkutan kota jurusan Sitebae. Diketahuinya gambaran persepsi berkendara sopir angkutan kota jurusan Siteba tentang pengawasan oleh polisi lalu lintas (Polantas)f. Diketahuinya gambaran faktor kendaraan pada sopir angkutan kota jurusan Sitebag. Diketahuinya hubungan pengetahuan sopir angkutan kota dengan kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Sitebah. Diketahuinya hubungan sikap sopir angkutan kota dengan kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Sitebai. Diketahuinya hubungan tindakan berkendara sopir angkutan kota dengan kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Siteba j. Diketahuinya hubungan persepsi sopir angkutan kota dengan kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Sitebak. Diketahuinya hubungan faktor kendaraan angkutan kota dengan kecelakaan lalu lintas angkutan kota jurusan Siteba

Manfaat Penelitian1. Bagi Perusahaan Angkutan Umum Diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat diketahui pengetahuan, sikap, tindakan, persepsi, dan faktor kendaraan pada sopir angkutan kota jurusan Siteba Kota padang dan hubungannya dengan kecelakaan lalu lintas sehingga dapat diupayakan tindakan pencegahan agar pengemudi dapat bekerja dengan baik dan tidak membahyakan nyawa penumpang ataupun dirinya sendiri.2. Bagi Penulisa. Dapat menerapkan keilmuan K3 yang diperoleh di bangku kuliah dallam praktek pada kondisi tempat kerja yang sebenarnya.b. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap institusi khususnya dalam hal penerapan aspek K3.c. Dapat membandingkan keilmuan K3 secara teori dengan kondisi yang ada di lapangan.3. Bagi PembacaDiharapkan dengna adanya penelitian ini sekaligus sebagai sarana pengembangan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

8

1

TINJAUAN PUSTAKA

Kecelakaan Lalu LintasDefinisi Kecelakaan Lalu LintasKecelakaan lalu lintas menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (UULLAJ) adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. 2, 19 Kecelakaan lalu lintas sendiri di dalam pasal 22 ayat (1) UULLAJ digolongkan menjadi : 2, 19,20a. Kecelakaan Lalu Lintas ringanb. Kecelakaan Lalu Lintas sedangc. Kecelakaan Lalu Lintas berat Menurut PP 43 tahun 1993 pasal 93 kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalulintas dapat berupa: korban mati (fatal), korban luka berat (serious injury), dan korban luka ringan (slight injury).1Jenis Kecelakaan Lalu LintasMenurut UU No 22 tahun 2009 kecelakaan lalu lintas digolongkan atas beberapa penggolongan, yaitu: 191. Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan atau barang.2. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan atau barang. Luka ringan yang dimaksud adalah luka yang mengakibatkan korban menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit atau selain yang di klasifikasikan dalam luka berat.3. Kecelakaan lalu lintas berat.Luka berat yang dimaksud adalah luka mengakibatkan korban: a. Jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya maut.b. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan.c. Kehilangan salah satu panca inderad. Menderita cacat berat atau lumpuh e. Terganggu daya piker selama 4 (empat) minggu lebihf. Gugur atau matinya kandungan seseorangg. Luka yang membutuhkan perawatan rumah sakit lebih dari tiga puluh hari.

Kecelakaan Lalu Lintas sebagai Kecelakaan KerjaKecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga maksudnya adalah di belakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Sedangkan maksud dari tidak diharapkan adalah karena kecelakaan disertai kerugian materiil ataupu penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling fatal. 21 Kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Faktor penyebab kecelakaan kerja, yaitu tindakan perbuatan yang tidak selamat (Unsafe Acts) dan kondisi/ keadaaan lingkungan kerja yang tidak selamat (Unsafe Condition). Dalam analisis kecelakaan kerja dengan metoda back tracking (Danton, 1982), kedua faktor penyebab tersebut merupakan gejala yang berpotensi sebagai pemicu (trigger) terjadinya kecelakaan.21Menurut Sumamur, ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja.22 Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia. Golongan kedua adalah faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan. Dalam perkembangan selanjutnya, ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.23 Faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yaitu: 191. Kelalaian pengguna jalan, misalnya: menggunakan handpone ketika mengemudi, kondisi tubuh letih dan mengantuk, mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk, kurangnya pemahaman terhadap rambu-rambu lalu lintas, dan sebagainya.2. Ketidak layakan kendaraan, misalnya: kendaraan dengan modifikasi yang tidak standar, rem blong, kondisi ban yang sudah tidak layak pakai, batas muatan yang melebihi batas angkutan kendaraan, dan sebagainya.3. Ketidak layakan jalan dan atau lingkungan: kondisi jalan yang berlubang, kurangnya pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan, dan sebagainya.Beberapa penelitian dan pengkajian dilapangan dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas dapat dipengaruhi oleh faktor manusia, kendaraan dan lingkungan jalan, serta interaksi dan kombinasi dua atau lebih faktor tersebut. 211. Faktor manusia, manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan.2. Faktor Kendaraan, kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alat-alat mobil. Dengan demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah kecelakaan, mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya, dan mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor.3. Faktor Kondisi Jalan, sangat berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu dan sinyal lalulintas dengan optimal juga dapat menyebabkan kecelakaan lalulintas. Ahli jalan raya dan ahli lalu lintas merencanakan jalan dan rambu-rambunya dengan spesifikasi standar, dilaksanakan dengan cara yang benar dan perawatan secukupnya, dengan harapan keselamatan akan didapat dengan cara demikian.4. Faktor Lingkungan Jalan, Jalan dibuat untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dari berbagai lokasi baik di dalam kota maupun di luar kota. Berbagai faktor lingkungan jalan yang sangat berpengaruh dalam kegiatan berlalu lintas. Hal ini mempengaruhi pengemudi dalam mengatur kecepatan (mempercepat, memperlambat, berhenti) jika menghadapi situasi seperti lokasi jalan di dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, perumahan), dan di luar kota (pedesaan); Iklim karena Indonesia mengalami musim hujan dan musim kemarau yang mengundang perhatian pengemudi untuk waspada dalam mengemudikan kendaraanya; volume lalu lintas, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa makin padat lalu lintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diatas, diharapkan pada pengemudi yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu berhati-hati dengan keadaan tersebut. 24Beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dapat digambarkan seperti pada gambar 1.1.

Gambar 2.1 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas dan InteraksinyaSumber: Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri ataupun masyarakat. Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain disebut sebagai pekerja atau buruh. 21 Supir angkutan kota adalah tenaga kerja yang menghasilkan jasa untuk memenuhi kehidupan sendiri yang menerima upah dalam bentuk uang. Jadi kecelakaan lalu lintas pada sopir angkutan kota termasuk kecelakaan kerja transportasi yang terjadi saat bekerja.Teori Kecelakaan KerjaTeori Heinrich Dalam buku Accident Prevention, Heinrich (1972) mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan Teori Domino. Dari teori tersebut digambarkan bahwa timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh lima faktor penyebab yang secara berurutan dan berdiri sejajar antara faktor satu dengan yang lainnya. Kelima faktor tersebut adalah domino kebiasaan, domino kesalahan, domino tindakan dan kondisi tidak aman, domino kecelakaan dan domino cidera. 25Heinrich menjelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah cukup dengan membuang salah satu kartu domino atau memutuskan rangkaian mata rantai domino tersebut yaitu dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. 25Teori Frank E.Bird PetersonBerdasarkan teori dari heinrich, Bird and Germain (1986) memodifikasi teori domino dengan merefleksikan ke dalam hubungan manajemen secara langsung dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Teori dapat dilihat seperti pada gambarKerugian1. Manusia2. Harta Benda3. Proses

Penyebab Dasar1. Faktor Manusia2. Faktor PekerjaaninsidenKontak dengan energi atau bahanPenyebab Langsung1. Tindakan Tidak Aman2. Kondisi yang Tidak AmanKekurangan PengawasanTidak Cukup 1. Program2. Standar Program3. Pemenuhan ProgramKerugian1. Manusia2. Harta Benda3. Proses

Gambar 2.2 Kerangka Teori Kecelakaan kerja oleh Frank E. Bird PetersonSumber: Budiono S, Jusuf, Pusparini. Bungarampai Hiperkes dan KKModel penyebab kerugian melibatkan lima faktor penyebab secara berentetan. Kelima faktor dimaksud adalah: 251. Kurangnya pengawasanFaktor ini antara lain meliputi ketidak tersediaan program, standar program dan tidak terpenuhinya standar2. Sumber penyebab dasarFaktor ini meliputi faktor personal dan pekerjaan3. Penyebab KontakFaktor ini meliputi tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan standar.4. InsidenHal ini terjadi karena adanya kontak dengan energi atau bahan-bahan berbahaya.5. KerugianAkibat rentetan faktor sebelumnya akan mengakibatkan kerugian pada manusia itu sendiri, harta benda atau properti dan proses produksi.Selanjutnya Bird dan Germain menjelaskan bahwa upaya pencegahan kecelakaan akan berhasil dan efektif bila dimulai dengan memperbaiki manajemen K3, selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penyabab, memprediksi gejala yang timbul dan mencegah kontak dengan/kepada objek kerja. Pada akhirnya kecelakaan dapat dihindari sedemikian mungkin. 25Meskipun banyak teori yang mengemukakan tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja, namun secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut: 25a. Sebab DasarMerupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industry antara lain meliputi faktor: Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaannya, manusia atau para pekerjanya sendiri, dan kondisi temapt kerja, sarana kerja, dan lingkungan kerja.b. Sebab UtamaSebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan K3 yang belum dilakukan secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja meliputi faktor:1. Faktor manusia atau dikenal dengan instilah tindakan tidak aman (unsafe action)Merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai sebab, misalnya kurang pengetahuan, dan ketrampilan, ketidak mampuan unntuk bekerja secara normal, ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak tampak, kelelahan dan kejenuhan, sikap dan tingkah laku yang tidak aman, serta kebingungan dan stress karena prosedur kerja yan baru belum dapat dipahami.Tindakan berbahaya ini juga mungkin dilatar belakangi oleh penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan, belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin-mesin baru, sikap masa bodoh dari tenaga kerja, kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja, kurang adanya kepuasan kerja, serta sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri, dll.

2. Faktor Lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe conditions)Yaitu kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, perawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerja, dan system kerja

PerilakuMenurut Skiner (1938) perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarrkan stimulusnya, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup (covert behavior) adalah respon orang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respoins atau reaksi terhadap srimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. 26Terbentuknya suatu perilaku baru, khususnya pada orang dewasa dimulai pada kognitif, yaitu subjek mengetahui terhadap stimulus baik berupa materi atau objek di luarnya. Proses ini akan menciptakan pengetahuan baru yang selanjutnya akan menmbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek tersebut. Sehingga akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan terhadap stimulus. 26

Domain PerilakuMeskipun perilaku dibedakan antara perilaku tertutup (covert), dan perilaku terbuka (overt), tetapi sebenarnya perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Jadi perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahamandan aktivitas sseseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi tiga tingkat ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 26Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih tahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: Awareness (kesadaran), yakni orang terseebut menydari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, yaitu orang telah mulai mencoba perilaku baru. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus. 26, 2Tingkat pengetahuan 26, 27Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitua. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesutau yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang peling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menympulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.c. Aplkasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang alain.d. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kamampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk emletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.f. Evaluasi (Evaluation)Evaluai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penialaian itu didasarkan pada suati kriteria-kriteria yang telah ada.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 27a. Faktor Internal1) PendidikanPendidkan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Menurut YB mantra yang dikutib Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorangg makin mudah menerima informasi.2) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutam untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi llebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.3) UmurMenurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan meurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.b. Faktor Eksternal1) Faktor LingkunganMenurut Ann. Mariner yang dikutip oleh Nursalam lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok2) Sosial BudayaSistem social budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.Tingkat pengetahuan yang diharapkan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang keselamatan berkendara dalam pencegahan kecelakaan lalu lintas. Hasil penelitian Kurniawan (2009) dalam Ismail (2010) di Kecamatan Tanjung Karang Barat bahwa penyebab kecelakan lebih disebabkan oleh faktor keahlian pengemudi, pemahaman tata cara berlalu lintas, pengetahuan rambu-rambu lalu lintas, serta kondisi kapasitas ruas jalan tergolong rendah terhadap pemaknaan keselamatan. 16Penelitian yang dilakukan oleh Redhwan AA dan Karim AJ (2010) menyatakan responden penelitian memiliki pengetahuan sedang tentang peraturan lalu lintas jalan. Kebanyakan dari meraka menyebutkan kecepatan tinggi, kurangnya kesadaran pengemudi tentang peraturan lalu lintas menyebabkan sebagian besar kecelakaan lalu lintasdi jalan. 28

Sikap (Attitude) 22Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Thomas dan Znaniecki tahun 1920 sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesedaran yang sifatnya individual. Menurut Triandis (1971) sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam suatu situasi sosial.Sikap memiliki komponen-komponen pokok. Komponen yang pertama adalah kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. Komponen kedua adalah kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek dan komponen ketiga adalahh kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)Tingkatan Sikap 26, 27a. Menerima (Receiving)Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)b. Merespon (Responding)Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tuggas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.c. Menghargai (Valving)Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.d. Bertanggung Jawab (Responsible)Bertanggung jawab atas segala Sesutu yagn telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanykan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap objeksuatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.sikap responden dalam penelitian ini adalah adalah tanggapan responden terhadap keselamatan berkendara untuk pencegahan kecelakaan lalu lintas.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti Sikap pengemudi mikrolet T19 dapat dikatakan masih negatif terhadap aspek keselamatan berkendara di jalan raya.14 Menurut penelitian Redhwan AA dan Karim AJ (2010) yang menyatakan penurunan sikap secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko kecelakaan.43Menurut Florio (1979) dalam Teori Model Ekologi, ketika manusia harus membuat keputusan untuk bertindak, ia masuk dalam situasi yang disebut dengan saat kritis. Waktu yang tersedia untuk membuat keputusan pada saat kritis itu tidak sama antara situasi yang satu sama lainnya, ada yang alam tetapi ada juga yang singkat. Keputusan yang dibuat oleh manusia dapat menimbulkan berbagai kemungkinan, yaitu terjadinya kecelakaan, hampir kecelakaan, atau kecelakaan yang potensial dengan masing-masing segala akibatnya.45Tindakan (Practice) 27Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (Over Behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:a. Persepsi (Perception)Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakanpraktik tingkat pertama.b. Respon Terpimpin (Guided Response)Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua.c. Mekanisme (Mechanism)Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.d. Adopsi (Adoption)Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.Tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh responden yang mengacu pada perilaku berkendara yang ideal dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.Pengamat transportasi publik Universitas Andalas (Unand) Padang Dr. Yossyafra menemukan fakta dari hasil penelitiannya bahwa 70-80% angkutan kota yang ada di Padang melanggar aturan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pengemudi angkutan kota cendrung tidak sabar, melanggar aturan lalu lintas dan melakukan manuver yang membahayakan keselamatan pengendara lainnya di jalan raya.18Hasil penelitian Kurniawan (2009) dalam Ismail (2010) menyebutkan bahwa kecenderungan penyebab kecelakaan lebih disebabkan oleh faktor mengontrol kendaraan, merespon setiap rambu-rambu, respon terhadap petugas pengatur lalu lintas tergolong rendah sehingga kecenderungan penyebab kecelakaan lebih dominan, sedangkan di lihat dari perilaku kewaspadaan serta ketidaksabaran lebih dominan menyebabkan kecelakaan. 16Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pitasari (2008) yang menyatakan sebanyak 87,5% pengemudi pernah terkena tilang.14

Persepsi Persepsi adalah suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. 29Dengan kata lainpersepsiadalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Menurut Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; persepsiadalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri. 29Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwapengertian persepsimerupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.28 Perilakuindividu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. 30Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas, maka perlu dilakukan penertiban para pengguna jalan oleh pemeritah yang tidak hanya menitik beratkan pada penyelenggaraan sistem lalu lintas sebagai elemen kontrol yang memaksa pengguan jalan untuk taat dan patuh terhadap peraturan lalu lintas. Tapi, juga harus diimbangi dengan pelaksanaannya yang profesional di lapangan, sehingga pergeseran nilai budaya tertib lalu lintas tidak bergeser ke arah negatif dimana peraturan lalu linta tidak lagi dihormati. Kurangnya pengawasan lalu lintas juga merupakan penyebab tidak efektifnya upaya penegakan ketertiban lalu lintas. Penegakan hukum yang tidak tegas akan membentuk sikap pasif dari para pengguna jalan atau disebut kepatuhan semu dari pengguna jalan terhadap hukum berlalu lintas. Artinya, mereka patuh hanya ketika berada dalam pengawasan perangkat aparat yang mengontrol aktivitas mereka di jalan sehingga tidak ada kesadaran secara aktif menaati peraturan lalu lintas. 9Dengan demikian, praktik pelanggaran lalulintas seolah menjadi hal yang lumrah dilakukan selama tidak ada pengawasan aparat. Selain itu, praktik damai yang sering dilakukan mengakibatkan proses hukum dari praktik pelanggaran lalu lintas seolah tidak terlalu memberatkan bagi para pelanggar. Pratik pelanggaran lalu lintas seolah telah mendapat persetujuan secara sosial selama dilakukan si luar pengawasan aparat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Ariyanto, menyatakan dalam The Role of Psikology in Indonesian Contenporary Society (2009) bahwa adanya persepsi yang cendrung negatif para pengemudi motor dan angkutan umum terhadap pengguna jalan lainnya, yaitu pengemudi kendaraan pribadi, polantas dan pedagang kaki lima. 31Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti Diyah (2009) bahwa sebanyak 61,5% pengemudi mengatakan bahwa peraturan perundangan masih kurang baik penerapannya.14

Teori Lawrence GreenBerdasarkan analisi penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni behavioral factors (faktor perilaku), dan non behavioral factors atau faktor non perilaku. Selanjutnya Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu: 321. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.2. Faktor pemungkin (enabling factors) adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku.3. Faktor penguat (reinforcing factors) faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Perilaku Keselamatan (Safety Behaviour) 33Menurut Zhou et al.,(2007) ada empat fator yang paling efektif untuk meningkatkan perilaku keselamatan, yaitu: safety attitudes, employees involvement, safety management system s and procedures, and safety knowledge. Faktor iklim keselamatan lebih berpengaruh terhadap perilaku keseelamatan jika dibandingkan dengan pengalaman pekerja. Diperlukan strategi gabungan antara iklim keselamatan dan pengalaman kerja untuk meningkatkan perilaku keseelamatan secara maksimal guna mencapai total budaya keselamatan.

Perilaku Aman Berkendara (Safety Driving)Teknik mengemudi dengan aman dikenal dengan istilah safety driving. Sedangkan teknik yang menuntut keahlian dan pengalaman dalam mengemudi kendaraan, yang juga disertai sikap positif dan konsentrasi tinggi dikenal dengan defensif driving. 34Safety driving dianggap sebagai metode aman berkendara di jalan raya bagi pengendara di jalan raya bagi pemula sedangkan defensif driving lebih diutamakan kepada para expert ( pengemudi yang sudah ahli dan berpengalaman), dengan penekanan lebih kepada pengambilan keputusan saat menghadapi masalah di jalan. 32 Safety driving merupakan dasar pelatihan mengemudi lebih lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan begi pengemudi dan penumpang. Safety driving didesain untuk meningkatkan awareness (kesadaran) pengemudi terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama mengemudi.35Menurut Bintarto agung, Presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), menyatakan bahwa pengemudi defensif tidak hanya terampil, tetapi juga mempunyai sikap mental positif yang menjauhkannya dari bahaya di jalan raya. Menurut Bintarto pengemudi yang baik harus selalu memakai 4 A, yaitu alertness (kewaspadaan), awareness (kesadaran), attitude (tingkah laku), dan anticipation (mengharapkan). Seseorang pengemudi harus selalu mengharapkan sesuatu yang tidak diharapkan, sehingga akan selalu waspada dan sadar serta berhati-hati dalam bertingkah laku saat mengemudikan kendaraan.35a. Alertness (Kewaspadaan)Dengan memiliki keterampilan dalam safety driving, ppengemudi akan mengetahui bagaimana cara mengendalikan mobil dan ke luar dari kondisi bahaya yang ada pada saat itu, karena dalam safety driving juga dianjarkan teknik khusus mengenai over steering, under steering, dan recovery. Situasi seperti tergelincir, atau menghindari jalana berbatu terjal memerlukan teknik atau gerakan mengemudi yang khusus, dan ini bukan merupakan bagian yang dipersyaratkan untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM).b. Awareness (Kesadaran)Awareness merupakan salah satu aspek dalam safety driving agar kita menyadari akan keterbatasan dan kemampuan kendaraan/ mobil. Sebagai contoh pada kasus kegagalan funsi rem, dimana dalam safety driving diajarkan bagaimana meningkatkan insting untuk mereih rem parkir (parking brake) atau memindahkan persneling/ gigi (gear) tanpa harus kehilangan kendali.c. Attitude (Sikap)Dengan proactive attitude (tingkah laku yang lebih gesit) saat berada di belakang kemudi, diharapkan pengemudi dapat mengantisipasi potensial bahaya yang ditimbulkan oleh pengemudi lain dari pada harus melakukan tindakan yang negatif kepada mereka (pengemudi yang lainnya).d. Anticipation (Mengharapkan)Salah satu bagian yang penting dalam safety driving adalah antisipasi, dimana pengemudi secara terus menerus mengamati area sekitar, untuk mengetahui adanya potensi bahaya, misalnya pejalan kaki atau pengendara sepeda motor yang tiba-tiba membelok tanpa memberikan tanda, atau bahkan pengendara mobil di depan yang mabuk, dan tiba-tiba keluar dri jalur lalu lintas. Dalam hal ini, safety driving mengandung arti mengantisipasi setia kemungkinan yang akan timbul, dimana kondisi ini sebenarnya tidak pernah diharapkan oleh pengemudi.Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa safety driving merupakan cara yang efektif untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan akibat pengemudi yang kurang perhatian saat mengemudi ataupun pengemudi yang kurang pengalaman.34Defensif driving juga mengandung makna mengendarai kendaraan dengan cara-cara/teknik yang aman dan berusaha mencegah kecelakaan meskipun yang sebabnya dari pemakai jalan yang lain, keadaan di jalan, dan cuaca.34

Faktor-faktor yang Penting dalam Safety DrivingSafety driving saat berkaitan dengan persiapan dan kewaspadaan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum mengemudi, selama mengemudi dan setelah mengemudi.Sebelum Mengemudi 36,371. Pengecekan Bagian Luar Mobil Lakukan pemeriksaan awal kendaraansebelummelakukanengine startmeliputi pengecekan klakson, lampu indikator, kondisi bodi, tekanan angin ban, pemeriksaan bagian bawah untuk mengecek kebocoran oli, termasuk minyak rem.a. Pengecekan BanCek tekanan angin dan kondisi ban mobil (termasuk ban cadangan) minimal seminggu sekali sebelum mobil digunakan. Periksa tekanan angin dengan menggunakan Tire Presure Gauge, dan pastikan tekanan sesuai dengan standar. Untuk memeriksa ketebalan ban, gunakan Trade Wear Indicator, yaitu berupa tanda segitiga pada dinding ban dan tonjolan pada telapak ban. Jika kembangan ban sudah rata dengan tonjolan tersebut, maka gantilah segera ban Anda.b. Pengecekan MesinLakukan pengecekan ruang mesin minimal seminggu sekali pada bagian oli mesin, oli rem, air radiator dan air aki. Pastikan ketinggian oli ataupun air berada di bawah garis maksimal. Selanjutnya cek juga karet-karet selang dan tali kipas. Pastikan semua masih lentur dan tidak ada retakan.c. Pengaturan kaca spionAtur semua posisi kaca spion supaya memudahkan memantau situasi di luar mobil. Sesuaikan posisi spion dalam dan samping sehingga pengemudi dapat melihat semua sudut secara optimal. Pasalnya, setiap mobil pasti memilikiblind spot area(area yang tidak terlihat pengemudi), sebaiknya lakukanhead checkatau menengokkan kepala sesaatsebelumpindah jalur atau berputar.d. Pengecekan lampu-lampuPastikan semua lampu berfingsi dengan baik.1. Pengecekan bagian dalam mobil Saat memasuki kabin mobil hal penting yang perlu di cek adalah kondisi karet pedal kopling, rem dan gas. Semuanya harus terpasang dengan baik dan tidak tipis. Lalu, cek juga rem tangan mobil, terutama tuas dan penguncinya. Semuanya harus dalam kondisi dan berfungsi dengan baikBerat beban di mobil juga dapat mempengaruhikonsumsi bahan bakar.Untuk itu ada baiknya keluarkan barang yang tidak diperlukan dari dalam mobil. Jika di mobil terdapatroof rack dan tidak sedang digunakan sebaiknya dilepas. Namun, jika menggunakannya untuk membawa barang sebaiknyaberkendaradengan kecepatan rendah agar untuk menghindari barang bawaan terjatuh2. Pengecekan Instrumen DashboardCek semua indikator di dashboard ketika kunci dalam posisi ON. Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan ABS dan SRS Airbag, pastikan saat menyalakan mobil indikator tersebut mati.3. Posisi DudukAda 3 hal penting yang akan kita dapatkan apabila posisi duduk kita sudah tepat, yaitu:a. KomunikasiMudah berkomunikasi dengan pengendara lain dan memantau situasi di luar mobil.b. KenyamananTidak mudah lelah dan selalu sigap meski mengemudi jarak jauh.c. KontrolMudah merasakan gejala awal ketika mobil mulai kehilangan keseimbangan. Sehingga bisa segera mengantisipasinya.Untuk mendapatkan posisi duduk yang tepat ikuti prosedur dalam hal:a. Sabuk Pengaman (safety belt)Gunakan selalu Sabuk Pengaman sebagai perlengkapan pelindung keselamatan utama. Pastikan terdengar suara KLIK!, saat memasangnya. Penggunaan sabuk pengaman yang tepat, harus melewati tulang bahu dan pinggul. Gunakan pengatur ketinggian sabuk pengaman agar memudahkan mendapatkan posisi duduk yang tepat. b. Jarak KursiAtur jarak kursi sehingga kamu mudah mengoperasikan pedal gas, rem dan kopling.c. KursiPosisi sandaran kursi harus nyaman, tidak terlalu tegak namun tidak terlalu landai.d. Jarak Tubuh & KemudiJarak ideal tubuh dengan kemudi yaitu sekitar 25cm. Cara mengukurnya, letakkan kedua pergelangan tangan Anda pada jam 12. Kemudian atur sandaran kursi.e. Posisi Penahan KepalaTempatkan sandaran kepala sejajar dengan tinggi kepala.f. Ketinggian KemudiSesuaikan ketinggian kemudi sampai merasa nyaman untuk mengemudi.Saat Mengemudi 36,371. Olah KemudiPosisi dasar tangan yang paling tepat saat mengemudi yaitu tangan kiri di posisi jam 9 dan tangan kanan di posisi jam 3. Posisi ibu jari harus tegak di atas setir dan tidak masuk ke lingkaran setir. Hindari kebiasaan mengemudi dengan satu tangan, telapak tangan dan mengemudi dengan jari yang masuk ke lingkar setir. Selain mudah kehilangan kendali saat mengemudikan mobil, Anda juga terancam bahaya cedera bahkan kematian. Ada2 Teknik olah kemudi yang tepatyaitu sebagai berikut:a. Tarik-DorongMerupakan teknik olah kemudi yang paling dasar dan aman digunakan di berbagai situasi, baik mengemudi pada kecepatan rendah ataupun tinggi.b. SilangTeknik ini dapat digunakan saat kecepatan rendah tapi membutuhkan radius putar yang cukup luas, seperti saat parkir atau berbalik arah.2. Teknik PengeremanSalah satu fitur yang berkaitan dengan teknik pengereman adalahAnti Lock Brake System(ABS),Electronic Force Brake Distribution(EBD) danBrake Assist(BA). ABSberfungsi agar ban tidak terkunci saat terjadi pengereman.Caranya injak sekuat tenaga pedal rem sambil arahkan mobil ke tempat yang lebih aman. EBDberfungsi mendistribusikan daya pengereman ke setiap roda sesuai beban kendaraan. Mekanisme ini bekerja bersama ABS dan sangat bermanfaat ketika mengerem pada jalan menikung. Sementara itu,BAberguna untuk menambah daya pengereman saat mengerem mendadak. Mekanisme ini bekerja berdasarkan kecepatan menginjak pedal rem pada kondisi darurat. Sehingga dengan sedikit injakan tapi cepat, mobil dapat berhenti dengan cepat.3. ScanningKetika sedang mengendarai mobil, perlu memperhatikan semua pengguna jalan atau kondisi jalan sekitar, misalnya motor, mobil, rambu-rambu, pejalan kaki ataupun objek-objek penting lainnya yang dapat mempengaruhi kesigapan saat mengemudi.4. Blind SpotBlind Spotadalah area yang tidak terlihat secara langsung oleh kaca spion tengah, kanan ataupun kiri. Dengan keterbatasan ini, perlu membiasakan diri untuk melakukanShoulder Checkyaitu dengan menoleh sesaat ke kiri atau kanan sesuai arah belok Anda.5. Safe Following DistanceSaat mengemudi dianjurkan untuk menjaga jarak aman. Pengemudidefensiveselalu menyediakan ruang antara mobil di depan, samping, dan belakang. Dalam hal ini, jangan mengikuti terlalu dekat sebab kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Semakin banyak ruang semakin banyak waktu tersedia untuk bereaksi. Temukan patokan yang cukup besar dan tidak bergerak di sepanjang jalan. Kemudian saat mobil lain di depan melintasi patokan tersebut, hitung dengan angka 1000 dan 1, 1000 dan 2, 1000 dan 3.Pastikan mobil melewati patokan yang sama pada akhir hitungan. Jika sudah tepat, maka Anda telah memenuhi jarak aman ideal. Jarak Aman Berkendara berdasarkan Kecepatan Laju Mobil dapat dilihat pada tabel 2.1.Tabel 2.1 Jarak Aman Berkendara Kecepatan Laju Mobil 34KecepatanJarak MinimalJarak Aman

30 km/jam15 meter30 meter

40 km/jam20 meter40 meter

50 km/jam25 meter50 meter

60 km/jam40 meter60 meter

70 km/jam50 meter70 meter

80 km/jam60 meter80 meter

90 km/jam70 meter90 meter

100 km/jam80 meter100 meter

110 km/jam90 meter110 meter

sumber: oto.co.id6. Safe Stopping DistanceSaat menghentikan mobil, pastikan jarak mobil cukup memadai sehingga bisa melihat kedua ban belakang mobil yang berada di depan. Hal ini agar memudahkan saat terjadi kondisi yang memaksa Anda harus keluar dari antrian kendaraan.7. Hilangkankebiasaan buruk saat mengemudiseperti merokok, menerima panggilan telepon, makan, minum atau bahkan mengobrol. Karena bila dilakukan dapat mengganggu konsentrasi mengemudi. Tapi, jika ingin melakukan hal tersebut, pengemudi sebaiknya berhenti sejenak di tempat aman atau memastikan telepon selular Anda terhubung denganhands-free.8. Teknik pengoperasian gigi transmisi. Walau mobil Anda sudah menerapkan teknologi yang ramah bahan bakar ternyata tidak menjamin jika karakterberkendarakebanyakan pengemudi masih buruk. Mesin dengan bahan bakar bensin rata-rata bekerja optimal di putaran 2.000 2.500 rpm. Oleh karena itu, saat melakukan perpindahan gigi sebaiknya lakukan pada jarak rpm 2.000 sampai 2.500 rpm.9. Efisiensi Bahan Bakar. Ada baiknya memperhatikan momentum kendaraan. Misalnya, ketika akan mendekati perempatan atau pertigaan lampu lalu lintas, sebaiknya angkat kaki dari pedal gas lebih awal dan biarkan mobil meluncursebelummenginjak pedal rem. Hal ini diklaim mampu menghemat konsumsi bahan bakar mobil Anda.10. ParkirUntuk memudahkan saat parkir, perlu memahami dan menggunakan patokan-patokan yang ada pada mobil.11. Matikan mesin mobil jika berhenti dan terdiam selama lebih dari 20 detik (tapi syaratnya mesin mobil harus dalam kondisi mudah start). Sebab, mesin yang hidup dalam kondisi diam yang lama misal 3 menit sama halnya dengan Anda melakukan perjalanan sejauh 1 km pada kecepatan konstan 50 km/jam.

Setelah Mengemudi 35Setelah kendaraan digunakan atau dioperasikan maka kendaraan perlu dirawat (maintance) agar kondisinya tetap baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah menggunakan kendaraan :a. Memeriksa atau mengecek kembali kondisi mesin kendaraan gunaa menjaga kondisi mesin agar tetap baik.b. Mengecek seluruh kondisi ban kendaraan guna memastikan ban dalam kondisi baik.c. Memeriksa sekeliling bodi kendaraan dan memastikan semuanya dalam kondisi baik.d. Memeriksa seluruh kondisi baik, komponen dalam mobil antara lain: karet pedal kopling, karet rem, karet gas, kemudi/setir, dan rem tangan.e. Kendaraan yang telah digunakan sebaiknya dicuci agar kondisi kendaraan tetap fresh.f. Sebelum meninggalkan kendaraan pastikan selutuh pintu terkunci agar kendaraan tersebut tetap aman dan menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Tata Cara Berlalu Lintas Berdasarkan PP No. 43 Tahun 1993 81. Tata cara melewati kendaraan lainTata cara berlalulintas di jalan yaitu dengan mengambil jalur jalan sebelah kiri.

2. Tata Cara Melewatia. Pengemudi yang akan melewati kendaraan lain harus mempunyai pandangan bebas dan menjaga ruang yang cukup bagi kendaraan yang dilewatinya, pengemudi tersebut harus mengambil lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang dilewati. Dalam keadaan tertentu pengemudi tersebut dapat mengambil lajur atau jalur jalan sebelah kiri dengan tetap memperhatikan keselamatan lalu lintas.b. Pengemudi harus memperlambat kendaraannya apabila akan melewati: kendaraan umum yang sedang berada pada tempat turun-naik penumpang. Pengemudi dilarang melewati: kendaraan lain di persimpangan atau persilangan sebidang, kendaraan lain yang sedang memberi kesempatan menyeberang kepada pejalan kaki. c. Pengemudi yang akan dilewati kendaraan lain wajib: memberikan ruang gerak yang cukup bagi kendaraan yang akan melewati dan memberi kesempatan atau menjaga kecepatan sehingga dapat dilewati dengan aman. d. Pada jalan tanjakan atau menurun yang tidak memungkinkan bagi kendaraan untuk saling berpapasan, pengemudi kendaraan yang arahnya turun harus memberi kesempatan jalan kepada kendaraan yang menanjak.3. Tata Cara Membeloka. Pengemudi yang akan membelok atau berbalik arah, harus mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan belakang kendaraan dan wajib memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat lengannya. b. Pengemudi yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping, harus mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan belakang kendaraan serta memberikan isyarat. c. Pengemudi dapat langsung belok ke kiri pada setiap persimpangan jalan, kecuali ditentukan lain oleh rambu-rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas pengatur belok kiri.4. Tata Cara Memperlambat KendaraanPengemudi yang akan memperlambat kendaraannya, harus mengamati situasi lalu lintas di samping dan belakang kendaraan serta memperlambat kendaraan dengan cara yang tidak membahayakan kendaraan lain.5. Posisi Kendaraan di Jalana. Pada jalur yang memiliki dua atau lebih lajur searah, kendaraan yang berkecepatan lebih rendah daripada kendaraan lain harus mengambil lajur sebelah kiri. b. Pada jalur searah yang terbagi atas dua atau lebih lajur, gerakan perpindahan kendaraan ke lajur lain harus memperhatikan situasi kendaraan di depan, samping dan belakang serta memberi isyarat dengan lampu penunjuk arah.c. Pada jalur searah yang terbagi atas dua atau lebih lajur yang dilengkapi rambu-rambu dan atau marka petunjuk kecepatan masing-masing lajur, maka kendaraan harus berada pada lajur sesuai kecepatannya.d. Pada persimpangan yang dikendalikan dengan bundaran, gerakan kendaraan harus memutar atau memutar sebagian bundaran searah jarum jam, kecuali ditentukan lain yang dinyatakan dengan rambu-rambu dan atau marka jalan.6. Peringatan Dengan Bunyia. Isyarat peringatan dengan bunyi yang berupa klakson dapat digunakan apabila: diperlukan untuk keselamatan lalu lintas, melewati kendaraan bermotor lainnya. Isyarat peringatan, dilarang digunakan oleh pengemudi: pada tempat-tempat tertentu yang dinyatakan dengan rambu-rambu, apabila isyarat bunyi tersebut mengeluarkan suara yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor.b. Isyarat peringatan dengan bunyi yang berupa sirene hanya dapat digunakan oleh Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas termasuk kendaraan yang diperbantukan untuk keperluan pemadaman kebakaran, Kendaraan petugas pengawal kendaraan kepala negara atau pemerintah asing yang menjadi tamu negara, Ambulans yang sedang mengangkut orang sakit, Kendaraan jenazah yang sedang mengangkut jenazah, Kendaraan petugas penegak hukum tertentu yang sedang melaksanakan tugas.

2.5. Faktor Kendaraan Selain faktor kelalalian manusia, terjadinya kecelakaan lalu lintas, baisanya juga disebabkan oleh faktor kendaraan yang tidak mmenuhi standar kelayakan jalan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor kelayakan jalan kendaraan, setiap enam bulan sekali seluruh kendaraan angkutan umum dan kendaan angkutan barang wajib melakukan uji kelayakan jalan. Menurut kepala Unit Pelaksanaan Teknis, UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman, Marjono, dalam uji kelayakan jalan, diantaranya adalah berat kendaraan, kondisi ban, fungsi rem, funsi lampu, kondisi tempat duduk, dan fungsi kaki-kaki kendaraan. Jika dinyatakan tidak layak, maka pemiliknya diwajibkan memperbaiki kemudian dilakukan pengujian kembali. 39Peralatan pengujian kendaraan bermotor untuk pemeriksaan kelaiankan jalan adalah 40a. Alat uji suspensi roda (pit wheel suspension tester) untuk memeriksa kondisi suspensi roda apakan masih mampu menahan getaran.b. Alat uji rem (brake tester) memeriksa efisiensi sistem remc. Alat uji lampu utama (head light tester) memeriksa pancaran lampu utama dan deviasi penyinaran lampu.d. Alat uji speedometer (speedometer tester) alat petunjuk kecepatane. Alat uji emisi gas buang (CO-HC) alat uji asap kendaraan bermotor berbahan bakar premium (bensin)f. Smoke tester alat uji asap kendaraan berbahan bakar solarg. Alat pengukur berat (Axle load) alat timbang berat sumbu depan denpan dan belakang untuk emnentukan jumlah berat muatan yang di izinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.h. Alat uji kincup roda depan (side slip tester) memeriksa sikap roda deopan pada kondisi tanpa beban dengan kecepatan maksimum liama kilometer/jami. Alat ukur suara (sound level meter) alat ukur tingkat suara klaksonj. Alat ukut dimensi. Untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, kendaraank. Alat uji kaca untuk menguji kemampuan kaca kendaraanl. Komposer udaram. Generator setn. Peralatan bantu (palu, senter)Pemeriksaan kendaraan bermotor yang dapat dilakukan di jalan berdasarkan pasal 16 uu no 14 tahun 1992, meliputi pemeriksaa persyaratan teknis dan latak jalan, dan pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat tanda bukti pendaftaran atau surat tanda coba kendaraan bermotor, serta surat izin mengemudi. 40 Pemeriksaan tekniskendaraan bermotor menurut PP No. 80 Tahun 2012 adalah 41a. Pemeriksaan atas susunan, yang terdiri dari rangka landasan, motor penggerak, sistempembuangan, sistem penerus daya, sistem roda-roda, sistem suspensi, sistem alat kemudi, sistem rem, sistem lampu dan alat pemantul cahaya (lampu utaman dekat, lampu utama jauh, lampu penunjuk arah, lampu rem, lampu posisi depan, lampu posisi belakang, dan lampu mundur), komponen pendukung (pengukur kecepatan, kaca spion, penghapus kaca, klakson, spakbor, dan bumper)b. Perlengkapan kendaraan bermotor yaitu sabuk pengaman, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagi pengemudi ekndaraan bermotor beroda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah, dan peralatan P3K.c. Perlengkapan sepeda motor berupa helm bagi pengemudi dan penumpangd. Ukutran kendaraan bermotor, terdiri dari panjang, lebar dan tinggi, julur depan, julur belakan, dan sudut pergie. Karoseri yang ditunjukkan atas badan kendaraan, yaitu kaca-kaca, pintu, engsel, tempat duduk, tempat pemasangan tanda nomor kendaraan bermotor, tempat keluar daruruat (khusu mobil bus), dan perisai kolong (khusus mobil barang)f. Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukkannya terdiri atas ketersediaan dan kesesuaian antara jumlah tempat duduk dengan daya muatnya, ketersediaan alat pegangan penumpang berdiri bagi mobil bus angkutan umum perkotaan, dan ketersediaan bak muatan atau tertutup bagi kendaraan bermotor angkutan barang.

2.6. Kerangka TeoriBerdasarkan teori Heinrich, tentang penyebab kecelakaan kerja yang dikenal sebagai teori efek domino terdiri atas dua hal, yaitu Unsafe Action dan Unsafe Condition. Unsafe Action yang merupakan penyebab kecelakaan lalu lintas adalah seperti kurangnya pengetahuan pemngemudi tentang rambu-rambu lalu lintas, sikap pengemudi yang kurang baik, dan kurangnya tindakan safety driving. Teori ini kemudian dimodifikasi oleh Bird dan Germain (1986) dengan merefleksikan ke dalam hubungan manjemen secara langsung dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu: penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes), tercantum pada LCI (Loss Causati Mode)l. Sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

KecelakaanPenyebab LangsungFaktor LingkunganKondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)Tindakan Tidak aman (Unsafe Action)Penyebab Tidak langsung

Gambar.2.3. Modifikasi Teori Domino oleh Henrich dan LCI (Loss Causati Mode)oleh Frank E. Bird Peterso

Berdasarkan analisi penyebab masalah kesehatan, Green menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu predisposing faktor, enabling factor, dan predisposing factor. Sehingga dapat di gambarkan sebagai berikut:

Predisposing FactorPengetahuanSikapKepercayaPersepsi

Perilaku Pencegahan Kecelakaan Lalu LintasEnabling FactorFaktor KendaraanKelayakan JalanSarana Jalan

Predisposing FactorPengawasanPerundanganKebijakan

Gambar.2.4. Teori Penyebab Masalah Oleh Lawrence Green

43

10

2.7. Kerangka KonsepBerdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Faktor Independen Faktor Dependen

Kejadian Kecelakaan Lalu LintasSikapPengetahuanTindakan PersepsiFaktor kendaraan

METODE PENELITIAN

Jenis PenelitianXxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Waktu dan TempatXxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.Populasi dan SampelXxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.

Definisi Operasional

VariabelDefinisi OperasionalCara PengukuranSkalaHasil Ukur

Pajanan Kuat Medan MagnetPajanan medan magnet SUTET 500kV yang diterima responden berdasarkan perkalian pengukuran hasil nilai rata-rata medan magnet di dalam dan diluar rumah dengan rata-rata waktu/lama pajanan responden di dalam dan di luar rumah.

Medan magnet diukur menggunakan alat HOLADAY-Electromagnetic Field Survey MeterHI-3604 & HI-3616.Pajanan medan magnet dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini :H = (H_dl x T_dl) + (H_hl x T_hl)9, 10, 26

RatiomA/m dikonversikan ke mT(milli Telsa)

Analisa DataXxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx. Xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx.

DAFTAR PUSTAKA