6. IKTERUS

21
IKTERUS NEONATORUM

Transcript of 6. IKTERUS

Page 1: 6. IKTERUS

IKTERUS NEONATORUM

Page 2: 6. IKTERUS

PENDAHULUAN

• Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus).

• Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat.

• Selain angka mortalitas yang tinggi, juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup.

Page 3: 6. IKTERUS

Angka kejadian/ Epidemiologi

Angka kejadian ikterus pada neonatus di Amerika ditemukan 65%, di Malaysia 75%,

Di Surabaya tahun 2000 sebanyak 30% dan 2002 : 13% (Indarso F, 2005). Di Jakarta di laporkan 32,19%.

Di RSCM Jakarta ialah 32,19 % dan 62,53% kadar bilirubin indireknya melebihi 10 mg%

Diperkirakan 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan mengalami ikterus atau hiperbilirubin dalam minggu pertama kelahirannya.

Angka kematian terkait hiperbilirubinemia sebesar 13,1%.

Page 4: 6. IKTERUS

Definisi

• Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL.2

• Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah >13 mg/dL.2

Page 5: 6. IKTERUS

PATOFISIOLOGI

• Bilirubin toksik, hrs dikeluarkan tubuh. Sebagian besar berasal dr degredasi Hb & sebagian lagi berasal dr hem bebas/ dr proses eritropoesis yg tdk efektif.

• Pembentukan bilirubin dimulai dg proses oksidasi yg menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain.

• Biliverdin ini mengalami reduksi & menjadi bilirubin bebas/ bilirubin IX alfa. Zat ini sulit larut dlm air tapi larut di lemak, krn punya sifat lipofilik yg sulit diekskresi & mudah melalui membrane biologic spt placenta & sawar darah otak.

• Bilirubin bebas tsb kemudian bersenyawa dg albumin & dibawa ke hepar.

Page 6: 6. IKTERUS

• Di hepar tjd mekanisme ambilan, shg bilirubin terikat dg reseptor membran sel hati & masuk ke dlm sel hati.

• Segera sth ada dlm sel hati, tjd persenyawaan dgn ligandin ( protein -Y), protein-Z, & glutation hati lain yg membawanya ke reticulum endoplasma hati, tempat terjadinya proses konjugasi.

• Proses ini timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yg kmd menghasilkan bentuk bilirubin direk. Jenis bilirubin ini larut dlm air & pd kadar ttt dpt diekskresikan mll ginjal.

• Sebagian besar bilirubin yg terkonjugasi ini diekskesi mll duktus hepatikus ke dlm saluran pencernaan & selanjutnya mjd urobilinogen & keluar dr tinja sbg sterkobilin.

• Dlm usus sebagian diarbsorbsi kembali oleh mukosa usus & terbentuklah proses arbsorpsi enterohepatik.

Page 7: 6. IKTERUS

Sel darah merah

Hemolisis

Biliverdin

HemeHemoglobin

Karbonmonoksida

Bilirubin

BMGBDG

Karboksi hemoglobi

n

CO ekspirasi

Sirkulasi entero hepatik

Ekskresi melalui usus dan kandung empedu

BMG: bilirubin monoglucuronide BDG: bilirubin diglucuronide

Gambar berikut menunjukan metabolisme pemecahan hemoglobin dan pembentukan bilirubin.

Page 8: 6. IKTERUS

Lanjutan........

Page 9: 6. IKTERUS

Etiologi

Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pd setiap BBL, karena:• Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih

banyak dan berumur lebih pendek.• Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim

glukuronil transferase, UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.

• Sirkulus enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.

Page 10: 6. IKTERUS

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat disebabkan oleh faktor/keadaan:• Hemolisis akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus,

defisiensi G6PD, sferositosis herediter dan pengaruh obat.• Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra

uterin.• Polisitemia• Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir• Ibu diabetes• Asidosis• Hipoksia/asfiksia• Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi

enterohepatik

Page 11: 6. IKTERUS

Faktor Risiko1. Faktor Maternal• Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)• Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)• Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.• ASI2. Faktor Perinatal• Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)• Infeksi (bakteri, virus, protozoa)3. Faktor Neonatus• Prematuritas• Faktor genetik• Polisitemia• Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)• Rendahnya asupan ASI• Hipoglikemia• Hipoalbuminemia

Page 12: 6. IKTERUS

Tanda dan Gejala

Ikterus fisiologis– Timbul pada hari kedua dan ketiga– Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10

mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.

– Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg% – Kecepatan peningkatan kadar bilirubin

tidak melebihi 5 mg% perhari– Ikterus menghilang pada 10 hari pertama– Tidak terbukti mempunyai hubungan dgn

keadaan patologi

Page 13: 6. IKTERUS

• Ikterus Patologis (Hiperbilirubinemia)• Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama• Kadar bilirubin indirek melebihi 10 mg% pada

neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan

• Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg% • Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari• Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama• Mempunyai hubungan dgn proses hemolitik

Page 14: 6. IKTERUS

Penegakan diagnosa

• Anamnesis• Pemeriksaan fisik : WHO menerangkan cara menentukan

ikterus secara visual, sbb– Pemeriksaan dilakukan dg pencahayaan cukup (siang hari dg cahaya

matahari) krn ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dg pencahayaan buatan & bisa tdk terlihat pd pencahayaan yg kurang.

– Tekan kulit bayi dg lembut dg jari utk mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan.

– Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi & bagian tubuh yg tampak kuning

• Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan kadar bilirubin darah• Pemeriksaan radiologis

Page 15: 6. IKTERUS

Rumus kremer

Page 16: 6. IKTERUS

Rumus KramerDAERAH LUAS IKTERUS KADAR BILIRUBIN (mg%)

1 Kepala dan leher 5

2 Daerah 1 (+) badan bagian atas 9

3 Daerah 1, 2 (+) badan bagian bawah dan tungkai

11

4 Daerah 1, 2, 3 (+) lengan dan kaki di bawah dengkul

12

5 Daerah 1, 2, 3, 4 (+) tangan dan kaki 16

Page 17: 6. IKTERUS

Penatalaksanaan oleh bidan Tentukan apakah fisiologis atau patologisJika patologis :

Cegah gula darah tdk turun (Menganjurkan untuk Memberi ASI dini & sering)Nasihati agar menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukanSertakan contoh darah 2,5 ml jika timbul pd 2 hr pertama lahirRujuk segera

Jika fisiologis :Ajari ibu Perawatan bayi sehari-hari : memberi ASI sesering mungkin karena pemberian minum yang mencukupi dapat membantu untuk mengekskresi bilirubin, Memandikan, merawat tali pusat, pencegahan infeksi, menjaga bayi selalu hangatMenganjurkan menjemur bayi dibawah sinar matahari selama kurang lebih ½ jam yaitu ¼ jam tidur terlentang dan ¼ jam tidur telungkup dan bayi dalam keadaan telanjang.Kunjungan ulang sth 7 hr atau ditemukan tanda bayi malas menyusu, kuning bertambah sampai tangan dan kaki atau lebih, tinja pucat, BAK < 6 x/hr

Page 18: 6. IKTERUS

Penatalaksanaan umum

• Tentukan jenis ikterus: patologis atau fisiologis• Penatalaksanaan pada bilirubin indirek:

10-12mg% adalah fototerapi12-15mg% adalah fototerapiBila protein rendah diberikan albumin atau plasmaKalori cukup

• Tanggulangi penyakit penyerta• Bila kadar bilirubin lebih dari 20mg% (bayi cukup bulan)

atau kadar bilirubin 18mg% (bayi premature) dilakukan transfusi tukar.

Page 19: 6. IKTERUS

Tatalaksana awal ikterus neonatorum sesuai dengan WHO :• Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan

sebagai ikterus berat.• Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko

berikut: berat lahir < 2,5 kg, lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu,hemolisis atau sepsis.

• Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan golongan darah bayi dan lakukan tes Coombs.

Page 20: 6. IKTERUS

Lanjutan........

• Bila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar, hentikan terapi sinar.

• Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya terapi sinar

• Tentukan diagnosis banding

Page 21: 6. IKTERUS

Terima kasih.......