GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

17
REFERAT GANGGUAN CEMAS MENYELURUH Pembimbing : dr. Prasila Darwin, Sp.KJ Disusun oleh : Silpi Hamidiyah (110.2010.270) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA

description

RSJ BUNGA RAMPAI

Transcript of GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

REFERATGANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Pembimbing :dr. Prasila Darwin, Sp.KJ

Disusun oleh :Silpi Hamidiyah (110.2010.270)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWARUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA2015

GANGGUAN CEMAS MENYELURUHGENERALIZED ANXIETY DISORDER (GAD)

I. DEFINISIKecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak ada gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.Perbedaan antara gangguan cemas dengan kecemasan normal ditekankan dalam kriteria yang menggunakan kata-kata yang berlebihan dan sulit dikendalikan; dan gejala yang menyebabkan penurunan yang signifikan. Cemas dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu hal yang normal dan respon adaptasi terhadap ancaman, sehingga mempersiapkan individu tersebut untuk fight or flight. Seseorang yang cemas terhadap segala sesuatu dapat dikatakan mengalami gangguan cemas menyeluruh.Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain merasa cemas, khawatir, adanya firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, sulit konsentrasi dan adanya keluhan somatik (fisik) seperti berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, mual, muntah, sakit kepala dan sebagainya.GAD ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan khawatir yang berlebihan tentang peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-harinya tanpa alasan yang jelas untuk khawatir. Kecemasan ini tidak dapat dikontrol sehingga dapat menyebabkan timbulnya stres dan mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan dan kehidupan sosial.

II. EPIDEMIOLOGIPasien yang menderita gangguan cemas menyeluruh umumnya tidak mengupayakan penanganan psikologis, prevalensi sepanjang hidup gangguan ini cukup tinggi, yaitu sekitar sekitar 3-8% dari populasi umum. GAD umumnya mulai dialami pada pertengahan masa remaja, walaupun banyak orang yang menderita GAD mengaku bahwa mereka mengalami masalah tersebut sepanjang hidupnya. Rasio perbandingan antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1. Penderita GAD sering memiliki komorbiditas dengan gangguan mental lainnya seperti Gangguan Panik, Gangguan Stres Pasca Trauma, Gangguan Obsesif Kompulsif dan Gangguan Depresi Berat.Berbagai peristiwa penuh stress dalam hidup tampaknya cukup berperan terhadap terjadinya gangguan ini. GAD memiliki tingkat komorbiditas tinggi bila disertai gangguan ansietas yang lain atau gangguan mood. Sulit untuk berhasil menangani GAD. Dalam suatu studi penelitian selama lima tahun, hanya 18% pasien yang tidak lagi mengalami gejala-gejala gangguan ini, walaupun angka tersebut memiliki kemungkinan meningkat seiring dengan lebih banyak penggunaan terapi kognitif-behavioral.

III. ETIOLOGIPenyebab gangguan ini belum diketahui secara pasti, hanya saja disebutkan bahwa faktor biologi dan psikologi memiliki peran terhadap terjadinya gangguan cemas menyeluruh.1. Teori BiologiHipotesis yang dikemukakan adalah pada pasien GAD terjadi abnormalitas reseptor benzodiazepin di otak. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi reseptor benzodiazepin yang tertinggi ada di lobus oksipitalis, namun area lain yang dicurigai berperan pada GAD adalah basal ganglia, sistem limbik dan korteks lobus frontalis. Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) pada GAD menunjukan penurunan metabolisme sel di ganglia basalis dan substansia alba di otak.Hipotesis lain menyebutkan bahwa pada GAD terjadi gangguan regulasi sistem serotonergik. Neurotransmitter lain yang diduga memicu GAD adalah asam gamma-aminobutyric (GABA), serotonin, norepinefrin, glutamat dan kolesistokinin. Neurotransmitter yang paling memegang peranan dalam menimbulkan GAD adalah serotonin, sedangkan pada gangguan panik diduga adalah Norepinefrin.2. Teori GenetikHasil studi menemukan bahwa terdapat hubungan genetik pasien GAD dengan gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama pasien GAD juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan studi pada pasangan kembar didapatkan sebanyak 50% pada kembar monozigot dan sebanyak 15% pada kembar dizigot.3. Teori PsikoanalitikTeori ini menghipotesiskan bahwa ansietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Konflik bawah sadar tersebut adalah konflik yang tidak disadari antara ego dan impuls-impluls id. Impuls-impuls tersebut biasanya bersifat seksual atau agresif, berusaha untuk mengekspresikan diri, namun ego tidak membiarkannya karena tanpa disadari ia merasa takut terhadap hukuman yang akan diterimanya. Dengan kata lain, Pasien GAD tidak punya cara untuk menghindari kecemasan karena dia tidak mengembangkan tipe pertahanan tersebut sehingga selalu merasa cemas.Orang-orang yang menderita GAD sering kali salah mempersepsikan kejadian sehari-hari, seperti menyeberang jalan sebagai hal yang mengancam dan kognisi mereka terfokus pada antisipasi sebagai bencana pada masa mendatang. Terlebih lagi pasien GAD lebih terpicu untuk menginterprestasikan stimuli yang tidak jelas sebagai sesuatu yang mengancam dan untuk menilai berbagai kejadian yang mengancam lebih mungkin terjadi pada mereka.Sensitifitas pasien GAD yang sangat tinggi terhadap stimuli yang mengancam juga muncul walaupun bila stimuli tersebut tidak dapat diterima secara sadar. Gejala utama GAD yaitu kekhawatiran. Berdasarkan perspektif hukuman seseorang mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang sering merasa khawatir karena kekhawatiran di anggap sebagai kondisi negatif yang seharusnya tidak mendorong pengulangannya. Kecemasan sebenarnya merupakan penguatan negatif, ia mengalihkan pasien dari berbagai emosi negatif sehingga diperkuat oleh hasil yang positif bagi individu terkait. Kunci untuk memahami posisi ini adalah menyadari bahwa kekhawatiran tidak menciptakan banyak ketegangan emosional.4. Teori Kognitif-perilakuMenurut teori ini, pasien GAD akan merespon suatu ancaman secara salah dan tidak tepat. Respon tersebut disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif di lingkungannya, adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang terlalu negatif terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi ancaman.

IV. GAMBARAN KLINISGejala utama GAD adalah ansietas (kekhawatiran yang tidak sebanding dengan stressor yang sesungguhnya), ketegangan motorik, hiperaktifitas otonom dan kewaspadaan secara kognitif. Gambaran umum penyakit ini adalah dalam kehidupan. Gangguan cemas sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan anxietas kontinyu dan gangguan anxietas episodik. Gangguan cemas menyeluruh adalah bentuk dari kecemasan kontinyu.Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokkannya menjadi sindrom ansietas, dimana terdapat perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 hal atau lebih yang dipersepsikan sebagai ancaman sehingga tidak mampu beristirahat. Selain itu, ada minimal 6 dari gejala-gejala berikut :KETEGANGAN MOTORIKHIPERAKTIVITAS OTONOMKEWASPADAAN KOGNITIF

Kedutan otot atau gemetaranNafas pendek, terasa berat, sesak napasGangguan tidur (Sulit memulai tidur, tidur tidak nyenyak, sering terbangun saat tidur)

Otot tegang, kaku, nyeri-nyeri, pegal linuJantung berdebar-debarMudah kaget/terkejut

Tidak bisa diam, selalu ada yang digerak-gerakkan seperti kaki atau tangan atau bendaKeringat berlebihan, telapak tangan basahSulit berkonsentrasi

Mudah lelah dan letihMual, mencret, perut tidak enak, nyeri ulu hatiMudah tersinggung dan marah

Wajah tegangMulut keringMengamati lingkungan secara berlebihan sehingga perhatian mudah teralih

Kepala pusing, seperti melayang, terasa ringanTidak sabaran

Muka panas, memerah/pucat

Sering buang air kecil

Kulit terasa aliran dingin/panas, seperti kesetrum

Sukar menelan, kerongkongan tersumbat

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari biasanya berupa penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan somatik berulang yang menonjol.Pasien GAD biasanya datang ke dokter dengan keluhan somatiknya atau datang ke dokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien biasanya menunjukkan perilaku mencari perhatian (seeking behavior). Beberapa pasien menerima diagnosis GAD dan terapi yang adekuat dan beberapa lainnya meminta konsultasi medik tambahan untuk masalah-masalah mereka.

V. PEDOMAN DIAGNOSTIKA. Kriteria diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh menurut DSM IV-TR :1. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari dan terjadi selama minimal 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau suatu kejadian (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah)2. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya3. Kecemasan dan kekhawatiran harus disertai minimal tiga dari enam gejala berikut (dengan minimal beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan terakhir). Catatan: Hanya satu gejala saja yang diperlukan pada anak : Kegelisahan Menjadi mudah lelah Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong Mudah marah dan tersinggung (iritability) Ketegangan otot Gangguan tidur (sulit memulai tidur, tidur tidak nyenyak, sering terbangun)4. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan Axis I, misalnya kecemasan bukan tentang serangan panik (Gangguan Panik), merasa malu bila muncul di depan umum (Fobia Sosial), merasa terkontaminasi (Gangguan Obsesif Kompulsif), merasa jauh dari rumah atau kerabat dekat (Gangguan Cemas Perpisahan), cemas pada kenaikan berat badan (Anoreksia nervosa), menderita beberapa keluhan fisik (Gangguan Somatisasi), atau menderita penyakit yang serius (Hipokondriasis) dan rasa cemas tidak terjadi secara eksklusif selama gangguan stres pasca trauma (PTSD).5. Kecemasan, kekhawatiran dan gejala fisiknya harus menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan.6. Gangguan yang dialami bukan karena efek langsung dari suatu zat (misalnya drug abuse, pengobatan) atau kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi semata-mata selama gangguan mood, gangguan psikotik atau gangguan perkembangan pervasif.

B. Kriteria diagnostik Gangguan Cemas Menyeluruh menurut PPDGJ-III (F41.1) :1. Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)2. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut : Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing, mulut kering, dsb)3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.4. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan ansietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif-kompulsif.

VI. DIAGNOSIS BANDINGGangguan cemas menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan dengan drug abuse. Perlu pemeriksaan medis lanjut seperti lab darah, tes kimia darah, EKG dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus bisa menyingkirkan adanya intoksikasi kafein, stimulansia SSP, gejala putus obat seperti alkohol, hipnotik sedatif dan ansiolitik.

VII. TATALAKSANASama seperti jenis gangguan ansietas lainnya, GAD dapat disembuhkan. Tatalaksana pada gangguan cemas menyeluruh mencakup Cognitive Behaviour therapy (CBT), psikoterapi Berorientasi Tilikan (Insight) dan terapi suportif.1. Psikoterapi Berorientasi Tilikan (Insight)Pasien diajak untuk mengungkap konflik masa lalu yang mendasari dan menjadi sumber kecemasan yang sebenarnya, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan self pasien. Tujuannya agar terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur, bila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

2. Terapi SuportifPasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar bisa lebih beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

3. Cognitive-Behaviour Therapy (CBT)Pasien diajak secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung, Teknik utama yang digunakan adalah relaksasi dan biofeedback. Teknik CBT didasari dari 4 cara, yaitu :a) Exposure TheraphyPasien dihadapkan pada benda atau situasi yang dicemaskannya, prosedurnya ada tiga tipe, yaitu In Vivo, Imaginal, dan Interoceptive.b) Anxiety Management and Stress InoculationPasien dilatih untuk mengatur dan menghentikan kecemasannya dengan cara mengidentifikasi pikiran-pikiran kecemasannya lalu menggantinya dengan respon yang lebih positif. Dengan kata lain, pasien belajar untuk memikirkan berbagai hal yang kurang menakutkan dari kejadian itu.c) Cognitive TheraphyMembantu pasien untuk menyingkirkan pemikiran yang tidak membantu dalam kecemasan pasien.d) Interpersonal Skill TrainingPasien dengan gangguan anxietas mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga latihan dalam kemampuan interpersonal sangat membantu pasien dalam berkomunikasi.e) Training relaksasi intensif : Pasien dilatih untuk merespons kecemasan yang baru muncul dengan rileksasi dari pada dengan kepanikan.

4. Somatoterapi4.a. Ansiolitik Golongan Benzodiazepin (BDZ)Mekanisme Aksi : Meningkatkan aktivitas sistem reseptor GABA dengan berbagai cara meliputi peningkatan inhibisi GABA presinaps dan menurunkan refleks monosinaps dan polisinapsIndikasi : Gangguan Kecemasan Situasional yang bersifat akut, Serangan Panik, Gangguan Kecemasan lainnya yang dapat di antisipasi dalam waktu 6 minggu.Keunggulan : Golongan ansiolitik kerja cepat dan paling sering digunakan sebagai anticemas. Mampu mengatasi ansietas dan meredakan gejala somatik seperti ketegangan otot. Spektrum klinis BDZ meliputi : Ansiolitik, Antikonvulsan, Anti-insomnia dan premedikasi bedah.Kelemahan : Penggunaan jangka panjang akan menyebabkan toleransi, adiksi dan gejala putus obat. Hindari penggunaan BDZ pada pasien dengan riwayat drug abuse dan peminum alkoholEfek : Semua BDZ menyebabkan sedasi, gangguan konsentrasi, amnesia anterograde, reaksi paradoksal (gelisah, hiperaktivitas, agresif, perilaku kekerasan). Beberapa contoh benzodiazepin:JENISKETERANGAN

Diazepam-Dosis : 2-10 mg, 2-4 kali sehari (oral) atau 2-10 mg/IV atau IM 2-4 kali sehari. Dosis maksimal 30 mg/8jam-Keunggulan : efektif untuk meredakan spasme otot akibat gangguan UMN.-Efek Samping serius : depresi napas, neutropenia, ikterik, phlebitis bila injeksi terlalu cepat, efek lokal berupa nyeri, bengkak Carpal Tunnel Syndrome dan nekrosis jaringan lokal.

Clonazepam-Dosis : 0.25 mg oral 3 kali sehari, dapat ditingkatkan jadi 1 mg/hari setelah hari ke 3 (dosis maks 4 mg/hari)-Kadar puncak plasma 2-4 jam setelah pemberian oral/rektal-Keunggulan : indikasi multipel seperti menekan myoklonik, akinetik, kejang petit mal dan menekan distonia tardiveEfek samping : gangguan koordinasi, memori, disarthria, ataksia

Chlordiazepoxide-Dosis : Ansietas ringan 5-10 mg oral 3-4 kali sehari, Ansietas berat 20-25 mg oral 3-4 kali sehari-Pasien di monitoring selama 3 jam setelah mengkonsumsi obat

Lorazepam-Dosis : inisial 2-3 mg, 2-3 kali/hari (bila diperlukan), dosis maks 10 mg/hari. Maintenance 2-6 mg/hari, 2-3 kali/hari-Hindari pemberian pada pasien depresi atau psikosis.-Waktu paruhnya pendek dan cocok untuk pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal karena tidak ada akumulasi obat yang signifikan pada dosis terapi

Alprazolam-Dosis : 0.25-0.5 mg, 3-4 kali/hari selama 6-8 hari (Dosis maks 4 mg/hari)-Dapat menyebabkan floppy infant syndrome pada ibu hamil

4.b. Ansiolitik Golongan Non-Benzodiazepin4.b.1. Serotonin Norepinefrin Reuptake Inhibitor (SNRI)JENISKETERANGAN

Venlafaxine(extended release)-Dosis : 37.5 75 mg oral sekali sehari, dapat dinaikkan sebanyak 75 mg/hari setiap 4-7 hari, dosis maksimal 225 mg/hari.-Black box Warning : Pemberian pada remaja/dewasa muda meningkatkan perilaku suicide (bunuh diri). Edukasikan keluarga pasien untuk memonitoring ketat selama penggunaan obat dan segera ke dokter bila ada perubahan perilaku, perburukan klinis atau tindakan bunuh diri. Stop terapi bila kondisi tersebut terjadi.

Duloxetine-Dosis : 60 mg/hari oral 1-2 kali sehari, dinaikkan sebanyak 30 mg/hari bila terdapat toleransi. Dosis maksimal 120 mg/hari-Obat dilapisi selaput enterik sehingga tidak boleh dikunyah, dihancurkan, dibuka kapsulnya dan dicampur dengan makanan atau cairan.-Bila terapi tercapai, dosis harus di tappering off. Penghentian obat tiba-tiba berefek : sakit kepala, parestesi, muntah, fatigue, iritabilitas, diare, insomnia, ansietas dan hiperhidrosis.-Black box warning : sama seperti Venlafaxine

4.b.2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)Keunggulan : merupakan lini pertama untuk terapi jangka panjang gangguan ansietas, efek dapat dirasakan setelah 2-4 minggu (tergantung dosis).Indikasi : General Anxiety Disorder, Social Anxiety dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)Efek Samping Berbahaya : Perilaku Suicide pada dewasa muda

JENISKETERANGAN

Sertralin-Dosis : 25 mg oral sekali sehari, dapat dinaikkan sebanyak 25 mg/hari setiap interval 1 minggu, dosis maksimal 200 mg/hari-sediaan : (Tablet) 25 mg, 50 mg, 100 mg, (Sirup) 20mg/mL-penggunaan pada kehamilan menyebabkan PPHN (Persistent Pulmonary Hypertension of the Newbron)

Paroxetin-Dosis : 20 mg oral sekali sehari, dinaikkan 10 mg tiap minggu (dosis maksimal 50 mg/hari)-ES Serius : sindrom serotonin, pikiran suicide, TEN/SJS, eksaserbasi gejala depresi-Kehamilan : Teratogenik (malformasi kardiovaskular)

Fluoxetin-Dosis : inisial 20 mg oral sekali sehari, dinaikkan setelah beberapa minggu, sebanyak 20 mg/hari (dosis terapi 20-60 mg), dosis maksimal 80 mg/hari-Masa paruhnya paling panjang dari jenis lain, sehingga pemberian hanya sekali sehari, penghentian obat tidak perlu di tapp off karena risiko putus obat kecil.-Kelemahan : dapat meningkatkan ansietas pada saat awal terapi sehingga Sertralin dan Paroxetin lebih diutamakan

Citalopram-Dosis : 10 mg sekali sehari, setelah 1 minggu dosis dapat dinaikkan sampai 40 mg/hari. Dosis maksimal 40 mg/hari.-ES : jangan melebihi dosis maksimal karena dapat menyebabkan interval QT memanjang

4.b.3. Tricyclic Antidepressant (TCA)Indikasi : Kecemasan yang tidak respon dengan golongan SSRIMerupakan golongan obat kompleks yang memiliki efek antikolinergik sentral dan perifer, serta efek sedatif. Penggunaan golongan ini harus dibatasi karena berefek mematikan apabila overdosis (risiko tinggi hipotensi orthostatik), sama seperti SSRI dapat meningkatkan perilaku bunuh diri pada dewasa muda sehingga penggunaannya harus di monitoring ketat.

JENISKETERANGAN

Imipramin-Dosis : 75 mg oral sekali sehari, dapat dinaikkan bertahap menjadi 150 mg/hari (dosis maksimal 200 mg/hari), bisa dosis terbagi atau single dose. Dosis maintenance 50-100 mg/hari sekali sehari-Alternatif lain : Desipramin atau Nortriptilin (efek antikolinergik dan antiadrenergiknya lebih ringan)* Desipramin : 100-200 mg oral 1-2 kali/hari, bila ansietas berat dinaikkan menjadi 300 mg/hari* Nortriptilin : 25 mg oral 3-4 kali sehari (dosis maksimal 150 mg sehari)

Clomipramin -Keunggulan : satu-satunya TCA yang paling efektif untuk terapi OCD-Dosis : 25 mg oral sekali sehari, dinaikkan sampai 100 mg/hari (3 kali sehari) selama 2 minggu kemudian dinaikkan lagi menjadi 250 mg/hari (dosis maksimal)-ESO : Xerostomia, sakit kepala, konstipasi, ejakukasi dini, mual, fatigue, impotensi

Amitriptilin-Dosis : 25-50 mg sekali sehari, dinaikkan sebanyak 25 mg setiap 1 minggu sampai 100-200 mg/hari (dosis maksimal 400 mg/hari)-ESO : gejala ekstra piramidal, Agranulositosis, aritmia, agitasi, perubahan EKG, miokard infark akut, sinkop, palpitasi dan peningkatan tekanan intraokular

4.b.4. Anti-Ansietas Golongan LainnyaJENISKETERANGAN

Buspirone-Dosis : 10-15 mg oral 2-3 kali/hari, dapat dinaikkan sebanyak 5 mg/hari tiap 2-3 minggu sampai dosis 15-30 mg/hari (dosis maksimal 60 mg/hari)-Mekanisme aksi : agonis 5-HT1A yang mempengaruhi kinerja serotonergik di SSP dan mempengaruhi aktivitas dopaminergik.-Keunggulan : efek samping kognitif dan psikomotornya rendah sehingga cocok untuk pasien manula, dan buspiron tidak menyebabkan ketergantungan dan toleransi.-Kelemahan : tidak efektif pada pasien yang withdrawal BDZ, Onset kerja buspirone perlu waktu 2-3 minggu

Trazodone(Antidepresan Atipik)-Dosis : inisial 100 mg oral 2 kali/hari dinaikkan sebesar 50-100 mg setiap interval 1 minggu-Mekanisme aksi : antagonis reseptor 5-HT2 dan menghambat reuptake 5-HT-ESO : sama seperti TCA dan SSRI memiliki risiko perilaku suicide yang tinggi pada dewasa muda sehingga penggunaannya di monitoring ketat-Indikasi : pasien yang tidak respon dengan golongan ansiolitik lainnya-Alternatif lain : Nefazodone (efek sampingnya lebih dapat ditoleransi)*Nefazodone : 100 mg oral 2 kali/hari dinaikkan sebesar 50-100 mg tiap interval 1 minggu

VIII. PROGNOSISGAD merupakan suatu kondisi kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan panik atau dapat mengalami gangguan depresi mayor. Prognosis GAD tergantung pada beberapa faktor. Bila tidak diterapi, GAD bisa terus berlanjut dan terus muncul dalam kehidupan pasien. Prognosis semakin buruk pada orang yang memiliki lebih dari satu jenis gangguan kecemasan. Terlebih, pada pasien GAD ini biasanya lebih sering atau cenderung menjadi perokok berat, minum alkohol dan menyalahgunakan obat-obat tertentu dibandingkan orang normal. Masing-masing dari hal tersebut membuat gejala cemas menjadi lebih mudah muncul dalam jangka waktu singkat.Prognosis juga memburuk bila terdapat adiksi (seperti adiksi nikotin, alkohol dan obat-obatan) yang sekaligus dapat mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Akan tetapi, sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan dengan kombinasi terapi farmakologi dan terapi kognitif perilaku (CBT). Statistik menunjukkan dengan terapi yang adekuat, sekitar 50% pasien akan membaik kondisinya dalam 3 minggu semenjak terapi dimulai.

IX. REFERENSI1. American Family Physician. http://www.aafp.org/afp/2000/1001/p1591.html2. Maslim, R. 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta : PT Nuh Jaya, hal 743. Maslim, R. 2007, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta : PT Nuh Jaya4. RSUD Dr. Soetomo. 2004, Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi III. Surabaya.5. Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Generalized Anxiety Disorder in : Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins: 2007. p. 623-76. Zieve, David. 2012. Generalized Anxiety Disorder [Online] Diakses tanggal 11 April 2012. Availabvle from : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001915/7. http://www.patient.co.uk/health/Anxiety-Generalised-Anxiety-Disorder.htm8. Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan Kecemasan. In : Wiguna M, editor. Sinopsis Psikiatri. Edisi ketujuh Jilid Satu : Phyladelphia. Hal. 1-8.9. Hutagalung, Evalina Asnawi. Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas. [Internet] 2007 [cited 2011 Juni 05]. Available from : http://gangguan_anxietas.htm10. Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan Kecemasan. In : Wiguna M, editor. Sinopsis Psikiatri. Edisi ketujuh Jilid Dua : Phyladelphia. Hal. 60-66.11. American Psychological Association. Generalized Anxiety Disorder. [Internet]. [cited 2011, May 18]. Available from : http://www.Helpguide.org12. Anxiety and Depression Association of America (ADAA) 2015. General Anxiety Disorder. [Internet]. [cited 2015, April 26]. Available from : http://www.adaa.org/finding-help/treatment/medication13. Yates WR, Bienenfeld D, Bessman E. Anxiety Disorders. [Internet]. [cited 2015, April 26]. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/286227-medication#showall11