2. Laporan Gangguan Cemas Menyeluruh (an)

27
LAPORAN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. P Usia : 53 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Pekerjaan : Wartawan Alamat : Jalan Pemuda II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 13 Februari 2015 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. a. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis sehingga pasien menjadi sulit tidur. b. Riwayat gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan sendiri untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis. Pasien mengatakan bahwa sejak meminum obat keluhannya sudah berkurang dibandingkan 1

description

Gangguan Cemas Menyeluruh

Transcript of 2. Laporan Gangguan Cemas Menyeluruh (an)

LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. PUsia

: 53 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama

: KristenPekerjaan: WartawanAlamat : Jalan PemudaII. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 13 Februari 2015 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.a. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis sehingga pasien menjadi sulit tidur.b. Riwayat gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan sendiri untuk kontrol rutin dan karena obatnya sudah habis. Pasien mengatakan bahwa sejak meminum obat keluhannya sudah berkurang dibandingkan sebelum meminum obat dari poliklinik psikiatri. Pasien mengatakan bahwa satu minggu yang lalu pasien mencoba untuk tidak meminum obat yang diberikan oleh dokter, namun hasilnya pasien tetap tidak bisa tidur. Pasien mengatakan bahwa jika meminum obat, pasien dapat tidur nyenyak setidaknya selama lima jam.

Pasien merasa kesulitan untuk tidur. Keluhan sulit tidur ini sudah dialami pasien sejak lima bulan yang lalu. Pasien merasa selalu gelisah pada malam hari sehingga tidak dapat tidur. Saat gelisah pasien akan berjalan mondar-mandir disekitar kamar bahkan sampai ke teras rumah dan hal tersebut dilakukannya sampai pasien sadar bahwa sudah pagi hari, sehingga pasien tidak tidur. Pasien mengatakan apabila pasien tidak tidur pada malam hari akibat gelisah, maka pada siang hari pasien merasa pikirannya seperti kosong.

Ketika ditanya apakah penyebab dari kegelisahan yang dirasakan oleh pasien, pasien mengatakan bahwa ketika di tempat tidur ia memikirkan banyak hal. Pasien mengatakan bahwa anak keduanya sudah menikah namun belum memiliki pekerjaan. Pasien mengatakan akan mengalami kesulitan tidur dan merasa gelisah apabila dirinya tidak meminum obat. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak tahun 2004. Pasien mengatakan bahwa keluhan sulit tidurnya diawali dengan rasa sakit dan kaku pada lehernya. Gejala tersebut muncul tanpa suatu pencetus yang jelas. Pasien menyangkal bahwa dirinya pernah melihat bayangan-bayangan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Pasien juga menyangkal bahwa pernah mendengar suara bisikan-bisikan yang tidak ada sumbernya. Pasien mengaku tidak pernah merasakan perasaan aneh pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan mencium bau-bauan yang hanya dicium oleh dirinya sendiri. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi. Pasien juga menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek pasien. Pasien tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Keluhan pasien juga tidak disertai dengan perasaan menjadi orang yang berbeda pada saat berkaca di cermin.Selain keluhan cemas, gelisah dan sulit tidur, pasien juga mengatakan bahwa dirinya tidak suka melihat jika rumahnya kotor dan berantakan. Pasien suka merapikan rumahnya. Ketika pemeriksa bertanya pak kalau ada meja di rumah bapak, apakah harus selalu ada kursinya? pasien menjawab dengan iya dok, biar serasi dan rapi. Pasien mengatakan bahwa pernah ada peristiwa saat menantunya selesai menyeterika dan langsung menggulung kabel setrikaanya, pasien langsung menegur menantunya agar jangan langsung menggulung kabel setrikanya tetapi agar membiarkan setrikanya dingin terlebih dahulu baru menggulung kabelnya. Pasien juga mengatakan pernah pada saat mengobrol dengan anak muda disekitar lingkungan rumahnya ada pernyataan anak muda tersebut yang tidak sesuai dengan pendapatnya, sehingga pasien menyarankan hal yang dianggapnya benar kepada anak muda tersebut.

Pasien mengaku pernah hampir terlibat perkelahian akibat beradu pendapat dengan orang lain, karena merasa pendapat orang tersebut salah dan pendapat pasien yang benar, namun pasien langsung ditarik oleh istrinya ke dalam rumah. Pasien juga mengaku suka pada saat sudah di tempat tidur untuk tidur, dirinya memikirkan apakah sudah mengunci pintu atau belum sehingga pasien kembali memeriksa apakah pintu rumahnya sudah dikunci atau belum. Pasien menyangkal kalau setelah berjabat tangan dengan dokter merasa tangannya kotor dan ingin mencuci tangan.

Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat dan mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan dan aktivitas fisik yang berlebihan. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik. Saat ini pasien mengatakan tinggal di daerah Jalan Pemuda. Pasien tinggal di rumahnya sendiri. Pasien tinggal dengan istri dan tiga orang anak laki-lakinya. Anak pertama pasien berusia 27 tahun, anak keduanya berusia 25 tahun dan anak ketiganya berusia 24 tahun. Anak pertama dan ketiga pasien sudah memiliki pekerjaan tetap namun belum berkeluarga. Anak kedua pasien sudah menikah dan tinggal serumah dengan pasien namun belum memiliki pekerjaan tetap.Pasien adalah seorang laki-laki yang bekerja sebagai wartawan yang pekerjaannya tidak terikat. Pasien merasa penghasilannya sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan keluarga kandungnya baik. Pasien berobat menggunakan akses BPJS.Pasien mengatakan bahwa pasien dilahirkan secara normal dan tidak ada kelainan atau penyulit saat dilahirkan. Pasien menyangkal adanya gangguan tumbuh kembang serta tidak ada kelainan bawaan pada pasien. Pasien mengatakan bahwa tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan atau gejala seperti pasien. Pasien dahulu bersekolah tamat SD, SMP sampai SMA. Selama pasien bersekolah dan menjalani aktivitasnya, pasien menyangkal adanya kesulitan berinteraksi atau bersosialisasi. Pasien mengatakan pada saat bersekolah, ia memiliki banyak teman dan suka bergaul. Pasien menyangkal pernah menggunakan zat psikoadiktif atau NAPZA dan alkohol. pasien mengatakan bahwa ia mengkonsumsi rokok sekitar satu bungkus sehari.Saat ini pasien merasa dapat bersosialisasi dengan teman-temannya sesama wartawan. Pasien mengatakan bahwa jika sedang ada pekerjaan untuk meliput, pasien suka meminum kopi hingga sepuluh gelas dalam sehari. Pada pasien tidak terdapat kesulitan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pasien mengatakan bahwa ia rajin berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa.Menurut pasien saat ini pasien merasa sakit dan pasien mengaku harus meminum obat agar perasaannya lebih tenang sehingga pasien pergi kedokter dan minum obat dengan teratur. Pasien mengatakan jika pasien tidak mengkonsumsi obat dari dokter pasien merasa banyak pikiran, menjadi cemas dan gelisah sehingga dirinya menjadi kesulitan tidur. Kemampuan kognitif pasien baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan 100 7 = 93. Pengetahuan umum pasien baik, karena saat diberikan pertanyaan siapa presiden Indonesia saat ini pasien menjawab dengan Jokowi dan siapa gubernur Jakarta pasien menjawab dengan Ahok.

Daya ingat jangka panjang pasien baik, karena pasien dapat mengingat bahwa ia sekolah sampai SMA. Daya ingat jangka pendek pasien baik, karena pasien dapat mengingat saat ke RS dengan berjalan kaki. Daya ingat segera pasien baik, karena pasien dapat menyebutkan secara urut lima buah dengan baik.

Daya pikir abstrak pasien baik, karena pasien dapat mengetahui makna dari tong kosong nyaring bunyinya dengan banyak omong tetapi tidak ada isinya.

Tiga harapan pasien saat ini adalah pasien ingin segera sembuh, ingin tidurnya lebih nyenyak dan agar anaknya bisa mendapatkan pekerjaan. Pasien merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan ingin sembuh.

Perasaan pasien saat ini merasa cemas karena belum minum obat. Pasien menyangkal ada perasaan yang bersemangat dan senang yang berlebihan. Pasien mengatakan memiliki hobi bermain catur. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung terbuka terhadap semua pertanyaan dan secara aktif menjelaskan keluhan yang dirasakannya. c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Pasien tidak memiliki gangguan psikiatri sebelumnya.2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan medik.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol

Pasien tidak memiliki riwayat pengguna zat psikoaktif dan tidak mengkonsumsi alkohol.d. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat pranatalPasien lahir normal dan tidak ada kelainan atau penyulit saat dilahirkan.2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja

Pasien memiliki banyak teman dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan teman-teman sebayanya juga dapat bersosialisasi dengan keluarganya.

3. Riwayat masa akhir kanak-kanak

Pasien memiliki banyak teman dan dapat bersosialisasi dengan baik.

4. Riwayat pendidikan

Pasien pernah menempuh dan menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, SMP dan SMA.5. Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja sebagai wartawan yang tidak terikat.6. Riwayat agama

Pasien menganut agama Kristen dan rajin berdoa.7. Riwayat pernikahan

Pasien sudah menikah.8. Hubungan dengan keluarga

Saat ini pasien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Pasien cemas dan memikirkan anak keduanya yang sudah menikah tetapi belum memiliki pekerjaan.9. Aktivitas sosial

Pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-temannya serta tidak memiliki masalah dengan teman-temannya.e. Riwayat Keluarga

Dikeluarga pasien tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien. f. Situasi Sosial Sekarang

Pasien adalah seorang laki-laki yang bekerja sebagai wartawan dan pekerjaannya tidak terikat. Kebutuhan sehari-hari pasien mengandalkan dari uang penghasilannya sebagai wartawan. Pasien menyangkal adanya kesulitan ekonomi karena pasien merasa semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan cukup. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan terutama dengan teman-temannya.g. Persepsi (anggapan) Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya

Saat ditanya tiga harapan apa yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan ingin segera sembuh, ingin tidurnya lebih nyenyak dan agar anaknya bisa mendapatkan pekerjaan.III. STATUS MENTAL

a. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki berusia 53 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya, berpakaian cukup rapi, ekspresi cemas tetapi masih melakukan kontak mata dengan pemeriksa, perawatan diri baik.

2. Kesadaran Umum

Compos mentis.3. Kontak Psikis

Dapat dilakukan pasien, cukup wajar.4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor

Cara berjalan : baik. Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.5. Pembicaraan

Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. Kualitas : bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.6. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.b. Keadaan Afektif

1. Mood

: Cemas 2. Ekspresi Afek : Meluas3. Keserasian : Mood dan afek tidak serasi4. Empati : Pemeriksa dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini

c. Intelektualitas (kognitif)

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan. Taraf Pendidikan

Pasien dapat tamat SD, SMP dan SMA. Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama Presiden dan Gubernur DKI Jakarta saat ini.2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan 100 7 = 93 dan 93 7 = 86.3. Orientasi

Waktu: Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat yaitu siang hari. Tempat: Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RS

Persahabatan. Orang: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter. Situasi: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berkonsultasi

dengan dokter. 4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik bahwa pasien tamat SD, SMP dan SMA. Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik pasien ke RS Persahabatan dengan berjalan kaki. Daya ingatan segera : Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama buah yang disebutkan pemeriksa secara urut. Akibat hendaya daya ingat pasien : Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengerti makna pribahasa tong kosong nyaring bunyinya dengan banyak omong tetapi tidak ada isinya.6. Bakat Kreatif

Pasien hobi bermain catur.7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.d. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : tidak terdapat halusinasi

Ilusi : tidak terdapat ilusi2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi: tidak terdapat depersonalisasi

Derealisasi: tidak terdapat derealisasie. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan spontan

b. Kontinuitas : Baik, koheren, pembicaraan pasien sampai pada tujuanc. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak bisa tidurb. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham dan halusinasif. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak terdapat gerakan involunter g. Daya Nilai

1. Norma Sosial

Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Uji Daya Nilai

Baik, pasien diberikan pertanyaan bila melihat seorang anak usia 5 tahun akan menyeberang sungai yang deras, apa yang akan Anda lakukan? pasien menjawab akan membantu anak tersebut untuk menyeberang.3. Penilaian Realitas

Baik, tidak terdapat waham dan halusinasi.h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien

Menurut penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu pasien laki-laki berusia 53 tahun memiliki gangguan kejiwaan berupa rasa cemas yang berlebih. Gangguan kecemasan yang dirasakan pasien berkurang apabila pasien mengkonsumsi obat dari dokter psikiatri, namun akan mucul kembali jika pasien tidak meminum obat. Keluhan yang sekarang dirasakan pasien adalah kaku pada leher atau ketegangan leher dan kesulitan tidur. Pasien mengalami keluhan ini sejak tahun 2004. Pasien mengetahui apa yang dideritanya dan bersedia untuk meminum obat. Pasien mengkhawatirkan anak keduanya yang sudah menikah namun belum memiliki pekerjaan.i. Tilikan

Tilikan 6, pasien menyadari apa penyakitnya dan ingin sembuh.j. Taraf dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

1. Keadaan Umum

: Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital

: TD = 110/80 mmHg.

N = 82x/menit.3. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.

4. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.

5. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Urogenital

: Kesan dalam batas normal.

7. Gangguan Khusus

: Tidak ada.b. Status Neurologis

1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Pasien laki-laki usia 53 tahun datang untuk kontrol rutin dan karena obat habis sehingga pasien kesulitan tidur.b. Keluhan yang dirasakan berupa :

Gelisah Cemas

Sulit tidur

Sakit dan kaku pada leher

c. Tidak terdapat waham dan halusinasi pada pasien.d. Pasien tidak mengalami keluhan derealisasi dan depersonalisasi.e. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok satu bungkus sehari. f. Keluhan dapat muncul kembali jika obat yang diberikan dokter habis.g. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak tahun 2003.h. Dari status mental tidak didapatkan adanya halusinasi maupun waham.i. Selama ini pasien tidak pernah menderita suatu penyakit yang menyebabkan disfungsi otak.

j. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.k. Fungsi kognitif pada pasien baik, pengendalian impuls baik.

l. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.m. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan.

n. Pasien menjalani pendidikan dan tamat SD, SMP dan SMA. Selama menjalani pendidikan pasien dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya.

o. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien 110/80 mmHg, nadi 82x/menit serta pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.

p. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.q. Hubungan pasien dengan keluarga baik, namun pasien mencemaskan anak keduanya yang sudah menikah tetapi belum bekerja. Tidak ada kendala dalam perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.r. Pasien saat ini tinggal bersama istri dan tiga orang anak laki-lakinya.s. Pasien bekerja sebagai wartawan, biaya kehidupan sehari-hari berasal dari uang penghasilannya.t. Pada pasien didapatkan gejala sedang, disability sedang dalam fungsi secara umum masih baik.VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat sekumpulan gejala dan perilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas yang mengganggu fungsi sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat penyakit fisik baik primer maupun sekunder yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol. Maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi, dan derealisasi. Maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan psikotik (F.2). Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan manik. Pasien juga tidak mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan depresi. Karena pasien ini bukan merupakan penderita gangguan manik dan depresi, maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan mood dan afek (F.3). Pada pasien ini terdapat rasa cemas, gelisah serta sulit tidur maka pada pasien ini didapatkan adannya gangguan kecemasan. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit dan kaku pada leher maka pasien ini didapatkan adannya ketegangan motorik. Pasien mengatakan keluhan berdebar dan berkeringat berlebih sudah berkurang. Oleh karena ditemukan adanya gangguan cemas, ketegangan motorik dan aktivitas otonom berlebih maka pada pasien ini diagnosis aksis I gangguan cemas menyeluruh (F41.1).b. Diagnosis Aksis II

Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa secara normal. Pasien memiliki banyak teman. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, namun pasien suka mencampuri urusan orang lain dan tidak suka sesuatu yang dirasa dirinya tidak sesuai. Maka pada pasien ini terdapat ciri kepribadian anankastik. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai SMA, sehingga pasien bukan merupakan penderita gangguan retardasi mental. Karena tidak adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II terdapat ciri kepribadian anankastik. c. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 110/80 mmHg dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu. Maka pada aksis III adalah tidak terdapat diagnosis.d. Diagnosis Aksis IV

Pasien pernah menikah dan memiliki tiga orang anak laki-laki. Pasien mencemaskan anak keduanya yang sudah menikah namun belum bekerja. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai SMA. Pasien saat ini sebagai wartawan.Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri tanpa ada bantuan orang lain.. Biaya kebutuhan sehari-hari didapat dari penghasilan sendiri dan merasa cukup. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah psikososial.e. Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas sedang dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 60 51.VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gngguan Cemas Menyeluruh (F.41.1)

Aksis II: Ciri Kepribadian AnankastikAksis III: Tidak terdapat diagnosisAksis IV: Terdapat masalah psikososial (anak sudah menikah tapi belum bekerja)Aksis V: GAF Scale 60 51VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik: Tterdapat masalah kesehatan fisik yaitu kekakuan pada leherPsikologis

: Terdapat masalah psikologis dalam memikirkan anaknya yang

sudah menikah namun belum bekerjaSosioekonomi: Tidak terdapat masalah ekonomi.IX. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh Pasien rutin kontrol Akses berobat lewat BPJS Tidak ada faktor genetik Istri selalu mendukungb. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama (sejak tahun 2004). Stressor psikologi yaitu pasien mencemaskan anaknya yang sudah menikah namun belum bekerja. Keluhan dapat timbul kembali jika obat habis.Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam

: dubia ad bonamAd functionam: dubia ad bonamAd sanationam: dubia X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Lorazepam 1 x 0,5mg Alprazolam 1 x 1mg

Fluoxetin 1 x 10mgb. Psikoterapi

Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin dan minum obat secara teratur. Terapi relaksasi. Keluarga pasien diharapkan ikut mendukung pasien agar tidak terlalu memikirkan banyak hal. Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.

2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.

3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

DENGAN CIRI KEPRIBADIAN ANANKASTIK

Pembimbing :

dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)Disusun Oleh :Andriani Kemala Sari

1410221074KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARSUP PERSAHABATAN JAKARTA15