GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

21
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F.41.1) I. PENDAHULUAN Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal, dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya. 1 Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu atau kelompoknya. 1 II. DEFINISI 1

description

selesai

Transcript of GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Page 1: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F.41.1)

I. PENDAHULUAN

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat adanya

kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang

merasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian

berlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal, dan

bahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi

abnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan atau

melebihi dari kapasitas umumnya.1

Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety

disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak

rasional. Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan ini

mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni

gangguan fungsi sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri

seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu atau kelompoknya.1

II. DEFINISI

Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok

mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom

dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan

unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki

seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. (Rivai, 2000).1,2

Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati

secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan

didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998). Berdasarkan definisi tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,

tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami

1

Page 2: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan

dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.1,2

Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah satu

jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai

dan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan

gangguan cemas menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang

kecil/sepele. 1,2,3

III. GAMBARAN TENTANG KECEMASAN

Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang tidak

menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis

sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan. Walaupun sebagai orang

normal, diakui atau tidak, kita dapat saja mengalami kecemasan, namun kecemasan pada

orang normal berlangsung dalam intensitas atau durasi yang tidak berkeanjangan sehingga

individu dapat tetap memberikan respon yang adaptif.1,3

Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari fungsi-fungsi

individu, Acocella dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan seharusnya melibatkan atau

memiliki 3 komponen dasar, yaitu1, 4:

1. Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports) mengenai ketegangan,

ketakutan dan tidak adanya harapan untuk mengatasinya.

2. Respon-respon perilaku (behavioral rensponses), seperti menghindari situasi yang

ditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan motorik dan kerusakan tampilan untuk

tugas-tugas kognitif yang kompleks.

3. Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk ketegangan otot,

peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut yang kering

nausea, diare, dan dizziness.

2

Page 3: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

IV. ETIOLOGI

Upaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan kecemasan, Accocella

dkk (1976) memaparkan dari beberapa sudut pandang teori. Menurut para ahli

psikofarmaka, Gangguan Kecemasan Menyeluruh bersumber pada neurosis, bukan

dipengaruhi oleh ancaman eksternal tetapi lebih dipengaruhi oleh keadaan internal

individu.2,3,5

Sebagamana diketahui, Sigmund Freud sebagai bapak dari pendekatan psikodinamika

mengatakan bahwa jiwa individu diibaratkan sebagai gunung es. Bagian yang muncul

dipermukaan dari gunung es itu, bagian terkecil dari kejiwaan yang disebut sebagai bagian

kesadaran. Agak di bawah permukaan air adalah bagian yang disebut pra-kesadaran, dan

bagian yang terbesar dari gunung es tersebut ada di bawah sekali dari permukaan air, dan

ini merupakan alam ketidaksadaran (uncounsciousness). Ketidaksadaran ini berisi ide,

yaitu dorongan-dorongan primitif, belum dipengaruhi oleh kebudayaan atau peraturan-

peraturan yang ada dilingkungan. Dorongan-dorongan ini ingin muncul ke permukaan/ ke

kesadaran, sedangkan tempat di atas sangat terbatas. Ego, yang menjadi pusat dari

kesadaran, harus mengatur dorongan-dorongan mana yang boleh muncul dan mana yang

tetap tinggal di ketidaksadaran karena ketidaksesuaiannya dengan superego, yaitu salah

satu unit pribadi yang berisi norma-norma sosial atau peraturan-peraturan yang berlaku di

lingkungan sekitar. Jika ternyata ego menjadi tidak cukup kuat menahan desakan atau

dorongan ini maka terjadilah kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan kejiwaan.

Neurosis adalah salah satu gangguan kejiwaan yang muncul sebagai akibat dari

ketidakmampuan ego menahan dorongan ide.1,6, 7

Jadi, individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut pendekatan

psikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-dorongan

yang muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan mengembangkan

mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untuk

menyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan.

Tetapi jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus dan

3

Page 4: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

berkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak

realistis.1, 6, 7

Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh individu, antara

lain1, 4:

1. Represi, yaitu upaya ego untuk menekan pengalaman yang tidak menyenangkan dan

dirasakan mengancam ego masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidak

menganggu ego lagi. Tetspi sebenarnya pengalaman yang sudah disimpan itu masih punya

pengaruh tidak langsung terhadap tingkahlaku si individu.

2. Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian rupa terhadap

dorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh superego, sehingga seolah-olah

perilakunya dapat dibenarkan.

3. Kompensasi, upaya ego untuk menutupi kelemahan yang ada di salah satu sisi kehidupan

dengan membuat prestasi atau memberikan kesan sebaliknya pada sisi lain. Dengan

demikian, ego terhindar dari ejekan dan rasa rendah diri.

4. Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu perasaan tertentu ke

pihak lain atau sumber lain karena tidak dapat melampiaskan perasaannya ke sumber

masalah.

5. Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap

ego dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang mundur kembali ke taraf

perkembangan yang lebih rendah.

Para ahli dari aliran humanistik-eksternal mengatakan bahwa konsep kecemasan bukan

hanya sekedar masalah, yang bersifat individual tetapi juga merupakan hasil konflik antara

individu dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya.1,6

Jika individu melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya tentang dirinya

sendiri dengan yang diinginkan maka akan`muncul perasaan inadekuat dalam menghadapi

tantangan di kehidupan ini, dan hal ini menghasilkan kecemasan. Jadi menurut pandangan

humanis eksternalis, pusat kecemasan adalah konsep diri, yang terjadi sehubungan dengan

adanya gap antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dan diri yang diinginkan (idea

4

Page 5: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

self). Hal ini muncul sehubungan tidak adanya kesempatan bagi individu untuk

mengaktualisasikan` dirinya sehingga perkembangannya menjadi terhalang. Akibatnya,

dalam menghadapi tantangan atau kendala dalam menjalani hari-hari, di kehidupan

selanjutnya, ia akan mengalami kesulitan untuk membentuk konsep diri yang positif.

Setiap kita sebenarnya perlu mengembangkan suatu upaya untuk menjadi diri sendiri

(authenticity), sedangkan indivisu yang neurotis, atau mengalami gangguan kecemasan

adalah individu yang gagal menjadi diri sendiri (inauthenticity) karena mereka

mengembangkan konsep diri yang keliru/palsu4,7

Sementara para ahli dari pendekatan behavioristik mengatakan bahwa kecemasan

muncul karena terjadi kesalahan dalam belajar, bukan hasil dari konflik intrapsikis,

individu belajar menjadi cemas. Ada 2 tahapan belajar yang berlangsung dalam diri

individu yang menghasilkan kecemasan yaitu:1, 4, 7

1. Dalam pengalaman individu, beberapa stimulus netral tidak berbahaya atau tidak

menimbulkan kecemasan, dihubungkan dengan stimulus yang menyakitkan (aversive)

akan menimbulkan kecemasan (melalui respondent condotioning)

2. Individu yang menghindar dari stimulus yang sudah terkondisi, dan sejak

penghindaran ini menghasilkan pembebasan/terlepas dari rasa cemas, maka respon

menghindar ini akan menjadi kebiasaan (melalui operant conditioning)

Dari sudut pandang kognitif, gangguan kecemasan terjadi karena adanya kesalahan

dalam mempersepsikan hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan dari teori kognitif, masalah

yang terjadi dari individu yang mengalami gangguan kecemasan adalah terjadinya

kesalahan persepsi atau kesalahan interpretasi terhadap stimulus internal maupun

eksternal. Indivisu yang mengalami gangguan kecemasan akan melihat suatu hal yang

tidak benar-benar mengancam sebagai sesuatu yang mengancam. Jika individu mengalami

pengalaman sensasi dalam tubuh yang tidak biasa, lalu mengintepretasikannya sebagai

sensasi yang bersifat catastropic, yaitu suatu gejala bahwa ia sedang mengalami sesuatu

hal seperti serangan jantung, maka akan timbul rasa panik. 4,7

5

Page 6: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

V. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila

dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak,

perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang

mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga

pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk

Gangguan Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-

menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial),

cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan

serangan jantung. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur. 3,7,8

Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:11

Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar

2. Otot tegang/kaku/pegal

3. Tidak bisa diam

4. Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat

6. Jantung berdebar-debar

7. Telapak tangan basah/dingin

8. Mulut kering

9. Kepala pusing/rasa melayang

10. Mual, mencret, perut tak enak

11. Muka panas/ badan menggigil

12. Buang air kecil lebih sering

Kewaspadaan berlebihan dan

Penangkapan berkurang

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu

14. Mudah terkejut/kaget

15. Sulit konsentrasi pikiran

16. Sukar tidur

17. Mudah tersinggung

6

Page 7: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkan

bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanya

tahunan dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala seperti

respons otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil),

insomnia, sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspada

berlebihan, atau takut akan sesuatu yang akan terjadi. Ada kecenderungan diturunkan

dalam keluarga, memiliki komponen genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobia

sosial dan sederhana serta depresi mayor (terdapat pada 40% atau lebih pasien;

meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya pada kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stres

yang jelas, tetapi harus dicari penyebabnya.2,3, 4

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :5

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir

setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau

hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau

“mengambang”).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit

berkonsentrasi, dsb)

2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan

3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,

sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya

depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama

hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan

anxietas fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif

(F.42.-) 3,4,7

VII. PENANGANAN

7

Page 8: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan

2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).

Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan

diagnosis dini. Psikoterapi yang sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks

hubungan pasien dengan dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi

farmakoterapi yang tidak perlu.1,6, 8

-Penanganan dengan psikoterapi juga dapat dijelaskan melalui pendekatan

psikodinamika, humanistik eksistensialis atau pendekatan behavioristik maupun kognitif.1

Menurut para ahli psikodinamika, karena gangguan ini berakar pada keadaan internal

individu sehubungan dengan adanya konflik intrapsikis yang dialami individu sehingga ia

mengembangkan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri, maka upaya menanganinya juga

terarah pada pemberian kesempatan bagi individu untuk mengeluarkan seluruh isi pikiran

atau perasaan yang muncul di dalam dirinya. Asumsinya adalah jika individu bisa

menghadapi dan memahami konflik yang dialami, ego akan lebih bebas dan tidak harus

terus berlindung di balik mekanisme pertahanan diri yang dikembangkannya.1,7

Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu diminta untuk

menjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di dalam pikirannya, tanpa melihat

apakah itu logis atau tidak, tepat atau tidak, ataupun pantas atau tidak. Hal-hal dari alam

bawah sadar atau tidak sadar yang diungkapkan akan dicatat oleh terapis untuk

diinterpretasikan. Tehnik ini juga bisa dimanfaatkan saat menggunakan teknik dream

interpretation; individu diminta untuk menceritakan mimpinya secara detail dan tepat.

Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam melaksanakan

teknik-teknik tersebut di atas, ada dua hal yang biasanya muncul, yaitu apa yang disebut

dengan resistance (yaitu individu bertahan dan beradu argumen dengan terapis saat terapis

mulai sampai pada bagian sensitif), dan transference (yaitu individu mengalihkan

perasaannya pada terapis dan menjadi bergantung.1,5, 7

Sementara para ahli dari pendekatan humanistik eksistesialis yang melihat kecemasan

sebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial dimana pengembangan diri

menjadi terhambat, maka mereka lebih menyarankan untuk membangun kembali diri yang

rusak (damaged self). Tekhniknya sering disebut sebagai client centered therapy yang

8

Page 9: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

berpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif yang dapat

dikembangkan sehingga ia membutuhkan situasi yang kondusif untuk mengeksplorasi

dirinya semaksimal mungkin.1,7, 8

Setiap permasalahan yang dihadapi setiap individu sebenarnya hanya dirinyalah yang

paling mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, individu itu

sendirilah yang paling berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang mengganggu

dirinya.1,7,8

Karena para ahli melihat kecemasan sebagai sebagai hasil dari belajar (belajar menjadi

cemas) maka untuk menanganinya perlu dilakukan pembelajaran ulang agar terbentuk pola

perilaku baru, yaitu pola perilaku yang tidak cemas.1,7

Tehnik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah systematic

desentisitization, yaitu mengurangi kecemasan dengan menggunakan konsep hirarki

ketakutan, menghilangkan ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari ketakutan yang

sederhana sampai ke hal yang lebih kompleks. Pemberian reinforcement (penguat) juga

dapat digunakan dengan secara tepat memberikan variasi yang tepat antara pemberian

reward- jika ia memperlihatkan perilaku yang mengarah keperubahan ataupun punishment

– jika tidak ada perubahan perilaku atau justru menampilkan perilaku yang bertolak

belakang dengan rencana perubahan perilaku. Adanya model yang secara nyata dapat

dilihat dan menjadi contoh langsung kepada individu juga efektif dalam upaya melawan

pikiran-pikiran yang mencemaskan.7, 8

Pendekatan kognitif yang melihat gangguan kecemasan sebagai hasil dari kesalahan

dalam mempersepsikan ancaman (misperception of threat) menawarkan upaya

mengatasinya dengan mengajak individu berpikir dan mendesain suatu pola kognitif baru.

David Clark dkk (dalam Acocella dkk, 1996) mengembangkan desain kognitif yang

melibatkan 3 bagian yaitu1 :

1. Identifikasi interpretasi negatif yang dikembangkan individu tentang sensasi tubuhnya

2. Tentukan dugaan atau asumsi dan arahkan alternatif intrepretasi, yang noncatastropic.

3. Bantu individu menguji validitas penjelasan dan alternatif-alternatif tersebut.

9

Page 10: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Dengan kata lain, para ahli dari pendekatan kognitif ini menyatakan bahwa tujuan dari

terapi sebagai upaya menangani gangguan kecemasan adalah membantu individu

melakukan intrepretasi sensasi tubuh dengan cara yang noncatastropic1.

Dalam beberapa hal, penanganan terhadap penderita gangguan kecemasan tidak selalu

hanya berpegang pada satu tehnik saja, atau hanya mengikuti pendapat salah satu ahli dari

suatu pendekatan saja. Terapi yang diberikan dapat sekaligus dengan menggunakan lebih

dari satu pendekatan atau lebih dari satu tehnik, asalkan tujuannya jelas dan tahapan-

tahapannya juga terinci.1,6,7

Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti depresan yang baru,

venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman untuk pengobatan gangguan cemas

menyeluruh. Gunakan benzodiazepin dengan tidak berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4

kali sehari atau 10 mg sebelum tidur) untuk jangka pendek(beberapa minggu hingga

beberapa bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti perjalanan penyakitnya.

Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan awal atau untuk pengobatan kronis

(20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepat

benzodiazepin akan merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik,

SSRI, dan MAOI bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka yang

disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik akan membaik dengan

β-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari). 4, 8

Tabel 2. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol. 30-2001)11

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam Diazepin

Lovium

Stesolid

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Amp. 10mg/2cc

10-30 mg/h

2. Chlordiazepoxide Cetabrium

Arsitran

Drg. 5-10 mg

Tab. 5 mg

15-30 mg/h

10

Page 11: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Tensinyl Cap. 5 mg

3. Lorazepam Ativan

Renaquil

Tab. 0,5-1-2 mg

Tab. 1 mg

2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam Xanax

Alganax

Tab. 0,25-0,5 mg

Tab. 0,25-0,5 mg

0,75-1,50 mg/h

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h

Obat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine

receptors) akan meng-reinforce “the inhibitory action of GABA-ergic neuron”, sehingga

hiperaktivitas tersebut di atas mereda.11

Dorong rasa percaya diri, rumatan aktivitas produktif, dan kognisi yang berdasarkan

pada realita. Latihlah pasien dengan teknik relaksasi (misal biofeedback, meditasi,

otohipnotis). Lebih dari 50% pasien menjadi asimtomatik seiring berjalannya waktu, tetapi

sisanya memberat pada derajat hendaya yang bermakna. Bantulah pasien untuk memahami

akan sifat kronis penyakitnya dan mengerti akan adanya kemungkinan untuk selamanya

hidup dengan beberapa gejala yang memang tidak akan hilang. 4,6

VIII. PROGNOSIS

Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk diperkirakan. Nemun

demikian beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset

gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas

meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat

ringannya gangguan tersebut.8,10

11

Page 12: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

KESIMPULAN

Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan

gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh

ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan

interpersonal. Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang

tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehingga

mengalami apa yang disebut Gangguan Kecemasan.

Gambaran klinis bervariasi dapat dijumpai keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu

untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak

utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga

pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan

Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup

situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya

bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita

tidak sabar, mudah marah, sulit tidur.

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan jika penderita

menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk

beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada

keadaan situasi khusus tertentu saja (“mengambang”). Gejala-gejala tersebut biasanya

mencakup unsur-unsur berikut: Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung

tanduk, sulit berkonsentrasi), ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak

dapat santai); dan overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-

debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan

2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).

Obat pilihan yang digunakan adalah antianxietas (golongan benzodiazepine khuusnya

diazepam dan alprazolam. Anti depresan juga dapat dikombinasikan misalnya golongan SSRI

yakni fluoxetine.

12

Page 13: GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

DAFTAR PUSTAKA

1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis Psikiatri:

Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa

Aksara. Hal. 1-15

3. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. Hal.

145-54

4. Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110

5. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta:

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 72-75

6. Adiwena, Nuklear. 2007. Anxietas. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia.

7. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.

8. Yates, W. R. 2008. Anxiety Disorders. Update August 13, 2008. www.emedicine.com

9. Anonim. Kecemasan atau Ansietas. Update 32 Desember 2008.

www.mitrariset.blogspot.com

10. Ashadi. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi. Updates 22 Mei 2008.

www.sidenreng.com

11. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12

13