Gangguan Cemas Menyeluruh,Gangguan Panik Dan Agorafobia

48
Oleh: Meigy nitalessy Eleonora R.Bandu Eka yunita wulandari Gangguan Cemas Menyeluruh , Gangguan Panik dan Agorafobia

description

psikiatri

Transcript of Gangguan Cemas Menyeluruh,Gangguan Panik Dan Agorafobia

PowerPoint Presentation

Oleh: Meigy nitalessyEleonora R.BanduEka yunita wulandari Gangguan Cemas Menyeluruh , Gangguan Panik dan AgorafobiaGangguan Cemas Menyeluruh (GCM) / General Anxietas Disorder (GAD)PendahuluanGangguan Cemas menyeluruh (GCM) / General Anxietas Disorder (GAD) merupakan gangguan ansietas kronik yang di tandai dengan kekhawatiran yang berlebihan, sulit di kendalikan, dan menetap yang disertai dengan gejala-gejala somatik dan psikis.EpidemiologiPrevalensi untuk GCM 3-8%, rasio perempuan dan laki-laki 2:1Sering mengalami komorbiditas dengan Gangguan Panik, Gangguan Obsesif Kompulsif, Gangguan Stres Pasca Trauma, dan Gangguan Depresi Berat

Gambaran KlinisGejala utama yaitu ansietas yang sifatnya free-floating (mengambang)Kecemasan (Khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi)overaktivitas otonom: jantung berdebar-debar, sesak napas, nafas pendek, berkeringat, gejala saluran cernaKetegangan motorik: gemetaran, kelelahan, gelisah, dan sakit kepala.Etiologi (1)Teori BiologiDiduga keterlibatan lobus oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak.basal ganglia, sistem limbik, dan korteks frontal.Pada pasien GCM ditemukan sistem serotonergik yang abnormalNeurotransmiter yang berkaitan adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan kolesistokininEtiologi (2)Teori GenetikPenelitian menemukan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.25% keluarga tingkat pertama penderita GCM juga menderita gangguan yang samaPenelitian: 50% kembar monozigotik dan 15% kembar dizigotikEtiologi (3)Teori PsikoanalitikAnsietas : gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.Tingkat primitif: anxietas dihubungkan dengan perpisahan dengan objek yang dicintaiTingkat lebih matang: dihubungkan dengan kehilangan cinta dari objek yang pentingAnxietas kastrasi, berhubungan dengan fase oedipalAnxietas superego: ketakutan seseorang untuk mengecewakan nilai dan pandangannya sendiri (tingkat paling matang)Etiologi (4)Teori kognitif-perilakuPenderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancamanDisebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif, pada lingkungan, adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancamanDiagnosisMenurut DSM IV-TRKecemasan yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tidak terbatas pada satu aktivitas atau kejadian.Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.DiagnosisMenurut DSM IV-TRKecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala berikut ini: KegelisahanMudah merasa lelahSulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosongIritabilitasKetegangan ototGangguan tidurDiagnosisMenurut DSM IV-TRFokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I.Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif. Diagnosis BandingKecemasan akibat kondisi medis umum.Gangguan depresi sulit dibedakan dengan GAD, sering terdapat bersama.Gangguan karena penggunaan zat: intoksikasi kafein, penyalah gunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat.Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.Farmakoterapi (1)BenzodiazepinDOCDimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi.Lama terapi: 2-6 minggu, dilanjutkan dengan tappering off selama 1-2 mingguFarmakoterapi (2)BuspironEfektif pada 60-80% pasien GCMLebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibandingkan gejala somatik.Tidak menyebabkan withdrawl.Efek klinis terasa 2-3 mingguDapat digunakan bersama dengan benzodiazepin kemudian dilakukan tappering off benzodiazepin setelah 2-3 minggu

Farmakoterapi (3)SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor)Sertralin dan Paroxetin lebih baik daripada fluoksetinPemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaatSSRI efektif terutama terhadap pasien GCM dengan riwayat depresiPsikoterapiTerapi kognitif perilakuPendekatan kognitifTeknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral : relaksasi dan biofeedbackTerapi SuportifMemberikan kenyamanan pada pasienMenggali potensi pasien Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaaan

PrognosisPrognosis baik bila mendapatkan penatalaksanaan yang sesuai. Suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup25% pasien GCM akan mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayorGangguan PanikPendahuluan Gangguan panik yaitu adanya serangan panik yang berulang, yaitu perasaan sangat ketakutan yang muncul tiba-tiba, kekhawatiran yang berlebihan atau teror, pada suatu periode tertentu, yang sering disertai dengan perasaan akan terjadi malapetaka.EpidemiologiGangguan panik pada perempuan 2/3 dari laki-laki. Pada umumnya terjadi pada usia dewasa muda, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun, termasuk anak-anak dan remaja.10%-15% pasien dengan gangguan panik juga mengalami gangguan depresi berat. 1/3 diantaranya mengalami gangguan depresi sebelum kekambuhan gangguan panik, serta sisanya mengalami ganguan panik selama atau sesudah kekambuhan gangguan depresi berat.EtiologiFaktor biologikGangguan panik berhubungan dengan abnormalitas struktur dan fungsi otak.Beberapa neurotransmitter mengalami gangguan fungsi yaitu serotonin, GABA, dan norepinefrin.Terjadi disregulasi baik pada sistem perifer maupun SSP, ditemukan tonus simpatetik dalam sistem otonomik.

Etiologi (2)Faktor genetikPada keturunan pertama pasien dengan gangguan panik dengan agorafobia mempunyai risiko 4-8 kali mengalami serangan yang sama.Faktor psikososialAnalisis penelitian ; pola ansietas akan sosialisasi saat masa kanak, hubungan dengan orang tua yang tidak mendukung serta perasaan terperangkap/terjebak. Rasa marah dan agresivitas sulit dikendalikan.

Perjalanan penyakitGangguan ini biasa dimulai pada akhir masa remaja, awal masa dewasa, atau usia pertengahan.Tidak ditemukan stresor saat kekambuhan, walaupun sering dihubungan dengan adanya stresor psikososial.Pada saat serangan pertama/kedua, pasien sering mengabaikannya dan baru menyadari setelah frekuensi dan intensitas bertambah. Dapat dipacu oleh konsumsi kafein dan nikotin.Tanda dan GejalaSerangan panik yang berulang, dimana terjadi secara spontan dan tidak terduga, disertai gejala otonomik yang kuat terutama sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan.Kondisi cemas biasanya terjadi tiba-tiba dan dapat meningkat hingga sangat tinggi disertai gejala yang mirip gangguan jantung yaitu rasa nyeri di dada, berdebar-debar, keringat dingin, hingga merasa tercekik.Tanda dan Gejala (2)Pernapasan yang cepat dan pendekRasa takut yang hebat dan ancaman kematian atau bencana.Merasa bingung dan sulit berkonsentrasi.Pada pemeriksaan status mental: kesulitan bicara seperti gagap, gangguan memori.Depresi dan derealisasi dan depersonalisasi bisa dialami saat serangan panik.

Tanda dan Gejala (3)Fokus perhatian somatik pasien : perasaan takut mati karena masalah jantung atau pernapasan.Pasien merasa seperti akan menjadi gila.Diagnostik dan kriteria diagnostik (PPDGJ III)Terjadinya beberapa serangan berat ansietas otonomik, yang terjadi dalam periode kira-kira satu bulan :pada keadaan yang sebenarnya secara obyektif tidak ada bahayaTidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnyaAdanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode antara serangan panik.Diagnosis bandingSerangan panik yang terjadi sebagai bagian dari gangguan fobik, serangan panik sekunder dari gangguan depresi, terutama pada laki-laki. Bila pada saat yang sama kriteria depresi terpenuhi, maka gangguan panik bukan merupakan diagnosis utama.PenatalaksanaanSSRI : Sertralin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram, dll.Psikoterapi :terapi relaksasi ( melatih pernafasan )terapi kognitif perilkaku (membentuk pola perilaku dan pikiran yang rasional)psikoterapi dinamik (lebih memahami diri dan kepribadiannya)PrognosisLebih baik pada penderita dengan durasi serangan yang singkat.PreventifPencegahan primer : waspada bila dalam keluarganya ada yang mengalamiPencegahan sekunder : latihan relaksasi secara teratur dan terus menerus, datang berkonsultasi sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.AgorafobiaPendahuluanketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat aman. Menurut DSM-IV- TR agorafobia berhubungan erat dengan gangguan panik, namun ICD I0 tidak mengaitkan gangguan panik dengan agorafobia dan kasus-kasus agorafobia didapati dengan atau tanpa serangan panikEpidemiologiberkembang pada setiap usia dengan usia rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun. Prevalensi seumur hidup agorafobia dilaporkan terentang antara 0,6-6%. Pada penelitian dilaporkan sebanyak pasien yang terkena agorafobia juga menderita gangguan panikEtiologiFaktor BiologiSistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah neuroepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Keseluruhan data biologis telah menyebabkan suatu perhatian kepada batang otaksystem limbic (kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya kecemasan yang terjadi lebih dahulu (anticipatory anxiety) dan korteks prafrontalis (kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya penghindaran fobik)Etiologi (2)Faktor genetikBeberapa penelitian menemukan bahwa adanya peningkatan resiko gangguan panik empat hingga delapan kali lipat pada sanak keluarga derajat pertama pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya.Etiologi (3)Faktor Psikososialinteraksi antara diatesis genetika-konstitusional dan stressor lingkungan. misalnya perpisahan dengan orang tua, kekerasan dalam rumah tanggaAgorafobia diperkirakan dipicu oleh gangguan panik. Gambaran KlinisMereka lebih suka disertai oleh seorang teman atau anggota keluarga ditempat-tempat tertentu seperti jalanan yang sibuk, toko yang padat, ruangan yang tertutup (seperti terowongan, jembatan, dan elevator), dan kendaraan tertutup (seperti kereta bawah tanah, bus, dan pesawat udara). Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani tiap kali mereka keluar rumah. Gejala lain seperti pingsan, pikiran obsesif, depersonalisasi, dan derealisasi.DiagnosisKriteria diagnostik menurut DSM-IV TRKecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi darinya kemungkinan dirinya meloloskan diri, merasa malu, atau dimana kemungkinan tidak terdapat pertolongan jika mendapat serangan panik atau gejala mirip panik yang tidak diharapkan atau secara situasional. Ketakutan agorafobia biasanya mengenai kelompok karakteristik, situasi, seperti di luar ruah sendirian; berada ditempat ramai atau berdiri di sebuah barisan, berada diatas jembatan atau bepergian dengan bis, kereta, atau mobil.

Diagnosis (2)Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ-III), diagnosis pasti agorafobia harus memenuhi semua kriteria dengan adanya gejala ansietas yang terbatas pada kondisi yang spesifik yang harus dihindari oleh penderita.Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesifAnsietas yang timbul harus terbatas pada (terutama harus terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut banyak orang/keramaian, tempat umum, berpergian keluar rumah, dan berpergian sendiri, danMenghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol.Diagnosis BandingGangguan medis yang dapat menyebabkan kecemasan atau depresiDiagnosis banding psikiatrik adalah gangguan depresif berat, skizofrenia, gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependanBila terdapat depresi maka dibandingkan dengan episode depresifPenatalaksanaan Terapi Kognitif dan PerilakuAplikasi relaksasimemberikan pasien rasa kendali mengenai tingkat ansietas dan relaksasi. Terapi Keluarga.Terapi keluarga yang ditujukan pada edukasi dan dukungan sering bermanfaat.Psikoterapi berorientasi tilikanmembantu pasien mengerti ansietas yang tidak disadari yang telah dihipotesiskan, simbolisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk menekan impuls, dan keuntungan sekunder gejala tersebut

Penatalaksanaan (2)Psikoterapi kombinasi dan farmakoterapi.Walaupun farmakoterapi efektif menghilangkan gejala primer gangguan panik dan agorafobia, psikoterapi dapat dibutuhkan untuk menterapi gejala sekunder. Penatalaksanaan (3)FARMAKOTERAPISemua golongan obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) efektif untuk gangguan panikagorafobia pada umumnya disebabkan oleh gangguan panikDosis awal 2-4 mg/hari dan harus dinaikkan 2-4mg/hari setiap 2-4 hari. Tujuannya untuk mencapai dosis terapeutik penuh pada sekurangnya 20 mg/hari.Penatalaksanaan (4)FARMAKOTERAPI BenzodiasepinKetergantungan dapat terjadi pada pasien yang diobati selama beberapa bulan jadi memerlukan penurunan dosis secara perlahan, khususnya alprazolamBenzodiazepin bekerja pada sistem -aminobutirat (GABA)

PrognosisBelum banyak diketahui tentang prognosis agorafobia, namun kecenderungannya adalah menjadi kronis dan dapat terjadi kormobiditas dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan alcohol dan obat bila tidak mendapat terapiTerimakasih