gangguan cemas

23
I. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH 1. DEFINISI Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dengan 1

description

a

Transcript of gangguan cemas

Page 1: gangguan cemas

I. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

1. DEFINISI

Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan

gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam

berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan

merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan

emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau

kejadian dalam hidupnya. Kecemasan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa

objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang

didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan

interpersonal.

Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan

salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang

tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak

utama. Individu dengan gangguan cemas menyeluruh akan terus menerus

merasa khawatir tentang hal-ha yang kecil/sepele.

2. GAMBARAN TENTANG KECEMASAN

Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut

yang tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa

1

Page 2: gangguan cemas

keadaan psikopatologis sehingga mengalami apa yang disebut gangguan

kecemasan. Walaupun sebagai orang normal, diakui atau tidak, kita dapat saja

mengalami kecemasan, namun kecemasan pada orang normal berlangsung

dalam intensitas atau durasi yang tidak berkeanjangan sehingga individu

dapat tetap memberikan respon yang adaptif.

Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari

fungsi-fungsi individu, bahwa kecemasan seharusnya melibatkan atau

memiliki 3 komponen dasar, yaitu :

Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports) mengenai

ketegangan, ketakutan dan tidak adanya harapan untuk

mengatasinya.

Respon-respon perilaku (behavioral rensponses), seperti

menghindari situasi yang ditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan

motorik dan kerusakan tampilan untuk tugas-tugas kognitif yang

kompleks.

Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk

ketegangan otot, peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas

yang cepat, mulut yang kering nausea, diare, dan dizziness.

3. ETIOLOGI

Upaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan kecemasan,

Accocella dkk (1976) memaparkan dari beberapa sudut pandang teori.

Menurut para ahli psikofarmaka, Gangguan Kecemasan Menyeluruh

2

Page 3: gangguan cemas

bersumber pada neurosis, bukan dipengaruhi oleh ancaman eksternal tetapi

lebih dipengaruhi oleh keadaan internal individu.

Individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut

pendekatan psikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk

mengatasi dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya secara terus

menerus sehingga ia akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri.

Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untuk menyalurkan

dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan. Tetapi

jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus

dan berkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak

adaptif dan tidak realistis.

Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh

individu, antara lain:

Represi, yaitu upaya ego untuk menekan pengalaman yang tidak

menyenangkan dan dirasakan mengancam ego masuk ke

ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidak menganggu ego lagi.

Tetspi sebenarnya pengalaman yang sudah disimpan itu masih punya

pengaruh tidak langsung terhadap tingkahlaku si individu.

Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian

rupa terhadap dorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh

superego, sehingga seolah-olah perilakunya dapat dibenarkan.

Kompensasi, upaya ego untuk menutupi kelemahan yang ada di salah

satu sisi kehidupan dengan membuat prestasi atau memberikan kesan

3

Page 4: gangguan cemas

sebaliknya pada sisi lain. Dengan demikian, ego terhindar dari ejekan

dan rasa rendah diri.

Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu

perasaan tertentu ke pihak lain atau sumber lain karena tidak dapat

melampiaskan perasaannya ke sumber masalah.

Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau

ancaman terhadap ego dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang

mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.

Para ahli dari aliran humanistik-eksternal mengatakan bahwa konsep

kecemasan bukan hanya sekedar masalah, yang bersifat individual tetapi juga

merupakan hasil konflik antara individu dengan masyarakat atau lingkungan

sosialnya.

Jika individu melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya

tentang dirinya sendiri dengan yang diinginkan maka akan`muncul perasaan

inadekuat dalam menghadapi tantangan di kehidupan ini, dan hal ini

menghasilkan kecemasan. Jadi menurut pandangan humanis eksternalis, pusat

kecemasan adalah konsep diri, yang terjadi sehubungan dengan adanya gap

antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dan diri yang diinginkan

(idea self). Hal ini muncul sehubungan tidak adanya kesempatan bagi

individu untuk mengaktualisasikan` dirinya sehingga perkembangannya

menjadi terhalang. Akibatnya, dalam menghadapi tantangan atau kendala

dalam menjalani hari-hari, di kehidupan selanjutnya, ia akan mengalami

kesulitan untuk membentuk konsep diri yang positif. Setiap kita sebenarnya

perlu mengembangkan suatu upaya untuk menjadi diri sendiri (authenticity), 4

Page 5: gangguan cemas

sedangkan indivisu yang neurotis, atau mengalami gangguan kecemasan

adalah individu yang gagal menjadi diri sendiri (inauthenticity) karena

mereka mengembangkan konsep diri yang keliru/palsu.

Sementara para ahli dari pendekatan behavioristik mengatakan bahwa

kecemasan muncul karena terjadi kesalahan dalam belajar, bukan hasil dari

konflik intrapsikis, individu belajar menjadi cemas. Ada 2 tahapan belajar

yang berlangsung dalam diri individu yang menghasilkan kecemasan yaitu:

Dalam pengalaman individu, beberapa stimulus netral tidak berbahaya

atau tidak menimbulkan kecemasan, dihubungkan dengan stimulus yang

menyakitkan (aversive) akan menimbulkan kecemasan (melalui

respondent condotioning)

Individu yang menghindar dari stimulus yang sudah terkondisi, dan

sejak penghindaran ini menghasilkan pembebasan/terlepas dari rasa

cemas, maka respon menghindar ini akan menjadi kebiasaan (melalui

operant conditioning)

Dari sudut pandang kognitif, gangguan kecemasan terjadi karena adanya

kesalahan dalam mempersepsikan hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan dari

teori kognitif, masalah yang terjadi dari individu yang mengalami gangguan

kecemasan adalah terjadinya kesalahan persepsi atau kesalahan interpretasi

terhadap stimulus internal maupun eksternal. Individu yang mengalami

gangguan kecemasan akan melihat suatu hal yang tidak benar-benar

mengancam sebagai sesuatu yang mengancam. Jika individu mengalami

pengalaman sensasi dalam tubuh yang tidak biasa, lalu

5

Page 6: gangguan cemas

mengintepretasikannya sebagai sensasi yang bersifat catastropic, yaitu suatu

gejala bahwa ia sedang mengalami sesuatu hal seperti serangan jantung, maka

akan timbul rasa panik.

4. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh

ditegakkan apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas,

khawatir, was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan,

gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana perasaan

tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan

akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk

Gangguan Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara

terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan,

kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol,

cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar,

mudah marah, sulit tidur.

Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel

di bawah:

Tabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh

Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar

2. Otot tegang/kaku/pegal

3. Tidak bisa diam

4. Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat

6. Jantung berdebar-debar

7. Telapak tangan basah/dingin

6

Page 7: gangguan cemas

8. Mulut kering

9. Kepala pusing/rasa melayang

10. Mual, mencret, perut tak enak

11. Muka panas/ badan menggigil

12. Buang air kecil lebih sering

Kewaspadaan berlebihan dan

Penangkapan berkurang

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu

14. Mudah terkejut/kaget

15. Sulit konsentrasi pikiran

16. Sukar tidur

17. Mudah tersinggung

5. DIAGNOSIS

Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02)

ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung

lebih dari 6 bulan; biasanya tahunan dengan gejala bertambah dan kondisi

melemah) dan termasuk gejala seperti respons otonom (palpitasi, diare,

ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil), insomnia, sulit

berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspada

berlebihan, atau takut akan sesuatu yang akan terjadi. Ada kecenderungan

diturunkan dalam keluarga, memiliki komponen genetik yang sedang dan

dihubungkan dengan fobia sosial dan sederhana serta depresi mayor (terdapat

pada 40% atau lebih pasien; meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya pada

kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stres yang jelas, tetapi harus dicari

penyebabnya.

7

Page 8: gangguan cemas

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan

berdasarkan :

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang

berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai

beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada

keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau

“mengambang”).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung

tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb)

Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat

santai); dan

Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,

jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing

kepala, mulut kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa

hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama

Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak

memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan

anxietas fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan

obsesif-kompulsif (F.42.-)

8

Page 9: gangguan cemas

6. PENANGANAN

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat

dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi

dengan obat-obatan (farmakoterapi). Angka-angka keberhasilan terapi yang

tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis dini. Psikoterapi yang

sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dengan

dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang

tidak perlu.

Penanganan dengan psikoterapi juga dapat dijelaskan melalui pendekatan

psikodinamika, humanistik eksistensialis atau pendekatan behavioristik

maupun kognitif.

Menurut para ahli psikodinamika, karena gangguan ini berakar pada

keadaan internal individu sehubungan dengan adanya konflik intrapsikis

yang dialami individu sehingga ia mengembangkan suatu bentuk mekanisme

pertahanan diri, maka upaya menanganinya juga terarah pada pemberian

kesempatan bagi individu untuk mengeluarkan seluruh isi pikiran atau

perasaan yang muncul di dalam dirinya. Asumsinya adalah jika individu bisa

menghadapi dan memahami konflik yang dialami, ego akan lebih bebas dan

tidak harus terus berlindung di balik mekanisme pertahanan diri yang

dikembangkannya.

Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu diminta

untuk menjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di dalam

pikirannya, tanpa melihat apakah itu logis atau tidak, tepat atau tidak,

ataupun pantas atau tidak. Hal-hal dari alam bawah sadar atau tidak sadar

9

Page 10: gangguan cemas

yang diungkapkan akan dicatat oleh terapis untuk diinterpretasikan. Tehnik

ini juga bisa dimanfaatkan saat menggunakan teknik dream interpretation;

individu diminta untuk menceritakan mimpinya secara detail dan tepat.

Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam

melaksanakan teknik-teknik tersebut di atas, ada dua hal yang biasanya

muncul, yaitu apa yang disebut dengan resistance (yaitu individu bertahan

dan beradu argumen dengan terapis saat terapis mulai sampai pada bagian

sensitif), dan transference (yaitu individu mengalihkan perasaannya pada

terapis dan menjadi bergantung.

Sementara para ahli dari pendekatan humanistik eksistesialis yang melihat

kecemasan sebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial

dimana pengembangan diri menjadi terhambat, maka mereka lebih

menyarankan untuk membangun kembali diri yang rusak (damaged self).

Tekhniknya sering disebut sebagai client centered therapy yang berpendapat

bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif yang dapat

dikembangkan sehingga ia membutuhkan situasi yang kondusif untuk

mengeksplorasi dirinya semaksimal mungkin.

Teknik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah systematic

desentisitization, yaitu mengurangi kecemasan dengan menggunakan konsep

hirarki ketakutan, menghilangkan ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari

ketakutan yang sederhana sampai ke hal yang lebih kompleks. Pemberian

reinforcement (penguat) juga dapat digunakan dengan secara tepat

memberikan variasi yang tepat antara pemberian reward- jika ia

memperlihatkan perilaku yang mengarah keperubahan ataupun punishment –

10

Page 11: gangguan cemas

jika tidak ada perubahan perilaku atau justru menampilkan perilaku yang

bertolak belakang dengan rencana perubahan perilaku. Adanya model yang

secara nyata dapat dilihat dan menjadi contoh langsung kepada individu juga

efektif dalam upaya melawan pikiran-pikiran yang mencemaskan.

Pendekatan kognitif yang melihat gangguan kecemasan sebagai hasil dari

kesalahan dalam mempersepsikan ancaman (misperception of threat)

menawarkan upaya mengatasinya dengan mengajak individu berpikir dan

mendesain suatu pola kognitif baru. Desain kognitif yang melibatkan 3

bagian yaitu :

Identifikasi interpretasi negatif yang dikembangkan individu

tentang sensasi tubuhnya

Tentukan dugaan atau asumsi dan arahkan alternatif intrepretasi,

yang noncatastropic.

Bantu individu menguji validitas penjelasan dan alternatif-

alternatif tersebut.

Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti

depresan yang baru, venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman

untuk pengobatan gangguan cemas menyeluruh. Gunakan benzodiazepin

dengan tidak berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4 kali sehari atau 10 mg

sebelum tidur) untuk jangka pendek(beberapa minggu hingga beberapa

bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti perjalanan

penyakitnya. Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan awal

atau untuk pengobatan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien

tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan

11

Page 12: gangguan cemas

merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik, SSRI, dan

MAOI bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka

yang disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik

akan membaik dengan β-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari).

Tabel 2. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol. 30-2001)

Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1.

Diazepam

Diazepin

Lovium

Stesolid

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Amp. 10mg/2cc

10-30 mg/h

2.

Chlordiazepoxide

Cetabrium

Arsitran

Tensinyl

Drg. 5-10 mg

Tab. 5 mg

Cap. 5 mg

15-30 mg/h

3.

LorazepamAtivan

Renaquil

Tab. 0,5-1-2 mg

Tab. 1 mg

2-3 x 1 mg/h

4.

Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5.

AlprazolamXanax

Alganax

Tab. 0,25-0,5 mg

Tab. 0,25-0,5 mg

0,75-1,50 mg/h

6.

Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7.

Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8.

Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h

Obat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya

(benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce “the inhibitory action of

GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas tersebut di atas mereda.

12

Page 13: gangguan cemas

Latihlah pasien dengan teknik relaksasi (misal biofeedback, meditasi,

otohipnotis). Bantulah pasien untuk memahami akan sifat kronis penyakitnya

dan mengerti akan adanya kemungkinan untuk selamanya hidup dengan

beberapa gejala yang memang tidak akan hilang.

7. PROGNOSIS

Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk

diperkirakan. Namun demikian beberapa data menyatakan peristiwa

kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa

peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan

akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat ringannya

gangguan tersebut.

KESIMPULAN

Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak,

khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami

secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru,

dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Neale dkk (2001)

mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang tidak menyenangkan

dan dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehingga mengalami

apa yang disebut Gangguan Kecemasan.

Gambaran klinis bervariasi dapat dijumpai keluhan cemas, khawatir, was-

was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal

yang sepele dan tidak utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh

13

Page 14: gangguan cemas

aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku

terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan Menyeluruh adalah

kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas

akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya,

cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering

penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur.

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan

jika penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung

hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak

terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja

(“mengambang”). Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit

berkonsentrasi), ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak

dapat santai); dan overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,

jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut

kering, dsb).

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat

dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan

obat-obatan (farmakoterapi). Obat pilihan yang digunakan adalah antianxietas

(golongan benzodiazepine khuusnya diazepam dan alprazolam. Anti depresan

juga dapat dikombinasikan misalnya golongan SSRI yakni fluoxetine.

14