Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

24
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH A. DEFINISI Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan gangguan cemas menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang kecil/sepele. 1,2 Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini merupakan bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menatap selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan. 1,2 B. EPIDEMIOLOGI Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang paling sering dijumpai, diklinik, diperkirakan 12 % dari seluruh gangguan anxietas.

Transcript of Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

Page 1: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

A. DEFINISI

Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)

merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik

kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap

hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan gangguan cemas

menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang

kecil/sepele. 1,2

Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh

adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan,

dan menetap sekurang kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah

kejadian atau aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang

menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan

fungsi - fungsi lainnya Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini

merupakan bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menatap

selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan

tentang masa depan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang

berlebihan. 1,2

B. EPIDEMIOLOGI

Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang

paling sering dijumpai, diklinik, diperkirakan 12 % dari seluruh gangguan

anxietas. Prevalensinya di masyarakat diperkirakan 3 %, dan prevelansi

seumur hidup (life time) rata-rata 5 %. Di Indonesia prevalensinya secara

pasti belum diketahui, namun diperkirakan 2% -5%. Gangguan ini lebih

sering dijumpai pada wanita dengan ratio 2 : 1, namun yang datang

meminta pengobatan rationya kurang lebih sama atau 1 :1 antara laki-laki

dan wanita.3

C. ETIOLOGI

Etiologi dari gangguan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga dua

faktor yang berperan terjadi di dalam gangguan ini yaitu, factor biologic

Page 2: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

dan psikologik. Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah

‘’neurotransmitter’’.Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan pada

gangguan ini yaitu, norepinefrin ,serotonin, dan gamma amino butiric acid

atau GABA . Namun menurut Iskandar neurotransmitter yang memegang

peranan utama pada gangguan cemas menyeluruh adalah serotonin,

sedangkan norepinefrin terutama berperan pada gangguan panik. 1

Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan

percobaan pada hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada

perangsangan locus sereleus yang ditunjukan pada pemberian obat-obatan

yang meningkatkan kadar norepinefrin dapat menimbulkan tanda-tanda

kecemasan, sedangkan obat-obatan menurunkan kadar norepinefrin akan

menyebabkan depresi. 1

Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda dengan

norepinefrin. Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya anxietas,

sedangkan Gamma Amino Butiric Acid atau GABA bersifat menghambat

terjadinya anxietas ini.

Pengaruh dari neutronstransmitter ini pada gangguan anxietas didapatkan

dari peranan benzodiazepin pada gangguan tersebut. Benzodiazepin dan

GABA membentuk “GABABenzodiazepin complex”yang akan

menurunkan anxietas atau kecemasan. Penelitian pada hewan primata yang

diberikan suatu agonist inverse benzodiazepine Beta- Carboline-

Carboxylic-Acid (BCCA) menunjukkan gejala-gejala otonomik gangguan

anxietas. 1,3

Mengenai peranan serotonin dalam gangguan anxietas ini didapatkan dari

hasil pengamatan efektivitas obat-obatan golongan serotonergik terhadap

anxietas seperti buspiron atau buspar yang merupakan agonist reseptor

serotorgenik tipe 1A (5-HT 1A).Diduga serotonin mempengaruhi reseptor

GABA-Benzodiazepin complex sehingga ia dapat berperan sebagai anti

cemas. Kemungkinan lain adalah interaksi antara serotonin dan

norepinefrin dalam mekanisme anxietas sebagai anti cemas. 1

Sehubungan dengan faktor-faktor psikolgik yang berperan dalam

terjadinya anxietas ada tiga teori yang berhubungan dengan hal ini, yaitu :

Page 3: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

teori psikoanalitik, teori behavorial, dan teori eksistensial. Menurut teori

psiko-analitik terjadinya anxietas ini adalah akibat dari konflik

unconscious yang tidak terselesaikan. Teori behavior beranggapan bahwa

terjadinya anxietas ini adalah akibat tanggapan yang salah dan tidak teliti

terhadap bahaya. Ketidaktelitian ini sebagai akibat dari perhatian mereka

yang selektif pada detil-detil negative dalam kehidupan, penyimpangan

dalam proses informasi, dan pandangan yang negative terhadap

kemampuan pengendalian dirinya . Teori eksistensial bependapat bahwa

terjadinya anxietas adalah akibat tidakadanya rangsang yang dapat

diidentifikasi secara spesifik. Ketiadaan ini membuat orang menjadi sadar

akan kehampaannya di dalam kehidupan ini . 1,4

D. FAKTOR RESIKO

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah

sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stres (Stuart &

Laraia, 2005)

1. Biologi

Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan

struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang

menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya pengaruh neurotransmiter.

Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan ansietas adalah

norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA)

2. Psikologis

Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis

memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua

elemen kepribadian yaitu id dan superego.

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe

kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas

seseorang. Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam

kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya adalah peristiwa

traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional seperti

Page 4: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan

dengan baik, konsep diri terganggu.

3. Sosial budaya

Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat gangguan

ansietas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam

berespon terhadap konflik dan cara mengatasi ansietas. Tarwoto dan

Wartonah (2003) memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta

lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.

E. PATOFISIOLOGI

Upaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan

kecemasan, Accocella dkk (1976) memaparkan dari beberapa sudut

pandang teori. Menurut para ahli psikofarmaka, Gangguan Kecemasan

Menyeluruh bersumber pada neurosis, bukan dipengaruhi oleh ancaman

eksternal tetapi lebih dipengaruhi oleh keadaan internal individu.1,2,5

Sebagamana diketahui, Sigmund Freud sebagai bapak dari

pendekatan psikodinamika mengatakan bahwa jiwa individu diibaratkan

sebagai gunung es. Bagian yang muncul dipermukaan dari gunung es itu,

bagian terkecil dari kejiwaan yang disebut sebagai bagian kesadaran.

Agak di bawah permukaan air adalah bagian yang disebut pra-kesadaran,

dan bagian yang terbesar dari gunung es tersebut ada di bawah sekali dari

permukaan air, dan ini merupakan alam ketidaksadaran

(uncounsciousness). Ketidaksadaran ini berisi ide, yaitu dorongan-

dorongan primitif, belum dipengaruhi oleh kebudayaan atau peraturan-

peraturan yang ada dilingkungan. Dorongan-dorongan ini ingin muncul ke

permukaan/ ke kesadaran, sedangkan tempat di atas sangat terbatas. Ego,

yang menjadi pusat dari kesadaran, harus mengatur dorongan-dorongan

mana yang boleh muncul dan mana yang tetap tinggal di ketidaksadaran

karena ketidaksesuaiannya dengan superego, yaitu salah satu unit pribadi

yang berisi norma-norma sosial atau peraturan-peraturan yang berlaku di

lingkungan sekitar. Jika ternyata ego menjadi tidak cukup kuat menahan

Page 5: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

desakan atau dorongan ini maka terjadilah kelainan-kelainan atau

gangguan-gangguan kejiwaan. Neurosis adalah salah satu gangguan

kejiwaan yang muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan ego menahan

dorongan ide.1

Jadi, individu yang mengalami Gangguan Kecemasan

Menyeluruh, menurut pendekatan psikodinamika berakar dari

ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-dorongan yang

muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan

mengembangkan mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri

ini sebenarnya upaya ego untuk menyalurkan dorongan dalam dirinya dan

bisa tetap berhadapan dengan lingkungan. Tetapi jika mekanisme

pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus dan

berkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak

adaptif dan tidak realistis.1

Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh

individu, antara lain1:

1. Represi, yaitu upaya ego untuk menekan pengalaman yang tidak

menyenangkan dan dirasakan mengancam ego masuk ke ketidaksadaran

dan disimpan di sana agar tidak menganggu ego lagi. Tetspi sebenarnya

pengalaman yang sudah disimpan itu masih punya pengaruh tidak langsung

terhadap tingkahlaku si individu.

2. Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian rupa

terhadap dorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh superego,

sehingga seolah-olah perilakunya dapat dibenarkan.

3. Kompensasi, upaya ego untuk menutupi kelemahan yang ada di salah satu

sisi kehidupan dengan membuat prestasi atau memberikan kesan sebaliknya

pada sisi lain. Dengan demikian, ego terhindar dari ejekan dan rasa rendah

diri.

4. Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu

perasaan tertentu ke pihak lain atau sumber lain karena tidak dapat

melampiaskan perasaannya ke sumber masalah.

Page 6: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

5. Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau

ancaman terhadap ego dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang

mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.

Para ahli dari aliran humanistik-eksternal mengatakan bahwa konsep

kecemasan bukan hanya sekedar masalah, yang bersifat individual tetapi

juga merupakan hasil konflik antara individu dengan masyarakat atau

lingkungan sosialnya.1

Jika individu melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya

tentang dirinya sendiri dengan yang diinginkan maka akan`muncul perasaan

inadekuat dalam menghadapi tantangan di kehidupan ini, dan hal ini

menghasilkan kecemasan. Jadi menurut pandangan humanis eksternalis,

pusat kecemasan adalah konsep diri, yang terjadi sehubungan dengan

adanya gap antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dan diri yang

diinginkan (idea self). Hal ini muncul sehubungan tidak adanya kesempatan

bagi individu untuk mengaktualisasikan` dirinya sehingga

perkembangannya menjadi terhalang. Akibatnya, dalam menghadapi

tantangan atau kendala dalam menjalani hari-hari, di kehidupan selanjutnya,

ia akan mengalami kesulitan untuk membentuk konsep diri yang positif.

Setiap kita sebenarnya perlu mengembangkan suatu upaya untuk menjadi

diri sendiri (authenticity), sedangkan indivisu yang neurotis, atau

mengalami gangguan kecemasan adalah individu yang gagal menjadi diri

sendiri (inauthenticity) karena mereka mengembangkan konsep diri yang

keliru/palsu

Sementara para ahli dari pendekatan behavioristik mengatakan bahwa

kecemasan muncul karena terjadi kesalahan dalam belajar, bukan hasil dari

konflik intrapsikis, individu belajar menjadi cemas. Ada 2 tahapan belajar

yang berlangsung dalam diri individu yang menghasilkan kecemasan yaitu:1

1. Dalam pengalaman individu, beberapa stimulus netral tidak berbahaya

atau tidak menimbulkan kecemasan, dihubungkan dengan stimulus yang

Page 7: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

menyakitkan (aversive) akan menimbulkan kecemasan (melalui

respondent condotioning)

2. Individu yang menghindar dari stimulus yang sudah terkondisi, dan

sejak penghindaran ini menghasilkan pembebasan/terlepas dari rasa

cemas, maka respon menghindar ini akan menjadi kebiasaan (melalui

operant conditioning)

Dari sudut pandang kognitif, gangguan kecemasan terjadi karena adanya

kesalahan dalam mempersepsikan hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan

dari teori kognitif, masalah yang terjadi dari individu yang mengalami

gangguan kecemasan adalah terjadinya kesalahan persepsi atau kesalahan

interpretasi terhadap stimulus internal maupun eksternal. Indivisu yang

mengalami gangguan kecemasan akan melihat suatu hal yang tidak benar-

benar mengancam sebagai sesuatu yang mengancam. Jika individu

mengalami pengalaman sensasi dalam tubuh yang tidak biasa, lalu

mengintepretasikannya sebagai sensasi yang bersifat catastropic, yaitu suatu

gejala bahwa ia sedang mengalami sesuatu hal seperti serangan jantung,

maka akan timbul rasa panik.

F. GEJALA KLINIS

Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan

motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan

berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien.

Gejala klinis Gangguan Cemas Menyeluruh meliputi: 5,6

• Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung

hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai bulan, yang tidak

terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja

(free floating atau mengambang)

• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

- Kecemasan (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung tanduk,

sulit berkonsentrasi, dll)

- Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat

santai,

Page 8: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

dsb)

- Overaktivitas otonomik (terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnea,

jantung berdebar-debar, sesak napas, epigastrik, pusing kepala, mulut

kering, dan gangguan lainnya)

• Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk

ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol

• Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),

khususnya depresi, tidak membetalkan diagnosis utama Gangguan

anxietas

menyeluruh, selema hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari

episode depresi, gangguan anxietas fobik, gangguan panik atau gangguan

obsesif kompulsif.

G. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435,

300.02) ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat

(berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanya tahunan dengan gejala

bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala seperti respons

otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air

kecil), insomnia, sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas,

gemetaran, waspada berlebihan, atau takut akan sesuatu yang akan terjadi.

Ada kecenderungan diturunkan dalam keluarga, memiliki komponen

genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobia sosial dan sederhana

serta depresi mayor (terdapat pada 40% atau lebih pasien; meningkatkan

resiko bunuh diri. Biasanya pada kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stres

yang jelas, tetapi harus dicari penyebabnya.1,2

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan

berdasarkan :5

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang

berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa

bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi

khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”).

Page 9: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung

tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb)

2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat

santai); dan

3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung

berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut

kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),

khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan

Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria

lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40.-),

gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-) 2

H. MANAGEMENT

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan

menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan

farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu

bagi klinisi yang terlibat.1,5,6

Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada

kasus-kasus dengan diagnosis dini. Psikoterapi yang sederhana sangat

efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dengan dokter yang

baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak

perlu.1,6, 8

Penanganan dengan psikoterapi juga dapat dijelaskan melalui

pendekatan psikodinamika, humanistik eksistensialis atau pendekatan

behavioristik maupun kognitif.1

Pendekatan psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh

meliputi : 1,6

a) Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang

dan

jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi

Page 10: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik

secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan

behavioral : relaksasi dan biofeedback

b) Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan

bagi pasien, menggali potensi yang ada dan belum tampak, mendukung

egonya, agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial

dan

pekerjaaan

c) Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik

bawah sadar dan mengenali kekuatan ego pasien. Mengajak pasien

untuk

mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength,

relasiu

objek, serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman akan komponen

tersebut, terapis memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah untuk

menjadi lebih matur. Bila tidak tercapai, setidaknya terapis

memfasilitasi

pasien agar dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya

Menurut para ahli psikodinamika, karena gangguan ini berakar

pada keadaan internal individu sehubungan dengan adanya konflik

intrapsikis yang dialami individu sehingga ia mengembangkan suatu

bentuk mekanisme pertahanan diri, maka upaya menanganinya juga

terarah pada pemberian kesempatan bagi individu untuk mengeluarkan

seluruh isi pikiran atau perasaan yang muncul di dalam dirinya.

Asumsinya adalah jika individu bisa menghadapi dan memahami konflik

yang dialami, ego akan lebih bebas dan tidak harus terus berlindung di

balik mekanisme pertahanan diri yang dikembangkannya.1

Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu

diminta untuk menjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di

dalam pikirannya, tanpa melihat apakah itu logis atau tidak, tepat atau

tidak, ataupun pantas atau tidak. Hal-hal dari alam bawah sadar atau tidak

Page 11: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

sadar yang diungkapkan akan dicatat oleh terapis untuk diinterpretasikan.

Tehnik ini juga bisa dimanfaatkan saat menggunakan teknik dream

interpretation; individu diminta untuk menceritakan mimpinya secara

detail dan tepat. Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing. Dalam melaksanakan teknik-teknik tersebut di atas, ada

dua hal yang biasanya muncul, yaitu apa yang disebut dengan resistance

(yaitu individu bertahan dan beradu argumen dengan terapis saat terapis

mulai sampai pada bagian sensitif), dan transference (yaitu individu

mengalihkan perasaannya pada terapis dan menjadi bergantung.1,5

Sementara para ahli dari pendekatan humanistik eksistesialis yang

melihat kecemasan sebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan

sosial dimana pengembangan diri menjadi terhambat, maka mereka lebih

menyarankan untuk membangun kembali diri yang rusak (damaged self).

Tekhniknya sering disebut sebagai client centered therapy yang

berpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif

yang dapat dikembangkan sehingga ia membutuhkan situasi yang

kondusif untuk mengeksplorasi dirinya semaksimal mungkin.1,7

Setiap permasalahan yang dihadapi setiap individu sebenarnya

hanya dirinyalah yang paling mengerti tentang apa yang sedang

dihadapinya. Oleh karena itu, individu itu sendirilah yang paling berperan

dalam menyelesaikan permasalahan yang mengganggu dirinya.1,7

Karena para ahli melihat kecemasan sebagai sebagai hasil dari

belajar (belajar menjadi cemas) maka untuk menanganinya perlu

dilakukan pembelajaran ulang agar terbentuk pola perilaku baru, yaitu

pola perilaku yang tidak cemas.1,7

Teknik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah

systematic desentisitization, yaitu mengurangi kecemasan dengan

menggunakan konsep hirarki ketakutan, menghilangkan ketakutan secara

perlahan-lahan mulai dari ketakutan yang sederhana sampai ke hal yang

lebih kompleks. Pemberian reinforcement (penguat) juga dapat digunakan

dengan secara tepat memberikan variasi yang tepat antara pemberian

reward- jika ia memperlihatkan perilaku yang mengarah keperubahan

Page 12: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

ataupun punishment – jika tidak ada perubahan perilaku atau justru

menampilkan perilaku yang bertolak belakang dengan rencana perubahan

perilaku. Adanya model yang secara nyata dapat dilihat dan menjadi

contoh langsung kepada individu juga efektif dalam upaya melawan

pikiran-pikiran yang mencemaskan.7

Pendekatan kognitif yang melihat gangguan kecemasan sebagai

hasil dari kesalahan dalam mempersepsikan ancaman (misperception of

threat) menawarkan upaya mengatasinya dengan mengajak individu

berpikir dan mendesain suatu pola kognitif baru. David Clark dkk (dalam

Acocella dkk, 1996) mengembangkan desain kognitif yang melibatkan 3

bagian yaitu1 :

1. Identifikasi interpretasi negatif yang dikembangkan individu tentang

sensasi tubuhnya

2. Tentukan dugaan atau asumsi dan arahkan alternatif intrepretasi, yang

noncatastropic.

3. Bantu individu menguji validitas penjelasan dan alternatif-alternatif

tersebut.

Dengan kata lain, para ahli dari pendekatan kognitif ini menyatakan bahwa

tujuan dari terapi sebagai upaya menangani gangguan kecemasan adalah

membantu individu melakukan intrepretasi sensasi tubuh dengan cara yang

noncatastropic1.

Dalam beberapa hal, penanganan terhadap penderita gangguan

kecemasan tidak selalu hanya berpegang pada satu tehnik saja, atau hanya

mengikuti pendapat salah satu ahli dari suatu pendekatan saja. Terapi yang

diberikan dapat sekaligus dengan menggunakan lebih dari satu pendekatan

atau lebih dari satu tehnik, asalkan tujuannya jelas dan tahapan-tahapannya

juga terinci.1

Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti

depresan yang baru, venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman

untuk pengobatan gangguan cemas menyeluruh. Gunakan benzodiazepin

dengan tidak berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4 kali sehari atau 10 mg

Page 13: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

sebelum tidur) untuk jangka pendek(beberapa minggu hingga beberapa

bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti perjalanan

penyakitnya. Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan awal

atau untuk pengobatan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien

tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan merasakan

kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik, SSRI, dan MAOI

bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka yang

disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik akan

membaik dengan β-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari). 7

Tabel 2. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol.

30-2001)8

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis

Anjuran

1. Diazepam Diazepin

Lovium

Stesolid

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Tab. 2-5 mg

Amp.

10mg/2cc

10-30 mg/h

2. Chlordiazepoxide Cetabrium

Arsitran

Tensinyl

Drg. 5-10 mg

Tab. 5 mg

Cap. 5 mg

15-30 mg/h

3. Lorazepam Ativan

Renaquil

Tab. 0,5-1-2

mg

Tab. 1 mg

2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m

mg/h

5. Alprazolam Xanax

Alganax

Tab. 0,25-0,5

mg

Tab. 0,25-0,5

mg

0,75-1,50

mg/h

Page 14: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h

Obat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan

reseptornya (benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce “the

inhibitory action of GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas tersebut

di atas mereda.8

Dorong rasa percaya diri, rumatan aktivitas produktif, dan kognisi

yang berdasarkan pada realita. Latihlah pasien dengan teknik relaksasi

(misal biofeedback, meditasi, otohipnotis). Lebih dari 50% pasien

menjadi asimtomatik seiring berjalannya waktu, tetapi sisanya memberat

pada derajat hendaya yang bermakna. Bantulah pasien untuk memahami

akan sifat kronis penyakitnya dan mengerti akan adanya kemungkinan

untuk selamanya hidup dengan beberapa gejala yang memang tidak akan

hilang.

I. PROGNOSIS

Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk

diperkirakan. Namun demikian beberapa data menyatakan peristiwa

kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa

peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan

akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat ringannya

gangguan tersebut.7 Suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung

seumur hidup. Lebih kurang 25% pasien GAD akan mengalami gangguan

panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Gangguan Cemas Menyeluruh Resume

1. 1. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997. Gangguan Kecemasan dalam

Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7

Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Hal. 1-15

2. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya

Medika. Hal. 145-54

3. http://nanank-syamsa.blogspot.com/2008/04/gangguan-anxietas-

menyeluruh-f411.html

4. Maramis W.F. Nerosa. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

University Press; 2004. p.250-62

5. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas

PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran

Unika Atmajaya. Hal. 72-75

6. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

FKUI; 2001.

7. Yates, W. R. 2008. Anxiety Disorders. Update August 13, 2008.

www.emedicine.com

8. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta:

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal.

12