gangguan cemas

24

Click here to load reader

description

psikiatri

Transcript of gangguan cemas

Page 1: gangguan cemas

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.K

Usia : 62 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMEA jurusan Adm. Pelabuhan

Pekerjaan : Pensiunan Karyawan RS. Sarjito

Alamat : Pondok Kopi

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Desember

2012 pukul 10.00 di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol dan meminta resep

karena obatnya sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk meminta

resep karena obat habis. Pasien datang sendiri, tidak ditemani oleh anggota

keluarga naik kendaraan bermotor.

Pasien menyatakan jika tidak minum obat, dirinya selalu merasa

cemas dan tidak bisa tidur. Selain itu pasien juga merasa sering berdebar-

debar, leher terasa kaku, dan pusing. Namun, jika sudah mengkonsumsi obat-

obatan tersebut pasien merasa dapat kembali dengan tenang dan nyaman, serta 1

Page 2: gangguan cemas

dapat tidur kembali. Keluhan pasien muncul sudah sekitar 20 tahunan. Karena

merasa cocok dengan obatnya maka pasien rutin sebulan sekali untuk kontrol

jika obat habis. Awalnya pasien datang berobat ke psikiater RS Persahabatan

oleh karena pasien merasa butuh sarana atau wadah untuk berbagi cerita keluh

kesah masalah kehidupan pasien dan butuh solusi atau jalan keluar untuk tiap

masalah yang dihadapi oleh pasien, sehingga pasien datang ke dokter jiwa.

Pasien merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara. Pasien

menceritakan jika ada masalah dalam keluarga besarnya, maka semua adik-

adiknya mengadu kepadanya dan pasien berusaha untuk mencari jalan keluar

yang terbaik secara musyawarah bersama-sama dalam keluarga. Ibu pasien

sudah meninggal, namun ayah pasien masih hidup sampai sekarang.

Pasien menceritakan terdapat berbagai masalah di dalam

pernikahannya. Pasien cerai dengan istri pertamanya dan tidak menghasilkan

keturunan. Pernikahan yang kedua dilakukan pada tahun 1987 dan

menghasilkan dua orang anak. Pasien menceritakan perpisahan atau

perceraian pada pernikahan yang kedua dikarenakan pasien merasa dituduh

selingkuh oleh mantan istrinya. Kemudian pasien juga tidak terlalu menuntut

tentang masalah pembagian harta gono-gini. Anak yang pertama diasuh oleh

pasien dan anak kedua diasuh oleh mantan istrinya yang kedua. Namun,

sampai sekarang pasien sangat kesulitan untuk menemui anak yang kedua

karena pasien merasa dihalang-halangi untuk bertemu ataupun tidak mau

memberikan informasi tentang kehidupan anak keduanya pasien tersebut oleh

keluarga besar mantan isterinya yang kedua sehingga pasien sudah tidak tahu

kabar terkahir tentang anaknya tersebut. Namun, hubungan dengan anak yang

pertama masih berjalan dengan baik sampai saat ini.

Akhirnya pasien menikah dengan istri ketiga ini yang berbeda 20

tahun dengan pasien pada tahun 1992. Pasien menceritakan mereka bertemu

pada saat keduanya sama-sama bekerja di RSUP Persahabatan. Pasien bekerja

2

Page 3: gangguan cemas

di RSUP Persahabatan dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1996, kemudian

pindah ke Jogjakarta dan bekerja di RS Sardjito sebagai staf rekam medik

pada tahun 1997 sampai tahun 2006, lalu pasien pindah lagi ke Jakarta. Dalam

hal pekerjaan pasien merasa selalu ingin mengerjakan tugas-tugas agar dapat

terselesaikan dengan cepat. Pasien merasa lebih nyaman tinggal di Jogjakarta

karena selain biaya hidup lebih murah dan suasana dan udaranya juga lebih

segar.

Pasien tinggal dirumah milik pribadi. Tinggal bersama seorang istri

dan seorang anak yang masih berumur 6 tahun. Pasien menceritakan bahwa

terkadang pasien memiliki konflik dengan mertua atau keluara besar dari istri

pasien. Namun, pasien selama ini hanya memendamnya dengan sabar dan

tidak mencoba untuk sharing atau bercerita kepada istrinya atau orang lain.

Biaya hidup sehari-hari di dalam keluarga didapatkan dari uang pensiunan

pasien dan biaya pengobatan didapatkan dari ASKES.

Kemudian masalah baru muncul lagi yang disebabkan oleh karena 3

minggu yang lalu pasien merasa dikhianati oleh istrinya. Pasien menemukan

buku diary milik istrinya yang menceritakan bahwa ada pria lain yang sedang

dekat dengan istrinya tersebut. Pasien merasa sangat kecewa dan sangat

terpukul. Namun, pasien mencoba bertahan dan memaafkan istrinya demi

mempertahankan kehidupan rumah tangganya dan terutama demi anaknya

yang masih kecil. Setelah itu kehidupan rumah tangganya berjalan seperti

biasa lagi yang seolah-olah tidak ada apa-apa. Seteah kejadian itu pasien

semakin merasa tidak ada yang dapat diajak untuk sharing lagi selain ke

dokter jiwa. Pasien sadar jika dirinya memiliki beban pikiran yang sangat

banyak dan berat sehingga pasien sangat butuh orang lain untuk berbagi cerita

dan memberikan jalan keluar yang terbaik untuk masalahnya tersebut. Pasien

merasa sangat lega dan beban terasa berkurang setelah bercerita tentang

semua masalahnya.

3

Page 4: gangguan cemas

Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Pasien mengatakan

tidak pernah mengalami riwayat trauma sampai gegar otak. Pasien juga tidak

pernah menggunakan zat psikoaktif (NAPZA). Pasien mengatakan tidak

pernah mendengar suara atau bisikan-bisikan tanpa objek. Pasien tidak pernah

melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya dilihat oleh pasien.

Pasien juga tidak pernah menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh pasien,

sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien.

Pasien mengatakan bahwa tidak pernah merasakan halusinasi pada indera

pengecapannya. Pasien menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur

tubuhnya seperti ada yang merayapi. pasien mengatakan pikirannya tidak

pernah bisa dibaca oleh orang lain dan pikirannya disedot oleh makhluk asing.

Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain dan tidak merasa lingkungannya

berbah menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Pasien

menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa mudah

lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik

maupun mental yang berlebihan.

Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik. Pasien mengaku

sudah jarang berolahraga. Aktivitas sehari-hari masih dapat dilakukan sendiri

seperti mandi, makan, minum, dan memakai pakaian. Penilaian terhadap

waktu, tempat, dan personal juga baik.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Ada riwayat hipertensi.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol

Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika maupun

alkohol.

4

Page 5: gangguan cemas

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Pranatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada

penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak

seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam

masa perkembangannya. Pasien mengaku pernah menempuh

pendidikan dari tingkat SD sampai SMEA.

3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak

Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam

kehidupan sosial.

4. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD

sampai SMEA.

5. Riwayat Pekerjaan

Pasien mengaku saat ini sudah pensiun dari pekerjaannya

sebagai staf rekam medik di RS. Sarjito.

6. Riwayat Agama

Pasien menganut agama Islam dan taat beribadah.

7. Hubungan dengan Keluarga

Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan

keluarganya.

8. Aktivitas Sosial

Pasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan

orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dan teman-

teman di lingkungan sekitarnya dengan baik.

5

Page 6: gangguan cemas

E. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang sama

seperti pasien.

F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien saat ini berumur 62 tahun, tinggal dirumah milik pribadi

bersama seorang istri dan seorang anak yang masih berumur 6 tahun.

Pasien menceritakan bahwa biasanya pasien menggunakan kendaraan

bermotor untuk pergi ke RSUP Persahabatan karena dekat dengan

rumahnya. Selama ini pemenuhan kebutuhan sehari-hari di dalam

keluarga berasal dari gaji pensiunan pasien. Biaya pengobatan pasien

menggunakan ASKES. Pasien berhasil menamatkan pendidikannya

sampai SMA jurusan Administrasi Pelabuhan. Saat ini pasien tidak

bekerja, hanya di rumah saja.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien mengatakan sangat berharap dapat sembuh. Pasien

berharap dapat panjang umur. Serta pasien menginginkan melihat

anaknya tumbuh menjadi dewasa.

I. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Perempuan berusia 62 tahun, penampilan pasien tampak sesuai

dengan usianya, berpakaian cukup rapi, perawatan diri cukup baik, warna

kulit sawo matang.

2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.

3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar.

4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

a. Cara berjalan : Baik.

6

Page 7: gangguan cemas

b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada

gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

5. Pembicaraan

a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

b. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas

dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.

6. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif.

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Biasa-biasa saja.

2. Afek : Luas.

3. Keserasian : Mood dan afek serasi.

4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

a. Taraf Pendidikan

Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat

SD sampai SMA.

b. Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan

pertanyaan seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.

2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal

sampai akhir sampai selesai.

3. Orientasi

a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat

berobat menjelang siang hari

7

Page 8: gangguan cemas

b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS

Persahabatan Poliklinik Psikiatri.

c. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang

berkonsultasi dan wawancara.

4. Daya ingat

a. Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang

pekerjaan pasien 10 tahun yang lalu.

b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari

rumahnya tanpa ditemani orang lain.

c. Daya ingat segera

Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali lima

nama benda yang diucapkan pemeriksa.

d. Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

e. Pikiran Abstrak

Baik, pasien mengerti makna peribahasa dari “air susu dibalas

dengan air tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.

f. Bakat Kreatif

Pasien merupakan pernah menjadi staf rekam medik di RSUP

Persahabatan.

g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan

mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

8

Page 9: gangguan cemas

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Tidak terdapat halusinasi auditorik, visual,

olfaktorik, gustatorik, taktil.

Ilusi : Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan

bila diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas : Baik, koheren.

c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham maupun gagasan mirip

waham.

F. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara

dengan baik.

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial

Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

dengan baik.

9

Page 10: gangguan cemas

2. Uji Daya Nilai

Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu

anak kecil yang sedang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan

membantu anak tersebut dan melaporkan ke kantor polisi terdekat supaya

dapat dikembalikan kepada orang tuanya.

3. Penilaian Realitas

Baik, tidak terdapat halusinasi.

H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat

ini pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh

sehingga pasien rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Pasien mempunyai hubungan yang kurang baik dengan keluarga. Namun,

hubungan terhadap lingkungan sekitar baik-baik saja.

I. Tilikan/Insight

Tilikan derajat 5, pasien sadar bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala

yang dideritanya disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan

sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya

karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital : TD = 130/70 mmHg; N = 80 x/min

RR = 20 x/min; S = afebris

3. Sistem Kardiovaskular : Tidak ditemukan kelainan.

10

Page 11: gangguan cemas

4. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ditemukan kelainan.

5. Sistem Gastrointestinal : Tidak ditemukan kelainan.

6. Sistem Urogenital : Tidak ditemukan kelainan.

7. Gangguan Khusus : Hipertensi.

B. Status Neurologis

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur : Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus : Tidak ada.

III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki usia 62 tahun datang untuk kontrol obatnya sudah habis.

Pasien mengeluhkan merasa cemas, tidak tenang, tidak bisa tidur, berdebar-

debar, berjalan mondar-mandir tak tentu arah, leher terasa kaku, dan pusing.

Keluhan muncul sejak 20 tahun yang lalu.

Tidak ada riwayat trauma pada kepala atau gangguan fungsi otak

Pasien menyangkal riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol.

Pasien menyangkal mendengar suara-suara aneh

Pasien menyangkal mencium bau-bauan

Pasien tidak pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya

dilihat oleh pasien.

Pasien menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada

yang merayapi.

Pasien mengatakan pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan

pikirannya disedot oleh makhluk asing.

Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain

Pasien tidak merasa lingkungannya berbah menjadi lebih besar atau lebih

kecil daripada biasanya.

11

Page 12: gangguan cemas

Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa

mudah lelah.

Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik

maupun mental yang berlebihan.

Fungsi kognitif (orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi) pada pasien

masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik.

Tilikan pasien saat ini derajat 5.

Pasien berpendidikan dari SD sampai SMEA.

Pasien dapat bekerja sebagai staf rekam medik di RSUP Persahabatan dan

RS Sardjito.

Pasien selalu ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Terdapat riwayat hipertensi yang terkontrol.

Status neurologik dalam batas normal

Pasien tinggal bersama 1 orang anaknya dan istri. Anak yang paling kecil

masih berumur 6 tahun. Hubungan dengan keluarga kurang baik dan

hubungan dengan lingkungan sekitar baik.

Pasien merasa sangat membutuhkan teman berbagi cerita karena pasien tidak

bisa sharing oleh keluarga ataupun orang lain.

Terdapat banyak masalah dalam kehidupan rumah tangga pasien, seperti

perceraian dengan istri pertama dan keduanya serta perselingkuhan istri

ketiganya.

Pada pasien ini didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

IV. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat

menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka

pasien dikatakan menderita gangguan jiwa

a. Diagnosis Aksis I

12

Page 13: gangguan cemas

Pada pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan

adanya disfungsi otak, shingga pasien ini bukan gangguan mental

organik (F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif dan

alkohol. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental dan

perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas

yang ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini

dikatakan bukan menederita gangguan psikotik (F.2).

Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan

pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga

tidak mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan

kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita

gangguan depresi. Karena pasien ini bukan menderita mania dan depresi,

maka pasien ini bukan menderita gangguan perasaan (F.3).

Pada pasien ini terdapat kecemasan, terdapat jantung berdebar-debar yaitu

overaktivitas otonom, dan pusing yaitu ketegangan motorik. Maka pada

aksis I didapatkan gangguan cemas menyeluruh (F41.1).

b. Diagnosis Aksis II

Pada masa kanak – kanak hingga dewasa pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik sebagaimana seumurannya, dapat bersosialisasi dan

dapat menempuh jenjang karier yang baik pula sehingga pasien bukan

mengalami retardasi mental. Terdapat ciri kepribadian anankastik,

dikarenakan pasien selalu ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Maka pada aksis II dapat didiagnosis pasien dengan ciri kepribadian

anankastik.

c. Diagnosis Aksis III

Pada pemeriksaan fisik terdapat tekanan darah 130/70 mmHg dan

status neurologis dalam batas normal. Maka pada aksis III terdapat

diagnosis riwayat hipertensi yang terkontrol.

13

Page 14: gangguan cemas

d. Diagnosis Aksis IV

Pasien tinggal bersama 1 orang anaknya dan istri. Anak yang paling

kecil masih berumur 6 tahun. Saat ini pasien sudah pensiun dari pekerjaannya

sebagai staf rekam medic di RSUP Persahabatan dan RS Sardjito. Pasien

mengatakan telah bercerai istri pertama dan keduanya dan saat ini pasien

merasa sangat kecewa dan terpukul dengan istri ketiganya karena telah

berselingkuh. Hubungan dengan keluarga besar istri ketiga kurang baik.

Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah perselingkuhan

dari istrinya yang ketiga sehingga terdapat masalah sosial.

e. Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,

tidak lebih dari masalahharian yang biasa. Maka aksis V didapatkan GAF

Scale 90-81.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh dalam Remisi (F.41.1).

Aksis II : Ciri kepribadian anankastik (F60.5).

Aksis III : Riwayat hipertensi terkontrol.

Aksis IV: : Terdapat masalah sosial yaitu perselingkuhan dari istri

ketiganya.

Aksis V : GAF Scale 90 – 81.

VI. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Hipertensi yang terkontrol.

Psikologis : Terdapat kecemasan

Sosioekonomi : Terdapat masalah sosial.

VII. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

14

Page 15: gangguan cemas

Respon terhadap pengobatan baik.

Pasien menuruti nasehat dokter agar memiliki hobi.

b. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung 20 tahunan.

Terdapat masalah dengan sosial karena perselingkuhan istri ketiganya.

Keluarga kurang mendukung untuk kesembuhan pasien.

c. Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

Ad vitam : bonam.

Ad functionam : dubia ad bonam.

Ad sanationam : dubia ad malam.

VIII. TERAPI

a. Psikofarmaka

Ludionil 1 x 10 mg

Frixitas 1 x 0.5 mg

Clobazam 1 x 10 mg

Cardiovask 1 x 5 mg

Neurodex 1 x 1 mg

b. Psikoterapi

Pada pasien :

Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap

bulan.

Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa terganggu segera kontrol

ke dokter.

Pasien dianjurkan untuk lebih rileks.

Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan

pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

15

Page 16: gangguan cemas

2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT

Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

16