Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

11
PENCITRAAN RADIOGRAFI UPPER GASTROINTESTINAL DAN COLON IN LOOP DENGAN MEDIA KONTRAS Oleh : Andy Sugiharto W, S.Ked 05.70.0190 Dokter pembimbing: Dr. Hendro. Sp Rad

Transcript of Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

Page 1: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

PENCITRAAN RADIOGRAFI

UPPER GASTROINTESTINAL DAN COLON IN LOOP

DENGAN MEDIA KONTRAS

Oleh :

Andy Sugiharto W, S.Ked

05.70.0190

Dokter pembimbing:

Dr. Hendro. Sp Rad

SMF RADIOLOGI RSUD SIDOARJO

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 2: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

BAB I

PENDAHULUAN

Pada diagnostik pencitraan radiografi dikenal media kontras untuk pemakaian sinar

X. Media kontras yang dipergunakan untuk keperluan radiografi adalah suatu bahan yang

sangat radioopaq atau radiolusen apabila berinteraksi dengan sinar X, sehingga dapat

membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya. Pada pemeriksaan radiologi traktus

digestivus dapat dibagi atas dua golongan, yaitu pemeriksaan tanpa kontras dan

pemeriksaan dengan kontras. Pemeriksaan tanpa kontras seperti foto-foto rontgen dan foto

polos abdomen. Sedangkan pemeriksaan dengan kontras dibadi menjadi dua, yaitu :

1. Kontras positif, terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4) dan turunan iodium(I).

Contoh dari kontras positif adalah barium sulfat dan yodium.barium sulfat

digunakan pada foto saluran cerna dengan cara diminum atau dimasukkan

lewat klisma ( seperti NG tube untuk pasien yang tidak dapat menelan,

sedangkan yodium digunakan pada kasus - kasus tertentu seperti : hirsprung

disease dan atresia esophagus, sinar roentgen tidak dapat menembus bahan

tersebut sehingga dapat menimbulkan bayangan pada foto roentgen.

2. Kontras negatif, terdiri dari udara O2 dan CO2.

Bahan kontras negatif adalah hawa atau udara dan CO2. Udara merupakan bahan

kontras negatif dan murah paling bagus alamiah mudah didapatkan tetapi tidak

disukai pasien, sehingga dapat diganti dengan serbukan yang disebut effervescent

powders yang didalam tubuh dapat menghasilkan CO2.

Dalam refrat ini akan lebih dijelaskan penggunaan media kontras serta gambaran

radiografi pada upper gastrointestinal dan colon in loop.

Page 3: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

BAB II

PENCITRAAN RADIOGRAFI

UPPER GASTROINTESTINAL DAN COLON IN LOOP

DENGAN MEDIA KONTRAS

2.1. Definisi

Ilmu yang mempelajari

MEDIA KONTRAS

Barium sulfat (BaSO4) dan turunan iodium termasuk dalam media kontras positif,

yaitu suatu bahan media kontras yang paling sering digunakan untuk melihat gambaran

radiologi pada upper GI dan colon in loop. Barium sulfat adalah suatu garam berwarna

putih, berat dan tidak larut air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam perbandingan

tertentu sehingga terjadi suspensi. Suspensi ini harus diminum pasien pada pemeriksaan

esofagus, lambung dan usus halus, atau dimasukkan lewat klisma pada pemeriksaan kolon

(disebut enema). Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat, sehingga tampak

bayangan dalam foto rontgen. Barium sulfat merupakan media kontras terbaik untuk taktus

gastrointestinal. Ia menghasilkan opasifikasi sangat baik, melapisi mukosa dengan baik dan

benar-benar inert. Pemeriksaan kontras gastrointestinal dilakukan dibawah kontrol

fluoroskopi, sehingga dapat diamati kontras yang lewat pada monitor televisi.

Bahan media kontas turunan iodium dapat digunakan untuk pemeriksaan ginjal,

kandung empedu, pembuluh-pembuluh darah, limfe, dan sumsum tulang belakang.

I. UPPER GASTROINTESTINAL

1. ESOPHAGUS

Beberapa indikasi dilaksanakannya foto kontras esophagus adalah :

Page 4: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

1. Suspensi kelainan kongenital

2. Tertelan benda asing

3. Gangguan proses menelan (peristaltik dan faal menelan)

4. Hematemesis

5. Gejala klinik lain yang diduga ada kelainan pada esophagus, diantaranya adalah

ulcer, massa/tumor, varices (kerusakan lokal)

Teknik pelaksanaan foto kontras esofagus adalah sebagai berikut :

Normalnya film polos tdak memperlihatkan esophagus, kecuali sangat berdilatasi

(mis. Akalasia), tetapi mereka digunakan dalam memperlihatkan benda asing opak

seperti tulang yang tersangkut di esophagus. Penelanan barium merupakan

pemeriksaan kontras yang digunakan untuk memvisualisasi esophagus. Pasien

diminta minum suspensi BaSO4 kental. Dengan fluoroskopi, kontras diikuti sewaktu

menyelusuri esophagus sampai persambungan esofagogastrik, lalu dibuat potret isi

penuh. Gambaran normal menunjukkan adanya identasi di dua tempat, yaitu arkus

aorta dan cabang bronkus besar. Setelah kontras habis, dibuat potret lagi. Gambaran

normal menunjukkan sisa BaSO4 seperti gambaran selaput lendir esophagus yang

sejajar.

Pada esofagus sering juga timbul beberapa kelainan yang sering terjadi diantaranya

adalah :

1. Sticture esophagus, disebabkan karena Ca, peptic ulcer, achalasia, korosif.

2. Filling defect.

3. Varices.

4. Difertikel.

5. Atresia esophagus.

2. LAMBUNG DAN DUODENUM

Pemeriksaan standart gaster dan duodenum dilakukan dengan Ba-intake atau Ba-

meal. Yaitu, mula-mula lambung pasien dikosongkan untuk mendapatkan hasil maksimal

Page 5: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

(8jam tidak makan dan tidak minum), kemudian pasien diminta minum suspensi BaSO4 agak

lebih encer sehingga gaster mengembang. Barium akan melapisi gaster, duodenum,

esophagus. Dengan demikian dapat diketahui jika terdapat defect. Pengambilan foto

hendaknya diambil dalam berbagai posisi untuk meminimalkan terjadinya kesalahan

diagnosis, yaitu posisi tegak, terlentang agak miring, telungkup agak miring.

Dari hasil pemeriksaan foto dapat diperoleh beberapa keadaan abnormalitas dari

gaster dan duodenum pada Ba-meal, diantaranya adalah :

1. Gastric ulcer

2. Filling defect

3. Penyempitan gaster

4. Pergeseran letak gaster

5. Obstruksi gaster

6. Hiatus hernia

7. Ulcus duodeni

8. Deformitas duodenal loop

3. USUS HALUS

Pemeriksaan usus halus dapat dilaksanakan sebagai lanjutan pemeriksaan lambung

atau dimintakan sendiri. Pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan lambung ini disebut

dengan “Barium Follow Through”.

Pelaksanaannya dengan cara pasien diminta minum dua gelas penuh kontras barium

sekaligus atau berturut-turut, atau dengan cara lain yaitu pasien diminta minum Ba kontras

sebagian demi sebagian dengan interval beberapa menit sampai akhirnya habis dua gelas.

Dengan fluoroskopi diikuti perjalanan BaSO4 dan dibuat foto dari usus yang berisi kontras.

Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah dilewati dan kolon asendens mulai terisi.

Waktu barium melewati usus halus (transit time) ini bervariasi untuk setiap penderita. Pada

dewasa rata-rata 1,5-6 jam sedangkan pada anak-anak kurang lebih 6-9 jam.

Usus halus normal menempati abdomen bawah tengah, biasanya dikelilingi colon.

Bagian terminal ileum memasuki sisi medial caecum melalui valva ileocaecalis. Barium

membentuk kolom kontinu yang menentukan diameter usus halus. Lipatan transversa

membrana mukosa menonjol kedalam lumen usus.

Page 6: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

Pada usus halus dapat terjadi beberapa kelainan, diantaranya :

1. Dilatasi

2. Abnormalitas mukosa : mal absorbsi, infiltrasi Ca, ulkus.

3. Penyempitan : crohn’s disease, Ca, TBC.

4. Ulcerasi

5. Perubahan posisi : kongenital mal rotasi, rotasi karena desakan tumor.

II. COLON IN LOOP

Pemeriksaan standart colon in loop atau Barium enema dengan single kontras atau

double kontras. Indikasi dilaksanakannya pemeriksaan ini adalah perubahan kebiasaan

buang air besar perdarahan sebagai penunjang pada massa abdomen atau mencari lokasi

obstruksi usus besar.

Pertama-tama penderita dipersiapkan, yaitu :

1. Kolon harus bersih sama sekali dari kotoran (urus-urus dengan castor oil)

2. Pola makan penderita : konsistensi lunak, non lemak.

3. Minum sebanyak-banyaknya untuk menjaga tinja agar tetap lembek.

4. Pemberian pencahar.

5. Lakukan foto polos abdomen. Jika faecal material masih ada, masukkan sabun

melalui dubur kemudian masukkan Barium per anus ke kolon sampai sedikit

masuk ke ileum. Pengisian larutan barium dikatakan cukup bila sudah mencapai

fleksura lienalis atau pertengahan colon transversum.

6. Tunggu 1-2 menit agar barium melapisi mukosa kolon.

7. Setelah yakin mukosa kolon terlapisi semua, sisa larutan dibuang sebanyak yang

dapat dikeluarkan dengan memiringkan penderita ke kiri (left decubitus) dan

menegakkan meja periksa (upright).

8. Pompa udara melalui anus sehingga colon mengembang dan terlihat haustranya.

Page 7: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

9. Setelah seluruh colon mengembang sempurna, maka baru dilakukan

pemotretan.

Pemeriksaan ini merupakan prosedur aman bila dikerjakan dengan benar. Komplikasi

yang mungkin terjadi yaitu perforasi dan refleks vagal dengan gejala pusing, keringat dingin,

pucat, pandangan gelap, dan bradikardi. Pemberian sulfas atropin dan oksigen dapat

mengatasi keadaan tersebut.

Gambaran radiologik colon normal :

1. Terlihat bangunan haustrae sepanjang kolon mulai dari distal-kolon descenden-

sampai sigmoid haustra semakin tampak berkurang. Dalam keadaan normal garis

haustra harus dapat diikuti dengan jelas dan berkesinambungan.

2. Kaliber colon berubah secara perlahan, mulai dari caecum (8,5 cm) sampai

sigmoid (2,5 cm), panjang colon antara 91-125 cm.

3. Mukosa colon terlihat sebagai garis-garis tipis, halus, melingkar teratur yang

disebut linea innominata.

4. Usus kecil berakhir di ileum terminal dan memasuki colon di daerah ileosaekal.

Terkadang terlihat penonjolan muaranya ke dalam saekum yang sering di duga

sebagai polip.

5. Caecum terletak di bawah regio ileosaekal dengan kontur rata dan licin.

6. Appendiks merupakan saluran yang mirip umbai cacing dengan panjang 2,5-22,5

cm kadang terlihat penonjolan muaranya ke dalam lumen caecum.

7. Colon ascendens dimulai dari proksimal ileocaekal sampai fleksura hepatika.

Colon transversum merupakan bagian yang mobile, melintasi abdomen dan

fleksura hepatika sampai ke fleksura lienalis kearah bawah sampai sigmoid

dengan batas peralihannya adalah crista iliaca. Sigmoid merupakan bagian colon

yang panjang dan berkelok-kelok berbentuk huruf S.

8. Rektum dimulai setinggi S3, umumnya berbentuk fusiform dan bagian tengahnya

disebut sebagai ampula.

Page 8: Foto Kontras Upper Gi Dan Colon in Loop

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai penerbit FKUI. Jakarta, 2005.

2. Armstrong, Peter. Pembuatan Gambar Diagnostik. Edisi 2. EGC. Jakarta, 1989.