eklampsia

40
BAB I PENDAHULUAN Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Istilah kesatuan penyakit harus diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama dan bahwa eklampsia merupakan peningkatan yang lebih beratdan berbahya dari pre-eklampsia, dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Di Indonesia eklampsia – disamping perdarahan dan infeksi – masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tingi. Oleh karena itu, diagnosis dini pre-eklampsia, yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serat penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindrom pre-eklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteunuria sering tidak diketahui tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-eklampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal, yang teratur dan yang secara rutin mencari tanda-tanda pre-eklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia. 1

Transcript of eklampsia

Page 1: eklampsia

BAB IPENDAHULUAN

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yang langsung disebabkan

oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Istilah kesatuan penyakit

harus diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama dan bahwa eklampsia merupakan

peningkatan yang lebih beratdan berbahya dari pre-eklampsia, dengan tambahan gejala-

gejala tertentu.

Di Indonesia eklampsia – disamping perdarahan dan infeksi – masih

merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tingi. Oleh

karena itu, diagnosis dini pre-eklampsia, yang merupakan tingkat pendahuluan

eklampsia, serat penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka

kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindrom pre-eklampsia ringan dengan

hipertensi, edema, dan proteunuria sering tidak diketahui tidak diperhatikan oleh wanita

yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-

eklampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini menjadi jelas bahwa

pemeriksaan antenatal, yang teratur dan yang secara rutin mencari tanda-tanda pre-

eklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia.

1

Page 2: eklampsia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I. DEFENISI

Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilam 20 minggu atau segera setelah

persalinan

Eklampsia adalah pre-eklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang

timbul bukan akibat kelainan neurologi.

Superimposed pre-eklamsia – eklampsia adalah timbulnya pre-eklaampsia

atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik.

II. ETIOLOGI

Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang

belum diketahui.

III. PATOFISIOLOGI

Perubahan pokok yang didapatkan pada pre-eklampsia adalah spasmus

pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Bila dianggap bahwa

spasmus arteriole juga ditemikan diseluruh tubuh, maka mudah dimengerti

bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi

kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Kenaikan

berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan

dalam ruang intestitial belum diketahui sebabnya. Telah diketahui bahwa pada

pre-eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi

prolaktin yang tinggi daripada kehamolan normal. Aldosteron penting untuk

mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi urin dan natrium. Pada

pre-eklampsiapermeabilitas pembuluh darah terhadap protein menngkat.

2

Page 3: eklampsia

Perubahan pada plasenta dan uterus.

Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi

plasenta. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering

didapatkan pada pre-eklampsia dan eklampsia, sehingga mudah terjadi partus

prematurus.

Perubahab pada ginjal

Disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga

menyebabkan filtrasi glomelurus mengurang. Kelainan pada ginjal yang

penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin sekali dengan

retensi garam dan air. Mekanisme retensi garam dan air belum diketahui

dengan benar, tetapi disangka akibat perubahan dalam perbandingan antara

tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pda

kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi

glomerulus. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriolus ginjal

menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang

menyebabkan retensi garam dan dengan demikian juga retensi air. Filtrasi

glomerulus dapat turun sampai 50% dan norml, sehingga menyebabkan

diuresis turun, pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguna atau anuria.

Perubahan pada retina

Pada pre-eklampsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh

pada satu atau beberapa arteri, jarang terihat perdarahan atau eksudat. Ablasio

retina disebabkan edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk

pengakhiran kehamilan segera.Biasanya setelah persalinan berakhir, retina

melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap

jarang ditemukan. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita pre-

eklampsia merupakan gejala yang menunjukan akan terjadinya ekalmsia.

3

Page 4: eklampsia

Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan

di korteks serebri atau dalam retina.

Perubahan pada paru-paru

Edema paru-paru biasanya disebabkan oleh dekompensatio kordis kiri.

Perubahan pada otak

Resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih

meninggi lagi pada eklampsia. Walaupun demikian, aliran darah keotak dan

pemakaian oksigen pada pre-eklampsia tetap dalam batas normal. Pemakaian

oksigen dalam otak hanya menurun pada eklampsia.

Metabolisme air dan elekrolit

Hemokonsentrasi yang menyertai pre-eklampsia dan eklampsia tidak

diketahui sebabnya. Terjadi disini pergeseran cairan dan ruang intravaskuler

ke ruang interstitial. Keadaan ini, yang diikuti kenaikan hematokrit,

peningkatan protein serum, dan sering bertambahnya edema, menyebabkan

volume darah mengurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah

tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah kejaringan diberbagai bagian tubuh

mengurang, dengan akibat hipoksia. Dengan perbaikan keadaan,

hemokonsentasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit dapat dipakai

sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan penyakit dan tentang berhasilnya

pengobatan.

4

Page 5: eklampsia

IV. DIAGNOSIS

Pada penetapan diagnosis pre-eklampsia, pre-eklampsia berat dan eklampsia

ditemukan:

Pada anamnesis

Tanyakan riwayat pre-eklampsia / eklampsia, riwayat hipertensi dalam

keluarga, riwayat melahirkan bayi BBLR atau IUFD. Bila telah terjadi kejang

sebelum masuk rumah sakit, tentukan berapa lama tidak sadarkan diri,

kecepatan pemulihan kesadaran, pengobatan yang telah diberikan, riwayat

periksa hamil, dan penyulit yang terjadi. Pastikan usia gestasi dan keadaan

janin.

Pada pemeriksaan

A,Fisik

Pada umumnya diagnosis pre-eklampsia didasarkan atas adanya 2 dari teias

tanda utama: hipertensi, edema dan proteinuria. Biasanya tanda-tanda pre-

eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebih

diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklampsia ringan

tidak ditemukan tanda-tanda subyektif seperti sakit kepala didaerah frontal,

skotoma, doplopia, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual atau

muntah-muntah.

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Kenaikan

tekanan sistolik harus 30mmHg atau lebih, atau mencapai 140 mmHg atau

lebih. Tekanan diastolik naik 15 mmHg atau lebih menjadi 90 mmHg atau

lebih. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu

6 jam pada keadaan istirahat. Edema diketahui dan kenaikan berat badan serta

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan berat badan 1 kg

seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap

timbulnya pre-eklampsia. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air

5

Page 6: eklampsia

kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau periksaan

kualitatif menunjukan 1 atau 2 + atau midstream yang diambil minimal 2 kali

dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat dari pada

hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap serius.

Gejala dan tanda pre-eklampsia berat :

1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg

2. Tekanan darah diastolik 110 mmHg

3. Peningkatan kadar enzim hati atau dan ikterus

4. Trombosit < 100.000/mm3

5. Oliguria <400/24jam

6. Proteinuria >3g/liter

7. Nyeri epigastrium

8. Skotoma dan gangguan virus lain atau nyeri frontal yang berat

9. Perdarahan retina

10. Edema pulmonum

11. Koma

Dengan adanya tanda dan gejala-gejala pre-eklampsia yang disusul oleh

serangan kejangan maka diagnosis eklampsia sudah tidak diragukan lagi.

B. Penunjang

Urin lengkap

Darah perifer lengkap

SGOT dan SGPT

Ureum dan kreatinin

Hematokrit

Ultrasonografi

Cardiotokografi

Pemeriksaan surfaktan dalam cairan ketuban

Pemeriksaan kadar estiiol dalam air kencing

6

Page 7: eklampsia

V. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis diferensial pre-eklampsia:

1.Hipertensi menahun

2.Penyakit ginjal

Diagnosis diferensial eklamsia :

1. Epilepsi

2. Kejangan karena obat anastesia

3. Koma karena sebab lain : perdarahan otak, meningitis, ensefalitis.

VI. KOMPLIKASI

1. Solusio plasenta

2. Hipofibrinogenemia

3. Hemolisis

4. Perdarahan otak

5. Kelainan mata

6. Edema paru-paru

7. Nekrosis hati

8. Sindoma HELLP, yaitu hemolysis elevated liver enzymes dan low platelet

9. Kelainan ginjal

10. Komplikasi lain lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat

kejang-kejang, pneumonia aspirasi, dan DIC {disseminated intravascular

coagulation }

11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin

12. Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin.

7

Page 8: eklampsia

VII. PENATALAKSANAAN

Pengobatan preeklamsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena

tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya pre-

eklampsia dengan bayi yang masih prematur penundaan pengakhiran

kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin.

Pengobatan hanya dapat dialakukan secara simtomatis karena etiologi pre-

eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya,

belum diketehui. Tujuan utama penanganan ialah:

1. Mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia

2. Melahirkan janin hidup

3. Melahikan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Penanganan pre-eklampsia ringan

Istirahat ditempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre-

eklampsia. Pemberian Fenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan

penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.

Penanganan pre-eklampsia berat

Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat

diberikan : {1} Sulfas magnesikus 40% sebanyak 10 ml {4 gram} disuntikan

intramuskulus bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat

diulang 4 gram tiap 6 jam menurut keadaan. Tambahan sulfas magnesikus

hanya diberikan bila diuresis baik, reflek patella positif, dan kecepatan

pernafasan lebih dan 16 per menit. Obat tersebut, selain menenangkan juga

menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis:{2} klorpromazin

50mg intramuskulus: {3} diazepam 20mg intramuskulus.

Penggunaan obat hipotensif pada pre-eklampsia berat diperlukan karena

dengan menurunkan teekanan darah kemungkinan kejang dan apoppleksi

serebri menjadi lebih kecil. Apabila terdapat oligouna, sebaiknya penderita

8

Page 9: eklampsia

diberikan glukosa 20% secara intravena. Obat diuretika tidak diberikan secara

rutin.

Tindakan Obsetrik

Setelah kejangan dapat teratasi dan keadaan umum penderita diperbaiki, maka

direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan

dengan cara aman. Apakah pengakhiran dilakukan dengan seksio sesar atau

dengan induksi persalinan pervagina, hal tesebut tergantung oleh banyak

faktor, seperti pada keadaan servik, komplikasi obsetetrik, paritas, adanya ahli

anastesia dan sebagainya.

Persalinan pervaginam merupakan cara yang paling baik bila dapat

dilaksanakan cepat tanpa banyak kesulitan. Pada eklamsia gravidarum perlu

diadakan induksi dengan amnioomi dan infus pitosin, setelah penderita bebas

dari serangan kejangan selama 12 jam dan keadaan servik mengizinkan tetapi

apabila servik masi lancip dan tertutup terutama pada primigravida kepala

janin masih tinggi, atau ada persangkaan disproporsi sefalopelviks,sebaiknya

dilakukan seksio seserea

Setelah kelahiran, perawatan, dan pengobatan secara intensif diteeruskan

untuk 48 jam. Bila tekanan darah turun maka, pemberian obat penenang dapat

dikurangi setelah 24 jam postpartum untuk kemudian lambat laun dihentikan.

Biasanya diuresis bertambah 24-48 jam setelah kelahiran dan edema serta

proteinuria.

9

Page 10: eklampsia

BAB III

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. F

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 28 tahun

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Protestan

Suku Bangsa : Menado

MRS : 09 Januari 2009

No. CM : 31-68-36

IDENTITAS SUAMI

Nama : Tn .O

Umur :37 tahun

Suku Bangsa : Menado

Pekerjaan : TNI AD

II. DATA DASAR

A. ANAMNESIS

Autoanomnesis, tanggal 9 januari 2009 , pk. 14.30 wib

Keluhan utama : Penglihatan kabur

Keluhan tambahan : Nyeri perut dibagian pusat saat setiap ingin BAB dan

BAK, batuk, demam.

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang dari R.S Rumkit Menado post SC mangeluh penglihatan tidak jelas

sejak 4 hari SMRS. Saat kehamilan, pasien tidak mangeluh ada gangguan

penglihatan namun tekanan darah nya saat hamil meningkat. Pasien mengeluh

10

Page 11: eklampsia

penglihatan tidak jelas saat setelah SC hari senin tanggal 05 januari 2009. Pasien

juga mengeluh nyeri perut bagian bawah setelah SC terutama saat BAB dab BAK.

Batuk dan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Selama perawatan

pasien mndapat MgSO4, cefadoxil, metronidazol, dopamet, captopril 3x25 mg.

Perangai pasien :

Kooperatif.

Riwayat Menstruasi :

Menarche pada usia 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari teratur, lamanya 7 hari,

banyaknya ganti pembalut/ hari 3-4. HPHT 10 april 2008.

Riwayat Perkawinan

Menikah 1x, pada usia 18 tahun, dan usia suami 27 tahun, lama menikah 10

tahun.

Riwayat Keluarga Berencana

KB suntik selama 3 bulan sampai dengan november 2007

Riwayat penyakit sistemik

- Riwayat Hipertensi disangkal

- Riwayat Asma disangkal

- Riwayat Jantung disangkal

- Riwayat Diabetes Militus disangkal

Riwayat penyakit dahulu / Riwayat Operasi

Tidak ada

Riwayat penyakit keluarga :

- Riwayat Asma, jantung, DM disangkal.

- Riwayat Hipertensi disangkal

11

Page 12: eklampsia

Riwayat Kebiasaan

Minum alcohol dan minum jamu disangkal.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 09 Januari 2009, pukul 14.30 WIB

- Keadaan umum : tampak sakit sedang

- Kesadaran : compos mentis

- Tanda vital : tekanan darah = 180/100 mmHg

nadi = 106 x/menit

suhu = 36 0C

RR = 28 x/menit, tipe normal, jenis

Thorakoabdomina

- Kepala : normocephal, rambut hitam, distribusi merata, mudah dicabut.

- Wajah : simetris, pucat, ekspresi wajar

- Mata : edama palpebra -/-, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,

pupil bulat isokor +/+, diameter 3 mm, visus abnormal.

- Telinga : bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen +/+

- Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-,

- Mulut : faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

- Leher : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid deviasi trekhea

tidak ada, tidak teraba pembesaran kgb pada preauricularis,

submandibulla, maupun collilateralis dan

supraclavicularis.

T Thorak : Normochest, tidak ada bekas luka dan fraktur.

P Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada

C Cor : BJ I-II regular, murmur tidak ada, gallop tidak ada,

- Abdoment : Agak cembung tertutup gurita

12

Page 13: eklampsia

- Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai tidak ada

Status Obsetrikus / Ginekologi

Periksa luar :

Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi baik, luka operasi tertutup kasa kering {insisi mediana }

Inspekulo :

Tidak dilakukan { karena pasien post SC, tidak ada indikasi }

Periksa dalam :

Tidak dilakukan {karena tidak ada indikasi }

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada

V. RESUME

Pasien umur 28 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur. Keluhanyang menyertainya

nyeri parut dibagian pusat saat setiap ingin BAB dan BAK, batuk, demam.

Dalam Pemariksaan

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang.

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 180/100

Suhu : 36 c

Nadi : 106 x/m

Respiratory rate : 28x/m

Status generalis :

Status Obsetrikus

-Abdomen : Agak cembung { tertutup gurita }

Pemeriksaan penunjang

-Tidak dilakukan

13

Page 14: eklampsia

VI. DIAGNOSIS

-Ibu :Nifas hari ke 4 para 3 post SC atas indikasi eklampsia iminen, tekanan

darah belum terkontrol.

-Janin : Post SC bayi masih mendapat perawatan di Rumah Sakit karena berat

badan bayi rendah.

VIII. RENCANA

1. Rencana Diagnostik

-Cek DPL, UL, GDS, Ur, Cr, SGOT, SGPT, LDH, As.urat.

-Observasi Tanda-tanda vital , kontraksi, perdarahan sampai dengan 4 jam.

-Observasi tanda-tanda perburukan PEB.

-Konsul mata.

-Konsul kardiologi.

2. Rencana Terapi

- Antihipertensi :Metildopa 3x500mg

- Cefadoxil 3x500mg

- Asam mefenamat 3x500mg

- Vitamin C 2x400mg

-Flumucyl 3x600mg

-Elevasi kepala 30 derajat

- Cairan 80 cc/jam, balance seimbang.

3. Rencana Pendidikan

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien akan mendapat

peerawatan dan dikonsukalan kebagian mata dan kardiologi.

14

Page 15: eklampsia

IX. PROGNOSIS

Ibu : Dubia

Janin : Dubia

15

Page 16: eklampsia

LEMBAR CATATAN KEMAJUAN

Tanggal 9 Januari 2009 pukul 14.30

S : Pandangan kabur, pusing (+), nyeri hulu hati (-)

O : Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD : 150/ 90 mmHg, N : 92 x / menit, RR :

20 X / menit, S: 36,8

Mata : CA- /- SI -/-

Jantung : BJ- II regular, gallop (-), murmur (-).

Paru : vesikuler, ronkhi- / -, wheezing - /-

Abdomen : Lemas, tanda akut (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-

Status obstetri

TFU :2 jbpst, kontraksi baik

Inspekulo : v/v tenang

Luka operasi tertutup kasa : kering

Hasil lab :

Hb : 12,8

Ht : 39

Leukosit : 12.400

Trombosit : 320.0000

MCV : 90 fl

MCH : 30 pg

MCHC : 33 g / dL

Glukosa sewaktu : 121 mg/ dL

Albumin : 3.1 g / dL

SGPT : 20 u / dL

SGOT : 34 u / dL

Proteinuria :+ 1

16

Page 17: eklampsia

A : NH4 P3 Post SC a/i Pre-eklampsia Berat

PEB TD Terkontrol

Bligth Exulative retina

P : Observasi tanda-tanda vital

Observasi tanda-tanda akut abdomen

Observasi kontraksi

Observasi tanda-tanda perburukan PEB

Konsul Poli Mata

Cefradoxil 3x 500 mg

Asam Mefenamat x 500 mg

Metildopa 3 x 500 mg

Vitamin C 2 x 500 mg

Flumucyl 3 x 600 mg

Cairan 2000 cc/ jam balance seimbang

Tanggal 10 Januari 2009

S : Pandangan kabur, pusing (-), nyeri hulu hati (-), batuk kadang-kadang

O : Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD : 140/100 mmHg, N : 85 x / menit, RR :

18 X / menit, S: 36,5

Mata : CA- /- SI -/-

Jantung : BJ- II regular, gallop (-), murmur (-).

Paru : vesikuler, ronkhi- / -, wheezing - /-

Abdomen : Lemas, tanda akut (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-

Status obstetri

TFU :2 jbpst, kontraksi baik

Inspekulo : v/v tenang

17

Page 18: eklampsia

Luka operasi tertutup kasa : kering

A : NH5 P3 Post SC a/i Pre-eklampsia Berat

PEB TD Terkontrol

Bligth Exulative retina

P : Observasi tanda-tanda vital

Observasi tanda-tanda akut abdomen

Observasi kontraksi

Observasi tanda-tanda perburukan PEB

Cefradoxil 3x 500 mg

Asam Mefenamat x 500 mg

Metildopa 3 x 500 mg

Vitamin C 2 x 500 mg

Flumucyl 3 x 600 mg

Tanggal 11 Januari 2009

S : Pandangan kabur, pusing (-), nyeri hulu hati (-), batuk kadang-kadang

O : Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD : 140/100 mmHg, N : 85 x / menit, RR :

18 X / menit, S: 36,5

Mata : CA- /- SI -/-

Jantung : BJ- II regular, gallop (-), murmur (-).

Paru : vesikuler, ronkhi- / -, wheezing - /-

Abdomen : Lemas, tanda akut (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-

Status obstetri

TFU :2 jbpst, kontraksi baik

Inspekulo : v/v tenang

Luka operasi tertutup kasa : kering

18

Page 19: eklampsia

A : NH6 P3 Post SC a/i Pre-eklampsia Berat

PEB TD Terkontrol

Bligth Exulative retina

P : Observasi tanda-tanda vital

Observasi tanda-tanda akut abdomen

Observasi kontraksi

Observasi tanda-tanda perburukan PEB

Cefradoxil 3x 500 mg

Asam Mefenamat x 500 mg

Metildopa 3 x 500 mg

Vitamin C 2 x 500 mg

Flumucyl 3 x 600 mg

Tanggal 12 Januari 2009

S : Pandangan kabur, pusing (-), nyeri hulu hati (-), batuk kadang-kadang

O : Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD : 160/100 mmHg, N : 90 x / menit, RR :

18 X / menit, S: 36,5

Mata : CA- /- SI -/-

Jantung : BJ- II regular, gallop (-), murmur (-).

Paru : vesikuler, ronkhi- / -, wheezing - /-

Abdomen : Lemas, tanda akut (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-

Status obstetri

TFU :2 jbpst, kontraksi baik

Inspekulo : v/v tenang

Luka operasi tertutup kasa : kering

19

Page 20: eklampsia

A : NH7 P3 Post SC a/i Pre-eklampsia Berat

PEB TD Terkontrol

Bligth Exulative retina

P : Observasi tanda-tanda vital

Observasi tanda-tanda akut abdomen

Observasi kontraksi

Observasi tanda-tanda perburukan PEB

Cefradoxil 3x 500 mg

Asam Mefenamat x 500 mg

Metildopa 3 x 500 mg

Vitamin C 2 x 500 mg

Flumucyl 3 x 600 mg

Tanggal 13 Januari 2009

S : Pandangan kabur, pusing (-), nyeri hulu hati (-), batuk kadang-kadang

O : Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, N : 80 x / menit, RR :

18 X / menit, S: 36,0

Mata : CA- /- SI -/-

Jantung : BJ- II regular, gallop (-), murmur (-).

Paru : vesikuler, ronkhi- / -, wheezing - /-

Abdomen : Lemas, tanda akut (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema -/-

Status obstetri

TFU :2 jbpst, kontraksi baik

Inspekulo : v/v tenang

Luka operasi tertutup kasa : kering

20

Page 21: eklampsia

A : NH7 P3 Post SC a/i Pre-eklampsia Berat

PEB TD Terkontrol

Bligth Exulative retina

P : Observasi tanda-tanda vital

Observasi tanda-tanda akut abdomen

Observasi kontraksi

Observasi tanda-tanda perburukan PEB

Cefradoxil 3x 500 mg

Asam Mefenamat x 500 mg

Metildopa 3 x 500 mg

Vitamin C 2 x 500 mg

Flumucyl 3 x 600 mg

21

Page 22: eklampsia

BAB IV

ANALISA KASUS

Diagnosis :

-Ibu :Nifas hari ke 4 para 3 post SC atas indikasi eklampsia iminen, tekanandarah belum

terkontrol.

-Janin : Post SC bayi masih mendapat perawatan di Rumah Sakit karena berat badan

bayi rendah.

1. Anamnesis

Pasien datang dari R.S Rumkit Menado post SC mangeluh penglihatan tidak jelas

sejak 4 hari SMRS. Saat kehamilan, pasien tidak mangeluh ada gangguan

penglihatan namun tekanan darah nya saat hamil meningkat. Pasien mengeluh

penglihatan tidak jelas saat setelah SC hari senin tanggal 05 januari 2009. Pasien

juga mengeluh nyeri perut bagian bawah setelah SC terutama saat BAB dab BAK.

Batuk dan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Selama perawatan

pasien mndapat MgSO4, cefadoxil, metronidazol, dopamet, captopril 3x25 mg.

2. Pemeriksasan Fisik

- Keadaan umum : tampak sakit sedang

- Kesadaran : compos mentis

- Tanda vital : tekanan darah = 180/100 mmHg

nadi = 106 x/menit

suhu = 36 0C

RR = 28 x/menit, tipe normal, jenis

Thorakoabdomina

22

Page 23: eklampsia

Status generalis

Mata : edama palpebra -/-, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -

/-, pupil bulat isokor +/+, diameter 3 mm, visus abnormal.

Status Obsetrikus / Ginekologi

- Periksa luar :

Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi baik, luka operasi tertutup kasa kering {insisi

mediana }

- Inspekulo :

Tidak dilakukan { karena pasien post SC, tidak ada indikasi }

-Periksa dalam :

Tidak dilakukan {karena tidak ada indikasi }

Pemariksaan Penunjang

Tidak dilakukan

Pasien dirawat dengan terapi seperti yang dicantumkan diatas. Captopril diberikan untuk

menurunkan tekanan darah pasien. Dilakukan observasi selama 4 jam untuk melihat

perkembangan keadaan umumnya.

23

Page 24: eklampsia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan

setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Ekalmpsia adalah pre-eklampsia yang disertai kejang atau koma yang timbul bukan akibat

kelainan neurologi.

Superimposed pre-eklamsia – eklampsia adalah timbulnya pre-eklaampsia atau eklampsia

pada pasien yang menderita hipertensi kronik.

Etiologi dan keadaan diatas belum diketahui dengan pasti.

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis danpemerikasan lainnya yang menunjang.

Berbagai komplikasi pre-eklampsia dan ekalmpsia dapat menyebabkan mortalitas dan

mortalitas pada ibu dan janin yang dapat terjadi seperti solusio plasenta,

hipofibrinogenemia hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru-paru,

nekrosis hati, Sindroma HELLP, yaitu haemolysis, elevated liver enzym dan low platelet,

kelainan ginjal, komplikasi lain lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat

kejang-kejang, pneumonia aspiorasi, dan DIC {disseminated intravascular coagulation },

prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intrauterin. Komplikasi yang berat ialah

kematian ibu dan janin.

Penatalaksanaan pada pre-eklampsia dan eklampsia terdiri dari tindakan konservatif

untuk mempertahankan kehamilan dantindakan aktif {tindakan obsetri}sesuai dengan

usia kehamilan ataupun adanya komplikasi yang timbul pada pengobatan konservetif.

Pada pre-eklampsia dan eklampsia harus diobservasi kesejahteraan janin dan ibu.

24

Page 25: eklampsia

SARAN

1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksan antenatal dan mengusahakan agar semua

wanita hamil memeriksakan dini sejak hamil muda.

2. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda pre-eklampsia dan mengobatinya

segera apabila ditemukan.

3. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas

apabila setelah dirawat tanda-tanda pre-eklampsia tidak juga dapat dihilangkan.

25

Page 26: eklampsia

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan Bawono, Bambang W, Sanny S, jelondra D dalam Standar Pelayanan

Medis Sub Bagian Fetomaternal Departemen Observasi dan Ginekologi RSPAD

Gatot Subroto, Jakarta, 1996 :8-15

2. Mansjoer Arif, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu IW, Wiwiek S dalam Kapita Selekta

Kedokteran Edisi III Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta, 2001 : 270-273.

3. Wiknjosastro Hanifa, Abdul BS, Trijatmo R dalam Ilmu kebidanan Edisi III

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1992 : 281-301.

26

Page 27: eklampsia

PRESENTASI KASUS

PRE- EKALMPSIA BERAT

Disusun Oleh :

RINA HESNITA (07120010014)

Pembimbing :

dr. NOVIADY Sp.OG.

27

Page 28: eklampsia

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSPAD GATOT SOEBROTO

JAKARTA

2009

28