Case Report Eklampsia
Transcript of Case Report Eklampsia
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
GERALDI AYUB FUJIWAN TOMBE0861050066
PEMBIMBING:DR. TIGOR P SIMANJUNTAK, SP.OG
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Gangguan hipertensi pada kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kasus terbanyak pada kematian ibu
hamil dan janin, di samping sepsis dan perdarahan. Keadaan ini ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria pada pre-
eklampsia, diikuti dengan kejang dan atau koma pada eklampsia. Faktanya, pada negara berkembang seperti Indonesia,
masih banyak eklampsia terjadi pada ibu hamil. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan terjadinya
eklampsia dan ANC merupakan dasar yang harus diperbaiki. Waktu yang tepat untuk janin dilahirkan bergantung pada
beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, kematangan paru janin, dan yang paling penting, beratnya suatu penyakit.
Pengelolaan pre-eklampsia dan eklampsia masih merupakan hal yang kontroversial bahkan sampai sekarang. Beberapa obat
dengan regimen yang berbeda-beda banyak tersedia sekarang. Kematian ibu dan janin dapat dikurangi dengan sebagian
besar pencegahan eklampsia. Magnesium sulfat adalah antikonvulsan yang kuat bersama dengan antihipertensi aktivitas
ringan dengan sedikit efek sampingnya. Makalah ini akan melaporkan pre-eklampsia pada minggu 32 kehamilan dalam
bentuk laporan kasus dan akan membandingkan dengan artikel penelitian terbaru dan teori-teori tentang hal itu.
Kata kunci : Eklampsia, Pre-eklampsia, kejang, hipertensi, magnesium sulfat.
ABSTRAK
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Eklampsia
Kejang bersifat grand mal
wanita pre-eklampsia
tidak dapat disebabkan oleh hal lain
timbul sebelum, selama, atau setelah persalinan
PENDAHULUAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Total 750 kelahiran: 35 didiagnosis sebagai pasien eklampsia dan
sudah diobati. Dan dari 35 pasien itu, terdapat 22 adalah
primigravida, dan 13 pasien pada multigravida. Sedangkan jika
dihubungkan dengan usia kehamilan, mereka menemukan 23
pasien menderita pada usia kehamilan 25-30 minggu, 9 pasien pada
usia 31-32 minggu, dan 3 pasien pada kehamilan 36-40 minggu.*Heenah shah dkk (2013), melakukan penelitian di rumah sakit Dhiraj pada ruang obstetri dengan rumah sakit affiliansi
SBKS medical institute and Research Center
INSIDEN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko eklampsia :
• umur ibu,
• nulipara,
• status sosial yang rendah,
• obesitas,
• mendapatkan berat badan yang berlebihan selama kehamilan,
• interval kelahiran diperpanjang, dan
• adanya hipertensi sebelum kehamilan,
• Diabetes Gestasional
*hasil studi di Washington dari tahun 1987-2007 yang meneliti faktor-faktor tersebut
FAKTOR RESIKO
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Gejala prodromal pada eklampsia yang paling
sering :
– Sakit kepala,
– Sakit pada perut,
– Gangguan visual,
– Mual dan muntah.
GEJALA KLINIS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
GEJALA KLINIS
• Serangan kejang biasanya dimulai di sekitar mulut dalam bentuk kedut-kedutan
(twitching) wajah. Setelah beberapa detik, seluruh tubuh menjadi kaku dalam suatu
kontraksi otot generalisata.
• Sepanjang serangan, diafragma terfiksasi dan pernapasan tertahan. Selama beberapa
detik wanita yang bersangkutan seolah-olah sekarat akibat henti nafas, tetapi kemudian
ia menarik nafas dalam, panjang, dan berbunyi lalu kembali bernafas, ia kemudian
mengalami koma.
• Durasi koma setelah kejang bervariasi. Apabila kejangnya jarang, wanita yang
bersangkutan biasanya pulih sebagian kesadarannya setelah setiap serangan. Sewaktu
sadar, dapat timbul keadaan setengah sadar dengan usaha perlawanan. Pada kasus yang
sangat berat, koma menetap dari satu kejang ke kejang lainnya dan pasien dapat
meninggal sebelum ia sadar.
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
GEJALA KLINIS• Laju pernapasan setelah kejang eklampsia biasanya meningkat dan dapat
mencapai 50 kali per menit
• Sianosis dapat dijumpai pada kasus yang parah.
• Demam 390 atau lebih
• Proteinuria hampir selalu ada dan sering parah.
• Pengeluaran urin kemungkinan besar berkurang secara bermakna dan
kadang-kadang terjadi anuria.
• Edema, sering mencolok, kadang-kadang masif, walaupun mungkin juga
tidak ada.2
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pemeriksaan Laboratorium, Pulse oximetry harus
dilakukan atau kadar gas darah dalam arteri harus ada
• Janin harus dinilai dengan Cardiotokografi.
• CT scan otak diperlukan untuk membedakan
penyebab organik pusat kejang dengan eklampsia,
namun bukan pilihan utama untuk pemeriksaan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Sekarang ini, penanganan yang paling efektif untuk eklampsia adalah terminasi kehamilan11
• Jika pasien sudah sampai tahap eklampsia, pada umumnya dipertimbangkan untuk indikasi Sectio
Caesarean segera. Meskipun begitu, keputusan untuk menunda caesarean, walaupun jarang, mungkin
didasarkan pada status janin dan dibenarkan jika kondisi ibu dalam keadaan stabil dan tenang setelah
dilakukan pengobatan.6
• Managemen awal pada pasien dengan kejang aktif pada kehamilan :
– pemeliharaan airway,
– oksigenasi, dan
– perfusi yang adekuat.
PENATALAKSANAAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Mengenai eklampsia, obat pilihan utama
untuk mencegah dan mengobati adalah
magnesium sulfat.
• Bagaimanapun, obat itu harus diberikan
secara intravena dan biasanya selama 48 jam,
pada pasien yang dirawat dirumah sakit.11
PENATALAKSANAAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Dosis loading MgSo4 adalah 6 gram dalam 15-20 menit yang diencerkan dalam 100 mL cairan
melalui intravena. Jika pasien masih kejang setelah pemberian dosis loading, maka diberikan 2
gram bolus MgSo4 selama 3-5 menit.2,17
• Pantau toksisitas magnesium2 :
– Periksa reflek tendon dalam secara berkala.
– Memantau fungsi ginjal dengan penilaian urin output per jam18
– Mengamati laju pernapasan18
– Beberapa ahli mengukur kadar magnesium serum pada jam ke-4 hingga 6 dan menyesuaikan kecepatan
infus untuk mempertahankan kadar magnesium antara 4 dan 7 meq/L (4,8 – 8,4 mg/dL)2
• Jika pasien sudah terkena toksisitas magnesium, maka diberikan 10 ml calcium glukonat 10%
(total 1 gr) secara intravena.18
PENATALAKSANAAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pengobatan hipertensi pada umumnya yang digunakan dengan preeklampsia berat/ eklampsia:– hydralazine, – labetalol, dan – nifedipine ( atau calsium channel bloker lainnya)
• sasaran tekanan diastoliknya 90-105 mmHg dan tekanan sistolik 140-155 mmHg atau MAP 105-125 mmHg.
PENATALAKSANAAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• kejang berulang disertai deficit neurologi yang persisten.3
• Pneumositis Aspirasi
• Gagal jantung
• perdarahan otak massif
• Kebutaan
• psikosis, dan wanita yang bersangkutan dapat mengamuk.2
• Abruptio plasenta
• gagal ginjal akut
• rupture subscapular liver hematoma
KOMPLIKASI
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Prognosis untuk eklampsia selalu serius. Penyakit ini
adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang dapat
mengenai wanita hamil dan janinnya. Untungnya angka
kematian ibu akibat eklampsia telah menurun selama
tiga dekade terakhir dari lima sampai sepuluh persen
menjadi kurang dari tiga persen kasus.2
PROGNOSIS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Identitas Pasien:
Nama : Ny. L M
Umur : 28 Tahun
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama : Kejang
Keluhan Tambahan : Mual Muntah, Sesak nafas
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Seorang pasien perempuan G2P1A0 datang dengan keluhan tiba-tiba mengalami
kejang ±3 menit sesaat masuk rumah sakit. Kejang dirasakan diseluruh tubuh, berupa
gelonjotan, mata melirik ke atas. Setelah kejang, pasien kemudian setengah sadar, dan mulai
gelisah dan memberontak. Sebelum pasien kejang, ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit,
pasien datang dalam keadaan sesak yang dirasakan terus menerus, dan semakin bertambah
sesaknya. Demam disangkal, BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Sebelum kejadian diatas, ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh
pusing seperti ditimpa beban berat, mual dan muntah serta penglihatannya mulai kabur.
Kemudian pasien berobat ke bidan dan diperiksa tekanan darah 160/100 mmHg, sehingga
bidan memberikan obat anti hipertensi (pasien lupa nama obatnya), namun keluhan pasien
tidak berkurang. Usia kandungan 32 minggu.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Riwayat Penyakit Dahulu: disangkal
Riwayat Menstruasi :Hari Pertama umur : 14 Tahun Siklus Menstruasi : 28 hari/bulanSiklus : TeraturHari pertama haid terakhir : 14 Oktober 2012Lamanya : 5 hariBanyaknya : ± 70 ccTaksiran persalinan : 21 Juli 2013Nyeri saat Haid : disangkal
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Riwayat Perkawinan
Sudah menikah 1x dengan lama perkawinan 4 tahun
No Usia kehamilan Jenis Persalinan BBL Jenis
Kelamin Usia sekarang
1. 38 Minggu Normal pervaginam 3000 gr Laki-laki 4 Tahun
2. Hamil ini 32 minggu
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
Riwayat Operasi : Disangkal
Metode Keluarga Berencana : Pil KB tahun 2009 – 2012
Riwayat antenatal
Waktu hamil periksa di puskesmas cawang oleh bidan
Keluhan, kelainan, dan masalah :
– 1x, Kehamilan 0-12 Minggu, Tdk ada masalah
– 1x, 13-28 Minggu, Puskes Cawang, Tekanan darah tinggi 140/100 mmhg
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan : 73 kg
Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Delirium
Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 230/ 100 mmHg
• Nadi : 136 x / menit
• Suhu : 38 0C
• Respiration Rate : 40 x / minute
Kepala
– Mata : Dalam batas normal
– THT-KL : Dalam batas normal
Payudara : Dalam batas normal
Toraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
STATUS GENERALIS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pemeriksaan Luar
– Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, linea nigra (-), striae gravidarum (-), perut tidak mengkilat
– Palpasi
TFU : 28 cm
Lingkar Perut : 84 cm
– Leopold I : Teraba bagian janin bulat, lunak, tidak melenting. Kesan : Bokong
– Leopold II : Teraba bagian janin pada sebelah kiri, lurus, memanjang, tidak terputus-putus.
Kesan : Punggung kiri
– Leopold III : Teraba bagian janin bulat, keras, melenting. Kesan : Presentasi Kepala
– Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
— Auskultasi : DJJ : 100x/menit
• Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Hematologi (darah)
Hemoglobin (H) 14,8 gram/dl
Leukosit (H) 22.300/uL
Hematokrit 42,9 %
Trombosit 128.000/uL
Kimia Klinik
Gula darah sewaktu 117 mg/dl
SGOT/AST (H) 139 U/L
SGPT/ALT (H) 61 U/L
Ureum 23 mg/dl
Kreatinin 0,80 mg/dl
Elektrolit
Natrium (H) 146 mmol/L
Kalium (L) 3,4 mmol/L
Clorida 107 mmol/L
Hemostasis
Masa Perdarahan 1 menit
Masa Pembekuan 15 menit
Masa protrombin
Kontrol 13 detik
Pasien 15 detik
Urinalisa LengkapWarna Kuning TuaBerat Jenis >1,030PH 5,0Blood +3Leukosit Esterase NegatifNitrit NegatifProtein +2Bilirubin NegatifAseton NegatifReduksi NegatifUrobilinogen NormalLeukosit 10-12/LPBEritrosit 8-10/LPBEpitel +2Bakteri +1
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Prognosis :
Kehamilan : Dubia ad Malam
Persalinan : Malam
Diagnosis Kerja : Eklampsia pada G2P1A0 Hamil 32 Minggu,
janin tunggal hidup presentasi kepala.
ASSESMENT
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Emergensi menggunakan protab PEB :
Dosis awal : 4 gr MgSo4+I RL (IV) 15-20 menit
Pro Rawat inap
Face Mask 8lpm
Diet : Rendah Garam III
IVFD : I RL+ MgSo4 40% 20 tetes/mnt
Mm/ : Amoxilin 3 x 500 mg.
Nifedipin 3 x 10 mg
Primperan 2 x 1/2tab
Valium 1 x 10 mg
PLANNING
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pasien dirawat selama 6 hari dan dipantau tanda-tanda
vital, status generalis, status obstetri, urin output, dan
status neurologis. Hasilnya, keadaan pasien mengalami
perbaikan setelah dilakukan pengobatan. Hipertensi
terkendali, laju pernapasan baik, tidak ada tanda-tanda
komplikasi yang bermakna
• Pada perawatan hari ke-3, Magnesium sulfat dan
nifedipine stop dan diganti methyldopa.
Follow Up
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Insiden eklampsia menurut penelitian :
– Pada wanita nulipara > multipara
– Kehamilan ≤ 30 minggu6,7
Pada pasien tidak sesuai dengan insiden eklampsia:
– multipara
– kehamilan 32 minggu.
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Menurut beberapa penelitian, Beberapa faktor resiko harus
diketahui yang memungkinkan pasien mengalami eklampsia :
– riwayat hipertensi kronis,
– penyakit ginjal,
– diabetes,
– obesitas,
– lahir di Afrika,
– umur lebih dari 35 tahun,
– karakteristik kehamilan seperti kehamilan kembar,
– pre-eklampsia sebelumnya,
– abnormaltas kongenital fetus,6
– status sosialekonomi yang rendah, pada pasien ini
tidak terdapat faktor resiko
DISKUSI KASUSPada pasien ini :
• Tidak ada riwayat hipertensi kronis,
• Tidak ada penyakit ginjal,
• Tidak ada riwayat diabetes,
• Tidak obesitas,
• Tidak lahir di Afrika,
• umur tidak lebih dari 35 tahun,
• Tidak ada karakteristik kehamilan seperti
kehamilan kembar,
• Tidak ada pre-eklampsia sebelumnya,
• Tidak ada abnormaltas kongenital fetus,6
• status sosial ekonomi yang rendah,
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Dapat kita lihat beberapa tanda-tanda eklampsia :
– riwayat kejang pada seluruh tubuh berupa gerakan tonik klonik2,
– hipertensi
– proteinuria
– gejala mual muntah,
– pusing dan,
– penglihatan kabur.
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini, sesuai dengan yang dialami pasien.
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
dapat disimpulkan bahwa kasus ini belum termasuk kasus yang parah dan
tidak mengalami perdarahan pada susunan saraf pusat.
Keluhan lain :
– Laju pernapasan setelah kejang eklampsia biasanya meningkat dan
dapat mencapai 50 kali per menit, (63x /menit)
– Sianosis dapat dijumpai pada kasus yang parah. (Tidak ada)
– Demam 390 atau lebih 2 (380 C )
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
namun pasien tidak dilahirkan segera, karena kondisi pasien yang
stabil setelah pengobatan.
Adanya satu atau lebih tanda-tanda ini, mengindikasikan untuk dilahirkan segera :
– Hipertensi berat yang tidak terkontrol, (Ada)
– eklampsia, ( Ada)
– edema paru akut, (Tidak Ada)
– abruptio plasenta, (tidak ada)
– subscapular hepatic hematoma, atau (Tidak ada)
– trombositopenia < 50.000/mm3.6 (128.000/mm)
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Pada kasus ini, pasien diperbolehkan pulang untuk
beristirahat dirumah .
Menurut rekomendasi dari WHO, pasien
dengan eklampsia tidak direkomendasikan
untuk beristirahat di rumah1
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Demikian juga dengan pasien kasus diatas, tidak
dilakukan CT scan otak
Menurut Literatur, CT scan otak diperlukan untuk
membedakan penyebab organik pusat kejang dengan
eklampsia, tapi CT scan bukan pilihan utama untuk
pemeriksaan utama9.
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
sedangkan pada pasien ini, saat masuk ke UGD, langsung diberikan magnesium
sulfat secara bolus dan diberikan secara intravena selama 2 hari selama perawatan
dirumah sakit. Namun, penulis tetap memantau kadar toksisitas magnesium sulfat
dengan memeriksa patellar reflex, laju pernapasan, dan urin output, semuanya
dalam batas normal.17
Mengenai penatalaksaan eklampsia, menurut beberapa penelitian terkini, obat pilihan
utama untuk mencegah dan mengobati adalah magnesium sulfat. obat itu harus
diberikan secara intravena dan biasanya selama 48 jam, pada pasien yang dirawat
dirumah sakit.10
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Memantau kadar toksisitas magnesium sulfat dengan
– memeriksa patellar reflex,
– laju pernapasan, dan
– urin output. 17
Pada kasus, semua pemeriksaan ini dilakukan dan dalam
batas normal
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Pada kasus ini, dipilih nifedipine. Namun, tidak cukup kuat untuk menurunkan
tekanan darah pasien.
• Sedangkan untuk menurunkan tekanan darah :
– hydralazine,
– Methyldopa
– labetalol, dan
– nifedipine ( atau calsium channel bloker lainnya) 12
• sasaran tekanan diastoliknya 90-105 mmHg dan tekanan sistolik 140-155 mmHg atau MAP
105-125 mmHg.12
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Pada pasien ini belum tampak terjadi komplikasi, dilihat
dari pemeriksaan neurologi selama perawatan.
Komplikasi ibu hamil yang paling umum dalam kasus
eklampsia secara keseluruhan adalah kejang berulang
disertai defisit neurologi yang persisten.3
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
Pada kasus ini, keadaan denyut jantung janin saat di UGD dalam keadaan stabil
dan tidak mengalami bradykardia selama kami observasi.
Selama episode eklampsia akut, umumnya, bradykardia pada janin biasanya
kembali normal spontan dalam 3-5 menit. Kelahiran segera pada janin dengan
keadaan bradikardia tidak diperlukan. Namun jika bradikardi bertahan lebih
dari 10 menit, perlu dicurigai kearah abruption plasenta.
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
pada pasien ini, tidak cocok dengan statment
teori diatas.
Prognosis untuk eklampsia selalu serius. Penyakit
ini adalah salah satu penyakit paling berbahaya
yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya2
DISKUSI KASUS
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Diagnosis Eklampsia pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
Anamnesis (Kejang generalisata, pusing, mual muntah, dan
penglihatan yang kabur) dan pemeriksaan fisik (Tekanan darah
230/100 mmHg, Edema, dan proteinuria +2) sesuai dengan teori
• Insiden Eklampsia tidak menutup kemungkinan terjadi pada
kelompok pasien yang multipara dan kehamilan lebih dari 30
minggu, sesuai pada kasus ini.
KESIMPULAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pada kasus diatas, walaupun pada beberapa teori harus dilakukan
terminasi kehamilan, namun pada pasien ini tidak dilakukan, karena
kondisi pasien yang mengalami perbaikan setelah pengobatan,
sehingga kehamilan dipertahankan sampai keadaan aterm.
• Penatalaksanaan yang terbaik pada kasus diatas adalah dengan
memberikan magnesium sulfat.
• Pada kasus diatas, tenyata, Antenatal care yang teratur sangat
diperlukan untuk mencegah dan mendiagnosis dengan cepat
terjadinya eklampsia.
KESIMPULAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
• Pada kasus diatas sebaiknya pasien harus tetap di monitor di rumah
sakit walaupun dalam kondisi yang stabil untuk meminimkan terjadinya
eklampsia berulang, atau terjadi komplikasi lain yang tidak diinginkan.
• Jika pada pasien ini, sudah dipulangkan, ada baiknya melakukan
antenatal care yang teratur pada dokter spesialis kandungan.
• Memberikan edukasi kepada pasien ini agar mengerti dengan benar
tentang penyakitnya dan dengan begitu, pasien ini menyadari
bahayanya sehingga ada kepeduliaan untuk mengontrol kehamilannya.
SARAN
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
1. World Health Organization. WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia. Geneva:
WHO, 2011. Available at http://www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gistrap LC III, and Wenstrom KD. Hypertensive disorders in pregnancy.
William Obstetrics 22nd ed. London: Prentice Hall International Inc; 2005.p.762-6,793
3. Schenone MH, Miller D, Samson JE, and mari G.(2013). “Eclampsia Characteristics and Outcomes: A comparison of two Eras”.
Journal of Pregnancy. USA.2013: p1-6
4. Mandy J. Bell. (2010). “A Historical Overview of Preeclampsia-eclampsia”. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 39. University of
Pittburgh, USA : 510-18.
5. Rajasri G, Yaliwal, PB Jaju, M Vanishree. 2011. “Eclampsia and Perinatal Outcome: A retrospective Study in a Teaching
Hospital”. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 5(5): p1056-9.
6. Uzan J Carbonel M, Piconne O, Asmar R, Ayoubi JM. 2011. “Pre-eclampsia: Pathophysiologi, diagnosis, and management”.
Vascular Healt and Risk management. 7. Departement of gynecology and Obstetrics,Hospital Foch, France: p467-74.
7. Shah H et all. May 2013. “ Aprospective study on the use of magnesium sulfate in prevention and management of eclampsia
with emphasis on adverse drug reactions”. International Journal of Research in Medical Sciences. Vol 1. India: p97-100.
REFERENSI
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
8. Coghill AE, Hansen S, Littman AJ. 2011. “Risk Factors for eclampsia: a population-based study in
Washington State, 1987-2007”. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 205. USA: p553-5.
9. John France, Projestine S Muganyizi. 2012. “Characteristics of symptoms of imminent eclampsia: A case
referent study from tertiary hospital in Tanzania”. Open Journal of Obstetrics and Gynecology. 2. Muhimbili
University of Health, Tanzania: p311-17
10. Pandey R, Garg R, Darlong V, Punj J, Khanna P. 2011. “Recurrent Seizures in Pregnancy-Epilepsy or
Eclampsia: A Diagnostic Dilema? A Case Report”. American Association of Nurse Anesthetists Journal. 79:
p388-90.
11. Rodriguez M, Moreno J, Hasbun J. 2012. “RAS in Pregnancy and preeclampsia and Eclampsia”.
International Journal of Hypertension.2012. Valparaiso University, Chile: p1-6
12. Turner JA. 2010. “Diagnosis and Management of Pre-eclampsia: an update”. International Journal of
Women’s Health. 2. University of California, USA: p 327-37.
REFERENSI
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU
13. Tukur A Jido. 2012. “Eclampsia: Maternal and Fetal Outcome”. African health Sciences. 12. Bayero University,
Nigeria: p148-52.
14. Agida ET, Adeka BI, Jibril KA. 2010. “Pregnancy Outcome in Eclamptics at University of Abuja Teaching hospital,
Gwagwalada, Abuja: A 3 Years Review”. Nigerian Journal of Clinical Practice. 13(4). University of Abuja
Teaching Hospital: 394-98
15. Belfort MA, Anthony J, Saade GR, Allen JC. 2013. “A comparison of Magnesium Sulfate and Nimodipine for the
prevention of eclampsia”. The New England Journal of Medicine. 348. University of Utah Health Sciences
Center, USA: p 304-11.
16. Jabeen M, Yakoob MY, Imdad A, Bhutta ZA. 2011. “Impact of Interventions to prevent and manage
preeclampsia and eclampsia on stillbirths”. BMC Public Health. 11(3): p 1-11.
17. Fortner KB, Szymansky LM, Fox HE, Wallach EE. Eclampsia. The John Hopskins Manual of Gynecology and
Obstetrics 3rd Ed. 2007: p 186-8.
18. Arthur T Evans, et all. Eclampsia. Manual of Obstetrics 7th Ed. 2007. P184-7.
REFERENSI