Case Report Eklampsia

45
EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU GERALDI AYUB FUJIWAN TOMBE 0861050066 PEMBIMBING: DR. TIGOR P SIMANJUNTAK, SP.OG EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Transcript of Case Report Eklampsia

Page 1: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

GERALDI AYUB FUJIWAN TOMBE0861050066

PEMBIMBING:DR. TIGOR P SIMANJUNTAK, SP.OG

Page 2: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Gangguan hipertensi pada kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kasus terbanyak pada kematian ibu

hamil dan janin, di samping sepsis dan perdarahan. Keadaan ini ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria pada pre-

eklampsia, diikuti dengan kejang dan atau koma pada eklampsia. Faktanya, pada negara berkembang seperti Indonesia,

masih banyak eklampsia terjadi pada ibu hamil. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan terjadinya

eklampsia dan ANC merupakan dasar yang harus diperbaiki. Waktu yang tepat untuk janin dilahirkan bergantung pada

beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, kematangan paru janin, dan yang paling penting, beratnya suatu penyakit.

Pengelolaan pre-eklampsia dan eklampsia masih merupakan hal yang kontroversial bahkan sampai sekarang. Beberapa obat

dengan regimen yang berbeda-beda banyak tersedia sekarang. Kematian ibu dan janin dapat dikurangi dengan sebagian

besar pencegahan eklampsia. Magnesium sulfat adalah antikonvulsan yang kuat bersama dengan antihipertensi aktivitas

ringan dengan sedikit efek sampingnya. Makalah ini akan melaporkan pre-eklampsia pada minggu 32 kehamilan dalam

bentuk laporan kasus dan akan membandingkan dengan artikel penelitian terbaru dan teori-teori tentang hal itu.

Kata kunci : Eklampsia, Pre-eklampsia, kejang, hipertensi, magnesium sulfat.

ABSTRAK

Page 3: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Eklampsia

Kejang bersifat grand mal

wanita pre-eklampsia

tidak dapat disebabkan oleh hal lain

timbul sebelum, selama, atau setelah persalinan

PENDAHULUAN

Page 4: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Total 750 kelahiran: 35 didiagnosis sebagai pasien eklampsia dan

sudah diobati. Dan dari 35 pasien itu, terdapat 22 adalah

primigravida, dan 13 pasien pada multigravida. Sedangkan jika

dihubungkan dengan usia kehamilan, mereka menemukan 23

pasien menderita pada usia kehamilan 25-30 minggu, 9 pasien pada

usia 31-32 minggu, dan 3 pasien pada kehamilan 36-40 minggu.*Heenah shah dkk (2013), melakukan penelitian di rumah sakit Dhiraj pada ruang obstetri dengan rumah sakit affiliansi

SBKS medical institute and Research Center

INSIDEN

Page 5: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko eklampsia :

• umur ibu,

• nulipara,

• status sosial yang rendah,

• obesitas,

• mendapatkan berat badan yang berlebihan selama kehamilan,

• interval kelahiran diperpanjang, dan

• adanya hipertensi sebelum kehamilan,

• Diabetes Gestasional

*hasil studi di Washington dari tahun 1987-2007 yang meneliti faktor-faktor tersebut

FAKTOR RESIKO

Page 6: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Gejala prodromal pada eklampsia yang paling

sering :

– Sakit kepala,

– Sakit pada perut,

– Gangguan visual,

– Mual dan muntah.

GEJALA KLINIS

Page 7: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

GEJALA KLINIS

• Serangan kejang biasanya dimulai di sekitar mulut dalam bentuk kedut-kedutan

(twitching) wajah. Setelah beberapa detik, seluruh tubuh menjadi kaku dalam suatu

kontraksi otot generalisata.

• Sepanjang serangan, diafragma terfiksasi dan pernapasan tertahan. Selama beberapa

detik wanita yang bersangkutan seolah-olah sekarat akibat henti nafas, tetapi kemudian

ia menarik nafas dalam, panjang, dan berbunyi lalu kembali bernafas, ia kemudian

mengalami koma.

• Durasi koma setelah kejang bervariasi. Apabila kejangnya jarang, wanita yang

bersangkutan biasanya pulih sebagian kesadarannya setelah setiap serangan. Sewaktu

sadar, dapat timbul keadaan setengah sadar dengan usaha perlawanan. Pada kasus yang

sangat berat, koma menetap dari satu kejang ke kejang lainnya dan pasien dapat

meninggal sebelum ia sadar.

Page 8: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

GEJALA KLINIS• Laju pernapasan setelah kejang eklampsia biasanya meningkat dan dapat

mencapai 50 kali per menit

• Sianosis dapat dijumpai pada kasus yang parah.

• Demam 390 atau lebih

• Proteinuria hampir selalu ada dan sering parah.

• Pengeluaran urin kemungkinan besar berkurang secara bermakna dan

kadang-kadang terjadi anuria.

• Edema, sering mencolok, kadang-kadang masif, walaupun mungkin juga

tidak ada.2

Page 9: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pemeriksaan Laboratorium, Pulse oximetry harus

dilakukan atau kadar gas darah dalam arteri harus ada

• Janin harus dinilai dengan Cardiotokografi.

• CT scan otak diperlukan untuk membedakan

penyebab organik pusat kejang dengan eklampsia,

namun bukan pilihan utama untuk pemeriksaan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 10: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Sekarang ini, penanganan yang paling efektif untuk eklampsia adalah terminasi kehamilan11

• Jika pasien sudah sampai tahap eklampsia, pada umumnya dipertimbangkan untuk indikasi Sectio

Caesarean segera. Meskipun begitu, keputusan untuk menunda caesarean, walaupun jarang, mungkin

didasarkan pada status janin dan dibenarkan jika kondisi ibu dalam keadaan stabil dan tenang setelah

dilakukan pengobatan.6

• Managemen awal pada pasien dengan kejang aktif pada kehamilan :

– pemeliharaan airway,

– oksigenasi, dan

– perfusi yang adekuat.

PENATALAKSANAAN

Page 11: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Mengenai eklampsia, obat pilihan utama

untuk mencegah dan mengobati adalah

magnesium sulfat.

• Bagaimanapun, obat itu harus diberikan

secara intravena dan biasanya selama 48 jam,

pada pasien yang dirawat dirumah sakit.11

PENATALAKSANAAN

Page 12: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Dosis loading MgSo4 adalah 6 gram dalam 15-20 menit yang diencerkan dalam 100 mL cairan

melalui intravena. Jika pasien masih kejang setelah pemberian dosis loading, maka diberikan 2

gram bolus MgSo4 selama 3-5 menit.2,17

• Pantau toksisitas magnesium2 :

– Periksa reflek tendon dalam secara berkala.

– Memantau fungsi ginjal dengan penilaian urin output per jam18

– Mengamati laju pernapasan18

– Beberapa ahli mengukur kadar magnesium serum pada jam ke-4 hingga 6 dan menyesuaikan kecepatan

infus untuk mempertahankan kadar magnesium antara 4 dan 7 meq/L (4,8 – 8,4 mg/dL)2

• Jika pasien sudah terkena toksisitas magnesium, maka diberikan 10 ml calcium glukonat 10%

(total 1 gr) secara intravena.18

PENATALAKSANAAN

Page 13: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pengobatan hipertensi pada umumnya yang digunakan dengan preeklampsia berat/ eklampsia:– hydralazine, – labetalol, dan – nifedipine ( atau calsium channel bloker lainnya)

• sasaran tekanan diastoliknya 90-105 mmHg dan tekanan sistolik 140-155 mmHg atau MAP 105-125 mmHg.

PENATALAKSANAAN

Page 14: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• kejang berulang disertai deficit neurologi yang persisten.3

• Pneumositis Aspirasi

• Gagal jantung

• perdarahan otak massif

• Kebutaan

• psikosis, dan wanita yang bersangkutan dapat mengamuk.2

• Abruptio plasenta

• gagal ginjal akut

• rupture subscapular liver hematoma

KOMPLIKASI

Page 15: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Prognosis untuk eklampsia selalu serius. Penyakit ini

adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang dapat

mengenai wanita hamil dan janinnya. Untungnya angka

kematian ibu akibat eklampsia telah menurun selama

tiga dekade terakhir dari lima sampai sepuluh persen

menjadi kurang dari tiga persen kasus.2

PROGNOSIS

Page 16: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Identitas Pasien:

Nama : Ny. L M

Umur : 28 Tahun

LAPORAN KASUS

Keluhan Utama : Kejang

Keluhan Tambahan : Mual Muntah, Sesak nafas

Page 17: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Seorang pasien perempuan G2P1A0 datang dengan keluhan tiba-tiba mengalami

kejang ±3 menit sesaat masuk rumah sakit. Kejang dirasakan diseluruh tubuh, berupa

gelonjotan, mata melirik ke atas. Setelah kejang, pasien kemudian setengah sadar, dan mulai

gelisah dan memberontak. Sebelum pasien kejang, ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit,

pasien datang dalam keadaan sesak yang dirasakan terus menerus, dan semakin bertambah

sesaknya. Demam disangkal, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Sebelum kejadian diatas, ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh

pusing seperti ditimpa beban berat, mual dan muntah serta penglihatannya mulai kabur.

Kemudian pasien berobat ke bidan dan diperiksa tekanan darah 160/100 mmHg, sehingga

bidan memberikan obat anti hipertensi (pasien lupa nama obatnya), namun keluhan pasien

tidak berkurang. Usia kandungan 32 minggu.

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Page 18: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Riwayat Penyakit Dahulu: disangkal

Riwayat Menstruasi :Hari Pertama umur : 14 Tahun Siklus Menstruasi : 28 hari/bulanSiklus : TeraturHari pertama haid terakhir : 14 Oktober 2012Lamanya : 5 hariBanyaknya : ± 70 ccTaksiran persalinan : 21 Juli 2013Nyeri saat Haid : disangkal

Page 19: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Riwayat Perkawinan

Sudah menikah 1x dengan lama perkawinan 4 tahun

No Usia kehamilan Jenis Persalinan BBL Jenis

Kelamin Usia sekarang

1. 38 Minggu Normal pervaginam 3000 gr Laki-laki 4 Tahun

2. Hamil ini 32 minggu

Page 20: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal

Riwayat Operasi : Disangkal

Metode Keluarga Berencana : Pil KB tahun 2009 – 2012

Riwayat antenatal

Waktu hamil periksa di puskesmas cawang oleh bidan

Keluhan, kelainan, dan masalah :

– 1x, Kehamilan 0-12 Minggu, Tdk ada masalah

– 1x, 13-28 Minggu, Puskes Cawang, Tekanan darah tinggi 140/100 mmhg

Page 21: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Tinggi Badan : 163 cm

Berat Badan : 73 kg

Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat

Kesadaran : Delirium

Tanda-tanda Vital

• Tekanan Darah : 230/ 100 mmHg

• Nadi : 136 x / menit

• Suhu : 38 0C

• Respiration Rate : 40 x / minute

Kepala

– Mata : Dalam batas normal

– THT-KL : Dalam batas normal

Payudara : Dalam batas normal

Toraks : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

STATUS GENERALIS

Page 22: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pemeriksaan Luar

– Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, linea nigra (-), striae gravidarum (-), perut tidak mengkilat

– Palpasi

TFU : 28 cm

Lingkar Perut : 84 cm

– Leopold I : Teraba bagian janin bulat, lunak, tidak melenting. Kesan : Bokong

– Leopold II : Teraba bagian janin pada sebelah kiri, lurus, memanjang, tidak terputus-putus.

Kesan : Punggung kiri

– Leopold III : Teraba bagian janin bulat, keras, melenting. Kesan : Presentasi Kepala

– Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP

— Auskultasi : DJJ : 100x/menit

• Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

PEMERIKSAAN OBSTETRIK

Page 23: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Hematologi (darah)

Hemoglobin (H) 14,8 gram/dl

Leukosit (H) 22.300/uL

Hematokrit 42,9 %

Trombosit 128.000/uL

Kimia Klinik

Gula darah sewaktu 117 mg/dl

SGOT/AST (H) 139 U/L

SGPT/ALT (H) 61 U/L

Ureum 23 mg/dl

Kreatinin 0,80 mg/dl

Elektrolit

Natrium (H) 146 mmol/L

Kalium (L) 3,4 mmol/L

Clorida 107 mmol/L

Hemostasis

Masa Perdarahan 1 menit

Masa Pembekuan 15 menit

Masa protrombin

Kontrol 13 detik

Pasien 15 detik

Urinalisa LengkapWarna Kuning TuaBerat Jenis >1,030PH 5,0Blood +3Leukosit Esterase NegatifNitrit NegatifProtein +2Bilirubin NegatifAseton NegatifReduksi NegatifUrobilinogen NormalLeukosit 10-12/LPBEritrosit 8-10/LPBEpitel +2Bakteri +1

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 24: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Prognosis :

Kehamilan : Dubia ad Malam

Persalinan : Malam

Diagnosis Kerja : Eklampsia pada G2P1A0 Hamil 32 Minggu,

janin tunggal hidup presentasi kepala.

ASSESMENT

Page 25: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Emergensi menggunakan protab PEB :

Dosis awal : 4 gr MgSo4+I RL (IV) 15-20 menit

Pro Rawat inap

Face Mask 8lpm

Diet : Rendah Garam III

IVFD : I RL+ MgSo4 40% 20 tetes/mnt

Mm/ : Amoxilin 3 x 500 mg.

Nifedipin 3 x 10 mg

Primperan 2 x 1/2tab

Valium 1 x 10 mg

PLANNING

Page 26: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pasien dirawat selama 6 hari dan dipantau tanda-tanda

vital, status generalis, status obstetri, urin output, dan

status neurologis. Hasilnya, keadaan pasien mengalami

perbaikan setelah dilakukan pengobatan. Hipertensi

terkendali, laju pernapasan baik, tidak ada tanda-tanda

komplikasi yang bermakna

• Pada perawatan hari ke-3, Magnesium sulfat dan

nifedipine stop dan diganti methyldopa.

Follow Up

Page 27: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Insiden eklampsia menurut penelitian :

– Pada wanita nulipara > multipara

– Kehamilan ≤ 30 minggu6,7

Pada pasien tidak sesuai dengan insiden eklampsia:

– multipara

– kehamilan 32 minggu.

DISKUSI KASUS

Page 28: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Menurut beberapa penelitian, Beberapa faktor resiko harus

diketahui yang memungkinkan pasien mengalami eklampsia :

– riwayat hipertensi kronis,

– penyakit ginjal,

– diabetes,

– obesitas,

– lahir di Afrika,

– umur lebih dari 35 tahun,

– karakteristik kehamilan seperti kehamilan kembar,

– pre-eklampsia sebelumnya,

– abnormaltas kongenital fetus,6

– status sosialekonomi yang rendah, pada pasien ini

tidak terdapat faktor resiko

DISKUSI KASUSPada pasien ini :

• Tidak ada riwayat hipertensi kronis,

• Tidak ada penyakit ginjal,

• Tidak ada riwayat diabetes,

• Tidak obesitas,

• Tidak lahir di Afrika,

• umur tidak lebih dari 35 tahun,

• Tidak ada karakteristik kehamilan seperti

kehamilan kembar,

• Tidak ada pre-eklampsia sebelumnya,

• Tidak ada abnormaltas kongenital fetus,6

• status sosial ekonomi yang rendah,

Page 29: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Dapat kita lihat beberapa tanda-tanda eklampsia :

– riwayat kejang pada seluruh tubuh berupa gerakan tonik klonik2,

– hipertensi

– proteinuria

– gejala mual muntah,

– pusing dan,

– penglihatan kabur.

DISKUSI KASUS

Pada kasus ini, sesuai dengan yang dialami pasien.

Page 30: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

dapat disimpulkan bahwa kasus ini belum termasuk kasus yang parah dan

tidak mengalami perdarahan pada susunan saraf pusat.

Keluhan lain :

– Laju pernapasan setelah kejang eklampsia biasanya meningkat dan

dapat mencapai 50 kali per menit, (63x /menit)

– Sianosis dapat dijumpai pada kasus yang parah. (Tidak ada)

– Demam 390 atau lebih 2 (380 C )

DISKUSI KASUS

Page 31: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

namun pasien tidak dilahirkan segera, karena kondisi pasien yang

stabil setelah pengobatan.

Adanya satu atau lebih tanda-tanda ini, mengindikasikan untuk dilahirkan segera :

– Hipertensi berat yang tidak terkontrol, (Ada)

– eklampsia, ( Ada)

– edema paru akut, (Tidak Ada)

– abruptio plasenta, (tidak ada)

– subscapular hepatic hematoma, atau (Tidak ada)

– trombositopenia < 50.000/mm3.6 (128.000/mm)

DISKUSI KASUS

Page 32: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Pada kasus ini, pasien diperbolehkan pulang untuk

beristirahat dirumah .

Menurut rekomendasi dari WHO, pasien

dengan eklampsia tidak direkomendasikan

untuk beristirahat di rumah1

DISKUSI KASUS

Page 33: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Demikian juga dengan pasien kasus diatas, tidak

dilakukan CT scan otak

Menurut Literatur, CT scan otak diperlukan untuk

membedakan penyebab organik pusat kejang dengan

eklampsia, tapi CT scan bukan pilihan utama untuk

pemeriksaan utama9.

DISKUSI KASUS

Page 34: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

sedangkan pada pasien ini, saat masuk ke UGD, langsung diberikan magnesium

sulfat secara bolus dan diberikan secara intravena selama 2 hari selama perawatan

dirumah sakit. Namun, penulis tetap memantau kadar toksisitas magnesium sulfat

dengan memeriksa patellar reflex, laju pernapasan, dan urin output, semuanya

dalam batas normal.17

Mengenai penatalaksaan eklampsia, menurut beberapa penelitian terkini, obat pilihan

utama untuk mencegah dan mengobati adalah magnesium sulfat. obat itu harus

diberikan secara intravena dan biasanya selama 48 jam, pada pasien yang dirawat

dirumah sakit.10

DISKUSI KASUS

Page 35: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Memantau kadar toksisitas magnesium sulfat dengan

– memeriksa patellar reflex,

– laju pernapasan, dan

– urin output. 17

Pada kasus, semua pemeriksaan ini dilakukan dan dalam

batas normal

DISKUSI KASUS

Page 36: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Pada kasus ini, dipilih nifedipine. Namun, tidak cukup kuat untuk menurunkan

tekanan darah pasien.

• Sedangkan untuk menurunkan tekanan darah :

– hydralazine,

– Methyldopa

– labetalol, dan

– nifedipine ( atau calsium channel bloker lainnya) 12

• sasaran tekanan diastoliknya 90-105 mmHg dan tekanan sistolik 140-155 mmHg atau MAP

105-125 mmHg.12

DISKUSI KASUS

Page 37: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Pada pasien ini belum tampak terjadi komplikasi, dilihat

dari pemeriksaan neurologi selama perawatan.

Komplikasi ibu hamil yang paling umum dalam kasus

eklampsia secara keseluruhan adalah kejang berulang

disertai defisit neurologi yang persisten.3

DISKUSI KASUS

Page 38: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

Pada kasus ini, keadaan denyut jantung janin saat di UGD dalam keadaan stabil

dan tidak mengalami bradykardia selama kami observasi.

Selama episode eklampsia akut, umumnya, bradykardia pada janin biasanya

kembali normal spontan dalam 3-5 menit. Kelahiran segera pada janin dengan

keadaan bradikardia tidak diperlukan. Namun jika bradikardi bertahan lebih

dari 10 menit, perlu dicurigai kearah abruption plasenta.

DISKUSI KASUS

Page 39: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

pada pasien ini, tidak cocok dengan statment

teori diatas.

Prognosis untuk eklampsia selalu serius. Penyakit

ini adalah salah satu penyakit paling berbahaya

yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya2

DISKUSI KASUS

Page 40: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Diagnosis Eklampsia pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

Anamnesis (Kejang generalisata, pusing, mual muntah, dan

penglihatan yang kabur) dan pemeriksaan fisik (Tekanan darah

230/100 mmHg, Edema, dan proteinuria +2) sesuai dengan teori

• Insiden Eklampsia tidak menutup kemungkinan terjadi pada

kelompok pasien yang multipara dan kehamilan lebih dari 30

minggu, sesuai pada kasus ini.

KESIMPULAN

Page 41: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pada kasus diatas, walaupun pada beberapa teori harus dilakukan

terminasi kehamilan, namun pada pasien ini tidak dilakukan, karena

kondisi pasien yang mengalami perbaikan setelah pengobatan,

sehingga kehamilan dipertahankan sampai keadaan aterm.

• Penatalaksanaan yang terbaik pada kasus diatas adalah dengan

memberikan magnesium sulfat.

• Pada kasus diatas, tenyata, Antenatal care yang teratur sangat

diperlukan untuk mencegah dan mendiagnosis dengan cepat

terjadinya eklampsia.

KESIMPULAN

Page 42: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

• Pada kasus diatas sebaiknya pasien harus tetap di monitor di rumah

sakit walaupun dalam kondisi yang stabil untuk meminimkan terjadinya

eklampsia berulang, atau terjadi komplikasi lain yang tidak diinginkan.

• Jika pada pasien ini, sudah dipulangkan, ada baiknya melakukan

antenatal care yang teratur pada dokter spesialis kandungan.

• Memberikan edukasi kepada pasien ini agar mengerti dengan benar

tentang penyakitnya dan dengan begitu, pasien ini menyadari

bahayanya sehingga ada kepeduliaan untuk mengontrol kehamilannya.

SARAN

Page 43: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

1. World Health Organization. WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia. Geneva:

WHO, 2011. Available at http://www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html.

2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gistrap LC III, and Wenstrom KD. Hypertensive disorders in pregnancy.

William Obstetrics 22nd ed. London: Prentice Hall International Inc; 2005.p.762-6,793

3. Schenone MH, Miller D, Samson JE, and mari G.(2013). “Eclampsia Characteristics and Outcomes: A comparison of two Eras”.

Journal of Pregnancy. USA.2013: p1-6

4. Mandy J. Bell. (2010). “A Historical Overview of Preeclampsia-eclampsia”. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 39. University of

Pittburgh, USA : 510-18.

5. Rajasri G, Yaliwal, PB Jaju, M Vanishree. 2011. “Eclampsia and Perinatal Outcome: A retrospective Study in a Teaching

Hospital”. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 5(5): p1056-9.

6. Uzan J Carbonel M, Piconne O, Asmar R, Ayoubi JM. 2011. “Pre-eclampsia: Pathophysiologi, diagnosis, and management”.

Vascular Healt and Risk management. 7. Departement of gynecology and Obstetrics,Hospital Foch, France: p467-74.

7. Shah H et all. May 2013. “ Aprospective study on the use of magnesium sulfate in prevention and management of eclampsia

with emphasis on adverse drug reactions”. International Journal of Research in Medical Sciences. Vol 1. India: p97-100.

REFERENSI

Page 44: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

8. Coghill AE, Hansen S, Littman AJ. 2011. “Risk Factors for eclampsia: a population-based study in

Washington State, 1987-2007”. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 205. USA: p553-5.

9. John France, Projestine S Muganyizi. 2012. “Characteristics of symptoms of imminent eclampsia: A case

referent study from tertiary hospital in Tanzania”. Open Journal of Obstetrics and Gynecology. 2. Muhimbili

University of Health, Tanzania: p311-17

10. Pandey R, Garg R, Darlong V, Punj J, Khanna P. 2011. “Recurrent Seizures in Pregnancy-Epilepsy or

Eclampsia: A Diagnostic Dilema? A Case Report”. American Association of Nurse Anesthetists Journal. 79:

p388-90.

11. Rodriguez M, Moreno J, Hasbun J. 2012. “RAS in Pregnancy and preeclampsia and Eclampsia”.

International Journal of Hypertension.2012. Valparaiso University, Chile: p1-6

12. Turner JA. 2010. “Diagnosis and Management of Pre-eclampsia: an update”. International Journal of

Women’s Health. 2. University of California, USA: p 327-37.

REFERENSI

Page 45: Case Report Eklampsia

EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 32 MINGGU

13. Tukur A Jido. 2012. “Eclampsia: Maternal and Fetal Outcome”. African health Sciences. 12. Bayero University,

Nigeria: p148-52.

14. Agida ET, Adeka BI, Jibril KA. 2010. “Pregnancy Outcome in Eclamptics at University of Abuja Teaching hospital,

Gwagwalada, Abuja: A 3 Years Review”. Nigerian Journal of Clinical Practice. 13(4). University of Abuja

Teaching Hospital: 394-98

15. Belfort MA, Anthony J, Saade GR, Allen JC. 2013. “A comparison of Magnesium Sulfate and Nimodipine for the

prevention of eclampsia”. The New England Journal of Medicine. 348. University of Utah Health Sciences

Center, USA: p 304-11.

16. Jabeen M, Yakoob MY, Imdad A, Bhutta ZA. 2011. “Impact of Interventions to prevent and manage

preeclampsia and eclampsia on stillbirths”. BMC Public Health. 11(3): p 1-11.

17. Fortner KB, Szymansky LM, Fox HE, Wallach EE. Eclampsia. The John Hopskins Manual of Gynecology and

Obstetrics 3rd Ed. 2007: p 186-8.

18. Arthur T Evans, et all. Eclampsia. Manual of Obstetrics 7th Ed. 2007. P184-7.

REFERENSI