Materi Pre Eklampsia

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pre eklampsi dan eklampsi merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin dan edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Sindroma pre eklampsi ringan seperti hipertensi, edema, dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre eklampsi berat, bahkan eklampsi (Prawirohardjo, 2002 : 282). Pre eklampsi dan eklampsi berdampak pada ibu dapat memperburuk fungsi beberapa organ dan sistem, yang diduga merupakan akibat vasospasme dan iskemia plasenta. Vasospasme mengurangi suplai oksigen ke organ-organ tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi arterial. Keadaan ini sangat berpengaruh pada ginjal, hati, otak, dan plasenta. Spasme arterial

Transcript of Materi Pre Eklampsia

Page 1: Materi Pre Eklampsia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pre eklampsi dan eklampsi merupakan komplikasi kehamilan dan

persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin dan

edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Sindroma pre

eklampsi ringan seperti hipertensi, edema, dan proteinuria sering tidak

diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre

eklampsi berat, bahkan eklampsi (Prawirohardjo, 2002 : 282).

Pre eklampsi dan eklampsi berdampak pada ibu dapat memperburuk

fungsi beberapa organ dan sistem, yang diduga merupakan akibat vasospasme

dan iskemia plasenta. Vasospasme mengurangi suplai oksigen ke organ-organ

tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi arterial. Keadaan ini sangat

berpengaruh pada ginjal, hati, otak, dan plasenta. Spasme arterial

menyebabkan retina mata mengecil, dan jika terjadi perdarahan, dapat

menimbulkan kebutaan (Pillitteri, 2002 : 908).

Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan serebral

dan gangguan visus, bahkan perdarahan (Mochtar, 1998 : 200). Komplikasi

ini yang merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsi

(Prawirohardjo, 2002 : 296). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga

tahun 2001, eklampsi merupakan penyebab kematian ibu kedua yaitu sebesar

24% setelah perdarahan (28%), dan infeksi (11%) (Depkes RI, 2004 : 17). Di

Provinsi Lampung, eklampsi juga menduduki urutan kedua sebesar (18,75%)

Page 2: Materi Pre Eklampsia

setelah perdarahan (50,69%) (Depkes Provinsi Lampung, 2005 : 59). Angka

ini masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian ibu di

negara-negara berkembang yang disebabkan oleh eklampsi yaitu sekitar 9,8-

25,5% (Prawirohardjo, 2002 : 297).

Dampak pre eklampsi pada janin dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan yang bisa mengakibatkan berat bayi lahir rendah (Bennett, 1993

: 312). Keadaan ini terjadi karena spasmus arteriola spinalis decidua

menurunkan aliran darah yang menuju ke plasenta, yang mengakibatkan

gangguan fungsi plasenta (Mochtar, 1998 : 200, dan Prawirohardjo, 2002 :

285). Selain itu, menurunnya fungsi plasenta dapat meningkatkan kejadian

hipoksia janin pada masa kehamilan dan persalinan. Kerusakan plasenta yang

masih ringan akan mengakibatnya hipoksia janin, dan jika kerusakan lebih

parah, dapat terjadi kematian janin dalam kandungan (Bennett, 1993 : 312).

Kematian, janin karena pre eklampsi mencapai 10% dan meningkat menjadi

25% pada eklampsi (Pilliteri, 2002 : 73).

Penyebab terjadinya eklampsi sampai saat ini belum diketahui dengan

pasti, tetapi ditemukan beberapa faktor resiko terjadinya pre eklampsi, yaitu

primigravida usia <20> 35 tahun, nullipara, kehamilan ke lima atau lebih,

kehamilan pertama dari pasangan yang baru, usia ibu kurang dari 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, gemelli / kehamilan ganda, kehamilan multiple,

molahidatidosa, Hidramnion, Diabetes gestasional, riwayat penyakit ibu

seperti; hipertensi kronis, hipertensi esensial, penyakit ginjal, penyakit hati,

diabetes mellitus, adanya riwayat keluarga dengan pre eklampsi, sosial

Page 3: Materi Pre Eklampsia

ekonomi rendah, ibu yang bekerja, pendidikan yang kurang, faktor ras dan

etnik, obesitas dengan indeks masa tubuh lebih dari atau sama dengan 35

kg/m², dan lingkungan /letak geografis yang tinggi (Chapman, 2006 : 162,

Cunningham, 2005 : 630, Manuaba, 1998 : 35, 41, Bennett, 1993 : 310,

Pillitteri, Prawirohardjo, 2002 : 287, dan Varney, 1997 : 360).

Sindroma pre eklampsi dapat dicegah dan dideteksi secara dini.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan yang secara rutin mencari tanda-tanda

pre eklampsi, sangat penting dalam usaha pencegahan pre eklampsi berat dan

eklampsi. Ibu hamil yang mengalami pre eklampsi perlu ditangani dengan

segera. Penanganan ini dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan

anak. (Prawirohardjo, 2002 : 282).

Frekuensi kejadian pre eklampsi menurut the National Center for

Health Statistics pada tahun 1998 adalah 3,7% dari seluruh kehamilan

(Cunningham, 2005 : 625). Frekuensi pre eklampsi untuk tiap negara

berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Dalam kepustakaan frekuensi pre eklampsi dilaporkan berkisar antara 3-10%

(Prawirohardjo, 2002 : 287). Angka kejadian pre eklampsi dan eklampsi di

Provinsi Lampung 26,7%, sedangkan di Rumah Sakit Abdoel Moeloek

Bandar Lampung, angka kejadian pre eklampsi dan eklampsi adalah 184

kasus dari 690 persalinan pada tahun 2003 (Hartini, 2003 : 2). Dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Jendral Ahmad Yani kota

Metro, pasien yang menderita pre eklampsi dan eklampsi sebanyak 73 orang

(6,62%), kasus pre eklampsi 69 orang dan eklampsi 4 orang. Kasus pre

Page 4: Materi Pre Eklampsia

eklampsi dan eklampsi ini merupakan urutan ke-5 terbanyak setelah

persalinan normal 463 orang (41,97%), abortus inkompletus 127 orang

(11,51%), seksio sesaria 103 orang (9,34%), dan ketuban pecah dini 77 orang

(6,98%) (Medical Record RSUD Jendral Ahmad Yani kota Metro, 2006).

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre

eklampsi dan eklampsi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut : ”Bagaimanakah gambaran klasifikasi pre

eklampsi dan eklampsi serta karakteristik ibu dengan pre eklampsi dan

eklampsi?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran

klasifikasi pre eklampsi dan eklampsi serta gambaran karakteristik ibu

hamil dengan pre eklampsi dan eklampsi

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran klasifikasi pre eklampsi dan eklampsi

b. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre

eklampsi dan eklampsi berdasarkan usia

Page 5: Materi Pre Eklampsia

c. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre

eklampsi dan eklampsi berdasarkan pekerjaan di Ruang Kebidanan

RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2006.

d. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre

eklampsi dan eklampsi berdasarkan paritas di Ruang Kebidanan

RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2006.

e. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre

eklampsi dan eklampsi berdasarkan riwayat penyakit ibu hamil di

Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun

2006.

f. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu dengan pre eklampsi

dan eklampsi berdasarkan riwayat kehamilan ibu sekarang di Ruang

Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun 2006.

D. Manfaat Penelitian

Penelitiam imi diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai bahan informasi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

tentang pre eklampsi dan eklampsi pada ibu dan karakteristiknya baik

bagi ibu maupun prodi.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan

antenatal care (ANC) khususnya deteksi dini pre eklampsi kepada

masyarakat tentang faktor resiko terjadinya pre eklampsi dan eklampsi

Page 6: Materi Pre Eklampsia

3. Mengembangkan pengetahuan penulis tentang pre eklampsia atau

eklampsia dan metode penelitian deskriptif tentang karakteristik resiko

terjadinya pre eklampsia dan eklampsia

4. Bagi penelitian lainnya, sebagai perbandingan dan masukan untuk

melakukan penelitian selanjutnya tentang pre eklampsi dan eklampsi

dengan jenis penelitian lain atau penambahan variabel penelitian yang

lebih lengkap, dan metode penelitian yang berbeda.

Page 7: Materi Pre Eklampsia

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan,

takhayul dan penerangan yang keliru (Soekanto, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2003) Semakin banyak informasi yang

didapat maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat karena

informasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan :

a. Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rancangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

Page 8: Materi Pre Eklampsia

b. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

mengiterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan.

c. Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

Page 9: Materi Pre Eklampsia

yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari informasi-informasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

(Notoatmodjo, 2003).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor instrinsik

Faktor intrinsik mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi,

emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah

rangsangan dari luar.

b. Faktor ekstrinsik

Meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim

manusia, sosial ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2003).

c. Karakteristik ibu

1) Umur

Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkam sampai saat berulang tahun (Nursalam dan Pariani,

2001).

Page 10: Materi Pre Eklampsia

Menurut Prawirohardjo (2005) dalam kurun reproduksi

sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20 – 30 tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan lebih baik

pengetahuan untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian

(Nursalam dan Pariani, 2001).

2) Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Pariani, 2001).

a) Pendidikan Tinggi: Akademik / Perguruan Tinggi

b) Pendidikan Sedang: Tamat SLTA / SLTP

c) Pendidikan Rendah : Tamat SD / Tidak Sekolah

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya, dengan

bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai,

bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman

(Notoadmodjo , 2003)

a) Bekerja : Buruh tani, Wiraswasta, PNS / ABRI

Page 11: Materi Pre Eklampsia

b) Tidak bekerja Ibu rumah tangga

4) Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami

wanita (Maimunah, 2005). Paritas 2-3 merupakan paritas paling

aman ditinjau dari sudut kematian maternal.

Menurut Prawirohardjo (2005) paritas dibagi menjadi 3:

a) Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan untuk

pertama kali.

b) Multipara adalah seorang wanita yang melahirkan beberapa

kali tidak lebih dari 5 kali

c) Grande multipara adalah seorang yang melahirkan lebih

dari 5 kali (Prawirohardjo, 2005).

Paritas 2- 3 merupakan paritas paling aman di tinjau dari

sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (>3)

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi

paritas lebih tinggi kematian maternal.

Menurut Notoatmodjo (2002), bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

3. Sikap

Merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).

Page 12: Materi Pre Eklampsia

4. Perilaku

Dari pandangan biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada

hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri

(Notoatmodjo, 2003).

B. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Saifudin, 2009).

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adala h 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2009). Bila

dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender

internasional.

Kehamilaan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke -13 hingga ke -27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke -28 hingga ke -40).

2. Tanda-tanda kehamilan

Menurut Hidayat (2009) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 antara

lain :

Page 13: Materi Pre Eklampsia

a. Tanda presumtif

1) Amenore

Wanita harus me ngetahui tanggal pertama haid terakhir

supaya dapat ditaksir umur keha milan dan taksiran tanggal

persalinan.

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi

hari maka disebut morning sickness (sakit pagi).

3) Mengidam (ingin maka n sesuatu)

Ibu hamil ser ing meminta maka nan atau minuman tertentu

terutama pada bulan-bulan pertama.

4) Tidak tahan suatu bau-bauan.

5) Pingsan

Bila berada ditempat-tempat ramai atau sesak dan padat

bisa pingsan.

6) Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama ke hamilan,

kemudian nafsu makan timbul kembali.

7) Lelah (fatigue)

Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus

dan alveoli payudara.

Page 14: Materi Pre Eklampsia

8) Sering kencing, karena ka ndungkemih tertekan oleh rahim

yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini kembali, karena

kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

9) Konstipasi atau obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun

karena pengaruh hormon steroid.

10) Pigme ntasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum), areola

payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra).

11) Epulis : hipertropi dari papil gusi.

12) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis,

dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar,

dan konsistensi dari rahim.

3) Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas ismus servik

sehingga ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila

ismus ditekan dari arah yang berlawanan.

4) Tanda chadwick

Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau

keunguan pada vulva, dan vagina.

Page 15: Materi Pre Eklampsia

5) Tanda piscaseck

Tanda piscaseck adalah uterus membesar kesalah satu jurusan

hingga menonjol jelas kejurusan tersebut. Kontraksi-kontraksi

kecil uterus bila dirangsang (braxton - hicks).

6) Teraba ballotement

7) Reaksi kehamilan positif

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, dan diraba, juga

bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin, yang dapat didengar dengan stetoskop

Monoral laennec, dengan alat doppler, dengan feto

elektrokardiogram, dan dapat dilihat dari ultrasonografi.

C. Preeklampsia

1. Pengertian Preeklampsia

Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli :

a. Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi

yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau

edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu

sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ).

b. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan

protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler

atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul

Page 16: Materi Pre Eklampsia

setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar,

1998 ).

c. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau

segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)

d. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai

oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran

Dorland ).

2. Etiologi / Faktor Penyebab Preeklampsia

Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum

diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang

penyebab preeklampsia, yaitu :

a. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan mola hidatidosa.

b. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.

c. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus.

d. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

Faktor Predisposisi Preeklamsia

a. Molahidatidosa

b. Diabetes melitus

c. Kehamilan ganda

d. Hidropfetalis

Page 17: Materi Pre Eklampsia

e. Obesitas

f. Umur yang lebih dari 35 tahun

3. Klasifikasi Preeklampsia

Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Preeklampsia Ringan

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau

lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara

pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan

dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat

1 kg atau lebih per minggu.

3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 +

atau 2 + pada urin kateter atau midstream.

a. Preeklampsia Berat

1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.

3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .

4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada

epigastrium.

5) Terdapat edema paru dan sianosis.

Page 18: Materi Pre Eklampsia

4. Patofisiologi Preeklamsia

Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi

dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan

penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit.

Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia.

Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya

hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya

peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang

berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan

perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan

plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth

Retardation.

5. Manifestasi Klinik Preeklampsia

a. Pertambahan berat badan yang berlebihan

b. Edema

c. Hipertensi

d. Proteinuria

e. Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal,

diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau

muntah

6. Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :

Page 19: Materi Pre Eklampsia

a) Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )

b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )

c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )

2) Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

3) Pemeriksaan Fungsi hati

a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

d) Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat

(N= 15-45 u/ml)

e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat

( N= <31 u/l )

Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

4) Tes kimia darah

Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )

b. Radiologi

1) Ultrasonografi

Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan

intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan

ketuban sedikit.

Page 20: Materi Pre Eklampsia

2) Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah.

7. Diagnosis Preeklampsia

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

a. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,

hipertensi, dan timbul proteinuria

b. Gejala subyektif : sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium;

gangguan visus; penglihatan kabur, diplopia; mual dan muntah.

c. Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang

d. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan protei-

nuria pada pemeriksaan laboratorium

8. Komplikasi Preeklampsia

Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang

termasuk komplikasi antara lain:

a. Pada Ibu

1) Eklampsia

2) Solusio plasenta

3) Pendarahan subkapsula hepar

4) Kelainan pembekuan darah ( DIC )

5) Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low

platelet count )

6) Ablasio retina

7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.

Page 21: Materi Pre Eklampsia

b. Pada Janin

1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus

2) Prematur

3) Asfiksia neonatorum

4) Kematian dalam uterus

5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

9. Pencegahan Preeklampsia

a. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti,

mengenali tanda-tanda sedini mungkin (preeklampsi ringan), lalu

diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi

lebih berat.

b. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsi

kalau ada faktor-faktor predisposisi.

c. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan,

serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta

karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan

yang berlebihan.

10. Penanganan Preeklampsia

a. Penanganan preeklampsia ringan

1) Istirahat ditempat tidur.

2) Beri oba t anti hipertensi.

3) Beri sedativa ringan.

4) Beri obat penunja ng (vitamin B komplek, vitamin C atau

Page 22: Materi Pre Eklampsia

vitamin E, zat besi).

5) Garam dalam makana n dikurangi.

6) Jadwal pemeriksaan ibu hamil dipercepat dan diperketat.

b. Penanganan preeklampsia berat

1) Rawat di rumah sakit diruang isolasi.

2) Beri sedativa yang kuat.

3) Pemberia sulfat magnesium jika kejang berulang.

4) Penggunaan kombinasi pengobatan.

5) Bila terdapat oligouria beri glukosa 40% secara IV.

6) Hentikan ke hamilan.

D. Eklampsia

1. Pengertian Eklampsia

Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “

halilintar “ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan

menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut

sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan ,

ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien

yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara

kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia

kehamilan.) Prawiroharjo 2005.

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam

persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul

Page 23: Materi Pre Eklampsia

akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah

menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 )

Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama

kehamilan. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya:

a. Nyeri kepala di daerah frontal

b. Nyeri epigastrium

c. Penglihatan semakin kabur

d. Adanya mual muntah

e. Pemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia atau mudah teransang.

Kemudian  dengan teori iskemia implantasi plasenta juga dapat terjadi

berbagai gejalanya eklampsia yaitu :

a. Kenaikan tekanan darah

b. Pengeluaran protein dalam urine

c. Edema kaki, tangan sampai muka

d. Terjadinya gejala subjektif :

1) Sakit kepala

2) Penglihatan kabur

3) Nyeri pada epigastrium

4) Sesak nafas

5) Berkurangnya pengeluaran urine

e. Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma

f. Terjadinya kejang

Page 24: Materi Pre Eklampsia

Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan

angiontensin, renin dan aldosteron sebagai kompensasi sehingga

peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada eklampsia

maka terjadi penurunan angiotensin, renin dan aldosteron tetapi dapat

dijumpai edema, hipertensi dan proteinuria.

Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :

a. Eklampsia gravidarum

1) Kejadian 50% sampai 60 %

2) Serangan terjadi dalam keadaan hamil

b. Eklampsia parturientum

1) Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %

2) Saat sedang inpartu

3) Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama

saat mulai inpartu

c. Eklampsia puerperium

1) Kejadian jarang 10 %

2) Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

Kejang – kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :

a. Tingkat awal atau aura

1) Berlangsung 30 – 35 detik

2) Tangan dan kelopak mata gemetar

3) Mata terbuka dengan pandangan kosong

4) Kepala di putar ke kanan atau ke kiri

Page 25: Materi Pre Eklampsia

b. Tingkat kejang tonik

1) Berlangsung sekitar 30 detik

2) Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat

diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam,

lidah dapat tergigit.

c. Tingkat kejang klonik

1) Berlangsung 1 sampai 2 menit

2) Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik

3) Konsentrasi otot berlangsung cepat

4) Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus

5) Mata melotot

6) Mulut berbuih

7) Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis

8) Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan

d. Tingkat koma

1) Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas

2) Diikuti,yang lamanya bervariasi

Selama terjadi kejang – kejang dapat terjadi suhu naik mencapai

40 ˚c, nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.

Kejang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin :

a. Komplikasi ibu :

1) Dapat menimbulkan sianosis

2) Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru

Page 26: Materi Pre Eklampsia

3) Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan

kegagalan jantung mendadak

4) Lidah dapat tergigit

5) Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka

6) Gangguan fungsi ginjal

7) Perdarahan

8) Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus

b. Komplikasi janin dalam rahim :

1) Asfiksia mendadak

2) Solusio plasenta

3) Persalinan prematuritas

Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia :

a. Jumlah primigravida terutama primigravida muda

b. Distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola

hidatosa

c. Adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus,

kegemukan

d. Jumlah umur ibu di atas 35 tahun

2. Etiologi eklampsia

Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah

jantung atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru –

paru. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan

persalinan prematuritas.

Page 27: Materi Pre Eklampsia

Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia :

a. Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke

arah lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton

b. Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus

vagus yang menyebabkan :

1) Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan

dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur

2) Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di

keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru – paru

pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.

c. Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan

bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim maupun

di luar rahim .

Oleh sebab itu perlu memperhatikan  komplikasi dan tingginya

angka kematian ibu dan bayi. Maka usaha utama adalah mencegah pre

eklampsia menjadi eklampsia perlu diketahui bidan dan selanjutnya

melakukan rujukan ke rumah sakit.

3. Patofisiologi Eklampsia

Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan

cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Bahwa pada eklampsia

dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang

tinggi dari pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk

mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium.

Page 28: Materi Pre Eklampsia

Serta pada eklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein

meningkat.

Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke

plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi 

pertumbuhan janin terganggu sehingga terjadi gawat-janin sampai

menyebabkan kematian karena kekurangan oksigenisasi. Kenaikan tonus

uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering terjadi pada

eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.

Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam

ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang.

Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan

proteinuria dan mungkin dengan retensi garam dan air. Mekanisme

retensi garam dan air akibat perubahan dalam perbandingan antara

tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus.

Pada kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan

kenaikan filtrasi glomerulus. Penurunan filtrasi glomelurus akibat

spasmus arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui

glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan retensi air.

Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga

menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria

atau anuria.

Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau

menyeluruh pada  beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat.

Page 29: Materi Pre Eklampsia

Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan

indikasi untuk pengakhiran kehamilan . Setelah persalinan berakhir,

retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Skotoma, diplopia, dan

ambiliopia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya

eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam

pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.

Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita

eklampsia. Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri.

Perubahan pada otak bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada

hipertensi dalam kehamilan lebih tinggi  pada eklampsia. Sehingga aliran

darah ke otak dan pemakaian oksigen pada eklampsia akan menurun.

Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang

menyertai eklampsia sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang

intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan

hematokrit, peningkatan protein serum, dan bertambahnya edema,

menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah meningkat,

waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke

jaringan diberbagai bagian tubuh berkurang  akibatnya hipoksia. Dengan

perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya

hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan

berhasilnya pengobatan.

Page 30: Materi Pre Eklampsia

4. Diagnosis eklampsia

Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan

prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu ketat

dilakukan agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala eklampsia.

Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi

kejang – kejang eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre eklampsia

sebelumnya.

Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dalam anamnesis

diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dengan

tanda pre eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena

sebab lain.

5. Komplikasi eklampsia

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha

utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia

dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi

pada pre eklampsia berat dan eklampsia :

a. Solusio plasenta

Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat

mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat

menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.

b. Hipofibrinogenemia

Page 31: Materi Pre Eklampsia

Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya

di bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen

harus secara berkala.

c. Hemolisis

Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan

integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan

hemoglobin. Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal

karena ikterus.

d. Perdarahan otak

Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada

penderita eklampsia.

e. Kelainan mata

Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai

seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang

merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.

f. Edema paru – paru

g. Nekrosis hati

Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat

vasopasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui

dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

h. Sindroma HELLP

Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda :

hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang

Page 32: Materi Pre Eklampsia

diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat

timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa

hari setelah melahirkan.

i. Kelainan ginjal

Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan

sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur

lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal

ginjal.

j. Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh

akibat kejang -  kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.

k. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.

6. Prognosa eklampsiaEklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada

kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 ).

Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam makan prognosa agak baik. Sebaliknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.

Gejala – gejala lain memperberat prognosa dikemukakan oleh Eden ialah ; koma yang lama, nadi di atas 120 x / menit, suhu di atas 39 ˚c, tekanan darah di atas 200 mmHg, proteinuria 10 gram sehari atau lebih, tidak adanya edema, edema paru – paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.

7. Pencegahan eklampsiaPada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau

frekuensinyadi kurangi. Usaha – usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri atas meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda – tanda pre eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila dirawat tanda –

Page 33: Materi Pre Eklampsia

tanda pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 )

8. Penanganan eklampsiaTujuan utama penanganan eklampsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :1) Beri obat anti konvulsan2) Perlengkapan untuk penanganan kejang 3) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma4) Aspirasi mulut dan tenggorokan5) Baringkan pasien pada sisi kiri6) Posisikan secar trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi7) Berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.

I.      Pengobatan eklampsia

Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan

pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.

Konsep pengobatannya :

a.       Menghindari terjadinya :

·         Kejang berulang

·         Mengurangi koma

·         Meningkatkan jumlah dieresis

b.      Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :

·         Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valium

·         Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan

valium 10 sampai 20 mgr

c.       Sertai petugas untuk memberikan pertolongan:

·         Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah

Page 34: Materi Pre Eklampsia

·         Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan

O2

·         Hindari terjadinya trauma tambahan

Perawatan kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :

1.      Kamar isolasi

-   Hindari rangsangan dari luar sinar dan keributan

-  Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien

-  Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas

2.      Pengobatan medis

Banyak pengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan

dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :

-  Sistem stroganof

-  Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang

-  Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah ,

mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan

deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga

menurunkan gejala klinis eklampsia.

-  Diazepam atau valium

 -     Litik koktil

3.      Pemilihan metode persalinan

Page 35: Materi Pre Eklampsia

Pilihan pervaginam diutamakan :

-  Dapat didahului dengan induksi persalinan

-     Bahaya persalinan ringan

-    Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan

ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk

mempercepat kala pengeluaran.

-    Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan manual

-    Menghindari perdarahan dengan diberikan uterotonika

Pertimbangan seksio sesarea :

-  Gagal  induksi persalinan pervaginam

-   Gagal pengobatan konservatif

Page 36: Materi Pre Eklampsia

DAFTAR PUSTAKA

Don Hillary, MD. Perawatan Penderita Dalam Keadaan Kritis, Binarupa Aksara,

Jakarta 1997

Sayfudin Abdul Bari Prof. dr. SpOG, MPH, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan bina pustaka sarwono

prawirohardjo, Jakarta, 2002

Marlin E. Doenges, dkk. Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Pedoman Untuk

Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC 2002

Wiknnjosastro Hanifa, Prof. dr. DSOG, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo, Jakarta 1999

Hadi Naba (2011) Angka Kematian Preeklampsia dan eklampsia Rumah Sakit

Umum Tarakan Kalimantan Timur  Tahun 2011, Universitas Sumatra Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22337/4/Chapter%20II.pdf

.DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar bidan Myles, Diane M. Fraser, Margaret A Cooper. Jakarta

EGC 2009

Manuaba, Ida Bagus Gede , Ilmu kebidanan , Penyakit kandungan dan

Kb untuk pendidikan bidan , Jakarta EGC 1998

Obstetri William : panduan ringkas / Kenneth J. Lereno, Egi Komara

Yudha, Nike Budhi Subekti, Jakarta EGC 2009.

Page 37: Materi Pre Eklampsia

Rukiyah, Lia yulianti. 2010. ASUHAN KEBIDANAN 4 PATOLOGI,

Jakarta Tim.