Definisi Afasia

3
Definisi Afasia Untuk mengenal lebih dalam tentang afasia kita perlu untuk mengetahui dan memahami definisi dari afasia tersebut. Pengetahuan tentang definisi ini penting, karena biasanya dalam definis tersebut terdapat beberapa hal yang cukup menentukan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Definisi 1. Aphasia is a loss or impairment of language due to some type of brain injury(1) “Afasia adalah kehilangan atau kelemahan bahasa yang disebabkan oleh semacam luka pada otak” Definisi 2. “Afasia merupakan gangguan bahasa perolehan yang disebabkan oleh cedera otak dan ditandai oleh gangguan pemahaman serta gangguan pengutaraan bahasa, lisan maupun tertulis” (2) Dari dua definisi diatas memang berbeda secara redaksional, namun terdapat-setidaknya-dua aspek yang menyamakan dua definisi berbeda tersebut, yaitu aspek gejala (Syndrome) dan aspek penyebab (cause). Kedua definisi tersebut menyatakan bahwa afasia adalah masalah yang berkaitan dengan masalah (kehilangan dan ganguan) bahasa. Yang bila dijabarkan lebih lanjut, terlihat bahwa masalah bahasa ini memiliki jenis yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi afasia sensorik, afasia motorik dan afasia campuran. Kemudian dua definisi tersebut menyebutkan juga hal yang sama mengenai adanya masalah (luka dan cedera) pada otak, yang nantinya letak, jenis dan besarnya luka pada otak inilah yang menentukan jenis afasia yang dialami serta derajat keparahannya. Referensi : 1. Allen Agranowitz et al., Aphasia Handbook for Adults and Children 7th Printing, Illinois : Charles C. Thomas, 1975.

description

afasia salah satu gangguan pada neurologi

Transcript of Definisi Afasia

Definisi Afasia

Untuk mengenal lebih dalam tentang afasia kita perlu untuk mengetahui dan memahami definisi dari afasia tersebut.Pengetahuan tentang definisi ini penting, karena biasanya dalam definis tersebut terdapat beberapa hal yang cukup menentukan untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Definisi 1.“Aphasia is a loss or impairment of language due to some type of brain injury” (1)“Afasia adalah kehilangan atau kelemahan bahasa yang disebabkan oleh semacam luka pada otak”

Definisi 2.“Afasia merupakan gangguan bahasa perolehan yang disebabkan oleh cedera otak dan ditandai oleh gangguan pemahaman serta gangguan pengutaraan bahasa, lisan maupun tertulis” (2)

Dari dua definisi diatas memang berbeda secara redaksional, namun terdapat-setidaknya-dua aspek yang menyamakan dua definisi berbeda tersebut, yaitu aspek gejala (Syndrome) dan aspek penyebab (cause). Kedua definisi tersebut menyatakan bahwa afasia adalah masalah yang berkaitan dengan masalah (kehilangan dan ganguan) bahasa. Yang bila dijabarkan lebih lanjut, terlihat bahwa masalah bahasa ini memiliki jenis yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi afasia sensorik, afasia motorik dan afasia campuran. Kemudian dua definisi tersebut menyebutkan juga hal yang sama mengenai adanya masalah (luka dan cedera) pada otak, yang nantinya letak, jenis dan besarnya luka pada otak inilah yang menentukan jenis afasia yang dialami serta derajat keparahannya.Referensi :1. Allen Agranowitz et al., Aphasia Handbook for Adults and Children 7th Printing, Illinois : Charles C. Thomas, 1975.2. Reni Dharmaperwira-Prins, Afasia, deskripsi, pemeriksaan, penanganan edisi kedua, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002.

GANGGUAN afasia terdiri dari afasia Broca, Wernicke, global, konduksi,transkortikal motorik, transkortikal sensorik, dan transkortikal campuran.

Seseorang disebut afasia global bila semua modalitas bahasa-meliputi kelancaran berbicara, pengertian bahasa lisan, penamaan, pengulangan,membaca, menulis-terganggu berat. Penderita tidak ada suara sama sekali dan tidak mengerti apa yang dikatakan lawan bicara, serta tidak bisa membaca dan menulis. Ini terjadi karena kerusakan otak yang luas disertai kelumpuhan otot-otot tubuh sisi kanan.

Afasia Broca atau afasia motorik merupakan ketidakmampuan bertutur kata. Namun, ia mengerti bila diperintah dan menjawab dengan gerakan tubuh sesuai perintah itu. Karena kerusakan terjadi berdampingan dengan pusat otak untuk pergerakan otot-otot tubuh, penderita juga lumpuh di otot-otot tubuh sebelah kanan.

Afasia Wernicke atau afasia sensorik merupakan ketidakmampuan memahami lawan bicara. Ia hanya lancar mengeluarkan isi pikiran, tetapi tidak mengerti pembicaraan orang lain. Itu sebabnya mengapa orang sering menganggap penderita sakit jiwa. Pada tingkat sangat berat, perintah satu kata, seperti “duduk!” atau “makan!”, juga tidak dipahaminya. Ia hanya mengerti bila dilakukan dengan gerakan, karena pengertian ini diterima otak melalui penglihatan.

Afasia konduksi merupakan ketidakmampuan mengulangi kata atau kalimat lawan bicara. Namun, penderita masih mampu mengeluarkan isi pikiran dan menjawab kalimat lawan bicaranya.

Afasia anomik membuat penderita ini tidak mampu menyebut nama benda yang dilihat, angka, huruf, bentuk benda, dan kata kerja dari gambar yang dilihat. Ia juga tak bisa menyebut nama binatang yang didengar suaranya atau benda yang diraba. Gangguan anomik terdapat pada semua penderita afasia dengan variasi kemampuan.

Pada afasia transkortikal sensorik, gangguan mirip dengan Wernicke, tetapi mampu menirukan kata/kalimat lawan bicara. Gangguan pada afasia transkortikal campuran mirip afasia global, namun mampu meniru ucapan lawan bicara.