2. FKL AFASIA

31
dr. H. EDDY ARIO KOENTJORO, Sp.S

description

yes

Transcript of 2. FKL AFASIA

Page 1: 2. FKL AFASIA

dr. H. EDDY ARIO KOENTJORO, Sp.S

Page 2: 2. FKL AFASIA

PENDAHULUAN

Fungsi kortikal luhur -> bagian pengetahuan dr Neurologi behavior

Neurobehavior : disiplin ilmu baru yg mengerti dan mengobati gangguan behavior (perilaku) krn kerusakan otak akibat suatu penyakit

FKL : kemampuan manusia dr hasil kerja asosiasi dan integrasi tingkat tinggi dr korteks otak dgn bagian-bagian otak lainnya.

FKL yg dpt dinilai scr neuropsikologi : atensi, bahasa, memori, eksekutif, visuospatial, praksis, emosi

Gejala penurunan FKL : afasia, amnesia, apraksia, agnosia, akalkulia, aleksia, agrafia, perubahan emosi dsb

Pd stroke dpt/tdk disertai gejala penurunan FKL -> penting untuk kepentingan terapi dan rehabilitasi

Page 3: 2. FKL AFASIA

Yang dimaksud dengan fungsi luhur /fungsi kortikal luhur :1. Bahasa2. Persepsi3. Memori4. Emosi5. Kognitif /

Intelegensia

Pada buku yang lain didefinisikan :

1. Attention

2. Memory

3. Calculation

4. Abstract, Thought

5. Spatial

6. Visual

Page 4: 2. FKL AFASIA

FUNGSI KORTIKAL LUHUR

Untuk memahami FKL perlu dipelajari neuroanatomi otakFungsi kortikal primer:

Penglihatan di korteks oksipital bilateral Pendengaran di korteks temporal bilateral Penciuman di korteks limbik frontal bilateral Perasa (eksteroseptif & propioseptif) di korteks parietal

bilateral Pengecap di korteks insula bilateral Pergerakan di korteks motorik frontal bilateral

Pd perkembangan ontogenik (individual) otak khususnya hemisfer terdapat spesialisasi otak yakni perbedaan fungsi otak belahan kiri (hemisfer kiri) dan kanan (hemisfer kanan)

Page 5: 2. FKL AFASIA

HEMISFER KIRI

Merupakan pusat otak yg dominan untuk berbahasa lisan dan tulisan

Berperan dlm proses berpikir yg logis, analitis, linier dan bertindak yg rasional

Gejala yg timbul jika ada kerusakan pd hemisfer kiri : Afasia Apraksia orobucal Aleksia Agrafia Akalkulia Gangguan orientasi kiri dan kanan Agnosia jari Gangguan emosi : Depresi Gangguan memori verbal

Page 6: 2. FKL AFASIA

HEMISFER KANAN

Berperan dlm pengamatan diri, pengamatan ruang dan pengamatan lingkungan

Berbahasa non verbal, gaya bahasa Fungsi emosi yg berhubungan dgn visuospatial -> mengenal dan

memahami org lain dgn mimik gembira/marah, bidang seni Berperan dlm proses berpikir holistik, berkaitan dgn emosi dan

intuisi Pusat berimajinasi Berkembang dgn pengalaman non formal (di luar sekolah) Gejala yg timbul bila ada kerusakan di hemisfer kanan :

Apraksia konstruksi dan berpakaian Prosogpagnosia Amusi Anosognosia Hemineglect Simultan anogsia Gangguan emosi : Mania Gangguan memori visual

Page 7: 2. FKL AFASIA
Page 8: 2. FKL AFASIA
Page 9: 2. FKL AFASIA
Page 10: 2. FKL AFASIA

PEMBAGIAN AFASIA

AFASIA KELANCARAN BERBICARA

PENGERTIAN BAHASA LISAN

PENAMAAN PENGULANGAN MEMBACA MENULIS

BROCA - + - - - -WERNICKE + - - - - -GLOBAL - - - - - -ANOMIK + + - + + +KONDUKSI + + +/- - + +TRANSKORTIKAL MOTORIK - + +/- + + +

TRANSKORTIKAL SENSORIK + - - + - +/-

TRANSKORTIKAL CAMPURAN - - - + - -

CATATAN : POSITIF BERARTI NORMAL, NEGATIF BERARTI TERGANGGU, POSITIF/NEGATIF BERARTI NORMAL ATAU SEDIKIT TERGANGGU

Page 11: 2. FKL AFASIA
Page 12: 2. FKL AFASIA

AFASIA GLOBAL

Bila modalitas inni semuanya terganggu sangat berat, biasanya penderita tdk ada suara sama sekali dan tdk mengerti pembicaraan lawan bicara sama sekali serta tdk mengerti bahasa tulisan, kerusakan otak yg luas disertai kelumpuhan otot-otot tubuh sisi kanan

Afasia global setelah rehabilitasi tingkat keparahannya akan berkurang

Penilaian dgn tes afasia yg parameter modalitas bahasanya sdh divalidasi dan distandarisasi

Page 13: 2. FKL AFASIA

AFASIA BROCA (AFASIA MOTORIK)

Pd fase akut stroke, gangguannya adalah sama sekali tdk dpt bertutur kata bahkan menyebut vokal dr huruf. Bila diperintah dgn kalimat perintah, penderita mengerti arti kalimat perintah tersebut dan melakukan jawaban dgn pergerakan tubuh sesuai kalimat perintah tersebut.

Krn kerusakan pd daerah yg berdampinagn dgn pusat pergerakan otot tubuh (otak sisi kiri depan) -> kelumpuhan otot-otot tubuh sisi kanan

Penilaian pd fase lanjut setelah rehabilitasi -> gangguan berupa sisa gejala dr afasia global

Page 14: 2. FKL AFASIA

AFASIA WERNICKE (AFASIA MOTORIK)

Pd fase akut -> gangguannya berupa penderita lancar berbicara, pd tingkat berat berbicaranya berlebihan sehingga lawan bicara tdk dpt mengerti maksud penderita. Kalimat lawan bicara mampu didengar penderita tetapi tdk dpt dimengerti. Pd tingkat sgt berat, penderita tdk mengerti perintah 1 kata (misal: duduk, makan, tidur dll)

Tdk ada kelumpuhan otot-otot tubuh -> keluarga penderita srg menganggap penderita mengalami skt jiwa

Pd fase lanjut setelah rehabilitasi -> gangguan dpat berupa sisa gejala dr afasia global dgn tingkat pengertian bahasa lisan sedikit perbaikan

Page 15: 2. FKL AFASIA

AFASIA KONDUKSI

Ciri khas -> penderita tdk mampu mengulangi/meniru tutur kata atau kalimat yg diucapkan lawan bicara tetapi mampu bertutur kata lancar dan mengerti kalimat yg diucapkan lawan bicara dan menjawabnya

Page 16: 2. FKL AFASIA

AFASIA ANOMIK

Penderita tdk mampu menyebut nama-nama benda yg diperlihatkan, angka, huruf, bentuk benda dan kata kerja dr gambar-gambar yg diperlihatkan, menyebut nama binatang yg sdh didengarkan suaranya, menyebut benda yg dirabanya.

Penderita mengalami kesulitan menemukan kata yg akan diucapkan dan pecakapan srg terhenti untuk mencari kata dan bila diucapkan salah sebut

Gangguan anomik terdapat pd semua afasia dgn variasi kemampuan yg berbeda

Page 17: 2. FKL AFASIA

AFASIA TRANSKORTIKAL MOTORIK

Gangguan mirip afasia broca tetapi mampu meniru ucapan kata/kalimat lawan bicara

AFASIA TRANSKORTIKAL SENSORIK

Gangguan mirip afasia wernicke tetapi mampu meniru ucapan kata/kalimat lawan bicara

AFASIA TRANSKORTIKAL CAMPURAN

Gangguan mirip afasia global tetapi mampu meniru ucapan kata/kalimat lawan bicara

Page 18: 2. FKL AFASIA

GANGGUAN BAHASA LAIN

Aleksia dgn agrafia -> gangguan mengenal huruf, suku kata, kata dr kalimat sehingga hilang kemampuan membaca dan menulis. Berbicara dan mengerti bahasa lisan baik

Aleksia tanpa agrafia -> gangguan mengenal huruf, suku kata, kata dan kalimat sehingga hilang kemampuan membaca, dpt menulis tetapi tdk dpt membaca apa yg ditulis. Berbicara dan mengerti bahasa lisan baik

Page 19: 2. FKL AFASIA

STROKE PADA HEMISFER KANAN DENGAN GANGGUAN FKL

Gangguan memori visual Menyebabkan penderita tdk dpt mengingat kembali apa yg baru

dilihat, lbh berat sampai tdk mampu berimajinasi. Lesi pd lobus temporal

Gangguan visuospatial Hemispatial neglect -> tdk mampu mengenal dan menyadari

stimulus dr sisi kirinya. Gangguan ini dominan merupakan gangguan fungsi asosiatif tingkat tinggi lobus parietal kanan, namun dpt jg terjadi bila terdapat gangguan di daerah frontal dan subkortikal kanan

Anosognosia -> penderita menyangkal bila menderita hemiparesi kiri atau hemihipestesia kiri. Lesi di parietal kanan

Prosopagnosia -> penderita tdk mengenal muka anggota keluarganya sendiri. Lesi di parietooksipital kanan

Apraksia konstruksi -> penderita tdk mampu menyusun balok sesuai gambar yg dilihatnya. Lesi di lobus parietal terutama kanan

Apraksia berpakaian -> penderita tdk dpt mengenakan pakaian dgn urutan yg benar. Lesi di lobus parietal terutama kanan

Page 20: 2. FKL AFASIA

GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI EMOSI

Penderita tdk dpt berbicara dgn lagu dan kalimat yg benar, nampak monoton. Letak lesi di anterior hemisfer kanan

Penderita tdk mengenal wajah orang sdg marah atau tdk dan tdk mampu mengenal pembicaraan yg emosional (marah atau gembira)

Penderita lbh bersifat impulsif, tdk peduli, terlalu berani. Gejala gangguan mood plg srg adalah Mania. Lesi di bagian sistem limbik kortikal hemisfer kanan

Page 21: 2. FKL AFASIA
Page 22: 2. FKL AFASIA
Page 23: 2. FKL AFASIA
Page 24: 2. FKL AFASIA

Pemeriksaan fungsi luhurMeliputi aphasia, alexia, apraksia, agraphia,

akalkulia, disorientasi kri-kanan (right-left disorientation), fingeragnosia. Pemeriksaan fungsi luhur dapat dikerjakan kalau penderita dalam kondisi kesadaran penuh (GCS 456).

Page 25: 2. FKL AFASIA

a. Aphasia Periksa 6 modalitas bahasa yaitu bicara spontan,

pemahaman, pengulangan, panamaan, membaca dan menulis. Dari sini dapat dibedakan berbagai jenis aphasia yaitu aphasia motorik, sensorik, konduksi, transkortikalis, anomik dan global.

Berikut secara singkat ke 6 jenis aphasia tersebut:

1) Aphasia motorik (=Broca): pemahaman auditorik baik, bicara spontan tidak lancar (non fluen), modalitas bahasa lainya terganggu. Lesi

dibagian posterior girus frontalis inferior/area Broca’s (area 44, 45 broadman) kiri.

Page 26: 2. FKL AFASIA

Aphasia sensorik (=Wernicke): pemahaman sangat terganggu, bicara

spontan lancar (fluen) tapi kata-katanya tidak dapat

dimengerti/neologisme, modalitas bahasa lainya terganggu. Lesi di

region temporalis superior kiri sebagai area asosilasi auditorik

(area 22 broadman), kadang meluas ke regio perietalis inferior kiri.

3) Aphasia konduksi: pengulangannya sangat terganggu, pemahaman

baik, bicara lancar kadang agak ragu, modalitas bahasa lainnya

kadang terganggu. Lesi di fasikulus arkuatus (jaras yang

menghubungkan antara daerah temporal paling belakang dengan

korteks asosiasi lobus frontalis) kiri. Dibedakan menjadi dua yaitu

bila lebih ke frontal maka kemampuan bicara kurang lancar, dan

bila lebih ke posterior maka kemampuan bicaranya lancar

Page 27: 2. FKL AFASIA

4) Aphasia transkortikalis: kemampuan pengulangannya relative baik,

bicara spontan lancar (fluen) tapi kata-katanya tidk dapat

dimengerti/neologisme sedangkan modalitas bahasa lainnya

terganggu. Lesi disekitar daerah perisylvii. Dibedakan menjadi dua

yaitu transkortikalis motorik dan transkortikalis sensorik.

5) Aphasia anomik (=Aphasia amnestik, nominal): pemahaman jelek,

modalitas bahasa lainnya baik. Merupakan aphasia yang ringan

ditandai kesulitan dalam menemukan kata, mungkin merupakan sisa

gejala dari salah satu jenis aphasia yang sudah membaik. Lesi di

gyrus angularis kiri.

6) Aphasia global: semua modalitas bahasa terganggu/jelek. Lesi

didaerah sylvian dan sekitarnya hemisphere kiri dengan luas lesi

sekitar 3,9 cm s/d 5,8 cm setara dengan 5 slices pada CT scan.

Page 28: 2. FKL AFASIA

b. Alexia

. Penderita tidak buta huruf. Penderita disuruh membaca, pada alexia penderita tidak dapat membaca.

Apraksia adalah ketidakmampuan penderita untuk melaksanakan

gerakan sesuai dengan yang diperintahkan, sedangkan melaksanakan

gerakan atas kemauannya sendiri tidak mengalami gangguan.

Syaratnya tidak ada gangguan motorik, sensorik dan serebellum.

Untuk kelainan di hemispher dominan (kiri) dikenal apraksia

ideomotorik dan ideasional. Sedangkan pada kelainan di hemisphere

non dominan (kanan) dikenal apraksia berpakaian (dressing apraksia)

dan apraksia konstruksional, kedua jenis apraksia yang terakhir ini

berkaitan dengan gangguan visio spasial.

Page 29: 2. FKL AFASIA

Cara memeriksa : penderita diminta untuk mengambil air digelas

kemudian disuruh meminumnya. Pada apraksia ideomotor penderita dapat

melakukannya sebagian sedangkan pada apraksi ideasional penderita sulit

melakukannya. Untuk apraksia berpakaian, penderita kesulitan untuk

berpakaian sedangkan untuk apraksia konstruksional, penderita kesulitan

untuk menyusun balok-balok.d. Agraphia

Penderita tidak dapat menulis. Caranya meminta penderita menulis namanya, kota kelahirannya dsb.

e. Akalkulia

Penderita tidak dapat melakukan perhitungan aritmatika sederhana, seperti pengurangan 7 dari seratus, dan seterusnya. Atau penjumlahan sederhana. Dimana sebelumnya penderita dapat melakukan dengan mudah.

Page 30: 2. FKL AFASIA

f. Right-left disorientation

Cara memeriksanya : kita sentuh telinga kiri, kaki kanan atau telinga kanan dan seterusnya, kemudian kita tanyakan kepada penderita, yang kita sentuh tersebut sisi kiri atau kanan. Pada penderita dengan right-left disorientation (disorientasi kanan/kiri) akan mengalami kebingungan antara sisi kiri dan kanan (kesulitan membedakan sisi kanan dan kiri).

g. Fingeragnosia

Penderita tidak dapat mengenali baik jari-jarinya sendiri maupun jari-jari pemeriksa, biasanya tiga jari yaitu jari ke 2, 3 dan 4. Cara memeriksanya : penderita diminta menyebut jari-jari penderita atau pemeriksa (biasanya digunakan jari 2, 3 dan 4).

Page 31: 2. FKL AFASIA

TERIMA KASIH