Afasia Slide Pembantu

download Afasia Slide Pembantu

of 17

Transcript of Afasia Slide Pembantu

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    1/17

    AFASIA

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    2/17

    DEFINISI

    Afasia adalah gangguan atauketidakmampuan dalam berbahasa yangdisebabkan oleh gangguan pada otak, dimanagangguan tersebut bukan merupakan

    penyakit yang herediter, tidak disebabkanoleh gangguan pendengaran, gangguanpengleihatan, atau kelemahan motorik. Afasiatidak meliputi kelainan perkembanganberbahasa atau disfasia, gangguan motorik

    berbahasa seperti gagap, apraksia berbahasa,atau disartria, dan bukan gangguanberbahasa yang diakibatkan oleh gangguanberpikir seperti pada pasien skizofrenia.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    3/17

    FISIOO!I "I#A$A %ada korteks serebri ada beberapa daerah luas yang tidak termasuk dalam pembagian area sensorik&

    motorik primer dan sekunder pada umumnya. Area tersebut dinamakan area asosiasi karena menerima danmenganalisis sinyal&sinyal se'ara bersamaan dari berbagai regio baik dari korteks motorik maupun korteks

    sensorik dan (uga dari struktur subkortikal. Area asosiasi yang paling penting diantaranya area asosiasiparieto&oksipito&temporal, area asosiasi prefrontal, dan area asosiasi limbik.

    Area asosiasi parieto&oksipito&temporal terletak dalam ruang kortikal parietal dan oksipital yang besar yangdibatasi oleh korteks somatosensorik bagian anterior, korteks pengelihatan bagian posterior, dan kortekspendengaran bagian lateral. Area ini memberi tafsiran dera(at tinggi untuk mengartikan sinyal&sinyal dari

    seluruh area sensorik sekitarnya. Area asosiasi parieto&oksipito&temporal ini memiliki sub area fungsionalnyasendiri.

    Area utama untuk pemahaman bahasa disebut area )erni'ke dan terletak di belakang korteks auditorikprimer pada bagian posterior girus temporalis di lobus temporalis. $egio ini merupakan regio yang paling

    penting di seluruh otak untuk fungsi intelektual yang lebih tinggi karena hampir semuanya didasarkan padabahasa.

    %ada bagian posterior area pemahaman bahasa, terutama terletak di regio anterolateral pada lobusoksipitalis, terdapat area asosiasi pengelihatan yang men'erna informasi pengelihatan dari kata&kata yang

    diba'a ke dalam area )erni'ke, yakni area pemahaman bahasa. !irus yang disebut girus angularisdiperlukan untuk mengartikan kata&kata yang diterima se'ara *isual. "ila area ini tidak ada, seseorangmasih dapat memiliki pemahaman bahasa yang sangat baik dengan 'ara mendengar tetapi tidak dengan'ara memba'a.

    Di daerah paling lateral dari lobus oksipitalis anterior dan lobus temporalis posterior terdapat area untuk

    memberi nama suatu ob(ek. Nama&nama ini terutama dipela(ari melalui input pendengaran sedangkan sifat+sik suatu ob(ek dipela(ari terutama melalui input *isual. Selan(utnya nama&nama penting untuk

    pemahaman bahasa *isual dan pendengaran dimana fungsi yang dilakukan oleh area )erni'ke terletaktepat di superior regio penamaan auditoris dan di anterior dari area pemrosesan kata *isual.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    4/17

    Area asosiasi prefrontal fungsinya berkaitan erat dengan korteks motorik untuk meren'anakan pola&pola yang kompleks danberurutan dari gerakan motorik. ntuk membantu fungsi tersebut, area ini menerima input melalui berkas subkortikal masif dariserabut&serabut saraf yang menghubungkan area asosiasi parieto&oksipito&temporal dengan area asosiasi prefrontal. -elaluiberkas ini, korteks prefrontal menerima banyak informasi sensorik yang belum dianalisis, khususnya informasi mengenaikeserasian tubuh se'ara spasial yang diperlukan untuk meren'anakan gerakan&gerakan yang efektif. ebanyakan output dariarea prefrontal ini masuk ke dalam sistem pengatur motorik yang ber(alan melalui bagian kaudatus dari lintasan umpan balik

    ganglia basalis&talamus guna melakukan peren'anaan motorik yang menghasilkan banyak komponen rangsangan gerakan yangberurutan dan bersifat paralel.

    $egio khusus pada korteks frontalis yang disebut area "ro'a memiliki lintasan saraf untuk pembentukan kata. Area ini sebagianterletak di korteks prefrontal bagian posterior lateral dan sebagian lagi terletak di area premotorik. Di area ini ran'anfan danpola motorik untuk menyatakan kata&kata atau bahkan kalimat pendek di'etuskan dan dilaksanakan. Area ini beker(a samadengan area )erni'ke di korteks asosiasi temporal.

    Area asosiasi somatik, *isual, dan auditorik semuanya saling bertemu satu sama lain di bagian posterior lobus temporalissuperior. Daerah pertemuan dari berbagai area interpretasi sensorik ini terutama berkembang pada sisi otak yang dominan /sisikiri pada hampir semua orang yang bertangan kanan0. Area ini sangat berperan pada fungsi pemahaman otak yang lebih tinggi/fungsi luhur0 dalam setiap bagian korteks serebri. Fungsi ini disebut intelegensia. Oleh karena itu, daerah ini sering disebutdengan berbagai nama yang menyatakan bah1a area tersebut memiliki kepentingan menyeluruh. Namun area ini lebih dikenal

    dengan nama area )erni'ke sesuai dengan nama penemunya.

    %erangsangan listrik area )erni'ke pada seseorang yang sadar kadang&kadang menimbulkan pikiran yang sangat kompleks. 2alini terutama ter(adi apabila elektroda perangsangnya dimasukkan 'ukup dalam di otak sehingga men'apai area talamus yangberkaitan dengan area )erni'ke. Dengan alasan ini dianggap bah1a akti*asi area )erni'ke dapat memanggil kembali polaingatan yang rumit, yang melibatkan lebih dari satu modalitas sensorik, 1alaupun sebagian besar ingatan indi*idual disimpan didaerah mana sa(a. 2al ini dianggap sesuai dengan kepentingan area )erni'ke dalam menginterpretasikan arti yang rumit dariberma'am&ma'am pengalaman sensorik.

    !irus angularis merupakan bagian lobus parietalis posterior yang paling inferior, terletak tepat di belakang area )erni'ke dan disebelah posterior bergabung dengan area *isual lobus oksipitalis. "ila daerah ini mengalami kerusakan sedangkan area)erni'ke di lobus temporalis tetap utuh, pasien masih dapat menginterpretasikan pengalaman auditoriknya namun rangkaianpengalaman *isual yang ber(alan dari korteks *isual ke area )erni'ke benar&benar terhambat. Oleh karena itu pasien mungkin

    masih mampu melihat kata&kata dan bahkan tahu mengenai kata&kata itu tetapi tidak dapat menginterpretasikan arti dari kata&kata itu. eadaan ini disebut disleksia atau buta kata&kata /1ord blindness0

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    5/17

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    6/17

    ASIFIASI "erdasarkan manifestasi klinis nya, afasia dibedakan men(adi 3 Afasia 1erni'ke %emahaman terganggu terutama pada bahasa yang didengar dan dilihat, baik untuk 4 kata maupun pada 4 kalimat utuh. "ahasa dapat diu'apkan dengan lan'ar

    namun sangat parafasik dan sirkumlokusius. e'enderungan kesalahan parafasik sangat tinggi hingga terkadang disebut neologisme, yang disebut (uga (argon afasia.%embi'araan biasanya mengandung banyak kata sifat namun sedikit mengandung kata benda atau kata ker(a. %embi'araan banyak, namun tanpa arti.

    %enggunaan bahasa tubuh tidak banyak membantu komunikasi. %asien tampak mengerti bah1a pembi'araannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain sehinggapasien tampak marah dan tidak sabar ketika pemeriksa tidak dapat mengerti maksud dari pembi'araannya. %ada pasien dengan afasia 1erni'ke dapat disertai denganagitasi motorik dan perilaku paranoid. %asien dengan afasia 1erni'ke tidak dapat mengekspresikan pemikiran mereka melalui kata&kata yang sesuai dan tidak dapatmemahami arti dari setiap kata yang masuk. esi ini terletak di area 1erni'ke. Etiologi paling sering dari afasia 1erni'ke adalah emboli dari arteri serebri media.Etiologi lain bisa berasal dari perdarahan intraserebral, trauma kepala berat, dan tumor. Adanya hemianopia kanan atau 5uadrantanopia superior dan pendataransudut nasolabial kanan dapat mempertegas adanya lesi di area 1erni'ke.

    Afasia bro'a %embi'araan tidak lan'ar, memerlukan usaha, dan banyak diinterupsi oleh (eda yang dibuat pasien dalam rangka men'ari kata&kata, serta seringkali pasien (uga

    menderita disartria. %engeluaran kata&kata sangat terbatas sehingga terkadang pasien hanya mau men(a1ab dengan kata 6ya7 atau 6tidak. %enamaan benda dankemampuan merepetisi terganggu. -eski begitu, pemahaman bahasa masih intak ke'uali untuk kalimat yang sulit yang diu'apkan dengan suara yng pelan atau tanpaintonasi. emampuan memba'a (uga dipertahankan namun seskali pasien kesulitan memba'a kata imbuhan atau tatabahasa yang rumit. 8erkadang, sekalipun pasien

    menderita disartria, pasien dapat bernyanyi dengan baik. 2al inilah yang sedang diu(i 'oba dalam terapi afasia bro'a. De+sit neurologis yang sering menyertai meliputikelemahan pada 1a(ah bagian kanan, hemiparesis atau hemiplegia, dan bu''ofasial apraksia. %enyebab paling sering ialah infark yang disebabkan oleh sumbatanpada arteri serebri media.

    Afasia global %engeluaran kata tidak lan'ar dan pemahaman (uga terganggu. %enamaan, repetisi, memba'a, dan menulis (uga terganggu. Sindrom ini menyatakan adanya disfungsi

    dari bro'a dan 1erni'ke. Sindrom ini (uga dapat men(adi ge(ala a1al dari afasia 1erni'ke yang kemudian berkembang men(adi afasia 1erni'ke yang klasik. Afasia onduktif %engeluaran kata&kata lan'ar namun parafasik, pemahaman bahasa masih baik, namun repetisi sangat terganggu. %enamaan dan pemulisan (uga sangat terganggu.

    9ika pasien diminta untuk memba'a dengan suara keras, pasien akan mengalami kesulitan, namun pasien dapat mengerti apa yang diba'anya. Afasia transkortikal motorik #iri&'iri yang nampak pada afasia transkortikal motorik menyerupai afasia bro'a namun repetisi masih baik dan pasien 'enderung menghindari penggunaan tata

    bahasa. %emeriksaan neurologis lain biasanya normal. esi pada afasia transkortikal motorik biasanya melibatkan area perbatasan antara arteri serebri anterior danmedia.

    Afasia transkortikal sensori Afasia transkortikal sensori di'irikan dengan ge(ala yang menyerupai afasia 1erni'ke namun repetisi masih dapat dilakukan dengan baik. %ada afasia ini lesi

    memutuskan area bahasa dari area asosiasi temporoparietal selain area khusus bahasa. Afasia terisolasi Sindrom yang langka ini melibatkan dua transkortikal afasia. %emahaman pasien sangat terganggu dan tidak ada arti dalam setiap kata yang diu'apkan oleh pasien.

    %asien dapat men(adi ekolalia, mengindikasikan adanya mekanisme repetisi yang masih intak. esi biasanya mengenai area sekitar frontal, parietal, dan temporalnamun tidak mengenai area bro'a maupun 1erni'ke.

    Afasia anomik %ada afasia (enis ini, fungsi yang terganggu yakni penamaan. Artikulasi, pemahaman, dan repetisi masih baik namun pasien tidak dapat menyebutkan nama dari

    benda&benda dan pasien kesulitan dalam menge(a kata&kata. Seringkali output bahasa pasien parafasik, sirkumlokusius, dan tidak bermakna. elan'aran bahasaterganggu ketika pasien berusahan menyebutkan nama benda&benda. Afasia anomik banyak ditemui pada kasus trauma kepala, ensefalopati metabolik, dan penyakitalzheimer.

    Sindrom !erstmann:s Sindrom gerstmann meliputi kombinasi dari akalkulia, disgra+a, anomia (ari, dan ketidakmampuan membedakan kiri dan kanan. ntuk itu, pada pembuatan diagnosis

    sindrom gertmann, penting untuk melihat apakah pasien dapat membedakan posisi kiri dan kanan. Sindrom gertmann biasanya diakibatkan kerusakan pada lobusparietalis inferior hemisfer serebri sinistra.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    7/17

    %ada klasi+kasi afasia berdasarkan distribusi anatomi dari lesi,afasia dibedakan atas 3

    Sindrom afasia perisyl*ii 3 -eliputi Afasia bro'a, afasia 1erni'ke,dan afasia konduksi

    Sindrom afasia daerah perbatasan 3 -eliputi afasia transkortikalmotorik, afasia transkortikal sensorik, dan transkortikal 'ampuran

    Sindrom afasia subkortikal 3 -eliputi afasia talamik dan afasiastriatal

    Sindrom afasia non&lokalisata 3 -eliputi afasia gnomik dan afasiaglobal.

    Satu lagi klasi+kasi afasia yang (arang digunakan, yakni yangmeru(uk pada linguistik. Afasia pada klasi+kasi ini dibedakan atas3

    Afasia sintaktik Afasia semantik Afasia pragmatik Afasia (argon Afasia global

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    8/17

    Gejala afasia

    Tipe Afasia %embi'araan omprehensia $epetisi !e(ala yang

    berkaitan

    okasi lesi

    Broca 8idak lan'ar, butuh

    banyak usaha

    dalam berbi'ara,

    kurangnya suku

    kata, kurangnya

    output namun

    dapat

    men'etuskan ide

    8etap baik 8erganggu elemahan pada

    tangan dan 1a(ah

    bagian kanan

    Frontal

    suprasyl*ian

    Wernicke an'ar, fasih

    berbi'ara,

    artikulasi baik, tapi

    tanpa arti

    Sangat terganggu 8idak dapat

    dilakukan

    2emi& atau

    5uadrantanopia,

    tidak ada paresis

    8emporal,

    infrasyl*ian

    termasuk girus

    angular dan

    supramarginal

    Konduksi an'ar "aik 8idak dapat

    dilakukan

    "iasanya tidak

    dapat dilakukan

    Supramarginal

    gyrus atau insula

    Global Sedikit, tidak

    lan'ar

    Sangat terganggu 8idak dapat

    dilakukan

    2emiplegia Sebagian besar

    perisyl*ian atau

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    9/17

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    10/17

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    11/17

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    12/17

    DIA!NOSIS

    Anamnesis Afasia mun'ul se'ara mendadak pada pasien dengan stroke atau 'edera

    kepala. %asien dengan penyakit neurodegeneratif atau lesi tumor dapatmenderita afasia se'ara perlahan. 8anda&tanda a1al yang men'irikan lesiatau de+sit yang berasal dari area korteks atau (aras yang berdekatandengan posisi area berbahasa harus di1aspadai. 8anda&tanda tersebutmeliputi hemianopia, de+sit dari fungsi motorik maupun sensori, atau

    de+sit neurobeha*ioral seperti ale=ia, agra+a, akalkulia, atau apraksia.%ada pasien harus ditanyakan ri1ayat ke(ang atau episode afasiasebelumnya. 8erkadang, sekalipun insidensinya rendah, afasia dapatdiakibatkan oleh ensefalitis herpes simpleks. #iri dari penyakit inimeliputi ri1ayat demam, ke(ang, nyeri kepala, dan perubahan perilaku.

    $i1ayat nyeri kepala baik akut maupun kronik dapat men(adi petun(ukpenting untuk mendiagnosa kondisi tertentu seperti tumor otak maupunmalformasi arteri *ena. %ada pasien harus ditanyakan tentang ri1ayatgangguan pada memori atau ri1ayat gangguan dalam melakukankegiatan sehari&hari karena gangguan berbahasa bisa hanya merupakansatu bagian dari kondisi neurodegeneratif yang menyeluruh sepertidemensia. %erlu ditanyakan (uga apakah pasien kidal atau tidak, ri1ayathipertensi, perdarahan otak sebelumnya, penyakit (antung, penyakit*askular otak, atau amiloid angiopati.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    13/17

    %emeriksaan berbi'ara spontan angkah pertama dalam menilai berbahasa adalah mendengarkan bagaimana pasien berbi'ara

    spontan atau ber'erita. %asien dapat diminta untuk men'eritakan hal&hal yang ter(adi dalam 1aktudekat, misalnya bagaimana ia sampai dira1at di rumah sakit. >ang dinilai ialah apakah bi'aranyapelo, 'adel, tertegun, diprosodik /irama, ritme, intonasi terganggu0 dan apakah ada afasia,kesalahan sintaks, salah menggunakan kata, dan perse*erasi.

    %arafasia ialah kegiatan mensubstitusi kata. Ada dua (enis parafasia. %arafasia semantik atau*erbal berarti mensubstitusi satu kata dengan kata yang lainnya. %arafasia fonemik berartimensubstitusi suatu bunyi dengan bunyi lain yang biasanya berbunyi 'ukup mirip.

    %emeriksaan kelan'aran berbi'ara Seseorang disebut lan'ar berbi'ara bila bi'ara spontannya lan'ar, tanpa terbata&bata. elan'aran

    berb'ara *erbal ini merupakan re?eksi dari e+siensi menemukan kata. "ila kemampuan inidiperiksa se'ara khusus dapat dideteksi masalah berbahasa yang ringan pada lesi otak yangringan atau demensia dini. Defek yang ringan dapat dideteksi melalui tes kelan'aran, menemukankata yaitu (umlah kata tertentu yang dapat diproduksi selama (angka 1aktu yang terbatas. Sebagai'ontoh pasien diminta untuk menyebutkan sebanyak&banyaknya nama (enis he1an ataumenyebutkan kata&kata yang dimulai dengan huruf tertentu selama (angka 1aktu satu menit. 8idaklupa pula kesalahan yang timbul di'atat untuk melihat adanya parafasia atau tidak.

    sia merupakan salah satu faktor yang berpengaruh se'ara bermakna dalam pemeriksaan ini.Orang normal di ba1ah usia @ tahun mampu menyebutkan kira&kira BC nama he1an dengan baik.emampuan ini menurun pada orang berusia sekitar C tahun /4 nama0 dan terus menurunseiring dengan bertambahnya usia. %ada usia G tahun, skor 4C mungkin merupakan batas normalba1ah.

    Orang normal umumnya dapat menyebutkan H@&@C kata yang bera1alan dengan huruf tertentu,tergantung dari tingkat intelegensi, usia, dan tingkat pendidikan. emampuan yang hanya sampai4B kata atau kurang untuk setiap huruf merupakan petun(uk adanya penurunan kelan'aranberbi'ara *erbal namun perlu diperhatikan pada pasien dengan tingkat pendidikan yang tidak lebihdari sekolah menengah pertama.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    14/17

    %emeriksaan pemahaman /komprehensi0 bahasa lisan %emeriksaan pemahaman bahasa lisan seringkali sulit dinilai. %emeriksaan klinis pada

    pasien ra1at inap yang biasa dilakukan di samping tempat tidur pasien dapatmemberikan hasil yang menyesatkan. angkah yang digunakan untuk menge*aluasipemahaman se'ara klinis meliputi 'ara kon*ersasi, suruhan, pertanyaan tertutup /yaatau tidak0, dan menun(uk. on*ersasi 3 Dengan menga(ak pasien ber'akap&'akap dapat dinilai kemampuannya dalam

    memahami pertanyaan dan suruhan yang diberikan olh pemeriksa

    Suruhan 3 Serentetan suruhan, mulai dari yang sederhana /satu langkah0 sampai pada yangsulit dapat digunakan untuk menilai kemampuan pasien dalam memahami perintah. -ula&mulapasien dapat disuruh bertepuk tangan, kemudian tingkat kesulitan dinaikkan misalnyamengambil benda dan meletakkan benda tersebut pada lokasi yang lain. %erlu diperhatikanbah1a perintah tipe ini tidak dapat dilakukan pada pasien dengan kelemahan motorik danapraksia. %asien (uga dapat diminta untuk menun(uk ke beberapa benda, mula&mula satu bendadan ditingkatkan men(adi sebuah perintah berantai untuk menun(uk ke beberapa benda se'araberurutan. %asien dengan afasia mungkin hanya mampu menun(uk sampai 4&B ob(ek sa(a.

    >a atau 8idak 3 epada pasien dapat (uga diberikan pertanyaan tertutup dengan bentuk(a1aban 6ya7 atau 6tidak7. -engingat kemungkinan salah adalah GC, (umlah pertanyaan yangdiberikan minimal @ pertanyaan misalnya 6Apakah anda bernama "udiJ7, 6Apakah A# di

    ruangan ini matiJ7, 6Apakah ini $umah SakitJ7, 6Apakah di luar sedang hu(anJ7, 6Apakah saat inimalam hariJ7. -enun(uk 3 %asien diminta untuk menun(uk mulai dari benda yang mudah dipahami kemudian

    berlan(ut ke benda yang lebih sulit. #ontohnya 3 6tun(ukkan lampu7 kemudian 6tun(ukkan gelasyang ada di samping tele*isi7. %emeriksaan sederhana ini dapat dilakukan di samping tempattidur pasien. Sekalipun kurang mampu menilai kemampuan pemahaman dengan baik sekali,pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran kasar mengenai gangguan serta beratnya.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    15/17

    %emeriksaan repetisi emampuan mengulang dinilai dengan menyuruh pasien mengulang mula&mula kata yang sederhana /satu patah kata0

    kemudian ditingkatkan men(adi banyak /satu kalimat0. %emeriksa harus memperhatikan apakah pada tes repetisi inididapatkan parafasia, salah tatabahasa, kelupaan, atau penambahan. Orang normal umumnya dapat mengulangkalimat yang mengandung 4 suku kata. "anyak pasien afasia mengalami kesulitan dalam mengulang, namun ada (ugayang menun(ukkan kemampuan yang baik dalam mengulang, bahkan lebih baik daripada berbi'ara spontan. "ilakemampuan mengulang terpelihara, maka kelainan patologis sangat mungkin tidak berada di area perisyl*ii. mumnyadaerah ekstrasyl*ian yang terlibat dalam kasus afasia tanpa defek repetisi terletak di daerah perbatasan *askuler/1atershed area0

    %emeriksaan menamai dan menemukan kata emampuan menamai ob(ek merupakan salah satu dasar fungsi berbahasa. 2al ini sedikit&banyak terganggu pada

    semua penderita afasia. Dengan demikian, semua tes yang dilakukan untuk menilai afasia men'akup penilaian terhadapkemampuan ini. esulitan menemukan kata erat kaitannya dengan kemampuan menyebut nama /menamai0 ataudisebut anomia.

    %enilaian harus men'akup kemampuan pasien menyebutkan nama ob(ek, bagian dari ob(ek, bagian tubuh, 1arna, danbila perlu gambar geometrik, simbol matematik, atau nama dari suatu tindakan. Dalam hal ini, perlu digunakan benda&benda yang sering digunakan sampai ke benda&benda yang (arang ditemui atau digunakan. "anyak penderita afasiayang masih mampu menamai ob(ek yang sering ditemui atau digunakan dengan 'epat dan tepat, namun lamban dantertegun dengan melukiskan kegunaannya atau parafasia pada ob(ek yang (arang di(umpainya. "ila pasien tidak mampuatau sulit menamai, dapat dibantu dengan memberikan suku kata pemula atau dengan menggunakan kalimatpenuntun. >ang penting ialah sampainya pasien kepada kata yang dibutuhkan, yakni kita nilai kemampuan pasien dalammenamai ob(ek. Ada pula pasien yang mengenal ob(ek dan mampu melukiskan kegunaannya namun tidak dapatmenamainya.

    %ertama&tama terangkan kepada pasien bah1a ia akan disuruh menyebutkan nama beberapa ob(ek (uga 1arna dan

    bagian dari ob(ek tersebut. ita dapat menilai dengan memperlihatkan misalnya arlo(i, bolpoin, ka'a mata, kemudianbagian dari arlo(i, lensa ka'a mata. Ob(ek atau gambar yang dapat digunakan misalnya me(a, kursi, lampu, pintu,(endela. "agian dari tubuh misalnya mata, hidung, gigi, ibu (ari, lutut. )arna misalnya merah, biru, hi(au, kuning, kelabu."agian dari ob(ek 'ontohnya (arum (am, sol sepatu, kepala ikat pinggang, bingkai ka'a mata.

    %erhatikanlah apakah pasien dapat menyebutkan nama ob(ek dengan 'epat atau lamban, atau tertegun, ataumenggunakan sirkumlokusi, parafasia, neologisme, dan apakah ada perse*erasi. Di samping menggunakan ob(ek, dapatpula digunakan gambar ob(ek.

    "ila pasien tidak mampu menyebutkan nama ob(ek, perlu diperhatikan apakah pasien dapat memilih nama ob(ektersebut dari beberapa pilihan nama ob(ek. %ada pemeriksaan ini perlu digunakan kurang lebih BC nama ob(ek sebelummenentukan bah1a tidak didapatkan gangguan.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    16/17

    %emeriksaan sistem bahasa E*aluasi sistem bahasa harus dilakukan se'ara sistematis. %erlu diperhatikan

    bagaimana pasien berbi'ara spontan, komprehensi, repetisi, maupun menamai.Selain itu kemampuan memba'a dan menulis harus dinilai pula. 8idak lupae*aluasi dilakukan untuk memeriksa sisi otak mana yang dominan denganmelihat penggunaan tangan.

    Dengan melakukan penilaian yang sistematis biasanya dalam 1aktu yang

    singkat dapat diidenti+kasi adanya afasia serta (enisnya. %asien yang afasiaselalu agra+a dan sering aleksia, untuk itu pemeriksaan memba'a dan menulisdapat dipersingkat. Namun pada pasien yang tidak afasia, pemeriksaanmemba'a dan menulis harus dilakukan sepenuhnya karena aleksia, agra+a,atau keduanya dapat ter(adi se'ara terpisah.

    %emeriksaan penggunaan tangan %enggunaan tangan dan sisi otak yang dominan mempunyai kaitan yang erat.

    Sebelum menilai bahasa perlu ditanyakan pada pasien apakah ia kidal ataumenggunakan tangan kanan. "anyak orang kidal telah dia(arkan untuk menulisdengan tangan kanan, oleh karena itu obser*asi 'ara menulis sa(a tidak 'ukupuntuk mennetukan apakah ia seorang yang kidal atau kandal. %asien dapat (ugadiminta memperagakan gerakan tangan yang digunakan untuk memegangpisau, melempar bola, dan sebagainya.

  • 7/26/2019 Afasia Slide Pembantu

    17/17

    8A8AASANA

    %enatalaksanaan pada pasien afasia bergantung pada penyebab dari sindrom afasia itusendiri. %enanganan terhadap stroke akut seperti pemberian r8%A pada pasien strokeiskemik, terapi inter*ensi intra&arterial, stenting dan endartere'tomy karotid, atau kontroldari tekanan darah dapat meringankan de+sit yang dialami. %embedahan pada subduralhematoma atau tumor serebri (uga memberikan hasil yang 'ukup memuaskan. %ada afasiayang disebabkan oleh infeksi seperti herpes simpleks dapat diberikan terapi anti*irus.

    8erapi berbi'ara dan berbahasa merupakan terapi utama dalam afasia. )aktu dan teknikpelaksanaan inter*ensi pada pasien afasia ber*ariasi luas karena penelitian yangdilakukan sangat minim. Namun dalam beberapa penelitian telah terbukti bah1a teapi

    berbi'ara dan berbahasa dapat meningkatkan prognosis pasien afasia. esulitan yangdialami pasien dalam men(alani terapi ini sangat beragam karena berbeda dari indi*idu keindi*idu.

    "eberapa hal yang hasur diperhatikan saat melakukan terapi pada pasien afasia 3 "anyak pasien afasia menderita depresi oleh karena itu pasien afasia memerlukan

    dukungan psikologis. etepatan diagnosis, terapi, dan dukungan emosional dapat sangatberguna bagi pasien.

    8erdapat beberapa teknik terapi khusus untuk pasien dengan masalah artikulasi, masalahkosa kata, minimnya ilmu kalimat, dan kurangnya intonasi. Dalam kata lain, terapi pada

    pasien afasia dapat di*ariasi agar sesuai dengan kebutuhan pasien 8erapi farmaka pada afasia masih bersifat eksperimental. %enggunaan dopaminer(ik,

    'holiner(ik, dan obat&obatan stimulan belum memberikan hasil yang (elas. Namunpenggunaan terapi farmaka sebagai pendamping dari terapi berbi'ara telah menun(ukkanhasil yang baik.

    8eknologi baru yang dinamakan stimulasi magnetik transkranial sedang diu(i 'oba padapasien afasia dan se(auh ini menun(ukkan hasil yang baik.