Chita Jurding Radiologi
Transcript of Chita Jurding Radiologi
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
1/8
Cross-Sectional Imaging of Acute and Chronic Gallbladder Inflammatory
Disease
Tujuan.Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan ulasan secara komprehensif
dari klinis dan ciri imaging cross-sectional dari berbagai penyakit inflamasi akut dan kronis
pada kandung empedu.
Kesimpulan. Penyakit inflamasi pada kandung empedu merupakan sumber umum
nyeri abdomen dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Meskipun kolesistitis akut tanpa
komplikasi dan kolesistitis kronis sering ditemui, banyak inflamasi kandung empedu lainnya
juga dapat terjadi yang dapat dengan mudah didiagnosis dengan imaging cross-sectional.
Penyakit inflamasi akut dan kronis pada kandung empedu merupakan penyebab
umum nyeri abdomen bagian atas. Meskipun banyak dari kondisi ini dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitias yang signifikan bila tidak ditangani, prognosis umumnya baik
dengan diagnosis dan penanganan yang cepat. Imaging seringkali memainkan peran penting
pada evaluasi pasien yang dicurigai inflamasi pada kandung empedu. Dalam artikel ini kami
menyediakan ulasan yang komprehensif dan contemporary tentang gambaran klinis dan
imaging cross-sectional yang relevan untuk beberapa kondisi peradangan akut dan
kronis.pada kandung empedu.
Kolesistitis aut tanpa ompliasi
olesistitis akut merupakan inflamasi akut tersering pada kandung empedu. !ekitar
"#-"$% kasus terjadi pada duktus sistikus atau obstruksi leher kandung empedu yang
berhubungan dengan kolelitiasis. kondisi ini khas terjadi pada &anita usia pertengahan,
seringkali pada &anita yang obes. Temuan klinis berupa nyeri akut persisten pada abdomen
kuadran kanan atas, demam, mual, muntah, dan kekenyalan fokal pada bagian atas kandung
empedu. Pada pasien mungkin terdapat 'Murphy sign( positif, yang diartikan sebagai
inspirasi yang tertahan pada saat dilakukan palpasi kuadran kanan atas. Temuan laboratorium
mungkin normal atau abnormal dan sering kali tidak spesifik. !erum transminase hepar,
alkaline phosphatase dan bilirubin mungkin meningkat, yang menandakan kelanainan
hepatobiliar. )eukositosis *sering bergeser ke kiri+ atau tidak ada.
mumnya ! merupakan teknik imaging a&al yang lebih disukai saat kolesistitis
akut secara klinis dicurigai. !ensitifitas ! untuk kondisi ini sekitar #-/##% dan
spesivisitas sekitar 0#-/##%. Penemuan imaging termasuk cholelithiasis, penebalan dinding
kandung empedu *1 2-$ mm+, cairan perikolesistik, dan adanya Murphy sign positif pada
! *ambar /3+. Penemuan imaging yang kurang spesifik meliputi distensi kandung
empedu dan empedu yang echogenic *sludge+. 4atu empedu mungkin atau mungkin tidak
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
2/8
divisualisasikan dalam leher kandung empedu atau duktus kistik. 5alls dkk, mengatakan
bah&a akurasi diagnosis kolesistitis akut meningkat ketika terdapat penemuan kombinasi
yaitu cholelithiasis, penebalan dinding kandung empedu, dan Murphy sign positif. !ebagai
contoh, mereka menemukan bah&a pada populasi pasien dengan dugaan kolesistitis akut,
pada penemuan batu empedu saja memiliki nilai prediksi positif %, pada pasien yang
mempunyai kombinasi batu empedu dan penebalan dinding kandung empedu, nilai prediksi
positif meningkat sampai "6%. Pada pasien dengan batu empedu, penebalan dinding kandung
empedu, dan Murphy sign positif pada ! nilai prediksi positif sampai "7%.
8T umumnya digunakan dalam evaluasi nyeri abdominal ketika diagnosis lain
ditambahkan pada akut kolesistitis menjadi dipertimbangkan. Pada 8T kolesistitis akut dapat
diamati adanya penebalan mukosa kandung empedu *1 2-$ mm+, mural atau mukosa
hyperenhancement, cairan perikolekistik dan berdekatan dengan garis inflammasi jaringan
lunak, distensi kandung empedu, dan kolelitiasis *ambar /4+. 4atu kandung empedu pada
8T, jika divisualisasikan, mungkin muncul sebagai hyperattenuating *kalsifikasi+ atau
hypoattenuating *gas+ filling defect dalam lumen kandung empedu. Parenkim hepar yang
berdekatan dengan fosa kandung empedu mungkin juga hyperenhance karena hyperemia
reaktif, khusus selama imaging pada fase arteri sehinga menimbulkan apa yang dikenal
sebagai transient hepatic attenuation difference. 8T juga khusus digunakan untuk mendeteksi
komplikasi pada kolesistitis akut.M5I memainkan pernan yang semakin tinggi dalam evaluasi nyeri abdomen akut,
kususnya pada pasien anak dan pasien yang hamil hamil. 3lun et al. M5I memiliki
sensitivitas "$% dan sesifiksitas 0"% untuk mendeteksi kolesistitis akut. Penemuan
pencitraan. Temuan imaging yang serupa dengan yang diamati pada ! dan 8T, termasuk
penebalan mukosa kandung empedu *12-$ mm+, mural atau mukosa hyperenhancement,
cairan perikolekistik dan berdekatan dengan garis inflammasi jaringan lunak, peningkatan
abnormal dari distensi kandung empedu, dan cholelithiasis *hypointense intraluminal foci on
t6-&eighted imaging se9uences+. Penebalan dinding kandung empedu mungkin terlihat pada
fat-suppressed T/- and T6-&eighted images as &ell as on contrast-enhanced fat-suppressed T-
/-&eighted images. :yperenhancement of adjacent liver parenchyma on contrasr may be
noted, similar to 8T. M5 cholangiopancreatography *M58P+ dapat menunjukkan dampak
batu *hypotense filling defect surrounded by hyperintense bile+ pada leher kandung empedu
duktus kistik.
Penanganan kolesistitis akut tanpa komplikasi dapat bervariasi tergantung pada situasi
klinis dan institusi. 4anyak pertimbangan perdangan akut kandung empedu merupakan
kontraindikasi relatif kolesitektomi. Pada situasi ini, kolesistitis akut a&alnya dapat dira&at
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
3/8
inap di 5umah !akit dan pemberian antimikroba I; spektrum luas. olesistektomi yang
nonemergensi dilakukan setelah peradangan akut mereda. !tudi terbaru oleh !tevens dkk,
menunjukan bah&a kolesistektomi segera, seaman intervensi bedah yang ditunda. adang-
kadang, ketika penanganan medis gagal atau bedah merupakan kontraindikasi, kolesistitis
akut dapat ditangani dengan percutaneous catheter drainage untuk menurunkan tekanan
intraluminal dan menurunkan risiko perforasi kandung empedu *amabar /8+. ultur dari
aspirasi kandung empedu positif infeksius hanya /0-7"% dari pasien. !osna dkk, menemukan
perbaikan klinis pada $6% pasien yang dikelola dengan percutaneous aspiration atau
cholecystostomy tube placement.
ambar /.
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
4/8
terjadi sebagai akibat dari distensi kandung empedu dan selanjutnya terjadi mural iskemik
nekrosis yang disebabkan oleh gangguan vaskular.
Imaging sangat penting dalam membedakan kolesistitis akut tanpa komplikasi dari
kolesistitis gangrenosa. 4anyak imaging dari kolesistitis gangrenosa tumpang tindih dengan
kolesistitis akut tanpa komplikasi pada !. Temuan ! menunjukkan kearah perubahan
gangren yaitu floating membrane intraluminal *mukosa yang lepas?sloughe mocosa+,
banyangan echogenic yang konsisten dengan gas didalam dinding atau lumen kandung
empedu, kelainan yang jelas pada dinding kandung empedu dan pembentukan abses
perikolekistik. Teefey dkk, melaporkan tanda spesifik yang mendukung diagnosis kolesistis
gangren ialah garis *striae+ dinding kandung empedu atau adanya area linier hiperechoic dan
hipoechoic yang berselang seling, yang ditemukan mencapai 7#% dari pasien.
@valuasi kolesistitis gangrenosa dengan 8T dapat juga menjadi diagnosis yangberguna. 4ennet dkk, menemukan bah&a 8T lebih spesifik untuk kolesistitis gangrenosa
*"0%+ meskipun sensitifitasnya rendah *6"%+. Penemuan spesifik yang menunjukkan
kolesistitis gangrenosa termasuk gas dalam dinding kandung empedu, kurangnya
enhancement dari dinding kandung empedu *focal atau diffuse+, membrane intraluminal dan
abses pericholecystic. Temuan 8T tambahan yang menunjukkan kolesistitis gangrenosa
termasuk garis mural dan hiperenhancement dekat parenkim hepar.
!inyal T/ dan T6 &eighted dari daerah yang hiperintens di dinding kandung empedu
pada M5I mengindikasikan adanya perforasi pada kasus kolesistitis akut. Penyebab dari
sinyal yang abnormal antara lain ulserasi dari kandung empedu, perdarahan intramural,
nekrosis mural dan pembentukan abses. urangnya penebalan dari dinding kandung empedu
pada kontras dengan peningkatan lemak dan T/ yang tersupresi mengindikasikan adanya
perubahan kearah gangren.
omplikasi yang paling penting dari kolesistitis adalah perforasi kandung empedu
yang disebabkan oleh nekrosis transmural pada kasus kolesistitis akut. olesistitis akut tanpa
komplikasi bahkan bisa berkembang menjadi perforasi pada 6-//% kasus, dengan angkakematian yang dilaporkan mencapai 0#%. Dalam perjalanan penyakitnya, pasien-pasien
dapat merasakan gejala nyeri yang berulang pada perforasi. Perforasi dapat diklasifikasikan
menjadi 2 tipe. Tipe pertama melibatkan pecahnya dari kandung empedu intraluminal ke
dalam kavitas peritoneal, sedangkan tipe kedua merupakan proses subakut dari perforasi yang
terbentuk karena abses disekitar tempat perforasi tersebut. Tipe ketiga adalah proses kronik
dengan pembentukan fistula kolesistoenterik. 4agian yang paling sering mengalami perforasi
adalah fundus dari kandung empedu.
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
5/8
3rea-area kecil dari perforasi kandung empedu paling sulit dideteksi dengan foto.
Defek fokal dari kandung empedu dapat terlihat dengan !, 8T, M5I. 3danya batu
kandung empedu ekstraluminal merupakan gambaran spesifik yang mengindikasikan adanya
perforasi *ambar 6+. :ampir sebagian besar gambaran dari perforasi tidak spesifik dan
diantaranya dapat berupa cairan perikolesistitik, kolaps dari lumen kandung empedu dan
abses perikolesistitik.
!ecara umum pengobatan dari gangrene kolesisititis dengan atau tanpa perforasi
dianjurkan untuk dilakukan tindakan pembedahan berupa kolesistektomi dan debridement.
3ntimikroba I; juga dianjurkan. Percutaneous catheter drainage juga dapat dilakukan pada
pasien yang akan melakukan operasi. komplikasi paling sering terjadi pada pasien gangrene
kolesistitis dan prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan kolesistitis akut tanpa
komplikasi.
ambar 6.
3.
olesistitis emfisematosa
olesistits emfisematosa ditentukan dengan adanya gambaran udara pada kandung
atau lumen empedu. :al ini merupakan keadaan sekunder dari insufisiensi vaskular dan
iskemia dari dinding kandung empedu. 3kibatnya gas yang dihasilkan bakteri tersebut
mampu berploriferasi pada dinding atau lumen kandung empedu. 4akteri yang berperan di
dalamnya adalah 8lostridium, @schereccia coli, !taphylococcus aureus, dan spesies
!treptococcus. ondisi ini biasanya menyerang pada usia yang lebih tua dan terjadi jika ada
penyakit yang mendasarinyaseperti diabetes mellitus atau penyakit debilitating lainnya.
Meskipun demikian, pasien dengan kolesistitis emfisematosa dapat menampilkan gejala
klinis yang mirip dengan kolesistitis akut tanpa komplikasi.
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
6/8
olesistitis emfisematosatosa mungkin didiagnosis dengan menggunakan !
abdominal. ! dapat menunjukkan gambaran kurvalinear lusen pada dinding atau lumen
kandung empedu yang spesifik untuk kasus kolesisititis akut tanpa komplikasi *amabar 23+.
ill dkk, menemukan bah&a sensitivitas dari ! abdominal rendah. !ehingga ! lebih
sering digunakan. Pada ! akan tampak gambaran yang mirip pada pasien kolesisititis
akut tanpa komplikasi. urvalinear hiperechoic, sering tampak bersama-sama dengan artefak
verberation *biasa dikenal sebagai ringdo&n artefact+, sebahgai hasil dari udara pada dinding
atau lumen kandung empedu *ambar 24+.
8T dianggap sebagai imaging yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis
kolesistitis emfisematosa. 8T menunjukkan lo& attenuation konsisten dengan gambaran
udara pada dinding atau lumen kandung empedu. ambaran ini dapat mirip pada pasien
dengan kolesisitits akut tanpa komplikasi. Pada M5I, area-area dengan signal void dapat
diobservasi pada dinding atau lumen kandung empedu, sebagai hasil dari intramural atau
udara intraluminal.
omplikasi dari kolesisitits emfisematosa termasuk perubahan kearah gangren,
perforasi dan pembentukan perikolekistik abses. Peritonitis dan sepsis dapat berlangsung
juga. arcia-!ancho TelleA dkk, melaporkan bah&a angka kematian mencapai 6$% pada
keadaan kolesistitis emfisematosa. mumnya penanganan kolesisitits emfisematosa adalah
kolesistektomi emergensidan antimikroba I;. penempatan tube kolesistotomi dilakukan pada
pasien yang tidak dilakukan tindakan operasi.
olesistitis supuratif
olesistits supuratif *empiema kandung empedu+ dapat terjadi sebagai komplikasi
dari kolesistitis akut. ondisi ini terjadi ketika bahan purulen mengisi distensi lumen
kandung empedu. Pasien dengan kolesistits supuratif dapat mengalami gejala yang serupa
pada pasien dengan kolesistitis akut tanpa komplikasi, yaitu demam, menggigil, kaku, nyeri
pada kuadran kanan atas. Tanda-tanda dari sepsis dapat hadir ataupun tidak.
ambaran kolesistitis hemoragik pada ! dan 8T menyerupai kolesistitis akut.
Pada ! gambarannya adalah adanya material ekogenik atau heterogen dalam diding
kandung empedu atau dalam lumennya akibat darah. Pada 8T, gambaran darah yang
hiperdens ada dalam dinding atau lumennya *ambar 7+. 4ahkan kadang susah dibedakan
dengan lumpur empedu *sludge+. Bang bisa memberikan gambaran cukup spesifik adalah
M5I. Perdarahan yang subakut memberikan gambaran hiperintense pada T/ dan T6 &eighted
karena keberadaan methemoglobin ekstrasel.
Penatalaksanaan untuk kolesistis supuratif adalah emergent cholecystectomy dan
percutaneous catether drainage. Tingkat perubahan pada kolesistektomi laparoskopi untuk
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
7/8
prosedur terbuka lebih besar daripada yang diamati dalam kasus kolesistitis akut tanpa
komplikasi. Pasien dengan kondisi ini selalu di berikan terapi antibiotik I;.
amabar 2.
olesistitis hemoragik
Perdarahan dalam dinding kandung empedu dan lumen dapat diamati pada calculous
atau kolesistitis acalculous. olesistitis hemoragik secara klinis dapat hadir dengan onset akut
dari kolek bilier, jaundice, melena, hematemesis. olesistits hemeragik berbeda dari
penyebab lain dari perdarahan kandung empedu, seperti trauma, neoplasma, dan koagulopati
*sering berhubungan dengan terapi antikoagulan+.Pada ! dan 8T, kolesistitis supuratif juga menyerupai kolesisitits akut. Pada !
ada ekogenik dan 8T ada hiperatenuasi pada lumen kandung empedu sesuai gambaran pus *+,
dan susah dibedakan dengan sludge. M5I berguna untuk membedakan keduanya
menggunakan sekuens heavily T6 &eighted gambaran fluid-fluid level dengan gambaran
lapisan empedu purulen yang terpisah
omplikasi kolesistitis hemoragik adalah perforasi dindingnya dan lebih parah lagi
hemoperitoneum. Terapinya kolesistektomi dan I; antimikroba.
-
7/25/2019 Chita Jurding Radiologi
8/8