jurding dr darman

14
Jurnal Reading OTITIS EKSTERNA Oleh: Satria Adi P G99141062 Yohana Trissya A G99141063 Totok Siswanto G99141064 Ivan Setiawan G99141065 Ibnu Kharisman G99141066 Pembimbing : dr. Sudarman, Sp.THT-KL (K)

description

jurding

Transcript of jurding dr darman

Page 1: jurding dr darman

Jurnal Reading

OTITIS EKSTERNA

Oleh:

Satria Adi P G99141062

Yohana Trissya A G99141063

Totok Siswanto G99141064

Ivan Setiawan G99141065

Ibnu Kharisman G99141066

Pembimbing :

dr. Sudarman, Sp.THT-KL (K)

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

2015

Page 2: jurding dr darman

Otitis Eksterna: Review Klinis

Otitis eksterna adalah suatu peradangan pada saluran telinga luar dengan

atau tanpa keterlibatan pinna. Ketika parah, kondisi dapat melemahkan dan dapat

mempengaruhi kualitas hidup pasien karena sifat berulang-nya (Ali et al, 2008).

Kondisi ini dapat diklasifikasikan menurut etiologi, yaitu infektif, dermatitis non-

infektif dan etiologi campuran (Tabel 1).

Insidensi

Otitis eksterna diperkirakan mempengaruhi 10% dari populasi selama

masa hidup mereka: prevalensinya 0,4% per tahun (Bojrab et al, 1996). Antara 5

dan 20% dari pasien mengeluhkan masalah telinga, hidung dan tenggorokan

akibat otitis eksterna (Hawke et al, 1984). Hal ini dapat mempengaruhi setiap

kelompok usia.

Saluran Telinga Normal

'Telinga eksternal' juga berarti pinna, concha, meatus auditori eksternal

dan membran timpani. Seperti bagian lateral tersusun dari tulang rawan, dua

pertiga medial tersusun dari tulang, dengan panjang rata-rata adalah 2,5 cm. Pinna

dan tulang rawan saluran telinga terdiri dari tulang rawan elastis yang ditutupi

oleh kulit; dilengkapi oleh kelenjar sebaceous, kelenjar keringat dan rambut, serta

sejumlah kecil lemak subkutan. Sel-sel epitel kulit saluran telinga bermigrasi

secara lateral dari membran timpani guna membantu dalam self-cleaning dari

kanal.

Cerumen (kotoran telinga) adalah hasil dari sekresi yang dihasilkan oleh

kelenjar sebaceous dan keringat (apokrin) dicampur dengan deskuama sel epitel.

Cerumen secara fisik melindungi kulit kanal dan memiliki sifat antimikroba (Chai

dan Chai, 1980).

Page 3: jurding dr darman

Penyebab Otitis Eksterna

Infeksi bakteri pada saluran telinga sering disebabkan oleh trauma lokal.

Trauma dapat ditimbulkan oleh cotton buds atau benda lainnya yang digunakan

untuk menggaruk telinga. Pasien dengan kuku yang tajam kadang menyangkal

penyebab trauma karena menggaruk, tetapi bias jadi mereka menggaruk telinga

tanpa sadar ketika tidur. Kuku palsu yang panjang dan mati rasa, bisa menjadi

sumber infeksi (Baran, 2002). Bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi

kuku palsu juga dapat menyebabkan reaksi alergi (Lazarov, 2007). Pada anak-

anak, penyisipan benda asing bias menjadi predisposisi infeksi lokal.

Infeksi jamur lebih mungkin disebabkan oleh kulit basah di liang telinga.

Infeksi mungkin timbul setelah berenang dan mandi, atau setelah penggunaan

tetes telinga antibiotik yang mengubah pelindung mikroflora bakteri normal.

Otitis eksterna juga dapat diikuti penyakit telinga tengah dengan discharge

terinfeksi dan perforasi.

Otitis eksterna dapat disebabkan oleh alat bantu dengar yang

mengakibatkan retensi kotoran dan minyak, dan sangat mungkin jika alat bantu

tersebut tidak bersih (Ahmad et al, 2007) terutama jika ada perforasi. Infeksi

telinga eksternal juga telah berkaitan dengan penggunaan stetoskop (Brook,

1997).

Faktor predisposisi lainnya yaitu diabetes, defisiensi imun, eksim dan

psoriasis. Peradangan juga dapat dihasilkan oleh alergi terhadap obat tetes telinga

antibiotik, logam seperti nikel yang digunakan dalam perhiasan dan bias juga dari

bahan yang digunakan dalam pembuatan alat bantu dengar (Sood dan Taylor,

2004).

Patofisiologi

Setiap situasi yang mengganggu lapisan proteksi lemak dan/ atau kondisi

terlalu asam di telinga menjadi predisposisi otitis eksterna (Russell et al, 1993).

Air dan kelembaban mengubah flora kulit dari Gram-positif ke Gram-negatif.

Kondisi dimana kemungkinan terjadi rekuren atau kronis ditandai dengan gejala

yang meliputi gatal, garukan, lembab, kulit basah, kotoran atau keluar cairan

Page 4: jurding dr darman

akibat perforasi. Dermatitis non-infektif dapat menyebabkan infeksi setelah

menggaruk dan kontak sekresi infektif dengan kulit serta antibiotik topikal juga

dapat menyebabkan peradangan kronis lebih lanjut. Sehingga ini merupakan

lingkaran setan yang berkontribusi dalam kronisitas. Infeksi yang tidak kunjung

sembuh juga dapat disebabkan oleh resistensi sebagai dampak pengobatan

antibiotic sebelumnya.Umumnya, otitis eksterna mempengaruhi seluruh saluran

telinga dan bias juga kering atau sebaliknya purulen.

Mikrobiologi

Sekitar 90% dari flora normal pada liang tekinga luar di dominasi oleh

staphylococcus spp., Corynebacterium spp., streptococci dan enterococci

(stroman et al., 2001). Pseudomonas aeruginosa dikenal sebagai pathogen yang

paling sering menyerang pada otitis externa, diikuti oleh staph. Aureus, candida

spp. dan bakteri anaerob (Ninkovic et al., 2008).

Gejala Klinis

Dua gejala yang paling muncul pada otitis externa adalah nyeri dan gatal.

Infeksi bakteri umumnya akan terasa nyeri, kemungkinan dipeburuk dengan

melekatnya kulit di dalam kanal.

Pemeriksaan kanal telinga pada otitis externa normalnya akan

menunjukkan hasil kemerahan dan jaringan lunak yang membengkak di dalam

kanal (gambar 1). Dan disekitar telinga. Hal ini bisa mengenai atau tidak

mengenai pinna. Tarikan pada pinna atau tekanan pada tragus akan menunjukkan

nyeri. Infeksi yang beratdapat menunujukkan gejala pembengkakan yang

menekan pinna keluar, mirip dengan mastoiditis.

Pada mastoiditis, pinna akan terpisah keatas dan kebawah dan

membebngkak pada bagian superior dan inferior dari pinna. Nyeri juga semakin

khas pada kedua region postero posterior dari mastoid dan pada cymbaconchea

pinna. Sebaliknya, nyeri pada tragus ataupun pada ujung mastoid merupakan

gejala klasik dari otitis eksterna. Pasien dengan mastoiditis menunjukkan gejala

umum yang jelek.

Page 5: jurding dr darman

Penanganan yang teliti pada kanalis auricularis atau membrane timpani

lebih susah karena nyeri dan bengkak dari kanalis aurikularis, dan mungkin akan

membutuhkan suction dan mikroskop. Penting untuk memeriksa membrane

timpani untuk mengetahui apakah ada penyakit lain yang menyertai seperti

colesteatoma dan adanya perforasi membrane timpani dengan otitis media yang

disebabkan otitis eksterna.

Infeksi jamur ditandai dengan sangat gatal. Candida spp. menunjukkan

tanda cheesy white debris. Aspergillus spp (gambar 2) bermanifestasi sebagai hifa

dan spora hitam atau kuning, tergantung apakah infeksi disebabkan oleh

Aspergillus niger atau aspergillus flavus.

Infeksi virus biasanya terasa sangat nyeri, dan muncul vesikel diluar pinna,

kanalis aurikularis atau pada drum (myringitisbulosa). Infeksi mungkin bisa

mengakibatkan perdarahan dari dalam telinga, tidak seperti otitis media akut,

nyeri tidak bisa dihilangkan. Infeksi herpes bisa mengenai ganglion genikulata

menunjukkan gejala facial palsy, bagian dari Ramsay-Hunt syndromes.

Alergi akan menyebabkan pembengkakan dan oklusi dari kanalis

aurikularis. Rasa nyeri dirasakan bila ada infeksi sekunder dan kulit sekitarnya

akan kering dan pecah-pecah (gambar 3). Kanalis aurikularis sering terdapat

debris yang terbentuk dari kombinasi dari serous, lapisan lilin dan deskuamasi

kulit.

Otitis eksterna maligna tidak sering namun merupakan kondisi yang serius

pada pasien diabetes yang tua. Menunjukkan gejala nyeri yang tetap, discharge

dan granulasi.

Page 6: jurding dr darman

Gambar 1. CT scan koronal tulang temporal

Gambar 2. Koloni jamur hitam yang disebabkan Aspergillus niger

Gambar 3. Inflamasi tipe eksim pada telinga luar

Page 7: jurding dr darman

Evaluasi Klinis dan Penyelidikan

Riwayat penyakit terdahulu sebaiknya juga mencakup lama waktu

munculnya gejala dan runtutan terjadinya kekambuhan untuk mendukung

pencarian factor predisposisi. Hal yang paling penting diperhatikan dalam

pemeriksaan adalah tanda- tanda inflamasi pada meatus eksternal (liang telinga)

dan ada tidaknya discharge. Gendang telinga mungkin tidak tampak karena

tertutup oleh inflamasi pada liang telinga, sehingga perlu dibersihkan terlebih

dahulu dengan bantuan mikroskop, agar gendang telinga dapat dinilai. Pada kasus

yang kambuh terus menerus,maka pemeriksaan kultur bakteri perlu dilakukan

dengan swab secret pada telinga tersebut. Pasien dengan penyakit sistemik seperti

diabetes mellitus dan defisiensi imun tidak dapat dimasukkan dalam kelompok

pasien dengan infeksi yang kambuh – kambuhan.

Tatalaksana

Membersihkan Telinga

Pada kebanyakan kasus otitis eksternal, tatalaksana yang umumnya digunakan

adalah membersihkan telinga, terutama padda kasus otitis eksterna tipe diffuse

eczematous. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kassa steril pada

pemeriksaan THT. Metode yang paling efektif untuk membersihkan adalah

dengan menggunakan suction yang disposable pada ujungnya. Apabila liang

telinga sudah bersih, gendang telinga akan dapat diakses dengan baik dan tetes

telinga pun akan mengenai seluruh liang telinga sampai ke membrane timpani.

Teknik membersihkan telinga ini akan menjadi sulit apabila liang telinga sempit

dan beberapa situasi yang memerlukan perhatian dan ketrampilan khusus.

Menyemprot telinga sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan komplikasi

yang lebih parah. (Blake et al, 1998).

Page 8: jurding dr darman

Terapi Topikal

Terapi topical yang dapat digunakan biasanya berupa tetes, semprot, bedak

tabor, maupun krim atau salep telinga. Terapi topical ini bekerja lebih baik

daripada terapi sistemik, hal ini disebabkan aliran darah terkadang tidak mencapai

liang telinga dengan konsentrasi obat yang cukup dibandingkan dengan absorbs

langsung dari kulit. Beberapa obat-obatan yang sering digunakan antara lain

antiseptic, antibiotic, steroid dan berbagai kombinasi.

Obat antiobiotik tetes telinga atau semprot biasanya digunakan pada kasus

infeksi bakteri maupun jamur. Dari beberapa kasus klinis, antibiotic yang

biasanya digunakan adalah dari golongan aminoglikosida atau kuinolon. Namun

obat kombinasi antara steroid dan antibiotic bekerja lebih baik daripada antibiotic

single dose (Mosges et al, 2008) ataupun steroid single dose (Abelardo et al,

2008). Tetes telinga yang mengandung ciprofloxacin, gentamicin, atau polymyxin

B merupakan obat tetes yang paling efektif membunuh kuman pathogen telinga

(Ninkovic et al, 2008). Ciprofloxacin dan ofloxacin merupakan antibiotic dengan

spectrum luas. Lama penyembuhan dengan kombinasi ciprofloxacin-steroid

secara signifikan berkurang dibandingkan dengan kombinasi polymyxin-

neomycin-steroid (Rahman et al, 2007).

Kultur dan tes sensitivitas bakteri dapat dilakukan pada pasien yang sudah

mendapat pengobatan namun belum mengalami perbaikan.

Liang telinga yang sempit kadang tidak dapat menerima terapi topical

dengan efektif. Sehingga perlu dilakukan dengan bantuan kapas kecil yang diberi

tetes telinga kombinasi antibiotic dan steroid, yang dikompreskan ke dalam

telinga. Kapas ini akan menyerap obat – obatan dan kemudian akan terabsorbsi

secara local. Kapas yang digunakan harus diganti setiap hari sampai liang telinga

terbuka. Obat-obatan dengan bahan dasar minyak seperti Canesten, Locorten-

Vioform dan Ichthammol slycerin tidak akan diserap oleh kapas, sehingga

sebaiknya digunakan tetes telinga (cairan) Clamp, 2008). Kapas atau kassa yang

digunakan harus hati- hati dalam pemasangannya, karena dapat menyebabkan

trauma.

Page 9: jurding dr darman

Tetes telinga kombinasi antibiotic dan steroid biasanya berbahan dasar

cairan asam, yang dapat menimbulkan sensasi panas. Tetes mata biasanya

berbahan dasar tidak terlalu asam, sehingga masih dapat ditoleransi oleh pasien.

Tetes telinga biasanya juga tidak terlalu pekat sehingga dapat menembus lumen

(Bojrab et al, 1996).

Glycerol dan ichthammol (90:10 v:v) merupakan sediaan yang tidak

mahal. Glycerol merupakan sediaan higroskopik dan dapat mengurangi edema

pada liang telinga dan amengurangi rasa nyeri, dan juga merupakan antibiotic

melawan streptococcus dan staphylococcus (Ahmed et al, 1995). Glycerine dan

ichthammol pada kassa direkomendasikan sebagai terapi first line (Hornigold et

al, 2008: Masood et al, 2008). Perbaikan secara klinis pada terapi kombinasi

entibiotik dan steroid tetes telinga telah banyak dilaporkan dan pita kassa juga

direkomendasikan pada pasien dengan alergi pada bahan dasar tetes telinga.