Jurding Billa

41
PENDEKATAN TERHADAP ETIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN MANAGEMEN DARI BEBERAPA TIPE KANDIDIASIS Sabilla Sheridan 1410.221.035

description

xsxsxs

Transcript of Jurding Billa

Page 1: Jurding Billa

PENDEKATAN TERHADAP ETIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN MANAGEMEN DARI

BEBERAPA TIPE KANDIDIASIS

Sabilla Sheridan1410.221.035

Page 2: Jurding Billa

PENDAHULUAN•Kandida adalah jenis jamur yang paling

sering menyerang manusia, dimulai dari infeksi superfisial mukosa sampai infeksi sistemik yang dapat mengancam jiwa.

•Yang khas pada jamur ini memiliki kemampuan berkembang biak dalam ragi, pseudohifa dan berbentuk hifa.

•Bentuk hifa adalah bentuk yang paling penting dalam proses patogenesis, dimana hifa akan menginvasi sel epitel dan menyebabkan kerusakan dan merupakan bagian yang paling infeksius.

Page 3: Jurding Billa

•Candida albicans adalah salah satu jenis jamur komensal (flora normal) yang terdapat di kulit, sistem gastrointestinal dan sistem reproduksi.

•C.albicans memiliki kemampuan bertahan dan berproliferasi pada kondisi fisiologis yang ekstrim, misalnya pH, osmolaritas, keberadaan nutrisi, dan temperatur yang ekstrim.

•Perjalanan penyakit dan prognosis dari infeksi jamur kandida bergantung pada status imunologi dan juga dari manifestasi penyakit.

Page 4: Jurding Billa

ETIOLOGI

Page 5: Jurding Billa

DESKRIPSI DARI JENIS UMUM KANDIDA

Page 6: Jurding Billa

Candida Albicans

•Infeksi jamur ini invasif. Orang-orang dengan kondisi imunosupresan seperti HIV, kanker, atau pasien yang sedang di rawat di ICU pasca operasi besar atau transplantasi organ, memiliki faktor risiko yang lebih tinggi.

Page 7: Jurding Billa

Candida glabrata (Torulopsis glabrata)•Infeksi jamur ini menjadi sangat serius

apabila terjadi pada pasien imunokompromise dan juga pada pasien dengan penggunaan obat anti-fungal secara luas. Di beberapa rumah sakit, infeksi jamur ini merupakan penyebab kedua yang menyebabkan kandidemia.

Page 8: Jurding Billa

Candida tropicalis

•Jamur ini adalah jenis jamur ketiga hingga keempat terbanyak yang dapat ditemukan dari kultur darah. C. Tropicalis secara bertahap sedang diteliti sebagai penyebab utama kandidiasi invasif yang menyerang pasien neutropenik seperti pada pasien leukimia akut ataupun pasien dengan transplantasi sumsum tulang belakang

Page 9: Jurding Billa

Candida parapsilosis

•Di beberapa negara, infeksi jamur ini merupakan infeksi nomor ketiga yang dapat menyebabkan kandidemia, terutama pada pasien dengan kateterisasi, penggunaan alat pada prostat, dan penggunaan obat-obatan melalui intravena. Jamur ini juga merupakan infeksi utama nomor 1 yang menyebabkan terjadinya kandidemia pada neonatal di ruangan ICU.

Page 10: Jurding Billa

Candida krusei•1-2% C.krusei memiliki signifikansi secara

klinis oleh karena resistensi secara intrinsik terhadap flukonazol dan menurunnya kerentanan terhadap beberapa obat-obatan antifungal. Biasanya infeksi jamur ini ditemukan pada pasien-pasien kanker darah dengan komplikasi neutropenia yang memiliki kecenderungan tingginya jumlah tingkat mortalitas (49 vs 28% dengan C.albican) dan jumlah respon yang lambat (51 vs 69% dengan C.albican

Page 11: Jurding Billa

Candida guilliermondii (telemorph-Pichia guilliermondii)•Jamur ini telah diisolasi dari permukaan

kulit, dan kuku pada tenaga medis. Penyebab terjadinya kandisiasis diseminata secara hematogen ditunjukkan pada infeksi jamur ini

Page 12: Jurding Billa

Candida lusitaniae (telemorph Clavispora lusitaniae)•Jamur ini merupakan yang paling jarang.

Jamur ini menjadi bahaya sejak 20 tahun terakhir dan menjadi agen nosokomial di seluruh dunia.

Page 13: Jurding Billa

Candida kefyr• Jamur ini hanya dapat diisolasi dari kultur

urin dan dilaporkan dapat menyebabkan infeksi kandida sistemik pada pasien leukimia neutropenik dan pada pasien dengan penyakit jantung. Penelitian terbaru mengatakan bahwa jamur ini dideskripsikan sebagai patogen yang dapat menyebabkan enteritis jamur invasif pada pasien dengan gangguan hematologi yang sedang melaksanakan transplantasi sumsum tulang belakang.

Page 14: Jurding Billa

EPIDEMIOLOGI

Page 15: Jurding Billa

•Sengupta dan kawan-kawan mendokumentasikan sekitar 63% jamur terisolasi dimana sebanyak 66% dari jumlah tersebut adalah C.albicans, 14,3% C.tropicalis, 6,3% C.parapsilosis, 3,2% C. kefyr, C.krusei, dan 1,6% C.guilliermondii.

•C.albicans adalah penyebab utama infeksi jamur yang serius di Amerika Serikat, dan spesies jenis kandida menduduki peringkat ke-4 yang paling banyak ditemukan pada kultur darah. Angka mortalitas akibat infeksi jamur secara hematologi ini mencapai 15% pada remaja.

Page 16: Jurding Billa

TIPE UTAMA KANDIDIASIS

Page 17: Jurding Billa

KANDIDIASIS MUKOSAL

•Kandidiasis oral adalah jenis infeksi yang paling sering terjadi, infeksi oral ini banyak terjadi pada pasien HIV.

•Kandida adalah organisme komensal yang hidup sebagai flora normal

•Ada 3 faktor predisposisi sehingga menyebabkan pertumbuhan kandida menjadi berlebih yakni status imunitas pasien, kebersihan mukosa oral, dan adanya komponen khusus pada strain C.albicans (hifa).

Kandidiasis Orofaringeal

Page 18: Jurding Billa

•Kemampuan jamur untuk menghindari mekanisme clearance pada tubuh manusia dan kemampuan berkolonisasi di permukaan kulit menjadi faktor risiko untuk terjadinya infeksi oral.

•Kolonisasi kandida normal bergantung dari karakteristik patogen yang dimiliki misalnya : ▫produksi faktor adhesin, ▫sekresi aspartylproteinase, ▫faktor host : 1. Penurunan sekresi saliva, 2.

Perubahan jenis epitel dan adanya penyakit lokal di mukosa, 3. Perubahan flora normal, 4.tingginya diet karbohidrat, 5. Pemakaian gigi palsu.

Page 19: Jurding Billa
Page 20: Jurding Billa

Kandidiasis Vulvovaginal•Penyakit ini biasanya berhubungan dengan

morbiditas, perasaan tidak nyaman, nyeri dan gangguan pada saat berhubungan seksual.

•Meskipun demikian, penyakit ini jarang mengancam jiwa.

•Gejala : adanya pseudomembran yang berwarna keabuan, gatal pada vulva, perasaan terbakar, eritema, dan adanya discharge (keputihan).

•Penyakit ini secara signifikan menyerang kurang lebih 75% wanita

Page 21: Jurding Billa
Page 22: Jurding Billa

Kandidiasis Kutaneus•Merupakan infeksi sekunder pada kulit

dan kuku. Tergolong ke dalam infeksi kronik. Perkembangan dari penyakit ini dapat lokal maupun generalisata.

•Sering terjadi pada iklim hangat, lembab, dan area lipatan (seperti lipatan ketiak, lipatan inguinal, dan lipatan intergluteal).

•>> pada pasien diabetes dan obesitas. Faktor predisposisi lainnya adalah penggunaan antibiotik dan kontrasepsi oral

Page 23: Jurding Billa

Kandidiasis Sistemik•Pada penyakit ini kandida menyebar ke

seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya abses pada organ vital

•manifestasi penyakit ini adalah hiper/hipotermia, takikardia, hipotensi, meningkatnya kadar sel darah putih. Penyakit ini dapat terjadi akibat beberapa prosedur medikal yang invasif, terapi imunosupresif, dan terapi aging.

Page 24: Jurding Billa

Kandidemia (Infeksi Hematogen)•Sistem yang paling sering terkena adalah

gastrointestinal dimana faktor risiko utamanya adalah barrier kutaneus dan mukosa yang lemah (akibat trauma operatif, intubasi, dan kateter vaskular) dan kolonisasi pada barrier ini akibat penggunaan antibiotik spektrum luas.

Page 25: Jurding Billa

DIAGNOSIS

Page 26: Jurding Billa

Pemeriksaan Langsung

•Apusan, goresan, dan biopsi dari spesimen digunakan untuk pemeriksaan langsung secara mikroskopik dengan menggunakan 10% KOH.

•KOH dapat mencerna debris protein dan membersihkan jaringan keratinisasi dan meningkatkan penampakan dari jamur tersebut. KOH dapat dicampur dengan Lactophenol-Cotton-Blue stain atau the fluorochrome Calcofluor-White untuk memperjelas komoponen yang terkandung didalam jamur.

Page 27: Jurding Billa

Pemeriksaan Spesimen

•Kandida adalah Gram-positif, memiliki bentuk yang oval atau bulat, pseudohifa dan memiliki hifa sejati yang pendek

Strain Gram

Calcoflour White

•Dilihat dengan menggunakan sinar UV, ketika jamur tersebut terikat pada polisakarida pada kitin-dinding sel yang terlihat sebagai warna hijau terang.

Page 28: Jurding Billa

Pemeriksaan Spesimen

•Sabouraud dextrose agar, media kromogenik sudah mulai digunakan. Media ini mengandung substrat kromogenik yang akan bereaksi menghasilkan enzim dengan mengahasilkan beberapa variasi warna, misalnya CHROM agar Candida, Biggy Agar, CandiSelect 4.

Identifikasi dengan Kultur

Page 29: Jurding Billa

Pemeriksaan Spesimen

•Penilaian serologik dapat digunakan seperti menilai antibodi maupun antigen kandida. Polymerase chain reaction (PCR) dan pemeriksaan DNA memiiki manfaat untuk mendeteksi DNA kandida dalam jumlah yang kecil didalam darah ataupun jaringan.

Identifikasi Non Kultur

Page 30: Jurding Billa

PENATALAKSANAAN

Page 31: Jurding Billa

KANDIDIASIS ORAL• Anti jamur golongan azol

▫ topikal (klotrimazol troches), ▫azol oral (flukonazol, ketokenazol, atau itrakonazol),▫polyenes oral (nistatin atau amfoterisin B oral).

• Tujuan pemberian anti jamur untuk memperbaiki gejala secara cepat, mencegah komplikasi, dan mencegah kekambuhan.

• Gejala dari esofageal kandidiasis adalah (disfagia dan odinofagia). Percobaan terapi pada penyakit ini dengan flukonazol. Sebagian besar gejala mengalami perbaikan pada hari ke-7. Flukonazol lebih baik dari pada ketokenazol ataupun itrakonazol dalam memperbaiki kondisi esofageal kandidiasis.

Page 32: Jurding Billa

•Pada pasien dengan HIV memiliki respon lambat terhadap pengobatan anti jamur, kekambuhan terjadi lebih cepat (6 Bulan) .

•Satu penelitian membuktikan bahwa flukonazol dosis 200 mg/hari memiliki efek lebih baik dibandingkan 400 mg/minggu untuk terapi pencegahan gejala pada pasien dengan HIV-positif.

Page 33: Jurding Billa

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL•nistatin (100.000 U/hari selama 7-14

hari), •azol oral (lebih efektif)

▫ketokenazol- 400 mg selama 5 hari, ▫itrakonazol-200 mg untuk 1 hari atau 200

mg/hari selama 3 hari,▫flukonazol 150 mg).

• Asam borik diberikan pervaginam (600 mg kapsUl gelatin, 1 x per 14 hari) juga efektif

•Azol oral telah terbukti memiliki efek yang sama dengan agen topikal, mudah dicari, dan bebas dari efek samping lokal.

Page 34: Jurding Billa

•Infeksi yang tidak berkomplikasi memiliki keberhasilan yang tinggi pada pemberian anti-fungal oral maupun topikal

•Sedangkan, pada infeksi yang berkomplikasi dengan manifestasi klinis yang sedang hingga berat akan mengalami pengulangan (4 episode per tahun) biasanya disebabkan oleh kandida non albican, atau terjadi pada kondisi penyakit sistemik (DM dengan kontrol kadar gula buruk). Pada pasien dengan komplikasi diterapi secara intensif selama 7-14 hari untuk mencapai keberhasilan

Page 35: Jurding Billa

•Kandidiasis genitalia pria memiliki 2 bentuk,▫pertama yang paling sering adalah gatal

dan reaksi kutaneus berupa kemerahan dapat terjadi pada orang yang terpapar pasien kandidiasis vulvovaginalis.

▫kedua adalah infeksi superfisial pada penis terjadi pada pasien diabetes dan pria yang belum dilakukan sirkumsisi (mengalami balanopositis) sangat berespon terhadap pemberian terapi azol secara topikal ataupun sistemik.

Page 36: Jurding Billa

KANDIDIASIS KUTANEUS•antifungal topikal

▫klotrimazol, ▫ekonazol, ▫mikonazol, ▫ketokenazol, ▫siklopiroksolamin, ▫sulkonazol,▫oksikonazol.

•Terapi awal pada diaper rash adalah mengeringkan bagian yang terinfeksi, mencegah terjadinya oklusi, dan memberikan higienitas yang baik.

Page 37: Jurding Billa

•Pada pasien dengan imunokompresan sangat dianjurkan menggunakan obat antifungal sistemik. Onikomikosis kandidiasis diberikan itrakonazol 100 mg/hari selama 3-6 bulan atau dengan dosis terbagi 200 mg 2 kali sehari selama 7 hari, kemudian 3 minggu berhenti pengobatan. Siklus ini diulang setiap bulannya selama 3 hingga 6 bulan.

Page 38: Jurding Billa

KANDIDIASIS INVASIF•Flukonazol (6 mg/kgBB/hari) diberikan pada

pasien dengan kondisi stabil. •Amphoterisin B deoxykolat (0.6 to 0.7

mg/kg/hari) atau formula lipidassociateddari Amphoterisin B (3-5 mg/kg/hari) digunakan pada pasien akut.

•Terapi harus terus dilanjutkan sampai terjadi perbaikan lesi terutama pada pasien yang menerima kemoterapi ataupun imunosuppresan.

•Penggunaan anti-fungal yang tidak teratur dan terputus dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan

Page 39: Jurding Billa

•Pasien dengan kandidiasis ionvasif kronik harus menerima terapi tambahan (kemoterapi), termasuk terapi ablasi pada pasien dengan transplantasi sumsum tulang belakang/stem sel.

•Penggunaan glukokortikoid sebagai terapi tambahan berikutnya menunjukkan perbaikan gejala seperti demam, abdominal pain, dan respon peradangan.

Page 40: Jurding Billa

KANDIDEMIA•Flukonazol (6 mg/kgBB/hari) dan

amphoterisin B deoxykolat (0.6 to 0.7 mg/kg/hari) memiliki efektifitas yang sama.

•Perbandingan antara flukonazol (800 mg/hari) dengan kombinasi antara flukonazol (800 mg/hari) + amphoterisin B deoxykolat (0.6 to 0.7 mg/kg/hari untuk 5-6 hari pertama) penelitian menemukan terapi kombinasi secara prinsip lebih baik dalam hal pembersihan mikroorganisme di aliran darah (bloodstream clearance).

Page 41: Jurding Billa

KESIMPULAN• Kandidiasis adalah penyakit yang serius yang

secara signifikan merupakan permasalahan di seluruh dunia. Peningkatan infeksi kandida berhubungan langsung dengan faktor-faktor berikut: 1. HIV, 2. Pasien dengan penyakit neutropik yang sedang dalam pengobatan, 3. Penggunaan antibiotik spectrum luas secara berlebihan, 4. Gangguan metabolik (DM). Diagnosis awal dan spesifik dengan menggunakan anamnesa dan pemeriksaan mikrobiologi secara krusial dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pemilihan terapi haruslah hati-hati pada pasien-pasien dengan status imunologi yang buruk