Bronko Pneumonia

23
Bronkopneumonia Pengertian Bronkopneumonia. Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572). Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada parenchim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi Yuliani, 2001) Menurut Zul dalam Rafiq 2008, Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak B. Etiologi Bronkopneumonia / Penyebab Bronkopneumonia Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor prsesipitasi yang dapat menyebabkan timbulnya. Bakteri Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis. Virus

Transcript of Bronko Pneumonia

Page 1: Bronko Pneumonia

BronkopneumoniaPengertian Bronkopneumonia. Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572). Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada parenchim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi Yuliani, 2001)

Menurut Zul dalam Rafiq 2008, Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat.

Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak

B.    Etiologi Bronkopneumonia / Penyebab Bronkopneumonia

Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini

Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor prsesipitasi yang dapat menyebabkan timbulnya.

Bakteri

Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.

Virus

Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia virus.

Jamur

Page 2: Bronko Pneumonia

Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung.

Protozoa

Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.

C.    Manifestasi klinis Bronkopneumonia / Gejala Bronkopneumonia

Pneumonia bakteri

Gejala awal :

-         Rinitis ringan

-         Anoreksia

-         Gelisah

Berlanjut sampai :

-         Demam

-         Malaise

-         Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )

-         Ekspirasi bebunyi

-         Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan

-         Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan

-         Leukositosis

-         Foto thorak pneumonia lobar

Pneumonia virus

Gejala awal :

-         Batuk

-         Rinitis

Berkembang sampai

-         Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat dan lesu

-         Emfisema obstruktif

Page 3: Bronko Pneumonia

-         Ronkhi basah

-         Penurunan leukosit

Pneumonia mikoplasma

Gejala awal :

-         Demam

-         Mengigil

-         Sakit kepala

-         Anoreksia

-         Mialgia

          Berkembang menjadi :

-         Rinitis

-         Sakit tenggorokan

-         Batuk kering berdarah

-         Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak

D.    Patofisiologi Bronkopneumonia / Patogenesis Bronkopneumonia

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:

1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.

2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. (Soeparman, 1991)

E.    Pemeriksaan diagnostik Bronkopneumonia / Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia

Page 4: Bronko Pneumonia

1. Foto polos        : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status pulmoner

2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan oksigenasi

3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi

4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba

5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan

6. jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial

7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.

8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi

9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti

     virus

F.      Penatalaksanaan Bronkopneumonia / Penanganan Bronkopneumonia / Pengobatan Bronkopneumonia / Terapi Bronkopneumonia

Pengobatan supportive bila virus pneumonia

Bila kondisi berat harus dirawat

Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena

Antibiotik sesuai dengan program

Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik

Page 5: Bronko Pneumonia

Penyakit Bronkopneumonia. Penyakit Bronkopneumonia adalah merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya yang tinggi, dan tidak terjadi hanya di negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara maju seperti di Amerika Serikat misalnya terdapat 2-2 juta kasus pertahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang. Nah kali ini Blog Keperawatan akan sharing mengenai penyakit bronkopneumonia ini dan semoga bisa memberikan manfaat.

Bronkopneumonia merupakan pneumonia yang terdapat di daerah bronkus kanan maupun kiri atau pada keduanya. Bronkopneumonia (pneumonia lobularis) adalah peradangan pada parenkim paru yang awalnya terjadi di bronkioli terminalis dan juga dapat mengenai alveolus sekitarnya. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan.

Penyakit bronkopneumonia ini seringkali bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer. Bronkopneumonia sering disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.

Berikut beberapa pengertian bronkopneumonia :

Bronkpneumonia adalah frekuensi komplikasi pulmonari, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G Bare, 1993).Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate. (Whalley and Wong, 1996)Bronkopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. (Ngastiah, 2003)

Etiologi Penyebab Bronkopneumonia : 

1. Bakteri. Bakteri pada bronkopneumonia biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti halnya : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Sedangkan bakteri gram negatif seperti halnya Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

Page 6: Bronko Pneumonia

2. Virus. Dalam hal ini disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.

3. Jamur. Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.

4. Protozoa. Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)Patofiologi Bronkopneumonia adalah sebagai berikut : Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus. Inflamasi bronkus ini ditandai dengan adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema ( tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. 

Gejala tanda bronkopneumonia :

Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan. Bisa berupa nyeri pleuritik, nafas dangkal dan mendengkur, takipnea.

Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi. Mengecil, kemudian menjadi hilang, Krekels, bunyi ronki, egofoni.

Menggigil dan demam 38°C sampai 41°C, Bila berlanjut bisa terjadi delirium. Diafoesis. Gerakan dada tidak simetris. Malaise. Baruk produktif, kental. Sianosis. Gelisah.

Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan pada bronkopneumonia untuk menegakkan diagnosis diantaranya yaitu : 

1. Rontgen Dada : Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

Page 7: Bronko Pneumonia

2. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

3. Pemeriksaan fungsi paru. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan volume paru mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain paru menurun, terjadi hipoksemia.

4. Analisa Gas Darah. Pada pemeriksaan darah ini biasanya akan didapatkan hasil yang tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.Penatalaksanaan : 

1. Kemoterapi. Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi (hasil kultur spatum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis (Harasawa, 1989).

2. Pengobatan dan Perawatan Umum.Pengobatan bronkopneumonia dan perawatan bronkopneumonia umum yang dilaksanakan adalah diantaranya :

Terapi Oksigen. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus yang berat.

Hidrasi Cairan. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara parenteral. (menggunakan infus)

Simptomatik terhadap batuk. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan

bronkodilatorKomplikasi Bronkopneumonia.Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi bronkopneumonia pada anak. Berikut beberapa komplikasi dari penyakit bronkopneumonia yaitu : 

1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

2. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.3. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga

pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.6. Infeksi sitemik .

Demikian sahabat sedikit mengenai penyakit bronkopneumonia dan selanjutnya nanti akan di posting kelanjutannya tetapi dilihat dari sudut keperawatannya yaitu tentang askep bronkopneumonia dan semoga bermanfaat sahabat semuanya.- See more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/06/penyakit-bronkopneumonia.html#sthash.f8n3OyYx.dpuf

Page 8: Bronko Pneumonia

Penyakit Bronkopneumonia pada anak adalah merupakan penyakit yang seringkali juga menimpa pada anak-anak kita. Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Dan ini juga termasuk dalam bagian penyakit pnemumonia juga.

Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruhpenyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun. Inilah juga yang dimaksud dengan epidemiologi penyakit yang satu ini.

Pengertian bronkopneumonia adalah adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. Ini adalah definisi menurut Smeltzer, Suzanne & Brenda G.Bare.2002: 572. Sedangkan definisi arti yang lainnya menurut A.Aziz.Alimul Hidayat adalah suatu radang parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnoe, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif.

Penyebab Penyakit Bronkopneumonia

Penyebab etiologi bronkopneumonia terbagi menjadi 4 hal yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada paru khususnya parenkhim paru ini adalah sebagai berikut :

Bakteri. Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

Virus. Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.

Page 9: Bronko Pneumonia

Jamur. Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.

Protozoa. Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)

Pada umumnya, bronkopneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama bakteri piogenik yang membentuk pneumonia supuratif. Adenovirus, virus influenza, mikoplasma pneumoniae juga dapat berperan. Bronkopneumonia sering terjadi pada mereka yang berdaya tahan tubuh lemah dan memiliki gangguan imunitas saluran pernapasan. Anak-anak, lanjut usia dan penderita HIV/AIDS adalah populasi yang rentan penyakit ini.

Tanda Gejala Bronkopneumonia

Ada beberapa ciri anak yang menderita penyakit bronkopneumonia ini antara lain dapat dikenali dengan tanda serta gejala sebagai berikut :

1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan contohnya adalah Nyeri pleuritik, Nafas dangkal dan mendengkur, Takipnea (Nafas Cepat)

2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi : Mengecil, kemudian menjadi hilang dan juga terdengar Krekels, ronkhi paru.

3. Gerakan dada tidak simetris.

4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium.

5. Diafoesis.

6. Anoreksia.

7. Malaise.

8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat.

9. Gelisah.

10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan.

11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Penyakit Bronkopneumonia untuk membantu mengegakkan diagnosa antara lain adalah sebagai berikut :

Rontgen Thorax / Dada. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi struktural, dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus), infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial), atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-

Page 10: Bronko Pneumonia

bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

Pemeriksaan Fungsi Paru. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan volume paru mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain paru menurun, terjadi hipoksemia.

Analisa Gas Darah. Pada pemeriksaan darah ini biasanya akan didapatkan hasil yang tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.

Pengobatan Pneumonia

Pengobatan dan perawatan pasien dengan bronkopneumonia di rumah sakit antara lain dilakukan dengan cara :

1. Terapi Oksigen. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus yang berat.

2. Hidrasi Cairan. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara parenteral. (menggunakan infus) 

3. Simptomatik terhadap batuk. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan bronkodilator

Komplikasi Bronkopneumonia. Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi bronkopneumonia pada anak. Berikut beberapa komplikasi dari penyakit bronkopneumonia yaitu : 

Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura

terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak . 

Infeksi sitemik.

Pencegahan Bronkopneumonia. Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti halnya sebagai berikut :

1. Pola Hidup Sehat , makan makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga.

Page 11: Bronko Pneumonia

2. Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain : Vaksinasi Pneumokokus, Vaksinasi H. influenza, Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah, Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.

Page 12: Bronko Pneumonia

BronkopneumoniaFiled under: med papers,Pediatri — ningrum @ 5:59 am 

PENDAHULUAN

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap merupakan penyebab kematian terbanyak keenam di Amerika Serikat. Munculnya organisme nosokomial (didapat dari rumah sakit) yang resisten terhadap antibiotik, ditemukannya organisme-oeganisme yang baru (seperti Legionella), bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti AIDS semakin memperluas spektrum dan derajat kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini juga menjelaskan mengapa pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok. Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Pneumonia seringkali merupakan hal yang terakhir terjadi pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol, pasca bedah, dan penderita penyakit pernafasan kronik atau infeksi virus juga mudah terserang penyakit ini.1

Pneumonia adalah radang parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab noninfeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Pneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis). Tetapi, klasifikasi pneumonia infeksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti secara diagnostik atau terapeutik lebih relevan.2,3,7

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).4

Bronkopneumonia adalah peradangan paru, biasanya dimulai di bronkioli terminalis. Bronkopneumonia adalah nama yang diberikan untuk sebuah inflamasi paru-paru yang biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Penyakit ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang

Page 13: Bronko Pneumonia

melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, Pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer. 5,6

DEFINISI

Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.8

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sejak 1986 sampai era 2000 an hampir 80 sampai 90 persen kematian balita akibat serangan ISPA dan pnemonia.4

Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.3

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1% penduduk amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di Amerika.1

ETIOLOGI

Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah faktor infeksi (tersering) :

-         Bakteri    : Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus, Hemofilus influenza, Mycobacterium tuberculosa.

-         Virus       : Respiratory Synctitial Virus, Adenovirus, Cytomegalo virus, Virus infuenza B.

-         Jamur      : Histoplasmosis, Candida albicans, Aspergillus species dll.4

KLASIFIKASI

Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.

Page 14: Bronko Pneumonia

1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).2. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial

pneumonia).3. Pneumonia aspirasi.4. Pneumonia pada penderita immunocompromised.

2. Berdasarkan bakteri penyebab:1. Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia.

2. Pneumonia virus.3. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi

terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).

3. Berdasarkan predileksi infeksi:1. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus

(percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.2. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak

infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.

3. Pneumonia interstisial.

PATOGENESIS

Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet). Pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena efek gravitasi.1,3

Agen-agen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki 3 bentuk transisi primer :

1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring

2. Inhalasi aerosol yang infeksius3. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal

Page 15: Bronko Pneumonia

Aspirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia, sementara penyebaran cara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya, faktor-faktor predisposisi termasuk juga berbagai defisiensi mekanisme pertahanan sistem pernafasan. Kolonisasi basilus gram negatif telah menjadi subjek penelitian akhir-akhir ini.1

Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi yang terdiri dari :

1. Susunan anatomis rongga hidung2. Jaringan limfoid di nasofaring3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret

lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut4. Refleks batuk5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi6. Drainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional7. Fagositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama Ig A8. Sekresi enzim-enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja

sebagai anti mikroba yang non spesifik.

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya.3

Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli mementuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu:1,3,7

A. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)

Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus

Page 16: Bronko Pneumonia

meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

B. Stadium II (48 jam berikutnya)

Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.

C. Stadium III (3 – 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.

Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

D. Stadium IV (7 – 12 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.

GAMBARAN KLINIS

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39–40°C dan mungkin disertai kejang karena demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai di awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.

Page 17: Bronko Pneumonia

Pada  bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.

Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat terjadi antara 2-3 minggu.3

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.

2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.3. Peningkatan LED.4. Kultur  dahak dapat positif pada 20 – 50 % penderita yang tidak diobati. Selain

kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).

5. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis meyabolik.3,7

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. Foto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. Gambaran ke arah sel polimorfonuklear juga dapat dijumpai.

Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh karena itu WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan berdasarkan :

Pneumonia sangat berat :

Page 18: Bronko Pneumonia

→ bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Pneumonia berat :

→ bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Pneumonia :

→ bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :

-         > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan

-         > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun

-         > 40 x/menit pada anak usia 1 – 5 tahun

Bukan Pneumonia :

→ hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.3,4

DIAGNOSA BANDING

1. Bronkiolitis2. TB Paru

PENATALAKSANAAN

Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah dengan kloramfenikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama 4 – 5 hari.3

Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :3,7

Bed rest

Page 19: Bronko Pneumonia

Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.

Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.

Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan :

Untuk kasus pneumonia community base :

-         Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

-         Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base :

-         Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

-         Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri

Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral

Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.

Tabel pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi :3

Mikroorganisme

Streptokokus dan StafilokokusM.

Pneumonia

H. Influenza

Klebsiella dan P. Aeruginosa

Penicilin G 50.000-100.000 unit/hari IV

atauPenicilin Prokain 6.000.000 unit/hari IM atau

Ampicilin 100-200 mg/kgBB/hari atau

Ceftriakson 75-200 mg/kgBB/hari

Page 20: Bronko Pneumonia

Eritromisin 15 mg/kgBB/hari

Kloramfenikol 50-100 mg/kgBB/hari

Sefalosporin

KOMPLIKASI

Dengan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai adalah empyema dan otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.3

PROGNOSIS

Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat untuk pengobatan.3