Bronko Pneumonia

27
LAPORAN KASUS ANAK BRONKOPNEUMONIA DENGAN GIZI BURUK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Anak Diajukan Kepada : dr. Galuh Ramaningrum, SpA Disusun Oleh : Juhendra Fathoni H2A010027 DEPARTEMEN ILMU ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD ADHYATMA, MPH

description

Bronko Pneumonia

Transcript of Bronko Pneumonia

LAPORAN KASUS DIARE, KEJANG DEMAM SEDERHANA Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Anak Diajukan Kepada : dr. Laily Babgei, SpA Disusun Oleh : Dienia Nop Ramliana H2A010010 DEPARTEMEN ILMU ANAK Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD ADHYATMA, MPH

LAPORAN KASUSANAK BRONKOPNEUMONIA DENGAN GIZI BURUK

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase AnakDiajukan Kepada :dr. Galuh Ramaningrum, SpA

Disusun Oleh :Juhendra FathoniH2A010027

DEPARTEMEN ILMU ANAKFakultas KedokteranUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGRSUD ADHYATMA, MPH

CATATAN MEDISNama anak: An.SUmur: 1 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamNo RM: 462192Tgl masuk bangsal: 3 Maret 2015Nama bapak : Tn. M Umur: 28 tahunAgama: IslamPekerjaan : swastaAlamat: Wayangsari RT 01 Kalipancur Semarang

Nama ibu: Ny. I Umur: 24 tahunAgama: IslamPekerjaan : IRTAlamat: Wayangsari RT 01 Kalipancur SemarangANAMNESEAlloanamnesis (Ibu)14 Nov 2014 jam 08.30 WIB. Di Bangsal MelatiKeluhan Utama: Demam dan batukRPSDemam sejak 2 minggu, terus menerus tidak hilang timbul dan batuk berdahak sejak 1 minggu,dahak lendir berwarna putih, darah (-). Terjadi pembesaran pada perut anaknya 2 hari yang lalu, muntah (+)Ibu juga mengeluhkan nafas anak menjadi sesak. Sesak nafas tidak berhubungan dengan aktivitas dan cuaca. Keluhan sesak nafas tidak disertai adanya suara nafas berbunyi (mengi) atau mengorok. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan.RPDIbu mengaku sebelumnya mengalami penyakit paru pada usia 6 bulan dan menyangkal mengalami asma,alergi.

RPKIbu menyangkal keluarga mempunyai riwayat batuk lama, asma, dan alergi obat.RPSosOrangtua pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan. Pasien tinggal bersama kedua orangtua. Penghasilan keluarga per bulan kira-kira Rp 1.300.000,00. Pembayaran menggunakan JamkesdaKesan : Keadaan ekonomi tidak cukup

Riwayat ImunisasiKesan : imunisasi dasar tidak lengkap sesuai umur

Riwayat makan dan minumKesan : ASI tidak eksklusif

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan anakKesan Perkembangan sesuai usia.Kesan pertambahan BB dan PB tiap bulan tidak ingat

PEMERIKSAAN FISIKKU: CukupKesadaran: Compos mentis

Status GiziBB : 6,5 kgPB: 64 cmZ scoreBB/Umur: - 3 SD NormalTB/Umur: 0,03 NormalBB/PB: - 6 SD NormalKesan Gizi buruk

Status GeneralMata cowong (+), napas cuping hidung (+), Auskultasi thorax didapatkan ronki, Perkusi abdomen :Timpani, pekak sisi (+), pekak alih (+), tes undulasi (+)

Tanda Vital

Nadi : 126 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup Respirasi : 34 x/menitSuhu : 39 CPEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaanHasilSatuanRujukanLeukositH 20,83ribu/ul6.0-17.5Eritrosit4,77juta/ul3,6-5, 2HbL 9,30g/dl10,7-13,1HematokritL 31,30%35-43MCVL 65,00Fl74 102MCHL 19,50Pg23 31MCHC29,70g/Dl28 32TrombositH 65110^3/ul217-497RDWH 17,3011.5-14.5Eosinofil absolutL 0,0210^3/ul0,045 0,44Basofil absolut0,0210^3/ul0 0,2Netrofil absolutH 22,5010^3/ul1,8 8Limfosit absolutH 5,5610^3/ul0,9 5,2Monosit absolutH 2,7110^3/ul0,16 1Eosinofil0,20%2 4Basofil0,10%0 1Neutrofil65,70%50 -70Limfosit22,70%20 - 70MonositH 11, 50%1 11FOTO RONTGEN Tanggal 4-3-2015Pulmo : - corakan vasikuler kasar - bercak kesuraman kedua parahiler dan paracardialKesan : gambaran bronkopneumonia

USG abdomen

Hepar: ukuran normal tepi tajam, permukaan rata, nodul (_), parenkim homogen,V.porta tak melebar dan v.hepatika tak melebarVesika Felea: ukuran normal, dinding tak menebal, batu (-)Pankreas: ukuran normal, parenkim normal, kalsifikasi (-)Kelenjar para Aorta: tak membesarLien: ukuran normal, parenkim normal, nodul (-), v.lienalis tak melebarGinjal kanan: ukuran normal, parenkim normal, PCS tak melebar, batu (-)Ginjal kiri: ukuran normal, parenkim normal, PCS tak melebar, batu (-)Vesika urinaria : dinding tak menebal, batu (-)Kesan: cairan bebas intra abdomenRESUMEFebris (+) 2 minggu, batuk berdahak 1 minggu,dahak lendir berwarna putih. Abdomen membesar, muntah (+), sesak (+), buang air kecil dan besar (+).Pemeriksaan didapatkan KU cukup, T : 39 0 C, BB : 6,1 kg PB : 64 cm kesan : gizi buruk, mata cowong (+), cuping hidung (+), ronki (+), pekak sisi (+), pekak alih (+), tes undulasi (+).Pemeriksaan penunjang : RO : bercak kesuraman kedua parahiler dan paracardialDR :leukosit : H20,83 HB : L9,30 Ht : L31,30 Tr: H651.000USG abdomen Kesan: cairan bebas intra abdomenASSESMENTDIAGNOSA BANDINGBronkopneumonia dengan gizi burukBronkiolitis akutPneumonia dengan gizi burukTuberculosis dengan gizi buruk

Diagnosis Kerja

Diagnosis Klinis : Bronkopneumonia dengan gizi burukDiagnosis Tumbang : Tumbuh kembang sesuai usiaDiagnosis Gizi: Gizi burukDiagnosis Imunisasi: Imunisasi tidak lengkap

INITIAL PLANIp Dx: Bronkopneumonia dengan gizi burukS : -O : USG abdomen, foto rontgen, darah rutin, eritrosit, albumin

Ip Tx :O2 nasal 2-3 liter / menit Infus 2A N 30 tpm (mikro)Inj. Opimox 3 x 200 mg IVInj. Gentamicin 2 x 15 mg IVParacetamol 3 x 0,6 cc oralDiet : cair (SGM2)12 x 50 ccBubur instant 2x/hari

Ip Mx :Monitoring KU dan Vital SignMonitoring asupan giziMonitoring batuk, terapi cairan, febris

Ip Ex :Jelaskan penyakit bronkopneumoniaMenjelaskan pengobatan, dan komplikasi penyakitMotivasi untuk ikut memantau tanda dan gejala kegawatan pada anak.Motivasi anak MPASI dan banyak minum.Motivasi ibu untuk mematuhi pengobatan gizi anak.

PROGNOSISQuo ad Vitam: dubia ad bonamQuo ad Sanam: dubia ad bonamQuo ad Fungsionam: dubia ad bonam

PEMBAHASANBRONKOPNEUMONIADefinisiBronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus disekitarnya

Manifestasi klinisBronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C, Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung Pemeriksaan Fisik Pada inspeksi dapat dijumpai keadaan sebagai berikut :Gelisah MalaiseMerintih BatukSesak nafasNafas cuping hidungRetraksi dada suprasternal, intercostal ataupun subcostalSianosis

Pada pasien demam sejak 2 minggu, terus menerus tidak hilang timbul dan batuk berdahak sejak 1 minggu,dahak lendir berwarna putih, darah (-).Nafas menjadi sesak, dan tidak dipengaruhi aktivitas dan cuacaPemeriksaan didapatkan KU kurang akif, T = 39 0 C, suara ronki, nafas cuping hidung

bronkopneumonia

PATOGENESISMasuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru-paru dapat melalui berbagai cara, antara lain :Inhalasi langsung dari udaraAspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaringPerluasan langsung dari tempat-tempat lainPenyebaran secara hematogenPEMERIKSAAN PENUNJANG BRONKOPNEUMONIAPemeriksaan laboratoriumGambaran leukosit Terjadi pergeseran ke kiri. Leukopenia (< 5000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk. Leukositosis hebat ( > 30.000/mm3) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakteremia, dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggiPada rujukan nilai normal adalah 6,0 17,5Pada pasien leukosit didapatkan : 20, 83 ribu/ul

Terjadi peningkatan hasil leukosit

Penatalaksanaan pasien bronkopneumonia:Pemberian antibiotika polifragmasi selama 10 - 15 hari, meliputi : Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis ditambah klorampenikol dengan dosis :Umur < 6 bulan : 25-50 mg/KgBB/hariUmur > 6 bulan : 50-75 mg/KgBB/hariDosis dibagi dalam 3-4 dosisTerapi cairanCairan IV desktrose 5 % ditambah NaCl 15 % Tindak lanjutPengamatan rutin :Frekuensi nafas, denyut nadi, tekanan vena, hepatomegali, tanda asidosis, dan tanda komplikasi.Indikasi pulang :Bila tidak sesak dan intake adekuat.

Pada pasien:

O2 nasal 2-3 liter / menit Infus 2A N 30 tpm (mikro)Inj. Opimox 3 x 200 mg IVInj. Gentamicin 2 x 15 mg IVParacetamol 3 x 0,6 cc oralDiet : cair (SGM2)12 x 50 ccBubur instant 2x/hariPEMBAHASANGIZI BURUKDefinisiGizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah severely underweight

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk apabila :BB/TB kurang dari -3SD (marasmus)Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh(kwashiorkor : BB/TB > -3SD atau marasmik-kwashiorkor : BB/TB < -3SD.

Pada pasien BB: 6,5 kgPB: 64 cmZ Skore:BB/Umur: - 3 SD Gizi kurangTB/Umur: 0,03 NormalBB/PB: - 6 SD Gizi kurangStatus gizi: gizi kurangALUR PEMERIKSAAN

PEMBERIAN CAIRAN DAN MAKANAN UNTUK STABILISASITAHAP PENYESUAIANTujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (TETP). Tahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat, adalah selama 1-2 minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan mencerna makananJika berat badan pasien 7 kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk anak di atas 1 tahun. Pemberian makanan dimulai dengan makanan cair, kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemberian energi dimulai dengan 50 kkal/kg berat badan sehari. b. Jumlah cairan 200 ml/kg berat badan sehari. c. Sumber protein utama adalah susu yang diberikan secara bertahap dengan keenceran 1/3, 2/3, dan 3/3, masing-masing tahap selama 2-3 hari. Untuk meningkatkan energi ditambahkan 5% glukosa, dan d. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering, adalah 8-10 kali sehari tiap 2-3 jam.

TAHAP PENYEMBUHANBila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur, tiap 1-2 hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi mencapai 150-200 kkal/kg berat badan sehari dan 2-5 gram protein/kg berat badan sehari.

TAHAP LANJUTANSebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet TETPSuplementasi zat gizi yang mungkin diperlukan adalah : Glukosa biasanya secara intravena diberikan bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia. KCl, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia. Mg, berupa MgSO4 50%, diberikan secara intra muskuler bila terdapat hipomagnesimia. Vitamin A diberikan sebagai pencegahan sebanyak 200.000 SI peroral atau 100.000 SI secara intra muskuler. Bila terdapat xeroftalmia, vitamin A diberikan dengan dosis total 50.000 SI/kg berat badan dan dosis maksimal 400.000 SI. Vitamin B dan vitamin C dapat diberikan secara suntikan per-oral. Zat besi (Fe) dan asam folat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai KKP berat.

TERIMAKASIH