BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU PENDAHULUAN · Contoh 1. Tentukan Penyelesaian. Dicari dulu: ......
Transcript of BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU PENDAHULUAN · Contoh 1. Tentukan Penyelesaian. Dicari dulu: ......
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 98
2013
BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU (Pertemuan ke 14)
PENDAHULUAN
Diskripsi singkat
Pada bab ini yang dibahas adalah tentang bentuk-bentuk tak tentu, yaitu: , 0. ,
- , .. Limit-limit tersebut tak dapat diselesaikan dengan aturan-aturan yang ada,
Yang dapat dipakai untuk menghitung limit-limit demikian, yang lazim disebut dengan aturan
l’Hopital,
Manfaat
Bab ini merupakan lanjutan bab tiga, yaitu tentang limit, hanya bentuknya yang berbeda
dengan yang telah dibicarakan.
Relevansi
Lihat bab tiga.
Learning Outcomes
Lihat bab tiga.
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 99
2013
PENYAJIAN
Di bawah ini ada tiga masalah, yaitu
, ,
Ketiga limit tersebut memiliki penampilan yang sama, yaitu hasil bagi, dan limit pembilang
dan penyebutnya berlimit nol. Kalau limit tersebut dihitung dengan menggunakan aturan
penarikan limit untuk hasil bagi akan diperoleh jawaban yang tak ada artinya, yaitu 0/0. Memang
aturan itu tak dapat digunakan di sini karena atuaran itu hanya berlaku apabila limit penyebut
bukan nol. Jadi limit tersebut tak dapat ditentukan dengan aturan hasil bagi limit.
Dengan geometri, dapat dibuktikan bahwa , dan dengan faktorisasi dalam
aljabar, dapat ditentukan bahwa
Limit yang ketiga sebenarnya mendefinisikan turunan f’(a) !
Tentunya akan lebih baik bila ada aturan baku yang dapat dipakai untuk menghitung limit-
limit demikian. Aturannya ada dan lazim disebut dengan aturan l’Hopital (dibaca: loupital). Pada
tahun 1696, Guillaume Francois Antonine de l’Hopital menerbitkan buku pertama tentang kalkulus
diferensial, yang di dalamnya ada aturan berikut, yang ia peroleh dari gurunya bernama Johann
Bernoulli.
Bentuk-bentuk tak tentu adalah : , 0. , - ,
A. Bentuk
Teorema A
Andaikan
Apabila lim [f()/g(x)] ada, baik ia berhingga (L) atau tak berhingga ( atau - ), maka
Bentuk-bentuk tak tentu adalah : , 0. , - ,
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 100
2013
Disini u dapat mewakili sebarang simbul a, a-, a+, - atau .
Contoh 1. Tentukan :
Penyelesaian.
Contoh 2. Tentukan :
Penyelesaian.
Walau aturan l’Hopital mudah digunakan,namun perlu hati-hati dalam penggunaannya,
khususnya harus teliti benar apakah persyaratan yang diminta terpenuhi. Bila tidak, dapat terjadi
kesalahan-kesalahan seperti dalam contoh di bawah ini.
Contoh 3. Tentukan :
Penyelesaian.
Penerapan pertama aturan l’Hopital benar, penerapan kedua salah, karena limit kedua tidak
berbentuk 0/0. Yang benar adalah sebagai berikut,
Berhenti mendiferensialkan apabila pembilang atau penyebut berlimit tak nol.
Walau aturan l’Hopital dapat digunakan, ada kalanya aturan itu tak dapat menolong. Lihat
contoh berikut.
Contoh 4. Tentukan :
Penyelesaian.
Aturan l’Hopital dapat diterapkan sebanyak kita mau.
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 101
2013
Tampak bentuk yang diperoleh makin rumit. Jalan terbaik adalah limit tersebut diubah
menjadi bentuk / sebagai berikut.
B. Bentuk
Teorema A
Andaikan
Apabila lim [f()/g(x)] ada, baik ia berhingga (L) atau tak berhingga ( atau - ), maka
Disini u dapat mewakili sebarang simbul a, a-, a+, - atau + .
Contoh 1. Tentukan :
Penyelesaian.
Tampak bahwa x dan menuju apabila x . Dengan menggunakan aturan l’Hopital
Contoh 2. Apabila a bilangan riil positif, buktikan bahwa :
Penyelesaian.
C. Bentuk 0.
berbentuk 0 . untuk x = a, bila dan . Disini aturan l’Hopital
dapat diterapkan setelah bentuknya diubah menjadi bentuk 0/0 atau / , sebagai berikut.
Bentuknya /
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 102
2013
, berbentuk
, berbentuk
Contoh 1. Tentukan :
Penyelesaian.
Tampak bahwa dan , sehingga limit tersebut
berbentuk 0. . Maka perlu diubah dulu menjadi bentuk 0/0 sebagai berikut.
D. Bentuk -
berbentuk - untuk x = a, bila dan . Disini aturan
l’Hopital dapat diterapkan setelah bentuknya diubah menjadi bentuk 0/0, sebagai berikut.
, berbentuk , untuk x = a
Contoh 1. Tentukan :
Penyelesaian.
Bentuk A
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 103
2013
E. Bentuk
Sebelum menerapkan aturan l’Hopital, bentuk tak tentu di atas diubah dulu sebagai bentuk
logaritma berikut.
berbentuk
untuk x = a, bila &
untuk x = a, bila &
untuk x = a, bila &
Diubah bentuknya menjadi sebagai berikut.
Sehingga
berbentuk 0. untuk x = a , sehingga penyelesaiannya kembali ke Bentuk B.
Contoh 1. Tentukan
Penyelesaian.
Dicari dulu:
Maka:
Contoh 2. Tentukan
Penyelesaian.
Dicari dulu:
Bentuk
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 104
2013
Maka:
Contoh 3. Tentukan
Penyelesaian.
Dicari dulu:
Maka:
Ikhtisar
Telah digolongkan beberapa persoalan limit sebagai bentuk tak tentu dengan
menggunakan 7 buah simbol yaitu 0/0, / , 0. , - , 0 , 0, dan 1 . Masing-masing bentuk
melibatkan persaingan kekuatan yang berlawanan, yang berarti bahwa hasilnya tak jelas terlihat.
Akan tetapi dengan bantuan aturan l’Hopital, yang hanya diterapkan secaa langsung pada bentuk
0/0 dan / , dapat menentukan harga limit yang tepat.
Terdapat banyak kemungkinan lain yang misalnya dilambangkan oleh 0/ , /0, + ,
. , 0 , dan . Mengapa yang kelompok terakhir ini tak disebut sebagai bentuk-bentuk tak
tentu ? Karena pada tiap kasus ini, gaya-gayanya itu saling membantu, bukannya bersaing.
Bentuk
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 105
2013
Contoh 4. Tentukan
Penyelesaian.
Dapat disebut sebagai bentuk , tetapi ini bukan bentuk tak tentu. Hal ini disebabkan
menuju nol, sedangkan pangkat cot x menuju tak berhingga, sehingga dapat dikatakan
bentuk keseluruhan menuju nol (0) sangat cepat. Jadi,
Tugas pertemuan ke 14. Selesaikan tiga dari soal-soal di bawah ini.
Soal-soal
Telitilah dengan seksama sebelum menggunakan aturan l’Hopital
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Bentuk
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 106
2013
PENUTUP
Petunjuk penilaian dan umpan balik
Penilaian hasil tugas, latihan dan ujian debiri skor (nilai) antara 0 sampai ddengan 100.
Kesahan hasil akhir bukanlan merupakan kesalahan yang fatal, kalaupun dikurangi skornya, hanya
sedikit saja (atau bahkan tak perlu dikurangi), tetapi kesalahan proses itu yang perlu pengurangan
nilai .
Tindak lanjut
Bagi mahasiswa yang skornya kurang dari 50, wajib mempelajari lagi uraian di depan, dan
selanjutnya diuji lagi.
Matematika Teknik 1
s. johanes, dtm sv ugm 107
2013
Daftar Pustaka
1. Ayres, F., 1972, Theory and Problems of Differential and Integral Calculus, 2nd
edition, McGraw-Hill, Inc.
2. Wardiman, Hitung Diferenssial dan Integral,
3. Purcell, E.J., dkk, 1992, Kalkulus dan Geometri Analitis, Jilid 1 (terjemahan), edisi 5,
Erlangga, Jakarta,
4. Stewart, J., 2001, Kalkulus, Jilid 1 (terjemahan), edisi 4, Erlangga Jakarta.