bahan kalkulus

22
Kalkulus Pengertian Kalkulus Kalkulus atau Karang gigi adalah kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami pengerasan. Warnanya bisa coklat, hijau, putih, maupun kuning dan biasa terlihat melingkar di perbatasan gigi dan gusi. 2. Macam-macam penyebab kalkulus - Plak - Bakteri - Kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut - Mengunyah satu sisi 3. Proses Terjadinya Kalkulus kalkulus supragingiva, terjadi saat karbohidrat menempel kedalam plak maka bermetabolisme menjadi asam dan polisakarida ekstra seluler. Nantinya asam mengkibatkan lubang gigi dan polisakarida ekstra seluler bersifat adhesive (pelekat) sehingga plak makin menempel dan menebal , kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut membuat plak makin tebal lalu menjadi plak matang yang mengandung banyak mikroorganisme sekitar 2-14 hari , kalsium dan fosfat akan keluar bersama air ludah dan mengendap di plak sehingga terjadi pengendapan dan mengeras. Kalkulus subgingiva terjadi sama seperti supragingiva namun ditambah rembesan darah sehingga mengendap mengeras dan berwarna lebih gelap (hitam). Summary Proses Terbentuknya Calculus : Karang gigi berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur pada ludah sehingga lama kelamaan akan mengendap dipermukaan gigi. Plak yang dibiarkan lama kelamaan akan terkalsifikasi ( berikatan dengan kalsium ) dan mengeras sehingga menjadi kalkulus. 4. Macam-macam Calculus Karang gigi ada dua macam yakni supra gingival dan sub gingival. a. Kalkulus supra gingival adalah karang gigi yang terletak di atas gusi atau di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut.

description

bahan kalkulus

Transcript of bahan kalkulus

Kalkulus Pengertian KalkulusKalkulus atau Karang gigi adalah kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami pengerasan. Warnanya bisa coklat, hijau, putih, maupun kuning dan biasa terlihat melingkar di perbatasan gigi dan gusi.2. Macam-macam penyebab kalkulus- Plak-Bakteri-Kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut-Mengunyah satu sisi3. Proses Terjadinya Kalkuluskalkulus supragingiva, terjadi saat karbohidrat menempel kedalam plak maka bermetabolisme menjadi asam dan polisakarida ekstra seluler. Nantinya asam mengkibatkan lubang gigi dan polisakarida ekstra seluler bersifat adhesive (pelekat) sehingga plak makin menempel dan menebal , kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut membuat plak makin tebal lalu menjadi plak matang yang mengandung banyak mikroorganisme sekitar 2-14 hari , kalsium dan fosfat akan keluar bersama air ludah dan mengendap di plak sehingga terjadi pengendapan dan mengeras.Kalkulus subgingiva terjadi sama seperti supragingiva namun ditambah rembesan darah sehingga mengendap mengeras dan berwarna lebih gelap (hitam).

Summary Proses Terbentuknya Calculus : Karang gigi berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur pada ludah sehingga lama kelamaan akan mengendap dipermukaan gigi. Plak yang dibiarkan lama kelamaan akan terkalsifikasi ( berikatan dengan kalsium ) dan mengeras sehingga menjadi kalkulus.

4. Macam-macam CalculusKarang gigi ada dua macam yakni supra gingival dan sub gingival.a. Kalkulus supra gingival adalah karang gigi yang terletak di atas gusi atau di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut. Ciri-ciri karang gigi supragingiva : Berasal dari endapan Air ludah Keras Warnanya kekuningan Letaknya diatas gusi

b. Kalkulus subgingiva terletak di bawah gusi atau di permukaan akar gigi, sehingga tidak tampak di rongga mulut. Ciri- ciri karang gigi sub gingiva : Berasal dari serum darah Warnanya coklat kehitaman Konsisitensinya lebih keras daripada konsistensi supragingiva Letaknya dibawah gusi.

5. Akibat dari adanya Calculusa.Karang gigi yang menempel pada permukaan gigi mendesak gusi sehingga gusi mengecil, menyiut sehingga akar gigi bagian atas tidak terbungkus gusi. Ini mengakibatkan rasa ngilu pada bagian tersebut karena permukaannya sensitive . biasanya permukaan akar yang tidak tertutup gusi itu terselimuti karang gigi yang sangat kotor penuh mikroorganisme.b.Gusi yang sudah terdesak apabila terkena rangsangan benda asing, membengkak sangat merah dan mudah berdarah dan terasa sakit. Bahkan adapula yang bila dipijat keluar nanah. Pada masa ini terjadilah radang gusi atau gingivitis.c.Penyakit gingivitis ini tidak akan berhenti namun akan terus menjalar, masuk ke dalam jaringan sekitar gigi dan bakteri-bakteri berkembangbiak dan menyerbu daerah ini sehinggan terjadi Periodontitis (radang jaringan pendukung gigi). Tak luput tulang rahang yang berdekatanpun dihancurkan oleh bakteri. Periodontitis membuat gigi tidak kokoh pada gusi sehingga bias goyah dan lepas.

6. Cara pencegahan dari kalkulus dan bahayanya a. Menjaga kebersihan gigi dan mulut Menyikat gigi minimal 2 kali sehari Menggosok gusi dengan lembut. Membersihkan sela-sela makanan sengan dental flossb. Jangan mengunyah di satu sisi karena karang gigi akan banyak terbentuk di permukaan yang tidak dipakai mengunyah karena fungsi mengunyah sebagai sikat gigi alami tidak ada.c. Konsumsi buah atau sayuran yang berseratd. Rajin control ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

7. Cara PerawatanBila karang sudah terbentuk maka bersihkanlah karang gigi dengan bantuan dokter gigi atau perawat gigi dengan proses pembersihan karang gigi (skaling).

plak dan kalkulus Masalah kebersihan mulut biasanya disebabkan dari adanya kalkulus. Kalkulus merupakan plak gigi yang termineralisasi dimana bentuk kedua terletak di bagian atas gingiva (supragingiva) dan di bagian bawah gingiva (subgingival). Dalam kedokteran gigi, kalkulus dahulu dikenal sebagai tartar atau calcareous deposits. Kalkulus mempunyai permukaan yang kasar dan porous, seperti batu karang, tempat mikroorganisme berkembang biak dan melepas produk toksinnya. Struktur permukaan kalkulus yang kasar dan tidak beraturan memudahkan timbunan plak melekat pada permukaan kalkulus.

Kalkulus gigi pada permukaan lingual gigi anterior rahang bawah

Pembentukan kalkulus didahului dengan pembentukan plak. Awalnya, pelikel terbentuk pada permukaan gigi atau pada sementum akar ireguler, ketika terkalsifikasi, kristal yang terkalsifikasi ini membentuk ikatan yang kuat pada permukaan yang terkena. Permukaan yang mengalami perlekatan cenderung menjadi lebih lunak.Pelikel didefinisikan sebagai lapisan tipis atau kutikel/selaput. Pada mulut diartikan sebagai lapisan saliva yang terbentuk pada permukaan gigi yang bersih dan disebut pelikel perolehan pada email/ acquired enamel pellicle. Pelikel ini berasal dari komponen saliva dan cairan crevicular, bakteri dan produk sel jaringan host serta debris. Namun, beberapa konsep baru mengenai sifat dasar pelikel gigi baru-baru ini telah muncul. Pertama, pelikel-pelikel terbentuk pada permukaan mulut, termasuk email, sementum, mukosa (epitel mulut terkeratinisasi dan tidak berkeratinisasi), alat-alat kedokteran gigi dan restorasi. Sebagai tambahan, permukaan dari perlekatan mikroflora dapat dilapisi dengan lapisan atau pelikel yang berasal dari cairan dalam mulut. Kedua, cairan-cairan ini terdiri dari unsur-unsur pokok saliva, cairan sulkus gingiva, dan produk-produk seluler dan mikroba. Ketiga, deposit selektif dari unsur-unsur pokok ini pada beberapa permukaan mulut meningkatkan pelikel dengan komposisi yang berbeda beda. Pemeriksaan dengan mikroskop eletron terhadap acquired enamel pellicle terlihat tipis, amorfus, lapisan-tebal elektron langsung melekat pada permukaan keras.Fase pembentukan pelikel dimulai dengan pelikel awal dimana sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa acquired enamel pellicle terbetuk dengan cepat (dalam waktu 2 jam) pada permukaan gigi yang bersih. Pelikel ini disebut pelikel awal dan dikarakteristikan dengan tidak adanya bakteri dan produk-produknya.Penelitian baru-baru ini telah menyatakan bahwa hanya sejumlah kumpulan/kelompok dari famili protein saliva diperlukan dalam pembentukan pelikel awal email. Fungsi pelikel yaitu barier proteksi, memberikan lubrikasi permukaan, dan mencegah desikasi jaringan. Berikutnya pelikel lanjut, dimana seiring berjalannya waktu, pelikel awal mengalami transisi meliputi modifikasi unsur-unsur pokoknya, seperti halnya pada lapisan atau penambahan ekstra dan/atau modifikasi komponen saliva dan sulkus gingiva dan produk bakteri. Keadaan dari pelikel awal berkaitan dalam proses oleh enzim dari saliva keseluruhan yang berasal dari bakteri, sel-sel epitel terdeskuamasi, dan leukosit polimorfonuklear (PMN) yang memasuki saliva dari sulkus gingiva.

Setelah pembentukan pelikel, terjadi pembentukan plak gigi. Pembentukan plak gigi terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama, meliputi perlekatan bakteri pada gigi, dan tahap kedua, pematangan plak, meliputi penggandaan atau pertumbuhan bakteri yang melekat dan pergantian bakteri. Mengikuti hubungan awal, perlekatan bakteri pada pelikel email terjadi dalam dua perbedaan tapi mekanismenya saling melengkapi. Tahap kedua, pembentukan plak meliputi pertumbuhan, penggandaan, dan penitipan mikroorganisme lapisan pelikel pada permukaan gigi, diikuti dengan rangkaian mikroba.Disini saliva bertindak sebagai sumber nutrisi sebagai protein saliva spesifik yang terdegradasi oleh bakteri tertentu untuk memuaskan kebutuhan asam amino mereka untuk pertumbuhan. Plak gigi dapat dilihat setelah 1 sampai 2 hari dengan tidak menjaga kebersihan mulut.Plak berwarna putih, abu-bau atau kuning dan nampak globular. Pergerakan jaringan dan material makanan pada gigi menyebabkan penghilangan mekanis plak; penghilangan efektif khususnya pada 2/3 koronal permukaan gigi. Jadi, plak biasanya diamati pada 1/3 gingival permukaan gigi, dimana telah terakumulasi tanpa gangguan pergerakan makanan dan jaringan pada permukaan gigi selama mastikasi. Matriks interseluler plak, jumlahnya diperkirakan 20% sampai 30% dari massa plak, terdiri dari material organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan gingival crevicular, dan produk bakteri. Unsur pokok bahan organik matriks seperti polisakarida, protein, glikoprotein, dan material lipid. Glikoprotein yang berasal dari saliva merupakan komponen penting pelikel yang awalnya melapisi permukaan gigi yang bersih, tapi juga berikatan dalam perkembangan lapisan biofilm plak. Dengan tidak menjaga kebersihan mulut, plak selanjutnya akan terakumulasi sampai tercapai keseimbangan antara penghilangan plak dan pembentukan plak tersebut.

Terakhir yaitu pembentukan kalkulus. Kalkulus merupakan plak gigi yang mengalami proses mineralisasi. Plak lunak lama-kelamaan akan mengeras oleh karena adanya deposit garam mineral, proses ini biasanya terjadi antara hari pertama dan hari ke-14 pembentukan plak.Proses kalsifikasi dilaporkan terjadi setidaknya membutuhkan waktu 4-8 jam. Klasifikasi plak 50% akan dimineralisasi dalam 2 hari dan 60-90% dimineralisasi dalam 12 hari. Tidak semua plak mengalami kalsifikasi. Derajat pembentukan kalkulus tidak hanya bergantung pada jumlah plak bakteri yang tampak tapi juga sekresi dari kelenjar saliva. Pada awalnya plak terdiri dari bahan anorganik dalam jumlah sedikit, yang bertambah pada saat plak berkembang menjadi kalkulus. Plak tidak akan berkembang menjadi kalkulus apabila kandungan maksimal mineral tidak tinggi selama 2 hari.

# Dental Plak

Dental Plak

Lapisan yang tembus pandang dan lunak yang menempel pada permukaan gigi dan terdiri dari lapisan :1. Lapisan mucine2. Jazad renik dan hasil metabolismenya3. Sisa makanan4. Leukosit5. Sel-sel epithel yang lepas dari mukosa mulut6. Garam anorganik dari saliva-Secara kasad mata, hanya terlihat lapisan putih yang menempel pada permukaan gigi, disebut dengan materia alba-Bila materia alba ditambah dengan sisa-sisa makanan, maka lapisan ini disebut dengan sordes-Jazad renik hanya terlihat jika menggunakan mikroskop, nampak adanya cabang-cabang (filamen)-Jazad renik yang di saliva beda dengan yang dipermukaan gigi. Di saliva : jenis lactobacillus acidophillus, di permukaan gigi : jenis streptococcus mutansJenis Jazad Renik1.Streptococcus mutans-Bila ada sukrosa, jazad renik ini membuat dextran-Dpt menempel di permukaan gigi yg licin dan membuat asam2.Lactobacillus acidophilus-Dg adanya sukrosa, ia membuat levan- Melekat pada daerah gigi yang berlipat seperti fisure/pit3.Odontomycoces viscousus-Melekat didaerah akar gigi dengan bantuan levan

-Banyak berkoloni didaerah akar dan cervix gigi-Dental plak menempel di permukaan gigi, berkatadanya :a. Matrix hasil metabolisme jazad renik (polysacharide extra celulair)b. Protein yang berasal dari mucine saliva-Polysacharide extra celulair ada 2 bentuk :a. Dextran : melekatkan dental plak dipermukaan gigib. Levan : melekatkan dental plak di akar gigiDiet karbohidrat, di rongga mulut akan dirubah menjadi sukrosa. Sukrosa ini akan dirubah oleh jazad renik menjadi polysacharide extra celulair

Kandungan Anorganik-Di rongga mulut, banyak ditemukan bahan anorganik yang berasal dari saliva, misal Ca, phosphat-Makin dekat dengan muara saliva, kadar bahan anorganik semakin tinggi, misal :Daerah lingual gigi anterior bawahDaerah gigi posterior atas-Dengan adanya kandungan bahan anorganik tersebut maka dapt menjadi matrix terbentuknya calculus-Hasil metabolisme jazad renik, selain polysacharide extra celulair adalah asam (asam cuka, asam susu) dan toxinDampak Adanya Dental Plak1. Terjadinya caries dentis2. Sebagai acuan terbentuknya karang gigi3. Keradangan pada jaringan penyangga gigi (gingiva, periodontium)4. Halitosis

1. Caries Dentis-Hasil metabolisme jazad renik, polysachride extra celulair menyebabkan dental plak menempel erat pada gigi-Hasil metabolisme jazad renik, asam menyebabkan kerusakan pada jaringan email gigi-Caries dentis diperparah, jika gigi tersebut sudah rusak akibat trauma/fraktur atau abrasi2. Acuan Terjadinya Karang GigiTimbunan dental plak yang menempel di gigi akan bercampur dengan endapan bahan anorganik di daerah muara salivaCO2 (pernafasanmelalui mulut)Mengeras dan menjadi Karang Gigi3. Keradangan Jaringan Penyangga GigiA. Gingivitis-Keradangan pada ginggiva-Biasa terjadi pada bagian cervix gigi ok makanan yang terselip-Warna ginggiva menjadi merah tua dan bergelambir-Ginggiva menjadi mudah berdarah ok epithel gingiva dirusak oleh enzym dan toksin yang dihasilkan jazad renik mengiritasi ginggiva-Jika sembuh, ginggiva akan mengalami penyusutan dan ephithel perlekatan tidak melekat erat seperti semula, keadaan ini disebut retraksi pada ginggivaB. Periodontitis-Ginggivitis menjalar ke arah selaput periodontium-Ditandai dengan rasa nyeri saat menguyah dan secara klinis, gigi terasa nyeri bila dilakukan perkusi

-Rusaknya jaringan penyangga gigi akibat rusaknya jaringan periodontium yang disebabkan dari dental plak disebut periodontitismarginalis-Prognosis periodontitismarginalis adalah jelek, karena dapat merusak serat syaraf gigi sehingga gigi dapat mengalami kematian4. Halitosis-Adalah Bau mulut yang kurang sedapPenyebab Halitosis :1. Metabolisme jazad renik yang menghasilkan asam susu dan asam cuka sehingga mulut terasa asam2. Adanya toxin dan zat lain3. Kelainan pada saluran pencernaan, gangguan lambung4. Kelainan pada saluran pernafasan, gangguan pada paru atau rongga hidung5. Gangguan pada sinus maxillarisFaktor yang mempengaruhi terjadinya Dental PlakI. Faktor fisiologisa. Bentuk anatomi gigib. Letak gigi dalam lengkungc. Struktur permukaan gigid. Anatomi jaringan penyanggae. Gesekan atau penguyahan gigif. Tindakan oral hygieneII. Diet yang dikonsumsia. Makanan keras / lunakb. Makanan manisc. Makanan cair atau yang lengketd. Makanan banyak mengandung karbohydrat atau yang berseratIII. Cara memakan makanana. Dikunyah dengan baikb. DiisapIV. Lingkungan sekitara. Adanya air ludahb. Frekuensi makananc. Lamanya waktu yang diperlukanCara Mendektesi Dental Plak1. Sifat dental plak-Dental plak terdiri lapisan mucine dan jazad renik serta tembus pandang, sehingga sulit untuk dideteksi-Tapi karena mucine dan jazad renik terbentuk dari protein maka lebih mudah dengan melalui pewarnaan2. Dasar pewarnaanDiberikan zat warna tertentu yang dapat diserap oleh lapisan dental plak agar setelah pewarnaan dapat dilihat3. Syarat zat warnaa. Warna harus kontras dengan warna jaringan yang ada disekitarb. Warna tidak mudah hilang dengan cara berkumur ringanc. Rasa tidak mengganggu pemakaid. Tidak menimbulkan efek samping (alergi, iritasi pada selaput lendir mulut)e. Diberikan dalam bentuk larutan yang cukup encer sehingga memudahkan dalam penggunaanf. Memberikan rasa nyaman dan dapat ditambahkan rasa pepermintg. Merupakan antiseptik dan bersifat astringen (dapat memampatkan selaput lendir mulut)4. Macam-macam zat warnaOleh Esther M. Wilkin, jenis zat warna (disclosing agent), sebagai berikut :I.Jenis Mercurochroma. Mercurochrom..........................13,5 grb. Gula sacharine..........................30tabc. Air destilata..............................3,0 literd. Minyak pepermint.....................3,0 tetesII. Jenis Erythrocina. Erythrocin................................... 0,8 grb. Air destilata...............................10,0 literc. Alkohol......................................10,0 mililiterd. Minyak pepermint....................... 2,0 tetesCara Pemakaian Disclosing Agent1. Diulaskan ke permukaan gigi dalam bagian perkuadran (setengah rahang)-Permukaan gigi dikeringkan terlebih dahulu dengan ditiup dengan chipblower-Saliva dibendung dengan tampon, kalau perlu dengan saliva suction-Larutan diulaskan dengan memakai kapas kecil dengan menggunakan pincet-Penderita disuruh kumur, supaya larutan yang berlebih hilang-Ditunggu sampai kering, daerah yang ada dental plak akan menyerap disclosing agent

2. Zat warna yang disemprotkanMempunyai sifat mudah menguap, mudah dalam pemakaian dan dapat dilakukan seluruh rahang atau per kuadran3. Berupa obat kumurKurang efektif karena sering gigi tidak terkena zat warna4. Dalam bentuk tabletDengan mengunyah-kunyah tablet diharapkan dental plak mengenai dan menwarnai gigi yang ada dental plak-nya.

Dental Plak 1. DENTAL PLAKa. Pengertian Dental Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di dalam suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya (Be, tt).Kidd dan Bechal (1922) mengatakan bahwa plak gigi adalah merupakan endapan lengket yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang berbentuk pada semua permukaan gigi.Jika permukaan email yang bersih terpapar di dalam rongga mulut maka, akan ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel terdiri dari glukoprotein dan bersifat sangat lengket dan mampu melekatkan bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang berbentuk kokus dan yang terbanyak adalah streptokokus. Organisme ini tumbuh dan berkembang biak serta mengeluarkan gel ekstra seluler yang lengket dan menjerat berbagai macam mikroorganisme yang akhirnya flora plak yang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang terdiri dari kokus, batang dan filament. Bakteri streptococcus mutans dan laktobacsilus merupakan bakteri-bakteri tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan menempel makin tebal pada permukaan gigi sehingga menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak. Hasil penelitian lain menemukan bahwa dalam mulut pasien yang karies aktif, jumlah streptokokus mutans dan laktobaksilus lebih dominan dibandingkan dalam mulut orang yang bebas karies. b. Komposisis Dental Plak.Dental plak sebagaimana besar terdiri dari air dan berbagai jenis mikroorganisme di dalam matriks interseluler yang dibentuk oleh bakteri dalam plak. Berdasarkan hasil penelitian laboratorium diketahui bahwa 80% berat plak terdiri dari air. Jumlah bakteri dalam plak adalah kurang lebih 250 juta per milligram berat basah. Matriks interseluleler dari plak terdiri dari dua komponenutama yakni polisakarida ekstraseluler (dextran) dan protein saliva. Matriks ini merupakan 30% dari berat plak. Selain komposisi di atas plak juga mengandung sel-sel epitel lepas, lekosit, dan partikel sisa makanan yang pada umumnya ditemukan pada permukaan plak. Komposisi bahan anorganiknya terdiri dari garam kalsium dan fosfat. Mikroorganisme merupakan komponen yang dominan dari plak pada dental plak. Bakteri yang terdapat pada lapisan sebelah dalam dari plak merupakan jenis bakteri anaerob sedangkan permukaan luar plak mengandung bakteri aerob. Secara keseluruhan flora plak cenderung k arah anaerob dan ternyata komposisi bakteri dalam plak tidak sama dengan yang ada di dalam saliva (Be, tt). Menurut Theilade, 1969 ( dalam Be, tt) komposisi bakteri dalam plak yang berumur satu hari didominasi oleh bakteri kokus gram positif, komposisi bakteri pada plak yang berumur tiga hari terdiri dari jenis kokus, filament dan batang. Pada plak be4umur tujuh hari jenis kokus dan batang gram positif merupakan kurang lebih 60% dari flora total, persentasi kokus, batang gram negative, filament dan fusobakteri mengalami kenaikan, juga mulai terlihat beberapa spiralla dan spirochaeta. Setelah tujuh hari tidak terjadi perubahan lain, kecuali bertambahnya spirilla dan sphirochaeta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan di dalam plak berbeda dalam jenis maupun jumlahnya. Hal ini tergantung dari perbedaan lokasi, umur, tehnik penelitian, jenis medium perbenihan diet pasien saat percobaan dan lain-lain. Namun dapat disimpulkan jenis bakteri yang dominan pada hampir semua dental plak adalah bakteri jenis kokus terutama streptokokus sedangkan jenis bakteri lain yang ditemukan bervariasi, begitu pula jumlahnya. Streptocokokus merupakan bakteri yang memulai terjadinya pertumbuhan plak pada permukaan gigi. Menurut pendapat umum para ahli bahwa terjadinya hal tersebut disebabkan karena hanya jenis streptokokus yang mempunyai kemampuan spesifik untuk menggunakan glikoprotein dari acquired felicle pada permukaan gigi. Setelah kolonisasi pertama oleh streptokokus, berbagai jenis mikroorganisme lain memasuki plak, yang dinamakan phenomena of cession. Jadi dengan bertambahnya umur plak terjadi pula suatu pergeseran bakteri di dalam plak tersebut. c. Aktivitas Metabolik dental Plak.Dental plak memegang peranan penting dalam proses perusakan jaringan keras gigi dan dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme bakteri di dalam plak tersebut. Jadi plak merupakan suatu kumpulan mikroorganisme yang metabolismenya sangat efisien dan aktif serta mempunyai persediaan yang terbatas. Akan tetapi pada kenyataannya plak merupakan kumpulan mikroorganisme yang berjejal-jejal, yang saling berkompetisi untuk mendapatkan makanan yang diperlukan sebagai sumber energy, pertumbuhan serta perkembangbiakan bakteri tersebut. Disamping itu sebenarnya bakteri di dalam plak bergelimang sendiri di dalam sisa-siasa hasil metabolismenya (waste product) yang merupakan factor yang dapat menghalangi aktivitas metabolism bakteri itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dental plak dapat dianggap sebagai kumpulan bakeri yang metabolismenya aktif.Mikroorganisme dilapisan plak yang lebih dalam mendapat suplai makanan jauh lebih sedikit daripada mikroorganisme dilapisan perifir oleh karena itu bakteri dilapisan dalam plak mempunyai aktivitas metabolic yang lebih terbatas lagi pula organism dilapisan dalam ini terkumpul lebih padat mempunyai didinding sel lebih tebal. Sebaliknya bakteri dilapisan luar plak mendapat makanan lebih banyak sehingga aktivitas metabolismenya lebih tinggi dan lebih aktif berkembang biak. Aktivitas metabolic organisme di dalam plak dipengaruhin oleh keadaan lingkungan seperti jumlah dan jenis makanan yang ada, konsentrasi karbohidrat, asam amino, mineral dan bahan bahan toksik hasil metabolism bakteri, pH lingkungan dan pH di dalam plak. Kegiatan metabolism di dalam plak gigi merupakan proses enzimatik melalui enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri pada plak gigi.Kegiatan metabolic dan biokimia pada dental plak gigi melalui dua proses penting yaitu :1) Metabolisme Karbohidrat Karbohidrat yang didapat dari diet digunakan oleh bakteri dalam plak sebagai sumbar energy utama. Metabolisme karbohidrat ini akan menghasilkan berbagai jenis hasil akhir. Namun hasil akhir yang penting adalah asam-asam, polisakarida intraseluler dan polisakarida ekstraseluler.(a) Asam-asam Asam dihasilkan oleh bakteri bakteri yang terdapat pada dental plak seperti staphilokokus, neiseria, enterokokus, laktobaksilus dan terutama oleh streptococcus. Banyak factor yang mempengaruhi pembentukaan asam diantaranya yaitu ; jenis karbohidrat dan konsentrasi karbohidrat didalam diet, jenis dan jumlah bakteri didalam plak, keadaan fisiologis bakteri dan pH di dalam plak.Jenis dari karbohidrat yang paling cocok untuk produksi asam di dalam plak adalah gula-gula sederhana seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, maltose dll. Gula-gula ini memiliki molekul yang kecil sehingga mudah berdifusi kedalam plak dan dengan cepat dipecah oleh bakteri menjadi asam. Jenis asam yang paling banyak dihasilkan adalah asam laktat. Disamping itu juga terbentuk asam asetat, asam formiat, asam piruvat dan asam propionat. Asam ini dipertahankan oleh plak dan mengakibatkan turunnya plak di dalam plak pada permukaan email. Penelitian menunjukkan bahwa pH di dalam plak berkisar antara 4-9,5 dan pH yang paling tinggi terjadi pada pagi hari oleh karena karbohidrat dari sisia makanan yang tertinggal dalam rongga mulut telah habis. Begitu kita makan, ph akan segera turun sampai minimum, lalu naik kembali perlahan-lahan sampai mencapai normal dalam waktu beberapa jam.(b) Buffer di dalam plak.Perubahan ph di dalam plak dipengaruhi oleh adanya buffer-buffer didalam plak dan buffer dari saliva. Plak lebih banyak mengandung buffer dari pada saliva, akan tetapi buffer-buffer saliva juga memegang peranan dalam pengontrolan pH plak. Regio-regio yang menerima aliran saliva banyak, pH plak lebih tinggi disebabkan karena masuknya buffer-buffer saliva kedalam plak disamping adanya senyawa urea didalam saliva. 2) Metabolisme Protein Bila an kelenjar ludah dalam kondisi aseptic, maka saliva tersebut berupa cairan kental dan jernih. Dengan menambahkan suatu sampel dari bakeri misalnya dari dental plak maka dengan segera akan terjadi dua perubahan fisik yang jelas terlihat pada saliva. Pertama, saliva akan terlihat keruh dan membentuk suatu endapan dan yang kedua viskositasnya akan terlihat keruh dan membentuk suatu endapan dan yang kedua viskositasnya akan berkurang. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena reaksi enzimatik oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Enzim-enzim ini membebaskan gugus gula dari molekul glikoprotein yang membentuk musin saliva (Leach, 1965 dalam Be ,t.t).Pembebasan komponen-komponenen gula ini mengakibatkan perubahan perubahan fisik seperti disebutkan diatas. Menurut pendapat Leach, 1965 dan Critchley, 1966 ( dalam Be, t.t), proses serupa juga terjadi invivo sehingga menghasilkan pengendapan protein saliva pada permukaan email. Hal inilah yang menerangkan mekanisme pembentukan acquired pellicle dan matrik dari plakFrostell, 1969 (dalam Be, t,t) mengatakan bahwa enzim-enzim proteolitik yang dihasilkan oleh bakteri di adalam plak akan mememcahkan asam-asam amino sehingga menghasilkan hasilakhir NH3, CO2 dan berbagai amino. Pemecahahn asam amino yang mengandung sulfur akan menghasilkan H2S dan mercaptans. Bahan-bahan hasil metabolisme ini bersifat toksis terhadap jaringan lunak di sekitar gigi. Selain itu NH3 yang dihasilkan merupakan alkali kuat sehingga menaikkan pH plak dan merangsang deposisis kalsium yang mengaikatkan pembentukan calculus. Mercaptans dan H2S hasil proteolisis menimbulkan bau khas pada penyakit periodontal yang disebut dengan halitosis.d. Potensi Patologis Dentaldental plak dianggap sebagai factor etiologi local yang paling penting dalam berbaqgai penyakit gigi dan jaringan pendukungnya, karena plak mengandung sejumlah besar bakteri yang patogenik dengan hasil-hasil metabolismenya yang akan melekat erat pada permukaan gigi dan ginggiva. Tidak semua plak mempunyai potensi patologis yang serupa, ini disebabkan karena pengaruh berbagai factor seperti umur, dan ketebalan plak, jenis makananan, aliran saliva dan factor-faktor ini akan memepengaruhi pH plak, komposisi komponen organic dan anorganik serta flora bakteri.Bakteri dalam plak dapat membentuk asam, basa maupun metabolit lain, yang dapat merusak permukaan gigi serta jaringan pendukungnya tergantung dari jenis bakteri dan jenis makanan yang ada dalam plak. Metabolism karbohidrat oleh flora asidogenik didalam plak akan mengahasilkan pembentukan dan penimbunan asam. Asam ini akan mengakibatkaqn dekalsifikasi dan destruksi jaringan gigi dibawah plak, kondisi inilah yang ditemui pada proses pembentukan karies. Koloni-koloni bakteri di dalam plak didaerah leher gigi nakan mengakibatkan terjadinya kerusakan periodontal. (Theilade et al, 1966, Jesseen et al, 1968, Powell, 1969, dalam Be, t.t) . Menurut Larson dan Zipkin, 1965, Jordan dan Keyes, 1964, Gibbsons dan Banghart, 1968 (dalam Be, t.t) telah membuktikan bahwa jenis bakteri dan jenis karbohidrat yang berbeda dapat menghasilkan lesi karies yang berbeda pula. Berdasarkan fakor-faktor ini telah dibuat suatu kalkulasi bahwa waktu yang dibutuhkan oleh streptokokus untuk menurunkan pH pada permukaan email dari 6,0-5,0 adalah kurang lebih 13e menit, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada dental plak.Pembentukan plak merupakan langkah pertama dalam proses pembentukan karies. Bakteri asidogenik di dalam plak (terutama jenis streptokokus menghasilkan asam sebagai metabolism karbohidrat untuk mendapatkan energy. Asam ini akan mengakibatakan turunnya pH pada permukaan gigi dan bila pH mencapai angka kritis (menurut penelitian diatara 5,2-5,5),maka email mulai mengalami pelarutan sehingga mengakibatkan karies. 2 SubratKarbohidrat menyediakan subrat untuk pembentukan asam bagi bakteri. Karbohidrat kompleks misalnya pati, derajat carcinogenicnya rendah dibandingkan dengan karbohidrat dengan berat molekul rendah misalnya gula dari sukrosa. Gula akan segara meresap ke dalam plak dan metabolism dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai level yang dapat menyebabkan demineralisasi email (pH < 5).Plak akan bersif untuk kembali ke pH normal (ph=7). Diperlukan waktu 30-60 menit. Hal ini bearti konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan menahan pH plak dibawah normal dan menyebabkan demineralisasi email. Sintesa polisakarida ekstraseluler dari sukrosa lebih cepat dibandingkan dengan glukosa, fruktosa dan laktosa. Jadi sukrosa merupakan gula yang paling cariogenic dan penyebab utama terjadi karies (Kidd dan Bechal, 1992).

3. HOST Sebagai host adalah permukaan gigi yang memudahkan perlengkapan plak. a) Pit dan fissure pada permukaan occlusal molar dan premolar, pit buccal molar.b) Permukaan halus di daerah aproximal sedikit dibawah titik kontak.c) Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi ginggiva.d) Permukaan akar yang terbuka yang merupakan tempat retensi plak pada pasien dengan resesi ginggiva.e) Tepi tumpatan f) Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan Dalam keadaan normal, gig geliginselalu dibasahi oleh saliva. Saliva mampu meremineralisasikan kareis yang masih dini karena banyak mengandung ion kalsium dan fosfat. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisasi dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH. Karena itu jika aliran saliva berkurang maka dapat mengakibatkan tidak terkendalinya karies (Kidd dan Bechal, 1992).

4. WAKTUAdanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti, oleh karena itu karies tidak akan merusak gigi dalam hitungan hari atau minggu melainkan bisa berbulan-bulan bahkan tahunan (Kidd dan Bechal, 1992).Diposkan oleh Shandy Niati Rahman di 15.34 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: Masalah Pada Gigi Tidak ada komentar:Poskan KomentarPoskan Komentar Posting Lama Beranda