BAB III TINJAUAN KASUS -...
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS -...
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 23 Februari
2010 jam 09.00 WIB, dan memperoleh data dari catatan keperawatan dan
catatan medis serta wawancara dengan keluarga dan pasien.
1. Biodata
Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : SMA
Alamat : Semarang
No. Register : 275390
Diagnosa Medis : CKD
Tanggal masuk : 15 Februari 2010 pukul : 08.05 WIB
Tanggal pengkajian : 23 Februari 2010
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. L
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Semarang
Hub dengan pasien : Ayah
2. Riwayat Kesehatan
3. Keluhan utama
Klien menyatakan nyeri area pinggang dengan skala 6, seperti
terbakar, nyeri datang ketika akan tidur malam dan sewaktu-waktu
dengan tiba-tiba dan lamanya tidak tentu kadang lama kadang tidak
dan klien tidak ingat berapa lama waktunya, nyerinya berkurang
apabila dipijat area pinggang dengan pelan-pelan.
4. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien menyatakan bahwa klien mengalami nyeri perut bawah
sebelah kiri yang tak tertahankan sejak 3 minggu yang lalu dan klien
di bawa ke puskesmas terdekat, setelah diperiksa maka klien dirujuk
ke RS Roemani Muhammadiyah semarang dengan diagnosa medis
gagal ginjal kronik. Di RS Roemani Muhammadiyah Semarang klien
mendapat terapi cuci darah sebanyak 4 kali yaitu pada hari sabtu
tanggal 3 Februari 2010, selasa tanggal 16 Februari 2010, jum’at
tanggal 19 Februari 2010, selasa 23 Februari 2010 dan rencana
hemodialisa pada hari sabtu tanggal 27 Februari 2010.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Klien dan keluarga klien menyatakan bahwa tidak mempunyai riwayat
penyakit seperti yang di derita oleh klien yaitu gagal ginjal kronik dan
penyakit penyertanya.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Klien menyatakan bahwa tidak ada keluarganya yang menderita
penyakit yang sama dengan klien, juga tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi maupun diabetes mellitus, penyakit jantung
maupun penyakit ginjal.
7. Pengkajian pola kesehatan fungsional
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien menyatakan apabila klien sakit selalu diperiksakan
ke Puskesmas terdekat. Apabila sakit juga keluarga memberikan
obat tradisional buatan sendiri yang di percaya dapat
menyembuhkan penyakit yang di deritanya.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Pada waktu dirumah pola makan klien tidak teratur dan kadang
klien masih makan makanan yang dilarang seperti pedas dan
asam. Klien sebelumnya lebih suka minum minuman yang
berenergi seperti ekstra joss, klien juga menyatakan bahwa dahulu
klien biasa minum ± 1500 cc dalam sehari dan air minumya yang
biasa diminum keluarganya adalah air isi ulang biasa. Setelah
masuk RS pola makan dan porsi makan klien telah diatur oleh
ahli gizi RS, klen juga hanya minum dan makan yang telah
disarankan, klien hanya menghabiskan makanannya setengah
porsi saja dengan minum air putih yang di batasi.
3) Pola eliminasi
Pola BAB klien selama sakit baru 2 kali dengan di atas tempat
tidur menggunakan pispot karena kondisi klien masih lemas,
sedangkan dalam pemantauan urine maka klien dipasang selang
kateter. Sebelum di pasang kateter klien menyatakan kalau BAK
terasa sakit dan keluar hanya sedikit-sedikit. Klien menyatakan
kulitnya terasa kering dan bibirnya terkelupas dengan sedikit
berdarah, dan tubuhnya terasa gatal-gatal. Di RS klien terlihat
lebih banyak meludah.
4) Pola aktivitas dan latihan
Dengan keadaan yang dialami oleh klien yaitu klien lebih banyak
tiduran di atas tempat tidur, klien juga dianjurkan untuk
mobilisasi ringan diatas tempat tidur yaitu latihan miring ke
kanan dan ke kiri, menggerak-gerakkan telapak tangan dan kaki.
5) Pola istirahat dan tidur
Klien lebih banyak tiduran karena klien menyatakan merasa
pusing dan lemas.
6) Pola persepsi sensori dan kognitif
Dalam penglihatannya telah terganggu, klien menggunakan alat
bantu penglihatan yaitu kaca mata (-11/2) pada waktu membaca
sedangkan pendengaran klien masih optimal dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
7) Persepsi diri dan konsep diri
Klien saat ini yang difikirkan adalah supaya cepat sembuh dan
cepat pulang supaya bisa berkumpul dengan keluarga di rumah,
karena penyakit yang di deritanya maka klien harus di rawat di
RS sampai dinyatakan sembuh. Klien menyatakan jika sudah
pulang dari RS klien ingin cepat-cepat masuk sekolah lagi dan
berkumpul dengan teman-temannya. Klien juga menyatakan
merasa malu dengan keadaan yang dideritanya dan bertanya kok
tidak sembuh-sembuh. Keluarga klien menyatakan bahwa
anaknya merupakan anak yang agak pendiam.
8) Pola reproduksi dan seksual
Klien belum menikah.
9) Pola hubungan dengan orang lain
Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien lebih banyak
dibantu oleh ibunya, dengan pasien dan keluarga yang lain klien
tidak mengenalnya dan hanya menyapanya jika bertemu.
10) Pola mekanisme koping
Dalam pengambilan keputusan yang masalah-masalah kecil terkat
dengan dirinya klien sudah mulai belajar untuk memutuskannya
sendiri tetapi untuk keputusan yang menyangkut keluarganya dan
terkait dengan kesehatannya lebih di dominasi oleh ayahnya.
11) Pola nilai kepercayaan
Klien menyatakan bahwa pengobatan yang dijalaninya tidak
bertentangan dengan kebudayaan yang dianut klien dan
dibuktikan dengan klien mau mengikuti program cuci darah/
hemodialisa, klien beragama islam dan kegiatan ibadahnya
terganggu karena sakit.
8. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : klien tampak lemah dan kesakitan
2) Tingkat kesadaran : compos mentis, GCS : 15
3) Pengukuran antropometri : BB : 50 kg, TB : 160 cm.
4) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Suhu tubuh : 37 0C
Pernapasan : 32 x/ menit
Nadi : 88 x/ menit
5) Kepala : bentuk mesocepal, tidak ada luka
a) Rambut : warna hitam, berketombe, rontok, tidak ada kutu,
dikeramas 2 kali seminggu.
b) Mata: masih bisa melihat dengan sempurna dengan bantuan
kaca mata, konjungtiva anemis, tidak ada secret, sclera tidak
ikterik.
c) Hidung : Terlihat bersih, tidak ada secret, tidak epistaksis,
tidak ada pembesaran polip, terdapat nafas cuping hidung,
tidak ada pembengkakan, menggunakan alat bantu pernapasan
yaitu denga selang kanul.
d) Telinga : kemampuan mendengar masih bagus, tidak ada
gangguan dalam pendengaran, tidak ada secret, tidak ada
pembengkakan, tidak menggunakan alat bantu dengar.
e) Mulut : selaput mukosa kering, kebersihan gusi dan gigi
kurang baik dengan masih terdapat bau mulut, bibir kering,
dan terkelupas dengan sedikit berdarah, tidak ada lesi.
6) Leher dan tenggorok
Posisi trakea simetris, terdapat nyeri telan jika makan makanan
yang agak keras, tidak ada pembesaran vena jugularis.
7) Dada dan thoraks
Bentuk dada simetris dengan pergerakan dada yang sama, tidak
ada kelainan atau luka.
8) Paru
a) Inspeksi : tidak ada retraksi dinding dada
b) Perkusi : sonor di lobus atas, melemah di lobus bawah
c) Palpasi : vremitus kanan = kiri yaitu positif di lobus atas
dan negatif di lobus bawah
d) Auskultasi : vesikuler di lobus atas dan krekels di lobus
bawah.
9) Jantung
a) Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
b) Perkusi : redup
c) Palpasi : ictus kordis tidak teraba
d) Auskultasi : bunyi jantung 1, 2 normal
10) Abdomen
a) Inspeksi : perut cembung
b) Auskultasi : bising usus 10 x/ menit
c) Perkusi : timpani
d) Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
11) Genital : Kebersihan daerah genital bersih, tidak ada luka, klien
terpasang urine kateter.
12) Ekstremitas : Kuku pendek dan bersih, terdapat pitting edema,
kapitally refill 3 detik, tangan kanan terpasang infus, tangan kiri
terdapat bekas luka atau insisi HD. Kuku kusam, tipis dan rapuh.
13) Kulit : kebersihan kulit pasien terjaga, kering, berkeringat,
kapitally refill 3 detik, tidak hiper pigmentasi, memar pada siku
tangan kiri bekas tusukan jarum ketika mengambil sempel darah,
memar area paha kanan bekas tusukan jarum akses hemodialisa,
pruritus
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 23 Februari 2010
No Jenis
pemeriksaan
Hasil Satuan Nilai normal
1 Hematologia. Hemoglobin 11,7 g/dl 13,0 – 18,0b. Leukosit 8,900 / mm3 4,000 – 11,000c. Trombosit 86.000 / mm3 150.000 – 450.000d. Hematokrit 34,7 % 40 – 52 e. Eosinofil 2,6 % 0 – 5 f. Basofil 0,5 % 0 – 2 g. N. segmen 71,3 % 33 – 66 h. Limfosit 16,8 % 22 – 40 i. Monosit 8,8 % 2 – 8 j. LED 30 mm/jam 0 – 10 k. Eritrosit 4,11 jt/uL 4,5 – 6,5l. MCV 84 fl 80 – 100m. MCH 28 pg 26 – 34n. MCHC 34 % 32 – 36
2 Kimia klinikUreum 194 mg/dl 10 – 50 Kreatinin 13,8 mg/dl 0,7 – 1,36pH 7,33 7,35 – 7,45 pCO2 20 mmHgpO2 106 mmHgHCO3 10,5 mmol/L 18 – 23
Albumin 2,5 gr/dl 3,4 – 5,13 Elektrolit
Kalium 3,4 mmol/L 3,5 – 5,3 Natrium 131 mmol/L 135 – 148 Klorida 99 mmol/L 95 – 108 Kalsium 6,1 mmol/L 8,6 - 10,3
2) Pemeriksaan Radiologi
a) USG abdomen tanggal 17 Februari 2010
Hepar : tak membesar dan billier tidak membesar.
Liean : membesar 112 mm, homogen, nodul (-).
Esica fallea : tidak tampak kelainan
Pancreas : tidak ada kelainan.
Vesika urinaria : mukosa menelah, batu (-).
Ren Dx-sn : mengecil, cortex hyperechoic, batas korteks
sinus tidak jelas, p. c. s tak melebar, batu (-).
Kesan: Hidronefrosis dupleks dan efusi pleura dupleks.
b) Foto thoraks tanggal 16 februari 2010.
Kesan: suspeks kardiomegali dan efusi pleura dupleks.
3) Diet yang diperoleh
Diet lunak dengan rendah protein dan tinggi karbohidrat.
4) Therapy
Infus EAS/martos I/II 20 tetes/menit
Hemobion 1x1
Asam Folac 1x1
Norvask 1x10 mg
Olmetec 1x20 mg
Valin k/p 5 mg IV
Baquinor 2x500 mg
2. Pengelompokan data
Dari pengkajian yang dilakukan, penulis mendapat beberapa data baik
subyektif maupun obyektif. Dari data-data tersebut penulis kelompokkan
untuk memudahkan dalam membuat analisa data, pengelompokan data
tersebut adalah :
NoHari
tanggalPengelompokan data paraf
1 Selasa,
23 Feb
2010
10.00
WIB
DS :
a. Klien menyatakan nyeri diarea pinggang
dengan skala nyeri 6, kadang sakit sampai tak
tertahankan seperti terbakar, nyeri datang ketika
mau tidur malam dan sewaktu-waktu dengan
tiba-tiba dengan nyeri hilang timbul.
b. Klien mengalami mual dan muntah 3 x.
c. Klien menyatakan tidak nafsu makan.
d. Pada waktu sebelum dipasang kateter buang air
kecil klien menyatakan hanya sedikit-sedikit
dan kadang terasa sakit.
e. Kaki dan seluruh tubuh terasa lemas.
f. Tidak bisa tidur nyenyak karena terasa nyeri
area pinggang.
g. Gatal-gatal di tubuh
h. Klien menyatakan bibirnya terasa kering dan
pecah-pecah.
i. Klien menyatakan makanannya tidak enak dan
terasa pahit.
j. Klien merasa berdebar-debar.
k. Klien menyatakan sesak.
DO :
a. Klien lebih banyak tiduran dan tampak merintik
kesakitan.
b. Klien makan hanya habis ¼ porsi.
c. Tanda-tanda vital: tekanan darah 140/80
mmHg, suhu tubuh 37 0C, respiratory rate 32 x/
menit, pernapasan dalam dan teratur, nadi 88 x/
menit, lemah dan teratur.
d. Konjungtiva anemis dan sclera ikterik.
e. Edema ekstremitas bawah (di kedua kakinya).
f. Bibir kering dan pecah-pecah dan terkelupas
dengan sedikit berdarah.
g. Taktil fremitus negatif di lobus bawah pada
paru kanan dan kiri, auskultasi dada krekels di
lobus bawah, vesikuler di lobus atas, perkusi
dada sonor di lobus atas dan melemah di lobus
bawah.
h. Capitally refill lebih dari 3 detik, kuku kusam,
rapuh dan tipis.
i. IWL = 15 x 50 x 7
24
= 218,75
j. BC = input-output
= (minum+infus+obat) - (urine+IWL)
= (200+450+5) – (150+218,75)
= (655) – (368,75)
= 287,75
k. CCT = (140 x 50) : (72 x 13,8)
= 7,04
l. Klien tampak menggaruk-garuk bagian tubuh
yang gatal.
m. Klien terpasang O2 3 liter/menit dengan selang
kanul.
n. USG abdomen tanggal 17 Februari 2010,
Kesan: Hidronefrosis dupleks dan efusi pleura
dupleks.
o. Foto thoraks tanggal 16 februari 2010, Kesan:
suspeks kardiomegali dan efusi pleura dupleks.
3. Analisa Data
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi1 DS :
Klien menyatakan, pada waktu
sebelum dipasang kateter buang
air kecil klien menyatakan
hanya sedikit-sedikit dan
kadang terasa sakit.
DO :a. Tanda-tanda vital: tekanan
darah 140/80 mmHg, suhu
tubuh 37 0C, respiratory rate 32
x/menit, pernapasan dalam dan
teratur, nadi 88 x/menit, lemah
dan teratur.
b. Edema ekstremitas bawah
(dikedua kakinya)
c. Taktil fremitus negatif di lobus
bawah pada paru kanan dan
Kelebihan
volume cairan
Penurunan
fungsi ginjal.
kiri, auskultasi dada krekels di
lobus bawah, vesikuler di lobus
atas, perkusi dada sonor di
lobus atas dan melemah di
lobus bawah.
d. Capitally refill lebih dari 3
detik, kuku kusam, rapuh dan
tipis.
e. IWL : 218, 75
f. BC : + 235
g. CCT : 6, 18
h. USG abdomen tanggal 17
Februari 2010, Kesan:
Hidronefrosis dupleks dan efusi
pleura dupleks.
i. Foto thoraks tanggal 16 februari
2010, Kesan: suspeks
kardiomegali dan efusi pleura.2 DS :
a. Klien menyatakan nyeri di perut
bawah sebelah kiri, kadang sakit
sampai tak tertahankan seperti
terbakar, nyeri datang ketika
mau tidur malam dan sewaktu-
waktu dengan tiba-tiba dengan
nyeri hilang timbul.
b. Tidak bisa tidur nyenyak karena
terasa nyeri area pinggang.
DO :a. Klien lebih banyak tiduran dan
tampak merintik kesakitan.
b. Tanda-tanda vital: tekanan
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
Penekanan
jaringan
sekunder
terhadap
hidronefrosis.
darah 140/80 mmHg, suhu
tubuh 37 0C, respiratory rate 32
x/menit, pernapasan dalam dan
teratur, nadi 88 x/menit, lemah
dan teratur.
c. USG abdomen tanggal 17
Februari 2010, Kesan:
Hidronefrosis dupleks dan efusi
pleura dupleks.
3 DS :
a. Klien mengalami mual dan
muntah 3 x.
b. Klien menyatakan tidak nafsu
makan.
c. Kaki dan seluruh tubuh terasa
lemas.
d. Klien menyatakan bibirnya
terasa kering dan pecah-pecah.
e. Klien menyatakan makanannya
tidak enak dan terasa pahit.
DO :a. Klien makan hanya habis ¼
porsi.
b. Tanda-tanda vital: tekanan
darah 140/80 mmHg, suhu
tubuh 37 0C, respiratory rate 32
x/menit, pernapasan dalam dan
teratur, nadi 88 x/menit, lemah
dan teratur.
c. Konjungtiva anemis dan sclera
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Intake nutrisi in
adekuat,
sekunder
terhadap mual,
muntah dan
anoreksia
ikterik.
d. Bibir kering dan pecah-pecah,
terkelupas , sedikit berdarah.4 DS:
a. Klien merasa berdebar-debar.
b. Klien menyatakan sesak.
c. Seluruh tubuh terasa lemas
DO:
a. Tanda-tanda vital: tekanan
darah 140/80 mmHg, suhu
tubuh 37 0C, respiratory rate 32
x/menit, pernapasan dalam dan
teratur, nadi 88 x/menit, lemah
dan teratur.
b. Klien terpasang O2 3 liter/menit
dengan selang kanul.
Resiko
penurunan
curah jantung
Kelebihan
cairan dan
hiperkalsemi
sekunder
terhadap
penurunan
fungsi ginjal.
4. PATHWAYS KEPERAWATAN
Kelebihan volume cairan
Gg. Rasa nyaman nyeri
Hidronefrosis
HCO3-
Anaerob
Resiko penurunan COP
Minuman energi drink berkepanjangan
Tertimbun ginjal
Zat toksik
GFR turun
CKD
Penurunan fungsi ekresi ginjal Retensi Na & H2O
Sekresi eritropoitin turun
Sindrom uremia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
asidosis
Mual, muntah
CES meningkat
Tek. kapiler naik
Vol. interstisial naik
Edema
Sekresi kalium menurun
Produksi Hb turun
oksihemoglobin turun
disritmia
Peningkatan preload
Peningkatan beban jantung
Peningkatan asam laktat
Gg. Penghantaran kelistrikan jantung
hiperkalemia
Suplai O2
jaringan turun
5. Diagnosa Keperawatan
Setelah penulis melakukan pengkajian dan analisa data pada Tn. D tanggal
23 Februari 2010, muncul 4 diagnosa keperawatan, yaitu:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan Penekanan jaringan
sekunder terhadap hidronefrosis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intake nutrisi in adekuat, sekunder terhadap mual, muntah dan anoreksia.
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan Kelebihan cairan
dan hiperkalsemi sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal.
6. Intervensi Keperawatan
NoDignosa
keperawatanTujuan Kriteria hasil Intervensi
1 Kelebihan volume
cairan
berhubungan
dengan penurunan
fungsi ginjal
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
terjadi penurunan
kelebihan cairan
(edema).
• Berat badan stabil.
• Nilai laboratorium dalam
batas normal (natrium 16-145
mmol/L, albumin 3,4-5 gr/dl).
• Keseimbangan cairan stabil.
• Berat jenis urin normal
• Tanda-tanda vital dalam batas
normal: TD: 120/80 mmHg.
• Tidak ada edema.
• Berkurangnya kekeringan
pada membran mukosa mulut.
a. Ukur balance cairan.
b. Timbang berat badan setiap hari.
c. Kaji adanya edema.
d. Auskultasi bunyi jantung dan paru.
e. Batasi cairan sesuai indikasi(IWL+
output urine).
f. Kolaborasikan pemeriksaan
laboratorium (albumin, natrium)
g. Kolaborasikan pemberian obat
diuretic(Olmetec 1x20 mg, Valin k/p
5 mg IV, Baquinor 2x500 mg).
2 Gangguan rasa
nyaman: nyeri
berhubungan
dengan Penekanan
jaringan sekunder
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
klien menyatakan
• Klien terlihat rileks.
• Klien menyatakan nyeri
berkutang dengan skala nyeri
3.
• Klien tidak gelisah.
1) Teliti keluhan nyeri, catat
intensitasnya dengan skala 0-10,
karakteristiknya, lokasinya, lamanya,
faktor-faktor yang memperburuk atau
meredakan nyeri.
terhadap
hidronefrosis.
nyeri berkurang. • Klien menunjukkan perilaku
terarah atau berhati-hati.
• Tanda-tanda vital dalam batas
normal, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 60-80 x/menit,
RR 16-24 x/menit.
2) Kaji perilaku mengurangi nyeri.
3) Berikan relaksasi dan
distraksi(latihan nafas dalam).
4) Berikan kompres dingin pada area
nyeri(pinggang).
5) Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman.3 Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan intake
inadekuat, mual,
muntah, anoreksia.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi.
• Nilai laboratorium dalam
batas normal (albumin 3,4-5
gr/dl, Hb 12-15 gr%).
• Keadaan fisik tidak lemah.
• Klien menyatakan nafsu
makannya meningkat dan
menghabiskan porsi
makannya.
• Konjungtiva tidak anemis.
• Turgor kulit baik, mukosa
lembab.
a. Awasi intake makanan.
b. Perhatikan adanya mual dan muntah.
c. Anjurkan klien untuk tetap
melakukan perawatan mulut.
d. Kolaborasikan pemeriksaan
labolatorium (albumin, Hb).
e. Kolaborasikan pemberian anti
emetik(asam folat 3x1 tablet).
f. Kolaborasikan dalam pemberian
Hemobion 1x1.
g. Kolaborasikan dengan dengan ahli
gizi dalam pemberian diet klien yaitu
pemberian diet rendah protein dan
tinggi karbohidrat.4 Resiko penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan Kelebihan
cairan dan
hiperkalsemi
sekunder.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
curah jantung
dapat
dipertahankan.
• Akral hangat.
• Capitally refill kurang dari 3
detik.
• Nilai laboratorium dalam
batas normal(Hb 12-15 gr%)
• Tanda-tanda vital stabil: TD:
120/80 mmHg, nadi: 60-80 x/
menit
a. Auskultasi dan evaluasi bunyi
jantung dan paru.
b. Kaji tingkat aktivitas dan respons
terhadap aktivitas.
c. Awasi pemeriksaan laboratorium
misalnya elektrolit dan urea.
d. Berikan obat anti hipertensi sesuai
dengan indikasi yaitu Norvask 1x10
mg.
e. Kolaborasikan pemeriksaan
labolatorium (albumin, Hb).
7. Implementasi
Hari /
tanggal
No.
Dx
Implementasi Respon PasienTTD
Selasa
23 Februari
2010
07.30
1, 2,
3,4
Monitor ku
pasien
S : Pasien mengatakan
badannya terasa
lemah
O: Pasien bedras di
tempat tidur
08.00
1, 2,
3, 4
Mengukur TTV S : -
O: TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/mnt
RR : 32 x/mnt
S : 37o C08.20 1 Kolaborasikan
pemberian obat
diuretic(Olmete
c 1x20 mg,
Valin 5 mg IV,
Baquinor 2x500
mg).
S : -
O: obat telah diminum.
08.30
1 Mengkaji
edema
S : Pasien menyatakan
bertambah gemuk.
O: Edema ekstremitas
bawah (di kedua
kakinya).
09.30
1, 4 Mengauskultasi
bunyi paru dan
jantung
S : Klien menyatakan
agak sesak.
O: tidak ada kardiak
mur-mur, auskultasi
dada krekels di lobus
bawah, vesikuler di
lobus atas paru kanan
dan kiri. 10.00 1 Menganjurkan
klien untuk
membatasi
minumnya yaitu
dengan
menghitung
kebutuhan
minum berupa
IWL+output
urine.
S : Klien menyatakan
mau membatasi
minumnya.
O: Edema ekstremitas
bawah (di kedua
kakinya).
10.10 4 Kaji tingkat
aktivitas dan
respons
terhadap
aktivitas.
S : Klien menyatakan
malas untuk jalan-
jalan.
O: klien terlihat lebih
banyak tiduran.
10.20
2 Meneliti
keluhan nyeri,
mencatat
intensitasnya,
karakteristiknya
, lokasinya,
lamanya dan
faktor yang
memperburuk
dan faktor yang
meredakan
nyeri serta
mengobservasi
tanda-tanda non
verbal,
mengoservasi
S: klien menyatakan nyeri
dengan skala 5 di area
pinggang yang datang
denga tiba-tiba, nyeri
akan sedikit berkurang
jika dipijat dengan
pelan.
O: klien terlihat agak
tegang, cemas dan
merintih kesakitan,
klien sering berganti
posisi yaitu duduk,
tidur telentang, miring
kanan kiri, klien
meminta di pijat pada
area pinggang dan
perilaku
menurunkan
nyeri klien.
terlihat keluarganya
memijat area tersebut
dengan pelan.10.20 2 Kaji perilaku
mengurangi
nyeri.
S : klien menyatakan
lebih suka memegangi
dan meremas-remas
daerah yang sakit.
O : klien terlihat
meremas-remas derah
pinggang yang sakit.10.30 2 Berikan
relaksasi dan
distraksi(latihan
nafas dalam)
dan berikan
kompres dingin
pada area
nyeri(pinggang)
S : klien menyatakan
mau
memperagakannya.
O : klien ikut
mendemonstrasikan
yang telah diajarkan.
13.35 1 Menghitung
IWL dan
balance cairan
S : -
O: IWL : 218,75
BC : + 235Rabu,
24 Februari
2010
07.30
1, 2,
3, 4
Mengukur TTV
Pasien
S : -
O: TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 370 C
RR : 28 x/menit08.00 3 - Mengkolabo
rasikan
dengan
dengan ahli
gizi dalam
pemberian
S : klien menyatakan
makan masih pahit.
O: terlihat makanan ½
porsi habis
diet klien
yaitu
pemberian
diet rendah
protein dan
tinggi
karbohidrat.
- Menganjurk
an makan
sedikit-
sedikit tapi
sering.08.10 4 Berikan obat
anti hipertensi
sesuai dengan
indikasi yaitu
Norvask 1x10
mg.
S : -
O: obat telah diminum.
08.15 3 Kolaborasikan
pemberian anti
emetik(asam
folat 3x1
tablet).
S : -
O: obat telah diminum.
08.30
2 Menganjurkan
klien untuk
mencoba cara
lain untuk
mengurangi
nyeri yaitu,
kompres dingin
pada area
S : klien dan keluarga
mau mencoba cara
tersebut.
O: -
pinggang.
08.40
2 Memberikan
kompres dingin
pada area
pinggang dan
meneliti
keluhan nyeri.
S : setelah dikompres
klien menyatakan
nyerinya berkurang
dengan skala nyeri 5
O: klien terlihat agak
rileks dan masih
gelisah
10.00
3 Memperhatikan
adanya mual,
muntah.
S : Pasien mengatakan
agak mual tapi sudah
tidak muntah
O: klien terlihat sering
meludah. 13.00 3 Penkes tentang
perawatan
mulut.
S : Pasien mengatakan
mau melakukan
perawatan mulut
O: klien terlihat
mengikuti penkes
dengan seksama.Kamis,
25-2-2010
07.30
3 Memberikan
asam folat 1
tablet
S : -
O: telah diminum.
08.00
3 Mengawasi
intake makanan
klien
S : -
O: makan sudah habis ½
porsi
09.00
1, 3,
4
Mengkolaborasi
kan
pemeriksaan
laboratorium
yaitu albumin,
hemoglobin
S : -
O: pemeriksaan
laboratorium belum
jadi
11.30
1, 4 Mengauskultasi
bunyi paru dan
S : Klien menyatakan
agak sesak.
jantung O: tidak ada kardiak
mur-mur, auskultasi
dada krekels di lobus
bawah, vesikuler di
lobus atas paru kanan
dan kiri.
12.30
4 Mengkaji
keluhan nyeri
dada
S : Pasien mengatakan
tidak nyeri dada
O: -
12.35
4 Mengkaji status
kesadaran dan
mental klien
S : Pasien menjawab apa
yang ditanya
O: tingkat kesadaran
kompos mentis
13.00
4 Mengkaji
tingkat aktivitas
pasien
S : Pasien mengatakan
dapat berjalan dengan
pelan dan untuk saat
ini klien malas untuk
jalan-jalan
O: Pasien nampak
tiduran
16.30
1, 2,
3, 4
Memantau
tanda-tanda
vital
S : -
O: TD : 140/80 mmHg
N : 80x/mnt
R : 24 x/mnt
S : 370C
5. Evaluasi
Hari/
Tgl
No.
DxCatatan Perkembangan Paraf
kamis
25
Februari
2010
17.00
1 S: Pasien mengatakan badannya terasa
lemah
O: Edema semua ekstremitas, edema
periorbital, asites.
A: Masalah belum teratasi
P : Kaji dan pantau karakteristik edema,
pantau tanda-tanda vital kamis
25
Februari
2010
17.00
2 S : klien menyatakan nyeri dengan skala 5
di area pinggang yang datang denga
tiba-tiba, nyeri akan sedikit berkurang
jika dipijat dengan pelan.
O: klien terlihat agak tegang, cemas dan
merintih kesakitan, klien sering berganti
posisi yaitu duduk, tidur telentang,
miring kanan kiri, klien meminta di pijat
pada area pinggang dan terlihat
keluarganya memijat area tersebut
dengan pelan.
A: Masalah belum teratasi
P : Kaji karakteristik nyeri, pantau tanda-
tanda vital kamis
25
Februari
2010
17.00
3 S : Pasien mengatakan agak mual tapi
sudah tidak muntah
O: klien terlihat sering meludah.
A: Masalah teratasi sebagian
P : Pantau tanda-tanda vital secara kontinue
dan status nutrisi klien kamis
25
4 S : Klien menyatakan agak sesak
O: tidak ada kardiak mur-mur, auskultasi