BAB II Makalah Tutor 1 Digestif

13
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Kanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar yang letaknya berada di sistem pencernaan, yang mana terjadinya pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan merusak sel DNA, serta menginvasi jaringan sekitarnya. B. Etiologi Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena penyakit ini yaitu: 1. Mengidap polip kolorektal (benjolan di usus besar) 2. Merokok 3. Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolon pada kebanyakan penelitian 4. Resiko orang dengan usia lanjut (≥ 40 thn) pria dan wanita masing-masing 61% dan 56% untuk menderita kanker kolon

description

digestif

Transcript of BAB II Makalah Tutor 1 Digestif

BAB IIPEMBAHASAN

A. DefinisiKanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar yang letaknya berada di sistem pencernaan, yang mana terjadinya pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan merusak sel DNA, serta menginvasi jaringan sekitarnya.

B. EtiologiTerdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena penyakit ini yaitu:1. Mengidap polip kolorektal (benjolan di usus besar)2. Merokok3. Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolon pada kebanyakan penelitian4. Resiko orang dengan usia lanjut ( 40 thn) pria dan wanita masing-masing 61% dan 56% untuk menderita kanker kolon5. Mempunyai riwayat keluarga yang menderita kanker kolon dan kelainan genetik, dimana bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah perubahan pada gen Hereditary Nonpolyposis Colon Cancer (HNPCC).6. Radang usus besar berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan resiko terserang penyakit iniC. KlasifikasiSecara umum kanker dapat dikategorikan dari stadium 1 hingga 4, tetapi untuk kanker kolon, dengan lebih spesifik stagingnya dikenali sebagai Dukes. Maka, stadium 1 hingga 4 berkorelasi dengan staging Dukes dari A hingga D. Adapun klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi Dukes adalah sebagai berikut:Kategori DukesDefinisi5-tahun Survival (%) Selepas Pengobatan

AInvasi ke dalam dinding usus, tetapi belum menembus mukosa atau submukosa 90

B1Kanker sudah penetrasi ke dalam tetapi belum menembus propria muskularis. 80

B2Kanker sudah menembus propria muskularis atau serosa 70

C1Sama dengan B1, ditambah metastase nodus limfa. 50

C2Sama dengan B2 ditambah metastase nodus limfa. 50

DMetastase jauh 75%

D. Manifestasi KlinisManifestasi klinis dari kanker kolon berdasarkan lokalisasinya:1. Kanker di kolon asendensBiasanya mempunyai keluhan, misalnya mengeluh karena rasa nyeri. Mula-mula timbul sindroma dispepsi (gangguan perncernaa), rasa tak enak pada perut kanan atas akan timbul, yang kemudian disertai rasa penuh di perut, anoreksia, nausea. Kadang-kadang badan menjadi lemas. Tumor makin nyata. Berat badan mulai menurun dan darah biasanya bercampur dengan isi kolon.2. Kanker di kolon transversumPasien biasanya jarang memberi keluhan, demikian pula dengan fungsi kolon juga tidak terganggu, walaupun adanya melena yang periodik. Kalau ada keluhan biasanya telah mengalami metastase, misalnya metastase ke paru-paru dan hepar.3. Kanker di kolon desendensBiasanya disertai dengan keluhan nyeri di perut. Selain itu ada perubahan kebiasaan defekasi, dengan konstipasi atau diare atau keduanya. Biasanya feses disertai darah. Obstruksi komplet agak sering terjadi atau adanya penyempitan.4. Kanker di kolon sigmoidGejala-gejala yang sering yaitu timbulnya perubahan kebiasaan defekasi, dengan konstipasi atau diare atau keduanya, dimana bentuk feses berlendir dan berdarah. Rasa nyeri timbul, kemudian juga sering diikuti dengan kolik (mulas mendadak) terutama di abdomen kiri bawah. Serta juga sering terjadi obstruksi (penyempitan).

E. Patofisiologi

Kolitis ulseratif atau penyakit CrohnFaktor Predisposisi

MerokokKonsumsi makanan yang rendah serat, banyak lemak dan proteinUsia > 40 thnFaktor genetik

Zat nikotin, sumber karsinogenikMetilasi abnormal dari DNAPenurunan fungsi organ

Material pembentukan fases tidak lembutDisplasia

Masuk ke dalam saluran pernafasanPenurunan Peristaltik usus

Metaplasia

Bahan makanan, mineral, cairan, elektrolit menumpuk di ususpenurunan absorbsi air, vitamin, ekskresi mucus, dan feses

Berdifusi bersama O2 & masuk ke dalam tubuhHyperplasia

Preoplasia

Tertampung dalam kolon

Obstruksi ususMenuju kolon

perubahan metaplasia pada dinding kolonInflamasiTerpapar dengan sel karsinogen

Penurunan peristaltik usus

Meningkatkan sel karsinogen

Penurunan abs. Vit, lemak, air, natrium, & klorida

Sel-sel ganas dalam usus besar terinfasif

Meningkatkan sel karsinogenKanker KolonPenurunan ekskresi mukus dan feses

Terpapar dengan sel karsinogenTertumpuk dalam kolonF. EpidemiologiLebih dari dari 95% kanker kolon adalah adenokarsinoma. Kanker ini berasal dari sel glandula yang terdapat di lapisan dinding kolon. Kanker kolon di dunia menempati urutan nomor 3 dalam frekuensinya dan merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker di dunia. WHO mengestimasikan terjadi 945.000 kasus baru setiap tahun dengan 492.000 kematian.Kanker kolon ini lebih sering terjadi di negara maju dibandingkan dengan Negara berkembang. Di negara maju merupakan penyebab tersering kedua dari seluruh tumor dengan insiden pada semua usia adalah 5%, walaupun sekarang insiden dan mortalitasnya sudah berkurang. Insidensinya relatif tinggi pada negara yang intake daging tinggi seperti Kanada dan Australia sedangkan negara di Mediterania lebih rendah insidensinya karena lebih banyak mengkonsumsi buah, sayuran, dan ikan. Kanker kolon menempati urutan ke-5 kanker terbanyak di Amerika Utara bahkan di seluruh dunia menempati urutan ke-6 dari keganasan yang paling dominan di dunia. Berdasarkan survei WHO, di USA, kanker kolon merupakan penyebab kematian kedua terbesar akibat kanker. Pada tahun 2002 ditemukan 139.534 orang dewasa yang didiagnosa menderita kanker kolon, sebanyak 56.603 di antaranya meninggal dunia. Survival di seluruh dunia sangat bervariasi tergantung dari fasilitas dan obat-obatan yang tersedia. Ketahanan hidup sampai 5 tahun (5 years survival rates) di USA lebih dari 60% tetapi kurang dari 40% di negara berkembang. Begitu juga insiden di negara-negara Asia yang kecenderungannya juga meningkat. Insiden paling tinggi di Jepang dan Korea dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

G. Penatalaksanaan Medis1. Pembedahan Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima sebagai penanganan kuratif untuk kanker kolon. Pembedahan kuratif harus mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal regional lymphadenektomi sementara mempertahankan fungsi dari kolon sebisanya. 2. Terapi Radiasi Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian terapi radiasi, yaitu dengan eksternal radiasi dan internal radiasi. Pemilihan cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker:a. Eksternal radiasi (External Beam Therapy), merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel kanker. Sejak radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker, maka dibutuhkan pelindung khusus untuk melindungi jaringan yang sehat disekitarnya. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan pemberian radiasi hanya berlangsung beberapa menit.b. Internal radiasi (Brachytherapy or Implant Radiation), menggunakan radiasi yang diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada sel kanker. Substansi yang menghasilkan radiasi disebut radioisotop, bisa dimasukkan dengan cara oral, parenteral atau implant langsung pada tumor. Internal radiasi memberikan tingkat radiasi yang lebih tinggi dengan waktu yang relatif singkat bila dibandingkan dengan eksternal radiasi, dan beberapa penanganan internal radiasi secara sementara menetap didalam tubuh.

3. Adjuvant Kemoterapi Kanker kolon telah banyak resisten pada hampir sebagian besar agen kemoterapi. Bagaimanapun juga kemoterapi yang diikuti dengan ekstirpasi dari tumor secara teoritis seharusnya dapat menambah efektifitas dari agen kemoterapi. Kemoterapi sangat efektif digunakan ketika kehadiran tumor sangat sedikit dan fraksi dari sel maligna yang berada pada fase pertumbuhan banyak.

H. Pemeriksaan Penunjang1. Fecal Occult Blood Test (FOBT)Kanker maupun polip dapat menyebabkan pendarahan dan FOBT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. FOBT ini adalah tes untuk memeriksa tinja.Bila tes ini mendeteksi adanya darah, harus dicari darimana sumber darah tersebut, apakah dari rektum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain. Penyakit wasir juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja.2. SigmoidoskopiSigmoidoskopi adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya dan bisa diteropong. Alatnya disebut sigmoidoscope, sedangkan pemeriksaannya disebut sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur kedalam rektum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rektum dan kolon sigmoid dapat dilihat.Bila ditemukan adanya polyp, dapat sekalian diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi, kemudian diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya dan jenis keganasannya.

3. KolonoskopiSama seperti sigmoidoskopi, namun menggunakan kabel yang lebih panjang, sehingga seluruh rektum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan adalah kolonoskop.4. Barium EnemaPemeriksaan dengan barium enema mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Barium enema secara umum dilakukan setelah sigmoidoskopidan kolonoskopi.5. CT (Computed Tomography) Scan CT (Computed Tomography) scan membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yangsudahmetastasis.6. Ultrasonografi (USG)Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.

I. KomplikasiKomplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah di sekitar kolon yang menyebabkan hemorrhage.4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.6. Pembentukan abses

J. Keperawatan PaliatifPeran dari keperawatan paliatif terhadap pasien dengan kanker kolon adalah:1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-saran untuk meningkatkan kualitas hidup3. Sebagai nara sumber atau konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan perhatian.5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidupK. Asuhan Keperawatan