Makalah DHF tutor 5.docx
-
Upload
kinanti-devia -
Category
Documents
-
view
289 -
download
3
Transcript of Makalah DHF tutor 5.docx
DHF“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sistem Imunologi dan Hematologi”
Disusun Oleh :
Shelli Harismi Ramdini 220110120004
Annisa Lathifa Ulfah 220110120016
Tanty Yulianti 220110120028
Zulfah Afifah 220110120040
Qanita Syakiratin 220110120052
Rika Riyanti T. 220110120064
Aisya Lestari Prihandani 220110120076
Lisdian Widowati 220110120088
Irmalita Fauzia R. 220110120100
Kinanti Devia Larasati 220110120112
Mustika Rahmi 220110120124
Redi Saputra A.K. 220110120136
Siti Hanifah R. F. 220110120148
Restania Lukita Utami 220110120160
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
A. Konsep penyakit
1. DefinisiDemam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Suhendro, Nainggolan, Chen,
2006)
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina), terutama menyerang anak remaja dan
dewasa dan sering kali menyebabkan kematian bagi penderita(Effendy, Skp, 1995:1)
2. Etiologia. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
b. VektorVirus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
c. HostJika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
3. Manifestasi Klinis
(Suriadi dan Rita Yuliani, 2006)
Demam tinggi selam 5-7 hari
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati
Sakit kepala
Pembengkakan sekitar mata
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, nadi cepat dan lemah).
Kriteria WHO 1986
Demam akut yang cukup tinggi 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam
disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang
persendian, dan kepala.
Manifestasi perdarahan seperti uji tornikuet positif, petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdwarahan gusi, hematemesis dan melena.
Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus
Dengan atau tanpa renjatan
Kenaikan hematokrit > 20%
4. KlasifikasiWHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :- Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
- Derajat IISama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
- Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ® 120/100 ® 120/110 ® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )
- Derajat IVNadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ³ 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
5. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit demam berdarah dengue menurut Suroso, Dkk (2004: hal.23) diantaranya :
a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati (berkurangnya fungsi otak) terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan. Ensefalopati dengue dapat menyebabkan kesadaran pasien menurun menjadi apatis dan dapat juga disertai kejang. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibat pengaktifan histamin setelah virus dengue menginfeksi mengakibatkan hipovolemia sehingga terjadi syok.
b. Kelainan ginjal
Kelainan ginjal umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat dari syok yang tidak tersisa dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan mengatasi volume intravaskuler. Hipovolemia pada demam berdarah dengue menyebabkan hipoperfusi ginjal. Oleh karena itu, tekanan dalam arteriole aferen menurun sehingga menyebabkan kelainan ginjal.
c. Udema paru
Udema paru merupakan komplikasi yang mungkin akan terjadi akibat pemberian cairan yang berlebih.
Selain itu, ada beberapa komplikasi (Nainggulan, 2006) yang lain yaitu :
a. Hepatomegali
Hepatomegali terjadi akibat peningkatan kerja hepar (hati). Hal ini terjadi agar hati dapat lebih meningkatkan destruksi trombosit. Destruksi trombosit akan memproduksi albumin. Albumin berfungsi sebagai pengikat komponen darah sehingga cairan darah tidak terpisah atau bocor ke dalam jaringan tubuh (keluar dari intravaskuler). Selain itu, virus dengue dapat menyerang sel kupfer pada hepar.
b. Perdarahan gastrointestinal
Perdarahan gastrointestinal disebabkan karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga darah dapat masuk ke sistem gastrointestinal.
6. Pemeriksaan diagnostik1. Isolasi virus, deteksi antigen / PCR dan uji serologis.
- Isolasi virus terbaik saat viremia ( 3-5 hari)- igM terdeteksi hari ke 5, meningkat sampai minggu III, menghilang setelah 60 – 90
hari- IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder mulai
hari ke 2. IgG ini akan tetap ada (titer rendah) seumur hidup.
- Uji HI ( hemaglutinasi inhibisi, paling banyak dipakai karena murah dan relatif cepat, tapi butuh 2 specimen darah atau serum yaitu darah saat penyakit masih akut dan darah konvalesens yaitu 1-2 minggu setelah specimen I, hanya dapat mengetahui grup saja), Dengue Blot (single/rapid/duo)
2. Interpretasi test HI : titer specimen ke 2 naik > 4 x kelipatan titer I, salah satu specimen titernya tinggi ( > 1280)
3. Dengue Fever IgM dan IgG Rapid immunochromatographic Test (PanBio)4. Dengue Fever ELISA adalah pemerikasaan serologi dengan menentukan besarnya
IgM dan IgG jika seseorang terinfeksi virus dengue, baik infeksi primer maupun sekunder. Setelah 3-4 hari terinfeksi akan timbul IgM.
Laboratorium
1. Deteksi virus, yang dilakukan melalui metode pembiakan (kultur) dan tes PCR (polymerase chain reaction).
2. Deteksi serologis, yaitu untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap infeksi viru dengue (antibodi antidengue).
7. Penatalaksanaan DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
DHF dengan Renjatan
- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg
BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun (Ngastiyah, 2005)
8. Patofisiologi
B. Asuhan Keperawatan
1. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah1. DS :
1.Klien mengeluh panas badan sejak 3 hari yang lalu2.Klien mengeluh panas badan dirasakan terus menerus dan hanya turun setelah diberikan antipiretik.
DO :Suhu : 38,5°C
Virus Dengue↓
Masuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
↓Terinfeksi Serotipe
↓Bereaksi dengan antibody
↓Terjadi respon peradangan
↓Hipertermi
Hipertermi
2. DS : -
DO :Pemeriksaan fisik :
1.Timbul petechie pada kaki, tangan dan perut, dan saat gosok gigi ada darah.2.Palpasi:Abdomen, Nyeri tekan (+), Hepatomegali 1 cm3. Periksa Cross Match4. Pemberian tranfusi trombosit dan dextran.
Pemeriksaan Diagnostik :
Hematologi :- Hematokrit : 46
- Trombosit : 20.000
Fungsi hati :- SGOT : 42 u/l- SGPT : 43 u/l
Imunoglobulin :- IgM meningkat
Virus Dengue↓
Masuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
↓Terinfeksi Serotipe
↓Bereaksi dengan antibody
↓Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi
darahPengaktivasi sistem komplemen dan dilepas
mediator C3 dan C5↓
C3 menjadi C3A dan C5 menjadi C5A↓
Pelepasan histamine yang bersifat vasoaktif↓
Permeobilitas dinding pembuluh darah ↑↓
Kebocoran plasma darah intertisium↓
Plasma darah dari intravaskuler masuk ke ekstravaskuler
↓Trombositopenia
↓Risiko tinggi perdarahan
Risiko tinggi perdarahan
3. DS : -
DO :1. klien mendapatkan terapi infus RL 15cc/kgBB/jam
Virus Dengue↓
Masuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
↓Terinfeksi Serotipe
↓Bereaksi dengan antibody
↓Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi
darahPengaktivasi sistem komplemen dan dilepas
mediator C2 dan C5↓
C2 menjadi C2A dan C5 menjadi C5A↓
Pelepasan histamine yang bersifat vasoaktif↓
Permeobilitas dinding pembuluh darah ↑↓
Kebocoran plasma darah intertisium↓
Plasma darah dari intravaskuler masuk ke ekstravaskuler
↓Menurunnya jumlah cairan di intravaskuler
↓Risiko tinggi syok hipovolemik
Risiko tinggi syok
hipovolemik
4. DS :1.Klien mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, tulang, dan perdendiaan.
DO : -
Virus Dengue↓
Masuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
↓Terinfeksi Serotipe
↓Bereaksi dengan antibody
↓Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi
darahPengaktivasi sistem komplemen dan dilepas
mediator C3 dan C5↓
C3 menjadi C3A dan C5 menjadi C5A↓
Pelepasan histamine yang bersifat vasoaktif↓
Permeobilitas dinding pembuluh darah ↑↓
Nyeri
Kebocoran plasma darah intertisium↓
Plasma darah dari intravaskuler masuk ke ekstravaskuler
↓Menurunnya jumlah cairan di intravaskuler
↓Risiko tinggi syok hipovolemik
↓Ensepalopati
↓Nyeri
5. DS :1.Klien mengeluh malaise
DO : -
Virus Dengue↓
Masuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
↓Terinfeksi Serotipe
↓Bereaksi dengan antibody
↓Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi
darahPengaktivasi sistem komplemen dan dilepas
mediator C3 dan C5↓
C3 menjadi C3A dan C5 menjadi C5A↓
Pelepasan histamine yang bersifat vasoaktif↓
Permeobilitas dinding pembuluh darah ↑↓
Kebocoran plasma darah intertisium↓
Plasma darah dari intravaskuler masuk ke ekstravaskuler
↓Menurunnya jumlah cairan di intravaskuler
↓Meningkatnya viskositas darah
↓Aliran darah terhamabat
↓Suplai O2 ke jaringan tidak adekuat
↓Metabolisme Anaerob
↓ATP yang dihasilkan sedikit
↓Energi kurang
↓Malaise
↓Intoleransi Aktivitas
Intoleransi Aktivitas
2. Rencana Asuhan Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh normal
Kriteria : - Suhu tubuh antara 36 – 37
- Nyeri otot hilang
Intervensi :
a. Kaji suhu tubuh pasienRasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi
b. Beri kompres air hangatRasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil
c. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
e. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau sesuai indikasi.Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
f. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.
Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni)
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria : - TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat
- Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.
d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hariRasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari, dengan Kriteria :
- Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi.- Klien mampu mandiri setelah bebas demam
intervensi :a. Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien.
Rasional: Bantuan sangat diperlukan klien pada saat kondisinya lemah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari tanpa mengalami ketergantungan pada orang lain.
b. Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.Rasional: Dengan penjelasan, pasien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya.
c. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klienRasional: Keluarga merupakan orang terdekat dengan klien
DAFTAR PUSTAKA
- Dr genis ginanjar, demam berdarah, gramedia. 2011- Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Sumanjuntak G, Umar AI, Pitoyo PD, et.al. Penyakit
Demam Berdarah Dengue. WHO dan Depkes. RI, Jakarta 2000. P.3 – 58.- http://drdjebrut.lecture.ub.ac.id - http:// Mitrakeluarga.com