BAB II KDK

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedokteran Keluarga II.1.1. Definisi Dokter Keluarga Menurut WONCA, 1991 dalam Prasetyawati, dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini

description

KDK

Transcript of BAB II KDK

Page 1: BAB II KDK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kedokteran Keluarga

II.1.1. Definisi Dokter Keluarga

Menurut WONCA, 1991 dalam Prasetyawati, dokter keluarga adalah

dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua

orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh

provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang

menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa

adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula

bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian

dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa

membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini

berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat

mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi,

dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya

pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya.

Sementara menurut Ikatan Dokter Indonesia, dokter keluarga adalah

dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi

komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang

penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga

dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi

penderita atau keluarganya

Page 2: BAB II KDK

II.1.2. Definisi Pelayanan Dokter Keluarga

The American Academy of Family Physician mendefinisikan pelayanan

dokter keluarga dalam dua rumusan. Rumusan pertama adalah pelayanan

kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada

keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap

pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin

pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.

Sementara rumusan kedua berbunyi pelayanan dokter keluarga adalah

pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang

dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit

dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta

ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang

terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan

karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang

unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah,

pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang

mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.

Rumusan yang pertama, karena menunjuk pada karakteristik

pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan.

Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan

disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.

Page 3: BAB II KDK

II.1.3. Standar Kompetensi Dokter Keluarga

Perbedaan garis kompetensi yang tegas antara Dokter Keluarga dengan

Dokter yang melaksanakan pelayanan dengan pendekatan kedokteran

keluarga, memang sangat sulit dilakukan. Namun demi kepentingan pasien,

dokter yang bekerja di pelayanan primer diharapkan memiliki kemampuan

untuk melaksanakan prinsip – prinsip pelayanan dokter keluarga.

Prinsip – prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti

anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip – prinsip ini dalam

banyak terbitannya. Prinsip – prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat

meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan

kedokteran. Prinsip – prinsip pelayanan / pendekatan kedokteran keluarga

adalah memberikan / mewujudkan :

1. Pelayananyangholistikdankomprehensif

2. Pelayanan yang kontinu

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari

keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan

lingkungan tempat tinggalnya

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan

9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Page 4: BAB II KDK

Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan, maka

disusun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk dapat

disebut menjadi dokter keluarga.

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar

Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter

Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah :

1. Kompetensi Dasar

a. Ketrampilan Komunikasi Efektif

b. Ketrampilan Klinik Dasar

c. Ketrampilan menerapkan dasar – dasar ilmu biomedik, ilmu klinik,

ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,

berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks

Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat

g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama

a. Bedah

b. Penyakit Dalam

c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan

d. Kesehatan Anak

e. THT

Page 5: BAB II KDK

f. Mata

g. Kulit dan Kelamin

h. Psikiatri

i. Saraf

j. Kedokteran Komunitas

3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

a. Ketrampilan melakukan “health screening”

b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

c. Membaca hasil EKG

d. Membaca hasil USG

e. BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Ketrampilan Pendukung

a. Riset

b. Mengajar kedokteran keluarga

5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap

a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya

b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik

a. Manajemen klinik dokter keluarga

Page 6: BAB II KDK

Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA –

WHO tahun 2003 meliputi :

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

a. Bayi baru lahir

b. Bayi

c. Anak

d. Remaja

e. Dewasa

f. Wanita hamil dan menyusui

g. Lansia wanita dan pria

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

a. Memahami epidemiologi penyakit

b. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai

c. Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat

d. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi

e. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu

f. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta

penyuluhan gizi

g. Memahami pokok masalah perkembangan normal

h. Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku

i. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila

diperlukan

j. Menyelenggarakan layanan paliatif dan “jelang ajal”

k. Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran

Page 7: BAB II KDK

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan

a. Dengan keluarga pasien

1) Penilaian keluarga

2) Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien)

3) Pembinaan dan konseling keluarga

b. Dengan masyarakat

1) Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi

2) Pemeriksaan / penilaian masyarakat

3) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat

4) Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat

5) Advokasi / pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat

4. Menangani masalah – masalah kesehatan yang menonjol

a. Kelainan alergik

b. Anestesia dan penanganan nyeri

c. Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratan

d. Kelainan kardiovaskular

e. Kelainan kulit

f. Kelainan mata dan telinga

g. Kelainan saluran cerna

h. Kelainan perkemihan dan kelamin

i. Kelainan obstetrik dan ginekologi

j. Penyakit infeksi

k. Kelainan muskuloskeletal

l. Kelainan neoplastik

Page 8: BAB II KDK

m. Kelainan neurologi

n. Psikiatri

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan

a. Menyusun dan menggerakkan tim

b. Kepemimpinan

c. Ketrampilan manajemen praktik

d. Pemecahan masalah konflik

e. Peningkatan kualitas

II.1.4. Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang

menurut para ahli dibedakan dan diuraikan sebagai berikut :

1. Lan R. McWhinney :

a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan,

bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik-

teknik kedokteran tertentu.

b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu

kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit

atau pendidikan kesehatan.

d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisiko tinggi.

e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan

yang tersedia di masyarakat.

f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan

Page 9: BAB II KDK

pasiennya.

g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.

h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.

i. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai manager

dari sumber - sumber yang tersedia.

2. Ikatan Dokter Indonesia

a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang,

melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota

masyarakat sekitarnya.

b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna,

jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.

c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat

kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan

mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.

d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik - baiknya.

e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat

pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

II.1.5. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas

sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

1. Tujuan Umum

Page 10: BAB II KDK

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan

tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada

umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota

keluarga.

2. Tujuan Khusus

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran

yang lebih efektif. Bila dibandingkan dengan pelayanan

kedokteran yang lain, pelayanan dokter keluarga memang lebih

efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah

kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan pasien

semata, melainkan memandang pasien sebagai manusia

seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian anggota keluarga dengan

lingkungannya masing-masing. Dengan metode seperti ini

diharapkan penyelesaian masalah kesehatan dapat dilakukan

secara sempurna dan memuaskan.

b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran

yang lebih efisien. Pelayanan kedokteran keluarga lebih efisien

disebabkan pelayanan kedokteran keluarga lebih

mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit yang

diselnggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka

jatuh sakit, yang secara tidak langsung akan menurunkan biaya

kesehatan. Dengan pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan dapat dihindari tindakan atau pemeriksaan

Page 11: BAB II KDK

yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah

penghamburan dana kesehatan yang bersifat tidak terbatas.

II.1.6. Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical

care)

a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan

medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna

(comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus

(preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),

pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah

sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta

sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.

1) Pelayanan medis strat apertama untuk semua orang

Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan

pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan

dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan

standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan

dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk

memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan

pasien dan keluarganya.

Page 12: BAB II KDK

3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan

segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan

pada pasien dan keluarganya.

4) Deteksi dini

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan

segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan

melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.

5) Kuratif medik

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan

pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan

tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu

akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan

dengan strata yang lebih tinggi.

6) Rehabilitasi medik dan sosial

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan

segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan / atau keluarganya

setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi

fisik, jiwa maupun sosial.

7) Kemampuan sosial keluarga

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk

memperhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya.

8) Etik medikolegal

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan

mediko legal dan etik kedokteran.

Page 13: BAB II KDK

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan

pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege

artis.

1) Anamnesis

Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan

pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka

memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan arapan pasien

mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk

dapat menegakkan diagnosis.

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang

menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter

keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu

menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan

efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding

Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis

kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan

pendekatan diagnosis holistik.

4) Prognosis

Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga

menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat

keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

Page 14: BAB II KDK

5) Konseling

Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan

terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan

konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien

(dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) Konsultasi

Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan

konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau

berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga

lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan,

demi kepentingan pasien semata.

7) Rujukan

Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan

rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau

berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain,

dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas

kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjut

Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan

untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan

di klinik, maupun di tempat pasien.

9) Tindakan

Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan

tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan

dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

Page 15: BAB II KDK

10) Pengobatan rasional

Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga

melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence

based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluarga

Pada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan

berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter

keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling

keluarga.

5. Vulvovaginitis Kandidosis