BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu yang mencakup empat fungsi rumah sakit yaitu : preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative. Semua kegiatan yang ada di rumah sakit bertujuan untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut, termasuk kegiatan pelayanan gizi. (Depkes RI,2003) Dalam kurikulum Akademi Gizi Departemen Kesehatan RI tahun 1997 mencantumkan delapan peran yang harus dicapai, meliputi pengelola system penyelenggaraan makanan institusi, penyuluh pelatih konsultan gizi, pelaku tata laksana gizi klinik, penilaai pendayagunaan bahan makanan, penilai gizi makanan, pelaku pemasaran produk-produk gizi dan pelaku penelitian gizi. Dalam kurikulum tersebut mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL). Di era globalisasi ini, tuntutan pasar kerja khususnya pengelola penyelenggaraan makanan di rumah 1

Transcript of BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

Page 1: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian

kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

makanan kepada konsumen, dalam rangka mencapai status kesehatan yang

optimal melalui pemberian diet yang tepat. Pelayanan kesehatan di rumah

sakit merupakan kegiatan terpadu yang mencakup empat fungsi rumah sakit

yaitu : preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative. Semua kegiatan yang

ada di rumah sakit bertujuan untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut,

termasuk kegiatan pelayanan gizi. (Depkes RI,2003)

Dalam kurikulum Akademi Gizi Departemen Kesehatan RI tahun 1997

mencantumkan delapan peran yang harus dicapai, meliputi pengelola system

penyelenggaraan makanan institusi, penyuluh pelatih konsultan gizi, pelaku

tata laksana gizi klinik, penilaai pendayagunaan bahan makanan, penilai gizi

makanan, pelaku pemasaran produk-produk gizi dan pelaku penelitian gizi.

Dalam kurikulum tersebut mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata

kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Di era globalisasi ini, tuntutan pasar kerja khususnya pengelola

penyelenggaraan makanan di rumah sakit, institusi maupun industri

mengharuskan tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

sesuai tuntutan kebutuhan pasar. Berkaitan dengan hal tersebut maka lembaga

pendidikan sebagai pihak penyedia perlu membangun hubungan kerja sama

dengan pihak pengelola penyelenggaraan makanan institusi, rumah sakit

maupun industri. Salah satu bentuk hubungan kerja sama ini adalah

dilaksanakannya kerja sama yang saling menguntungkan dalam proses

kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai upaya peningkatan relevansi

pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa dengan dunia nyata.

Sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi salah satu mata

kuliah yang penting.

Manajemen penyelenggaraan makanan Rumah Sakit, termasuk

manajemen pengawasan mutu makanan. Berdasarkan hal tersebut, maka

1

Page 2: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

penyusun ingin mengetahui mekanisme kerja dan kegiatan – kegiatan yang

dilaksanakan pada setiap unit yang ada di Rumah Sakit, khususnya pada unit

sub bidang gizi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta

mendapatkan pengalaman kerja dalam pengelolaan pelayanan gizi di Rumah

Sakit.

B. Tujuan PKL

1. Tujuan Umum

Pada akhir kegiatan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa

mengetahui pengorganisasian dan pengolahan sumber daya manusia serta

fungsi manajemen sistem penyelenggaraan makanan di instalasi gizi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui struktur pengorganisasian pelayanan gizi di Instalasi

Gizi RSHS

b. Mengetahui ketenagaan dalam pelayanan gizi di Instalasi Gizi

RSHS

c. Mengetahui penyusunan menu

d. Mengetahui gambaran konsumen yang dilayani oleh Instalasi Gizi

RSHS

e. Mengetahui standar-standar yang berlaku dalam penyelenggaraan

makanan di Instalasi Gizi RSHS

f. Melakukan perhitungan anggaran belanja bahan makanan

g. Mengetahui harga makanan dan tarif makanan yang berlaku

h. Mengetahui/melakukan perhitungan taksiran kebutuhan bahan

makanan (perencanaan bahan makanan)

i. Mengetahui cara pembelian dan pemesanan bahan makanan

j. Mengetahui cara penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian

bahan makanan

k. Mengetahui proses produksi makanan di RSHS (persiapan,

pengolahan dan distribuís makanan)

2

Page 3: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

l. Melakukan pemantauan/pengawasan mutu makanan dalam

penyelenggaraan makanan (uji organoleptik dan HACCP)

m. Mengetahui denah dan sarana fisik ruang produksi makanan

n. Melakukan pengawasan higiene dan sanitasi makanan (penjamah,

cara kerja, sarana dan prasarana)

o. Melakukan penelitian dan pengembangan gizi terapan dalam

penyelenggaraan makanan (penelitian dan modifikasi resep)

C. Ruang Lingkup PKL

Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah manajemen sistem

penyelenggaraan makanan rumah sakit (MSPMRS) dan pengawasan mutu

makanan (PMM).

D. Waktu PKL

PKL MSPM RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dilaksanakan mulai

tanggal 5 Maret sampai 6 April 2012.

E. Tempat PKL

Tempat yang digunakan sebagai tempat PKL MSPM ini adalah Sub

Instalasi Perencanaan; Sub Inst. Adm, SDM dan Perbekalan; Sub Inst. Pengolahan

dan Penyaluran Makanan (PPM); Sub Inst. Pelayanan Gizi Ruang Rawat (PGRR)

dan Sub Inst. Pengawasan Pengendalian dan Penelitian Pengembangan Mutu.

BAB II

3

Page 4: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

PENGORGANISASIAN

I. Sejarah Singkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) dibangun

oleh pemerintah Belanda pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15

Oktober 1923 dengan nama Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuis. Pada

tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi Het Gemeente Ziekenhuis Juliana

dengan kapasitas 300 tempat tidur.

Selama penjajahan Jepang dijadikan rumah sakit militer dengan nama

Rigukun Byoin. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit ini berubah kembali untuk

umum dan pengelolaannya dibawah Kotapraja Bandung dengan nama “Rumah

Sakit Ranca Badak”.

Pada tahun 1954 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Propinsi, langsung

dibawah pengawasan Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956 ditetapkan sebagai

Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas 600 tempat tidur. Pada tahun yang

sama, bersamaan dengan pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

(FKUP), RSHS digunakan sebagai tempat pendidikan oleh FKUP. Ini sebagai

awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan FKUP. Pada tanggal 8

Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin sebagai penghargaan kepada Dr. Hasan Sadikin

yang wafat pada saat memegang jabatan Direktur rumah sakit dan juga merupakan

salah seorang pendiri FKUP yang sekaligus menjabat sebagai Dekan FKUP yang

ke 2.

Sejalan dengan Keppres No.38 Tahun 1992 tentang unit swadana, RSHS

ditetapkan sebagai rumah sakit Swadana melalui keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 748/Menkes/SK/IX/1992. Sejak itu, RSHS mengalami

perkembangan antara lain dalam peningkatan secara bermakna pada pendapatan

fungsional rumah sakit, kesejahteraan pegawai dan mutu pelayanan.

Dalam era reformasi, tuntutan masyarakat pada pelayanan yang lebih baik

makin meningkat, sehingga berbagai upaya penyempurnaan dan perbaikan

kualitas pelayanan kepada masyarakat terus dilakukan. Pada tanggal 12 Desember

4

Page 5: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

2000 berdasarkan peraturan pemerintah No. 119 status RSHS berubah menjadi

Perusahaan Jawatan (Perjan) di bawah binaan Menteri Kesehatan dan Menteri

BUMN.

Status RSHS secara Yuridis berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)

bersamaan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 119/2000 pada tanggal 12 Desember 2000, dan berdasarkan SK Menkes

No. 1243/Menkes/SK/VIII/2003 menjadi Badan Layanan Umum (BLU) Kelas A.

Namun dengan keluarnya Undang-Undang tentang BUMN, status

Perusahaan Jawatan ditiadakan, sehingga berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 861/Menkes/VI/2005, tanggal 16 Juni 2005 Perjan Rumah Sakit

Hasan Sadikin Bandung berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU)

dan pengelolaan keuangan diatur menurut PP No.23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).

II. PENGORGANISASIAN

A. Visi, Misi, Nilai-Nilai dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Visi

Menjadi Rumah Sakit Indonesia kelas dunia yang unggul dalam

pelayanan, pendidikan dan penelitian.

2. Misi

Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang terintegrasi

dengan pendidikan dan penelitian.

3. Nilai-Nilai

Profesional, Respek, Integritasi, Manusiawi, dan Amanah

4. Motto

Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami

B. Status dan Kedudukan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

C. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Bandung

5

Page 6: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

III. PENGORGANISASIAN INSTALASI GIZI RSUP Dr. HASAN

SADIKIN BANDUNG

A. Tupoksi Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Inap & Rawat Jalan

2. Pelayanan Makanan

3. Penelitian Gizi Terapan

4. Pencatatan dan Pelaporan

B. Struktur Organisasi

6

Ka.Sub Instalasi Perencanaan dan

Monitoring Anggaran

Asep Ahmad Munawar, MKM.

Ka. Instalasi Gizi

Ka. Sub Instalasi Adm, SDM,

Perbekalan dan Diklat

Nanda Gita Utami, MPH.

Ka. Sub Produksi dan Penyaluran

Makanan

Dyah Widiastuti, SMM.

Ka. Sub Asuhan Gizi

Yufrida Leni F, MPH.

Page 7: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

Print file rekapitulasi pegawai

7

Page 8: BAB 1 Dan 2 Laporan Besar MSPM

SUB INSTALASI

KETERANGANJUMLAH

P L

KA. INSTALASI 1 - 1

PERENCANAAN 3 1 4

ADUM 8 5 13

WASMUT - - 0

PPM 35 12 47

PGRR 45 25 70

PPKR 2 - 2

JUMLAH 94 43 137

Kasih judul

8