Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

48
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar: Kebersihan Diri Pasien Stroke Haemoragik di Rumah Sakit USU Provinsi Sumatera Utara Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh ZAHRINA VIOLLA 142500108 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

6

Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar: Kebersihan Diri Pasien

Stroke Haemoragik di Rumah Sakit USU

Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

ZAHRINA VIOLLA

142500108

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

7

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmatNya sehingga saya diberi kesehatan dan kesempatan untuk membuat Karya

Tulis Ilmiah berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Kebersihan Diri Pasien Stroke Haemoragik di Rumah

Sakit USU Provinsi Sumatera Utara”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai

salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai

gelar diploma di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp.,MNS.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan

II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku ketua program

studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

dan selaku Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah saya.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Karya

Tulis Ilmiah saya.

7. Teristimewa kepada orangtua saya Ayahanda Hasnimura S.Pd dan Ibunda

Asda S.Pd terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan baik dalam

segala moril dan materil dan dukungan penuh dalam doa dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih

juga kepada saudara kandung saya atas dukungan dan semangat yang selalu

di berikan kepada saya.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

iii

8. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman saya Kezia Rekha, Inggrid

Monica, Wisda Elviani, Irma Linda Wahyu Utami, Warno Pasaribu, Desvan

Manalu atas bantuan dan semangat yang selalu diberikan kepada saya.

9. Terimakasih kepada semua teman-teman mahasiswa/I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 atas kebersamaan yang kita telah

lalui selama 3 tahun ini dan terima kasih untuk dukungan dan semangat yang

kalian berikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan

kalimat, tutur bahasa dan cara penulisan di dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Maka

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta

masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan selalu

melimpahkan berkatnya bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Penulis

Zahrina Violla

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Tujuan .............................................................................................................4

1.3. Manfaat ...........................................................................................................5

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Personal Hygiene

2.1.1. Pengertian Personal Hygiene .........................................................................5

2.1.2. Klasifikasi Personal Hygiene .......................................................................6

2.1.3. Tujuan Personal Hygiene ..............................................................................9

2.1.4. Faktor-faktor Personal Hygiene ....................................................................10

2.1.5. Manfaat Personal hygiene .............................................................................11

2.1.6. Dampak Personal Hygiene ............................................................................12

2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

2.2.1. Pengkajian ......................................................................................................13

2.2.2. Analisa Data ...................................................................................................13

2.2.3. Rumusan Masalah ..........................................................................................14

2.2.4. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................15

2.2.5. Perencanaan ...................................................................................................15

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1. Pengkajian ......................................................................................................16

2.3.2. Analisa Data ...................................................................................................25

2.3.3. Rumusan Keperawatan ..................................................................................26

2.3.4. Intervensi Keperawatan .................................................................................26

2.3.5. Implementasi dan Evaluasi ............................................................................29

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

v

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan .....................................................................................................34

3.2. Saran ...............................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan

psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan

kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima

kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri,

dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 2005).

Menurut Abraham Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki

tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat

dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of

needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia

memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan

fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and

belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki),

esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization

(kebutuhan akan aktualisasi diri) (Maslow, 1970 dalam Potter & Perry,

2005).

Stroke merupakan gangguan potensial yang fatal pada suplai darah

bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan

bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah

sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan

makanan yang dibutuhkan pada otak dan otak pusat control system tubuh

termasuk perintah dari semua gerakan fisik. Dengan kata lain stroke

merupakan manifestasi keadaan pembuluh darah cerebral yang tidak sehat

sehingga bisa disebut juga “cerebral arterial disease” atau “cerebrovascular

disease”. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah,

penyempitan pembuluh darag, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

2

pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang

memadai (Irfan, 2010).

Stroke haemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran

atau pecahnya pembuluh darah didalam otak, sehingga darah

menggenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah

yang mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak akan

menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan

fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar

pembuluh darah yang pecah (intracerebral haemorage) atau dapat juga

genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak (subarachnoid

hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan sampai

pada kematian. Stroke haemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia,

karena penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah

rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah rapuh ini, disebabkan

karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena

faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan

karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau

arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala

tekanan darah tinggi (Junaidi, 2011).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian

akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah

tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan

tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah

dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi

glikoprotein, yang merupakan pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar

glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar

kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat

akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak

(Rico dkk, 2008).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit

stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke

tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

3

(43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%.

Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki (7,1%)

dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan tempat tinggal,

prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan

daerah pedesaan (5,7%). Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di

Indonesia tahun 2013, prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk

yang terdiagnosis memiliki gejala stroke. Prevalensi kasus stroke tertinggi

terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi

Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi

stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama (Kemenkes, 2013).

Personal hygiene merupakan suatu usaha pemeliharaan kesehatan

diri seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk

memperbaiki status kesehatannya. Salah satu indikator dari personal

hygiene adalah perawatan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung dan

telinga, kaki dan kuku, genetalia serta kebersihan dan kerapian pakaian

(Potter & Perry, 2005).

Keterbatasan kebersihan diri biasanya diakibatkan karena stressor

yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien, sehingga dirinya tidak

mau mengurus merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian,

dan berhias. Keterbatasan tersebut akan terus berlanjut dalam pemenuhan

kebutuhan dasar lain nya. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam,

namun pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang

sama. Salah satunya yang mengalami defisit perawatan diri adalah pasien

yang terkena penyakit Stroke memiliki keterbatan pergerakan dan tidak

mampu memenuhi kebutuhan dasar: mandi (Asmadi,2008).

Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Universitas Sumatera

Utara Provinsi Sumatera Utara Medan didapatkan data dari bulan Mei

2017 tercatat jumlah pasien rawat di ruang ICU, di dapatkan dengan

gangguan Kebersihan Diri/personal hygiene dengan jumlah pasien 3

(50%) dari 6 pasien yang masuk di Ruang ICU. Situasi lingkungan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

4

mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri

sehingga muncul masalah baru yaitu Kebersihan Diri/personal hygiene.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui

lebih rinci “Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Kebersihan Diri Pasien Stroke

Haemoragik di Rumah Sakit USU Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk

memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Kebersihan Diri pada Pasien Stroke

Haemoragik di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Provinsi

Sumatera Utara.

1.2.2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. M

dengan pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri: Personal Hygiene.

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien

Ny. M dengan Kebersihan Diri.

b. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien

Ny. M dengan Kebersihan Diri.

c. Penulis mampu merencanakan intervensi keperawatan pada

klien Ny. M dengan Kebersihan Diri.

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada

klien Ny. M dengan Defisit Kebersihan Diri.

e. Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien

Ny. M dengan Kebersihan Diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

5

1.3. Manfaat

1. Praktik Pelayanan Keperawatan

Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat menjadi

sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dengan masalah

pemenuhan kebutuhan kebersihan diri: personal hygiene.

2. Pendidikan Keperawatan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sangat berguna untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai penerapan ilmu yang telah

diterima selama kuliah, terutama bagi ilmu keperawatan jiwa tentang

asuhan keperawatan pada klien dengan prioritas masalah kebutuhan

dasar kebersihan diri: personal hygiene yang dipergunakan dalam

pembelajaran asuhan keperawatan.

3. Bagi Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan klien untuk

mengetahui cara pemenuhan kebutuhan perawatan diri dengan

prioritas masalah Kebersihan Diri: Personal Hygiene.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

6

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan

Dasar: Personal Hygiene

2.1.1. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal

yang artinya perseorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan

perseorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan fisikis

(Tarwoto & Wartonah).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang

sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan dan fisikis seseorang. Kebersihan itu sendiri

sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit

maka masalah kebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi

karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,

padahal jika masalah tersebut dibiarkan terus akan mempengaruhi

kesehatan secara umum (Tarwoto, 2004).

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan

individu, keamanan dan kesehtan. Kebutuhan personal hygiene dibutuhkan

bukan hanya orang sakit saja melainkan orang sehat juga. Praktik personal

hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan

garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan

implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga

untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan

pasien (Potter & Perry, 2006).

2.1.2. Klasifikasi Personal Hygiene

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara

kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

fisikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila,

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

7

orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi

kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung , telinga, kaki dan

kuku, genetalian serta kebersihan dan kerapian pakaian.

Menurut Potter & Perry (2006) macam-macam personal hygiene

adalah:

a. Perawatan Kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,

ekskresi, pengatur temperatur, dan sensasi. Kulit memiliki tiga lapisan

utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis (lapisan luar)

disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda

dari maturasi, melindungi jaringan yang berada dibawahnya terhadap

hilangnya cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah

masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit. Dermis,

merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikan kolagen dan

serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh

darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut bagian yang

melalui lapisan dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak,

cairan odor, kedalam folikel rambut. Sebum meminyaki kulit dan rambut

untuk menjaga agar tetap lemas dan kuat. Lapisan subkutan terdiri dari

pembuluh darah, saraf dan limfe dan jaringan penyambung halus yang

terisi dengan sel-sel lemak. Jaringan lemak berfungsi sebagai insulator

panas bagi tubuh.

Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi dan cairan

dengan pembuluh darah yang berbeda dibawahnya, mensitesa sel baru, dan

mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi. Sirkulasi yang adekuat

penting untuk memelihara kehidupan sel. Kulit sering kali mereflekskan

perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada warna, ketebalan,

tekstur, turgor, temperature. Selama kulit masih utuh dan sehat, fungsi

fisiologisnya masih optimal.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

8

b. Mandi

Mandi adalah perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorikan

sebagai pembersihan atau teraupetik. Mandi ditempat tidur yang lengkap

diperlukan bagi individu dengan ketergantungan total dan memerlukan

personal hygiene total. Keluasan mandi individu dan metode yang

digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan

kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Individu yang bergantung

dalam kebutuhan hygienenya sebagian atau individu yang terbaring

ditempat tidur dengan kucukupan diri yang tidak mampu mencapai semua

bagian badan memperoleh mandi sebagian ditempat tidur.

c. Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan

bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan plak,

dan bakteri memasase gusi, dan menggurangi ketidaknyamanan yang

dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang

muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang akan menyebabkan

karies, radang gusi, dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan

rasa sehat dan selanjutkan menstimulasi nafsu makan.

Golongan stroke sering mengalami terjadi bau mulut. Karies dapat

timbul akibat permentasi sisa makanan yang menempel apada gigi oleh

kuman yang lambat laun mengakibatkan lubang pada enamel gigi dan bila

tidak ditambal dapat menyebabkan radang dan kemtian saraf gigi karena

infeksi. Setelah konsumsi makan dan minuman yang bersifat asam, gigi

perlu dibersihkan yaitu kumur-kumur dengan air. Maka penting untuk

gosok gigi minimal dua kali sehari (Setia Budi, 2010).

d. Perawatan Mata, Hidung dan Telinga

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk

membersihkan mata, hidung, dan telinga selama individu mandi.

Perawatan mata tidak diperlukan secara khusus karena secara terus

menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata, dan bulu mata

mencegah masuknya partikel asing ke dalam mata. Normalnya, telinga

tidak terlalu memerlukan kebersihan. Namun, telinga yang terlalu banyak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

9

serumen perlu dibersihkan baik mandiri ataupun dibantu oleh keluarga.

Hygiene telinga merupakan implikasi untuk mempertajam pendengaran.

Bila benda asing terkumpul pada kanal telinga luar maka akan menganggu

kondisi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau

temperature, dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah

masuknya partikel asing kedalam sistem pernapasan.

e. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari

cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau

ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan

rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bershampo adalah cara-cara

dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi

indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stres emosional

maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu, atau obat-obatan

dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari

tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui

rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.

Kerontokan rambut sering terjadi pada pasien stroke. Jumlah

rambut rata-rata adalah lebih 100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan

sisanya 20% berada pada stadium tidak aktif. Rambut membutuhkan

perawatan baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak terlalu

banyak mengalami kerontokan, antara lain kurangi sanitasi atau adanya

infeksi jamur yang lazim disebut ketombe. Rata-rata 50-100 helai rambut

dapat rontok dalam masa sehari. Oleh karena itu rambut sebaik-baiknya

perlu dicuci dengan shampo yang mengandung anti ketombe yang cocok.

Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal seminggu

sekali (Setia Budi, 2010).

f. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk

mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi orang seringkali

tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau

ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

10

mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk

kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu kuku seharusnya tetap dalam

kedaaan sehat dan bersih. Perawatan da[at dilakukan selama mandi atau

pada waktu yang terpisah.

g. Perawatan Genetalia

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.

Seseorang yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah

seorang yang beresiko memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu

melakukan perawatan diri dapat dibantu keluarga untuk melakukan

personal hygiene.

2.1.3. Tujuan Personal Hygiene

Menurut Tarwoto (2004) tujuan perawatan personal hygiene:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

b. Memelihara kebersihan diri seseorang.

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

d. Mencegah penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang.

f. Menciptakan keindahan.

2.1.4. Faktor-faktor Personal Hygiene

Menurut Tarwoto (2004) sikap seseorang melakukan personal

hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan

fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap

peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya

sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya

perubahan fisik sehingga individu tidak perduli terhadap kebersihannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

11

b. Praktik Sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas

atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang

mempengaruhi perawatan personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang

untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian,

pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi

untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran penyakit

atau kondisi yang mendorong individu untuk meningkatkan personal

hygiene.

e. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek

perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit

tertentu maka tidak boleh dimandikan.

f. Kebiasaan Seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur, dan

melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan

produk tertentu dalam perawatan diri seperti menggunkan shampo dan

alat mandi yang lain.

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tentu untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan anggota keluarga untuk melakukannnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

12

2.1.5. Manfaat Perawatan Personal Hygiene

Menurut Potter & Perry (2006):

a. Perawatan Kulit

Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan

rentan gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpastisipasi

dalam mengalami metode perawatan kulit.

b. Mandi

Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi

tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke

kulit, membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta

meningkatkan citra dari individu.

c. Perawatan Mulut

Mukosa mulut utuh terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran

penyakit yang ditularkan dari mulut misalnya typus dan hepatitis,

mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh,

mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu

melakukan sendiri perawatan hygiene dengan benar.

d. Perawatan Mata, Hidung dan Telinga

Organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan

bebas dari infeksi, serta dapat berpartisipasi dan mampu melakukan

perawatan mata, hidung dan telinga sehari-hari.

e. Perawatan Rambut

Memiliki rambut dan kepala yang sehat, untuk mecapai rasa nyaman

dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawatan

rambut.

f. Perawatan Kaki dan Kuku

Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman

dan bersih, serta dapat memahami dan melakukan metode perawatan

kuku yang benar.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

13

g. Perawatan Genetalia

Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan

genetalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal

hygiene.

2.1.6. Dampak Personal Hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang akan timbul jika kurangnya

personal hygiene adalah:

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik

yang sering terjadi adalah munculnya kutu pada rambut, gangguan

integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,

dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak fisikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga

diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

14

2.2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Dasar Personal

Hygiene

2.2.1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis

ysng terorganisir yang meliputi tiga aktifitas dasar yaitu: mengumpulkan

data secara sistematis, mensortir dan mengatur data yang dikumpulkan dan

mendokumentasi data dalam format yang dapat dibuka kembali.

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal:

1. Status kesehatan klien

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami (actual atau

resiko/potensial). Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-

keahlian (skil) seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi.

Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data

subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau

presepsi yang dikemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data

yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.

Ada beberapa cara pengelompokan data menurut Tarwoto &

Wartonah (2003) yaitu:

a. Berdasarkan sistem tubuh

b. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)

c. Berdasarkan teori keperawatan

d. Berdasarkan pola kesehatan fungsional

2.2.2. Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta

kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data

merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Data dasar adalah

kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,

kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil

konsultasi dari medis atau profesi kesehehatan terhadap dirinya sendiri,

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

15

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap

kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup

tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan

untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-

masalah klien. Pengumpulan data di mulai sejak klien masuk rumah sakit

(intial assesment), selama klien dirawat secara terus menerus (ongoing

assesment) serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (re-

assesment)(Siswanto, 2010).

Tipe Data

1. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa

ditentukan oleh perawat, mencakup presepsi, perasaan, ide klien terhadap

status kesehatan lainnya (Siswanto, 2010).

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat

diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba/sentuhan)

selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan

faktor yang berhubungan (Wilkison, 2013).

2.2.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah

apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat

berdasarkan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada

kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar personal

hygiene.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

16

2.2.4. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

Kebutuhan Dasar

Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter & Perry, (2006) adalah

sebagai berikut:

a. Resiko kerusakan integritas kulit

b. Kerusakan integritas kulit

c. Perubahan perfusi jaringan perifer

d. Defisit perawatan diri: mandi

e. Kerusakan integritas jaringan

f. Resiko infeksi

g. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

h. Perubahan membrane mukosa mulut

i. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

j. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral.

k. Gangguan citra tubuh

l. Defisit perawatan diri: eliminasi

m. Defisit perawatan diri: makan

2.2.5. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang

menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan terhadap klien

sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

17

2.3. Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUANG ICU

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

1. BIODATA

Identitas Klien

Nama/Inisial : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 53 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl Dahlia Pamatang Simalungun, Kota P.Siantar

Tanggal masuk RS : 24 April 2017

No. Register :

Ruangan/kamar : ICU (Intensive Care Unit)

Golongan darah : A

Tanggal pengkajian : 03 Mei 2017

Tanggal Operasi : -

Diagnosa medis : Stroke Haemoragik

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

18

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengalami sakit kepala secara tiba-tiba dan kemudian terjadi

penurunan kesadaran. Keluarga klien mengatakan selama dirawat di

Rumah Sakit, klien tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar kebersihan diri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Penyakit stroke hemoragik yang sudah di derita klien yang sudah

berlangsung lama.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Perawat membantu memenuhi kebutuhan mobilisasi pada klien.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sakit kepala secara tiba-tiba dan kemudian terjadi

penurunan kesadaran sehingga klien tidak dapat memenuhi

kebutuhan dasar kebersihan diri.

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat tidak sadarkan diri dan kulit terlihat kusam.

C. Severity

Keluarga klien mengatakan klien merasa terganggu dengan keadaan

yang dialaminya saat ini.

D. Time

Sampai saat ini klien masih menggalami penurunan kesadaran dan

badan terlihat kotor dan bau.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang dialami

Keluarga klien mengatakan klien sudah mengalami stroke sejak 6

bulan yang lalu.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

19

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Keluarga klien mengatakan klien berobat di Rumah Sakit

Universitas Sumatera 3 bulan terakhir ini.

C. Pernah dirawat/operasi

Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat/tidak pernah di

operasi sebelumnya.

D. Lama dirawat

Keluarga klien mengatakan lama dirawat ±2 bulan.

E. Alergi

Keluarga klien mengatakan klien tidak memilik riwayat alergi

terhadap makanan dan obat.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

B. Saudara Kandung

Saudara klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

C. Penyakit Keturunan

Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit

keturunan.

D. Anggota Keluarga yang Meninggal

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang

meninggal.

E. Penyebab Meninggal

Tidak ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

20

F. Genogram

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi klien tentang penyakitnya

Pada saat pasien sadarkan diri keluarga klien mengatakan klien

merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan klien ingin cepat

pulang, klien merasa hidupnya akan selamanya di rumah sakit.

b. Konsep diri

a. Gambaran diri : Pada saat klien sadarkan diri klien

mengatakan menyukai tubuhnya terutama

bagian hidung dan tangannya.

b. Identitas diri : Klien berpendidikan SMP dan sudah

menikah.

c. Peran diri : Klien sebagai anak kedua dari dua

bersaudara dalam keluarga.

d. Ideal diri : Klien berharap agai ia cepat sembuh dan

dapat segera pulang agar dapat kembali

berkumpul dengan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

21

e. Harga diri : Pada saat klien sadar klien mengatakan

dirinya berguna dan berarti.

c. Keadaan emosi

Pada saat klien sadarkan diri klien mengatakan emosinya tidak stabil

karena klien hanya bisa berdiam di tempat tidur.

d. Hubungan sosial

a. Orang yang bearti

Keluarga klien mengatakan bahwa orang yang paling bearti bagi

klien adalah suami serta anak-anaknya.

b. Hubungan dengan keluarga

Keluarga klien mengatakan klien memiliki hubungan yang baik

dan harmonis dengan keluarga.

c. Hubungan dengan orang lain.

Keluarga klien mengatakan klien memiliki hubungan yang baik

dan harmonis dengan orang lain.

d. Hambatan interaksi sosial

Keluarga klien mengatakan interaksi klien didalam ruangan ICU

baik.

e. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Islam dan mempercayai ajaran yang ada

pada agama tersebut.

b. Kegiatan Ibadah

Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan rajin shalat, dan

selama di rawat dirumah sakit klien tidak melaksanakan shalat.

VII. STATUS MENTAL

a. Tingkat kesadaran : Letargi (penurunan kesadaran).

b. Penampilan : Tidak rapi dan penggunaan pakaian

kotor.

c. Pembicaraan : Lambat dan tidak mampu memulai

pembicaraan.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

22

d. Alam perasaan : Tidak sadarkan diri.

e. Afek : Tidak sesuai ekspresi.

f. Interaksi selama wawancara : Kurang kooperatif.

g. Memori : Gangguan daya ingat.

h. Proses pikir : Inkoheren (tidak sesuai).

i. Isi pikir : Saat dilakukan wawancara klien

sulit berkonsentrasi.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Kondisi klien tidak sadarkan diri. Kondisi penampilan tidak rapi, kulit

kusam, kuku panjang dan kotor, serta badan bau.

B. Tanda-tanda Vital

a. Suhu tubuh : 38º C

b. Tekanan darah : 160/90 mmHg

c. Nadi : 101 x/menit

d. Pernafasan : 28 x/menit

e. Saturasi 02 : 97%

f. Tinggi badan : 156 cm

g. Berat badan : 55 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Rambut

Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.

Bau : Rambut klien bau.

Warna kulit : Warna kulit klien hitam

Keadaan rambut : Kusut

Kepala

Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan

tidak ada benjolan.

Kulit kepala : Kulit kepala klien berketombe dan

bau.

Kebersihan : Kotor

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

23

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap

dan simetris antara kanan dan kiri.

Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat

Kebersihan mata : Ada kotoran (belek)

Hidung

Kebersihan hidung : Terdapat sekret

Adakah septum deviasi : Ada

Mulut

Keadaan mukosa mulut : Kering dan pucat

Kelembapannya : Tidak lembab

Adakah lesi : Terdapat lesi karena klien

menggunakan alat bantu nafas.

Kebersihan : Mulut tidak bersih

Gigi

Pertumbuhan : Gigi sebagian ompong

Kebersihan : Gigi kotor dan bau

Telinga

Adakah kotoran : Ada

Adakah lesi : Tidak ada

Bagaimana bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri

Adakah infeksi : Tidak ada

Kulit

Kebersihan : Kulit kusam

Adakah lesi : Ada di bagian bokong

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

24

Keadaan turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2

detik

Warna kulit : Cokelat

Kelembapan : Kulit klien tidak lembap.

Kuku tangan dan kaki

Bentuknya bagaimana : Normal

Adakah lesi : Tidak ada

Pertumbuhannya : Lengkap

Kebersihan : Kuku tangan dan kaki kotor dan

panjang

Tubuh secara umum

Kebersihan : Tubuh kotor dan bau

Keadaan postur : Normal

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

1. Frekunesi makan perhari : 3 x sehari

2. Nafsu/selera makan : Nafsu makan berkurang

3. Nyeri uluhati : Tidak ada

4. Alergi : Tidak ada

5. Mual muntah : Tidak ada

6. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore

7. Jumlah jenis makanan : Sonde

8. Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ditentukan

9. Masalah makan dan minum : Klien makan dan minum

melalui NGT.

B. Perawatan Diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : Tubuh tampak kotor,

berbau dan berdaki

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

25

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering

dan kotor.

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan: Kuku panjang dan kotor

pada kuku kaki dan tangan

C. Pola Kegiatan/Aktivitas

a. Klien tidak mampu melakukan aktivitas di karenakan klien

dalam keadaan bedrest.

b. Selama dirawat dirumah sakit, klien tidak pernah melakukan

aktivitas kegiatan beribadah.

D. Pola Eliminasi

1. BAB

a. Pola BAB : 1 x perhari

b. Karakter feses : Encer

c. Riwayat perdarahan : Tidak ada

d. BAB terakhir : Pagi hari

e. Diare : Tidak ada

f. Penggunaan laktasi : Tidak ada

2. BAK

a. Pola BAK : 2-3 x perhari

b. Karakter urin : Kuning pekat

c. Nyeri/rasaterbakar/kesulitan BAK : Tidak ada

d. Penggunaan deuretik : Tidak ada

e. Upaya mengatasi masalah : Klien terpasang

kateter

E. Mekanisme Koping

Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif

dan dengan berbincang dengan anggota keluarga dan perawat

sesuai yang diajarkan oleh perawat dan tidak ada ditemukan

maladaftif.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

26

2.3.2 Analisa Data

No.

Data

Penyebab

Masalah

Keperawatan

1 Data Subjektif: -

Data Objektif:

1. Badan bau

2. Rambut klien kotor,

kulit kepala kotor.

3. Mulut dan gigi bau,

kulit kusam dan

kotor, kuku panjang

dan kotor.

Stroke Hemoragik

Penurunan

motivasi

Defisit Perawatan

Diri/personal hygiene

Defisit Perawatan

Diri/personal hygiene

2 Data Subjektif:

Klien tidak mampu

untuk bergerak, kulit

kemerahan.

Data Objektif:

Tampak adanya lesi

pada kulit.

Pasien kesadarannya

letargi, pasien tidur

dalam posisi semi

fowler45º,

TD: 170/100 mmHg

HR: 101 x/menit

RR 28x/menit

Suhu 38ºC

Stroke Hemoragik

Gangguan mobilisasi

Resiko gangguan

integritas kulit

Resiko gangguan

Integritas Kulit

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

27

2.3.3. Rumusan Keperawatan

Masalah keperawatan:

1. Defisit Perawatan Diri/personal hygiene

2. Integritas Kulit

Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri/personal hygiene berhubungan dengan

penurunan kesadaran ditandai dengan klien tidak sadarkan diri, badan

bau dan berdaki, gigi kuning dan mulut kering dan kotor, kuku tangan

dan kaki panjang dan kotor.

2. Integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan

klien bedrest total.

2.3.4. Intervensi Keperawatan

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan kebersihan diri dapat berkurang.

Kriteria Hasil:

1. Kebersihan kebutuhan diri mandi dibantu oleh perawat

dan keluarga.

2. Libatkan keluarga dan perawat dalam kebersihan diri:

personal hygiene.

Rencana tindakan Rasional

1. Pantau kebersihan diri

klien dan perawatan

diri.

2. Bantu klien dalam

kebersihan badan,

mulut, rambut, dan

kuku.

1. Data dasar dalam

intervensi.

2. Melakukan kebersihan diri

pada klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

28

3. Libatkan keluarga

dalam pemenuhan

kebutuhan perawatan

diri klien.

4. Berikan pendes kepada

keluarga.

3. Melibatkan keluarga dalam

Mengarahkan klien dalam

kebersihan diri.

4. Mengarahkan Keluarga

dalam pemenuhan

kebutuhan perawatan diri

klien.

No. Dx Perencanaan Keperawatan

2. Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan gangguan integritas kulit dapat berkurang atau

menunjukkan penyembuhan.

Kriteria Hasil:

Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan

tidak terinfeksi.

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji kebutuhan

personal hgyiene

pasien

2. Kaji keadaan luka

pasien

3. Jaga kulit agar tetap

utuh dan kebersihan

kulit pasien dengan

cara membantu mandi

pasien

4. Jaga kebersihan tempat

tidur, selimut bersih

dan kencang

5. Observasi tanda-tanda

1. Data dasar dalam melakukan

intervensi

2. Menentukan intervensi lebih

lanjut

3. Menghindari resiko infeksi

kulit

4. Mengurangi tekanan dan

menghindari luka dekubitus

5. Pencegahan infeksi secara

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

29

infeksi

6. Lakukan pijat pada

kulit dan lakukan

perubahan posisi setiap

2 jam

dini

6. Mencegah dekubitus

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

30

2.3.5. Implementasi dan Evaluasi

No. Dx

Hari/

Tanggal

Waktu Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

1. Rabu,

03 Mei

2017

09.00-

10.00

1. Mengkaji keadaan

umum klien

2. Memantau kebersihan

diri klien dengan

kebersihan diri

3. Melakukan mandi

kering pada klien di atas

tempat tidur

4. Menggosok gigi klien

menggunakan kassa dan

tong spatel

5. Merawat rambut klien

6. Memotong kuku

S : Keadaan umum pasien lemah

O : Badan bau, kulit kepala

berketombe dan bau, gigi

kotor dan bau, kuku kaki dan

tangan panjang dan kotor

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Pantau kebersihan klien.

Rabu, 03

Mei

2017

11.00-

12.00

1. Memantau TTV

2. Memberi obat demam

Paracetamol.

3. Memberikan kompres

hangat.

4. Melepaskan pakaian

yang menyebabkan suhu

tubuh meningkat.

S : Keadaan umum pasien lemah

O : Pasien tidur dalam

posisi semi fowler 45º

TD: 160/90 mmHg

HR: 104 x/menit

RR: 26 x/menit

Suhu: 38ºC

Saturasi O2: 95%.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

31

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Memberikan obat demam

(Paracetamol).

3. Kamis,

04 Mei

2017

10.00-

11.00

1. Mengkaji kembali

kebutuhan personal

hgyiene klien

2. Memantau kembali

kebersihan diri klien

dengan kebersihan diri

3. Melakukan mandi

kering pada klien di

atas tempat tidur

4. Memberikan pendkes

kepada keluarga klien

dalam membantu

pemenuhan kebersihan

diri klien

S : Keadaan umum pasien lemah

O : Badan bau, kulit kepala

berketombe dan bau, gigi

kotor dan bau

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Pantau kebersihan klien.

Kuku sudah di potong

4. Kamis,

04 Mei

2017

12.00-

13.00

1. Mengkaji TTV

2. Mengkaji keadaan luka

3. Melakukan observasi

tanda-tanda infeksi

4. Melakukan miring kanan

dan miring kiri pada

klien setiap 2 jam sekali

5. Memantau kebersihan

tempat tidur.

S : Klien tidak sadarkan diri.

O : Pasien tidur dalam

posisi semi fowler 45º

TD: 130/80 mmHg

HR: 76 x/menit

RR: 26 x/menit

Suhu: 37ºC

Saturasi O2: 88%.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

32

Terdapat lesi pada bokong.

Keadaan pasien bau.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Melakukan miring kanan dan

miring kiri pada klien setiap

2 jam sekali

Pantau lesi pada bokong.

Pantau kebersihan pasien.

5.

Jumat,

04 Mei

2017

14.00-

16.00

1. Mengkaji kembali

kebutuhan personal

hgyiene klien

2. Memantau kembali

kebersihan diri

3. Memberikan pendkes

kepada keluarga klien

dalam membantu

pemenuhan kebersihan

diri klien

S : Klien tidak sadarkan diri.

O : Badan sedikit bersih, gigi

bau

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Mempertahankan kebersihan

pasien.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

33

6.

Jumat,

05 Mei

2017

17.00-

17.45

1. Mengkaji TTV

2. Mengkaji kembali

keadaan luka

3. Melakukan observasi

kembali tanda-tanda

infeksi

4. Melakukan miring kanan

dan miring kiri pada

klien setiap 2 jam sekali

5. Memantau kebersihan

tempat tidur.

6. Memberikan pendkes

kepada keluarga untuk

melakukan miring kanan

dan miring kiri setiap 2

jam sekali.

S : Klien tidak sadarkan diri.

O : Pasien tidur dalam

posisi semi fowler 45º

TD: 120/70 mmHg

HR: 79 x/menit

RR: 24 x/menit

Suhu: 37ºC

Saturasi O2: 90%.

Terdapat lesi pada bokong.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

Melakukan miring kanan dan

miring kiri pada klien setiap

2 jam sekali

Pantau lesi pada bokong.

Memberikan pendkes kepada

keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

34

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari seluruh uraian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

a. Pengakajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian yang penulis angkat pada kasus Ny. M

terdiri atas pengumpulan data, perumususan masalah klien, analisa data

subjektif yaitu klien tidak sadarkan diri dan tidak bisa beraktivitas, dan

data objektif pada kasus Ny. M yang ditandai dengan badan bau, kulit

kepala klien kotor dan bau, mulut dan gigi bau, kulit kusam, kuku panjang

dan kotor.

b. Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian. Diagnosa yang penulis angkat pada kasus Ny. M adalah

Kebersihan Diri. Tujuan umum dilakukan tindakan keperawatan pada

permasalahan yang dihadapi yaitu klien mampu melakukan Kebersihan

Diri.

c. Intervensi adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

yang akan perawat lakukan adalah menjelaskan pentingnya melakukan

perawatan diri (personal hgyiene): Mandi serta melatih klien untuk

melakukan perawatan diri (personal hgyiene): Mandi.

d. Implementasi adalah melakukan tindakan sesuai perencanaan yaitu,

membina hubungan saling percaya, memfasilitasi untuk melakukan

aktivitas kebersihan diri: mandi dan memantau kebersihan diri klien

dengan perawatan diri.

e. Evaluasi adalah menilai hasil dari kegiatan yang telah terlaksana. Dan

pada kasus Ny. M, kebutuhan dasar Kbersihan Diri sudah terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

35

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka

meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, sebagai berikut:

1. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk selalu memberikan motivasi

dan sarana yang memadai bagi mahasiswa/i guna untuk menyelesaikan

karya tulis ilmiah.

2. Untuk Perawat

Bagi seorang perawat, sebaiknya harus memahami dan mengerti

kebutuhan klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirimya. Dan

perawat memberikan asuhan keperawatan diri dengan baik.

3. Klien

Klien diharapkan lekas sadar sehingga mampu untuk menjaga kebersihan

dirinya.

4. K ad

5. -

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

36

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari seluruh uraian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

f. Pengakajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian yang penulis angkat pada kasus Ny. M

terdiri atas pengumpulan data, perumususan masalah klien, analisa data

subjektif yaitu klien tidak sadarkan diri dan tidak bisa beraktivitas, dan

data objektif pada kasus Ny. M yang ditandai dengan badan bau, kulit

kepala klien kotor dan bau, mulut dan gigi bau, kulit kusam, kuku panjang

dan kotor.

g. Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian. Diagnosa yang penulis angkat pada kasus Ny. M adalah

Kebersihan Diri. Tujuan umum dilakukan tindakan keperawatan pada

permasalahan yang dihadapi yaitu klien mampu melakukan Kebersihan

Diri.

h. Intervensi adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

yang akan perawat lakukan adalah menjelaskan pentingnya melakukan

perawatan diri (personal hgyiene): Mandi serta melatih klien untuk

melakukan perawatan diri (personal hgyiene): Mandi.

i. Implementasi adalah melakukan tindakan sesuai perencanaan yaitu,

membina hubungan saling percaya, memfasilitasi untuk melakukan

aktivitas kebersihan diri: mandi dan memantau kebersihan diri klien

dengan perawatan diri.

j. Evaluasi adalah menilai hasil dari kegiatan yang telah terlaksana. Dan

pada kasus Ny. M, kebutuhan dasar Kbersihan Diri sudah terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

37

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka

meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, sebagai berikut:

4. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk selalu memberikan motivasi

dan sarana yang memadai bagi mahasiswa/i guna untuk menyelesaikan

karya tulis ilmiah.

5. Untuk Perawat

Bagi seorang perawat, sebaiknya harus memahami dan mengerti

kebutuhan klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirimya. Dan

perawat memberikan asuhan keperawatan diri dengan baik.

6. Klien

Klien diharapkan lekas sadar sehingga mampu untuk menjaga kebersihan

dirinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

38

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. (2000). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan

Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.

Fitria. (2009). Prinsip dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis

Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S-1 Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Irfan. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Stroke Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Junaidi. (2011). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi Publisher.

Kemenkes. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.

Jakarta: Kemenkes RI.

NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta:

EGC.

Nurjanah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:

Mocomedia.

Maslim. (2001). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III. Jakarta: Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.

Rico, dkk. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stroke pada Usia

Muda Kurang dari 40 Tahun. Jurnal Epidemiologi. 2008:1-13.

Stuart, dkk. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3. Jakarta: EGC.

Siswanto. (2010). Beberapa Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Stroke

Berulang. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

39

Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1.

Jakarta: EGC.

Potter dan Patricia. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses

dan Praktik. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan NANDA,

Intervensi NIC, Hasil Kriteria NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2010). Global Physical Activity Surveillance.

From:http://WHO.int/chp/steps/gpaq/en/indeks.html.www.slideshare.net/te

ntangkesehatan jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

40

6. K ad

7. -

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah ...

41

Universitas Sumatera Utara