Asuhan Kebidanan Ny Sumini

31
CASE REPORT SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO Tanggal Masuk : 30 Maret 2012 No. Register : 3499 Pukul : 13.15 WIB Ruangan : III A. IDENTITAS Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Bpk. Purnomo Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SD Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani Alamat : Seputih banyak Alamat : Seputih banyak B. ANAMNESIS Os. Melahirkan pukul 09.10 wib dengan pertolongan bidan. Plasenta sulit dikeluarkan, plasenta kemudian dikeluarkan pukul 10.45 wib dengan melakukan manual plasenta. Tetapi plasenta hancur saat proses pengeluaran sehingga

Transcript of Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Page 1: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

CASE REPORT

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO

Tanggal Masuk : 30 Maret 2012 No. Register : 3499

Pukul : 13.15 WIB Ruangan : III

A. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Bpk. Purnomo

Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Seputih banyak Alamat : Seputih banyak

B. ANAMNESIS

Os. Melahirkan pukul 09.10 wib dengan pertolongan bidan. Plasenta sulit dikeluarkan,

plasenta kemudian dikeluarkan pukul 10.45 wib dengan melakukan manual plasenta.

Tetapi plasenta hancur saat proses pengeluaran sehingga menyebabkan perdarahan per

vagina karena terdapat sisa plasenta.

1. Keluhan Utama

Perdarahan dari vagina setelah melahirkan, perdarahan sebanyak 3x mengganti

pampers.

2. Keluhan Tambahan

Keluhan Tambahan : os merasakan pusing saat posisi berdiri dan duduk, mual,

muntah 1x dan pucat.

3. Riwayat Penyakit sekarang

• Lokasi è keluar darah merah segar banyak dari kemaluan.

• Onset è sejak 2 jam SMRS, pasca melahirkan.

• Kualitas è 2 jam sebelumnya keluar darah berwarna merah segar yang mengalir

secara terus menerus.

• Kuantitas è perdarahan berwarna merah segar sebanyak 2x mengganti pampers.

Page 2: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

• Kronologis è Os. Melahirkan anak ke-2 berjenis kealmin perempuan dengan berat

lahir 3,8 gram dan panjang badan 50 cm dengan persalinan per vaginam secara

spontan pada pukul 09.10 wib hari jum’at 30 Maret 2012 dengan pertolongan

bidan. Plasenta sulit dikeluarkan, plasenta kemudian dikeluarkan pukul 10.45 wib

dengan melakukan manual plasenta. Tetapi plasenta hancur saat proses

pengeluaran sehingga menyebabkan perdarahan per vagina karena terdapat sisa

plasenta. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD A. Yani dengan keluhan keluar

banyak darah dari vagina berwarna merah segar. Perdarahan disertai dengan

keluhan mual, muntah, pusing pasca persalinan. Mual dan pusing dirasakan

semakin bertambah berat ketika pasien dalam posisi berdiri dan duduk.

• Menyertai è Keluhan disertai dengan mual, muntah, serta pusing pasca

persalinan.

• Mempengaruhi è Mual dan pusing dirasakan semakin bertambah berat ketika

pasien dalam posisi berdiri dan duduk.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, riwayat

penyakit jantung, dan ginjal.

Selama kehamilan os tidak memiliki riwayat hipertensi. Os mengatakan tidak ada

riwayat dirawat di RS dan tidak ada riwayat operasi.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Os. Mengatakan orangtuanya memiliki riwayat hipertensi, dan salah satu anggota

keluarganya memiliki riwayat diabetes mellitus.

6. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus Haid : 28 hari,teratur

Jumlah : 2x ganti pembalut

Lama : 4 hari

HPHT : 23 Juni 2011

7. Riwayat Perkawinan

Page 3: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

a. Kawin ke : 1

b. Lama perkawinan : 10 tahun

8. Riwayat Kehamilan sekarang

HPHT : 23 Juni 2011

TTP : 30 Maret 2012

ANC : Teratur, frekuensi 7 kali di bidan

Pada saat kontrol kehamilan os. Pernah mendapatkan 1x imunisasi TT pada usia

kehamilan 7 bulan.

Keluhan : Pada saat kontrol kehamilan tidak ada keluhan.

9. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Hamil

ke

Tanggal

lahir

anak

Jenis

kelamin

Jenis

Persalinan

Penyulit/

Komplikasi

Penolong BB.

Lahir

Keadaan

anak

Masa

nifas

1

2

10

Februari

2003

(Umur 9

tahun)

30 Maret

2012

(Umur

19 hari)

Laki-laki

Perempu

an

Aterm

Pervaginam

spontan

Aterm

Pervaginam

spontan

Tidak ada

Tidak ada

Bidan

Bidan

3,1 gr

3,8 gr

Sehat

Sehat

Dbn

Rest

plase

nta

10. Riwayat Ginekologi

Tidak ada

11. Riwayat Keluarga Berencana

Os mengatakan pernah menggunakan KB suntik selama 3 tahun setelah kelahiran

anak pertama tetapi kemudian dihentikan karena ingin hamil anak yang kedua.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Page 4: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Status Present

1. Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

2. Status Emosional : Stabil Labil

3. Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/70

Berat Badan : 60 Kg

Tinggi Badan : 165 cm

Denyut Nadi : 100x/menit

Pernafasan : 32x/menit

Suhu : 37,6 oC

Status Generalis

1. Kepala

Tidak ada edema pada muka, konjungtiva anemis, sklera mata tidak ikterik.

2. Pinggang.

Nyeri : Ada Tidak

3. Extremitas.

Oedema tangan dan jari : Ada Tidak

Oedema Tibia dan kaki : Ada Tidak

Varises Tungkai : Ada Tidak

ReflekS Patela kanan : Ada Tidak dilakukan

Refleks Patela Kiri : Ada Tidak dilakukan

Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

Tidak ditemukan pembesaran perut dan tidak ditemukan asites, bising usus (+), TFU 2

jari di bawah umbilikus.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi

Hb : 8,7 gr/dl

Ht : 24,7 %

Leukosit : 31.300 /ul

Page 5: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Eritrosit : 3.400.000 /ul

Trombosit : 188.000 /ul

USG

Tampak uterus dengan endometrial line 1-2 layer.

E. DIAGNOSIS KERJA

Ibu 27 tahun P2A0 post partus spontan dengan HPP e.c Rest. Plasenta

F. DIAGNOSIS BANDING

Ibu 27 tahun P2A0 post partus spontan dengan HPP e.c Atonia uteri

Ibu 27 tahun P2A0 post partus spontan dengan HPP e.c laserasi jalan lahir

G. PROGNOSIS

DUBIA AD BONAM

H. PENATALAKSANAAN

Resusitasi cairan dengan menggunakan cairan kristaloid jenis Ringer Laktat

30 gtt/mnt

Pemasangan dower cateter

Perbaiki KU

Inj. Antibiotik golongan sefalosporin generasi III 1gr/12 jam

Drip uterotonika1ap/8 jam

Observasi perdarahan dan tanda-tanda vital

Transfusi jika Hb < 8 gr/dl

Rencana kuretase

Page 6: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Follow Up Obstetri

Tanggal 30 Maret 2012 31 Maret 2012 1 April 2012 2 April 2012 3 April 2012 4 April 2012

Keluhan PPV : darah merah

banyak

Muntah : (+)

Mual (+)

Sakit kepala : (+)

PPV : darah

merah (+)banyak

Muntah : (-)

Mual (+)

Sakit kepala : (+)

PPV : darah merah

(+) sedikit

Muntah : (-)

Mual (+)

Sakit kepala : (+)

PPV : darah (+)

coklat

Muntah : (-)

Mual (+)

Sakit kepala : (-)

PPV : darah (+)

coklat

Muntah : (-)

Mual (+)

Sakit kepala : (-)

PPV : darah (+)

coklat

Muntah : (-)

Mual (+)

Sakit kepala : (-)

Vital Sign KU : lemah

Kesadaran : CM

Konjungtiva : anemis

Edema : pretibial

TD : 130/70

N: 100x/mnt

RR : 32X/mnt

T: 37,6 0C

Dada : simetris

Paru : V (+),R(-) ,W(-)

Jantung : BJ I-II murni

BU (+)

Sklera anikterik

KU : lemah

Kesadaran : CM

Konjungtiva :

anemis

Edema : pretibial

TD : 110/60

N: 116x/mnt

RR : 24X/mnt

T: 37 0C

Dada : simetris

Paru : V

(+),R(-) ,W(-)

Jantung : BJ I-II

murni

KU : baik

Kesadaran : CM

Konjungtiva :

tidak anemis

Edema : pretibial

TD : 130/70

N: 96x/mnt

RR : 24X/mnt

T: 36,9 0C

Dada : simetris

Paru : V

(+),R(-) ,W(-)

Jantung : BJ I-II

KU : baik

Kesadaran : CM

Konjungtiva :tid

ak anemis

Edema : (-)

TD : 120/70

N: 88x/mnt

RR : 24X/mnt

T: 37,7 0C

Dada : simetris

Paru : V (+),R(-)

,W(-)

Jantung : BJ I-II

KU : baik

Kesadaran : CM

Konjungtiva :

tidak anemis

Edema : (-)

TD : 110/80

N: 78x/mnt

RR : 24X/mnt

T: 36,8 0C

Dada : simetris

Paru : V (+),R(-)

,W(-)

Jantung : BJ I-II

KU : baik

Kesadaran : CM

Konjungtiva :tidak

anemis

Edema : (-)

TD : 130/80

N: 82x/mnt

RR : 24X/mnt

T: 36,3 0C

Dada : simetris

Paru : V

(+),R(-) ,W(-)

Jantung : BJ I-II

Page 7: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Bising usus (+)

Sklera anikterik

murni

Bising usus (+)

Sklera anikterik

murni

Bising usus (+)

Sklera anikterik

murni

Bising usus (+)

Sklera anikterik

murni

Bising usus (+)

Sklera anikterik

Pemeriksa

an

penunjang

Darah lengkap :

• Hb : 8,7 gr/dl

• Ht: 24,7 %

• Leukosit : 31.300/ul

• Eritrosit :3.400.000 /

ul

• Trombosit :

188.000 /ul

USG : tampak uterus

dengan endometrial

line 1-2 layer

Darah Lengkap :

• Hb : 6,1gr/dl

• Ht: 17,7 %

• Leukosit :

17.500/ul

• Eritrosit :

2.440.000 /ul

• Trombosit :

165.000 /ul

USG : tampak

uterus dengan

endometrial line

1-2 layer

Terapi Resusitasi cairan

dengan menggunakan

cairan kristaloid jenis

Ringer Laktat

30 gtt/mnt

Pemasangan dower

Resusitasi cairan

dengan

menggunakan

cairan kristaloid

jenis Ringer

Resusitasi cairan

dengan

menggunakan

cairan kristaloid

jenis Ringer

Resusitasi

cairan dengan

menggunakan

cairan kristaloid

jenis Ringer

Resusitasi

cairan dengan

menggunakan

cairan kristaloid

jenis Ringer

Resusitasi cairan

dengan

menggunakan

cairan kristaloid

jenis Ringer

Page 8: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

cateter

Perbaiki KU

Inj. Antibiotik

golongan sefalosporin

generasi III 1gr/12

jam

Drip uterotonika

1ap/8 jam

Observasi perdarahan

dan tanda-tanda vital

Transfusi jika Hb < 8

gr/dl

Laktat

20 gtt/mnt

Pemasangan

dower cateter

Perbaiki KU

Inj. Antibiotik

golongan

sefalosporin

generasi III

1gr/12 jam

Drip uterotonika

1ap/8 jam

Observasi

perdarahan dan

tanda-tanda vital

Laktat

20 gtt/mnt

Pemasangan

dower cateter

Perbaiki KU

Inj. Antibiotik

golongan

sefalosporin

generasi III

1gr/12 jam

Drip uterotonika

1ap/8 jam

Observasi

perdarahan dan

tanda-tanda vital

Laktat

20 gtt/mnt

Pemasangan

dower cateter

Perbaiki KU

Inj. Antibiotik

golongan

sefalosporin

generasi III

1gr/12 jam

Drip

uterotonika

1ap/8 jam

Observasi

perdarahan dan

tanda-tanda

vital

Transfusi

darah 1 kantong

Laktat

20 gtt/mnt

Pemasangan

dower cateter

Inj. Antibiotik

golongan

sefalosporin

generasi III

1gr/12 jam

Drip

uterotonika

1ap/8 jam

Vit.B 3x1 mg

Transfusi

darah 2 kantong

Laktat

20 gtt/mnt

Up cateter

Inj. Antibiotik

golongan

sefalosporin

generasi III

1gr/12 jam

Antipiretik oral

3 x 500 mg

Suplemen zat

besi Sulfas ferosus

1x1

Kuretase

Page 9: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Laporan Curretage

Tanggal : Rabu, 4 April 2012

Operator : dr. Ridhaniar

Anestesi : General Anestesi

Jam : 11.00 WIB tindakan dimulai

1. Pasien dalam posisi litotomi dengan pengaruh anastesi

2. Dilakukan tindakan toilet vulva secara septik dan antiseptik

3. Kandung kemih dikosongkan dengan menggunakan kateter

4. Dilakukan pemasangan spekulum sim atas dan bawah

5. Porsio ditampakan secara avoe

6. Dilakukan penjepitan portio menggunakan tenakulum pada arah jam 11.00

7. Dilakukan sondase, didapatkan tinggi uterus ±12 cm

8. Dilakukan tindakan kuretase searah jarum jam, dan dikeluarkan jaringan ±

80-100 cc

9. Setelah kuret selesai tenakulum dilepas, lalu bersihkan vagina dan portio

dengan kapas betadine.

Pukul 11.30 WIB tindakan selesai

D/ Pra tindaka : P2A0 post psrtus spontan dengan HPP e.c. rest plasenta

D/ Pasca tindakan : Pasca kuretase a/i sisa plasenta

Kontraksi uterus pasca kuretase (+) dan keadaan umum baik, TD 100/70 mmHg,

Nadi 84 x/menit, RR 24 x/meni, Temperatur 36,70 C. Dipasang infus RL 20

tts/menit. Inj.Ceftriaxon 1gr/12 jam, PCT 3 x 500 mg, Sulfas ferosus 1x1.

Page 10: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

CASE REPORT

Ibu 27 Tahun P2A0 Post Partus Spontan Aterm dengan

Hemorrhagic Post Partum e.c. Rest Plasenta

Oleh :

Haryani Dwita 0818011023

Defi Nurlia Erdian 0818011055

Preceptor :

dr. Wahdi, Sp. OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO

APRIL 2012

Page 11: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

PERMASALAHAN

1. Apakah faktor penyebab terjadinya HPP pada kasus ini?

2. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

3. Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat?

ANALISIS KASUS

1. Apakah faktor penyebab terjadinya HPP pada kasus ini?

Pada kasus ini perdarahan post partum berasal dari implantasi plasenta.

Adapun faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan dari tempat

implantasi plasenta diantaranya :

Sisa plasenta

Kotiledon atau selaput ketuban tersisa

Inspeksi plasenta yang telah lahir harus dilakukan secara rutin,

apabila ada bagian yang hilang misalnya kotiledon, uterus harus

dieksplorasi dan sisa plasenta harus dikeluarkan.

Plasenta suksenturiata

Walaupun jarang, sisa dari lobus suksenturiata dapat menyebabkan

perdarahan post partum.

Plasenta akreta, inkreta, perkreta

Kontraksi uterus yang tidak adekuat, plasenta yang melekat erat pada

tempat implantasi dapat menyebabkan tertundanya pelepasan

plasenta. Plasenta akreta terjadi karena implantasi jonjot korion

hingga memasuki lapisan miometrium. Plasenta inkreta karena

implantasi jonjot korion hingga menginvasi miometrium. Sedangkan

plasenta prekreta implantasi jonjot korion hingga menembus

miometrium.

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa pada kasus ini terjadi

sisa plasenta yang menyebabkan terjadinya perdarahan post partum.

Page 12: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

2. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada kasus ini sudah tepat.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa :

Anamnesis

Os. mengatakan bahwa keluar darah dari vagina setelah melahirkan,

perdarahan sebanyak 3 x mengganti pampers,

Os melahirkan pervaginam spontan aterm 37 minggu di bidan,

Dilakukan manual plasenta oleh bidan karena plasenta tidak lahir dalam

waktu 1 jam 30 menit.

Plasenta hancur saat proses pengeluaran.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : lemah

Konjungtiva anemis

Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 130/70

Denyut Nadi : 100x/menit

Pernafasan : 32x/menit

Suhu : 37,6 oC

Pemeriksan Obstetri

Pemeriksaan Luar

Tidak ditemukan pembesaran perut dan tidak ditemukan asites, bising usus

(+), TFU 2 jari di bawah umbilikus

Pemeriksaan Penujnjang

Hematologi

Hb : 8,7 gr/dl

USG

Tampak uterus dengan endometrial line 1-2 layer.

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang

telah dilakukan maka di simpulakan diagnosa kerja pada kasus ini adalah

Ibu S 27 tahun P2A0 post partus spontan aterm dengan HPP e.c. rest plasenta.

3. Apakah penanganan pada kasus sudah tepat?

Page 13: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Pada kasus ini pasien masuk rumah sakit Ahmad Yani melalui UGD atas rujukan

bidan tempat pasien melahirkan. Pasien diberikan resusitasi cairan dengan

menggunakan cairan kristaloid jenis Ringer Laktat 30 gtt/mnt dan pemasangan

dower kateter. Pasien kemudian dibawa ke bagian Kebidanan RSAY.

Setelah dilakukan ananmnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

ditegakan diagnosis P2A0 post partus spontan aterm dengan hemorrhagic post

partum e.c. sisa plasenta.

Kemudian pasien diberikan Inj. antibiotik golongan sefalosporin generasi III

1gr/12 jam sebagai profilaksis untuk mencegah terjadinya infeksi, drip

uterotonika 1ap/8 jam agar uterus dapat berkontraksi dengan baik, observasi

tanda-tanda vital, dan dilakukan transfusi bila Hb pasien < 8 gr/dl, serta

dilaksanakan rencana kuretase. Pada penatalaksanaan pasien ini sudah sesuai dan

adekuat.

Page 14: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Hemorrhagic Post Partum

Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%--60%) kematian

ibu melahirkan di Indonesia. Hemorrhagic post partum atau perdarahan

postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III

persalinan selesai. Kehilangan darah lebih dari dari 1000 cc dengan persalinan

pervaginam atau penurunan hematokrit lebih dari 10% sebelum melahirkan juga

dapat dianggap perdarahan post partum.

A. Etiologi pada HPP

Perdarahan post partum merupakan tiga penyebab klasik kematian ibu

disamping infeksi pada 24 jam pertama. Hampir sekitar 23-24% perdarahan

post partum disebabkan karena adanya sisa plasenta atau rest plasenta.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya HPP yaitu :

1. Atonia uteri 50% - 60%

Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi

setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh,

melebar, lembek dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh

darah. Akibat dari atonia uteri ini adalah terjadinya perdarahan.

Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang

terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau

lepas keseluruhan.

2. Retensio plasenta 16% - 17%

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir setengah

jam setelah janin lahir. Hal tersebut disebabkan karena plasenta belum

lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas namun belum

dilahirkan. Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi

Page 15: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi

perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.

Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :

a. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta

adhesiva)

b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis

menembus desidua sampai miometrium (plasenta akreta)

c. Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis

menembus sampai di bawah peritoneum (plasenta perkreta)

Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,

disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah

penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian

bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio

plasenta).

3. Sisa plasenta 23% - 24%

Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat

berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan

perdarahan. Perdarahan postpartum yang terjadi segera jarang

disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi

plasenta segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin.

Jika ada bagian plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan

potongan plasenta dikeluarkan.

4. Laserasi jalan lahir 4% - 5%

Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.

Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik

biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina. Setelah

persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum.

Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum juga perlu dilakukan

setelah persalinan.

Page 16: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang

bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu

harus dievaluasi yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat

diatasi. Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina, serviks,

dan robekan uterus (ruptura uteri). Perdarahan dapat dalam bentuk

hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan bersifat arterill

atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber

perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan

spekulum setelah sumber perdarahan diketahui dengan pasti, perdarahan

dihentikan dengan melakukan ligasi.

5. Inversio Uteri

Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam

kavum uteri, dapat secara mendadak atau terjadi perlahan Pada inversio

uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri

sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri. Peristiwa ini jarang sekali

ditemukan, terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta

keluar. Sebab inversio uteri yang tersering adalah kesalahan dalam

memimpin kala III, yaitu menekan fundus uteri terlalu kuat dan menarik

tali pusat pada plasenta yang belum terlepas dari insersinya.

B. Gejala Klinik dan Diagnosis HPP

Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari

volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik, gejala-gejala baru

tampak pada kehilangan darah sebanyak 20%. Gejala klinik berupa

perdarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir. Kehilangan

banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat,

tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan

lain-lain. Diagnosis yang dapat ditegakkan terhadap perdarahan pasca

persalinan ditandai dengan :

1. Perdarahan banyak yang terus-menerus setelah bayi lahir.

Page 17: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

2. Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan

tekanan darah, nadi, dan napas cepat, pucat, ekstremitas dingin sampai

terjadi syok.

3. Perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio

plasenta atau laserasi jalan lahir.

4. Perdarahan setelah plasenta lahir. Perlu dibedakan sebabnya antara

atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir.

5. Riwayat partus lama, partus presipitatus, perdarahan antepartum atau

penyebab lain.

Perdarahan pasca persalinan juga dapat disertai dengan komplikasi

disamping dapat menyebabkan kematian. Perdarahan pasca persalinan

memperbesar kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan tubuh

penderita berkurang. Perdarahan banyak, kelak bisa menyebabkan sindrom

Sheehan sebagai akibat nekrosis pada hipofisis pars anterior sehingga terjadi

insufisiensi bagian tersebut.

Gejala-gejalanya adalah astenia, hipotensi, anemia, turunnya berat badan

sampai menimbulkan kakeksia, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-

alat genital, kehilangan rambut pubis dan ketiak, penurunan metabolisme

dengan hipotensi, amenorea, dan kehilangan fungsi laktasi.

Gejala dan tanda yang

selalu ada

Gejala dan tanda

yang kadang ada

Diagnosis

Kemungkinan

Uterus tidak berkontraksi dan

lembek

Perdarahan segera setelah

anak lahir (Perdarahan

Pascapersalinan Primer atau)

Syok Atonia Uteri

Perdarahan segera

Darah segar yang mengalir

segera setelah bayi lahir

Pucat

Lemah

Menggigil

Robekan

Jalan

Lahir

Page 18: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Uterus kontraksi baik

Plasenta lengkap

Plasenta belum lahir setelah

30 menit

Perdarahan segera

Uterus kontraksi baik

Tali pusat putus

akibat traksi

berlebihan

Inversio uteri

akibat tarikan

Perdarahan

lanjutan

Retensio

Plasenta

Plasenta/sebagian selaput

(mengandung pembuluh

darah tidak lengkap

Perdarahan segera

Uterus berkontraksi

tetapi tinggi fundus

tidak berkurang

Tertinggalnya

sebagian

plasenta

Uterus tidak teraba Lumen

vagina terisi massa

Tampak tali pusat (jika

plasenta belum lahir)

Perdarahan segera

Nyeri sedikit atau berat

Syok neurogenik

Pucat dan limbung

Inversio uteri

C. Penatalaksanaan HPP

Tujuan utama pertrolongan pada pasien dengan perdarahan postpartum

adalah menemukan dan menghentikan penyebab dari perdarahan secepat

mungkin. Terapi pada pasien dengan hemorraghe postpartum mempunyai 2

bagian pokok :

1. Resusitasi dan manajemen yang baik terhadap perdarahan pasien

dengan hemorraghe postpartum memerlukan penggantian cairan dan

pemeliharaan volume sirkulasi darah ke organ–organ penting. Pantau

terus perdarahan, kesadaran dan tanda-tanda vital pasien.

2. Pemberian cairan : berikan normal saline atau ringer lactate

3. Transfusi darah : bisa berupa whole blood ataupun packed red cell.

Page 19: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

Manajemen HPP e.c. sisa plasenta

Apabila kontraksi uterus jelek atau kembali lembek setelah kompresi

bimanual ataupun massase dihentikan, bersamaan pemberian uterotonica

lakukan eksplorasi. Beberapa ahli menganjurkan eksplorasi secepatnya, akan

tetapi hal ini sulit dilakukan tanpa general anestesi kecuali pasien jatuh

dalam syok. Jangan hentikan pemberian uterotonica selama dilakukan

eksplorasi. Setelah eksplorasi lakukan massase dan kompresi bimanual

ulang tanpa menghentikan pemberian uterotonica. Pemberian antibiotic

spectrum luas setelah tindakan ekslorasi dan manual removal. Apabila

perdarahan masih berlanjut dan kontraksi uterus tidak baik bisa

dipertimbangkan untuk dilakukan laparatomi. Pemasangan tamponade

uterrovaginal juga cukup berguna untuk menghentikan perdarahan selama

persiapan operasi.

D. KESIMPULAN

Perdarahan adalah salah satu penyebab utama langsung kematian maternal,

terutama di Negara yang kurang berkembang perdarahan merupakan

penyebab terbesar kematian maternal. Perdarahan pasca persalinan adalah

perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah kala III. Perdarahan dapat

terjadi secar massif dan cepat, atau secara perlahan – lahan tapi secara terus

menerus. Perdarahan hanyalah gejala, harus dicari tahu penyebabnya untuk

memberikan pertolongan sesuai penyebabnya.

Page 20: Asuhan Kebidanan Ny Sumini

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F Gary., Norman F.Grant MD., Kenneth J., Md Leveno, Larry

C., Iii, Md Gilstrap, John C., Md Hauth, Katherine D.,Clark,Katherine

D.Wenstrom. 2006. Obstetri Williams Edisi ke-21. Jakarta : EGC

Elbourne DR, Prendiville WJ, Carroli G, Wood J, McDonald S. Prophylactic use

of oxytocin in the third stage of labour. In: The Cochran Library, Issue 3,

2003. Oxford. Update Software.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prendiville WJ, Elbourne D, McDonald S. Active vs. expectant management in

the third stage of labour. In: The Cochrane Library, Issue 3, 2003. Oxford:

Update Software.

http://www.pregnancy.about.com/cs/postpartumrecover/a/pph.htm

http://www.medicine.com/EMERG/topic481.htm