Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak lintang di ruang...

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat meliputi bio, psiko, social spiritual yang komperhensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia (Nursalam, 2002). Bidang layanan dalam keperawatan sangat luas, salah satunya adalah bidang keperawatan maternitas. Keperawatan maternitas merupakan layanan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang meliputi masa sebelum hamil, masa hamil, masa melahirkan, masa nifas, masa diantara kehamilan, neonatus dan keluarga yang berfokus kepada kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan proses keperawatan (Mansjoer, 2002). Peningkatan kesehatan bagi dan oleh kalangan perempuan menjadi sangat penting dalam mencapai target MDGs (Millenium Development Goals). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator bidang kesehatan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat di tentukan oleh kesehatan di kalangan perempuan, dan hingga kini kondisi kesehatan masyarakat kita (terutama kaum perempuan) masih sangat memprihatinkan. Hingga saat ini Angka

Transcript of Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod letak lintang di ruang...

Page 1: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan

ilmu dan kiat meliputi bio, psiko, social spiritual yang komperhensif

ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun

sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia (Nursalam, 2002).

Bidang layanan dalam keperawatan sangat luas, salah satunya

adalah bidang keperawatan maternitas. Keperawatan maternitas

merupakan layanan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur

yang meliputi masa sebelum hamil, masa hamil, masa melahirkan, masa

nifas, masa diantara kehamilan, neonatus dan keluarga yang berfokus

kepada kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial

dengan menggunakan proses keperawatan (Mansjoer, 2002).

Peningkatan kesehatan bagi dan oleh kalangan perempuan menjadi

sangat penting dalam mencapai target MDGs (Millenium Development

Goals). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

yang menjadi indikator bidang kesehatan dalam Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) sangat di tentukan oleh kesehatan di kalangan perempuan,

dan hingga kini kondisi kesehatan masyarakat kita (terutama kaum

perempuan) masih sangat memprihatinkan. Hingga saat ini Angka

Page 2: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Kematian Ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Tahun 2007 lalu Angka Kematian Ibu di Indonesia tercatat sebesar 248 per

100 ribu kelahiran hidup. Hal yang tak jauh berbeda juga dengan Angka

Kematian Bayi di tahun yang sama yang mencapai 26,9 per seribu

kelahiran hidup. Padahal dalam Millenium Development Goals ditargetkan

pada tahun 2015 nanti Angka Kematian Ibu tidak lebih dari 104 per 100

ribu (http://Kebidanan,blogspot.com/2009).

Hasil survey menyebutkan komplikasi penyebab kematian ibu

yang terbanyak adalah karena pendarahan, hipertensi selama kehamilan,

infeksi, partus lama dan komplikasi keguguran sedangkan Angka

Kematian Bayi yang baru lahir disebabkan asfiksia, infeksi dan berat bayi

lahir rendah. Penyebab kematian tersebut sebenarnya tidak terlalu

istimewa, artinya dapat diatasi dengan mudah melalui pendekatan

teknologi karena berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan

persalinan yang aman dan perawatan bayi baru lahir. Mengingat kejadian

komplikasi pada ibu dan bayi yang baru lahir sebagian besar terjadi pada

masa sekitar persalinan, pemeriksaan kesehatan saat hamil dan kehadiran

tenaga kesehatan yang terampil pada masa kehamilan menjadi sangat

penting. Pengetahuan masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan

cepat untuk segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat

menjadi kunci utama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan

bayi. Secara umum, tinginya kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan

faktor tiga terlambat, yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan

Page 3: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

mengambil keputusan, terlambat sampai di fasilitas kesehatan serta

terlambat mendapat pelayanan yang optimal. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, diperlukan seluruh pihak yang mau bersama-sama

menyelamatkan ibu dan anak-anak calon penerus generasi

bangsa(www.perawatblogger.com./askep_sectiocaesarea.html, 2009).

Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang

dilakukan dengan cara mengiris perut sehingga rahim seorang ibu untuk

mengeluarkan bayi (www.mikoraharja.wordpress.com,2008). Akan tetapi,

persalinan melalui sectio caesarea bukanlah alternatif yang lebih aman

karena diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya

maupun perawatan ibu setelah tindakan sectio caesarea, karena tanpa

pengawasan yang baik dan cermat akan brdampak pada kematian ibu

(Wikjosastro, 2002).

Menurut WHO (2007), menyatakan bahwa persalinan dengan

bedah caesar adalah sekitar 10-15% dari semua proses persalinan dinegara

berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi operasi caesar sekitar 5%

semua proses persalinan yang ada di Indonesia. Sedangkan menurut

Bensons dan pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80

tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25 kali lebih

besar dibanding persalinan pervaginal. Untuk kasus karena infeksi

mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan

pervaginal. Komplikasi tindakan anastesi sekitar 10% dari seluruh angka

kematian ibu. Disamping itu sumber lain mengatakan bahwa sectio

Page 4: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

caesaria berhubungan dengan peningkatan dua kali lipat resiko mortalitas

ibu dibandingkan pada persalinan pervaginal. Kematian ibu akibat operasi

sectio itu sendiri menunjukan angka 1 per 1.000 persalinan(Depkes, 2008).

Menurut catatan Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna, periode Januari sampai dengan April 2014 kejadian

sectio caesarea atas indikasi letak lintang dapat dilihat pada tabel 1 berikut

ini :

Tabel 1.1 Distribusi Persalinan Dengan Tindakan Sectio Caesarea

Diruang Kebidanan Rumah Sakit Umu Daerah

Kabupaten Muna Pada Periode Januari 2014 Sampai

Dengan April 2014.

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH PERSEN

1 Plasenta Previa 19 21,59

2 Ketuban Pecah Dini 17 19,31

3 Gawat Janin 15 17,04

4 Kematian Janin Dalam Lahir 13 14,77

5 Letak Lintang 9 10,22

6 Letak Sungsang 6 6,81

7 Eklamsia 4 4,54

8 Panggul Sempit 3 3,40

9 Serotinus 1 1,13

10 Letak Kaki 1 1,13

Jumlah 88 100

Sumber : Catatan Medik Diruang Kebidanan RSUD Kabupaten Muna Periode Bulan

Januari s/d April 2014

Page 5: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Melihat keadaan tersebut diatas dan mengingat dampak yang

ditimbulkan pada klien, penulis tertarik untuk membuat suatu karya tulis

yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. R Dengan Post

Op Sectio Caesarea POD I a/i Letak Lintang di Ruang Delima Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi ruang

lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien

Ny. R dengan Post Op Sectio Caesarea Pod I a/i letak lintang di Ruang

Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata serta

mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post

Op sectio Caesarea POD I a/i Letak Lintang secara langsung dan

komperhensif yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial dan

spiritual berdasarkan Ilmu dan Kiat Keperawatan

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif

pada klien dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

Page 6: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan

prioritas masalah pada klien dengan post op sectio caesarea pod 1

a/i letak lintang.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien

dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien

dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

e. Penulis mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada

klien dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

pada klien dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

D. Manfaat Penulisan

1. Pihak Rumah Sakit

a. Sebagai bahan bagi rekan-rekan sejawat dalam melakukan studi

kasus lebih lanjut dengan post op sectio caesarea pod 1 a/i letak

lintang.

b. Sebagai bahan perbandingan bagi perawat dalam bertugas

melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan

post op sectio caesarea pod 1 a/i letak lintang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan ilmiah ataupun kerangka perbandingan dalam

mengembangkan ilmu keperawatan dan usaha penyempurnaan asuhan

keperawatan yang telah ada saat ini.

Page 7: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

3. Profesi

Sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan post op Sectio Caesarea pod 1 a/i

Letak Lintang.

4. Penulis

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.

E. Metode Telaahan

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis

ilmiah ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan

pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

menyusun karya tulis ini adalah:

1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan

klien dan keluarga klien untuk memperoleh informasi yang akurat.

2. Observasi yaitu dengan mengamati keadaan klien secara langsung

meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual.

3. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan

pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi.

Page 8: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

4. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data atau

informasi melalui catatan atau arsip dari medical record yang

berhubungan dengan perkembangan kesehatan klien.

5. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber melalui bahan bacaan atau

buku-buku literatur yang dapat dipercaya untuk mendapatkan

kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien.

F. Waktu Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 7 - 10 Mei 2014.

G. Tempat Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna.

H. Sistematika Telaahan

Karya tulis ini disusun secara sistematis yang dijabarkan dalam 4

BAB yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang, Ruang Lingkup

Pembahasan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode

Telaahan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis, Asuhan Keperawatan Klien dengan Post

Op Sectio Caesarea Pod 1 a/i Letak Lintang, yang terdiri dari

konsep dasar yang meliputi: Pengertian, Anatomi Fisiologi

Sistem Reproduksi, Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala,

Page 9: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis,

Komplikasi, Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/

Pola Fungsi Sistem Tubuh Tertentu serta Tinjauan Teoritis

Asuhan Keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, Tediri dari laporan

kasus yang membahas tentang Laporan Keperawatan Pada

Klien Ny. R dengan Post Op Sectio Caesarea POD 1 a/i

Letak Lintang di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna yang disusun berdasarkan pada proses

keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta

catatan perkembangan. Serta pembahasan berisikan

perbandingan antara teori dan fakta yang ada pada tinjauan

studi kasus, dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

BAB IV : Kesimpulan dan rekomendasi, Bab ini berisikan

kesimpulan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan studi

kasus.

Page 10: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST OP

SECTIO CAESAREA POD 1 A/I LETAK LINTANG

A. Konsep Dasar Medik

1. Pengertian

Letak lintang adalah suatu keadaan dalam kehamilan atau

dalam persalinan dimana sumbu panjang janin melintang terhadap

sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi

oblique). Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak

dapat didorong keatas tanpa merobekkan uterus (http://istanareload.

Wordpress.com/2009).

Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang

didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong

berada pada sisi yang lain bokong berada sedikit lebih tinggi dari

kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul

(http://admin.com/2009).

Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu

panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu

panjang ibu (http://www.srisuparti.blogspot.com, 2009).

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa letak

lintang adalah suatu keadaan dalam kehamilan atau dalam persalinan

Page 11: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

dimana posisi janin atau posisi sumbu panjang tubh janin di dalam

uterus memotong atau melintang terhadap sumbu panjang tubuh ibu

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi

yang lain.

2. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

a. Anatomi sistem reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Alat genetalia (reproduksi) bagian luar :

a) Mons veneris

b) Bibir besar (Labia Mayora)

c) Bibir kecil (Labia Minora)

d) Klitoris

e) Vestibulum

f) Hymen (Selaput Darah)

Page 12: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

g) Kelenjar : bartholini, skene

2) Alat genetalia reproduksi bagian dalam :

a) Liang senggama (Vagina)

b) Rahim (Uterus)

c) Kedua tuba fallopi

d) Kedua indung telur

e) Parametrium jaringan ikat penyangga

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang alat

genetalia bagian dalam dan luar telah dijabarkan secara singkat

adalah sebagai berikut:

1) Alat genetalia bagian luar

a) Mons Veneris

Di sebut juga gunung fenus merupakan bagian yang

menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan

Page 13: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh

rambut yang bentuknya segitiga.

b) Bibir Besar (Labia Mayora)

Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong

kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk

perineum, permukaan terdiri dari:

(1) Bagian luar :

Tertutup rambut yang merupakan kelanjutan dari

rambut pada mons veneris.

(2) Bagian dalam

Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung

kelenjar sebasea (lemak).

c) Bibir Kecil (Labia Minora)

Merupakan lipatan bagian dalam bibir besar tanpa rambut

di bagian atas klitoris bibir kecil bertemu membentuk

prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu

membentuk prenulum klitoridis bibir ini mengeliling

orivisium vagina.

d) Klitoris

(1) Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang

bersifat erektil.

(2) Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf

sensoris sehingga sangat sensitif.

Page 14: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

(3) Analok dengan penis pada laki-laki.

e) Vestibulum

Merupakan alat reproduksi yang di batasi oleh kedua bibir

kecil, bagian atas klitoris serta bagian belakang (bawah)

pertemuan kedua bibir kecil.

Para vestibulum terdapat muara:

(1) Uretra

(2) Dua lubang saluran kelenjar bartholini

(3) Dua lubang saluran kelenjar skene

f) Kelenjar bartholini

(1) Kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina

karena dapat mengeluarkan lender.

(2) Pengeluaran lender meningkat saat hubungan seks.

g) Hymen (Selaput Darah)

(1) Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina

bersifat rapuh dan mudah robek.

(2) Hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari

lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat

menstruasi.

(3) Bila hymen tertutup menimbulkan gejala klinis setelah

mendapat menstruasi.

(4) Setelah persalinan sisanya disebut karukule hymenalis.

Page 15: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

2) Alat genetalia bagian dalam

a) Vagina

(1) Merupakan saluran muskulo membraneus yang

menghubungkan rahim dengan vulva.

(2) Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari

muskulus sfingter ani dan muskulus lefator ani oleh

karena itu dapat di kendalikan.

(3) Vagina terletak antara kandung kemih dan rectum.

(4) Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding

belakangnya sekitar 11 cm.

(5) Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang

disebut rugae dan terutama di bagian bawah.

(6) Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks bagian

dari uterus.

(7) Bagian serviks yang menonjol kedalam vagina disebut

portio.

(8) Portio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks

anterior, forniks posterior, forniks dekstra, dan forniks

sinistra.

(9) Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang

menghasilkan asam susu dengan ph 4,5. Keasaman

Page 16: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

vagina memberikan proteksi terhadap infeksi, Fungsi

utama vagina:

(a) Saluran untuk mengeluarkan lendir dan darah

menstruasi.

(b) Alat hubungan seksual.

(c) Jalan lahir pada waktu persalinan.

b) Uterus

(1) Merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis

minor di antara kandung kemih dan rectum.

(2) Dinding belakang dan dinding depan dan bagian atas

tertutup petitonium sedangkan bagian bawahnya

berhubungan dengan kandung kemih.

Page 17: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

(3) Bentuk uterus seperti bola lampu (buah pir) dan gepeng.

(4) Untuk mempertahankan posisinya uterus disangan

beberapa ligamentum, jaringan ikat, dan para metrium.

(5) Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas

ukuran anak-anak 2-3 cm, nulipara 6-8 cm, dan

multipara 9 cm.

(6) Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu

peritoneum, lapisan otot dan endometrium.

Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam

rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligament yang

menyokongnya sehingga mengfiksasi dengan baik,

ligamentum yang mengfiksasi uterus adalah :

(1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum yakni

ligamentum yang terpenting mencegah uterus

supaya tidak turun terdiri atas jaringan ikat tebal dan

berjalan dari serviks dan puncak vagina kearah

lateral dinding pelvis didalamnya ditemukan banyak

pembuluh darah antara lain vena dan arteria uterine.

(2) Ligamentum sakro uterium sinistrum et dekstrum

yakni ligamentum yang menahan uterus supaya

tidak banyak bergerak.

(3) Ligamentum potundum sinistrum et dekstrum yakni

ligamentum yang menahan uterus dalam ante fleksi

Page 18: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan

kedaerah inguinal kiri dan kanan.

(4) Ligamentum latum sinistrum et dekstrum yakni

ligamentum yang meliputi tuba berjalan dari uterus

kearah sisi tidak banyak mengandung jaringan ikat.

(5) Ligamentum infundibulo-pelvikum yakni

ligamentum yang menahan tuba fallopi berjalan dari

arah infundibulum ke dinding pelvis (Wiknjosastro,

2002).

c) Tuba Fallopi

Tuba fallopi terdiri atas :

(1) Pars intertisialis bagian yang terdapat pada dinding

uterus.

(2) Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit

seluruhnya.

(3) Pars ampularis bagian yang berbentuk sebagai saluran

agak lebar tempat konsepsi terjadi.

(4) Infundibulum bagian ujung tuba yang terbuka ke arah

abdomen dan mempunyai fimbria (Wiknjosastro, 2002).

d) Ovarium (Indung Telur)

Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri ovarium ke

arah uterus tergantung pada ligamentum

Page 19: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

infundibulifeltikum dan melekat pada ligamentum latum

melalui mesofarium.

e) Para metrium

Jaringan ikat yang terdapat di antara kedua lembar

ligamentum latum disebut parametrium yang dibatasi oleh :

(1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalfing.

(2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri.

(3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.

(4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovari proprium.

b. Fisiologi alat reproduksi wanita

Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang

kompleks. Pada saat puberitas sekitar umur 13-16 tahun di mulai

pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

hormon estrogen. Pengeluaran hormon ini menunjukan tanda seks

sekunder pada wanita misalnya pengeluaran darah menstruasi

pertama (menarche). Selanjutnya menarche di ikuti menstruasi

yang tidak teratur karena folikel graf belum melepaskan ovum

yang disebut ovulasi. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah

teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung lebih kurang

2-3 hari di sertai dengan ovulasi sebagai pertanda kematangan alat

reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa

reproduksi aktif sampai mencapai mati haid pada umur sekitar 50

Page 20: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

tahun. Kejadian menarche dan menstruasi di pengaruhi beberapa

faktor yang mempunyai sistem tersendiri, yaitu:

1) Sistem susunan saraf pusat dan panca indranya.

2) Sistem hormonal: aksishipotalamo-hipofisis-ovarial.

3) Perubahan yang terjadi pada ovarium.

4) Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.

5) Rangsangan estrogen dan progesteron pada panca indra

langsung pada hipothalamus dan melalui perubahan emosi

(Manuaba, 2002).

3. Etiologi

Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari

berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu

misteri. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fiksasi kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus,

anensefalus, plasenta previa, dan tumor-tumor pelvis.

b. Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil

atau sudah mati.

c. Gemelli (Kehamilan Ganda).

d. Kelainan uterus seperti arkuatus, bikornus atau septum.

e. Lumbar skoliosis.

f. Monster.

g. Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh.

Page 21: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

4. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan dalam uterus pada kehamilan sampai kurang lebih

32 minggu. Jumlah air ketuban relatif banyak sehingga

memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin

dapat menempatkan diri dalam presentase kepala letak lintang atau

sungsang. Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung

menyebabkan uterus beralih kedepan, sehingga menimbulkan defleksi

sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir menyebabkan

terjadinya posisi obliq atau melintang.

5. Tanda dan Gejala

a. Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus

uteri membentang sedikit diatas umbilikus.

b. Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur

kehamilan.

c. Pada palpasi

1) Leopold 1 tidak di temukan bagian bayi di daerah fundus uteri.

2) Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka

dan bokong pada fosa iliaka yang lain.

3) Leopold 3 dan 4 memberikan hasil negatif.

6. Pemeriksaan penunjang

Dilakukan USG untuk melihat keadaan janin.

Page 22: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

7. Komplikasi

Meskipun letak lintang dapat di ubah menjadi presentasi kepala tetapi

kelainan-kelainan yang menyebabkan letak lintang misalnya panggul

sempit, tumor pangguldan plasenta previa masih tetap dapat

menimbulkan kesulitan pada persalinan persalinan letak lintang

memberikan prognosis yang jelek baik terhadap ibu maupun janinnya.

a. Bagi Ibu

Bahaya yang mengancam adalah rupture uteri baik spontan atau

sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini,

dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.

b. Bagi Janin

Angka kematian tinggi (25-49%), yang dapat disebabkan oleh:

1) Prolasus funiculi.

2) Trauma partus.

3) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus.

4) Ketuban pecah dini.

8. Dampak masalah terhadap perubahan struktur/pola fungsi sistem tubuh

tertentu

a. Sistem Pernapasan

Enam jam pertama bisa terjadi akumulasi sekret dijalan napas

akibat pengaruh anastesi mensupresi pusat napas, menyebabkan

peningkatan mukus, bunyi napas ronchi atau vesikuler, frekuensi

napas 16-24 kali permenit.

Page 23: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

b. Sistem Kardiovaskuler

Perubahan otonom pada fungsi ventrikel atau perubahan

gelombang T, gelombang P tinggi dan distrithmia, vibrilasi atrium

dan ventrikel tachicardia. Perubahan aktivitas miocardial

mencakup peningkatan frekuensi jantung dan Central Venous

Pressure (CVP) abnormal. Dengan tidak adanya endogenous

stimulus saraf simpatis maka akan mempengaruhi penurunan

kontraktilitas ventrikel. Hal ini mengakibatkan terjadinya

penurunan CO2 dan peningkatan tekanan atrium kiri.

c. Sistem Pencernaan

Terjadi penurunan kerja peristaltik usus akibat efek anastesi, enam

jam pertama tidak diperbolehkan makan untuk mengurangi resiko

aspirasi, peristaltik lemah mempengaruhi kekuatan otot abdominal

mual dan muntah post SC jarang ditemukan karena kemajuan

dibidang anastesi. 24 jam pertama klien dapat infus intra vena

untuk memenuhi kebutuhannya, klien dipuasakan sampai bising

usus positif lakukan test feeding setelah bising usus positif.

d. Sistem Perkemihan

Anastesi dapat mengakibatkan hilangnya sensasi pada area bladder

sampai anastesi hilang, kateter dapat dilepas dari setelah 12 jam

operasi atau keesokan harinya.

e. Sistem Muskuloskeletal

Page 24: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Merasa tidak mampu mengerjakan sesuatu karena kelemahan fisik

dan pada saat yang sama citra tubuh ibu menjadi rusak

mengakibatkan ibu merasa sensitif dan cepat tersinggung.

9. Penatalaksanaan

a. Pada kehamilan

1) Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu

dianjurkan posisi lutut dada jika lebih dari 28 minggu di

lakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada

sampai persalinan.

2) Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu

posisi lutut dada jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,

kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.

b. Pada persalinan

Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada dan pembukaan

kurang dari 4 cm di coba lakuka versi luar jika pembukaan lebih

dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio

caesarea. Pada letak lintang kasep janinhidup dilakukan sectio

caesarea. Sectio caesarea dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengertian

Sectio caesarea adalah tindakan alternative metode melahirkan

melalui tindakan pembedahan untuk melahirkan janin melalui

sayatan yang dibuat pada dinding uterus dan abdomen

(Manuaba, 2002). Operasi caesar atau sectio caesarea adalah

Page 25: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

proses persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut

hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi

(Wiknjosastro, 2002).

2) Jenis

Sectio caesarea dapat dibagi dalam empat macam yaitu sebagai

berikut:

a) Sectio caesarea transperitoneal yaitu insisi yang dilakukan

menurut arah sayatan yaitu memanjang (vertical), sayatan

melintang (transversal) dan sayatan huruf T (T inscision).

b) Sectio caesarea clasi (corporal) yaitu pembedahan yang

dilakukan apabila ada halangan transperitonial profunda

misalnya melekatnya uterus pada dinding karena sectio

caesarea sebelumnya.

c) Sectio caesarea exraperitonealis yaitu pembedahan tanpa

membuka peritoneum parietal dan cavum abdominalis

tehnik ini paling sering dilakukan.

d) Sectio caesarea hysterectomy yaitu setelah sectio caesarea

dikerjakan histerektomi.

3) Indikasi

a) Indikasi Sectio Caesarea

(1) Sebelum persalinan; infisiensi plasenta, hipoksia janin

dan fekal distress.

Page 26: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

(2) Dalam persalinan; fekal distress, prolaps tali pusat,

batasan persalinan pada multipara lebih dari 12 jam dan

multipara selama 8 jam dan ketuban pecah premature.

b) Indikasi pada ibu

(1) Sebelum persalinan

(a) Foto pelvik disporpotion.

(b) Tumor uterus dan ovarium dalam kehamilan yang

menyumbat jalan lahir.

(c) Karsinoma serviks, eklampsia dan pre eklampsia.

(2) Saat persalinan

(a) Perdarahan hebat.

(b) Rupture uteri dan membran.

c) Kombinasi indikasi fetus dan ibu

(1) Perdarahan pervaginam akut disebabkan oleh plasenta

previa atau solusio plasenta premature.

(2) Letak lintang karena akan timbul retraksi progresif.

4) Komplikasi

Terdapat beberapa resiko pada janin jika dilakukan sectio

caesarea yaitu hypoxia akibat sindrom hipotensi terlentang,

depresi pernapasan akibat penggunaan anastesi dan sindrom

gagal napas karena imaturinitas pulmonal janin. Sedangkan

resiko pada ibu adalah infeksi sesudah sectio caesarea (SC),

Page 27: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

ileus akibat peritonitis, kecelakaan anastesi dan fenomena

tromboemboli terutama pada ibu multipara dengan varikositas.

5) Penatalaksanaan

a) Pra sectio caesarea

(1) Persiapan fisik

Persiapan kamar operasi, pengambilan darah untuk

transfusi sebanyak 1000-2000 cc (pra operasi),

pemeriksaan laboratorium seperti Hb, leukosit, masa

perdarahan, masa pembekuan, puasa 6-8 jam, cukur

area operasi, persiapan colon, pengukuran Tanda-Tanda

Vital, pengawasan pemasangan infus dextrose 5% atau

sesuai program, pemasangan foley kateter, pemberian

obat premidikusi, informant consent serta pemeriksaan

EKG jika diperlukan.

(2) Pemeriksaan mental

Informasi akurat mengenai alasan tindakan operasi dan

perawatan pasca operasi.

b) Pasca sectio caesarea

Pemantauan Tanda-Tanda Vital, keadaan umum,

mengurangi dan mengatasi gangguan rasa nyeri akibat

opersai, perawatan luka, perawatan payudara dan perawatan

bayi.

Page 28: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan

proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang

sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok

dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dari pemecahan masalah

dan dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan

digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan

secara sistematis dalam memecahkan msalah keperawatan. Pendekatan

proses keperawatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan tersebut

meliputi pengkajian data, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun

rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi (Carpenito, 2000).

1. Pengkajian

Pengkajian yaitu tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien yang

berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2001).

a. Pengumpulan data

Merupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat

digunakan sebagai informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan

tersebut mencakup data tentang biopsikososial dan spiritual dari

klien, data yang berhubungan dengan klien serta data tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengan

klien seperti data tentang keluarga (Hidayat, 2004).

Page 29: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Adapun data yang dikumpulkan antara lain:

1) Identitas

a) Identitas klien

Identitas klien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin,

status, agama, suku/bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,

tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor

register, dan diagnosa medik.

b) Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, suku/bangsa, dan hubungan dengan klien.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Keluhan utama

Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan

pengkajian. Pada pasien post sectio caesarea keluhan

utamanya berupa nyeri pada area abdomen yaitu luka

operasi.

b) Riwayat Keluhan Utama

Merupakan informasi mengenai hal-hal yang menyebabkan

klien mengalami keluhan hal apa saja yang mendukung dan

mengurangi, kapan, dimana dan berapa jauh keluhan

tersebut dirasakan klien. Hal tersebut dapat diuraikan

dengan metode PQRST sebagai berikut:

- Palliative/Provokatif :

Page 30: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Nyeri yang dirasakan klien akibat dari tindakan operasi.

- Qualitative/Quantitas :

Nyeri yang dirasakan biasa terus menerus atau hilang

timbul.

- Region/Radiasi :

Nyeri yang dirasakan pada daerah luka operasi.

- Scale/Serverity :

Nyeri diukur dengan menggunakan skala 0-10.

- Timing :

Nyeri bertambah pada waktu klien beraktifitas dan

berkurang pada saat klien beristirahat.

c) Riwayat kesehatan yang lalu

Yang perlu di kaji adalah apakah klien memiliki riwayat

obstetri yang buruk atau tidak, apakah klien memiliki

riwayat sectio caesarea sebelumnya, apakah klien memiliki

riwayat kehamilan dengan plasenta previa sebelumnya,

apakah klien memiliki riwayat kehamilan dengan letak

janin yang tidak stabil/lintang sebelumnya, apakah klien

memiliki riwayat kehamilan dengan solusio plasenta

sebelumnya, apakah klien memiliki riwayat kehamilan

dengan pre eklampsia dan eklampsia sebelumnya, apakah

klien memiliki riwayat kehamilan dengan infeksi

intrapartum sebelumnya.

Page 31: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

d) Riwayat kesehatan keluarga

Dalam pengkajian ini ditanyakan tentang hal keluarga yang

dapat mempengaruhi kehamilan langsung ataupun tidak

langsung seperti apakah dari keluarga klien yang sakit

terutama penyakit yang menular yang kronis karena dalam

kehamilan daya tahan ibu itu menurun bila ada penyakit

menular dapat lekas menular kepada ibu dan

mempengaruhi janin serta ditanyakan apakah ada penyakit

keturunan misalnya diabetes, jiwa atau hemophili karena

mungkin ada pengaruh keturunan terhadap janin.

e) Riwayat obstetri dan ginekologi

(1) Riwayat obstetri

(a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Yang perlu ditanyakan tentang persalinan yang

sudah-sudah apakah persalinan itu selalu terjadi

lancar, biasa, tidak pernah mengganggu keadaan

umum ibu ataukah ibu pernah mengalami kelainan

waktu persalinan misalnya perdarahan banyak

plasenta sudah dilahirkan, apakah persalinan dulu

ditolong dengan alat, apakah lochia berbau, apakah

laktasi lancar, bagaimana keadaan anak apakah lahir

cukup bulan dan apakah anak lahir terus menangis.

(b) Riwayat kehamilan sekarang

Page 32: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Yang perlu dikaji adalah :

Trimester satu; jumlah Antenatal Care (ANC)

minimal satu bulan sekali bagaimana diet menu

seimbang, ada tambahan protein dan pemberian Fe

dan multivitamin, tekanan darah tidak lebih dari

140/90 mmHg.

Trimester dua; dirasakan gerakan anak pertama kali

pada kehamilan 18 sampai 20 minggu, jumlah

Antenatal Care kurang lebih satu bulan sekali,

bagaimana diit menu seimbang, dilakukan USG,

laboratorium, dilakukan imunisasi TT satu,

perubahan berat badan saat kehamilan.

Trimester ketiga; Antenatal Care dua minngu sekali

sampai kehamilan sembilan bulan dan periksa ulang

setiap minggu setelah kehamilan sembilan bulan,

diit menu seimbang, imunisasi TT kedua, biasanya

dirasakan pegal-pegal, edema pada tungkai, sesak

saat berbaring.

(c) Riwayat persalinan sekarang

Pada pemeriksaan luar, uterus lebih melebar dan

fundus uteri lebih rendah dan tidak sesuai dengan

ukuran kehamilan. Fundus uteri kosong, kepala

janin berada disamping diatas simpisis yang kosong

Page 33: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul.

Pada pemeriksaan dalam teraba bahu dan tulang-

tulag iga, ketiak, punggung (teraba scapula dan ruas

tulang belakang) atau dada (teraba clavikula),

kadang-kadang teraba tali pusat yang membumbung

(Mansjoer, 2000).

(2) Riwayat ginekologi

(a) Riwayat menstruasi

Yang perlu dikaji adalah usia pertama kali haid,

siklus dan lamanya haid, warna dan jumlah, HPHT

dan tafsiran kehamilan.

(b) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah usia saat menikah dan usia

pernikahan, pernikahan keberapa bagi klien dan

suami.

(c) Riwayat keluarga berencana

Yang perlu dikaji adalah jenis kontrasepsi yang

digunakan sebelum hamil, waktu dan lamanya serta

masalah selama pemakaian alat kontrasepsi, jenis

kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan.

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : klien dengan sectio caesarea akan

mengalami kelemahan.

Page 34: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

b) Kesadaran : pada umumnya Compos Mentis

c) Tanda-tanda vital : hal-hal yang dilakukan pada

pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien post Sectio

Caesarea biasanya tekanan darah menurun, suhu

meningkat, nadi meningkat dan pernapasan meningkat.

d) Sistem Pernapasan

Pada klien dengan post sectio caesarea biasanya bentuk

hidung simetris, tidak adanya secret pada lubang hidung,

e) Sistem Indera

f) Sistem Kardiovaskuler

g) Sistem Pencernaan

h) Sistem Muskuloskeletal

i) Sistem Persyarafan

j) Sistem Perkemihan

k) Sistem Reproduksi

l) Sistem Integumen

m) Sistem Endokrin

n) Sistam Imun

4) Pola aktivitas sehari-hari

Perlu dikaji pola aktivitas klien selama di Rumah Sakit dan

pola aktivitas klien selama di rumah, terdiri atas :

a) Nutrisi : kaji adanya perubahan dan masalah dalam

memenuhi kebutuhan nutrisi karena kurangnya nafsu

Page 35: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

makan, kehilangan sensasi pengecap, menelan, mual dan

muntah.

b) Eliminasi (BAB dan BAK) : bagaimana pola eliminasi

BAB dan BAK, apakah ada perubahan selama sakit atau

tidak.

c) Istrahat Tidur : kesulitan tidur dan istirahat karena adanya

nyeri dan kejang otot.

d) Personal hygiene : klien biasanya memerlukan bantuan

orang lain untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.

e) Aktivitas gerak : kaji adanya kehilangan sensasi atau

paralise dan kerusakan dalam memenuhi kebutuhan

aktifitas sehari-harinya karena adanya kelemahan.

5) Data Psikologis

a) Status emosi

Klien menjadi iritable atau emosi yang labil terjadi secara

tiba-tiba klien menjadi mudah tersinggung.

b) Konsep diri

(1) Body image : klien memiliki persepsi dan merasa

bahwa bentuk tubuh dan penampilan sekarang

mengalami penurunan berbeda dengan keadaan

sebelumnya.

(2) Ideal diri : klien merasa tidak dapat mewujudkan cita-

cita yang diinginkan.

Page 36: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

(3) Harga diri : klien merasa tidak berharga lain dengan

kondisinya yang sekarang, klien merasa tidak mampu

dan tidak berguna serta cemas dirinya akan selalu

memerlukan bantuan orang lain.

(4) Peran : klien merasa dengan kondisinya yang sekarang

ia tidak dapat melakukan peran yang dimilikinya baik

sebagai orang tua, istri ataupun seorang pekerja.

(5) Identitas diri : klien memandang dirinya berbeda

dengan orang lain karena kondisi badannya yang

disebabkan oleh penyakitnya.

c) Pola koping

Klien biasanya tampak menjadi pendiam atau menjadi

tertutup.

6) Data Sosial

Klien dengan sectio caesarea cenderung tidak mau

bersosialisasi dengan orang lain yang disebabkan oleh rasa

malu terhadap keadaannya.

7) Data Spiritual

Perlu dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya

dihubungkan dengan agama yang dianut klien dan bagaimana

persepsi klien tentang penyakitnya. Bagaimana aktivitas

spiritual klien selama menjalani perawatan dirumah sakit dan

Page 37: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

siapa yang menjadi pendorong dan memotivasi bagi

kesembuhan klien.

8) Data penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium hematokrit diukur pagi hari

setelah operasi, dicek lagi bila terdapat kehilangan darah yang

tidak biasa. Jika hematokrit turun secara bermakna,

pemeriksaan di ulang kemudian dimulai suatu penelitian untuk

mencari penyebabnya. Jika hematokrit stabil, pasien dapat

melakukan ambulasi tanpa kesulitan apapun dan jika

kemungkinkan terjadinya kehilangan darah lebih lanjut adalah

kecil tetapi zat besi untuk menghasilkan perbaikan hematologis

lebih disukai dari pada transfusi. Biasanya didapatkan hasil

pemeriksaan Hb akan turun dari 11 gr/dl menjadi 10 gr/dl.

9) Perawatan dan pengobatan

b. Klasifikasi data

Pengelompokan data adalah pengelompokan data-data klien atau

keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan

atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Setelah

dapat dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah

keperawatan klien dengan merumuskannya. Adapun data-data

yang muncul diklasifikasikan dalam data subyektif dan obyektif.

Data subyektif adalah data yang diperoleh lansung melalui

ungkapan atau keluhan dari klien sedangkan data obyektif adalah

Page 38: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

data yang diperoleh dari hasil observasi atau pengukuran

(Nursalam, 2002).

c. Analisa data

Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,

menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokan data serta

mengkaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk

diagnosa keperawatan biasanya ditemukan data subyektif dan

obyektif (Carpenito).

Dalam analisa data mengandung 3 komponen utama yaitu :

1) Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan dimana

tindakan keperawatan dapat diberikan.

2) Etiologo (E/penyebab), keadaan ini menunjukan penyebab

keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah

terhadap terapi keperawatan.

3) Sign dan Symptom (S/tanda dan gejala), adalah ciri, tanda atau

gejala yang merupakan suatu informasi yang diperlukan untuk

dapat merumuskan suatu diagnosis keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

3. Perencanaan

4. Implementasi

Pelaksanaan/implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah

rencana tindakan disusun dan ditunjukan pada perawat untuk membuat

Page 39: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh karena itu rencana

tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan

adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan

pemulihan (Nursalam, 2001).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai.

Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang

terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan

pelaksanaan tindakan. Evaluasi adalah tahap akhir dari proses

keperawatan yang menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh

intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari

hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap

perencanaan (Nursalam, 2001).

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP

sebagai pola pikir yaitu sebagai berikut :

S: Respon subyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

O: Respon obyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

A: Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru

Page 40: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

atau mungkin terdapat data yang kontradiksi dengan masalah yang

ada.

P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada

respon.

Oleh karena itu perlu diadakan pengkajian ulang dengan

mengajukan pertanyaan yang berdasarkan tujuan rencana keperawatan

yaitu:

a. Apakah kebutuhan rasa nyaman nyeri terpenuhi ?

b. Apakah kebutuhan istrahat dan tidur klien terpenuhi ?

c. Apakah kebutuhan aktivitas klien terpenuhi ?

d. Apakah kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi ?

e. Apakah terdapat tanda-tanda infeksi ?

f. Apakah klien nampak tenang ?

Page 41: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Identitas Klien

Nama : Ny. R

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Pendidikan terakhir : S1

Pekerjaan : Guru Honorer

Perkawinan : ke-1

Tanggal masuk RS : 6 Mei 2014

Tanggal Operasi : 6 Mei 2014

Tanggal pengkajian : 7 Mei 2014

No. Register : 26 52 02

Page 42: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

Diagnosa Medik : SC a/i Letak Lintang

Alamat : Sidodadi

b) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. R

Umur : 30 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : Honorer

Alamat : Sidodadi

Hubungan Dengan Klien : Suami Klien

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Keluhan Utama : Nyeri

(2) Riwayat Keluhan Utama :

Menurut keterangan dari klien bahwa pada saat

masuk Rumah Sakit tanggal 6 Mei 2014, menurut

hasil pemeriksaan bahwa kehamilan saat ini adalah

kehamilan dengan letak lintang sehingga klien

langsung di operasi Sectio Caesarea. Pada saat

dilakukan pengkajian tanggal 7 Mei 2014, klien

Page 43: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi

yaitu pada abdomen bagian bawah, klien tampak

meringis pada saat timbul nyeri dengan skala nyeri

6 (0-10). Nyeri dirasakan secara hilang timbul

(Intermiten), nyeri bertambah pada saat klien

bergerak dan dirasakan ringan pada saat klien

istirahat.

b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Menurut ungkapan dari klien, ini merupakan persalinan

pertama. Klien tidak mengira bahwa persalinan

pertama, janinnya mengalami letak lintang. Klien tidak

mempunyai riwayat penyakit yang memperberat selama

kehamilan seperti penyakit hipertensi serta penyakit

jantung dan klien juga tidak memiliki riwayat alergi

makanan maupun obat.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang

menderita penyakit menular yang dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan perkembangan janin serta tidak ada

anggota yang berpenyakit keturunan seperti Diabetes

Melitus, Gangguan Jiwa dan hemophili.

3) Riwayat Obstetri dan Ginekologi

a) Riwayat Obstetri

Page 44: Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod  letak lintang di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna

(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

(2) Riwayat kehamilan sekarang

(3) Riwayat persalinan sekarang

b) Riwayat Ginekologi

(1) Riwayat Menstruasi

(2) Riwayat perkawinan

(3) Riwayat Keluarga Berencana

4) Pemeriksaan Fisik

5) Pola Kegiatan Sehari-hari

6) Aspek Psikologis dan Spiritual

7) Data penunjang (pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Mei

2014)

8) Pengobatan dan Perawatan

b. Klasifikasi Data

c. Analisa Data

2. Diagnosa keperawatan