Konsep Dasar Sectio Caesarea

21
KONSEP DASAR SECTIO CAESAREA By. Santi Wahyuni, SKp, M.Kep, Sp.Mat

Transcript of Konsep Dasar Sectio Caesarea

Page 1: Konsep Dasar Sectio Caesarea

KONSEP DASARSECTIO

CAESAREA

By. Santi Wahyuni, SKp, M.Kep, Sp.Mat

Page 2: Konsep Dasar Sectio Caesarea

POKOK BAHASANPengertian

Tujuan Tindakan SC

Indikasi SC

Jenis-jenis Operasi SC

Komplikasi SCPenatalaksanaan pasien dgn tindakan SC

Page 3: Konsep Dasar Sectio Caesarea

PENGERTIAN SECTIO CAESAREA

Bedah sesar / seksio sesarea : proses persalinan dengan melalui pembedahan / insisi abdomen (laparatomi) dan uterus (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi.

Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat dinding dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wikjosastro, 2000)

Kelahiran bayi melalui insisi trans abdominal (Bobak et al, 2004)

Suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding abdomen atau suatu histerotomia untuk melahirkan janin dalam uterus (Mochtar, 1998)

Page 4: Konsep Dasar Sectio Caesarea

TUJUAN TINDAKAN SC Mengeluarkan janin dari dalam uterus

proses kelahiran bayi Mencegah terjadinya risiko kematian ibu

dan janin akibat kondisi patologis atau terjadi kegawatdarutan obstetrik

Page 5: Konsep Dasar Sectio Caesarea

INDIKASI SECTIO CAESARAE1. FAKTOR JANIN

1) Bayi terlalu besar BBL ≥ 4.000 gram Bayi sulit keluar dari

jalan lahir, pertumbuhan janin berlebihan (macrosomia) ex. ibu diabetes mellitus

Bila dibiarkan terlalu lama di jalan lahir bahaya thd keselamatan janin

2) Kelainan letak janin Letak sungsang letak

memanjang dgn kelainan dalam polaritas. Panggul janin mrpk kutub bawah.

Letak lintang bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dgn sumbu memanjang janin.

Seringkali bahu terletak diatas PAP (Pintu Atas Panggul) disebut prensentasi bahu.

Page 6: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Kelainan letak janin

Page 7: Konsep Dasar Sectio Caesarea

3) Ancaman gawat janin (fetal disstres)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan segera lakukan operasi.

Bila ditambah kondisi ibu dgn gangguan plasenta (akibat ibu hipertensi atau kejang), serta pada tali pusat terjepit suplai oksigen ke janin akan berkurang janin mengalami kerusakan otak, bahkan sering meninggal dalam kandungan.

Bila proses persalinan sulit dilakukan melalui vagina SC

4) Janin abnormal Janin abnormal, kerusakan

genetik dan hidrosepalus dapat dilakukan tindakan operasi.

5) Faktor plasenta Plasenta previa plasenta

menutupi jalan lahir Solutio Plasenta plasenta

lepas Plasenta accrete plasenta

menempel kuat pada dinding uterus

Vasa previa kelainan perkembangan plasenta

INDIKASI SECTIO CAESARAE1. FAKTOR JANIN

Page 8: Konsep Dasar Sectio Caesarea

6) Kelainan tali pusat Prolapsus tali pusat tali

pusat menumbung sebagian atau seluruh tali pusat berada di depan atau di samping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi lahir risiko janin sesak nafas segera SC

Terlilit tali pusat atau terpelintir aliran oksigen dan nutrisi ke janin tidak lancar.

7) Bayi kembar (multiple pregnancy / gemelli)

Kelahiran kembar memiliki risiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.

Bayi kembar dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan melalui persalinan alami. Hal ini diakibatkan, janin kembar dan cairan ketuban yang berlebihan membuat janin mengalami kelainan letak.

INDIKASI SECTIO CAESARAE1. FAKTOR JANIN

Page 9: Konsep Dasar Sectio Caesarea

INDIKASI SECTIO CAESARAE2. FAKTOR IBU

1) Usia Primipara usia > 35 thn Bila dgn penyakit berisiko

spt : hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan pre-eklamsia.

Eklamsia menyebabkan kejang perlu operasi caesarea.

2) Tulang panggul Cephalo Pelvic Disproportion

(CPD) ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dgn ukuran lingkar kepala janin ibu tidak dapat melahirkan secara alami.

3) Riwayat SC Persalinan SC tidak

mempengaruhi persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak VBAC

4) Faktor hambatan panggul

Gangguan pd jalan lahir, spt mioma/tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas persalinan terhambat/macet (distosia).

Page 10: Konsep Dasar Sectio Caesarea

5) Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi uterus lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak elastisnya serviks sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan kepala bayi tidak terdorong atau tidak dapat melewati jalan lahir dgn lancar SC

6) Ketuban pecah dini Robeknya kantung

ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan.

Kondisi ini akan membuat air ketuban merembes keluar sehingga tinggal sedikit atau habis.

INDIKASI SECTIO CAESARAE2. FAKTOR IBU

Page 11: Konsep Dasar Sectio Caesarea

KOMPLIKASI SECTIO CAESAREA

PADA IBU “trias komplikasi” perdarahan, infeksi, trauma jalan lahir.

Perdarahan E/ : atonia uteri, robekan jalan lahir, perdarahan akibat mola hidatidosa atau karsinoma, ggn pembekuan darah, retensio plasenta

Infeksi, terutama bila keadaan umum jelek

Trauma tindakan operasi persalinan, spt ruptur uteri

PADA BAYI “trias komplikasi” asfiksia, trauma tindakan dan infeksi.

Asfiksia tekanan gs pada kepalsa menekan pusat-pusat vital pada medula oblongata, aspirasi (air ketuban, mekonium, cairan lambung), perdarahan/edema jaringan saraf pusat

Trauma lgs bayi spt : fraktur ekstremitas, fraktur tulang kepala, perdarahan/edema jaringan otak, dll’

Infeksi ringan s/d sepsis kematian

Page 12: Konsep Dasar Sectio Caesarea

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA

a. Perawatan luka insisi Luka insisi dibersihkan

dengan alkohol dan larutan betadin dan sebagainya, lalu ditutup dengan kain penutup luka.

Secara periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan.

b. Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai, pasien dipindahkan ke kamar rawat khusus (recovery room)

Bila pasca bedah kondisi gawat segera pindah ke unit darurat

Page 13: Konsep Dasar Sectio Caesarea

c. Pemberian cairan Selama 24 jam pertama pasien

puasa pasca operasi cegah dehidrasi dgn pemberian cairan per infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang diperlukan.

d. Nyeri Ibu akan mengalami nyeri atau

gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan gerakan secara tiba-tiba.

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi.

Untuk mengurangi rasa nyeri berikan obat anti nyeri dan penenang seperti suntikan intramuskuler pethidin100-150 mg atau morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus.

Page 14: Konsep Dasar Sectio Caesarea

e. Mobilisasi Mobilisasi segera tahap demi

tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien, mencegah terjadinya thrombosis dan emboli.

Miring ke kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien sadar.

Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.

Pada hari kedua pasien dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam, lalu menghembuskannya disertai batuk kecil untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai pulih.

Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk (semi fowler).

Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai 5 pasca bedah

Page 15: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Suturing of the uterus after extraction

Page 16: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Sayatan SC

Page 17: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Pulling out the baby.

Page 18: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Caesarean section in progress.

Page 19: Konsep Dasar Sectio Caesarea

Closed Incision for low transverse abdominal incision after stapling has been completed.

Page 21: Konsep Dasar Sectio Caesarea

S E L A M A T B E L A J A R T E R I M A K A S I H