Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempit

79
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN POST OP SECTIO CAESAREA a/i PANGGUL SEMPIT A. Konsep Dasar 1. Sectio Caesarea a. Pengertian Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang artinya memotong. Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi (Soewarto, 2008). Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Hakimi, 2010). Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >1000 gram atau

Transcript of Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempit

Page 1: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN POST OP SECTIO

CAESAREA a/i PANGGUL SEMPIT

A. Konsep Dasar

1. Sectio Caesarea

a. Pengertian

Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang

artinya memotong.

Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang

dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk

mengeluarkan bayi (Soewarto, 2008).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Hakimi, 2010).

Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding

abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >1000 gram

atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu (manuaba, 2001).

Mengenai kontra indikasi perlu diketahui bahwa sectio caesarea

perlu dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan

anak. Oleh sebab itu, sectio caesarea tidak dilakukan kecuali dalam

keadaan terpaksa apabila misalnya terjadi indikasi panggul sempit, atau

apabila janin sudah meninggal dalam rahim, janin terlalu kecil untuk

Page 2: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

hidup diluar kandungan, atau apabila janin terbukti menderita cacat

seperti hidrosefalus dan sebagainya.

b. Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita

a) Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Gambar 1. Penampang alat - alat reproduksi wanita ( Manuaba, 2007).

1. Anatomi sistem reproduksi wanita

Organ reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian yaitu organ

reproduksi eksterna wanita (organ bagian luar ) dan organ

reproduksi interna wanita (organ bagian dalam).

a. Organ reproduksi eksterna wanita

Page 3: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

1. Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur

eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai

perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora,

klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum, muara uretra,

berbagai kelenjar, dan struktur vaskular.

2. Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol

di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup

oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas

rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke

bawah sampai ke sekitar anus dan paha.

3. Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan

kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak

yang serupa dengan yang ada di mons veneris.

4. Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suatu

lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang

meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea

(kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang

menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya

mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos

yang menyebabkan bibir kecil ini dapat. mengembang.

5. Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium

klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis,

dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.

Page 4: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang,

penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif.

6. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan

depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan

dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh perineum

(fourchette).

7. Bulbus Vestibuli sinistra et dekstra merupakan pengumpulan

vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat

namus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan

tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak

pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio

kavernosus dan muskulus konstriktor vagina.

8. Introitus Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang

berbeda-beda. Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh

labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini

dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen).

Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang

semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau

yang bersekat (septum).

9. Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata

4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah

diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis (Prawirohardjo,

2009).

Page 5: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

b. Organ reproduksi interna wanita

1) Vagina (Liang Kemaluan/Liang Senggama)

Setelah melewati introitus vagina, terdapat liang kemaluan

(vagina) yang merupakan suatu penghubung antara. introitus

vagina dan uterus. Dinding depan dan belakang vagina

berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar

antara 6-8 cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang

berlipat-lipat disebut rugae.

2) Uterus

Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang

sedikit gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar

telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas

otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar

di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm.

Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah

anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut

dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan

membentuk sudut dengan serviks uteri).

3) Tuba Falloppi

Tuba Falloppi terdiri atas :

a. Pars irterstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding

uterus

Page 6: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

b. Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit

seluruhnya,

c. Pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai

saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.

d. Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke

arah abdomen dan mempunyai fimbriae. Fimbriae

penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan

selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk

infundibulum seperti anemon (sejenis binatang laut).

e. Ovarium (Indung Telur)

Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur

kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovanium di

bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan

dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal

kira-kira 1,5 cm (Prawirohardjo, 2009).

b) Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Secara garis besar berfungsi sebagai sistem reproduksi dapat

digolongkan sebagai berikut:

1) Genetalia eksterna

Fungsi dari genetalia eksterna adalah dikhususkan untuk kopulasi

(koitus).

Page 7: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

2) Genetalia interna

a. Vagina berfungsi sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan

darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama,

jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus setiap bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin

tukmbuh dan berkembang, berkontraksi terutama sewaktu

bersalin.

c. Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil

konsepsi kearah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh

gertaran rambut getar tersebut.

d. Ovarium berfungsi sabagai saluran telur, menangkap dan

membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur, yempat

terjadinya pembuahan (Prawirohardjo, 2006).

Klasifikasi Sectio Caesarea

1. Abdomen ( Sectio Caesaria Abdominalis )

Sectio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada

korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.

Kelebihan :

a) Mengeluarkan janin lebih cepat

b) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih

c) Sayatan biasa di perpanjang proksimal atau distal.

Page 8: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Kekurangan :

a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada

reperitonealisasi yang baik.

b) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri

spontan.

2. Sectio Caesaria Ismika atau Profunda atau Low Cervical dengan insisi

pada segmen bawah rahim.

Kelebihan :

a) Penjahitan luka lebih mudah

b) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.

c) Tumpang tindih dari peritoneal Flap baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.

d) Perdarahan kurang

e) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri

spontan kurang atau lebih kecil.

Kekurangan :

1) Luka melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat

menyebabkan pedarahan yang banyak.

2) Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.

3. Sectio Caesaria Ekstra Peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum

parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.

Sectio Caesaria ekstra peritonealis dahulu dilakukan untuk

mengurangi bahaya infeksi nifas, dengan kemajuan terhadap terapi

Page 9: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

infeksi, teknik ini tidak lagi dilakukan karena tekniknya sulit, juga

sering terjadi ruptur peritoneum yang tidak dapat dihidarkan.

4. Vagina ( Sectio Caesaria Vaginalis )

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat

dilakukan sebagai berikut:

a. Sayatan memanjang ( longitudinal )

b. Sayatan melintang ( transfersal )

c. Sayatan huruf T ( T- incition )

c. Etiologi

Beberapa penyebab dilakukan sectio caesarea yaitu :

1. Cephalo pelvic disproportion/ disproporsi kepala panggul yaitu

apabila bayi terlalu besar atau pintu atas panggul terlalu kecil sehingga

tidak dapat meleawati jalan lahir dengan aman, sehingga membawa

dampak serius bagi ibu dan janin.

2. Plasenta previa yaitu plaesenta melekat pada ujung bawah uterus

sehinggamenutuoi serviks sebagian atau seluruhnya, sehingga ketika

serviks membuka selama persalina ibu dapat kehilangan banyak

darah, hak ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin.

3. Tumor pelvis (obstruksi jalan lahir, dapat menghalangi jalan lahir

akibatnya bayi tidak dapat dikeluarkan melalui vagina. Kelainan

tenaga atau kelainan his, misalnya pada ibu anemia sehingga kurang

kekuatan/tenaga ibu untuk mengedan dapat menjadi rintangan pada

persalinan, sehingga persalinan mengalai hambatan/kemacetan.

Page 10: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

4. Ruptura uteri imminent (mengancam) yaitu adanya ancaman akan

terjadi ruptur uteri bila persalinan spontan. Kegagalan persalinan :

persalinan tidak majui dan tidak ada pembukaan, disebabkan serviks

yang kaku, sering terjadi pada ibu primi tua atau jalan persalina yang

lama.

5. Pertimbangan lain yaitu ibu dengan resiko tinggi persalinan,apabila

telah mengalami sectii caesarea atau menjalani operasi kandungan

sebelumya, ruptur uteri bisa terjadi pada rahim yang sudah pernah

mengalami operasi sectio caesarea klasik, miomektomi, misalnya ibu

dengan riwayat mioma sehingga dilakukan miomektomi (Manuaba,

2007).

d. Patofisiologi

Sectio Caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang

masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul,

disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dan lain-lain

untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan

letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post

partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat

kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang

tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka

dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu

diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri

Page 11: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa

nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa

bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak

pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-

kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan

mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi

ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah

banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas

yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas

silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan

dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung

akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus.

Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh

energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga

menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena

reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap

aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas

yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu

konstipasi (Saifuddin, 2002).

Page 12: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

e. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan hemoglobin, dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia

dan penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan

indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun,

gagal jantung kongesti

2. Urinalisis adalah analisa fisik kimia dan mikroskopik terhadap urin

berguna untuk menentukan kadar albumin/glukosa.

3. Pelvimetri : menentukan CPD

4. USG abdomen adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan

menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ

internal otot, ukuran, struktur dan luka patologi, membuat teknik ini

berguna untuk memeriksa organ, melokalisasi plasenta, menentukan

pertumbuhan, kedudukan, persentasi janin, mengetahui usia

kehamilan, dan melihat keadaan janin.

5. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban

6. Tes stress kontraksi atau tes nonstress: mengkaji respon janin terhadap

gerakan/ stress dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal (Smeltzer

2001).

f. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan Sectio Caesarea

yaitu sebagai berikut :

1. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat

Page 13: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus

tetap berkontraksi dengan kuat

3. Analgesia meperidin 75-100 mg atau morfin 10-15 mg diberikan,

pemberian narkotik biasanya disertai anti emetik, misalnya prometazin

25 mg.

4. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam

5. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai

untuk 24 jam pertama setelah pembedahan

6. Ambulasi, satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebertar

dari tempat tidur dengan bantuan orang lain

7. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip)

diangkat pada hari keempat setelah pembedahan

8. Pemeriksaan laboratorium, hematokrit diukur pagi hari setelah

pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau

mengisyaratkan hipovolemia

9. Mencegah infeksi pasca operasi, ampisilin 29 dosis tunggal,

sefalosporin, atau penisilin spekrum luas setelahjanin lahir

(Cuningham, 2005).

g. Komplikasi

a. infeksi, Lokasinya pada rahim dapat meluas ke organ-organ dalam

rongga panggul disekitarnya. Faktor-faktor predisposisi partus lama,

ketuban pecah dini, tindakan vaginal sebelumnya.

Page 14: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

b. Pendarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang

arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri.

c. Bekuan darah di kaki ( tromboflebitis ), organ-organ dalpanggul, yang

kadang-kadang sampai ke paru-paru

d. Luka kandung kemih

e. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga bisa terjadi ruptur

uteri pada kehamilan berikutnya

f. Ruptur uteri pada kehamilan berikutnya (Wiknjosastro, 2005).

h. Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/Pola Fungsi Sistem

Tubuh Tertentu Terhadap Kebutuhan Klien Sebagai Mahluk

Holistik

Menurut Cuningham(2006), pengaruh/adapasi fisiologi Post Op

Sectio Caesarea terhadap system tubuh diantaranya yaitu :

a) Sistem reproduksi

1) Uterus

a. Involusi merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan, akibatnya otot-otot polos

uterus berkontraksi pada waktu 12 jam, tinggi fundus uteri

mencapai ±1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari

mencapai ±1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari

kemudian, perubahan fundus uteri turun kira-kira 1-2 cm setiap

24 jam.

Page 15: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

b. Kontraksi uterus meningkat setelah bayi lahir, terjadi karena

hormon oksitosin yang dilepas oleh kelenjar hipofisis posterior.

c. After Pains rasa nyeri setelah melahirkan lebih nyata ditempat

uterus yang teregang, menyusui dan oksitosin tambahan

biasanya meningkatkan nyeri ini karena keluarnya merangsang

kontraksi uterus.

d. Tempat plasenta terjadi pertumbuhan endometrium, regenerasi

pada tempat ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu

setelah melahirkan.

e. Lokia, terdiri dari :

1) Lokia rubra terdiri dari darah, sisa penebalan dinding rahim,

dan sisa-sisa pemahaman plasenta. Lochea rubra berwarna

kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3 atau ke-4.

2) Lokia serosa mengandung cairan darah, berupa serum dan

lekosit. Lochea serosa berwarna kekuningan dan keluar

antara hari ke-5 sampai ke-9.

3) Lokia alba terdiri dari leukosit, lendir leher rahim (serviks),

dan jaringan-jaringan mati yang lepas dalam proses

penyembuhan. Loshea alba berwarna putih dan keluar selama

2-3 minggu.

Page 16: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

2) Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan, 18 jam pasca

partum, serviks memendek dan konsentrasinya menjadi lebih padat

dan kembali ke bentuk semula.

3) Vagina dan Perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae vagina yang semula sangat

teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-

8 minggu setelah bayi lahir.

4) Payudara

Setelah bayi lahir terjadi penurunan konsentrasi hormone yang

menstimulasi perkembangan payudara estrogen, progesterone,

human chorionik, gonadotropin, prolaktin, dan insulin), oksitosin

merangasang refleksi let-dowm (mengalirkan) menyebabkan

ejeksi ASI.

b) Sistem Endokrin

1. Hormon plasenta kadar estrogen dan progesterone menurun secara

signifikan dan saat terendah adalah 1 minggu post partum.

2. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Hipofisis dibagi menjadi dua, yaitu hipofisis anterior dan posterior.

Hipofisis anterior mengsekresi hormon prolaktin untuk

meningkatkan kelenjar mamae pembentukan air susu. Sedangkan

hipofisis posterior Sangat penting untuk diuretik. Oksotosin

Page 17: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

mengkontraksi alveolus mamae sehingga membntu mengalirkan

ASI dari kelenjar mamae ke puting susu.

c) Sistem Urinarius

1. Komponen urine

BUN (Blood Urea Nitrogen), yang meningkat selama masa

pascapartum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi

selama 1-2 hari setelah wanita melahirkan .

2. Diuresis Pasca partu.

Dalam 12 jam setelah melahirkan, mulai membuang kelebihan

cairan yang tertimbun dijaringan selama hamil. Salah satu

mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa

hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama 2-3

hari pertama setelah melahirkan.

3. Uretra dan Kandung Kemih

Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema,

sering kali disertai daerah-daerah kecil hemorargi. Pada pasa

pacapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan dapat

menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga

mengganggu proses berkemih normal.

d) Sistem Pencernaan

Pada abdomen setelah melahirkan dinding perut longgar karena

direngang begitu lama, sehingga otot-otot dinding abdomen memisah,

suatu keadaan yang dinamai diastasis rektus abdominalis. Apabila

Page 18: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

menetap, efek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi seiring

perjalanan waktu, efek tersebut menjadi kurang terlihat dan dalam

enam minggu akan pulih kembali.

e) Sistem Kardiovaskuler

Denyut nadi dan jantung meningkat setelah melahirkan karena darah

yang biasanya melintasi uretroplasma tiba-tiba kembali ke sirkulasi

umum. Namun, klien dengan anestesi spinal cenderung akan

mengalami hipotensi yang disebabkan melebarnya pembuluh nadi

sehingga darah berkurang.volume darah menurun ke kadar sebelum

hamil pada 4 mingu setelah melahirkan. Hematokrit meningkat pada

hari ke 3-7 pasca partum. Leukositosis normal pada kehamilan rata-

rata sekitar 12.000 /mm³. Selama 10 sampai 12 hari pertama setelah

bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000 dan 25.000 /mm. Varises

ditungkai dan disekitar anus akan mengecil dengan cepat setelah bayi

lahir.

f)  Sistem Neurologi

Pengaruh neurologi post operasi biasanya nyeri kepala, pusing, keram

disebabkan pengaruh anestesi.. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3

hari sampai beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan

efektifitas pengobatan.

g) Sistem Muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu terjadi selama masa hamil

berlangsung secara lebih baik pada masa pascapartum. Sebagian besar

Page 19: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

wanita melakukan ambulasi 4-8 jam setelah melahirkan Adaptasi ini

mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi

dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi

sendi lengkap pada minggu ke-6 – ke-8 setelah melahirkan.

h)  Sistem Integumen

Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang

seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit meregang pada payudara,

abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, serta adanya

diaforesis. Ciri yang paling khas adanya bekas luka sayatan operasi

sesar di sekitar abdomen.

i) Sistem Pernapasan

Enam jam pertama bisa terjadi akumulasi sekret dijalan nafas akibat

pengaruh anastesi mensupresi pusat nafas, menyebabkan peningkatan

mukus, bunyi nafas ronchi atau vesikuler, frekuensi nafas

16-24x/menit.

1. Panggul Sempit

a. pengertian

Panggul sempit adalah suatu keadaan dimana ukuran panggul dan

kepala janin tdak sesuai sehingga trjadi persalinan macet (Purwandri,

2008).

Panggul sempit adalah keadaan dimana ukuran panggul 1-2 cm

kurang dari ukuran normal (Manuaba, 2001).

Page 20: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Panggul sempit adalah ketidaksesuaian antara keadaan luas pintu

panggul dengan besar bayi (terutama ketidaksesuaian antara luas pintu

panggul dengan bagian kepala bayi (Sastrawinata, 2005).

b. Etiologi

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi

sebagai berikut :

a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan

1) Panggul sempit seluruh yaitu semua ukuran kecil

2) Panggul picak yaitu ukuran muka belakang sempit, ukuran

melintang biasa.

3) Panggul sempit picak yaitu semua ukuran kecil tapi berlebiha

ukuran muka belakang.

4) Panggul corong yaitu pintu atas panggul biasa, pintu bawah

panggul sempit.

5) Panggul belah : symphyse terbuka.

b. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya

1) Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul

sempit picak dan lain-lain.

2) Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang.

3) Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring.

c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang

1) Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong

Page 21: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

2) Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit

miring.

3) Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah coxitis,

iuxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit

miring (Sastrawinata, 2005).

c. Tanda dan Gejala

Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung

sendiri tanpa pengambilan tindakan yang tepat akan timbul bahaya bagi

janin, tanda dan gejalanya yaitu :

a. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi jika

ditambah dengan infeksi intra partum

b. Adanya air ketuban bercampur mekonium yang ditelan janin

sehingga menyebabkan bahaya pada janin.

c. Prolapsus funikuli

d. Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek

sampai bata-batas tertentu, akan tetapi apabila batas-batas tersebut

dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebeli dan pendarahan

intra cranial (Siswosuharjo, 2010).

d. Klasifikasi

a. Kesempitan pintu atas panggul (peilvic outlet)

1) Pembagian tingkat panggul sempit

a) Tingkat I : CV = 9 – 10 cm = borderline

b) Tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relative

Page 22: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

c) Tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim

d) Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)

2) Pembagian menurut tindakan

a) CV = 8 – 10 cm = partus percobaan

b) CV = 6 – 8 cm = SC primer

c) CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)

b. Kesempitan mid pelvis

Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan mid pelvis

hanya dapat dipastikan dengan rongtsen pelvinometri. Dengan

pelvimetri klinik hanya dapat dipikirkan kesempitan mid pelvis jika :

1) Spina menonjol

2) Side walls konvergent

3) Ada kesempitan outlet

Mid pelvic contractions dapat memberikan kesulitan sewaktu partus

sesudah kepala pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya

merupakan kontra indikasi untuk forceps karena daun forceps akan

menambah semoitnya ruangan.

c. Kesempitan outlet

Bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari

15 cm. Kesempitan outlet, meskipun tidak menghalangi lahirnya

janin, namun dapat menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena

arkus pubis sempit (Manuaba, 2007).

Page 23: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

e. Komplikasi

1. Saat persalinan

a) Persalinan akan berlangsung lama

b) Sering dijumpai ketuban pecah dini

c) Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali

pusat menumbung.

d) Maulage kepala berlangsung lama

e) Sering terjadi interstia uterus sekunder

f) Pada panggul sempit menyeluruh bahkan didapati insersia uteri

primer.

g) Infeksi intra partal

2. Pada anak

1) Infeksi intra partal

2) Kematian janin intra partal

3) Proloaps funikuli

4) Perdarahan intra kranial

5) Caput succedaneum dan chepalohematoma yang besar

6) Robekan pada tentorium serebri dan pendarahan otak karena

moulage yang hebat dan lama

7) Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan

oleh karena alat-alat yang dipakai.

Page 24: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

f. Penatalaksanaan Medis

a. Partus percobaan

CV 8,5 -10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan

berakhir dengan spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong

dengan sectio caesarea sekunder atas indikasi obsetric.

b. Tindakan sectio caesarea

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus (Hakimi, 2010).

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk

menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam

membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal

mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilakukan secara berurutan, terus-

menerus, saling berkaitan dan dinamis (Asmadi, 2008).

Tujuan proses keperawatan adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan

keperawatan klien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan, dan hasil asuhan

yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan rencana asuhan yang

berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan klien, mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan

dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan (Nursalam, 2001).

Page 25: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Langkah-langkah proses keperawatan dibagi 5 tahap yaitu :

1. Pengkajian

Pengkajian yaitu tahap awal dalam proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber.

Data yang harus didokumendasikan secara tepat dan benar, pada

dasarnya ada 2 jenis yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif

yang merupakan data riwayat kessehatan yang diperoleh dari wawancara

dari pasien dan keluarga, sedangkan data obyektif diperoleh dari pengkajian

fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Prihardjo, 2005).

a. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan terdiri dari :

1) Identitas

a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal

pengkajian, nomor medical record.

b) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, alamat serta hubungan dengan klien.

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

1. Riwayat sebelum masuk rumah sakit

Menggambarkan kondisi kehamilan selama di rumah atau

sebelum dilakukan tindakan Sectio Caesarea.

Page 26: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

2. Keluhan utama

Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas

intervensi keperawatan dan untuk mengkaji tingkat

pemahaman klien tentang kondisi kesehatannya saat ini.

Keluhan utama pada post op sectio caesarea a/i panggul sempit

adalah nyeri.

3. Riwayat keluhan utama

Menggambarkan keluhan saat dilakukan pengkajian serta

menggambarkan kejadian sampai terjadi penyakit saat ini,

dengan menggunakan metode P, Q, R, S, T.

P : (Paliatif/provokatif), apakah yang menyebabkan keluhan

dan memperingan serta memberatkan keluhan.

Q : (Quality/kwantity), seberapa berat keluhan dan bagaimana

rasanya serta berapa sering keluhan itu muncul.

R : (Region,radition), lokasi keluhan dirasakan dan juga arah

penyebaran keluhan sejauh mana.

S : (Scale/saverity), intensitas keluhan yang dirasakan apakah

sampai mengganggu atau tidak, dimana hal ini menentukan

waktu dan durasi

dirasakan apakah sampai mengganggu atau tidak, dimana

hal ini menetikan waktu dan durasi.

T: (Timing), kapan keluhan dirasakan, seberapa sering, apakah

Page 27: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

berulang-ulang, dimana hal ini menentuka waktu dan durasi

(Muttaqin, 2008).

b) Riwayat kesehatan dahulu

Pada riwayat kesehatan dahuluApakah klien pernah menderita

penyakit yang sama pada kehamilan sebelumnya atau ada faktor

predisposisi.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Kaji dengan menggunakan genogram, adakah anggota keluarga

yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, DM,

jantung atau riwayat penyakit menular seperti hepatits dan TBC.

d) Riwayat ginekologi dan menstruasi

1) Riwayat ginekologi

a) Riwayat menstruasi

Usia pertama kali haid, lamanya haid, siklus haid, banyaknya

darah, keluhan, sifat darah, dan haid terakhir, HPHT dan

tafsiran kehammilan.

b) Riwayat perkawinan

Usia saat menikah dan usia pernikahan, pernikahan ke berapa

bagi klien dan suami.

c) Riwayat keluarga berencana

Jenis kontrasepsi yang digunakan sebleum hamil,waktu dan

lamaya, apakah ada masalah jenis kontrasepsi yang akan

Page 28: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

digunakan.

2) Riwayat Obstetrik

a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Meliputi umur kehamilan, tanggak persalinan, jenis

persalinan, tempat persalinan, berat badan anak waktu lahir,

masalh yang terjadi dan keadaan anak sekarang.

b) Riwayat kehamilan sekarang

Meliputi usia kehamilan, keluhan selama hamil, terutama

yang dirasakan pada trisemester pertama biasanya akan

mengalami morning sickness, lesu dan sering kencing. Pada

trisemester kedua biasanya akan dirasakan gerakan anak

yang pertama kali, apakahmendapat suntikan TT (imunisasi

TT diberikan pada ibu hamil 2 kali). Perubahan berat badan

selama hamil, tempat pemeriksaan dan frekuensi. Pada

trisemester ketiga biasanya akan dirasakan keluhan pegal

pegal, sesak pada saat berbaring dan udeme pada tungkai.

c) Riwayat persalinan sekarang

Meliputi tanggal, jam dan lamanya persalinan, jenis

persalinan dan jenis kelamin bayi.

3) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

Page 29: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dengan

pasien dilanjutkan sewaktu mengukur tanda-tanda vital.

b) Kesadaran

Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan

yaitu:

1) Compos mentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua

pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh

3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat

dibangunkan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi.

4) Delirium : keadaan kacau motorik seperti memberontak dan

tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.

5) Sopor : keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya

dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

6) Koma keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak

dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun (Priharjo, 2001).

c) Pemeriksaan persistem

1) Sistem pernapasan

Perlu dikaji mulai dari bentuk hidung, ada tidaknya sekret pada

lubang hidung, kesimetrisan gerakan dada saat bernapas,

Page 30: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

auskultasi bunyi nafas apakah bersih atau ronchi, serta frekuensi

nafas.

2) Sistem kardiovaskuler

Mulai dikaji dari warna konjungtiva, warna bibir, ada tidaknya

peninggian vena jugularis, auskultasi bunyi jantung pada daerah

dada dan pengukuran tekanan darah dengan palpasi dapat

dihitung peningkatan frekuensi nadi, adanya hipertensi

orthostatik terutama sewaktu melakukan perubahan posisi dari

tidur keposisi duduk atau berdiri, ada tidaknya edeme, warna

pucat dan sianosis.

3) Sistem pencernaan

Kaji keadaan mulut, gigi, bibir, palpasi abdomen untuk

mengetahui peristaltik usus, adanya massa atau nyeri tekan.

tujuan pengkajian ini mengetahui secara dini penyimpangan

pada sisten pencernaan.

4) Sistem muskuloskeletal

Kaji derajat Range Of Montion dari pergerakan sendi mulai dari

kepala sampai anggota gerak bawah, ketidaknyamanan atau

nyeri yang dilaporkan klien waktu bergerak, toleransi klien

waktu bergerak, dan observasi adanya luka pada otot akibat

peradangan, kaji adanya deformitas dan atrofi otot. Selain ROM,

Page 31: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

tonus dan kekuatan tonus harus dikaji, karena klien imobilitas

biasanya tonus dan kekuatan ototnya menurun.

5) Sistem persyarafan

a) Nervus I (Olfaktorius)

Untuk menetukan ada tidaknya gangguan terhadap fungsi

penciuman, cara pemeriksaan :

1. Tutup mata klien

2. Tutup salah satu lubang hidung

3. Berikan bau-bauan dan diminta menyebut bau apa

4. Cek masing-masing lubang hidung yang bau-bauan

(sebaiknya gunakan bau-bauan yang berbeda)

b) Nervus II (Opticus)

Ketajaman penglihatan dan lapang pandang, sebelum

melakukan pemeriksaan ini, periksa dahulu keadaan mata

secara fisik atau wajar. Periksa ketajaman penglihatan dengan

menggunakan shelled card atau perintakan klien untuk

membaca tulisan koran. Kalau klien berkaca mata cek 2 kali,

pertama dengan menggunakan kaca mata dan seterusnya

tanpa kaca mata.

c) Nervus III (Okulomotoris)

Page 32: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Berfungsi untuk pergerakkan 4 dari 6 otot ekstrinsik mata.

Dilakukan dengan cara light test pen jangan dinyalakan dulu

mulai dari samping cosensual refleks, kedua pupil beraksi

bersama-sama terhadap stimulus dan perhatikan refleks pupil,

apakah cepat atau lambat dan apakah besarnya sama antara

pupil kanan dan kiri. Perintahnya lihat kedepan ikuti cahaya.

d) Nervus IV ( Trokhlearis)

Berfungsi pada gerakkan sadar bola mata, penglihtan

kebawah dan kedalam, beri perintah agar klien dapat

menggerakkan bola mata nya ke bawah dan ke atas.

Tes akomodasi : daya akomodasi terhadap obyek misalnya

dengan memberi tulisan, dekatkan terus sampai dengan

sejauh mana klien masih dapat melihat atau membaca.

e) Nervus V (Trigeminus)

Mensuplei sensasi kornea, mukosa mulut dan hidung, kulit

muka, cara tes refleks kornea (dilakukan satu-satu).

f) Nervus VI (Abdusen)

Pergerakkan bola mata kelateral mempunyai fungsi kordinasi

untuk mensyarafi mata sehingga tes dilakukan secara

bersamaan.

g) Nervus VII (Fasialis)

Mensyarafi seluruh otot wajah yang mempunyai sensasi

motorik.

Page 33: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

h) Nervus VIII (Vestibulkoklearis)

Sensoriks koklearis, mempunyai 2 bagian sensorik yaitu

auditori dan vestibular yang berperan dalam penerjemahan

suara/keseimbangan dan pendengaran.

i) Nervus IX (Glosofaringeal)

Menginarifasi otot-otot glosofaringeal untuk menelan,

mensuplai membrane mukosa faring dan mensyarafi 1/3

bagian belakang lidah.

j) Nervus X (Vagus)

Mengontrol proses menelan, mengontrol mukosa faring dan

tonsil.

k) Nervus XI (Asesorius)

Mempersarafi gerakkan otot travezius dan

sternokleidomastoid.

l) Nervus (Hipoglosus)

Respon untuk lidah, pergerakkan waktu menelan dan bicara.

6) Sistem perkemihan

Kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah

pinggang, observasi dan palpasi daerah abdomen bawah untuk

mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang keadaan alat-

alat genitourunari bagian luar mengenai bentuknya, ada tidaknya

nyeri tekan dan benjolan serta bagaiman pengeluaran urinnya,

Page 34: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

lancar atau ada nyeri sewaktu miksi, serta bagaimaan warna

urinnya.

7) Sistem reproduksi

Kaji 24 jam post partum, payudara lunak dan tidak nyeri tekan,

puting bebas dari area-area pecah, kemerahan dan pembesaran

payudara, fundus uteri kontraksi kuat dan terletak

diumbilikus,aliran lokea sedang dan bebas bekuan,

8) Sistem integumen

Kaji keadaan kulit, rambut dan kuku. Pemeriksaan kulit meliputi

tekstur, kelembapan, turgor warna dan fungsi perabaan.

9) Sistem endokrin

Ada tidak pembesaran kelenjar tiroid, pembengkakan kelenjar

getah bening.

10) Sistem imun

Dikaji adanya nyeri tekan atau tidak, adanya oedema atau tidak

pada kelenjar getah bening, ada riwayat alergi atau tidak.

11) Sistem indra

Pada umunyaa yang perlu dikaji yaitu bentuk, kesimetrisan,

ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva atau tidak

anemis, skelra ikterus atau tidak, adanya oedemapada

kelopakmata atau tidak, bentuk hidung, warna, adanya sekret,

atau tidak dihidung, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya nyeri

Page 35: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

tekan atau tidak, adanya oedema atau tidak pada hidung, bentuk

telinga, adanya oedemaatau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak.

4) Pola aktivitas sehari-hari

a) Nutrisi : Kaji adanya perubahan dan masalah dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi karena kurangnya nafsu makan, kehilangan

sensasi mengecap, menelan, mual dan muntah.

b) Eliminasi (BAB dan BAK) : Bagaimana pola eliminasi BAK dan

BAB apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.

c) Istirahat dan tidur : Kesulitan tidur dan istirahat karena adanya

nyeri dan kejang otot.

d) Personal hygiene : Klien biasanya belum dapat melakukan aktivitas

perawatan sendiri akibat dari kelemahan perlu untuk mendapatkan

bantuan dari perawat kelurga.

e) Aktivitas gerak : Kaji adanya kehilngan sensasi atau paralise dan

kerusakan dalam memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-harinya

karena adanya kelemahan.

5) Data psikologis

a) Status emosi

Klien menjadi iritable atau emosi yang labil terjadi secara tiba-tiba

klien menjadi mudah tersinggung.

b) Konsep diri

1) Body image : Sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara

sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi

Page 36: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

tubuh, bentuk tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran

dan bentuk tubuh.

2) Ideal : Persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan

dengan standar peribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan

dan keinginan.

3) Harga diri : Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai,

dengan cara menganalisi seberapa jauh perilaku individu

tersebut dengan ideal diri. Aspek utama harga diri adalah

dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan

mendapatpenghargaan orang lain.

4) Peran : Pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan

individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.

5) Identitas kesadaran diri: Kesadaaran akan diri pribadi yang

bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesi semua

aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh

(Sunaryo, 2004).

c) Pola koping

Klien biasanya tampak menjadi pendiam atau tertutup.

6) Data sosial

Pada data obyektif akan didapatkan ketidakmampuan, kehilangan

kemampuan berkomunikasi secara verbal, ketergantungan pada

orang lain dan sosialisasi dengan lingkungan. Pada data sujektif

Page 37: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

ditemukan sikap klien yang sering menarik diri dari orang lain dan

lingkungan karena hanya akan membebabani orang lain.

7) Data spirirual

Perlu dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan

dengan agama yang dianut klien, dan bagaimana persepsi klien

tentang penyakitnya. Bagaimana aktivitas spiritual klien selama

menjalani perawatan di rumah sakit, dan siapa yang menjadi

pendorong dan memotivasi bagi kesembuhan klien.

8) Pemeriksaan penunjang

Mengkaji pemeriksaan darah Hb, Hematokrit, leukosit dan USG.

b. Pengelompokan data

Pengelompokan data adalah pengidentifikasian masalah kesehatan

terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Setelah dapat dikelompokan,

maka perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan klien dengan

merumuskannya (Depkes RI, 2005).

c. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan

kemampuan berfikir nasional sesuai dengan latar belakang ilmu

pengetahuan. Serta untuk menghasilkan suatu permasalahan yang ada

dari data yang ada.

Analisa data terdiri dari :

Page 38: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

1) Problem (masalah), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan

suatu informasi yang diperlukan untuk dapat merumuskan suatu

diagnosis keperawatan

2) Etiologi (penyebab), keadaan ini menunjukan penyebab keadaan atau

maslah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi

keperawatan.

3) Symptom (gejala), merupakan gambaran keadaan dimana tindakan

keperawatan dapat diberikan (Carpenito, 2001).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat

mempunyai izin yang berkompeten dan mengatasinya. Respon aktual dan

potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang

berkaitan, catatan medis klien masa lalu dan konsultasi dengan profesional

lain, yang semuanya dikumoulkan selama proses pengkajian (Nursalam,

2001).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan sectio

caesarea yaitu :

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anatesis, efek-

efek hormonal, distensi kandung kemih.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan peningkatan transisi atau

peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

Page 39: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi).

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep

diri,transmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis rekti, kelebihan analgetik atau anasthesi,efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik

f. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhungan dengan gangguan integritas

kulit akibat prosedur pembedahan (Hamilton, 2005).

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan

keperawatan yang dilaksanakan untuk mengulangi masalah dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

pasien.

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesi, efek-

efek hormonal, distensi kandung kemih.

Tujuan : nyeri teratasi atau terkontrol

Krietria :

Page 40: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi unyuk mengatasi

nyeri/ketidaknyaman dengan tepat.

1) Mengungkapkan berkurangnya nyeri.

2) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi dan Rasional

1) Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan, perhatikan isyarat

verbal dan non verbal seperti meringis, kaku dan grakan melindungi

atau terbatas

Rasional :

Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan

ketidaknyaman ssecara langsung. Membedakan karakteristik khusus

dari nyeri membantu membedakan nyeri pasca operasi dan terjadinya

komplikasi.

2) Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyaman dan intervensi yang tepat.

Rasional :

Meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi nyeri

berkenaan dengan ansietas dan ketakutan.

3) Observasi tanda-tanda vital.

Rasional :

Padabanyak klien, nyeri dapat menybabkan gelisah serta dapat

meningkatkan tekanan darah dan nadi.

Page 41: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

4) Perhatikan nyeri tekan uterusdan adanya karakteristik nyeri klien.

Rasional :

Selama 12 jam pertama pasca partum kondisi uterus kuat dan teratur

dan ini berlanjut selama dua sampai tiga hari berikutnya, meskipun

frekuensin dn intensitasnya menurunkan ketegangan area insisi dan

mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan

otot abdomen.dikurangi.

5) Lakukan latihan nafas dalam, spirometri insentif dan batuk dengan

menggunakan prosedur-prosedur pembebatan d3ngan tepat, 30 menit

setelah pemberian analgetik.

Rasional :

Nafas dalam meningkatan upaya pernapasan.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi

atau peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif)

Tujuan : klien mampu beradaptasi terhadap perubahan proses keluarga.

Kriteria :

1) Menggendong bayi bila kondisi ibu dan neonatus memungkinkan

2) Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.

3) Mulai secara aktif mengikuti tugas perawatan bayi baru lahir dengan

tepat

Intervensi dan Rasional

Page 42: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

1) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi,

tergantung pada kondisi klien dan bayi baru lahir, bantu sesuai

kebutuhan.

Rasional :

Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unuik untuk

memberikan ikatan keluarga karena ibu dan bayi secara emosional

menerima isyarat satu sama lain, yang memenuhi kedekatan dan

proses pengenalan.

2) Berikan kesempatan untuk ayah atau pasangan untuk menyentuh dan

menggendong bayi sesuai kemungkinan situasi.

Rasional :

Membantu memudahkan ikatan atau kedekatan antara bayi dan ayah.

3) Observasi dan catat interaksi keluarga-bayi, perhatikan perilaku yang

dianggap menandakan ikatan dan kedekatan dalam budaya tertentu.

Rasional :

Kontak mata dengan mata, penggunaaan posisi wajah, berbicara pada

suara nada tinggi dan menggendong bayi dengan dekat, ibu

menujukan pola progresif.

Page 43: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

4) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan ssifat interaksi yang lazim dari

ikatan.

Rasional :

Membantu klien atau pasangan memahami makna dan pentingnya

proses dan memberikan keyakinan bahwa perbedaan diperkirakan.

5) Perhatikan pengungkapan perilaku yang menunjukan kekecewaan atau

kurang minat/kedekatan.

Rasional :

Kedatangan anggota keluarga baru, bahkan bila diinginkan dan

diantisipasi, memerlukan penyatuan anak yang baru kedalam kelurga

yang ada.

6) Berikan kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan perasaan-

perasaan yang negatif tentang diri mereka dan bayi.

Rasional :

Konflik tidak teratasi selama proses pengenalan awal orang tua-bayi

dan mempunyai efek-efek negatif jangka panjang pada masa depan

hubungan orang tua-anak.

7) Perhatikan lingkungan sekitar kelahiran sesari, kebanggaan diri orang

tua dan persepsi tentang pengalaman kelahiran, reaksi awal mereka

terhadap bayi dan partisipasi mereka pada pengalaman kelahiran.

Rasional :

Page 44: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Orang tua perlu bekerja melalui hal-hal bermakna pada kejadian

penuh stress seputar kelahiran anak dan orientasikan mereka sendiri

terhadap realita sebelim mereka dapat memfokuskan pada bayi.

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancamaan pada konsep diri,

traansmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

Tujuan : rasa aman klien terpenuhi : cemas hilang

Kriteria :

1) Mengungkapkan kesadaran akan perasaan ansietas

2) Mengidentifikasi cara untuk menurunkan atau menghilangkan ansietas

3) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ketingkat yang dapat

diatasi

4) Kelihatan rileks, dapat tidur/istirahat dengan benar.

Intervensi dan Rasional

1) Kaji tingkat kecemasan klien dan sumber masalah

Rasional :

Untuk mengetahui tingkat kecemasan ringan, sedang atau berat

sehingga memudahkan untuk menetukan intervensi.

2) Dorong klien aatau pasangan untuk mengungkapkan perasaan.

Rasional :

Klien akan terasa lega setelah mengungkapkan perasaannya.

3) Bantu klien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping

yang lazim dan perkembangan strategi kopnig baru jika dibutuhkan.

Rasional :

Page 45: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru :

mengurangi perasaan ansietas

4) Berikan informasi yang akurat tentng keadaan klien dan bayi.

Rasional :

Khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi atau kesalah

pahaman dapa meningkatkan tingkat kecemasan.

5) Mulai kontak antar klien/pasangan dengan bayi sesegera mungkin.

Rasional :

Mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penangan

bayi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis reksti, kelebihan analgetik atau anastesi,efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

Tujuan : konstipasi tidak terjadi

Kriteria :

1) Mendemonstrasikan kembali motilitas usus dibuktikan oleh bising

usus aktif dan keluarnya flatus.

2) Mendapatkan kembali pola eliminasi biasanya optimal dalam empat

hari pasca partum.

Page 46: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Intervensi dan Rasional

1) Auskultasi bising usus setiap 4 jam setelah kelahiran sesaria

Rasional :

Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan peroral dan

kemungkinan terjadinya komplikasi.

2) Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan.

Rasional :

Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus

paralitik.

3) Anjurkan cairan oral yang adekuat. Anjurkan diet makan kasar dan

buah-buahan dan sayuran dan bijinya.

Rasional :

Makanan kasar (buah, sayur khususnya kulit dan bijinya) dan

meningkatnya cairan, merangsang eliminasi dan mencegah terjadinya

kompliksai dan defekasi.

4) Anjurkaan latihan kaki dan pengencangan abdominal, tingkatkan

ambulasi dini.

Rasional :

Latihan kaki mengencangkan otot-oto abdomen dan memperbaiki

motilitas abdomen. Ambulasi progreif setelah 24 jam meningkatkan

peristaltik dan pengeluaran gas dan menghilangkan atau mencegah

nyeri karena gas.

Page 47: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

5) Identifikasi aktivitas-aktivitas dimana klien dapat menggunakannya

dirumah untuk merangsang kerja usus.

Rasional :

Membantu dakam menciptakan kembali pola evakuasi normal dan

meningkatkan kemandirian.

6) Kolaborasi pemberian analgetik 30 menit sebelum ambulasi

Rasional :

Memudahkan kemampuan klien untuk ambulasi, namun narkotik bila

digunakan dapat menurunkan motalitas usus.

7) Kolaborasi pemberian pelunak feses.

Rasional :

Melunakkan feses, merangsang peristaltik dan membantu

mengemabilkkan fungsi usus.

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuataan dan ketahanan, ketidaknyaman fisik.

Krietria :

1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan perawatan diri.

2) Mengidentifikasi/menggunakan sumber-sumber yang tersedia

Intervensi dan Rasional :

1) Pastikan berat,durasi ketidaknyamanan. Perhatikan adanya sakit

kepala pasca spinal.

Page 48: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Rasional :

Nyeri berat mempengaruhi respon emosi dan perilaku sehingga klien

mungkin tidak berfokus pada aktivitas perawatan diri sampai

kebutuhan fisiknya terhadao kenyamanan terpenuhi.

2) Kaji satus psikologis klien

Rasional :

Pengalaman nyeri fisik mungkin disertai dengan nyeri mental, yang

mempengaruhi keinginan klien dan motivasi ubtuk mendapatkan

otonomi.

3) Tentukan tipe-tipe anstesi : perhatikan adanya pesanan atau protocol

mengenai pengubahan posisi.

Rasional :

Klien yang telah menjalani anastesi spinal dapat diarahkan untuk

berbaring datar dan tanpa bantal untuk enam sampai delapan jam

setelah pemberian anastesi.

4) Ubah posisi klien setiap satu sampai 2 jam : bantu dalm latihan paru,

ambulasi dan latihan kaki.

Rasional :

Membantu mencegah komplikasi bedah yang dapat terjadi bila

ketidaknyamanan mempengaruhi pengubahan/aktifitas normal klien.

f. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan trauma gangguan integritas

kulit akibat prosedur pembedahan.

Kriteria :

Page 49: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

1) mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko dan

meningkatkan penyembuhan.

2) Menujukan luka bekas dari drainage purulen dengan tanda awal

penyembuhan, uterus lunak/tidak nyeri tekan, dengan aliran dan

karakter lokhea normal.

3) Bebas dari infeksi, tidak demam, dan urine jernih kuning pucat

Intervensi dan Rasional :

1) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan

pembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal, dan linen

terkontaminasi dengan tepat.

Rasional :

Membantu mencegah dan membatasi penyebaran infeksi

2) Tinjau ulang Hb/Ht prenatal : perhatikan adanya kondisi yang

mempredisposisikan klien pada infeksi pasca operasi.

Rasional :

Anemis, diabetes, dan persalinan yang lama sebelum kelahiran sesaria

meningkatkan resiko infeksi dan perlambatan penyembuhan.

3) Kaji status nutrisi klien.

Rasional :

Klien yang berat badannya 20% dibawah berat normal atau yang

anemia atau malnutrisi lebih rentan terhadap infeksi.

4) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat dan rembesan.

Rasional :

Page 50: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

Renbesan dapat menandakan hematoma, gangguan penyatuan jaringan

atau dehisens luka, memerlikan intervensi lanjut (Hamilton, 2005).

4. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan ditunjukan pada perawat untuk membantu klien mancapai

tujuan yang diharapakkan. Oleh, karena itu rencana tindakan ini yang

spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan klien.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah

direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan

kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Dalaam evaluasi,

proses perkembangan klien dinilai selam 24 jam terus menerus yang ditulis

dalam bentuk catatan atau laporan keperawatan yang ditulis oleh perawat

jaga sebelum mengakhiri jam dinasnya (Hidayat, 2009).

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai

pola pikir yaitu sebagai berikut :

S : Respon subyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

Page 51: Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit

O : Respon obyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

A : Analisa ulang atas adat subyektif dan data obyektif untuk

menyimpulakn aapaakaah masalah masih tetap atau ada masalah baru.

P : perencanaan ataau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa data pada

respon.

Hal-hal yang harys dievaluasi pada Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul

Sempit adalah :

a. Apakah perubahan proses keluarga teratasi ?

b. Apakah gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi ?

c. Apakah gangguan rasa aman : cemas teratasi ?

d. Apakah infeksi tidak terjadi ?

e. Apakah eliminasi kembali lancar ?

f. Apakah klien sudah mampu melakukan aktivitas secara mandiri ?