62362213 Askep Sectio Caesarea

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991). Sesuai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan, sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat. Nasib janin yang ditolong secara sectio caesaria sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan pengawasan antenatal yang baik dari fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4 – 7 % (Mochtar Rustam, 1992). 1

description

fuyryry

Transcript of 62362213 Askep Sectio Caesarea

Page 1: 62362213 Askep Sectio Caesarea

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada

dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam

keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

Sesuai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan, sectio caesaria

adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen

dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding

perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.

Nasib janin yang ditolong secara sectio caesaria sangat tergantung dari

keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan

pengawasan antenatal yang baik dari fasilitas neonatal yang sempurna, angka

kematian perinatal sekitar 4 – 7 % (Mochtar Rustam, 1992).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan

gambaran umum tentang ‘ asuhan keperawatan pada klien dengan sactio caesarea

dengan panggul sempit “ di RSUD

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengidentifikasi pasien post sactio caesarea

b. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan post sactio caesarea,

kemudian dianalisa dan ditentukan masalah keperawatan

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan

pasien

1

Page 2: 62362213 Askep Sectio Caesarea

d. Mampu menerapakan rencana keperawatan yang nyata

e. Mampu menilai dari hasil keperawatan yang telah dilakukan pada pasien post

sactio caesarea.

2

Page 3: 62362213 Askep Sectio Caesarea

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sectio Caesarea

1. Pengertian

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi

untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

2. Jenis- jenis sectio caesarea

1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )

a. Sectio Caesarea Transperitonealis

Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada

corpus uteri.

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira –

kira 10 cm.

Kelebihan:

Mengeluarkan janin lebih cepat

Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica urinaria

Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal.

Kekurangan

- Mudah terjadi penyebaran infeksi intra abdominal karena tidak

ada retroperitonealisasi yang baik.

- Sering terjadi rupture uteri pada persalinan berikutnya.

Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi

pada segmen bawah rahim.

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang ( konkaf ) pada segmen

bawah rahim, kira – kira 10 cm.

Kelebihan:

- Penutupan luka lebih mudah.

3

Page 4: 62362213 Askep Sectio Caesarea

- Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik.

- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.

- Perdarahan kurang.

- Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang / lebih kecil

daripada cara klasik.

Kekurangan:

- Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan dan ke bawah sehingga dapat

menyebabkan arteri Uterina putus sehingga terjadi pendarahan hebat.

- Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi.

b. Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum

parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdomen.

2. Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )

Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:

Sayatan memanjang ( longitudinal )

Sayatan melintang ( transversal )

Sayatan huruf T ( T incision )

3. Indikasi

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan

menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal

yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses

persalinan normal ( Dystasia )

Fetal distress

His lemah / melemah

Janin dalam posisi sungsang atau melintang

Bayi besar ( BBL 4,2 kg )

Plasenta previa

Kalainan letak

4

Page 5: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala

dan panggul)

Rupture uteri mengancam

Hydrocephalus

Primi muda atau tua

Partus dengan komplikasi

Panggul sempit

Problema plasenta

4. Komplikasi

Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :

1. Infeksi puerperal ( Nifas )

- Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa

hari

- Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai

dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung

- Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik

2. Perdarahan

- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka

- Perdarahan pada plasenta bed

3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

peritonealisasi terlalu tinggi

4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.

B. Panggul Sempit

1. Pengertian

Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 – 2 cm kurang dari ukuran yang

normal. Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis

melainkan panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala

dan panggul.

5

Page 6: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :

1. Kesempitan pintu atas panggul

2. kesempitan bidang tengah panggul

3. kesempitan pintu bawah panggul

4. kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah

panggul.

Kesempitan pintu atas panggul

Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10

cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm

Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½ cm dan

kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang

kurang dari 10cm dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi

kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa

sempit.

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan

a. Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil

b. Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran

melintang biasa

c. Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka

belakang

d. Panggul corong : pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul

sempit

e. Panggul belah : symphyse terbuka

2. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya

6

Page 7: 62362213 Askep Sectio Caesarea

a. Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha

panggul sempit picak dan lain-lain

b. Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang

c. Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring

3. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang

a. kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong

b. sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring

4. Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah

coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit

miring.

Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul

yang menjadi penyebab kelainan panggul.

Kesempitan bidang tengah panggul

Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae

ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4

dan ke 5

Ukuran yang terpenting dari bidang ini adalah :

1. Diameter transversa ( diameter antar spina ) 10 ½ cm

2. diameter anteroposterior dari pinggir bawah symphyse ke pertemuan ruas

sacral ke 4 dan ke 5 11 ½ cm

3. diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan

sacral 4 dan 5 5 cm

Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit :

1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 atau kurang

( normal 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm)

2. Diameter antara spina < 9 cm

7

Page 8: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Ukuran – ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis,

harus diukur secara rontgenelogis, tetapi kita dapat menduga kesempitan

bidang tengah panggul kalau :

- Spinae ischiadicae sangat menonjol

- Kalau diameter antar tuber ischii 8 ½ cm atau kurang

Kesempitan pintu bawah panggul:

Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum sebagai

dasar bersamaan

Ukuran – ukuran yang penting ialah :

1. Diameter transversa (diameter antar tuberum ) 11 cm

2. diameter antara posterior dari pinggir bawah symphyse ke ujung os

sacrum 11 ½ cm

3. diameter sagitalis posterior dari pertengahan diameter antar tuberum ke

ujung os sacrum 7 ½ cm

Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis

ischii 8 atau kurang, Kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis

meruncing maka besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan

kesempitan pintu bawah panggul.

Menurut thomas dustacia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar

tuberum dan diameter sagitalis posterior < 15 cm ( normal 11 cm + 7,5 cm =

18,5 cm )

Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga

sempit. Kesempitan pintu bawah panggul dapat menyebabkan gangguan

putaran paksi. Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita

melakukan SC bisanya dapat diselesaikan dengan forcepe dan dengan

episiotomy yang cukup luas.

2. Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan

Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun

persalinan.

8

Page 9: 62362213 Askep Sectio Caesarea

1. Pengaruh pada kehamilan

- Dapat menimbulkan retrafexio uteri gravida incarcerata

- Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus

atau gangguan peredaran darah

Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung

Perut yang menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda

panggul sempit

- Kepala tidak turun kedalam panggul pada bulan terakhir

- Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang.

- Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada

ukuran bayi pukul rata.

2. Pengaruh pada persalinan

- Persalinan lebih lama dari biasa.

a. Karena gangguan pembukaan

b. Karena banyak waktu dipergunakan untuk moulage kepala anak

Kelainan pembukaan disebabkan karena ketuban pecah sebelum waktunya,

karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul selanjutnya

setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan cervix karena tertahan

pada pintu atas panggul

3. Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :

a. Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter

bitemporalis yang lebih kecil dari diameter biparietalis dapat melalui

conjugata vera yang sempit itu.

Asynclitismus sering juga terjadi, yang diterapkan dengan “knopfloch

mechanismus” (mekanisme lobang kancing)

b. Pada oang sempit kepala anak mengadakan hyperflexi supaya ukuran-ukuran

kepala belakang yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya

c. Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belang

(positio occypitalis directa) pada pintu atas panggul.

9

Page 10: 62362213 Askep Sectio Caesarea

- Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha

mengatasi rintangan yang ditimbulkan oleh panggul sempit

- Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul

sempit dapat terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja

membahayakan ibu tapi juga dapat menyebabkan kematian anak didalam

rahim.

Kadang-kadang karena infeksi dapat terjadi tympania uteri atau

physometra.

- Terjadi fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan

ischaemia yang menyebabkan nekrosa.

Nekrosa menimbulkan fistula vesicovaginalis atau fistula recto vaginalis.

Fistula vesicovaginalis lebih sering terjadi karena kandung kencing

tertekan antara kepala anak dan symphyse sedangkan rectum jarang

tertekan dengan hebat keran adanya rongga sacrum.

- Ruptur symphyse dapat terjadi , malahan kadang – kadang ruptur dari

articulatio scroilliaca.

Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri

didaerah symphyse dan tidak dapat mengangkat tungkainya.

- Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat

saraf didalam rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N.

Peroneus.

2. Pengaruh pada anak

- Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3

jam sangat menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah

sebelum waktunya.

- Prolapsus foeniculli dapat menimbulkan kematian pada anak

- Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak. Terutama kalau

diameter biparietalis berkurang lebih dari ½ cm. selain itu mungkin pada

10

Page 11: 62362213 Askep Sectio Caesarea

tengkorak terdapat tanda-tanda tekanan. Terutama pada bagian yang melalui

promontorium (os parietal) malahan dapat terjadi fraktur impresi.

3. Persangkaan Panggul sempit

Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :

1. Aprimipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36

2. Pada primipara ada perut menggantung

3. pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit

4. kelainan letak pada hamil tua

5. kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)

6. osborn positif

4. Faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk panggul

1. Perkembangan atau bawaan lahir

2. Suku bangsa

3. Nutrisi : gangguan gizi atau malnutrisi

4. Hormon : androgen menyebabkan panggul jenis android

5. Metabolisme : Reicketsia dan osteomalasia

6. Trauma penyakit atau tumor tulang panggul, kaki dan tulang belakang.

Wanita dengan tinggi kurang 1,5 meter dicurigai panggul sempit ( ukuran

barat). Pada pemeriksaan kehamilan terutama kehamilan anak pertama, kepala

janin belum masuk pintu atas panggul di 3 – 4 minggu terakhir kehamilan. Bisa

juga ditemukan seperti kelainan letak bayi.

Pada kehamilan pertama biasanya dilakukan pemeriksaan kapasitas rongga

panggul pada usia kehamilan 38 – 39 minggu, baik secara klinis dengan periksa

dalam ( VT ) atau dengan alat seperti jangka ataupun radiodiagnostik ( X- Ray,

CT- Scan )

11

Page 12: 62362213 Askep Sectio Caesarea

5. Ukuran – Ukuran panggul Sempit

1. Sempit ringan yaitu 9 – 10 cm

2. Sempit sedang : 8 – 9 cm

3. Sempit berat : 6 -8 cm

4. Sangat sempit : < 6 cm

Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan,

sedangkan sempit sedanng dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi

SC.

6. Penanganan

Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang menentukan

apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang

memegang peranan dalam prognosa persalinan. (1,2)

Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada

kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang

dari 8,5 cm dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut. (1,2,

a. CV 8,5 - 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan

partus spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio

caesaria sekunder atas indikasi obstetric lainnya

b. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer

c. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.

Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada :

- HIS atau tenaga yang mendorong anak.

- Besarnya janin, presentasi dan posisi janin

- Bentuk panggul

- Umur ibu dan anak berharga

- Penyakit ibu

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

12

Page 13: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Meliputi identitas pasien seperti :

- Nama

- Umur

- Agama

- Pekerjaan

- Pendidikan

- HPHT

- Dll

Pemerisaan Fisik

a. Kepala : Kebersihan kepala, tekstur rambut,

b. Mata : Anemis atau tidak,ikterik

c. Mulut : Kebersihan mulut

d. Muka : Apakah terdapat cloasmagravidarum, udema

e. Leher : Apakah terdapat pembesaran kelenjar

f. Dada : Apakah ada massa, apakah papila menonjol

g. Abdomen : Apakah terdapat luka operasi, apakah pembesaran

sesuai usia kehamilan, terdapat linea alba.

h. Genetalia : Udema, varices, apakah ada keluar darah.

i. Ekstremitas : Apakah udema, varices.

2. Pemeriksaan Fisik :

a. Sirkulasi

Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer

atau stasis vaskuler ( peningkatan resiko pembentukan thrombus )

b. Integritas ego

Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple

seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat

beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis

c. Makanan / cairan

13

Page 14: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi

insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis

d. Pernafasan

Adanya infeksi, kondisi yang kronik/ batuk, merokok

e. Keamanan

i. Adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan

ii. Adanya defisiensi imun

iii. Munculnya kanker/ adanya terapi kanker

iv. Riwayat keluarga, tentang hipertermia malignan/ reaksi anestesi

v. Riwayat penyakit hepatic

vi. Riwayat tranfusi darah

vii. Tanda munculnya proses infeksi

D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

Gangguan rasa nyaman b.d nyeri post SC

Resti perubahan nutrisi b.d peningkatan kebutuhan untuk

penyembuhan luka, penurunan masukan ( sekunder akibat nyeri, mual, muntah )

Resti infeksi atau cidera b.d prosedur pembedahan

Kurang pengetahuan b.d kurang nya informasi

E. Intervensi

1. Gangguan rasa aman b.d nyeri post SC

Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan nyeri dapat berkurang

K. H :

Nyeri dapat berkurang setelah perawatan 1x 24 jam dengan kriteria :

Pasien tidak mengeluh nyeri / mengatakan

Intervensi :

Lakukan pengkajian nyeri

R/ Setiap skala nyeri memiliki managemen yang berbeda

14

Page 15: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Monitoring keadaan insisi luka post operasi

R/ nyeri akibat luka post operasi

Ajarkan mobilitas yang memungkinkan tiap jam sekali

R/ Mobilitas dapat merangsang peristaltik usus sehingga mempercepat flatus.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

R/ penghilang nyeri

2. Resiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan prosedur

pembedahan.

Tujuan : - Insisi bedah dan kering, tanpa tanda atau gejala infeksi.

Intervensi :

Pantau terhadap peningkatan suhu atau takikardia sebagai tanda infeksi.

Observasi insisi terhadap infeksi.

Penggantian pembalut atau sesuai pesanan

Kaji fundus, lochia, dan kandung kemih dengan tanda vital sesuai pesanan.

Massage fundus uteri bila menggembung dan tidak tetap keras

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

perawatan melahirkan caesar.

Tujuan : - Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan melahirkan

sesar.

Intervensi :

Diskusikan tentang perawatan insisi, gejala infeksi dan pentingnya diet nutrisi.

Jelaskan tentang pentingnya periode istirahat terencana.

Jelaskan bahwa lochia dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu, berubah dari

merah ke coklat sampai putih.

Jelaskan pentingnya latihan, tidak mulai latihan keras sampai diizinkan oleh

dokter.

Jelaskan tentang perawatan payudara dan ekspresi manual bila menyusui

Berikan penkes tentang perawatan luka

15

Page 16: 62362213 Askep Sectio Caesarea

BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal masuk : 01-11-2010 Jam masuk : 15.OO WIB

Ruang atau kerja : ZKB Kamar no : Kelas 3

Pengkajian tanggal : 05-11-2010 Jam : 22.OO WIB

I. Identitas

Nama pasien : Ny” Y” Nama suami : Tn” F “

Umur : 17 tahun Umur : 40 tahun

Suku/bangsa : minang Suku/bangsa : Minang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Alamat : Lintau Alamat : Lintau

Status perkawinan : Kawin

II. Riwayat Keperawatan

I. Riwayat kehamilan atau keluhan utama

Klien mengatakan mual muntah pada pagi hari

II. Riwayat mestruasi

o Menarche : Umur 13 tahun

o Siklus : 20 hari

o Banyaknya : 2-3 kali

o Teratur : ya

16

Page 17: 62362213 Askep Sectio Caesarea

o Lamanya : 7 hari

o HPHT : 27 januari 2010

o Keluhan : Morning sicknes

o TP

III. Riwayat persalinan sekarang

o tanggal, persalinan : 02-11-2010

o tipe persalinan : Spontan

o lama persalinan : -

o jumlah perdarahan : Tidak ada

o jenis kelamin bayi : Perempuan

o APGAR Score : 6/7

IV. Riwayat obstetric

G=0 P=1 A=0 H=0

Riwayat nifas: tidak ada terjadi pendarahan yang terlalu banyak.

V. Riwayat keluarga berencana

o melaksanakan keluarga berencana : belum

o sejak kapan mengunakan kontrasepsi : belum ada

o masalah yang terjadi : belum ada

o rencana yang akan dating : ingin memakai KB

VI. Riwayat penyakit yang lalu

klien hanya pernah menderita demam biasa. Tidak pernah dirawat dirumah

sakit sebelumnya.

VII. Riwayat penyakit keluarga : Cuma sebatas demam.

VIII. Pola kebiasaan sehari-hari:

1. Pola nutrisi

a. Frekuensi makan : 2x1 sehari

b. Nafsu makan : Meningkat

17

Page 18: 62362213 Askep Sectio Caesarea

c. Jenis makanan dirumah : Nasi dan lauk

d. Makan yang tidak di sukai/ alergi / pantang : Udang

e. Kebiasaan sebelum makan : Tidak ada

2. Pola eliminasi

BAK

a. Frekuensi : 5 x 1 hari

b. Warna : Kuning tapi jernih

c. Bau : Tidak

d. Konsistensi

e. Keluhan : Tidak ada

BAB

a. Frekuensi : 1x1hari

b. Warna : Kuning kecoklatan

c. Bau ; Ya

d. Konsistensi

e. Keluhan ; Tidak ada

f. Penggunaan laxative/ pencahar ; Tidak ada

3. Pola personal hygine

a. Mandi : 2x1 hari

o Frekuensi : 2x1 hari

o Sabun : Batang

b. Oral hygine

o Frekuensi : 2x1hari

o Waktu : Pagi dan malam

c. Cuci rambut

o Frekuenis : 1x2hari

o Shampoo : Sachet

4. Pola istirahat dan tidur

a. Lama tidur : 7-8 jam

18

Page 19: 62362213 Askep Sectio Caesarea

b. Tidur siang : Kurang

c. Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada

d. Keluhan / masalah sebelum tidur : Tidak ada

5. Pola aktifitas dan latihan

a. Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak ada

b. Waktu kerja : Setiap hari dirumah

c. Olah raga : Kurang atau jarang

d. Kegiatan waktu luang : Tidak ada

e. keluhan dan aktifitas : Tidak ada

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

a. Merokok : Tidak ada

b. Minuman keras : Tidak ada

c. Lama pemakaian : Tidak pernah

d. Ketergantungan obat : Tidak pernah

IX. Riwayat psikologi

a. Sikap ibu terhadap kelahiran bayinya : baik dan sangat di

inginkan

b. Sikap anggota lain terhadap kelahiran bayinya : baik

c. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : baik

d. Rencana perawatan bayi : sendiri

e. Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : sanggup

X. Pemeriksaan fisik

a. Tanda- tanda vital

keadaan umum : sedang

tekanan darah : 120/90mmhg

suhu : 36 derjat celsius

berat badan : 60kg

kesadaran : baik

nadi : 89x/i

19

Page 20: 62362213 Askep Sectio Caesarea

tinggi badan : 62cm

b. System penglihatan

Mata : simetris

Kelopak mata : normal

Gerakan mata : normal

Kornea : normal

Sclera : anikterik

c. Sistem pernafasan

Jalan nafas : bersih

Pernafasan : tidak seask

Tidak menggunkan otot bantuan pernafasan

Irama : baik

Kedalaman : baik

Batuk : tidak ada

Sputum : tidak ada

Terdapat darah : tidak ada

Suara nafas :

Nafas berbunyi : tidak

d. System kardivaskuler

Sirkulasin perifer

Sirkulasi jantung

e. System pencernaan

o keadaan mulut : bersih

o muntah : tidak ada

o nafsu makan : baik

o nyeri daerah perut : ya

o karakteristik daerah abdomen : seperti ditusuk-tusuk

o kebiasaan BAB : 2xsehari

o diare : tidak ada

20

Page 21: 62362213 Askep Sectio Caesarea

f. System hematology

o hb : 9,0

o leukosit : -

o trombosit : 398

o gdr : 80 mg/dl

o eritosit : -

g. System integumen

Turgor kulit : baik

Warna kulit : sawo matang

Keadaan kulit : baik

Kebersihan kulit : bersih

Keadaan rambut : berminyak

Ekstremitas : oedema

h. Dada dan axila

Mammae ; membesar

Papilla mammae : kurang menonjol

Colostrum : ada

i. Perut/ abdomen

TFU : -

Kontraksi :

Konsitensi uterus :

Luka bekas Op : ada

Tanda infeksi : Tidak ada

III. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 Ds:

ibu mengatakan nyeri pada

jalan lahir ( luka operasi )

Nyeri pada luka

operasi

Gangguan rasa

nyaman

21

Page 22: 62362213 Askep Sectio Caesarea

2.

3.

Do:

Ekspresi wajah klien tegang

klien tampak meringis

TTV dalam batas normal

120/80mmhg

Luka bekas opeasi tanpak

ditutup verban.

Ds:

Klien mengatakan takut

terjadi infeksi pada luka post

op.

Klien mengatakan luka post

op belum kering.

Do:

Luka post op klien tanpak

masih ditutup verban.

Luka belum kering, jahitan

belum dibuka.

Ds :

klien mengatakan kurang

mengerti tentang perwatan

luka post op

klien mengatakan takut

bergerak karna takut terjadi

cidera dan infeksi.

Do:

Klien sering bertanya

Prosedur

pembedahan

Kurang informasi

perawatan

melahirkan caesar

Resiko infeksi atau

cidera

Kurang

pengetahuan

22

Page 23: 62362213 Askep Sectio Caesarea

tentang keadaan nya

Klien tanpak kurang

mengerti tentang perawatan

melahirkan Caesar.

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman b/d nyeri post SC

2. Resiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan prosedur

pembedahan.

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

perawatan melahirkan caesar.

23

Page 24: 62362213 Askep Sectio Caesarea

24

Page 25: 62362213 Askep Sectio Caesarea

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

no

Data Diagnosa Tujuan / KH Intervensi Implementasi evaluasi

1. Ds:

ibu mengatakan

nyeri pada jalan

lahir ( luka

operasi )

Do:

Ekspresi wajah

klien tegang

klien tampak

meringis

TTV dalam batas

normal

120/80mmhg

Luka bekas

opeasi tanpak

ditutup verban.

Gangguan

rasa aman b/d

nyeri post SC

Tujuan : nyeri klien

dapat berkurang

KH:

Nyeri klien

berkurang

Ekspresi klien

tenang

TTV dalam

batas normal

120/80 mmhg

Lakukan pengkajian

nyeri

R/ setiap skala nyeri

memiliki

managemen yang

berbeda

Monitoring keadaan

insisi luka post

operasi

R/ nyeri akibat luka

post operai dapat

berkurang

Ajarkan mobilitas

yang memungkinkan

tiap jam sekali

R/ mobilitas dapat

merangsang

oeristaltik usus

sehingga

mempercepat flatus

melakukan pengkajian

nyeri

memonitoring keadaan

insisi luka post operasi

mengajarkan mobilitas

yang memungkinkan

tiap jam sekali

S : klien mengatakan

masih nyeri

O : ekspresi wajah klien

masih tegang

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

25

Page 26: 62362213 Askep Sectio Caesarea

2

3

Ds:

Klien

mengatakan

takut terjadi

infeksi pada luka

post op.

Klien

mengatakan luka

post op belum

kering.

Do:

Luka post op

klien tanpak

masih ditutup

verban.

Luka belum

kering, jahitan

belum dibuka.

Ds :

klien

mengatakan

kurang mengerti

Resiko

terhadap

infeksi atau

cedera yang

berhubungan

dengan

prosedur

pembedahan.

Kurang

pengetahuan

yang

berhubungan

Tujuan :

Insisi bedah dan

kering, tanpa tanda

atau gejala infeksi.

KH:

Infeksi tidak terjadi.

Luka operasi kering

Tujuan : - Klien

mengungkapkan

pemahaman tentang

perawatan

Pantau terhadap

peningkatan suhu

atau takikardia

sebagai tanda

infeksi.

Observasi insisi

terhadap infeksi.

Penggantian

pembalut atau sesuai

pesanan

Kaji fundus, lochia,

dan kandung kemih

dengan tanda vital

sesuai pesanan.

Massage fundus

uteri bila

menggembung dan

tidak tetap keras

Diskusikan tentang

perawatan insisi,

gejala infeksi dan

pentingnya diet

Memantau terhadap

peningkatan suhu atau

takikardia sebagai

tanda infeksi.

Mengobservasi insisi

terhadap infeksi.

Mengganti pembalut

atau sesuai pesanan

Mengkaji fundus,

lochia, dan kandung

kemih dengan tanda

vital sesuai pesanan.

Memassage fundus

uteri bila

menggembung dan

tidak tetap keras

Mendiskusikan tentang

perawatan insisi, gejala

infeksi dan pentingnya

diet nutrisi.

S : Klien mengatakan

masih takut terjadi

infeksi pada luka

post op.

Klien mengatakan

luka post op masih

belum kering.

O : Luka post op klien

tanpak masih ditutup

verban.

Luka belum kering,

jahitan belum

dibuka.

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

S : klien mengatakan

masih kurang paham

tentang perawatan

melahirkan sesar

26

Page 27: 62362213 Askep Sectio Caesarea

tentang perwatan

luka post op

klien

mengatakan

takut bergerak

karna takut

terjadi cidera dan

infeksi.

Do:

Klien sering

bertanya tentang

keadaan nya

Klien tanpak

kurang mengerti

tentang

perawatan

melahirkan

Caesar.

dengan

kurang

informasi

tentang

perawatan

melahirkan

caesar.

melahirkan sesar.

KH:

setelah diberi

penjelasan klien

mengerti tentang

perawatan

melahirkan sesar.

nutrisi.

Jelaskan tentang

pentingnya periode

istirahat terencana.

Jelaskan bahwa

lochia dapat

berlanjut selama 3 –

4 minggu, berubah

dari merah ke coklat

sampai putih.

Jelaskan pentingnya

latihan, tidak mulai

latihan keras sampai

diizinkan oleh

dokter.

Jelaskan tentang

perawatan payudara

dan ekspresi manual

bila menyusui

Berikan penkes

tentang perawatan

luka

MenJelaskan tentang

pentingnya periode

istirahat terencana.

MenJelaskan bahwa

lochia dapat berlanjut

selama 3 – 4 minggu,

berubah dari merah ke

coklat sampai putih.

MenJelaskan

pentingnya latihan,

tidak mulai latihan

keras sampai diizinkan

oleh dokter.

MenJelaskan tentang

perawatan payudara

dan ekspresi manual

bila menyusui

Memberikan penkes

tentang perawatan luka

O : Klien masih sering

bertanya dan tanpak

kurang paham saat

diberikan penjelasan.

A : Masalah belum

teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

27

Page 28: 62362213 Askep Sectio Caesarea

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tanggal

Diagnose Keperawatan

Implementasi Evaluasi Paraf

Jum’at/

5 November,

2010

1. Gangguan rasa

nyaman b.d nyeri

post op

2. Resiko terhadap

infeksi atau cedera

yang berhubungan

dengan prosedur

pembedahan.

melakukan pengkajian nyeri

memonitoring keadaan

insisi luka post operasi

mengajarkan mobilitas

yang memungkinkan tiap

jam sekali

Memantau terhadap

peningkatan suhu atau

takikardia sebagai tanda

infeksi.

Mengobservasi insisi

terhadap infeksi.

Mengganti pembalut atau

sesuai pesanan

Mengkaji fundus, lochia,

dan kandung kemih dengan

tanda vital sesuai pesanan.

Memassage fundus uteri

bila menggembung dan

tidak tetap keras

S: klien mengatakan

masih nyeri

O: ekspresi wajah klien

masih tegang

A: masalah belum

teratasi

P: intervensi

dilanjutkan

S:

Klien mengatakan

masih takut terjadi

infeksi pada luka post

op.

Klien mengatakan

luka post op masih

belum kering.

O:

Luka post op klien

tanpak masih ditutup

verban.

Luka belum kering,

jahitan belum

dibuka.

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

28

Page 29: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Sabtu /

6 November

2010

3. Kurang

pengetahuan yang

berhubungan

dengan kurang

informasi tentang

perawatan

melahirkan caesar.

1. Gangguan rasa

nyaman b.d nyeri

post op

Mendiskusikan tentang

perawatan insisi, gejala

infeksi dan pentingnya diet

nutrisi.

MenJelaskan tentang

pentingnya periode istirahat

terencana.

MenJelaskan bahwa lochia

dapat berlanjut selama 3 – 4

minggu, berubah dari merah

ke coklat sampai putih.

MenJelaskan pentingnya

latihan, tidak mulai latihan

keras sampai diizinkan oleh

dokter.

MenJelaskan tentang

perawatan payudara dan

ekspresi manual bila

menyusui

Memberikan penkes tentang

perawatan luka

melakukan pengkajian nyeri

memonitoring keadaan

insisi luka post operasi

mengajarkan mobilitas

yang memungkinkan tiap

jam sekali

S: Klien mengatakan

masih kurang paham

tentang perawatan

melahirkan sesar

O: klien masih sering

bertanya dan tanpak

kurang paham saat

diberikan penjelasan.

A: Masalah belum

teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

S: klien mengatakan

nyeri masih terasa

O: ekspresi wajah klien

tampak masih

meringis saat

bergerak

A: masalah teratasi

sebagian

P: intervensi

dilanjutkan

29

Page 30: 62362213 Askep Sectio Caesarea

2. Resiko terhadap

infeksi atau cedera

yang berhubungan

dengan prosedur

pembedahan.

3. Kurang

pengetahuan yang

berhubungan

dengan kurang

informasi tentang

perawatan

melahirkan caesar.

Memantau terhadap

peningkatan suhu atau

takikardia sebagai tanda

infeksi.

Mengobservasi insisi

terhadap infeksi.

Mengganti pembalut atau

sesuai pesanan

Mengkaji fundus, lochia,

dan kandung kemih dengan

tanda vital sesuai pesanan.

Memassage fundus uteri

bila menggembung dan

tidak tetap keras

Mendiskusikan tentang

perawatan insisi, gejala

infeksi dan pentingnya diet

nutrisi.

MenJelaskan tentang

pentingnya periode istirahat

terencana.

MenJelaskan bahwa lochia

dapat berlanjut selama 3 – 4

minggu, berubah dari merah

ke coklat sampai putih.

MenJelaskan pentingnya

S:

Klien mengatakan

masih takut terjadi

infeksi pada luka

post op.

Klien mengatakan

luka post op sudah

mulai kering.

O:

Luka post op klien

tanpak masih ditutup

verban.

Luka mulai kering,

jahitan dibuka

sebagian

A: masalah teratasi

sebagian

P: intervensi

dilanjutkan

S: klien mengatakan

masih kurang paham

tentang perawatan

melahirkan sesar

O: klien masih bertanya

dan tanpak mulai

paham saat diberikan

penjelasan.

A: masalah teratasi

sebagian

P: intervensi

dilanjutkan

30

Page 31: 62362213 Askep Sectio Caesarea

Minggu/

7 nov 2010

1. Gangguan rasa

nyaman b.d nyeri

post op

2. Resiko terhadap

infeksi atau cedera

yang berhubungan

dengan prosedur

pembedahan.

latihan, tidak mulai latihan

keras sampai diizinkan oleh

dokter.

MenJelaskan tentang

perawatan payudara dan

ekspresi manual bila

menyusui

Memberikan penkes tentang

perawatan luka

melakukan pengkajian nyeri

memonitoring keadaan

insisi luka post operasi

mengajarkan mobilitas

yang memungkinkan tiap

jam sekali

Memantau terhadap

peningkatan suhu atau

takikardia sebagai tanda

infeksi.

Mengobservasi insisi

terhadap infeksi.

Mengganti pembalut atau

sesuai pesanan

Mengkaji fundus, lochia,

dan kandung kemih dengan

tanda vital sesuai pesanan.

Memassage fundus uteri

bila menggembung dan

S: klien mengatakan

masih nyeri

O: ekspresi wajah klien

masih tegang

A: masalah belum

teratasi

P: intervensi

dilanjutkan

S:

Klien mengatakan

masih takut terjadi

infeksi pada luka

post op.

Klien mengatakan

luka post op sudah

kering.

O:

Luka post op klien

tanpak masih ditutup

verban.

Luka sudah kering

dan jahitan sudah

31

Page 32: 62362213 Askep Sectio Caesarea

3. Kurang

pengetahuan yang

berhubungan

dengan kurang

informasi tentang

perawatan

melahirkan caesar.

tidak tetap keras

Mendiskusikan tentang

perawatan insisi, gejala

infeksi dan pentingnya diet

nutrisi.

MenJelaskan tentang

pentingnya periode istirahat

terencana.

MenJelaskan bahwa lochia

dapat berlanjut selama 3 – 4

minggu, berubah dari merah

ke coklat sampai putih.

MenJelaskan pentingnya

latihan, tidak mulai latihan

keras sampai diizinkan oleh

dokter.

MenJelaskan tentang

perawatan payudara dan

ekspresi manual bila

menyusui

Memberikan penkes tentang

perawatan luka

dibuka keseluruhan.

A: masalah teratasi

P: intervensi

dihentikan

S: klien mengatakan

paham tentang

perawatan

melahirkan sesar

O: klien tanpak paham

saat diberikan

penjelasan.

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

32

Page 33: 62362213 Askep Sectio Caesarea

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi

untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

Jenis- jenis sectio caesarea :

1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )

a. Sectio Caesarea Transperitonealis

b. Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis

dengan demikian tidak membuka cavum abdomen.

2. Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )

Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :

1. Infeksi puerperal ( Nifas )

2. Perdarahan

3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

peritonealisasi terlalu tinggi

4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.

B. Saran

Dari hasil penerapan proses keperawatan yang dilakukan maka dapat diberi

saran sebagai berikut :

- Bagi perawat yang melaksanakan asuihan keperawatan terhadap klien sectio

caesarea hendaknya melakukan pendidikan kesehatan secara utuh, terencana dan

sistematis.

- Dalam membuat rencana keperawatan terhadap klien sectio caesarea diharapkan

tenaga kesehatan dapat mengembangkan teori yang ada dan menyesuaikan

dengan keadaan yang nyata.

33

Page 34: 62362213 Askep Sectio Caesarea

- Akhir dari keperawatan maka dinilai semua tindakan keperawatan yang dilakukan

serta melihat apakah berhasil tindakan yang dilakukan.

34

Page 35: 62362213 Askep Sectio Caesarea

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L. J, 2001, Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC

Doengoes, M E, 2000, Rencana Askep Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

35

Page 36: 62362213 Askep Sectio Caesarea

TUGAS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PANGGUL SEMPIT DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN

RSUD PROF. DR. M.A. HANAFIAH, SM BATUSANGKAR

Ol

Oleh :

Aulia Alfattah Akbar

Husnul Ikhlas

Ida Gusti Wahyuni

Mitra Yati

Rani Andryani

Silva Oktoria Lubis

Yopi Surya Delvita

Yulia Candra

Yulia Fitri

PRODI DIII KEPERAWATAN

STIKES PURNA BAKTI HUSADA

BATUSANGKAR

2010

36

Page 37: 62362213 Askep Sectio Caesarea

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah

memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

makalah tentang “ ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA DENGAN

INDIKASI PANGGUL SEMPIT ”Dan tak lupa pula penulis hadiahkan selawat beserta

salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam

kebodohan kealam yang penuh Ilmu Pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi

maupun susunan bahasanya dan kata-kata. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami hambatan, namun

berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan penulis

mengucapakan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya

bagi penulis sendiri.

Batusangkar, November 2010

Penulis

37i

Page 38: 62362213 Askep Sectio Caesarea

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Tujuan .....................................................................................................1

1. Tujuan Umum.....................................................................................1

2. Tujuan Khusus....................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Sectio Caesarea.......................................................................................3

1. Pengertian...........................................................................................3

2. Jenis- jenis sectio caesarea.................................................................3

3. Indikasi...............................................................................................4

4. Komplikasi..........................................................................................5

B. Panggul Sempit.......................................................................................5

1. Pengertian...........................................................................................5

2. Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan.................8

3. Persangkaan Panggul sempit .............................................................11

4. Faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk panggul...................11

5. Ukuran – Ukuran panggul Sempit......................................................11

6. Penanganan.........................................................................................12

C. Asuhan Keperawatan...............................................................................12

D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul......................................14

E. Intervensi.................................................................................................14

BAB III LAPORAN KASUS.....................................................................................16

38ii

Page 39: 62362213 Askep Sectio Caesarea

BAB IV PENUTUP....................................................................................................32

A. Kesimpulan..............................................................................................32

B. Saran .......................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

39

iii