Askep Trauma Torak

download Askep Trauma Torak

of 35

description

askep trauma torak oleh Ikram S.Kep, Ns, M.Kep

Transcript of Askep Trauma Torak

  • ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATPADA KLIEN DENGANTRAUMA DADAIkram

  • DEFINISI

    Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematompneumothoraks (FKUI, 1995)

    Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa baik tajam atau tumpul. (Hudak, 1999)

  • EPIDEMIOLOGITrauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. sering ditemukan, sekitar 25% dari penderita multi trauma ada komponen trauma thoraks. 90% dapat diatasi dengan tindakan yang sederhana oleh dokter di rumah sakit (atau para medic di lapangan), hanya 10% yang memerlukan operasi.

  • ETIOLOGI

    1 Trauma tembus biasanya disebabkan oleh : Luka TembakLuka Tikam / tusuk

    2 Trauma tumpul, disebabkan oleh: Kecelakaan kendaraan bermotor-JatuhPukulan pada dada

  • Beberapa keadaan pada trauma dadaOpen PneumothorakTimbul karena trauma tajam, ada hubungan udara luar dengan rongga pleura. Luka pada dinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi ( sucking chest wound ). Apabila lubang ini lebih besar dari pada 2/3 diameter trachea, maka pada inspirasi udara lebih mudah melewati lubang shg terjadi sesak nafas yang hebat

  • Tension PneumothoraksAdanya udara didalam cavum pleura Apabila ada mekanisme ventil karena lubang pada paru maka udara akan semakin banyak pada sisi rongga pleura, sehingga mengakibatkan: Paru sebelahnya akan terekan dengan akibat sesak yang berat

  • Mediastinum akan terdorong dengan akibat timbul syokPada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan pada auskultasi bunyi vesikuler menurun.

  • Hematothorak massifterjadi perdarahan hebat dalam rongga dada.perkusi terdengar redup, sedang vesikuler menurun pada auskultasi.

    Flail ChestTulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan.Pada ekspirasi segmen akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk kedalam yang dikenal dengan pernafasan paradoksal

  • Tamponade JantungTerjadi paling sering karena luka tajam jantung, walaupun trauma tumpul juga dapat menyebabkan nya.Karena darah terkumpul dalam rongga pericardium, maka kontraksi jantung terganggu sehingga timbul syok yang berat (syok kardiogenik).

  • Umumnya ada pelebaran pembuluh darah vena leher (jugularis veins), disertai bunyi jantung yang jauh dan nadi yang kecil.

  • KLASIFIKASI

    Trauma TembusPneumothoraks terbukaHemothoraksTrauma tracheobronkialContusi ParuRuptur diafragmaTrauma MediastinalTrauma TumpulTension pneumothoraksTrauma tracheobronkhialFlail ChestTrauma mediastinalRuptur diafragmaFraktur kostaKontusio miokardium

  • MANIFESTASI KLINIS

    Ada jejas pada thorak- Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasiPembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasiPasien menahan dadanya dan bernafas pendekDispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutanPenurunan tekanan darah-

  • Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leherBunyi muffle pada jantungPerfusi jaringan tidak adekuatPulsus paradoksus ( tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan pernapasan ) dapat terjadi dini pada tamponade jantung

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGRadiologiPemerikasaan Diagnostik Awal termasuk rontgen dada, HSD, dan CT ScanPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan pembekuan, golongan darah dan cocok silang, urinalisis, elektrolit dan osmolalitas, saturasi oksigen, GDAPemeriksaan LainEKG

  • TERAPIOpen Pneumothorakusaha pertama adalah menutup lubang pada dinding dada ini, sehingga open pneumothoraks menjadi closed pneumothoraks ( tertutup). Harus diperhatikan bahwa selain lubang pada dinding dada, juga ada lubang pada paru, maka usaha menutup lubang ini dapat mengakibatkan terjadinya tension pneumothoraks, sehingga harus sering dilakukan evaluasi paru, apabila ternyata timbul tanda tension pnemo-thoraks, maka kasa harus dibuka.Penggunaan fixasi dada dan plester besar sudah tidak berlaku karena dapat mengganggu proses pernapasan. Umumnya cukup dengan pemberian Oksigen, analgesik, dan breathing exercise.

  • Tension PneumothoraksTerjadi akumulasi udara pada rongga thoraks, tidak bisa dikeluarkan. Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan pada auskultasi bunyi vesikuler menurun.Apabila keadaan berat, maka paramedic harus mengambil tindakan dengan melakukan needle thoracosynthesis yakni menusuk dengan jarum besar pada ruang intercosta 2, pada garis mid klavikuler.Hematothorak massifTerjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. Tidak banyak yang dapat dilakukan pra-hospital pada keadaan ini

  • Flail ChestTidak ikut nya satu segmen dinding dada pada pernafasan yang menyebabkan pernapasan paradoksal. Kelainan ini akan mengganggu ventilasi, namun yang perlu diwaspadai adalah terjadinya kontusio paru.Sesak berat yang mungkin terjadi harus dibantu dengan oksigenasi dan mungkin diperlukan ventilasi tambahan.Di rumah sakit, umumnya pasien dipasang respirator, apabila analisa gas darah menunjukkan pO2 yang rendah, atau pCO2 yang tinggi.

    Tamponade JantungPada infus guyur, tidak ada atau hanya sedikit respon. Seharusnya pada penderita ini dilakukan perikardio-sintesis (penusukan rongga pericardium dengan jarum besar untuk mengeluarkan darah tersebut.

  • Chest tube

  • KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

  • PENGKAJIANAirwayInspeksi : Sianosis, Retraksi supraklaviluler, sela iga, Supra sterna, dan penggunaan otot nafas tambahan.Auskultasi :Snoring, gurgling , Crowing , Disfoni.Palpasi :Tidak adanya hembusan nafas, Pergeseran trakea

  • BreathingInspeksiBerkeringat dingin , sianosis sentral pada ujung ektremitas Retraksi supraklaviluler, sela iga, Supra sterna, dan penggunaan otot nafas tambahan.AuskultasiSnoring, gurgling , Crowing, Suara nafas kotor / idak terdengar.PalpasiTidak adanya hembusan nafas, Pergeseran trakea

  • CirculationKulit pucat ,dingin , lembab, Denyut nadi cepat dan lemah, Adany jejas / luka pada bagian tubuh yang dapat menyebabkan perdarahan massive, Perdarahan ekternal yang aktif.Disability Tingkat kesadaran dengan AVPU/GCSPupil : ukuran, simetris , reaksi terhadap cahaya

  • DIAGNOSA KEPERAWATANKetidakefektifan bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.Ketidakefektifan pola pernapasan b/d ekpansi paru yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairanGangguan pertukaran gas b/d nyeri dan pergerakan dada paradoxKurang volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan sekunder terhadap perdarahan.Syok hipovolemi b/d kehilangan darah, cairan yang berlebihan sekunder terhadap perdarahan Penurunan Cardiac Output b/d penurunan venous return sekunder terhadap kompresi pembuluh darah besar.PK: HemoragiePK: AnemiaPK: Hipotensi

  • RENCANA TINDAKAN DAN INTERVENSI

    Ketidakefektifan pola pernapasan b/d ekpansi paru yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.Tujuan : Pola pernapasan efektif.Kriteria hasil:Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebabIntervensi:Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam. Perhatikan alat bullow drainase berfungsi baik, cek setiap 1 2 jamKolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Fisioterapi dada.Konsul photo toraks

  • Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.

    Tujuan: Jalan napas lancar/normalKriteria hasil :Menunjukkan batuk yang efektif.Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal. pernapasan.Klien nyamanintervensi: Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian expectoran.Konsul photo toraks.

  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan nyeri dan pergerakan dada paradox .

    Tujuan: Pertukaran gas adekuatKriteria hasil: Dyspnea berkurang/tidak adaSaturasi oksigen dalam batas normalPasien bebas dari gejala distress napas

    Intervensi: Kaji dyspnea, peningkatan upaya pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan.Catat sianosis dan perubahan warna kulit, termasuk membrane mukosa dan kukuIstirahatkan pasien dan batasi aktivitasKolaborasi pemberian oksigen dan lakukan tes GDA

  • Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan sekunder terhadap perdarahan.

    Tujuan: Kebutuhan cairan terpenuhiKriteria hasil: Haluaran urine normal.Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.

    Intervensi:Pantau tanda-tanda vital. Pantau masukan/ haluaran dan keseimbangan cairan. Catat kehilangan tak tampak.Pantau hidrasi, turgor kulit, membrane mukosaKolaborasi pemberian cairan IV sesuai indikasi

  • Syok hipovolemi berhubungan dengan kehilangan darah, cairan yang berlebihan sekunder terhadap perdarahan

    Tujuan: Syok hipovolemi tidak terjadi/ dapat diatasKriteria hasil: Tanda vital dalam batas normal: TD 120/80 mmHg, nadi 60-100x/mnt, SaO2 > 95%Intervensi:Pantau tanda-tanda vital dan tanda syok.Kolaborasi pemberian infus glucose sesuai indikasiBeri klien Oksigen sesuai indikasi dan drip NaCl

  • Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan venous return sekunder terhadap kompresi pembuluh darah besar

    Tujuan: Tidak terjadi penurunan cardiac outputKriteria hasil: Tanda vital dalam batas normal: TD 120/80 mmHg, nadi 60-100x/mnt, SaO2 > 95%Venus return kembali dalam 2 detik

    Intervensi:Pantau tanda vital terutama tekanan darah Kolaborasi pemberian cairan IVKolaborasi pemberian transfusi darah

  • PK: HemoragieTujuan: Tidak terjadi PK: HemoragieKriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda perdarahanAkral hangat, wajah kemerahanKlien tidak pusingTanda vital dalam batas normal: TD 120/80 mmHg, nadi 60-100x/mnt, SaO2 > 95%Intervensi:Observasi tanda-tanda perdarahanLakukan balut tekan pada luka sesuai indikasiKolaborasi penggantian darah yang hilangPantau tanda-tanda vital dan tanda syok.

  • PK: AnemiaTujuan: Tidak terjadi PK: AnemiaKriteria hasil :Tidak Lemah, Hb dalam batas normal, Klien tidak pusingIntervensi:Pantau tanda vitalObservasi tanda-tanda perdarahanPantau nilai lab, terutama Hb.

    PK: HipotensiTujuan: Hipotensi terkontrolKriteria hasil : TD terkontrol >100mmHg, Klien tidak pusingIntervensi:Pantau tanda vital terutama tekanan darah Kolaborasi pemberian cairan IV

  • EVALUASIJalan nafas lancar/normalEvaluasi yang diharapkan pada pasien dengan trauma thorax/dada adalah :Pola pernapasan efektif.Pertukaran gas adekuatKebutuhan cairan terpenuhiSyok hipovolemi tidak terjadi/ dapat dikontrolTidak terjadi penurunan cardiac outputPerdarahan terkontrolTidak terjadi anemiHipotensi terkontrol