ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Trauma kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat darurat suatu rumah sakit. Trauma kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga dari semua jenis trauma yang dikaitkan dengan kematian (CDC, 2010). Angka kematian trauma kepala akibat terjatuh lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Bagi lansia pada usia 65 tahun ke atas, kematian akibat trauma kepala mencatat 16.000 kematian dari 1,8 juta lansia di Amerika yang mangalami trauma kepala akibat terjatuh (CDC, 2005). Menurut Kraus (1993), dalam penelitiannya ditemukan bahwa anak remaja hingga dewasa muda mengalami cedera kepala akibat terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dan akibat kekerasan sedangkan orang yang lebih tua cenderung mengalami trauma kepala disebabkan oleh terjatuh. Penyebab utama trauma kepala adalah kecelakaan lalu lintas, kekerasan dan terjatuh. Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan bermotor merupakan penyebab trauma kepala terhadap pasien anak-anak bila dibandingkan dengan pasien dewasa. 1.2 TUJUAN Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Trauma Kepala Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan Trauma kepala 1

description

askep

Transcript of ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Page 1: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Trauma kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat

darurat suatu rumah sakit. Trauma kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga dari semua

jenis trauma yang dikaitkan dengan kematian (CDC, 2010). Angka kematian trauma kepala

akibat terjatuh lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Bagi lansia pada usia 65 tahun

ke atas, kematian akibat trauma kepala mencatat 16.000 kematian dari 1,8 juta lansia di Amerika

yang mangalami trauma kepala akibat terjatuh (CDC, 2005). Menurut Kraus (1993), dalam

penelitiannya ditemukan bahwa anak remaja hingga dewasa muda mengalami cedera kepala

akibat terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dan akibat kekerasan sedangkan orang yang lebih tua

cenderung mengalami trauma kepala disebabkan oleh terjatuh.

Penyebab utama trauma kepala adalah kecelakaan lalu lintas, kekerasan dan terjatuh.

Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan bermotor merupakan penyebab trauma kepala

terhadap pasien anak-anak bila dibandingkan dengan pasien dewasa.

1.2 TUJUAN

Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Trauma Kepala

Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Trauma kepala

Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi

bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit

1

Page 2: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.I PENGERTIAN TRAUMA KEPALA

Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu (trauma) yang menimpa struktur kepala

sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan fungsionaljaringan otak

(Sastrodiningrat, 2009).

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang

tengkorakatau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada

kepala.(Suriadi & Rita Yuliani, 2001).

II.2 PENYEBAB TRAUMA KEPALA

Menurut Brain Injury Association of karena terjatuh sebanyak 28%,kecelakaan lalu

lintas sebanyak 20%, karena disebabkan kecelakaan secara umum sebanyak 19%dan kekerasan

sebanyak 11% dan akibat ledakan di medan perang merupakan penyebab utamatrauma kepala

(Langlois, Rutland-Brown, Thomas, 2006). Kecelakaan lalu lintas dan terjatuh merupakan

penyebab rawat inap pasien trauma kepala.Kekerasan adalah penyebab ketiga rawat inappasien

trauma kepala.Penyebab utama terjadinya trauma kepala adalah seperti berikut:

a) Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor bertabrakan

dengankenderaan yang lain atau benda lain sehingga menyebabkan kerusakan atau

kecederaan kepadapengguna jalan raya (IRTAD, 1995).

b) Jatuh

Menurut KBBI, jatuh didefinisikan sebagai (terlepas) turun atau meluncur ke bawah dengancepat

karena gravitasi bumi, baik ketika masih di gerakan turun maupun sesudah sampai ketanah.

2

Page 3: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

c) Kekerasan

Menurut KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai suatu perihal atau perbuatan seseorang

ataukelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan

kerusakan fisikpada barang atau orang lain (secara paksaan).

II.3 MEKANISME TRAUMA KEPALA

Ada tiga mekanisme yang berpengaruh dalam trauma kepala yaitu :

Akselerasi yaitu jika benda bergerak membentuk kepala yang diam, misalnya pada orang

yang diam kemudian dipukul atau terlempar batu

Deselerasi yaitu jika kepala bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada saat

kepala terbentur.

Deformitas yaitu perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma,

misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak.

II.4 TANDA DAN GEJALA TRAUMA KEPALA

Menurut Reissner (2009), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut:

Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan;

a Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian sembuh,

b Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan,

c Mual atau dan muntah,

d Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun,

e Perubahan keperibadian diri,

f Letargik.

Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat;

a Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak menurun atau

b meningkat.

c Perubahan ukuran pupil (anisokoria).

d Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).

e Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi abnormal

ekstrimitas.

3

Page 4: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

II.5 JENIS TRAUMA

Luka pada kulit dan tulang dapat menunjukkan lokasi (area) dimana terjadi trauma

(Sastrodiningrat, 2009).Cedera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari dua, yaitusecara

garis besar adalah trauma kepala tertutup dan terbuka.Trauma kepala tertutup

merupakanfragmen-fragmen tengkorak yang masih intak atau utuh pada kepala setelah luka.The

Brain andSpinal Cord Organization 2009, mengatakan trauma kepala tertutup adalah apabila

suatupukulan yang kuat pada kepala secara tiba-tiba sehingga menyebabkan jaringan otak

menekantengkorak.Trauma kepala terbuka adalah yaitu luka tampak luka telah menembus

sampai kepadadura mater.(Anderson, Heitger, and Macleod, 2006).

Kemungkinan trauma adalah seperti berikut;

a) Fraktur

Terdapat 4 jenis fraktur yaitu

Simple : retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit

Linear or hairline: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa depresi, distorsi

dan ‘splintering’.

Depressed: retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.

Compound : retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak. Selain retak

terdapat juga hematoma subdural (Duldner, 2008).

b) Luka memar (kontosio)

Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah

kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi

bengkakdan berwarna merah kebiruan. Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan

tengkorak.Biasanya terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan

oksipital.Padakontusio dapat terlihat suatu daerah yang mengalami pembengkakan yang di

sebut edema.Jika pembengkakan cukup besar dapat mengubah tingkat kesadaran (Corrigan,

2004).

4

Page 5: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

c) Laserasi (luka robek atau koyak)

Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau runcing.

Dengankata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata tajam dimana lukanya akan

tampak ratadan teratur. Luka robek adalah apabila terjadi kerusakan seluruh tebal kulit dan

jaringan bawahkulit.

d) Abrasi

Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial.Luka ini bisa

mengenaisebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan subkutis tetapi

akan terasasangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang rusak.

e) Avulsi

Luka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi sebagian

masihberhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak kulit pada kranial terlepas

setelahkecederaan (Mansjoer, 2000).

5

Page 6: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

II.6 PATOFISIOLOGI

Trauma kepala

Ekstra kranial Tulang kranial Intra kranial

6

Jaringan otak rusak (kontusio, laserasi)

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang

Terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot dan vaskuler

-Perubahan outoregulasi

-Odem cerebral

-Perdarahan

-Hematoma

Gangguan suplai darah

Iskemia

Perubahan sirkulasi CSS

Perubahan perfusi jaringan

Peningkatan TIK

Girus medialis lobus temporalis tergeser

Kejang

Gangg. Neurologis fokal

Hipoksia

1. Bersihan jln. nafas

2. Obstruksi jln. nafas

3. Dispnea4. Henti nafas5. Perub. Pola

nafas

Resiko tidak efektifnya jln.nafas

Defisit Neurologis

Gangg.persepsi sensori

Gangg.fungsi otak

Herniasi unkus

Mesesenfalon tertekan

Gangg.kesadaran

Resiko injuri

NyeriResiko infeksi

Mual – muntahPapilodemaPandangan kaburPenurunan fungsi

pendengaranNyeri kepala

Cemas

Immobilisasi

Resiko kurangnya volume cairan

Resiko gangg.integritaskulit

Kurangnya perawatan diri

Page 7: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

II.7 TINGKAT KEPARAHAN TRAUMA KEPALA DENGAN SKOR KOMA GLASGOW (SKG)

Skala koma Glasgow adalah nilai (skor) yang diberikan pada pasien trauma

kapitis,gangguankesadaran dinilai secara kwantitatif pada setiap tingkat kesadaran. Bagian-

bagian yang dinilai adalah;

1. Minor

SKG 13 – 15

Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.

Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

2. Sedang

SKG 9 – 12

Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.

Dapat mengalami fraktur tengkorak.

3. Berat

SKG 3 – 8

Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.

Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

II.8 TEST DIAGNOSTIK

Scan CT tanpa/dengan kontras : Mengidentifikasi adanya SOL, hemoragic,

menentukanukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak.

MRI :  Sama dengan scan CT tanpa/dengan menggunakan kontras.

Angiografi cerebral : Menunjukan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran jaringanotak

akibat edema, perdarahan serta trauma.

EEG : Untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang patologis.

Sinar X : Mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur), pergeseran struktur

darigaris tengah (karena perdarahan, edema), adanya fragmen tulang.

BAER (Brain Auditori Evoked Respons). : Menentukan fungsi korteks dan batang otak.

PET (Positron Emission Tomografi) : Menunjukan perubahan aktivitas metabolism

dalamotak.

Pungsi Lumbal, CSS : Dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan subarachnoid.

7

Page 8: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

GDA (Gas Darah Arteri) : Mengetahuai adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yangdapat

meningkatkan TIK.

( Marlyn. E. Doengoes; 2000 )

II.9 PENTALAKSANAAN MEDIS

Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai berikut:

1. Observasi 24 jam

2. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.

3. Berikan terapi intravena bila ada indikasi.

4. Pasien diistirahatkan atau tirah baring.

5. Profilaksis diberikan bila ada indikasi.

6. Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi.

7. Pemberian obat-obat analgetik.

8. Pembedahan bila ada indikasi.

II. 10 KOMPLIKASI TRAUMA KEPALA

Menurut Hudak and Gallo, (2005 ) komplikasi trauma kepala yaitu :

1. Edema pulmonal : Ini mungkin berasal dari gangguan neurologis atau akibat sindrom

distresspernafasan dewasa. Edema paru dapat akibat dari trauma  pada otak yang

menyebabkanadanya reflek cushing. Peningkatan pada tekanan darah sistemik terjadi sebagai

respon darisistem saraf simpatis pada peningkatan TIK. Peningkatan vasokontriksi tubuh

umum inimenyebabkan  lebih banyak darah dialirkan ke paru-paru.

2. Kejang : Kejang terjadi sekitar 10 % dari pasien trauma kepala selama fase akut perawat

harusmempersiapkan kemungkinan kejang dengan menyediakan spatel lidah yang diberi

bantalanatau jalan nafas oral di samping tempat tidur dan peralatan penghisap dekat dalam

jangkauan.Satu-satunya tindakan medis  terhadap kejang adalah terapi obat. Diazepam

merupakan obatyang paling banyak digunakan dan diberikan secara perlahan melalui

intravena. 

8

Page 9: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

3. Kebocoran cairan serebrospinal : Ini dapat akibat dari fraktur pada fossa anterior dekat

sinusfrontal atau dari fraktur tengkorak basilar bagian petrosus dari tulang temporal.

II. 11 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRAUMA KEPALA

Faktor-faktor yang mempengarui trauma kepala (Brunner & Suddarth, 2002)

a. Kardiovaskuler

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler dimana

penurunantekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah anterior bekontraksipengaruh

persarafansimpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dananterior otak yang tidak

terlalu besar.

b. Respiratori

Adanya edema paru pada trauma kepala dan fase kontraksi paru-paru atau hipertensi

parumenyebabkan hipernoe dan berkontraksi. Abnea, edema otak terjadi robekan

padapembuluhdarah kapiler atau cairan traumatic yang mengandung protein aksudal yang

berisi albumen.Edema otak terjadi karena penekanan pembuluh darah dan jaringan

disekelilingnya.

c. Metabolisme

Pada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh lainnya

yaitukecenderungan retensi natrium, air dan hilangnya sejumlah netrogen.

d. Gastrointestinal

Trauma kepala juga mempengaruhi sistem gastrointestinal setelah trauma kepala tigaHari

terdapat respon tumbuh dengan merangsang aktivitas hipotamalus akanmerangsang

lambungmenjadi hiperaditas.

e. Psikologis

Selain dampak masalah yang mempengaruhi fisi klinis, trauma kepala lain adalah suatu

9

Page 10: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

pengalaman yang menakutkan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

10

Page 11: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

III.1. PENGKAJIAN

1. Data Biografi

2. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status

kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.

3. Pemeriksaan fisik

a. Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot, hiperventilasi,

ataksik)

b. Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK

c. Sistem saraf :

Kesadaran GCS.

Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke batang otak akan

melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.

Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan

diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.

d. Sistem pencernaan

Bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks menelan, kemampuan

mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar tanyakan

pola makan?

Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.

Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.

e. Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik hemiparesis/plegia, gangguan gerak

volunter, ROM, kekuatan otot.

f. Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan disfagia atau afasia

akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.

g. Psikososial data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari

keluarga.

III.2 DIAGNOSA

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan suplai darah

11

Page 12: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

b. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala

c. Resiko tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas

d. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual, muntah

e. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran

f. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan

intrakranial

g. Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

h. Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

i. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

III.3 INTERVENSI

a. Dx 1 : Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan suplai darah

Tujuan : setelah dilakukan tindakaan keperawatan diharapkan Perfusi jaringan serebral

yang adekuat

Kriteria Hasil:

tidak ada pusing hebat

kesadaran tidak menurun

tidak terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL

Kaji tingkat kesadaran dengan GCS Tingkat kesadaran merupakan indicator

terbaik adanya perubahan neurologi

Kaji pupil,ukuran, respon terhadap

cahaya, gerakan mata

Mengetahui funsi N II dan N III

Pertahankan kepala tempat tidur 30o-

450denan posisi leher tidak menekuk

Memfasilitasi drainasi vena dari otak

Kolaborasi:

Berikan obat sesuai program

Mencegah komplikasi lebih dini

b. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala

12

Page 13: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien merasa nyaman

Kriteria Hasil:

tidak mengeluh nyeri

tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL

Kaji keluhan nyeri dengan

menggunakan skala nyeri, catat lokasi

nyeri, lamanya, serangannya,

peningkatan nadi, nafas cepat atau

lambat, berkeringat dingin

Adanya tanda awalnyeri sering terjadi

pasien sehingga dpat dilakukan upaya

pencegahan

Tingkatkan istirahat dan relaksasi,

jaga ketenangan lingkungan

Meningkatkan rasa nyaman dan

menghindaristimulus nyeri

Berikan support dan berikan informasi

yang realistis

Membangkitkan kemampuan

menghilangkan rasa nyeri

Kolaborasi :

Berikan pengobatan sesuai indikasi

Mengurangi rasa nyeri dan mencegah

nyeri kepala

c. Resiko tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan Pola nafas dan bersihan jalan nafas

efektif

Kriteria Hasil :

tidak ada sesak atau kesukaran bernafas

jalan nafas bersih

pernafasan dalam batas normal

13

Page 14: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL

Kaji frekuensi pernafasan Pernafasan tidak teratur seperti apneu,

pernafasan cepat atau lambat, kemungkinan

adanyagangguan pada pusat pernafasan di

otak

Berikan posisi semi fowler Memaksimalkan ekspansi paru

Pertahankan kebersihan jalan nafas Mempertahankan adekuatnya suplai oksigen

ke otak

Monitor AGD Mempertahankan kadar PaO2 dan PaCO2

dalam batas normal

d. Resiko kurangnya volume csiran berhubungan dengan mual, muntah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Tidak ditemukan tanda-

tanda kekurangan volume cairan atau dehidrasi

Kriteria Hasil :

membran mukosa lembab

integritas kulit baik

nilai elektrolit dalam batas normal

Intervensi

INTERVENSI RASIONAL

14

Page 15: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Monitor intake dan output cairan Mengetahui keseimbangan cairan

Monitor hasil laboratorium, hematokrit,

dan elektrolit

Hematokrit yang meningkat berarti

cairan lebih pekat

Monitor tanda-tanda dehidrasi : banyak

minum, kulit kering, turgor kulit jelek

Indicator kekurangan cairan

Kolaborasi :

Berikan cairan pengganti melalui oran

atau parenteral

Mengganti cairan yang hilang

e. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran

Tujuan : Kebutuhan sehari-hari anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil

atau tidak menunjukkan penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh anak bersih,

tidak ada iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.

Intervensi:

Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktivitas, makan – minum, mengenakan

pakaian, BAK dan BAB, membersihkan tempat tidur, dan kebersihan

perseorangan.

Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi.

Perawatan kateter bila terpasang.

Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan

BAB.

Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan

demonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak.

f. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan

intrakranial.

Tujuan: Anak terbebas dari injuri.

Intervensi:

Kaji status neurologis anak: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,

menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan kejang.

Kaji tingkat kesadaran dengan GCS

15

Page 16: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai dengan protokol.

Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.

Berikan analgetik sesuai program.

g. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri.

Tujuan: Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-

tanda infeksi: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit dalam

batas normal.

Intervensi:

Kaji adanya drainage pada area luka.

Monitor tanda-tanda vital: suhu tubuh.

Lakukan perawatan luka dengan steril dan hati-hati.

Kaji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala,

demam, muntah dan kenjang.

h. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

Tujuan: Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai

dengan tidak gelisah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan

aktif dalam perawatan anak.

Intervensi:

Jelaskan pada anak dan orang tua tentang prosedur yang akan dilakukan, dan tujuannya.

Anjurkan orang tua untuk selalu berada di samping anak.

Ajarkan anak dan orang tua untuk mengekspresikan perasaan.

Gunakan komunikasi terapeutik.

i. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

Tujuan: Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan

kulit tetap utuh.

Intervensi:

Lakukan latihan pergerakan (ROM).

Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai.

16

Page 17: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.

Kaji area kulit: adanya lecet.

Lakukan “back rub” setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan-

pelan agar tidak menimbulkan nyeri.

BAB IV

PENUTUP

IV.1KESIMPULAN

17

Page 18: ASKEP TRAUMA KEPALA.docx

Trauma kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat

darurat suatu rumah sakit. Trauma kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga dari semua

jenis trauma yang dikaitkan dengan kematian. Menurut Brain Injury Association of

Americaadalah karena terjatuh sebanyak 28%,kecelakaan lalu lintas sebanyak 20%, karena

disebabkan kecelakaan secara umum sebanyak 19%dan kekerasan sebanyak 11% dan akibat

ledakan di medan perang merupakan penyebab utamatrauma kepala. Kecelakaan lalu lintas dan

terjatuh merupakan penyebab rawat inap pasien trauma kepala.Kekerasan adalah penyebab

ketiga rawat inappasien trauma kepala.

IV.2 SARAN

Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran sangat

diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

18