Aprassss FIX

download Aprassss FIX

If you can't read please download the document

Transcript of Aprassss FIX

12ASUHAN KEBIDANAN ANAK PRA_SEKOLAH DENGAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK A UMUR 2 ThDI BPS KASIH BUNDADosen Pembimbing:Wiwik Diana, SSTOleh:Rahmatul Himma(14637)Siti Aisyah(14639)Siti Sulaimah(14641)Wahyu Widya Ningtyas(14648)AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIKTAHUN AJARAN 2014/2015Jl. KH. SyafiI No. 15 Dahanrejo Gresik, Telp/fax (032) 3956222e-mail : [email protected], website : http//www.akbidmandirigresik.co.idDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANLatar Belakang3Rumusan Masalah4Tujuan4BAB II TINJAUAN TEORI2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan APRAS52.2 Teori-teori Perkembangan82.3 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan92.4 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan102.5 Fakto-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang APRAS11Kebutuhan Dasar Anak16Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan17Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah19Konsep DDST (Denver Development Screening Test)19 Skrining Menggunakan KPSP22 TDD (Tes Daya Dengar)24 TDL (Tes Daya Lihat)25 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan26BAB III TINJAUAN KASUS32BAB IV PENUTUPKesimpulan 38Saran38LAMPIRAN39DAFTAR PUSTAKA43BAB IPENDAHULUANLatar BelakangSetiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Screening Test (DDST).Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.Anak pra-sekolah memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Anak Pra-Sekolah dengan Tumbuh Kembang Pada Anak A Umur 2 Tahun Di BPS Kasih Bunda dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney?TujuanTujuan umum Makalah ini bertujuan untuk memberi informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah. Dari mulai tumbuh kembang seperti pada usia balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan yang menentukkan perkembangan anak selanjutnya, pada massa ini pula kita dapat mengetahui perkembangan berbahasa, kreativitas, kesadarn social, maupun kesadaran emosional. Setelah membuat laporan Asuhan Kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat mengerti, memahami serta mampu membuat asuhan kebidanan pada tumbuh kembang bayi maupun balita.Tujuan khusus Mahasiswa dapat membuat asuhan kebidanan pada tumbuh kembang bayi maupun balitaDapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektifDapat mengidentifikasi diagnosa dan masalahDapat mengidentifikasi masalah potensialDapat mengidentifikasi kebutuhan bayi dan balitaDapat membuat rencana tindakan Dapat membuat evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan BAB IITINJAUAN TEORIDefinisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak PrasekolahPengertian Anak PrasekolahAnak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. (Patmonodewo, 1995)Anak Prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. (Supartini, 2004) Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu.(Depkes RI : 2004)Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel sel pada semua sistem organ tubuh. (Vivian nanny, 2010 : 48)Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. (Soetjiingsih, 2005 : 1)Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes, 2007 : 4)Pertumbuhan Anak Pra SekolahPertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik, khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya. (Hidayat, 2009, hlm. 25)Untuk menilai pertumbuhan anak,baik bayi maupun balita dapat diambil ukuran-ukuran antropometrik,antara lain:Berat badanTinggi badan GigiBerikut Penjelasannya:Berat badanPengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam memeriksa anak. Pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk:Menilai keadaan gizi, tumbuh-kembang, dan kesehatan anak.Memantau kesehatan, misalnya penyakit dan pengobatan.Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.Penambahan berat badan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yang biasanya dipertimbangkan sebagai indikasi menigkatnya pertumbuhan anak dan mungkin menjadi indeks terbaik menentukan nutrisi bagi anak..Berat badan anak usia pra sekolah.Di indonesia, anak usia pra sekolah, berat badannya naik setiap tahun dengan 1,5-2 kg. Anak pada masa pra sekolah akan tampak kurus yaitu karena pertumbuhan beberapa organ, jumlah jaringan bertumbuh sedemikian rupa sehingga jumlah jaringan lemak dibawah kulit mengurang.Rumus (formula) berat badan yang digunakan untuk menentukan berat badan adalah: Berat Badan = 8 + 2n kgKeterangan : n = jumlah umur dalam tahunTinggi Badan (TB)Pengukuran tinggi badan berguna untuk menilai status perbaikan gizi, disamping berkaitan dengan faktor genetik.Tinggi Badan (TB) Anak Usia Pra sekolahPertumbuhan panjang/tinggi badan tidak begitu pesat pada periode ini, akan tetapi berkelanjutan (kontinuitas). Pada umur 5 tahun panjangnya sekitar 2 kali panjang pada waktu di lahirkan. Penambahan panjang/tinggi badan ini relatif lenih banyak bila dibandingkan dengan penambahan beratnya, sehingga anak tersebut kelihatannya tinggi (panjang) tetapi kurus. Pertumbuhan badan dapat dikatakan hampir sempurna dan mengkoordinasi fungsinya.Formula (rumus) yang sering di pakai untuk menentukan panjang/tinggi badan anak dari umur 3 tahun adalah:Panjang/Tinggi Badan = 70 + 5n cmKeterangan: N = jumlah umur dalam tahunGigiUntuk pertumbuhan gigi pada anak diperlukan makanan yang mengandung vitamin dan mineral, antara lain : Vitamin D, kalsium dan sumber mineral lainnya.Pertumbuhan gigi pada anak usia pra-sekolahPada akhir periode ini gigi susu mulai rontok dan tumbuh gigi-gigi yang menetap (permanen). Pada masa ini juga mulai timbul masala-masalah karies gigi dan keluhan gigi. Sedangkan waktu erupsi (pertumbuhan) gigi tetap. Dapat dijelaskan sebagai berikut :Tumbuh gigi geraham umur 7 tahun = tumbuh gigi seri tetap pertamaUmur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap keduaUmur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil pertamaUmur 10 tahun = tumbuh gigi geraham kecil kedua Umur 11 tahun = tumbuh gigi taring Umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham besar keduaUmur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar geraham ketigaKonsep Perkembangan Anak Pra SekolahPerkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun, perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting. (Fikriyanti, 2013, hlm.18)Teori-teori PerkembanganTeori Perkembangan kognitif (Jean Piaget) Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti proses yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasional formal (>11 tahun). (Wong, 2008, hlm 118)Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase pra-operasional, fase pra-operasional anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak. (Wong, 2008, hlm 119) Teori Perkembangan Psikososial (Erikson) Menurut Santrock (2011), teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun). (Wong, 2008, hlm 117)Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak mendapat dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak. (Wong, 2008, hlm 118)Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud) Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). (Wong, 2008, hlm 117)Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam tahap phalic, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut. (Wong, 2008, hlm 117) Teori Perkembangan Moral (Kohlberg) Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial). (Wong, 2008, hlm 119)Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterpretasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan. (Wong, 2008, hlm. 120)Ciri-ciri Pertumbuhan dan PerkembanganPerkembangan menimbulkan perubahanPerkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi.Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhanAnak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.Perkembangan memiliki tahap yang berurutanTahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal dan pola proksimodistal. (Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)Prinsip Pertumbuhan dan PerkembanganUntuk memahami anak usia dini lebih mendalam, orang tua, guru maupun pemerhati perlu mempunyai gambaran yang tepat mengenai prinsip-prinsip dan pola perkembangan anak usia dini dan kebutuhankebutuhan seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan sosial, kebutuhan psikologi ini merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan anak usia dini. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi secara memadai akan sangat mempengaruhi keutuhan perkembangan diri anak dimasa remaja dan dewasa. Orang tua, guru dan para pemerhati pendidikan juga harus memahaminya untuk mengetahui dengan mudah kebutuhankebutuhan yang diperlukan anak usia dini, pengetahuan tersebut sangat penting sehingga orang tua dan guru tidak mengharapakan sesuatu yang berlebihan kepada anak.Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan.Prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu.Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Yaitu:Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini, contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meraka menggunakan tubuh bagian bawahnya. Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas (yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh) baru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki. ( Papalia, dkk, 2010, hlm 170)Perkembangan merupakan hal yang komplek. Dapat diprediksi, terjadi dengan polayang konsisten dan kronologis.Perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembanganPerkembangan terjadi melalui konflik dan adptasi, dan aspek yang berbedaberkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari keseimbangan danketidakseimbangan.Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuaiumur kemampuan.Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus perkembangan iniberbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan tugas yang dicapai.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Pra SekolahMenurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam: pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dn tingi daripada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam. (Marni dan Kukuh Raharjo)Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh-kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain:Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti kelainan kromosom (Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial (celah bibir)Jenis kelamin:Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lain.Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun, sedangkan laki-laki mulai umur 12 tahun.Keluarga : banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi dan ada yang pendek.Ras :Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning cenderung lebih pendek dibanding dengan ras kulit putih.Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku Dayak di Kalimantan berkulit putih.Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek dan kecil, sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja). (Anik Maryunani. 2010)Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin, penggunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi : budaya lingkungan, status sosial dan ekonomi keluarga, iklim atau cuaca, nutrisi, olahraga atau latihan fisik, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.Budaya lingkunganBudaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hisup sehat. Pola perilaku ibu hamil diengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibuthkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan di dukun bernak dari pada d tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungn atau berdasrkan lingkungan budaya mayarakat setempat.Status sosial dan ekonomi keluargaAnak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikiain dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunana fasilias kesehatan dan lain-lain dbandingkan dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah. Iklim atau cuacaIklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan dapat menimbulkan banjir sehingga menebabkakn transportasi untuk mendapatkan makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tingga di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.NutrisiNutrisi adalah salah atau komonen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpnuhi maka dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Aspan nutrisi yang berlebihan juga berdaampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terajadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan pada pembulu darah.Penyebab status nutrisi kurang pada anak :Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatifHiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurangAdanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisiStress emosi yang dapat menyebabkan menruunya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak adekuatOlahraga atau latihan fisikManfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulai darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot jaringan sel.Posisi anak dalam keluargaPosisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut di asuh dan dididik dalam keluarga.Status kesehatanStatus kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.Faktor InternalMenurut Anik Maryunani (2010) Faktor internal yang mempengaruhi adalah:Disamping faktor genetik dan lingkungan, faktor internal dalam diri anak berikut ini juga dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, yaitu :Kecerdasan (IQ)Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkanAnak dengan kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus yang tinggiAnak dengan kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.Pengaruh hormonalTerdapat tiga hormon utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu :Hormon Somatotropin (Growth Hormon)Atau hormon pertumbuhan, merupakan hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel, kartilago dan skeletal. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang besar), sementara itu kekurangan hormon ini menyebabkan dwarftisme (kerdil).Hormon TiroidDimana hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mempunyai fungsi menstimulasi metabolisme fungsi tubuh, yaitu metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini (disebut hipotiroidisme) dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental bila berlangsung terlalu lama. Sebaliknya, kelebihan hormon ini (disebut hipertiroidisme) dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular , metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.Hormon Gonadotropin (hormon Seks)Dimana hormon ini terutama mempunyai peranan penting dalam fertilisasi dan reproduksi. Hormon ini menstimulisasi pertumbuhan interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi ovumPengaruh emosiOrang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Orangtua adalah model peran bagi anakJika orang tua memberi contoh perilaku emosional yang baik atau buruk, anak akan belajar untuk meniru perilaku orangtua tersebut.Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya.Kebutuhan Dasar AnakKebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.Papan/ pemukinan yang layak.Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).Sandang.Kesegaran jasmani, rekreasi.Dll.Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.Ciptakan suasana yang penuh kegembiraanPemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh demokrasi dan kecerdasan emosional.KemandirianDorongan dari orang disekelilingnyaMendapat kesempatan dan pengalaman.Menumbuhkan rasa memilikiKepemimpinan dan kerja samaPola pengasuhan keluarga yang terjadi atas : Demokrasi (autoritatif).Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya (child abuse).Permisif (serba boleh).Tidak diperbolehkan.Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan.Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak, seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari orang tua.Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu belum ada hubungan antar sel otak.Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggiStimulasi melalui bermainCara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara, music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencorat-coret atau menggambar.Kapan stimulasi dilakukan ?Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan semakin besar dan lama manfaatnya.Kebutuhan akan stimulasiStimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan non formal. (Vivian nanny, 2010 : 153)Aspek-aspek Pertumbuhan dan PerkembanganAspek Pertumbuhan Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri, pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya retardasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011, hlm 37)Aspek perkembangan Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan. (Santrock, 2011, hlm 210) Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain. (Hidayat, 2009, hlm.25)Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat. (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316)Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya. (Hidayat, 2009, hlm.26) Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengkuti perintah dan berbicara spontan. Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya. (Hidayat, 2009, hlm.26)Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan dan sebagainya. (Hidayat, 2009, hlm.26) Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak. (Hidayat, 2009, hlm. 38)Tahap Perkembangan Anak Pra SekolahMenurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan melompat.Konsep DDST (Denver Development Screening Test)PengertianDDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Depelopmental Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak mulai dari 1-6 tahun, yaitu ;1. Personal Sosial (kepribadian atau tingkah laku sosial)2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)3. Language (bahasa)4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar)(Soetjiningsih, 2005 : 71)Keuntungan DDSTMenilai perkembangan anak sesuai dengan usia.Memantau perkembangan anak usia 1-6 tahun.Monitor anak dengan resiko perkembangan.Menjaring anak terhadap adanya kelainan.Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan atau benar-benar ada kelainan.Alat yang digunakan.Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil-kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dll.Lembar DDST.Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tugas dan cara penilaiannya.Prinsip pelaksanaan DDSTBertahap dan berkelanjutan.Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.Suasana nyaman dan bervariasi.Perhatikan gerakan spontan anak.Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.Sektor perkembangan / parameter yang digunakanPersonal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll.Bahasa (language).Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.Perkembangan motorik kasar.Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. (Vivian nanny, 2010 : 55)Prosedur DDSTLulus (pass)Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.Gagal (failed)Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik.Tidak ada kesempatan (no opportunity)Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.Menolak (refusal).Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)NormalBila tidak ada keterlambatan (delay)Paling banyak 1 cautionLakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.Dicurigai (suspect)Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delayLakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).Tidak teruji Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umurBila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus garis umurUlangi pemeriksaan 1-2 minggu (Vivian nanny, 2010 : 60)Pelaksanaan DDSTMenetapkan umur anak dengan patokan30 hari = 1 bulan12 bulan = 1 tahun15 hari = 1 bulanPerhitungan umur :Missal : tanggal test : 2008 08 28 Tanggal lahir : 2006 06 14 --------------------- 02 02 14Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2 bulan.Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.R tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.Menyimpulkan hasil DDSTNormal / abnormal / questionable / untestable.Skrining Menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus. Cara penggunaan KPSP yaitu : Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab. (Depkes, 2012, hlm 52)Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu atau pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban Ya= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S). Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk Jawaban TIDAK, perlu diperincikan jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan. Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P). Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). (Depkes, 2012, hlm 53)TDD (Tes Daya Dengar)Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih. Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar binatanang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola). Cara melakukan TDD : Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijawab oleh orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. Jawaban YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman atau rujuk bila tidak dapat ditanggulangi. (Depkes, 2012. hlm. 70) Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak (Depkes, 2012. hlm. 70)UMUR LEBIH DARI 3 TAHUNPerhatikan benda-benda disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan nama benda tersebut. Apakah anak dapat menyebut nama benda-benda tersebut dengan benar ?YaTidakSuruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. Suruh anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan : Empat, satu, delapan, atau meniru dengan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan buku atau kertas, ucap empat angka yang berlainan. Apakah anak dapat mengulangi atau meniru ucapan anda dengan menggunakan jari tangannya ? (anda dapat mengulanginya dengan suara yang lebih keras)YaTidakTDL (Tes Daya Lihat)Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart. (Depkes, 2012, hlm 71)Cara melakukan tes daya lihat : Pilih ruangan yang bersih dan nyaman Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart, menghadap ke poster E atau snellen chart . Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk pemeriksa. Pemeriksa memberikan kartu E pada anak, latih anak dalam mengarahkan kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai petunjuk pada poster E atau snellen chart. Lakukan hal ini dengan benar sampai anak dapat mengarah kan kartu E dengan benar.Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris E terkecil yang masih dapat dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara yang sama. Tulis baris E terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah tersediakan: Mata kanan :. Mata kiri :. Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E atau snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. Kemungkinan anak mengalami gengguan daya lihat. Intervensi yang dilakukan bila kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan maka minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya). (Depkes, 2012, hlm 70)Tinjauan Teori Asuhan KebidananMenurut Muslihatun, dkk (2010 : 268-284), langkah-langkah asuhan kebidanan pada tumbuh kembang anak yaitu :PENGKAJIAN DATAData Subyektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang harus dikumpulkan, antara lain :Riwayat kesehatan anak yang penting dan harus dikaji meliputi :Faktor genetik, meliputi kelainan atau gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik.Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, DM, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus.Faktor antenatal, meliputi pernah ANC atau tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi, perkembangan janin terlalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion.Faktor perinatal, meliputi prematur/post matur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, KPD, perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan serta keadaan bayi baru lahir.Riwayat pemberian nutrisi, meliputi pemberian ASI eksklusif, pengganti ASI, makanan pendamping ASI, atau makanan tambahan pada anak.Riwayat alergi, meliputi adanya riwayat alergi makanan, debu dan obat-obatan pada anak.Riwayat imunisasi yang sudah diberikan, meliputi imunisasi dasar dan imunisasi anjuran yang diberikan pada anak.Riwayat uji skrining yang pernah dilakukan.Riwayat kesehatanData Obyektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang harus dikumpulkan anatara lain : Penilaian pertumbuhan anakAda beberapa cara untuk menilai pertumbuhan anak, antara lain :Keadaan umumPenilaian kesadaranPengukuran antropometriPengukuran berat badanPengukuran ini dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang otot, lemak, cairan tubuh, sehingga diketahui status keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Berat badan juga dijadikan dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang diperlukan untuk pengobatan.Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS secara persentil, dengan penilaian sebagai berikut: persentil ke 50-3 adalah normal, dan kurang atau sama dengan tiga masuk kategori abnormal (malnutrisi). Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan, menurut WHO dengan cara presentase dari medium dan penilaiannya adalah sebagai berikut : antara 80-90% malnutrisi sedang, kurang dari 80% malnutrisi akut (wasting).Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan dengan baku NCHS secara persentil, dengan penilaian : persentil ke 75 25 adalah normal, persentil ke 10-5 malnutrisi sedang, kurang dari persentil kelima adalah malnutrisi beratPengukuran panjang badan / tinggi badanPengukuran ini digubakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Pengukuran ini bisa dilakukan dengan sangat mudah. Penilaian tinggi badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS secara presentase dari median dan penilaiannya adalah lebih dari atau sama dengan 90% normal, kurang dari 90% abnormal (malnutrisi kronis)Pengukuran lingkar kepalaPengukuran lingkar kepala dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya retardasi mental, apalagi otak besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan aliran cairan cerebrospinal. Penilaian menggunaan kurve lingkar kepala.Pengukuran lingkar lengan atasPenilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot. Penilaian ini tidak cocok untuk menilai jaringan lemak tubuh, tetapi dapat digunakan untuk menilai status gizi pada anak pre sekolah.Pemeriksaan FisikPenilaian dilakukan dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh, dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak pada pemeriksaan triseps, memeriksa rambut serta gigi gerigi.Kepala: menilai lingkar kepala dan ubun-ubunWajah: menilai kesimetrisan wajah, adakah paralis wajah dan pembengkakan.Mata: menilai visus, keadaan palpebra, kelenjar lakrimalis, duktus nasolakrimalis, sklera, kornea, pupil, lensa dan bola mata.Telinga: menilai telinga bagian luar yaitu bentuk, besar, dan posisi daun telinga, lubang telinga, membran timpani, pembesaran daerah mastoid dan fungsi pendengaran.Hidung: menilai kelainan bentuk, adanya epistaksisMulut: adakah trismus, halitosis, labioskisis, edema, dan peradangan gusi, kelainan pada lidah, ukuran dan adanya tremor lidah, keadaan gigi dan pengeluaran saliva.Leher: menilai tekanan vena jugularis, masa pada leher dan pembesaran kelenjar tyroid.Dada: untuk menilai bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, detormitas penonjolan, pembengkakan, dan kelainan lain.Abdomen: dengan inspeksi bentuk dan ukuran, auskultasi usus dan suara bising, palpasi dinding abdomen, nyeri tekan, pembesaran organ dan perkusi abdomen. Auskultasi didahulukan agar tidak terpengaruhi stimulasi dari luar, antara lain palpasi dan perkusi. Periksa organ hati, ginjal dan lambung. Pemeriksaan dilanjutkan ke organ lain seperti anus dan rektum.Genetalia: Laki-laki perhatikan ukuran dan bentuk penis, testis, kelainan, lubang uretra dan peradangan testis dan skrotum. Perempuan adalah epispadia, tanda seks sekunder dan pengeluaran pervagina.Ekstremitas: periksa tulang, otot, dan sendi, jari tubuh, nyeri tekan, gaya berjalan, dan lain-lain.Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan ini digunakan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan dengan keadaan penyakit, serum protein (albumin dan globulin), hormonal dan lain-lain.Pemeriksaan radiologiPemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh kembang seperti umur tulang apalagi dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.Penilaian perkembangan anakUntuk menilai perkembangan anak, pertama kali adalah melakukan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes skrining perkembangan dengan DDST, dan tes psikologi lain. Selain itu, informasi bisa dilengkapi dengan melakukan tes yang lain seperti, mengevaluasi lingkungan anak, yaitu interaksi anak selama ini, mengevaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa. Pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan neurologis, metabolik dan lain-lain juga bisa dilakukan untuk melengkapi data perkembangan anak. INTERPRETASI DATAMelakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan tumbuh kembang anak berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah I. Acuan untuk mendeteksi beberapa kelainan tumbuh kembang anak antara lain: 10% anak akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 755 anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat masih dalam batas normal, dan 105 anak dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai kemampuannya.IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIALMengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. IDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERAMengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi anak. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUHMerencanakan asuhan yang menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya apa yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap balita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu menunjukkan klien bila ada masalah yang berkaitan dengan sosial, ekonomi. MELAKSANAKAN PERENCANAANPada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilaksanakan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memantau rencanannya benar-benar terlaksana).Bila perlu kolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi. Manajemen yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya, serta peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan.EVALUASIPada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan batasan ideal anak.BAB IIIASUHAN KEBIDANAN ANAK PRA_SEKOLAH DENGAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK A UMUR 2 Th DI BPS KASIH BUNDANo.Register: CM 151212Masuk tanggal: 15 Desember 2012Jam : 11.45 WIBFasilitas kesehatan : BPS Kasih BundaDirawat diruang : Pemeriksaan PENGKAJIANTanggal: 15 Desember 2012Jam:11.45WIBOleh: Bidan A. DATA SUBJEKTIF1. BiodataIdentitas AnakNama: An. AUmur : 2 tahunTanggal Lahir: 19 februari 2010Jenis kelamin: laki-lakiAnak ke: 1 Identitas Orang Tua IbuSuamiNama : Ny. SintaTn. KarnoUmur : 27 tahun30 tahunAgama : Islam IslamSuku / bangsa: Jawa/IndonesiaJawa/IndonesiaPendidikan : SMAS1Pekerjaan : IRTPNSAlamat: Jln. Gajah mada no 15 Depok,sleman2. Alasan kunjungan Ibu datang karena ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya 3.Keluhan UtamaIbu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya4. Riwayat ImunisasiJenis ImunisasiUmurTanggal PemberianTempat PemberianDiberikan OlehBCG1 bulan20 maret 2010Rumah bidanBidanHepatitis B0 hari2 bulan3 bulanI : 19 februari 2010II : 22 april 2010III : 23 mei 2010Rumah bidanBidanPolio0 hari2 bulan3 bulan4 bulanI : 19 februari 2010II : 22 april 2010III : 23 mei 2010IV : 22 juni 2010Rumah bidanBidanDPT2 bulan3 bulan9 bulanI : 22 april 2010II : 23 mei 2010III : 22 oktober 2010Rumah bidanBidanCampak9 bulan22 oktober 2010Rumah bidanBidan5. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, menurun, menahun.6. Riwayat penyakit anakIbu mengatakan anaknya tidak sedang menderita penyakit 7. Kebutuhan sehari-haria. Pola nutrisi MakanMinumFrekuensi: 3x/hari10x/hariMacam: nasi, sayur, laukair putih dan susuJumlah:1 porsi10 gelasPantangan:tidak adatidak adaKeluhan: tidak adatidak adab. Pola EliminasiBAKBABFrekuensi: 7x/hari2x/hari Warna:kuning jernihkuning Bau:khas urinkhas fesesKonsistensi: cairlunakKeluhan:tidak adatidak adac. Pola IstirahatSiangMalamFrekuensi : 2 jam/hari10 jam/hariKeluhan : tidak adatidak adad. Personal hygineMandi : 2x/hariGosok gigi: 2x/hariKeramas: 1x/hari8. AktifitasIbu mengatakan aktifitas anaknya sehari-hari adalah bermain dengan teman sebayanya B. DATA OBYEKTIFTanggal:15 Desember 2012Jam:12.00 WIBOleh:bidan 1.Pemeriksaan umuma. Keadaan umum: baik Kesadaran: composmentisb.AntropometriLingkar Kepala: 48 cmPanjang Badan: 85 cm Berat Badan:10,5 kgLingkar Dada: 54 cm c.Tanda-tanda VitalNadi: 90x/menit Pernapasan:22x/menit Suhu:36,5 C2.Pemeriksaan Fisik a.Kepala: messocephalusRambut: lurus dan berwarna hitam Bentuk: oval Odema: tidak adab.Mata Bentuk mata : simetris Sekret : tidak adaKeadaan : bersihc.Hidung Pernafasan cuping hidung: tidak adaKeadaan : normal Lubang hidung : simetrisd. Mulut Bentuk : normal Gusi : merah mudaKeadaan : bersihe.Telinga Kesimetrisan : simetrisKeadaan :bersih Berlubang: ya f. Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening dan pembesaran vena jugularisg.Dada Denyut jantung: 90 x/menitPernafasan : normal (22 x/menit)Retraksi : tidak adah.Abdomen Bentuk: simetrisDinding perut: tebali.Genetalia Jenis kelamin :laki-lakij.Anus Keadaan: bersihHemoroid : tidak adaTulang belakang: normalk.EkstremitasAtasJari tangan : lengkapPosisi dan bentuk :normalPergerakan : aktifBawahJari kaki :lengkapPosisi dan bentuk:normalPergerakan: aktifReflek Patella : positif3.Pemeriksaan khusus a. Pertumbuhan Status gizi pasien baik, pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan grafik KMSb. PerkembanganPersonal/sosial: menyikat gigiMotorik halus: menumpuk 4 mainanMotorik kasar : menendang bola dan melompat Bahasa : menunjukkan gambarII.INTERPRESTASI DATA 1. Diagnosa kebidanan An. A umur 2 tahun dengan tumbuh kembang normalDS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang berumur 2 tahunDO : KU anak baik S:36,40CN: 90X/menit R: 22X/menitTB : 10,5 kgPB : 85 cm2. Masalah Tidak adaIII. DIAGNOSA POTENSIAL Tidak adaIV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA Tidak adaV. PERENCANAAN1. Lakukan pemeriksaan pada anak2. Lakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anak 3. Beritahu ibu hasil pemeriksaan tumbuh kembang 4. Anjurkan ibu untuk memantau tumbuh kembang anaknya 5. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang cukup 6. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7. Lakukan pendokumentasianVI. PELAKSANAAN Melakukan pemeriksaan TTV (S:36,40C N: 90X/menit R: 22X/menit), pemeriksaan fisik (BB:10,5 kg TB: 85cm LK: 54 cm),dan pemeriksaan khusus (pertumbuhan dan perkembangan).Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan lembar DDST.Memberitahu ibu tentang pemeriksaan tumbuh kembang anaknya normal, yaitu anaknya dapat menendang bola, menumpuk 2-4 mainan , melepas pakaian sendiri. Menganjurkan ibu untuk memantau pertumbuhan (berat badan dan tinggi badan) dan perkembangan (motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial) anaknya agar ibu mengetahui perubahan yang terjadi pada anaknya.Menganjurkan ibu untuk memberi makanan yang sehat dan bergizi (gizi seimbang)seperti bubur sayur, ikan, buah-buahan, dan susu yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anaknya. Memberitahu ibu kunjungan ulang 5 bulan lagi atau anak ada keluhan .Melakukan pendokumentasian.VII. EVALUASI Ibu senang mendengar keadaaan anaknya sehat dan normalSudah dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan DDST.Ibu mengerti pertumbuhan dan perkembangan anaknya normal .Ibu bersedia memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya.Ibu bersedia memberi nutrisi yang sehat dan bergizi.Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 5 bulan kemudian dan bila anaknya ada keluhan.BAB IVPENUTUPKesimpulanProses tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan parameter baku perkembangan anak. SaranBagi petugas kesehata khususnya bidan harus mampu bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita. Agar bayi, balita dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana semestinyaLAMPIRANTabel 1. KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 67).Tabel 2. KPSP Pada anak umur 66 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 68).Tabel 3. KPSP Pada Anak Umur 72 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 69).Gambar 4. Poster E atau Snellen Chart (Depkes, 2012)DAFTAR PUSTAKAAziz AlimunHidayat, 2009. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: Salemba MedikaDewi,Vivian NannyLia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta. Trans Info Media.Patmonodewo, Soemiatri. 1995. Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta: Depdikbud, Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.Wong, Donna L., dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1, Jakarta: EGC.YupiSupartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.