Laporan Praktikum Biokimia Blok Digestive Fix Amilase Darah Fix

download Laporan Praktikum Biokimia Blok Digestive Fix Amilase Darah Fix

of 21

description

mekanisme amilase

Transcript of Laporan Praktikum Biokimia Blok Digestive Fix Amilase Darah Fix

Laporan Praktikum Biokimia Blok DigestivePENENTUAN AKTIVITAS ENZIM AMILASE DARAH

Disusun Oleh :

Gizza Dandy PradanaG1A00900

Fikry ArdiansyahG1A00900

Suci NuryantiG1A009067

Arfin PamungkasG1A00900

Mey

Raditya

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN dan ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERANPURWOKERTO

2011LEMBAR PENGESAHAN

Oleh :

Disusun untuk persyaratan nilai praktikum biokimia pada Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto

Disetujui dan disahkan

Pada tanggal ... Juni 2011Asisten,

Yuditya cahya C LBAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL PRAKTIKUM

Penentuan Aktivitas Enzim Amilase Darah

B. TANGGAL PRAKTIKUM

Sabtu, 25 Juni 2011C. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengukur kadar enzim amilase dalam darah.

2. Menjelaskan nilai normal enzim amilase dalam darah serta nilai patologis dari hasil praktikum.

3. Melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang ditandai oleh hasil aktivitas abnormal (patologis) melalui bantuan hasil praktikum yang dilakukan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Dasar Teori1. Mekanisme Pembentukan Enzim Amilase Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain (sari, 2007).

Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amylase yang terdapat dalam saliva adalah -amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosidat. Amylase akan segera terinakktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan (Ascalbiass, 2011).2. Mekanisme Kerja Enzim AmilaseEnzim adalah biomolekul berupa proteinyang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatureaksi kimia organik. molekul awal yang disebutsubstrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebutpromoter. Semua proses biologissel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arahlintasan metabolisme yang ditentukan olehhormonsebagai promoter (Poedjiadi,2005).Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawaintermediet melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkanenergy aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama (Poedjiadi,2005).Ada tiga cara enzim bekerja sebagai katalis. Cara-cara tersebut, diantaranya:a. Mekanisme reaksi

Pada reaksi kimia, enzim akan mengubah substrat menjadi sebuah produk. Pada reaksi enzim sebagai katalis, substrat berikatan dengan enzim yang aktif menjadi bentuk kompleks substrat-enzim, kemudian substrat diubah ke dalam bentuk yang lebih kecil. Sebagai contoh, pada enzim amilase substratnya yaitu polisakarida akan diubah menjadi maltosa dan oligosakarida. (Anonim, 2007).b. Molecule Geometry

Molekul substrat secara tiba-tiba berikatan dengan daerah aktif molekul enzim seperti kunci masuk ke dalam gemboknya (kenyataannya disebut dengan mekanisme lock and key) (Anonim, 2007).c. Energy Change

Enzim akan bekerja sesuai dengan reaksi kimianya tetapi dengan substrat yang akan diproduksi dengan energi yang sekecil-kecilnya akan dihasilkan produk yang sebesar-besarnya (Anonim, 2007).3. Fungsi Enzim Amilase

Enzim memiliki berbagai macam fungsi di dalam tubuh dimana enzim sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa fisiologik, enzim memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan makanan untuk memasok energi serta unsur-unsur kimia pembangun tubuh, perakitan pembangun tubuh tersebut menjadi protein, membran sel serta DNA yang mengkodekan informasi genetik, dan akhirnya menggunakan energi tersebut untuk menggerakkan sel. Semua ini dimungkinkan dengan adanya kerja enzim-enzim yang dikoordinasikan secara cermat. Air liur mengandung enzim amilase, yang dihasilkan oleh kelenjar parotid sebanyak 80%, sedangkan sisanya dihasilkan oleh kelenjar submandibular. Protein yang terkandung di dalam air liur 40% di antaranya mengandung enzim ini. Enzim amilase berfungsi untuk merubah polisakarida menjadi disakarida. Enzim ini dapat digunakan sebagai indikator normal atau tidaknya kerja dari kelenjar air liur seseorang dalam menghasilkan sekretnya (Murray, 2003).Amilase menyerang pati dan glikogen : kerja getah pancreas dalam memecah molekul pati disebabkan oleh -amilase pancreas. Kerja enzim ini serupa dengan kerja amylase salivarius, yaitu menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltosa, maltotriosa (tiga residu -glukosa yang dihubungkan dengan ikatan -1(4)dan campuran senyawa oligosakarida bercabang (1(6) (-limit dekstrin), oligosakarida tak bercabang serta glukosa (Murray, 2003).4. Organ-organ Penghasil Enzim Amilase1. Kelenjar Saliva

Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis yang terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula, kelenjar submandibularis yang terletak dibagian bawah korpus mandibula dan kelenjar sublingualis yang terletak dibawah lidah. Selain itu terdapat juga kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar labial, kelenjar bukal, kelenjar Bladin-Nuhn, kelenjar Von Ebner dan kelenjar Weber (Hold dan Boer, 2006)a. Kelenjar Saliva Mayor

Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak di anterior dari aurikel telinga dimana posisinya antara kulit dan otot masseter. Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas. Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Saluran keluar utama disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari epitel berlapis semua (Hold dan Boer, 2006)Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak dan mempunyai saluran keluar (duktus ekskretoris) yaitu duktus Whartoni yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat (Hold dan Boer, 2006)Kelenjar sublingualis mempunyai banyak duktus yang menyalurkan ke dalam rongga mulut. Duktus kelenjar ini disebut duktus Rivinus. Duktus ini terletak berdekatan dengan papilla dari duktus kelenjar submandibular (Hold dan Boer, 2006)b. Kelenjar Saliva Minor

Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus. Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus. Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah. Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) dan Kelenjar Weber terletak pada pangkal lidah. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior (Hold dan Boer, 2006).2. Pankreas

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari dua komponen-sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat. Enzim-enzim pancreas secara aktif disekresi oleh sel asinus. Seperti pepsinogen, enzim pancreas disintesis oleh reticulum endoplasma dan komples golgi sel asinus, dan kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pancreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan. Salah satunya adalah amylase pancreas. Amylase pancreas berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amylase disekresikan melalui getah pancreas dalam bentuk aktif karena amylase tidak membahayakan sel-sel sekretorik (Lauralee, 2001). Secara umum amilase diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :a. amilaseNama lainnya adalah 1,4--D-glucan glucanohydrolase atau glycogenase. Pada manusia dihasilkan di kelenjar parotis dan pakcreas. Selain pada manusia, enzim ini ditemukan di tumbuhan (barley), jamur (ascomycetes and basidiomycetes) dan bakteri (Bacillus). amilase bekerja memotong rantai karbohidrat secara acak, untuk membuatnya menjadi maltosa, melalui hasil antara berupa dekstrin (Anonim, 2010).b. amilaseNama lainnya adalah 1,4--D-glucan maltohydrolase; glycogenase; saccharogen amylase. Merupakan bentuk lain dari amylase, dan disintesis oleh bakteri, fungi dan tumbuhan. amilase, bekerja mengkatalisis hidrolisis dari ikatan -1,4 glycosidic yang ke dua. Memecah dua glukosa unit (maltose). Hewan tidak menghasilkan -amylase, meskipun amilase dapat dikandung oleh mikroorganisme yang ada dalam saluran pencernaan (Anonim, 2010).

c. amilaseNama lainnya adalah Glucan 1,4--glucosidase; amyloglucosidase; Exo-1,4--glucosidase; glucoamylase; lysosomal -glucosidase dan 1,4--D-glucan glucohydrolase. Untuk memotong rantai terakhir (1-4)glycosidicid. Enzim ini bekerja optimal pada suasana asam, berkisar pH 3 (Anonim, 2010). 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan Amilase darah

A. Faktor yang meningkatkan1. Metabolisme enzim pankreas.2. Peningkatan glukoneogenesis.3. Peningkatan hormon Insulin dan glucagon4. Metabolisme aerob5. Metabolisme karbohidrat6. MoodB. Faktor yang menurunkan1. Epinefrin dan norepinefrin karena dapat mempengaruhu pelepasan insulin.2. Menurunya produksi hormon insulin oleh pankreas.3. Metabolisme anaerob.4. Penurunan metabolisme hormon-hormon yang dihasilkan pulau langerhans (sari, 2007).BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Spuit 3cc

2. Torniquet 1 buah

3. Vacum Med

4. Rak Tabung reaksi 1 buah

5. Mikropipet 10-100 l 1 buah

6. Mikropipet 100-1000 l 1 buah

7. Blue tip 1 buah

8. Yellow tip 1 buah

9. Kuvet 1 buah

10. Spektrofotometer

11. Sentrifugator

Bahan

1. Working reagen 1 cc

2. Serum Darah 20 l

3. Alkohol 70%B. CARA KERJA1. Persiapan sampel:a. Darah diambil menggunakan spuit kira-kira sebanyak 3cc.

b. Darah dimasukkan ke dalam tabung yang sudah dicampur dengan EDTA dan disentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya untuk sampel.

2. 1 cc working reagen dimasukkan ke dalam kuvet

3. Dimasukkan 20ul serum ke dalam kuvet hingga tercampur

4. Kadar enzim amylase dibaca dengan spektrofotometerC. NILAI NORMALNilai normal amilase darah adalah 500 mL/hari). Adanya nekrosis, pseudokista atau abses juga berperan dalam beratnya pankreatitis (Robin kumar, 2007)Pankreatitis dapat merupakan episode tunggal atau berulang. Tergantung beratnya peradangan dan luasnya nekrosis parenkim, dibedakan menjadi:a. Pankreatitis Akut Interstisial adalah terdapat nekrosis lemak di tepi pankreas dan edema interstisial; biasanya ringan dan self limited

b. Pankreatits Akut Nekrosis. Bisa setempat atau difus, terdapat korelasi antara derajat nekrosis pankreas dan beratnya serangan serta manifestasi sistemik.

Faktor yang menentukan beratnya pankreatitis akut sebagian masih belum diketahui. Pada 80% kasus pankreatitis akut, jaringan yang meradang masih hidup (pankreatitis interstisial), sisanya 20% mengalami nekrosis pankreas atau nekrosis peripankreas yang merupakan komplikasi berat dan mengancam jiwa. Nekrosis peripankreas diduga akibat aktivitas lipase pankreas pada jaringan lemak peripankreas; sedang penyebab nekrosis pankreas adalah multifaktor (kerusakan mikrosirkulasi dan efek langsung enzim pankreas pada parenkim pankreas) (Robin kumar, 2007)

Pada pankreatitis interstisial dapat menunjukkan toksisitas sistemik yang jelas (gagal napas), umumnya self limited bila tidak terdapat nekrosis pankreas. Bila terdapat nekrosis pankreas, kerusakan bersifat permanen, karena adanya enzim pankreas, toksin, dan timbulnya infeksi sekunder (Robin kumar, 2007)

Pada pankreatitis berat, enzim pankreas, bahan vasoaktif dan toksik keluar dari saluran pankreas dan masuk ke dalam ruang pararenal anterior, pararenal posterior, lesser sac, dan peritoneum. Bahan ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang bisa menimbulkan penyulit seperti kehilangan cairan berprotein, hipovolemia, dan hipotensi. Bahan tersebut masuk melalui sirkulasi umum (jalur getah bening retroperitoneal dan jalur vena) mengakibatkan penyulit sistemik (gagal napas, gagal ginjal, dan kolaps kardiovaskular) (Robin kumar, 2007).BAB V

KESIMPULAN

1. Pemeriksaan aktivitas enzyme amylase darah bertujuan untuk mengukur kadar enzim amilase dalam darah, mengetahui diagnosa dini penyakit apa saja yang ditandai oleh hasil aktivitas abnormal (patologis) melalui bantuan hasil praktikum yang dilakukan.2. Kadar enzim amilase dalam darah probandus adalah 34, 733 U/L.3. Kadar enzim amilase dalam darah probandus dikatakan normal karena nilai normal dari enzim amilase darah adalah < 100 U/L.

4. Aplikasi klinis dari peningkatan kadar enzim amilase adalah:

a. kanker pankreas.

b. Pankreatitis akut.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Amylase: Classification. Diunduh dari: http://www.servinghistory.com/topics/amylase::sub::Classification pada 25 Juni 2011Asscalbiass. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Kedokteran Blok Digetive. Purwokerto. FK UNSOEDDirektorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatn RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004Hidalgo, Manuel. 2010. Pancreatic Cancer. Diunduh dar http://content.nejm.org/cgi/content/full/362/17/1605 pada 25 Juni 2011Hold.K.M, Boer.D, Zuidema.J. 2006 Saliva as an Analytical Tool In Toxicology. International Journal of Drug Testing; 1-35. Indah, mutiara sari. 2007. Reaksi-reaksi biokima sebagai sumber glukosa darah. fakultas kedokeran USU. Joyce, LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Jakarta : EGC.Kumar V., Cotran R. S., Robbins S. L. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC.Padmomartono, F Soemanto. 2007. Tumor Pankreas. Dalam: Buku Ajar penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: FKUI.Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC.Poedjiadi, Anna. 2005.dasar-dasar biokimia. Bandung: universitas indonesia.Sherwood, Lauralee. 2001. Dalam : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2.Sistem Pencernaan. Jakarta : EGC.Murray, Robert K, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3 cc darah + EDTA

Sentrifuge

4000 rpm 10 mnt

Reagen amilase 1000 l tetesi 20 l plasma

plasma

spektrofotometer

1