86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

23
LAPORAN MINGGUAN KIMIA FISIK 2 No. / Judul Percobaan : Kinematika Adsorpsi Tanggal Percobaan : 16 Maret 2012 Disusun Oleh : Nama : Eunike Lois Palapessy NIM : 1007035007 Kelompok : 5 A Asisten : Ahmad Maulana NIM : 0907035028 LABORATORIUM KIMIA ANALITIK, ANORGANIK DAN FISIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2012

Transcript of 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Page 1: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

LAPORAN MINGGUAN

KIMIA FISIK 2

No. / Judul Percobaan : Kinematika Adsorpsi

Tanggal Percobaan : 16 Maret 2012

Disusun Oleh :

Nama : Eunike Lois Palapessy

NIM : 1007035007

Kelompok : 5 A

Asisten : Ahmad Maulana

NIM : 0907035028

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK, ANORGANIK DAN FISIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2012

Page 2: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.

Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering;

makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan ; kulit (bule) lebih cepat

menjadi gelap pada musim panas daripada dalam musim dingin. Ini merupakan

tiga contoh lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka

menurut kondisi reaksi. Yang lebih mendasar daripada sekedar laju reaksi adalah

bagaimana perubahan kimia berlangsung.

Proses pada permukaan menentukan kebanyakan aspek kehidupan sehari-

hari, termasuk kehidupan itu sendiri. Bahkan jika kita membatasi perhatian kita

pada permukaan padat saja, pentingnya proses itu hampir tidak berkurang.

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi

digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu. Misalnya

karbon aktif dapat menyerap molekul-molekul asam asetat dalam larutannya.

Pada praktikum “Kinetika Adsorpsi” kali ini, kami menggunakan zeolit

sebagai adsorben, yang akan menyerap molekul-molekul asam asetat dalam

larutan pada varisi waktu yang telah ditentukan.

Yang melatarbelakangi praktikum “Kinetika Adsorpsi” ini adalah agar

praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika adsorpsi,

Menentukan nilai k pada orde reaksi satu, orde reaksi dua, dan orde reaksi tiga,

serta dapat mengetahui pengaruh waktu terhadap adsorpsi.

1.2. Tujuan

- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika adsorpsi

- Menentukan nilai k pada orde reaksi satu, orde reaksi dua, dan orde

reaksi tiga secara praktek

- Mengetahui pengaruh waktu terhadap adsorpsi secara praktek

Page 3: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

1.3. Prinsip

Praktikum “Kinetika Adsorpsi” ini berprinsipkan pada pengaruh variasi

waktu pengadukan selama 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 40 menit terhadap

campuran zeolit dan asam asetat apakah menyebabkan perubahan konsentrasi

pada asam asetatnya setelah diadsorpsi, dimana zeolit sebagai adsorben akan

menyerap molekul-molekul asam asetat, yang menjadi adsorbatnya yaitu zat

yang akan diserap oleh adsorben. Dalam hal ini, konsentrasi asam asetat setelah

diadsorpsi didapatkan setelah dititrasi dengan larutan NaOH, asam asetat

sebelumnya ditambahi beberapa tetes indikator pp sehingga titik akhir titrasi

ditandai oleh perubahan warna larutan menjadi merah lembayung.

Page 4: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.

Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering;

makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh

lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut

kondisi reaksi. Yang lebih mendasar daripada sekedar laju reaksi adalah

bagaimana perubahan kimia berlangsung.

Adsorpsi . Banyak zat padat yang bertindak sebagai katalis, dapat

mengikat cukup banyak kuantitas gas dalam cairan pada permukaan mereka

berdasarkan adsorpsi. Nikel yang bubuk halus dan platinum dikenal dengan

kemampuannya mengadsorpsi sejumlah besar anekaragam gas. Molekul yang

teradsorpsi seringkali lebih aktif daripada molekul yang tak teradsorpsi. Dalam

beberapa hal naiknya kereaktifan ini dapat disebabakan oleh naiknya konsentrasi

molekul yang teradsorpsi; mereka berjejalan pada permukaan zat padat itu,

sedangkan dalam keadaan gas mereka terpisah jauh satu sama lain.

( Keenan, dkk. 1984 )

Proses pada permukaan menentukan kebanyakan aspek kehidupan sehari-

hari, termasuk kehidupan itu sendiri. Proses pada permukaan padat, menentukan

kelangsungan hidup industri, baik yang konstruktif, seperti dalam katalisis,

maupun yang destruktif seperti dalam korosi.

Akumulasi partikel pada permukaan, disebut absorpsi. Zat yang

mengabsorpsi disebut absorbat dan material yang dibawahnya merupakan

adsorben atau substrat. Kebalikan dari absorpsi adalah desorpsi.

Molekul dan atom dapat menempel pada permukaaan dengan dua cara.

Dalam fisisorpsi (kependekan dari “adsorpsi fisika”), terdapat antaraksi van Der

Waals (contohnya dispersi atau antaraksi dipolar) antara absorpat dan substrat.

Dalam kimisorpsi (kependekan sari “adsorpsi kimia”), partikel melekat

pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan

Page 5: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan

substrat. Entalpi kimisorpsi jauh lebih besar daripada unutk fisisorpsi, dan nilai

khasnya adalah sekitar -200kJ mol-1

. Molekul yang terkimisorpsi, dapat terpisah

karena tuntutan valensi atom permukaan yang tidaak terpenuhi. Adanya fragmen

molekul pada permukaan, sebagai hasil kimisorpsi, merupakan salah satu alasan

mengapa permukaan mengkatalisa reaksi.

Laju tertutupnya permukaan oleh absorpat, bergantung pada kemampuan

substrat untuk menghamburkan energi partikel datang sebagai gerakan termal,

saat partikel itu menabrak permukaan. Jika energi itu tidak dihamburkan dengan

cepat, partikel itu bermigrasi di atas permukaan, sampai sebuah vibrasi

mengeluarkannnya ke dalam gas pelapis, atau partikel itu mencapai tepian.

Perbandingan antara tabrakan dengan permukaan yang menghasilkan absorpsi

disebut peluang melekat s :

Penyebutnya dapat dihitung dari teori kinetika, dengan pembilangnya

dapat diukur dengan mengamati laju perubahan tekanan.

(Atkins, P.W. 1996)

Dalam struktur silikat dan borat jenis kation atau bahkan muatannya relatif

tidak penting, selama muatan positif total setara dengan muatan negatif total. Pada

struktur pyroxene yang dijumpai dalam banyak mineral, bisa didapatkan MgSiO3,

CaMg(SiO3)2, dan sebagainya. Kation terletak di anatara rantai, sehingga

identitasnya yang khas tidak begitu berperan dalam struktur, sejauh muatan positif

yang diperlukan memang tersedia.Begitu pula dalam hal anion lembaran, kation

berada di antara lembaran. Zat semacam itu diharapkan dapat mudah dibelah;

mica menunjukkan sifart tersebut karena merupakan silikat lembaran.

Jika keempat atom oksigen pada setiap tetrahedron SiO4 digunakan

bersama, terjadilah struktur silika – SiO2. Namun bila beberapa ion Si4+

diganti

oleh Al3+

, maka rangka harus bermuatan negatif, dan ion lawan yang positif harus

didistribusikan ke dalamnya.

Page 6: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Mineral rangka semacam itu adalah alumininasilikat. Ini merupakan

mineral silikat alam yang paling beragam, banyak didapatkan, dan sangat

bermanfaat. Banyak aluminasilikat sintetik dapat dibuat, beberapa diproduksi

secara industri untuk digunakan sebagai penukar ion (bila basah) dan sebagai

penapis molekul (bila kering).

Di antara aluminasilikat yang paling penting adalah zeolit. Ciri-cirinya

yang utama adalah kerangaka [(Al,Si)O2]n yang selalu terbuka. Komposisinya

selalu dengan tipe Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y] z H2O dimana n adalah muatan kation

logam , Mn+

, yang selalu Na+, K

+, atau Ca

2+, dan z adalah jumlah mol air hidrasi

yang sangat beragam. Keterbukaan struktur ini dihasilkan dalam pembentukan

saluran dan rongga dengan ukuran garis tengah yang berbeda-beda meranah dari 2

sampai 11 . Molekul dengan ukuran yang tepat dapat terperangkap dalam

lubang, dan sifat inilah yang memungkinkan penggunaanya sebagai adsorben

yang selektif. Zeolit dinamakan juga “penapis molekul”, digunakan juga sebagai

pendukung logam-logam yang kompleks atau logam kompleks yang dipakai

dalam reaksi katalis heterogen. Zeolit yang dipakai, terutama sintetis. Misalnya,

kristalisasi lambat dari gel natrium aluminasilikat pada , kondisi yang diawasi

dengan cermat dan komposisi yang tepat menghasilkan senyawaan kristal

Na12[(AlO2)12(SiO2)12] 27 H2O. Bentuk terhidrat ini dapat dipakai sebagai nukar

kation dalam larutan basa.

Dalam hidrat, semua rongga mengandung molekul air, dalam keadaan

anhidrat yang diperoleh dengan pemanasan dalam vakum sampai kira-kira 350o,

rongga yang terisi oleh molekul lain yang bersentuhan dengan zeolit,

menghasilkan suatu molekul yang dapat menekan melalui celah yang

menghubungkan rongga-rongga. Molekul-molekul dalam rongga-rongga.

Molekul-molekul dalam rongga kemudian cenderung untuk bertahan disana

dengan gaya tarik elektrostatis dan gaya van der Waals. Jadi, zeolit dapat

menahan dan menahan secara kuat molekul-molekul yang tepat cukup kecil untuk

masuk ke dalam rongga. Zeolit tidak akan memnyerap molekul-molekul yang

terlalu besar untuk masuk ke dalam rongga, dan tidak menyerap molekul-molekul

lemah yang sangat kecil atau atom-atom yang dapat masuk tapi mudah akan

Page 7: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

terlepas kembali. Misalnya, hidrogen karbon berantai lurus dapat diserap, tapi

yang berantai cabang dan aromatis tidak.

(Cotton, F.Albert & Wilkinson, Geoffrey. 1989)

Adsorpsi suatu zat pada permukaan adsorben bergantung pada beberapa

faktor dan memiliki pola isoterm adsorpsi tertentu. Untuk proses adsorpsi yang

terjadi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada : (1) jenis

adsorben, (2) jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi, (3) luas permukaan

adsorben, (4) konsentrasi zat terlarut, dan (5) temperatur. Terdapat tiga pola

isoterm adsorpsi, yaitu isoterm adsorpsi Freundlich, Lamngmuir, dan BET

(Brunauer, Emmet dan Teller). Adsorpsi molekul atau ion pada permukaan

padatan umumnya terbatas pada lapisan satu molekul (monolayer). Dengan

demikian adsorpsi tersebut biasanya mengikuti persamaan adsorpsi Freundlich

dan atau Langmuir. Menurut hasil penelitian Rumiati (2007), adsorpsi ion Cr3+

oleh abu sekam padi varietas IR 64 mengikuti pola isoterm adsorpsi Langmuir.

Menurut Fatria (2006), adsorpsi ion Cr3+

oleh serbuk gergaji kayu kamper juga

sesuai dengan pola isoterm adsorpsi Langmuir. Menurut Mawardi (2000),

adsorpsi ion Pb2+

oleh dedak padi sesuai dengan pola isoterm adsorpsi Langmuir.

Menurut Redhana (1994), adsorpsi amoniak dalam larutan air oleh karbon aktif

sesuai dengan pola isoterm adsorpsi Freundlich dan Langmuir.

(I Nyoman Suardana, et all. 2008)

Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh

adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena

adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul

pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam,

karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini

menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda

dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens

sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya

(Sukardjo, 1990).

Page 8: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

Buret

Labu Erlemenyer

Labu Ukur

Corong kaca

Gelas Beker

Pipet Tetes

Stopwatch

Spatula

Neraca Analitis

Termal shaker

Tiang statip

Klem

3.1.2. Bahan

Kertas saring

Tissue

Aquades

Zeolit

Indikator pp

Larutan CH3COOH

Larutan NaOH

3.2. Prosedur Percobaan

Ditimbang 10 gram Zeolit & dimasukkan ke dalam beaker glass

Page 9: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Di tambahkan 20 ml asam asetat ke dalam beaker glass

Dikocok beaker glass selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40

menit

Disaring masing-masing filtrat & diukur volumenya untuk yang 10

menit, 20 menit, 30 menit dan 40 menit

Dimasukkan ke dalam labu Erlemenyer, filtrat yang telah

didapatkan , masing-masing ditambahkan indikator pp

Dititrasi filtrat yang telah di dapatkan dengana NaOH 0,5 M

Page 10: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Pengamatan

t [CH3COOH]0

V

CH3COOHS

[CH3COOH]S [NaOH] V NaOH

10 0,5 17 0,52 0,5 17,8

20 0,5 16 0,48 0,5 15,2

30 0,5 16 0,50 0,5 16,1

40 0,5 16 0,52 0,5 16,5

t In [CH3COOH]

10 -0,654 1,923 3,698

20 -0,734 2,083 4,34

30 -0,693 2 4

40 -0,654 1,923 3,698

4.2. Reaksi

4.2.1. CH3COOH + NaOH

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

4.2.2. Indikator PP + NaOH

OH

C

OH

C

O

O

ONa

C

COONa

O

+ NaOH + H2O

Page 11: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

4.2.3. Indikator PP + CH3COOH

OH OH

C

C

O

O

+ CH3COOH

4.3. Perhitungan

4.3.1. Konsentrasi [CH3COOH] setelah dititrasi

- t = 10 menit

17mL . M1 = 0,5 M . 17,8 mL

M1 = 0,52 mL

- t = 20 menit

16mL . V1 = 0,5 M . 15,2 mL

V1 = 0,48 mL

- t = 30 menit

16mL . V1 = 0,5 M . 16,1 mL

V1 = 0,50 mL

- t = 40 menit

16mL . V1 = 0,5 M . 16,5 mL

V1 = 0,52 mL

Page 12: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

4.3.2. Penentuan nilai k secara teori

4.3.2.1.Orde Satu

In C = -kt + In Co Co = 0,5 M

k =

In Co = - 0,693

- t = 10 menit

In C = -kt + In Co

k =

k =

k =

k =

k = 0,1347

- t = 20 menit

In C = -kt + In Co

k =

k =

k =

k =

k = 0,07135

- t = 30 menit

In C = -kt + In Co

k =

k =

k =

Page 13: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

k =

k = 0,0693

- t = 40 menit

In C = -kt + In Co

k =

k =

k =

k =

k = 0,033675

4.3.2.2.Orde Dua

C0 = 0,5 M

- t = 10 menit

k

k = - 0,0077

Page 14: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

- t = 20 menit

k

k = 0,0415

- t = 30 menit

k

k = 0

- t = 40 menit

k

k = - 0,001925

Page 15: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

4.3.2.3.Orde Tiga

Co = 0,5

=

- t = 10 menit

=

=

k = 0,0151

- t = 20 menit

=

=

k = 0,00850695

Page 16: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

- t = 30 menit

=

=

k = 0

- t = 40 menit

=

=

k = 0,003775

4.3.3. Penentuan nilai k secara praktek

4.3.3.1.Orde Satu

y = ax + b

k = a

y = 0,0004x - 0,694

k = 0,0004

Page 17: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

4.3.3.2.Orde Dua

y = ax + b

k = a

y = -0,0008x + 2,003

k = -0,0008

4.3.3.3.Orde Tiga

y = ax + b

k = a

y = -0,0034x + 4,019

k = -0,0034

4.4. Grafik

4.4.1. Orde 1

y = 0.0004x - 0.694 R² = 0.0192

-0.74

-0.72

-0.7

-0.68

-0.66

-0.64

0 10 20 30 40 50In C

t

Orde 1

Series1

Linear (Series1)

Page 18: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

4.4.2. Orde 2

4.4.3. Orde 3

4.5. Pembahasan

Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.

Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Absorpsi adalah

penyerapan suatu zat dari dalam zat tersebut. Desorpsi adalah pelepasan kembali

molekul-molekul yang telah diserap oleh suatu zat. Adsorben adalah substansi

yang bertindak sebagai penyerap molekul tertentu pada substansi lain. Adsorbat

adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari zat lain.

y = -0.0008x + 2.003 R² = 0.0197

1.9

1.95

2

2.05

2.1

0 10 20 30 40 50

t

Orde 2

Series1

Linear (Series1)

1/([CH3COOH])

c R² = 0,0206

3.6

3.7

3.8

3.9

4

4.1

4.2

4.3

4.4

0 10 20 30 40 50

t

Orde 3

Series1

Linear (Series1)

1/[CH3COOH]2

Page 19: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Contoh adsorben yang saya ketahui adalah kapas, zeolit, karbon aktif

(norit), kapas, silika gel,bentonit.

Secara umum peristiwa adsorpsi yang terjadi pada larutan terbagi atas dua

bagian yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Adsorpsi fisika merupakan

adsorpsi yang disebabkan oleh gaya Van der Waals yang ada pada permukaan

adsorben, panas adsorben biasanya rendah dan terjadi di lapisan pada permukaan

adsorben yang umumnya lebih besar dari satu mol. Sedangkan adsorpsi kimia

adalah adsorpsi yang terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap dan

adsorben, lapisan molekul pada permukaan adsorben hanya satu lapis dan panas

adsorpsinya tinggi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu

adsorben diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Luas permukaan adsorben

Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap,

sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter

partikel maka semakin luas permukaan adsorben.

2.Ukuran partikel

Makin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan

adsorpsinya. Ukuran diameter dalam bentuk butir adalah lebih dari 0.1 mm,

sedangkan ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh.

3.Waktu kontak

Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan

molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik akan turun

apabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.

4.Distribusi ukuran pori

Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang

masuk ke dalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengadsorpsi atau adsorben

merupakan bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada

dinding-dinding pori atau letak-letak tertentu didalam partikel terse.

5. Macam adsorben

Page 20: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Jenis adsorben yang kita pakai, dapat mempengaruhi adsorpsi,karena setiap

adsorben pasti memiliki ukuran pori-pori yang berbeda sehingga daya serapnya

pun berbeda pula

6. Macam zat yang diadsorpsi

Sama halnya dengan jenis adsorben, zat yang diadsorpsi memilki ukuran partikel

yang berbeda-beda pula, apabila ukurannya sama dengan ukuran pori-pori pada

adsorben maka dapat mempercepat adsorpsi. Selain itu, semakin kecil ukuran

partikel maka semakin banyak pula partikel yang mampu diserap oleh

adsorbennya.

7. Temperatur

8. Tekanan

9. Konsentrasi

Kinetika adsorpsi adalah menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat

oleh adsorben dalam fungsi waktu. Laju reaksi proses penyerapan molekul

tertentu pada suatu zat (adsorbat) oleh suatu zat lain(adsorben) pada konsentrasi

tertentu pada variasi waktu yang ditetapkan, apakah mempengaruhi perubahan

konsentrasi zat (adsorbat) tersebut atau tidak. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat

padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat.

Pada praktikum ini, kita mempelajari bagaimana pengaruh waktu terhadap

kinetika adsorpsi. Perlakuan pertama , ditimbang 10 gram Zeolit, yang digunakan

sebagai adsorben untuk menyerap molekul pada suatu larutan. Penimbangan

dilakukan untuk memastikan bahwa berat zeolit yang digunakan sesuai denagn

prosedur yang ada.Setelah ditimbang zeolit sebanyak 4 kali, dimasukkan ke dalam

beaker glass masing-masing. Sebelum dicampur dengan larutan asam asetat, zeolit

dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kelebihan kapur dan pengotor lainnya

pada zeolit. Pada setiap beaker glass, diberi label masing-masing secara berturut

10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40menit. Lalu ke dalam ke empat beaker glass

tersebut dimasukkan masing-masing 20mL asam asetat 0,5 M, dan diaduk dalam

termal shaker sesuai dengan waktu yang tertera. Larutan asam asetat ini bertindak

sebagai adsorbat, dimana zeolit akan menyerap molekul asam asetat.

Page 21: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

Setelah pengadukan selesai, campuran zeolit dan larutan asam asetat yang

warnannya keruh kekuningan tersebut masing-masing disaring dengan kertas

saring untuk memisahkan zeolit dari larutan asam asetat, sehingga didapatkan lagi

asam asetat sebagai filtratnya bening. Lalu filratnya ini dimasukkan ke dalam labu

Erlemenyer dan ditambahkan indikator pp. Indikator pp sebagai indikator yang

akan mendeteksi adanya ion OH- dalam larutan yang ditandai dengan perubahan

warna larutan menjadi merah lembayung dan menandakan TAT. Lalu filratnya

dititrasi masing-masing dengan NaOH 0,5M dan dihitung masing-masing

konsentrasi asam asetatnya setelah di standarisasi. Titrasi bertujuan untuk

menstandarisasi larutan asam asetat yang telah melalui adsorpsi, sehingga dapat

dihitung konsentrasinya.

Pada 10 menit, konsentrasi asam asetatnya adalah 0,52 M. Pada 20menit,

0,48M. Pada 30 menit adalah 0,50 M dan pada 40 menit adalah 0,52 M.

Kemudian, dihitung nilai k secara teori pada variasi waktu untuk orde satu, orde

dua, dan orde tiga. Hasilnya pada t = 10 menit,nilai k pada orde 1, orde 2, dan

orde 3 secara berturut adalah 0,01347 ; -0,0077, dan 0,0151. Hasilnya pada t =20

menit, nilai k orde 1, orde 2, dan orde 3 secara berturut adalah 0,07135 ; 0,0415,

dan 0,00850695. Hasilnya pada t = 30 menit, nilai k orde 1, orde 2, dan orde 3

secara berturut adalah 0,0693 ;0 dan 0. Hasilnya pada t =20 menit, nilai k orde 1,

orde 2, dan orde 3 secara berturut adalah 0,033675 ; 0,001925 dan 0,003775.

Adapun nilai k secara praktek berdasarkan grafiknya pada orde1 ,orde 2 dan orde

3 secar berturut adalah 0,0004 ; -0,0008 dan -0,0034.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah :

kurangteliti dalam menimbang bahan

kurang bersihnya pencucian zeolit karena masih mengandung kapur

kurang maksimalnya pengadukan

penetesan indikator pp tidak merata pada setiap larutan

jenis zeolit yang dipakai bukan zeolit yang murni

Page 22: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

- Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika adsorpsi , yaitu : luas

permukaan adsorben, ukuran partikel, macam adsorben, jenis zat yang

diadsorpsi, tekanan, temperatur, konsentrasi, distribusi ukuran pori, dan

waktu kontak.

- Nilai k pada orde 1, orde 2 dan orde 3 secara praktek secara berturut

adalah 0,0004 ; -0,0008 dan 0,0034.

- Dalam hal ini, seharusnya semakin lama waktu kontak antara adsorbat

dan adsorben maka semakin banyak zat yang teradsorpsi oleh

adsorbennya. Namun, pada praktikum ini kenyataannya tidak, karena

sepertinya zelit yang dipakai tidak benar-benar murni zeolit karena

masih mengandung zat lain.

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat digunakan jenis adsorben lain

seperti kapas, karbon aktif (norit), kapas, silika gel,bentonit.

Page 23: 86439189-1-KINEMATIKA-ADSORPSI

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Edisi keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Cotton, F.Albert & Wilkinson, Geoffrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta :

UI-Press.

Keenan, Charles W dkk. 1984. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta :

Erlangga.

I Nyoman Suardana, et all. 2008. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &

Humaniora 2(1) : Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion

Kromium (III).

Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.