Adsorpsi Pada Larutan (1)

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ; 1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben. 2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi. kemudian berdasarkan data , hubungan antara log x/m dan log c dibuat grafik. 1.2 Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Melakukan percobaan mengenai proses adsorpsi asam asetat kedalam karbon aktif 2. Membuat grafik berdasarkan hasil percobaan 1 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

description

laporan adsorpsi

Transcript of Adsorpsi Pada Larutan (1)

Page 1: Adsorpsi Pada Larutan (1)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada

dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia

fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu ;

1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu

proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih

besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut

akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.

2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang

teradsorbsi.

kemudian berdasarkan data , hubungan antara log x/m dan log c dibuat grafik.

1.2 Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Melakukan percobaan mengenai proses adsorpsi asam asetat kedalam karbon aktif

2. Membuat grafik berdasarkan hasil percobaan

3. Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm freundlich berdasarkan percobaan

4. Mempraktikan konsep mol dalam menghitung zat yang teradsorpsi

1 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 2: Adsorpsi Pada Larutan (1)

BAB IILandasaan Teori

2.1 Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap

disebut fase terserap (adsorbat) sedang yang menyerap disebut adsorben. Misalnya zat padat

akan menarik molekul – molekul gas atau zat cair pada permukaanny. Hal ini disebabkan

karena zat padat yang terdiri dari molekul – molekul tidak menarik dengan gaya van Der

Walls. Jika ditinjau dari satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul yang lain

yang tidak mempunyai gaya tarik seimbang. Karena salah satu arah tidak ada molekul lain

yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan menarik molekul disektarnya.

Ada dua jenis adsorpsi, yaitu adsorpsi fisika dan absorpsi kimia. Adsorpsi fisika ini

disebabkan oleh gaya Van der Walls yang ada pada permukaan adsorben. Panas adsorpsi

fisika biasanya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan adsorben biasanya lebih dari

satu molekul, contoh: zat warna (adsorbat) oleh arang aktif (adsorben). Sedangkan pada

adsorspi kimia yaitu terjadinya reaksi antara zat yang diserap dengan adsorbennya contoh:

hidrogen pada platinum. Lapisan molekul yang terjadi pada permukaan adsorbennya hanya

satu dan panas adsorpsinya tinggi.

Adsorpsi dipengaruhi oleh :

Jenis adsorben

Jenis zat yang diadsorpsi

Konsentrasi

Luas permukaan adsorben

Tempratur

2 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 3: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan oleh persamaan freundlich :

xm

=k cn

c = konsentrasi zat dalam larutan

x = jumlah zat yang teradsorpsi oleh m gram adsorben

k & n = tetapan adsorpsi

Jika ditulis dalam logaritma :

logxm

=log k+1/n log c

Untuk menentukan harga n & k dibuat grafik log x/m fungsi dari log c, yang mana slope

adalah harga n dan intersepnya harga k.

3 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 4: Adsorpsi Pada Larutan (1)

BAB IIIPROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Skema Kerja

a. Adsorpsi asam asetat

4 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 5: Adsorpsi Pada Larutan (1)

b. Penentuan konsentrasi NaOH ± 1N

5 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 6: Adsorpsi Pada Larutan (1)

c. Penentuan konsentasi larutan asam asetat

6 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 7: Adsorpsi Pada Larutan (1)

3.2 Alat dam Bahan

Alat Bahan

1 buah buret 50 mL Larutan NaOH 1 N

6 buah labu Erlenmeyer 250 mLLarutan Asam Asetat 1 N ; 0,8 N ; 0,6 N ; 0,4 N

3 buah corong gelas Karbon aktif 2 gram

1 buah pipet ukur 25 mL Aquades

1 buah gelas ukur 25 mL Larutan Indikator Phenophtalein

1 buah labu takar 25 mL

1 buah botol semprot

1 buah gelas kimia 50 mL

4 buah kertas saring

1 buah spatula

7 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 8: Adsorpsi Pada Larutan (1)

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

a. Penentuan konsentrasi larutan NaOH

Berat kristal asam oksalat : 0,6300 gram

Volume labu takar : 100 mL

Volume NaOH yang diperlukan :

Titrasi Volume H2C2O4 Volume NaOH (mL)

ke- (mL) Awal Akhir Pemakaian

1 25 0,00 2,25 2.25

b. Penentuan konsentrasi larutan asam asetat mula mula

Konsentrasi Asetat (N) Volume NaOH (mL)

± 1,0 N 28.50

± 0,8 N 23.90

± 0,6 N 18.60

± 0,4 N 12.00

c. Penetuan konsentrasi larutan asam asetat setelah terjadi keseimbangan (setelah terjadi

adsorpsi)

Konsentrasi Asetat (N) Volume filtrat asetat (mL) Volume NaOH (mL)

± 1,0 N 22.00 24.30

± 0,8 N 21.50 19.49

± 0,6 N 22.00 14.97

± 0,4 N 21.50 9.50

8 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 9: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Tabel akumulasi data

a. Sebelum adsorpsi

Konsentrasi Asetat (N) Volume NaOH (mL) N asetatBerat asetat

(gram)

± 1,0 N 28.50 1.2790 1.9185

± 0,8 N 23.90 1.0720 1.6089

± 0,6 N 18.60 0.8347 1.2520

± 0,4 N 12.00 0.5385 0.8070

b. Setelah adsorpsi

Konsentrasi

Asetat (N)

Volume filtrat

asetat (mL)

Volume NaOH

(mL)

N asetat

sisa

Berat asetat

sisa

(gram)

± 1, 0N 22,00 24.30 1.0905 1.4390

± 0,8 N 21,50 19.49 0.8740 1.1270

± 0,6 N 22,00 14.97 0.6710 0.8850

± 0,4 N 21,50 9.50 0,4260 0.5490

c. Persamaan isotherm freundlich

log xm

= 1n

log c + log k

x (gram) m (gram) x/m log x/m c log c

0.4795 0,5 0.9590 - 0.01818 1.0905 0.03672

0.4819 0,5 0.9638 -0.01601 0.8740-

0.05840

0.3670 0,5 0.7340 -0.13430 0,6710-

0.17320

0.2580 0,5 0.5160 -0,28735 0,4260-

0,37050

9 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 10: Adsorpsi Pada Larutan (1)

-0.4 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1

-0.35

-0.3

-0.25

-0.2

-0.15

-0.1

-0.05

-5.55111512312578E-17

0.0499999999999999

-0.01818000000000

01-0.01601

-0.1343

-0.28735

Grafik log x/m terhadap log c

Y-ValuesLinear (Y-Values)Linear (Y-Values)

Log C

Log x

/ m

Nilai k dan n

Nilai k diperoleh melalui gradient dari grafik, yaitu

Melalui metode regresi linier yang didapat melalui perhitungan calcutor scientific, didapat

persamaan

Y = A + BX

y = -0,013 + 0,701x

diperoleh nilai k yang sama dengan gradient

k = 0,701

dan nilai n (titik potong sb y)

10 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 11: Adsorpsi Pada Larutan (1)

n = -0,013

Pembahasan

4.4 Pembahasan oleh Azka Muhamad Syahida

Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul zat pada permukaan zat lain,

sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan zat tersebut. Percobaan kali

ini bertujuan untuk menentukan besarnya tetapan Adsorpsi Isoterm Freundlich dari suatu

adsorben yang berupa karbon aktif, dan adsorbannya berupa asam asetat.

Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan mentitrasi

NaOH dengan asam asetat yang memiliki normalitas yang berbeda, yaitu 1 N, 0.8 N,

0.6N, dan 0.4 N. Hal ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi awal asam asetat.

Melalui titrasi ini didapat volume NaOH(titran), sehingga konsentrasi awal asam

asetat(sebelum penambahan karbon aktif) dapat ditentukan. Dari hasil percobaan ini

diperoleh N asam asetat, yaitu 1.28 N, 1.072 N, 0.837N, dan 0.53 N

Tahap kedua dilakukan dengan menambahkan adsorben berupa karbon aktif sebesar 0.5

gram. Hal ini bertujuan untuk menentukan besarnya daya adsorpsi dengan memperluas

luas permukaannya. Setelah itu, dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer selama 45

menit agar terjadi penyerapan yang merata. Kemudian, larutan disaring menggunakan

kertas saring agar karbon aktif dan filtratnya terpisah. Dari percobaan ini, diperoleh

volume asam asetat yang telah terpisah dari adsorbennya, yaitu 22 mL, 21.5 mL, 22 mL,

dan 21.5 mL.

Teradsorpsinya asam asetat oleh karbon aktif ditunjukkan dengan pengurangan jumlah

asam asetat setelah dilakukan percobaan. Asam asetat dengan konsentrasi 1.0N, 0.8N,

0.6N, 0.4N yang semula mempunyai berat 1.9 gr, 1.6 gr, 1.25 gr, dan 0.8 gr berkurang

menjadi 1.4 gr, 1.1 gr, 0.885 gr, dan 0.55 gr

4.5 Pembahasan oleh Eveline Fauziah

11 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 12: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Percobaan adsorpsi pada larutan ini salah satunya ialah untuk mengtehaui proses

terjadinya adsorpsi melalui perhitungan normalitas NaOH dan asam asetat (CH3COOH).

Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan pada permukaan suatu adsorben. Dalam

percobaan ini, adsorben (zat penyerap) yang digunakan adalah karbon aktif, dan

adsorbatnya (zat yang diserap) adalah asam asetat. Adsorpsi oleh karbon aktif ini termasuk

contoh adsorpsi fisika yang terjadi karena adanya gaya Van der Walls. Untuk mengetahui

proses adsorpsi yang terjadi dilakukan metode titrasi agar dapat diketahui seberapa banyak

kandungan asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi. Jika ada pengurangan larutan titran

(NaOH) berarti terjadi proses adsorpsi.

Sebelum memulai proses titrasi, lihat dulu data normalitas asam asetat yang diperlukan,

sehingga dapat melakukannya sesuai prosedur. Setelah itu, cuci bersih alat-alat titrasi

seperti buret dan gelas kimia. Hal ini bertujuan untuk menghindari terkontaminasinya alat-

alat tersebut oleh zat-zat lain yang digunakan sebelum praktikum adsorpsi. Buret pertama-

tama dicuci dengan aquades, kemudian dibilas menggunakan NaOH.

Setelah titrasi asam asetat oleh NaOH dilakukan, didapat normalitas asam asetat yaitu 1,0

N; 0,8 N; 0,6 N dan 0,4 N. Pada proses titrasi, warna kesetimbangan yang diperoleh

terlalu tua, karena penambahan NaOH pada saat titrasi kurang teliti, penambahan 1 mL

NaOH akan sangat mempengaruhi kesetimbangan asam asetat. Penambahan NaOH yang

berlebihan, menyebabkan kesetimbangan akan bergeser ke arah asam asetat, sehingga

warna menjadi tua.

Pembahasan Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH

Pertama-tama dalam menentukan konsentrasi larutan NaOH ialah menimbang 0,628 gram

Kristal asam oksalat dalam gelas kimia. Kemudian dilarutkan dengan sedikit aquades,

diaduk, lalu dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL.

Kemudian setelah di pipet 25 mL, pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer dan diberi

indicator phenopthalein. Penggunaan indicator phenophtalein memang digunakan bagi

larutan yang bersifat basa. Kemudian dilakukan titrasi oleh NaOH.

Pada titrasi diperoleh volume NaOH sebesar 2,25 mL dan normalitas NaOH yaitu sebesar

1,122 N

12 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 13: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Percobaan diatas, didapat bahwa normalitas NaOH yang seharusnya 1,0 N malah melebihi

dari 1. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kesalahan teknis seperti kesalahan

pembacaan skala 0 NaOH dalam buret dan penambahan tiap tetes NaOH pada saat titrasi

yang kurang teliti.

Penentuan Konsentrasi Larutan Asetat (Sebelum dan Sesuah Adsorpsi)

a. Sebelum Adsorpsi

Pertama-tama pipet asam asetat masing-masing sebanyak 25mL, pindahkan ke dalam

Erlenmeyer dan tambahkan 3 tetes indicator phenophtalein, lalu dilakukan titrasi dengan

NaOH.

Diperoleh data volume NaOH berdasarkan titrasi sebagai berikut

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan volume NaOH 28,50 mL

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan volume NaOH 23,90 mL

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan volume NaOH 18,60 mL

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan volume NaOH 12,00 mL

Melalui perhitungan, konsentrasi asam asetat yang didapat ialah sebagai berikut

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,2790 N

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 1,072 N

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,8347 N

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,5385 N

b. Setelah Adsorpsi

Pada proses adsoprsi ini, digunakan karbon aktif sebanyak 0,5 gram yang dilarutkan

dengan asam asetat (dengan normalitas yang berbeda-beda). Kemudian, aduk

menggunakan batang pengaduk magnet selama 15 menit.

Setelah proses pengadukkan selesai, saring asam asetat menggunakkan kertas saring, dan

tambahkan masing-masing 3 tetes indicator phenophtalein yang selanjutnya di titrasi oleh

NaOH

Setelah melakukan penyaringan, volume asam asetat yang mula-mula adalah 25 mL,

berkurang menjadi 22 mL. Berarti proses adsoprsi ini berhasil, terbukti dari adanya

pengurangan adsorbat yang diserap oleh adsorben yaitu karbon aktif.

13 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 14: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Diperoleh data volume NaOH berdasarkan titrasi sebagai berikut

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan volume NaOH 24,30 mL

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan volume NaOH 19,49 mL

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan volume NaOH 14,97 mL

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan volume NaOH 9,50 mL

Melalui perhitungan, konsentrasi asam asetat yang didapat ialah sebagai berikut

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,0905 N

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 0,874 N

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,671 N

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,426 N

Perhitungan sebelum dan setelah melakukan adsorpsi terlihat berbeda. Pertama dilihat dari

volume asam asetat yang mulanya 25 mL menjadi 22 mL. Kedua dari volume NaOH yang

juga berkurang. Ketiga, nilai normalitas asam asetat pada sebelum adsorpsi tidak

mendekati nilai normalitas yang seharusnya, tetapi setelah dilakukan adsorpsi, nilai

normalitas mendekati nilai normalitas sebenarnya.

Terbukti bahwa semakin sedikit volume asam asetat dan volume NaOH, maka nilai

normalitas yang didapat pun akan mendekati nilai normalitas yang seharusnya.

Waktu pengadukkan asam asetat dengan karbon aktif yang dilakukan ialah 15 menit,

padahal jika dilakukan lebih lama, memungkinkan volume asam asetat yang diserap oleh

karbon aktif akan sedikit lebih banyak, yang akan mempengaruhi nilai normalitas. Karena

waktu kontak sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Semakin lama waktu kontak,

memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.

Pada percobaan ini dipilih karbon aktif atau arang aktif sebagai pengadsorpsi karena

karbon aktif memiliki struktur berpori dan luas permukaan yang besar sehingga efektif

untuk melakukan penyerapan. Jika dihubungkan dengan luas permukaan, semakin luas

permukaan karbon aktifnya maka semakin banyak substansi asam asetat yang melekat di

permukaan karbon aktif tersebut. Karbon akttif yang digunakan dalam bentuk serbuk,

serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bongkahan atau batangan. Tetapi

jika ditinjau dari jenis adsorbat, asam asetat memiliki polaritas yang rendah sehingga

kemampuan adsorbsi molekulnya lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang

memiliki polaritas yang tinggi.

14 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 15: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Penentuan Jumlah Zat yang teradsorpsi

Melalui perhitungan, didapat data massa asam asetat sebelum melakukan adsorpsi ialah

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,2790 N massanya 1,9185 gram

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 1,072 N massanya 1,6089 gram

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,8347 N massanya 1,25205 gram

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,5385 N massanya 0,807 gram

Melalui perhitungan, didapat data massa asam asetat sebelum melakukan adsorpsi ialah

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,0905 N massanya 1,439 gram

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 0,874 N massanya 1,127 gram

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,671 N massanya 0,885 gram

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,426 N massanya 0,549 gram

Kemudian, jumlah zat yang teradsorpsi didapat melalui perhitungan massa asam asetat

setelah diadsorpsi dikurangi massa asam asetat sebelum di adsorpsi

Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,4795 gram

Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,4819 gram

Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,367 gram

Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,258 gram

Faktor pembeda pada proses penentuan jumlah zat yang teradsorpsi ialah nilai normalitas

atau konsentrasinya. Semakin besar nilai konsentrasi suatu zat, maka jumlah zat yang

diserap oleh adsorben pun akan semakin banyak.

Percobaan ini membuktikkan bahwa, konsentrasi merupakan salah satu factor yang

mempengaruhi proses adsorpsi pada larutan.

4.6 Pembahasan oleh Fajar Nugraha

1. Sebelum dilakukan adsopsi langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan

konsentrasi NaOH yang akan digunakan pada saat penentuan konsentrasi asam asetat,

pada penentuan konsentrasi NaOH sebelum melakukan titrasi , buret yang akan

digunakan harus dibilas terlebih dahulu dengan larutan NaOH bertujuan agar penentuan

konsentrasi NaOH berlangsung secara kuantitatif .

15 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 16: Adsorpsi Pada Larutan (1)

2. Konsentrasi yang didapat sebesar 1.1220 N tidak tepat 1 N dikarenakan faktor pada saat

penanda batasan buret di skala 0 tidak tepat, dan pada saat penentuan TA ( titik akhir)

tidak tepat yang seharusnya merah sangat muda, pada hasil yang didapat merah muda.

3. karbon aktif yang digunakan berupa serbuk, karena adsopsi larutan asam asetat akan

lebih cepat dengan menggunakan adsorben yang mempunyai luas permukaan yang

lebih besar. Sehingga waktu yang digunakan untuk proses penyerapan akan lebih cepat

dan maksimal.

4. Dalam percobaan isoterm adsorpsi arang aktif digunakan larutan asam asetat dalam

berbagai variasi konsentrasi. yaitu, 1 N ; 0,8bN ; 0,6 N ; 0,4 N. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui kemampuan arang untuk mengabsorpi larutan asam asetat dalam

berbagai konsentrasi pada suhu konstan (isoterm).

5. Asam asetat yang berkurang volumenya dari 25 mL menjadi 22 mL, menandakan

proses adsorpsi larutan asam asetat oleh karbon aktif telah berhasil dilakukan.

6. Pada saat titrasi penentuan konsentrasi asam asetat, berdasarakan hasil yang diperoleh ,

konsentrasi asam asetat jauh dari seharusnya contohnya 0.8 N namun hasil yang

diperoleh 1.0720 N , kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut karena konsentrasi

NaOH yang tidak tepat 1 N dan terdapat volume NaOH yang menetes sebelum

melakukan titrasi , dan tidak tepatnya penanda batasan buret di skala 0.

7. Perubahan konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi dapat diketahui

dengan cara mentitrasi filtrat yang mengandung asam asetat dengan larutan standar

NaOH 0,1 N. Konsentrasi awal asam asetat mempengaruhi volume titrasi yang

digunakan. Semakin besar konsentrasinyanya semakin banyak larutan NaOH yang

digunakan.

8. Penurunan konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi dan setelah adsorpsi dikarenakan,

karbon menyerap sejumlah mol asam asetat. Peristiwa adsorpsi yang terjadi bersifat

selektif dan spesifik dimana asam asetat lebih mudah teradsorbsi dari pelarut (air),

karena arang aktif (karbon) hanya mampu mengadsorpsi senyawa-senyawa organik.

Oleh sebab itu pada saat titrasi dilakukan , jumlah mol NaOH yang dibutuhkan lebih

sedikit, karena mol asam asetatpun sedikit sehingga konsentrasi asam asetat yang

diperoleh mengalami penurunan dari sebelumnya.

16 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 17: Adsorpsi Pada Larutan (1)

9. Indicator yang digunakan pada saat titrasi menggunakkan phenolphthalein karena pada

suasana bas appt berwarna bening sedangkan pada suasana asam akan berubah menjadi

merah, sehingga cocok untuk titrasi ini karena mempunyai trayek pH yang tepat.

10. Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isotherm Freundlich

bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan

adalah volume larutan NaOH ±1 N yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH.

Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi

dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir.

Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi. Dengan cara X =

C*Mr*100/1000.

4.7 Pembahasan oleh Fadil Hardian

17 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 18: Adsorpsi Pada Larutan (1)

BAB VKesimpulan dan Saran

5.1 kesimpulan

5.2 Saran

18 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 19: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Daftar Pustaka

Basset, Jet all, (1987), Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 4th edition, John Wiley& sonz, New York.

Bird, Tony.1987.Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas.Jakarta : PT. Gramedia

D’agustina.2011.Adsorpsi Pada Larutan.http://dgustina-chelo.blogspot.com/2011/12/adsorpsi-

pada-larutan.html [23 Desember 2011]

Hulupi, Mentik, dkk.1996.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.Bandung : Pusat PengembanganPendidikan Politeknik

Sastrohamidjojo, Hardjono.2005.Kimia Dasar.Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Yahya, Utoro dkk.1982.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.Yogyakarta : Laboratorium KimiaFisika FMIPA Universitas Gajah Mada

19 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 20: Adsorpsi Pada Larutan (1)

LAMPIRAN

Pengolahan data dan perhitungan

a. Penentuan konsentrasi larutan NaOH

Konsentrasi asam oksalat

N H2C2O4 = berat oksalat

Mr /BE×

1000Volume labu

= 0,6285

126,07/2×

1000100

= 0,630063,035

×1000100

= 0,1001 N

Konsentrasi NaOH

VNaOH x NNaOH = Voksalat x Noksalat

NNaOH = V oksalat x N oksalat

V NaOH

NNaOH = 25 mL x0,1000 N

2,25 mL

= 1.1220 N

b. Penentuan konsentrasi larutan asetat ( konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah

adsorpsi)

20 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 21: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Larutan CH3COOH ± 1 N

Sebelum adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 28.50 mL x1.1220 N

25 mL

= 1.2790 N

Setelah adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 19.49 mL x1.1220 N

25 mL

= 1.0905 N

Larutan CH3COOH ± 0,8 N

Sebelum adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 23.90 mL x1.1220 N

25 mL

= 1.0720 N

Setelah adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 19.49 mL x1.1220 N

25 mL

= 0.8740 N

Larutan CH3COOH ± 0,6 N

Sebelum adsorpsi

21 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 22: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 18.60 mL x1.1220 N

25 mL

= 0.8347 N

Setelah adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 14.97 mL x1.1220 N

25 mL

= 0.6710 N

Larutan CH3COOH ± 0,4 N

Sebelum adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 12.00 mL x1.1220 N

25 mL

= 0.5385 N

Setelah adsorpsi

Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH

Nasetat = V NaOH x N NaOH

V asetat

Nasetat = 9,50 mL x1.1220 N

25 mL

= 0.4260 N

c. Penentuan jumlah zat yang teradsorpsi (= x gram)

Larutan CH3COOH ± 1 N

22 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 23: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Jumlah zat mula mula = mLasetat

1000× N asetat mula mula × 60 gram

= 25

1000×1.2790 N ×60 gram

= 1.9185 gram

Jumlah zat sisa = mLasetat

1000× N asetat sisa ×60 gram

= 20

1000×1.0905 N ×60 gram

= 1.4390 gram

Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa

= 1.9185 gram – 1.4390 gram

= 0.4795 gram

Larutan CH3COOH ± 0,8 N

Jumlah zat mula mula = mLasetat

1000× N asetat mula mula × 60 gram

= 25

1000×1.0720 N ×60 gram

= 1.6089 gram

Jumlah zat sisa = mLasetat

1000× N asetat sisa ×60 gram

= 20

1000× 0,8740 N × 60 gram

= 1.1270 gram

Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa

= 1.6089 gram – 1.1270 gram

= 0.4819 gram

Larutan CH3COOH ± 0,6 N

Jumlah zat mula mula = mLasetat

1000× N asetat mula mula × 60 gram

= 25

1000× 0.8347 N × 60 gram

= 1.25205 gram

23 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik

Page 24: Adsorpsi Pada Larutan (1)

Jumlah zat sisa = mLasetat

1000× N asetat sisa ×60 gram

= 21

1000× 0,6710 N × 60 gram

= 0.8850 gram

Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa

= 1.25205 gram – 0.8850 gram

= 0,3670 gram

Larutan CH3COOH ± 0,4 N

Jumlah zat mula mula = mLasetat

1000× N asetat mula mula × 60 gram

= 25

1000× 0,5380 N × 60 gram

= 0.8070 gram

Jumlah zat sisa = mLasetat

1000× N asetat sisa ×60 gram

= 21

1000× 0,4260 N × 60 gram

= 0,5490 gram

Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa

= 0,8070 gram – 0,5490 gram

= 0,2580 gram

24 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik