Post on 08-Jan-2023
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN KRAMA DESA ADAT UNTUK PENGUATAN
LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEBAGAI LEMBAGA
KEUANGAN DESA DI DESA ADAT PANGSAN KECAMATAN
PETANG KABUPATEN BADUNG
Oleh: Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si (NIP.19590801 198601 2 001)
Drs. Putu Yadnya, MM (NIP.19560505 198003 1 005)
Drs. I Wayan Mudiartha Utama,MM (NIP 19550310 198103 1 007)
Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si (NIP.19720804 199702 2 001)
Ni Wayan Mujiati, SE., M.Si (NIP.19601015 198603 2 001
Ayu Desi Indrawati, SE,MM (NIP.19831125 2000801 2 005)
Dibiayai dari DIPA BLU Universitas Udayana Tahun 2015
Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana Tahun Anggaran 2015 Nomor:
1008/UN.14.1.12.II/KU.01.04/2015
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
i
RINGKASAN
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lembaga keuangan milik Desa
Pakraman telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kesuksesan LPD
tidak lepas dari pola pengelolaan yang berbasis komunitas dalam bingkai adat dan
budaya Bali. LPD Desa Adat Pangsan merupakan salah satu LPD yang berada di
wilayah Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Sejak berdiri tahun 1991, LPD
ini mengalami pasang surut sebagaimana banyak dialami oleh LPD lain, terutana
yang berada di wilayah Kecamatan Petang. Sejak tahun 2002 LPD Desa Adat
Pangsan mengalami pertumbuhan yang semakin baik. Pada tahun 2012 posisi
asset LPD Pangsan sebesar Rp 3.305.707.513, meningkat menjadi Rp
4.207.774.682 pada tahun 2013, dan Rp 4.472.913.758 pada tahun 2014. Rata-rata
peningkatan asset dalam tiga tahun tersebut sebesar 17 persen. Kondisi ini akan
terus dapat ditingkatkan dengan dukungan struktur modal yang kuat, dengan
adanya setoran modal desa pekraman sebagai mana diatur dalam Perda Provinsi
Bali Nomor 4 Tahun 2012 dan Pergub. No. 11 tahun 2013 tentang LPD.
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di LPD
Desa Adat Pangsan dapat dikemukakan bahwa penguatan struktur modal
LPD melalui setoran modal desa pekramaan sudah semakin disadari oleh
krama desa, khususnya prajuru desa peserta penyuluhan. Lebih lanjut
diharapkan sosialisasi mengenai perda terkait struktur modal LPD, khususnya
setoran desa pekraman, dapat disampaikan langsung kepada krama desa,
sehingga seluruh krama menjadi semakin paham bahwa LPD akan menjadi
semakin kuat dan kokoh menjadi lembaga keuangan milik (druwe) desa
pekraman. Bila dikaitkan dengan konsep manajemen keuangan, khususnya
dalam hal keputusan pendanaan maka komponen struktur modal dari setoran
pemilik dalam hal ini adalah krama desa, akan dapat memperkuat modal inti LPD.
Pemikiran tentang setoran modal dari krama desa untuk penguatan LPD sebagai
lembaga keuangan milik desa pekraman, dapat disampaikan dalam Paruman
Desa Pekraman yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam desa pekraman.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa Ida Sanghyang Widi Wasa
karena berkat rahmatNya, pengabdian kepada masyarakat di Desa Adat Pangsan
Kecamatan Petang Kabupaten Badung mengenai Penguatan Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) Sebagai Lembaga Keuangan Desa, dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Pengabdian ini terselenggara berkat dukungan pembiayaan dari DIPA
BLU Universitas Udayana Tahun 2015, dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pengabdian Masyarakat Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana Tahun Anggaran 2015 Nomor: 1008/UN.14.1.12.II/
KU.01.04/2015.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ketua Jurusan Manajemen dan Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana yang telah memfasilitasi dengan dukungan dana.
Rasa terima kasih yang tulus juga kami sampaikan kepada Kepala LPD
Desa`Adat Pangsan dan Kelian Desa Adat Pangsan yang juga memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan ini, sehingga dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Kami menyadari bahwa pengabdian ini tentu masih memiliki
kekuarangan, namun kami tetap mengharapkan pengabdian ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, khususnya bagi krama desa Adat Pangsan,
Kecamatan Petang Kabupaten Badung.
Denpasar, 26 Desember 2015
Ketua Tim
Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.M.Si
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................. .......... iii
I. Pendahuluan ....................................................................................... 1
a. Analisa situasi ............................................................................... 1
b. Perumusan Masalah ....................................................................... 3
II. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 4
a. Tujuan ............................................................................................ 4
b. Manfaat ........................................................................................ 4
III. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 5
a. Realisasi Pemecahan Masalah ...................................................... 5
b. Khalayak Sasaran ............................................................................ 5
c. Metode Kegiatan ............................................................................ 5
IV. Hasil Kegiatan ................................................................................ 6
V. Simpulan dan Saran ......................................................................... 9
a. Simpulan ...................................................................................... 9
b. Saran ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
1
I. PENDAHULUAN
a. Analisis Situasi
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lembaga keuangan milik Desa
Pakraman telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir tiap desa
adat di Bali sudah memiliki LPD. Sebagai badan usaha keuangan milik Desa,
LPD telah dapat memacu perkembangan perekonomian masyarakat yang ada di
pedesaan. Kesuksesan LPD ini tidak lepas dari pola pengelolaan yang berbasis
komunitas dalam bingkai adat dan budaya Bali. Masyarakat di Desa Pakraman
menjadi pemilik sekaligus pengelola LPD yang menjalankan tugas dan
fungsinya dalam ikatan komitmen untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan
bersama.
Dalam perkembangannya, LPD yang berangkat dari kearifan lokal untuk
menyangga adat dan budaya masyarakat Bali, telah berperan lebih jauh dalam
mengatasi permasalahan masyarakat di tingkat desa. Permasalahan-permasalahan
itu seperti memberi akses ke sumber dana yang lebih mudah sehingga masyarakat
pedesaan bisa berdaya secara ekonomi dalam mewujudkan kesejahteraan. Tidak
hanya akses sumber dana, LPD juga membantu mengatasi masalah fundamental
masyarakat pedesaan seperti pendidikan dan kesehatan. Banyak LPD di Bali kini
telah mengembangkan usahanya dalam berperan memberdayakan masyarakat,
dengan menawarkan produk-produk inovatif dalam mendorong pembangunan
bidang pendidikan dan kesehatan.
LPD Desa Adat Pangsan merupakan salah satu LPD yang berada di
wilayah Kecamatan Petang Kabupaten Badung. berdiri tahun 1991. Desa Adat
Pangsan melingkupi tiga Banjar dengan jumlah penduduk sebanyak 2.550 jiwa
dari 771 kepala keluarga (KK). Dari hasil obsersasi yang telah dilakukan melalui
wawancara langsung dengan Pengurus LPD, ternyata LPD Desa Adat Pangsan
mengalami pasang surut sebagaimana banyak dialami LPD, terutana yang berada
di wilayah Kecamatan Petang. Sejak tahun 2002 LPD Desa Adat Pangsan
mengalami pertumbuhan yang semakin baik. Dari laporan keuangan tahunan yang
disusun per 31 Desember 2014, diketahui bahwa Posisi Neraca LPD ini mencapai
2
Rp. 5.361.643.248. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun berupa tabungan
Rp. 2,059 milyar, deposito Rp. 900 juta dan dana titipan Rp.138 juta. Jumlah
nasabah aktif penabung sebanyak 911 orang dan peminjam 331 orang.
Dari hasil obervasi terhadap struktur permodalan LPD Desa Adat Pangsan
melalui Neraca per 31 Desember 2014 ternyata struktur permodalan terdiri atas
Modal Donasi sebesar Rp. 463 juta, dan Modal cadangan murni Rp.429 juta.
Kondisi ini ternyata tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4
Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali
Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa dan Peraturan
Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
tersebut, di mana disebutkan bahwa Modal LPD terdiri dari Modal inti dan
Modal pelengkap. Modal inti meliputi : a) Modal disetor; b) Modal donasi; c)
Modal cadangan; d) Laba tahun lalu; dan e) Laba tahun berjalan, diperhitungkan
50% (lima puluh persen).
Dalam kaitan ini, modal disetor berupa setoran desa pekraman sesuai
dengan Perda tersebut sampai saat ini belum terimplementasi. Sementara bila
dicermati Perda Nomor 4 Tahun 2012 Pasal 22 ayat 1 mengatur bahwa
pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun pembukuan dialokasikan
sebagai Dana Pembangunan Desa sebesar 20% (dua puluh persen).
Dalam realitanya dari hasil wawancara dengan pengelola LPD Desa Adat
Pangsan, diketahui bahwa terkait stuktur modal LPD nampak bahwa komponen
modal berupa setoran Desa Pakraman sampai saat belum dapat direalisasikan,
sementara alokasi keuntungan untuk pembangunan desa sebesar 20% sudah
berjalan sebagaimana mestinya. Bila dicermati lebih jauh dalam Perda bahwa
LPD adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman, sehingga memang
sepatutnya ada setoran modal dari pemilik dalam hal ini adalah krama desa.
Dengan adanya dukungan modal dari desa pekraman sudah dapat dipastikan
bahwa struktur modal LPD akan menjadi semakin kuat dalam mendukung
program-program LPD. Selain itu, untuk menjaga keberadaan LPD lebih utuh
dan murni mencerminkan karakter sebagai duwe (aset milik penuh) desa adat,
maka peran dan tanggung jawab desa adat dalam hal ini krama secara
kelembagaan terhadap LPD penting untuk terus ditingkatkan, dalam rangka
3
memantapkan keberadaan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa pakraman
yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan krama desanya.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan dalam analisis situasi di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam operasional LPD Desa Adat
Pangsan, sebagai berikut.
a) Dalam Stuktur modal LPD nampak bahwa komponen modal berupa setoran
Desa Pakraman sampai saat belum terealisasikan, sementara alokasi
keuntungan LPD untuk pembangunan desa sebesar 20% sudah berjalan
sebagaimana mestinya. Bila dicermati lebih jauh dalam Perda bahwa LPD
adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman, sehingga memang sepatutnya
ada setoran modal dari pemilik dalam hal adalah krama desa.
b) Pengurus selaku pelaksana operasional LPD, sangat mengharapkan peraturan
terkait permodalan LPD benar-benar dapat teralisasi khususnya yang
berkenaan dengan Setoran Modal Desa pekraman. Dengan memperhatikan
pula Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perda Nomor 4 Tahun 2012, pada Bab II diatur tentang prinsip
kehati-hatian yang harus dilakukan dalam pengelolaan LPD, sehingga dengan
Pergub ini, LPD diatur pengelolaanya seperti lembaga perbankan.
c) Berdasarkan pada permasalahan seperti yang telah diuraikan, maka dipandang
perlu untuk memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan tentang
implementasi Perda dan Pergub tersebut kepada seluruh komponen krama
desa adat meliputi: krama desa selaku pemilik LPD, Bendesa Adat, Kelian
Banjar Adat, pengurus, pengawai dan pengawas internal LPD.
4
II. TUJUAN DAN MANFAAT
a. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan
pada LPD Desa Adat Pangsan adalah sebagai berikut
a) Memberikan pengetahuan kepada seluruh komponen krama desa adat tentang
pengelolaan LPD, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan modal
dalam rangka memperkuat kelembagaan LPD sebagai lembaga keuangan
milik desa.
b) Menambah wawasan seluruh komponen krama desa adat tentang pengelolaan
LPD sesuai dengan peraturan yang berlaku dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk membawa kemajuan masyarakat melalui
peran LPD
b. Manfaat Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.
a) Bagi pengurus, pengawas dan pegawai LPD kegiatan ini dapat menambah
wawasan dan meningkatan kemampuannya dalam pengelolaan LPD dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
b) Bagi masyarakat krama desa, kegiatan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya tentang keberadaan LPD sebagai lembaga keuangan milik
desa, sehingga lebih menyadari peran krama desa sebagai pemilik LPD.
c) Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini dapat sebagai media untuk membantu
masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya
berkenaan dengan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa.Di samping
itu, kegiatan ini juga dapat menjadi bahan masukan dalam penyelenggaraan
program pengabdian kepada masyarakat di masa mendatang, sehingga
reputasi lembaga di mata masyarakat menjadi semakin baik.
5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Realisasi Pemecahan Masalah
Dengan memahami permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan LPD
Desa Adat Pangsan, sebagimana sudah diuraikan sebelumnya, maka dilakukan
pemecahkan masalah dengan cara berikut ini
a) Mengadakan diskusi terbatas dengan Pengurus LPD, pengawas LPD dan
Bendesa Adat untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang
permasalahan LPD terkait struktur permodalan dalam rangka memperkuat
LPD sebagai lembaga keuangan milik desa pekraman atau desa adat.
b) Memberikan penyuluhan tentang LPD terkait peraturan yang terkini berlaku
terutama yang menyangkut pengolalaan LPD dan struktur permodalan LPD
sehingga wawasan krama desa selaku pemilik LPD dapat bertambah dalam
rangka menjaga eksistensi LPD sebagai lembaga keuangan milik desa.
b. Khalayak Sasaran Strategis
Sasaran strategis dari pemberdayaan ini adalah krama desa adat sebagai:
pengelola atau pengurus LPD, Pengawas LPD, Bendesa Adat, Kelian Banjar
Adat,dan perwakilan krama masing-masing banjar.
c. Metode Kegiatan
Pemberdayaan krama desa adat dilakukan melalui penyuluhan tentang
pengelolaan LPD secara lebih profesional dalam rangka memperkuat eksistensi
LPD sebagai lembaga keuangan desa. Penyuluhan dilaksanakan dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi antara instruktur dengan peserta.
Metode ceramah dilengkapi dengan simulasi dan penyampaian contoh praktek
yang baik pada beberapa LPD yang lebih maju.
6
IV. HASIL KEGIATAN
LPD Desa Adat Pangsan secara umum operasionalnya sudah berjalan
baik, hal mana ditunjukkan dengan laba yang mampu dihasilkan setiap tahun dan
nilai asset yang juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 perolehan laba
bersih mencapai Rp 195.107.971, meningkat menjadi Rp 281.935.178 tahun 2013
dan meningkat lagi menjadi Rp 371.122.526 tahun 2014. dalam hal ini rata-rata
peningkatan laba bersih untuk tiga tahun tersebut sebesar 38 persen. Dilihat dari
kondisi assets, nampak tahun 2012 posisi asset LPD Pangsan sebesar Rp
3.305.707.513, meningkat menjadi Rp 4.207.774.682 pada tahun 2013, dan Rp
4.472.913.758 pada tahun 2014. Rata-rata peningkatan asset dalam tiga tahun
teresebut sebesar 17 persen. Akan tetapi, perkembangan usaha tersebut tidak
diimbangi dengan struktur modal yang kuat.
Dengan memperhatikan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 dan
Pergub. No. 11 tahun 2013, menyebutkan bahwa komponen pertama dari struktur
modal inti LPD adalah modal disetor, yang dalam kaitan ini adalah setoran Desa
Pakraman. Ketentuan inilah yang belum diimplementasi pada LPD Desa Adat
Pangsan. Di sisi lain dari Perda tersebut mengatur bahwa pembagian keuntungan
bersih LPD dialokasikan sebagai Dana Pembangunan Desa sebesar 20% (dua
puluh persen), sudah direalisasi secara konsisten.
Penyuluhan dalam rangka pemberdayaan krama desa mengenai
permodalan LPD yang bersumber dari setoran Desa`Pekraman dilaksanakan di
Balai Banjar Sekarmuti, Desa Adat Pangsan Kecamatan Petang Kabupaten
Badung. Dalam pelaksanaan kegiatan, hadir krama desa dalam kapasitas sebagai:
Kepala Desa Pangsan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Bendesa atau Kelian
Desa Adat, Kelian Banjar Adat, pengurus atau pelaksana operasional LPD,
pengawas internal LPD, pegawai LPD dan perwakilan krama Adat dalam hal ini
adalah Juru CanangJero Mangku. Dalam penyuluhan ini disampaikan materi
tentang Manajemen Permodalan LPD terkait dengan: 1) Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa,
dan 2) Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
7
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang
Lembaga Perkreditan Desa Sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali Terakhir
Dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang
Lembaga Perkreditan Desa.
Dalam penyuluhan ini ditekankan pada pentingnya setoran modal desa
pekraman dalam memperkuat struktur modal LPD. Tim memaparkan bahwa LPD
adalah milik desa pekaraman, sehingga sudah sepatutnya kepemilikan tersebut
ditunjukkan dengan setoran modal. Bila hal itu dapat terwujud, maka sudah dapat
dipastikan struktur modal LPD akan menjadi semakin kuat. Sebagai ilustrasi,
disampaikan, dengan krama Desa Adat Pangsan saat ini berjumlah kurang lebih
2.500 jiwa, dengan setoran tiap bulan Rp 10.000, maka akan terkumpul modal
sebesar Rp. 300.000.000 tiap tahun. Sebagaimana juga dalam konsep manajemen
keuangan, bahwa modal usaha dari setoran pemilik sangat memegang peranan
penting dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Tim pengabdian masyarakat setelah selesai memberikan ceramah/penyuluhan
kepada peserta, dilanjutkan dengan diskusi. Dalam diskusi diketahui bahwa
memang kesadaran atau pemahaman masyarakat khususnya krama desa adat
Pangsan bahwa LPD adalah milik Desa Pekraman masih sangat kurang.
Pengertian tentang krama desa juga diinterpretasi secara beragam. Nampak dari
peserta yang hadir, pemahaman yang beragam dalam mengartikan krama desa.
Dalam pemahaman mereka masih kurang jelas apakah yang dimaksud krama itu
adalah mereka yang kena ayah desa, lingkup tanah pekarangan, atau setiap
kepala keluarga (KK).
Dalam diskusi ini disampaikan bahwa pengertian tentang istilah-istilah
yang berkaitan dengan LPD sudah diuraikan secara jelas dalam Peraturan
Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
Provinsi Bali tentang LPD. Seperti pengertian Krama Desa Pakraman sangat jelas
diuraikan adalah mereka yang menempati karang Desa Pakraman/karang Banjar
Pakraman dan atau bertempat tinggal di wilayah Desa/Banjar Pakraman atau
ditempat lain yang menjadi warga Desa/Banjar pakraman;
8
Dalam rancangan tentang iuran wajib krama desa sudah ada pemikiran
seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Pangsan dalam diskusi yaitu pada
awal penerapan ketentuan ini akan diberlakukan terlebih dahulu bagi lingkup
setiap pekarangan krama. Saat ini di wilayah Desa Pangsan terdapat 159
pekarangan krama. Untuk penetapan ini tentu akan diputuskan dalam Paruman
Desa Pakraman, yaitu sidang permusyawaratan/permufakatan krama/prajuru desa
pakraman yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam desa pakraman. Di
samping itu, ada juga usulan yang disampaikan oleh Kepala Desa untuk memberi
pemahaman kepada seluruh krama desa, dan disarankan dapat disampaikan oleh
pihak luar yang relevan dihadapan langsung krama yang bersangkutan.
9
V. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di LPD
Desa Adat Pangsan dapat disimpulkan bahwa penguatan struktur modal LPD
melalui setoran modal desa pekramaan sudah semakin disadari oleh krama
desa, khususnya prajuru desa peserta penyuluhan. Sosialisasi diharapkan lebih
lanjut disampaikan langsung kepada krama desa, sehingga seluruh krama
menjadi semakin paham bahwa LPD akan menjadi semakin kuat dan kokoh
menjadi lembaga keuangan desa, milik (druwe) desa pekraman. Bila dikaitkan
dengan konsep manajemen keuangan, khususnya dalam hal keputusan pendanaan
maka komponen struktur modal dari setoran pemilik dalam hal ini adalah krama
desa, akan dapat memperkuat modal inti LPD.
b. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu pemikiran tentang setoran modal dari
krama desa untuk penguatan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa
pekraman, dapat disampaikan dalam Paruman Desa Pekraman yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di dalam desa pekraman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang
Lembaga Perkreditan Desa
Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga
Perkreditan Desa Sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali Terakhir
Dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun
2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa.
Proceeding Traning Masyarakat Adat. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Adat.
Institute For Reseach And Empowerment (IRE), Yogyakarta. http://
www.google.com
Roebyantho, Haryati dan EtyPadmiati. 2007. Pemberdayaan Jaringan Pranata
Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat Di Provinsi
Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan
Sosial 12 (03): 33-44. http:// www.google.com.
Suartana, I Wayan.2009. Arsitektur Pengelolaan Risiko pada Lembaga
Perkreditan Desa (LPD). Denpasar: UdayanaUniversity Press.
Surpha, I Wayan.2004. Eksistensi Desa Adat dan Desa Dinas di Bali. Denpasar:
Pustaka Bali Post.
11
Foto kegiatan Pengabdian Kepada Mayarakat di LPD Desa Adat Pangsan
Kecamatan Petang Kabupaten Badung