LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA - Universitas Udayana

51
1 LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA OPTIMASI FORMULA PATCH MUKOADHESIF EKTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L) SEBAGAI ANTIINFLAMASI GUSI TIM PENELITI: Eka Indra Setyawan, S.Farm.,M.Sc.,Apt. (0024038202) Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt. (9900009787) DIBIAYAI DARI DANA PNBP UNIVERSITAS UDAYANA NOMOR : 237-35/UN14.2/PNL.01.03.00/2014 TANGGAL 14 MEI 2014 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014

Transcript of LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA - Universitas Udayana

1

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

OPTIMASI FORMULA PATCH MUKOADHESIF EKTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L) SEBAGAI ANTIINFLAMASI GUSI

TIM PENELITI:

Eka Indra Setyawan, S.Farm.,M.Sc.,Apt. (0024038202)

Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt. (9900009787)

DIBIAYAI DARI DANA PNBP UNIVERSITAS UDAYANA

NOMOR : 237-35/UN14.2/PNL.01.03.00/2014 TANGGAL 14 MEI 2014

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2014

2

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN MUDA

Judul Penelitian : Optimasi Formula Patch Mukoadhesif

Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) sebagai Antiinflamasi Gusi

Ketua Peneliti a. Nama lengkap dengan gelar : Eka Indra Setyawan, S.Farm.,M.Sc.,Apt. b. NIP/NIDN : 198203242008121001 / 0024038202 c. Pangkat/golongan : Penata Muda Tk.I / III B d. Jabatan fungsional/struktural ; Asisten Ahli e. Pengalaman penelitian : Terlampir f. Program studi/jurusan : Farmasi g. Fakultas : MIPA h. Alamat rumah : Jl. Sekar Jepun V/14 Denpasar

08886518893 i. E-mail : [email protected] Jumlah Tim Peneliti : 2 orang Pembimbing a. Nama lengkap dengan gelar : Dr.rer.nat.I.M.A.G.Wirasuta,M.Si.,Apt. b. NIP/NIDN : 196804201994021001 / 0020046802 c. Pangkat/golongan : Penata Tk. I / III D d. Jabatan fungsional/struktural : Lektor Kepala / Ketua Program Studi e. Pengalaman penelitian : Terlampir f. Program studi/jurusan : Farmasi g. Fakultas : MIPA h. Alamat rumah : Jimbaran i. E-mail : Jangka Waktu Penelitian : 201 hari Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000,00

Mengetahui,

Dekan Fakultas MIPA

Ir.A.A.Gd.Raka Dalem, M.Sc.(Hons)

NIP. 196507081992031004

Jimbaran, 28 November 2014

Ketua Peneliti

Eka Indra Setyawan, S.Farm.,M.Sc.,Apt.

NIP. 198203242008121001

Mengetahui,

Ketua Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat

Prof.Dr.Ir. I Nyoman Gede Antara, M.Eng NIP. 19640807 199203 1 002

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Optimasi Formula Patch Mukoadhesif Ekstrak

Daun Sirih (Piper betle L) sebagai Antiinflamasi Gusi” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan penelitian ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, dukungan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada :

1. Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia yang telah

membantu dari sisi pendanaan.

2. Rektor Universitas Udayana.

3. Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana

4. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA

Universitas Udayana yang telah membantu penulis.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih jauh dari

kesempurnan, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga

penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.

Bukit Jimbaran, 2014

Penulis

4

Ringkasan

Daun sirih (Piper betle L) adalah tanaman obat tradisional yang secara

empirik dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan antiinflamasi gusi. Penelitian

ini bertujuan untuk memformulasi ekstrak etanol daun sirih kedalam sistem

penghantaran obat baru yakni patch mukoadhesif.

Ekstrak daun sirih sebagai bahan aktif dibuat dengan teknik maserasi

sedangkan formulasi patch dibuat menggunakan sistem matrix controlled. Bahan

tambahan yang dipergunakan dalam pembuatan patch antara lain; hidroksipropil

metilselulosa, polietilenglikol 400, dan mentol. Komposisi pemakaian

polietilenglikol 400 dan mentol dalam formula ditentukan dengan menggunakan

metode simplex lattice design. Evaluasi matrik patch meliputi; bobot matrik

patch, ketebalan matrik patch, folding endurance dan loss on drying.

Hasil penelitian memperlihatkan bobot matrik berkisar antara 0,510 -

2,837 g, tebal matrik antara 0,28 – 1,00 mm, folding endurance antara 60 - > 500

lipatan dan loss on drying antara 0,063% - 0,099%. Formula optimal dihasilkan

oleh kombinasi mentol dan PEG 400 dengan perbandingan 1:0 dengan nilai

desirability 0,896.

Kata kunci : ekstrak daun sirih, mentol, PEG 400, mukoadhesif matrik patch

5

Summary

Betel leaf (Piper betle L) is a traditional medicinal plant that used

empirically for the treatment of inflammatory gum. This study was aimed to

formulate the ethanol extract of betel leaf into a new drug delivery system such as

mucoadhesive patches

.Betel leaf extract as an active ingredient was made by maceration

technique and the matrix formulations was made by the controlled matrix system.

An exipient materials are used in the matrix preparation are hydroxypropyl

methylcellulose, polyethyleneglycol 400, and menthol. The composition between

polyethyleneglycol 400 and menthol in the formula was determined by the simplex

lattice design. Evaluation of the matrix includes; matrix weight, matrix thickness,

folding endurance and loss on drying.

The results showed a weight matrix of 0.510 to 2.837 g, the matrix

thickness of 0.28 to 1.00 mm, folding endurance of 60 - >500 folds and loss on

drying of 0.063% - 0.099%. Optimal formula was generated by the combination

of menthol and PEG 400 in the ratio 1: 0 with a desirability value of 0.896.

Keyword: betel leaf extract, menthol, PEG 400, mucoadhesive patch matrix

6

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………… 1 HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. 2 KATA PENGANTAR…………………………………………………. 3 RINGKASAN……………………………………………………………. 4 SUMMARY……………………………………………………………………. 5 DAFTAR ISI…………………………………………………………… 6 DAFTAR TABEL……………………………………………………… 7 DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… 8 BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………... 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………...…………………… 12 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT……..…………………………. 15 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 16 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………. 20 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 31 DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………………. 32 LAMPIRAN…………………………………………………………….. 34

7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Formula Patch Mukoadhesif Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L)……………………………………………………... 18

Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun sirih……………… 21

Tabel 3. Hasil evaluasi fisik patch mukoadhesif daun sirih……….……………………………………………….. 23

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap bobot patch…………………………………………. 24

Gambar 2. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap tebal patch…………………………………………… 25

Gambar 3. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap %LOD patch…………………………………. 27

Gambar 4. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap ketahanan lipatan patch…………………….. 28

Gambar 5. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap desirability……………………………………………… 29

Gambar 6. Grafik hubungan antara masing-masing respon uji terhadap desirability…………………………………….. 29

.

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Radang gusi atau gingivitis adalah peradangan gusi sehingga gusi menjadi

merah dan membengkak, tampak mengkilap atau licin, dan cenderung mudah

berdarah sewaktu mengosok gigi. Radang gusi yang tidak terawat dan

berkepanjangan akan menyebar ke gigi dan mengakibatkan gigi lepas. Radang

gusi terjadi akibat adanya plak (dental plague) yang menumpuk pada leher gigi

dan tidak dibersihkan.Plak terbentuk oleh adanya bakteri, mukus dan sisa-sisa

makanan yang tertinggal di gusi. Iritan kimiawi yang dihasilkan oleh plak masuk

ke dalam gusi melalui lekukan dangkal yang terdapat pada perbatasan gusi dan

gigi. Lama kelamaan plak tersebut akan mengiritasi gusi sehingga mudah

terinfeksi dan mudah berdarah (Amith dkk., 2007).

Salah satu tanaman yang mampu mengobati radang gusi dan mencegah

infeksi adalah daun sirih (Piper betle L.).Daun sirih secara empirik telah banyak

dimanfaatkan untuk berbagai macam pengobatan khususnya yang berkaitan

dengan gangguan mulut seperti; obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses rongga

mulut, luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut dan sebagainya.Hal tersebut

dikarenakan daun sirih mengandung minyak atsiri, tanin, saponin, dan flavonoid

yang berfungsi sebagai antiseptik, antiinflamasi, antihemolitik, dan antioksidan

(Moeljanto dan Mulyono, 2003; Chakraborty dan Shah 2011). Hasil penelitian

Inayanti(2010), bahwa ekstrak etanol daun sirih dengan dosis 108mg/kgBB

mencit mampu memperlihatkan efek antiinflamasi. Hingga saat ini, pemakaian

daun sirih yang terkait dengan pengobatan tersebut masih sebatas berupa infusa

(rebusan), sehingga akan menimbulkan berbagai permasalahan seperti stabilitas

bahan aktif, bioavabilitas dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah

desain sediaan farmasi yang mampu menjaga stabilitas, bioavabilitas, serta

nyaman digunakan tanpa mengganggu aktivitas pasien.

Bentuk sediaan farmasi yang akan dipilihadalah patch mukoadhesif. Patch

mukoadhesif adalah salah satu bentuk sediaan farmasi dengan cara pemakaian

10

ditempel pada dinding mukosa mulut dan mampu memberikan efek sistemik.

Sediaan patch memiliki berbagai macam keunggulan dibandingkan dengan bentuk

sediaan obat konvensional lainnya seperti; tidak invasif, efek samping minimal,

mampu menjaga bioavabilitas obat (William, 2003) sehingga pasien tidak perlu

sering-sering meminum obat dan mampu meningkatkan patient complient.

Efektifitas patch dipengaruhi oleh tehnik pembuatan yang akan

memberikan perbedaan terhadap profil pelepasan obat yang akan berdampak

terhadap bioavabilitas obat. Selain tehnik pembuatan, efektifitas patch juga

ditentukan oleh jumlah dan jenis bahan tambahan yang digunakan. Bahan

tambahan akan mempengaruhi sifat fisik patch, stabilitas obat serta pelepasan dan

penetrasi obat. Bahan obat yang terdapat dalam matrik harus mampu terlepas dari

sediaan dan berpenetrasi melewati membran biologis hingga masuk kedalam

sirkulasi sistemik. Oleh karena itu tehnik pembuatan serta pemilihan dan jumlah

komposisi bahan tambahan harus tepat sehingga akan dihasilkan sediaan patch

yang baik.

Bahan tambahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah mentol sebagai

permeation enhancer dan PEG 400 sebagai plasticizer. Setyawan 2013, dalam

penelitiannya memperlihatkan pemakaian mentol sebanyak 1% mampu

menghasilkan pelepasan ketoprofen sebesar 23,2% selama 24 jam. Hal tersebut

disebabkan karena mentol mempunyai kemampuan untuk meningkatkan partisi

obat, bertindak sebagai coehancer,dan solven sehingga obat lebih mudah

menembus kedalam stratum korneum (Inayat dan Mallikarjuna, 2009). Sedangkan

pemakaian PEG 400 sebagai plasticizer karena mampu menghasilkan matrik

patch dengan ketahanan lipatan lebih dari 300 lipatan (Setyawan, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin memformulasikan ekstrak daun

sirih kedalam matrik patch. Mengetahui pengaruh penambahan mentol dan PEG

400 terhadap sifat fisik matrik patch untuk dianalisa sehingga akan menghasilkan

jumlah pemakaian mentol dan PEG 400 yang optimal.

11

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tehnik formulasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) pada

pembuatan patch mukoadhesif untuk terapi inflamasi gusi?

2. Berapakah komposisi bahan tambahan seperti polietilenglikol 400 dan

mentol sehingga mampu menghasilkan formula patch mukoadhesif yang

optimal?

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daun Sirih

Semua bagian tanaman sirih dari akar, daun dan bijinya dapat digunakan

untuk obat, akan tetapi yang paling banyak disebut adalah kegunaan daunnya.

Khasiat daunnya antara lain sebagai penahan perdarahan, obat luka pada kulit,

memperbaiki selera makan dan rasa, menguatkan gigi, sebagai tonik untuk otak,

jantung dan hati, menghilangkan haus, dan membersihkan tenggorokan. Selain

itu, daun sirih juga berdaya antioksidan, antiseptik, bakterisida, fungisida, dan

pencegah malaria (Darwis, 1991).

Dalam daun sirih terkandung minyak atsiri, tanin, saponin, dan flavonoid

yang berfungsi sebagai antiseptik, antiinflamasi, antihemolitik, dan antioksidan

(Moeljanto dan Mulyono, 2003; Chakraborty dan Shah, 2011).Saponin dan tanin

bersifat sebagai antiseptik pada luka permukaan, bekerja sebagai bakteriostatik

yang biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit dan mukosa dan melawan

infeksi luka (Mursito, 2002).Flavonoid dan saponin dalam daun sirih dapat

mengaktifkan makrofag (Kusumaningrum, 2006).Flavonoid berfungsi sebagai

antiviral, antiinflamasi, antihemolitik, dan antioksidan (Chakraborty dan Shah,

2011).

2.2. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 1986).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif

yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan lain-

13

lain.Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau

pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya

kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan kerugian

cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986).

2.3. Sistem Penghantaran Transdermal

Sistem pengahantaran obat secara transdermal merupakan suatu sistem

penyampaian obat ke aliran darah melalui permukaan kulit. Pada saat diberikan,

obat akan berpenetrasi menembus stratum corneum, menuju dermis melalui

epidermis, dan pada akhirnya akan menuju pembuluh darah. Dengan sistem ini

tidak ada kekhawatiran akan terjadi first pass metabolism karena obat langsung

menuju pembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi maupun distribusi

(Shargel, 2005). Pemberian obat secara transdermal dapat efektif jika obat dapat

berpenetrasi atau menembus barrier kulit dan mencapai tepat aksinya.

Salah satu bentuk sediaan transdermal adalah sediaan patch.Jika ditinjau

dari cara pembuatannya, sediaan patch dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Membrane controlled

Sistem ini secara umum terdiri dari tiga komponen utama yaitu suatu

reservoir, rate controlling membrane dan lapisan pelekat yang melekat pada

kulit.Obat di dalam daerah reservoir tersebut harus dapat berdifusi melewati

membran.Bahan aktif di dalam reservoir dapat didispersikan dalam bentuk

suspensi, cairan, ataupun gel (Florence dan Attwood, 1988).

2. Matrix controlled

Komponen utama dari sistem matrik yaitu bahan perekat dan backing

film.Pada sistem ini, dispersi obat di dalam reservoir digantikan oleh perekat.Obat

dalam bahan-bahan tambahan, seperti polimer, enhancer, diformulasikan menjadi

satu ke dalam larutan perekat, yang kemudian pelarutnya diuapkan untuk

membentuk film matrik.Selanjutnya, film matrik dan perekat ditempelkan pada

14

backing film. Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan membentuk suatu sediaan

patch yang tipis dan elegan sehingga nyaman untuk digunakan dalam jangka

panjang (lebih dari 3 hari) daripada jika dibuat dengan sistem membran terkontrol

(Venkartraman et al, 2000).

2.4 Simplex Lattice Design

Simplex lattice design merupakan cara optimasi formula pada berbagai

perbedaan jumlah komposisi bahan. Jumlah total nilai fraksi masing-masing

komponen adalah satu. Pengukuran respon dapat dihubungkan dengan model

matematika yang cocok untuk masing-masing desain. Model matematika

memiliki 3 model yaitu (Bolton, 1997):

1. Linear model: Y = β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)

2. Quadratic model: Y = β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)+β1,2(X1)(X2)+β1,3(X1)(X3)+β2,3(X2)(X3) 3. Special cubic: Y = β1(X1)+β2(X2)+β3(X3)+β1,2(X1)(X2)+β1,3(X1)(X3)+β2,3(X2)(X3)+β1,2,3(X1)(X2)(X3) Keterangan : X1, X2, X3 adalah fraksi campuran komponen

β1, β2, β3 adalah koefisien regresi (dihitung berdasarkan respon percobaan)

Dalam optimasi model SLD, jumlah sesungguhnya suatu komponen dalam

campuran, diterjemahkan sebagai proporsi yang merupakan bilangan nol atau

positif dan tidak boleh berupa bilangan negatif. Jumlah seluruh proporsi semua

komponen adalah 1. Jika X1, X2,………, Xq adalah proporsi komponen 1, 2,

3,……q, maka 0≤Xi≤1. Jika terdapat 3 komponen (q = 3) yaitu A, B, C, maka

digambarkan dalam bentuk dua dimensi berupa segitiga sama sisi (model special

cubic) dengan 3 sudut. Pada masing-masing sudut segitiga sama sisi menunjukkan

komponen tunggal dengan nilai proporsi sama dengan 1. Hal yang perlu

diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus mempunyai skala yang sama

(Bolton, 1997).

15

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui teknik formulasi beserta formula pada pembuatan patch

mukoadhesif yang mengandung ekstrak daun sirih (Piper betle L)

2. Mengetahui jumlah komposisi bahan tambahan polietilenglikol 400 dan

mentol sehingga menghasilkan patch mukoadhesif yang optimal beserta

pengaruh penambahan kedua bahan tersebut terhadap sifat fisik patch

mukoadhesif yang dihasilkan.

3.2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini akan dihasilkan sebuah patch mukoadhesif yang

diharapkan bermanfaat untuk pengobatan inflamasi gusi.

16

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Ekstraksi Daun Sirih

Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dimana 100 gram serbuk

daun sirih (Piper betle L.) kemudian direndam dengan etanol 96% hingga volume

1000 ml, dikocok selama 30 menit lalu dibiarkan selama 24 jam sampai

mengendap. Ambil lapisan atas campuran etanol dengan zat aktif, masukkan

dalam labu evaporasi 1 liter, isi water bath dengan air sampai penuh, kemudian

pasang semua alat termasuk rotary evaporator, pemanas water bath (atur sampai

suhu 70°C -80°C) lalu sambungkan dengan aliran listrik. Biarkan larutan etanol

memisah dengan zat aktif.Tunggu sampai aliran etanol berhenti menetes pada

labu penampung.Masukkan hasil ekstrak dalam botol plastik dan kemudian

disimpan.

4,2 Skrining Fitokimia

1. Senyawa alkaloid

Serbuk simplisia dibasakan dengan amonia, kemudian ditambahkan

kloroform, digerus kuat-kuat. Lapisan kloroform dipipet sambil disaring,

kemudian ke dalamnya ditambahkan asam klorida 2 N. Campuran dikocok

kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi

menjadi 3 bagian: Kepada bagian ditambahkan pereaksi Mayer (Kalium iodida

dan raksa (II) klorida). Terjadinya endapan atau kekeruhan diamati.Bila terjadi

kekeruhan atau endapan berwarna putih berarti di dalam simplisia

kemungkinan terkandung alkaloid.Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorff

(Bismuth Subnitras dan Raksa (II) klorida).Terbentuknya endapan atau

kekeruhan diamati.Bila terjadi kekeruhan atau endapan berwarna jingga kuning

berarti dalam simplisia kemungkinan terkandung alkaloid.Bagian 3 digunakan

sebagai blangko.

2. Senyawa polifenat

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air, kemudian disaring. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III)

17

klorida kedalam filtrat.Terbentuknya senyawa fenolat ditandai dengan

terjadinya warna hijau-biru hingga hitam.

3. Senyawa tanin

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air lalu disaring. Larutan besi (III) klorida ditambahkan ke dalam

filtrat sehingga terbentuk warna hijau-biru hitam hingga hitam, kemudian

ditambahkan larutan gelatin 1%.Adanya senyawa tanin ditandai dengan

terjadinya endapan berwarna putih.

4. Senyawa flavonoid

Simplisia dipanaskan dengan campuran logam magnesium dan asam

klorida 5N, kemudian disaring. Adanya flavonoid akan menyebabkan filtrat

berwarna merah yang dapat ditarik oleh amil alkohol. Untuk lebih

memudahkan pengamatan sebaiknya menggunakan percobaan blangko.

5. Senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid

Serbuk simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil

disaring.Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan

menguap hingga kering.Larutan vanilin 10% dalam asam sulfat pekat

dimasukkan ke dalam hasil pengeringan filtrat.Terjadinya warna-warna

menunjukkan adanya senyawa mono dan seskuiterpenoid.

6. Senyawa steroid dan triterpenoid

Serbuk simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil

disaring.Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan

menguap hingga kering.Pereaksi Libermann-Burchard dimasukkan ke dalam

hasil pengeringan filtrat.Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa

triterpenoid sedangakan terjadinya warna hijau birumenunjukkan adanya

senyawa steroid.

7. Senyawa kuinon

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air kemudian disaring. Larutan KOH 5% ditambahkan ke dalam

filtrat.Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga

merah.

18

8. Senyawa saponin

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air kemudian disaring. Setelah dingin filtrat dalam tabung reaksi

dikocok kuat-kuat selama kurang lebih 30 detik.Pembentukan busa sekurang-

kurangnya setinggi 1 cm dan persistenselama beberapa menit serta tidak hilang

pada penambahan satu tetes asam klorida encer menunjukkan bahwa dalam

simplisia terdapat saponin.

4.3. Formula Patch

Masing-masing formula (Run) dibuat sebanyak 17 mL dengan komposisi

sebagai berikut (tabel 1). Pembuatan patch mukoadhesif dilakukan dengan

menggunakan metode solven casting. Metode solven casting adalah tehnik

pembuatan patch dengan cara melarutkan semua bahan-bahan menggunakan

pelarut dan kemudian mencampur semua larutan bahan tersebut menjadi satu

kedalam cetakan. Setelah semua bahan tercampur kemudian di sonikasi untuk

menghilangkan gelembung udara yang terjebak di dalam campuran larutan

sekaligus membantu proses pelarutan bahan.

Tabel 1. Formula Patch Mukoadhesif Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L)

RUN

Ekstrak Etanol Daun Sirih 10% (mL)

HPMC 3%

(mL)

Menthol 1%(mL)

PEG 400

(mL)

F1 5,0 10,0 0,0 2,0 F2 5,0 10,0 0,0 2,0 F3 5,0 10,0 1,0 1,0 F4 5,0 10,0 1,5 0,5 F5 5,0 10,0 1,0 1,0 F6 5,0 10,0 0,5 1,5 F7 5,0 10,0 2,0 0,0 F8 5,0 10,0 2,0 0,0

19

4.4. Evaluasi Patch

Tebal patch

Pengujian ketebalan patch masing-masing formula dilakukan dengan

mengukur ketebalan patch satu persatu menggunakan jangka sorong dan

dilakukan pada 3 titik yang berbeda dari masing-masing patch (Parivesh dkk.,

2010).

Bobot patch

Pengujian variasi bobot patch pada tiap formula dilakukan dengan cara

menimbang satu persatu patch. Penimbangan dilakukan replikasi 3 kali pada

patch yang berbeda dari formula yang sama, kemudian dihitung bobot rata-

ratanya (Parivesh dkk., 2010).

Folding endurance

Uji folding endurance dilakukan dengan melipat patch berkali-kali pada

tempat yang sama sampai patch tersebut patah. Jumlah pelipatan yang telah

dilakukan dianggap sebagai nilai ketahanan lipatan (Parivesh dkk., 2010).

Loss on drying

Patch ditimbang satu persatu dan dimasukkan dalam moisture balance

pada suhu 105oC hingga layar pada alat menunjukkan angka susut pengeringan

(Patel, 2009)

4.5. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil evaluasi dianalisis dengan two way Analysis

of Variance (ANOVA) untuk memperlihatkan pengaruh dari faktor uji terhadap

parameter uji.

20

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Preparasi Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan daun sirih hijau. Preparasi

sampel dilakukan bertujuan untuk menjaga kualitas dari daun sirih tersebut tetap

terjaga dan tidak mengalami kerusakan sebagai akibat dari proses pembusukan.

Preparasi sampel dilakukan dengan mencuci daun sirih yang diperoleh dengan air

mengalir kemudian dikeringkan dengan cara diangin-angikan dan di bawah sinar

matahari selama 1 minggu. Daun sirih yang telah kering kemudian diserbuk dan

diayak dengan pengayak 100 mesh. Pengayakan ini ditujukan untuk menghasilkan

serbuk daun sirih dengan ukuran yang seragam sehingga akan memudahkan

proses ekstraksi. Sebanyak 25 kg daun sirih segar setelah proses preparasi ini

dihasilkan serbuk daun sirih sebanyak 5 gram.

5.2. Ekstraksi Serbuk Daun Sirih

Ekstraksi serbuk daun sirih dilakukan dengan metode maserasi yaitu

dengan merendam serbuk daun sirih di dalam larutan etanol 96% pada suhu

kamar. Proses remaserasi dilakukan pada hari berikutnya dengan mengganti

dengan pelarut yang baru. Proses ini terus diulang hingga hari ke-3. Dari proses

maserasi dihasilkan filtrat sebanyak 205 mL, 285 mL dan 280 mL pada hari

pertama, kedua dan ketiga.

Setelah proses maserasi kemudian dilanjutkan dengan proses penguapan

pelarut dengan menggunakan rotary evaporator. Penguapan ini dilakukan pada

suhu 50oC pada kecepatan 100 rpm dan tekanan 0,8 bar. Dari proses penguapan

ini dihasilkan sebanyak 37,164 gram ekstrak daun sirih kental.

5.3. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan bertujuan untuk menganalisa keberadaan

senyawa penting yang terkandung di dalam ekstrak daun sirih. Senyawa-senyawa

tersebut diantaranya minyak atsiri, saponin, alkaloid, glikosida, flavanoid, steroid

atau triterpenoid, dan tanin. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut sangatlah

21

penting terlebih seperti minyak atsiri, tanin, saponin, dan flavonoid yang

berfungsi sebagai antiseptik, antiinflamasi, antihemolitik, dan antioksidan

(Moeljanto dan Mulyono, 2003; Chakraborty dan Shah 2011) sangat berguna

dalam terapi pengobatan radang gusi. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol

daun sirih memperlihatkan bahwa ekstrak tersebut positif mengandung minyak

atsiri, glikosida, flavanoid, dan tannin, seperti yang diperlihatkan pada tabel

berikut.

Tabel 2. Hasil uji skrining fitokima ekstrak daun sirih Pengujian Hasil Keterangan

Uji minyak atsiri

(+) mengandung minyak atsiri

Uji saponin (-) tidak mengandung saponin Uji alkaloid (-) tidak mengadung alkaloid Uji glikosida (+) mengadung glikosida Uji flavanoid (+) mengandung flavanoid Uji steroid (-) tidak mengandung

steroid/triterpenoid Uji tanin (+) mengandung tannin

5.4. Perhitungan Jumlah Ekstrak Daun Sirih dalam Formula Patch

Hasil penelitian Inayanti (2010), bahwa ekstrak etanol daun sirih dengan

dosis 108 mg/kgBB mencit mampu memperlihatkan efek antiinflamasi. Dari

dosis tersebut kemudia dilakukan konversi dosis dari mencit ke manusia (70

kgBB). Adapun proses perhitungan adalah sebagai berikut (dihitung berdasarkan

Surface Area Equivalence):

Dosis mencit (20 gram): 108 mg/kg atau 108 mg/1000 gram.

108 mg x 20/1000: 2,16 mg/0,008 m2

Surface Area manusia (70 kg): 1,85 m2

2,16 mg x 1,85/0,008: 499,5 mg/70 kg

atau 7,14 mg/kg

22

Dari hasil perhitungan diperoleh dosis ekstrak daun sirih peroral (po) yang

akan dipergunakan dalam formula patch mukoadehesif adalah sebesar 500 mg.

Pemakaian dosis peroral ke dalam formula ini dikarenakan penelitian ini masih

berada pada tahap awal. Artinya, pada penelitian ini belum dilakukan uji untuk

mengetahui seberapa besar efektivitas dosis ekstrak daun sirih dalam formula

melainkan masih sampai pada tahap formulasi. Secara umum jumlah bahan obat

yang dipergunakan secara transdermal jauh lebih sedikit daripada pemakaian

secara peroral. Hal tersebut dimungkinkan karena obat yang diberikan secara

transdermal akan terhindar dari proses metabolisme hati melainkan langsung

masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dampak yang ditimbulkan oleh proses

metabolisme hati akan mengurangi jumlah obat yang masuk ke dalam sirkulasi

sistemik.

5.5. Formulasi Patch Mukoadhesif Ekstrak Daun Sirih

Delapan formula patch mukoadhesif ekstrak daun sirih tersebut dirancang

berdasarkan percobaan Simplex Lattice Design seperti pada tabel 1 Pembuatan

patch mukoadhesif dilakukan dengan menggunakan metode solven casting.

Metode solven casting adalah tehnik pembuatan patch dengan cara melarutkan

semua bahan-bahan menggunakan pelarut dan kemudian mencampur semua

larutan bahan tersebut menjadi satu kedalam cetakan. Setelah semua bahan

tercampur kemudian disonikasi untuk menghilangkan gelembung udara yang

terjebak di dalam campuran larutan sekaligus membantu proses pelarutan bahan.

5.6. Evaluasi Fisik Patch

Setelah patch dikeringkan maka dihasilkan pach dengan nilai parameter

fisik seperti bobot, ketebalan, loss on drying dan ketahanan lipatan disampaikan

pada tabel 3 di bawah ini. Kedelapan formula tersebut memberikan tampilan

patch yang tipis, elastis dengan warna hijau transparan dan tidak beraroma.

23

Tabel 3. Hasil evaluasi fisik patch mukoadhesif daun sirih

RUN

Ekstrak Etanol

Daun Sirih 10% b/v

(mL)

HPMC 3% b/v

(mL)

Menthol 1% b/v (mL)

PEG 400

(mL)

Bobot patch (gr)

Tebal patch (mm)

LOD (%)

Lipatan

F1 5,0 10,0 0,0 2,0 2,818 0,96 0,073 80 F2 5,0 10,0 0,0 2,0 2,837 1,00 0,063 60 F3 5,0 10,0 1,0 1,0 1,645 0,52 0,083 350 F4 5,0 10,0 1,5 0,5 1,101 0,36 0,099 >500 F5 5,0 10,0 1,0 1,0 1,531 0,68 0,096 100 F6 5,0 10,0 0,5 1,5 2,512 0,81 0,072 >500 F7 5,0 10,0 2,0 0,0 0,650 0,28 0,069 >500 F8 5,0 10,0 2,0 0,0 0,510 0,74 0,074 >500

Bobot patch

Hasil pengukuran bobot patch dianalisis dengan menggunakan bantuan

software Design Expert ver.7dan hasil uji disampaikan pada tabel 2. Bobot patch

yang dihasilkan dari kedelapan formula tersebut memiliki bobot berkisar antara

0,510 gr hingga 2,837 gr. Hasil analisis Anova memperlihatkan perbedaan yang

signifikan dari kedelapan formula tersebut dengan nilai probabilitas sebesar

0,0001 (<0,05). Dari data hasil obervasi dengan metode Simplex Lattice Design

(SLD) dapat diprediksikan sebuah model atau persamaan matematik yang

menggambarkan profil hasil pengujian bobot dari kedelapan formula tersebut.

Adapun persamaan hasil prediksi adalah sebagai berikut:

Y = 0,54483A + 2,85617B……………………………….(1)

Keterangan : Y = bobot patch (gram) A = proporsi komponen menthol B = proporsi komponen PEG 400 Persamaan matematik tersebut merupakan persamaan linear yang

dihasilkan dari metode SLD (actual component) yang disarankan oleh software

Design Expert ver.7 . Model persamaan matematik tersebut memiliki nilai

probabilitas model sebesar 0,0001 dan probabilitas Lack of fit sebesar 0,1063.

24

Nilai probabilitas tersebut memiliki makna bahwa perbedaan yang terdapat antara

profil yang dihasilkan dari prediksi model dengan hasil obervasi tidaklah cukup

signifikan. Adapun profil kurva dari model prediksi dapat dilihat pada gambar 1

berikut.

Gambar 1. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap bobot patch

Gambar 1 memperlihatkan bahwa semakin besar proporsi baik menthol

maupun PEG 400 akan memberikan peningkatan terhadap bobot patch tersebut.

Pada persamaan 1 memperlihatkan bahwa proporsi komponen PEG memberikan

pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan menthol. Hal tersebut disebabkan

karena PEG memiliki kemapuan untuk meningkatkan proses pembasahan dengan

mengikat air sehingga akan menyebabkan peningkatan bobot patch (Jinghua dkk.,

2001).

Tebal patch

Hasil pengukuran tebal patch dianalisis dengan menggunakan bantuan

software Design Expert ver.7dan hasil uji disampaikan pada tabel 2. Tebal patch

yang dihasilkan dari kedelapan formula tersebut memiliki ketebalan berkisar

antara 0,28 mm hingga 1,00 mm. Hasil analisis Anova memperlihatkan perbedaan

yang signifikan dari kedelapan formula tersebut dengan nilai probabilitas sebesar

0,0001 (<0,05). Dari data hasil obervasi dengan metode Simplex Lattice Design

Design-Expert® Software

Bobot patchDesign Points

X1 = A: MentholX2 = B: PEG

0.5

1.1

1.7

2.3

2.9

01

0.250.75

0.50.5

0.750.25

10

Actual MentholActual PEG

Bob

ot p

atch

Two Component Mix

25

(SLD) dapat diprediksikan sebuah model atau persamaan matematik yang

menggambarkan profil hasil pengujian ketebalan dari kedelapan formula tersebut.

Adapun persamaan hasil prediksi adalah sebagai berikut:

Y = 0,25708A + 0,97042B……………………………….(2) Keterangan : Y = tebal patch (mm)

A = proporsi komponen menthol B = proporsi komponen PEG 400

Persamaan matematik tersebut merupakan persamaan linear yang

dihasilkan dari metode SLD (actual component) yang disarankan oleh software

Design Expert ver.7 . Model persamaan matematik tersebut memiliki nilai

probabilitas model sebesar 0,0001 dan probabilitas Lack of fit sebesar 0,6418.

Nilai probabilitas tersebut memiliki makna bahwa perbedaan yang terdapat antara

profil yang dihasilkan dari prediksi model dengan hasil obervasi tidaklah cukup

signifikan. Adapun profil kurva dari model prediksi dapat dilihat pada gambar 2

berikut.

Gambar 2. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap tebal patch

Gambar 2 memperlihatkan bahwa semakin besar proporsi baik menthol

maupun PEG 400 akan memberikan peningkatan terhadap tebal patch tersebut.

Pada persamaan 2 memperlihatkan bahwa proporsi komponen PEG memberikan

pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan menthol. Selaras dengan hasil

Design-Expert® Software

Tebal patchDesign Points

X1 = A: MentholX2 = B: PEG

0.25

0.4375

0.625

0.8125

1

01

0.250.75

0.50.5

0.750.25

10

Actual MentholActual PEG

Teba

l pat

ch

Two Component Mix

26

pengujian bobot patch, terlihat bahwa semakin besar bobot patch juga akan

memberikan dampak terhadap peningkatan ketebalan patch.

Loss on drying (LOD)

Hasil perhitungan LOD patch dianalisis dengan menggunakan bantuan

software Design Expert ver.7dan hasil uji disampaikan pada tabel 2. LOD patch

yang dihasilkan dari kedelapan formula tersebut memiliki nilai %LOD berkisar

antara 0,063% hingga 0,099% mm. Hasil analisis Anova memperlihatkan

perbedaan yang signifikan dari kedelapan formula tersebut dengan nilai

probabilitas sebesar 0,0288 (<0,05). Dari data hasil obervasi dengan metode

Simplex Lattice Design (SLD) dapat diprediksikan sebuah model atau persamaan

matematik yang menggambarkan profil hasil pengujian %LOD dari kedelapan

formula tersebut.

Adapun persamaan hasil prediksi adalah sebagai berikut:

Y = 0,071574A + 0,068074B + 0,080471AB + 0,13647AB(A-B)……….(3)

Keterangan : Y = LOD patch (%) A = proporsi komponen menthol B = proporsi komponen PEG 400

Persamaan matematik tersebut merupakan persamaan cubic yang

dihasilkan dari metode SLD (actual component) yang disarankan oleh software

Design Expert ver.7 . Model persamaan matematik tersebut memiliki nilai

probabilitas model sebesar 0,0505 dan probabilitas Lack of fit sebesar 0,8903.

Nilai probabilitas tersebut memiliki makna bahwa perbedaan yang terdapat antara

profil yang dihasilkan dari prediksi model dengan hasil obervasi tidaklah cukup

signifikan. Adapun profil kurva dari model prediksi dapat dilihat pada gambar 3

berikut.

27

Gambar 3. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap

%LOD patch Gambar 3 memperlihatkan bahwa semakin besar proporsi baik menthol

maupun PEG 400 dan interaksi antar keduanya akan memberikan peningkatan

terhadap %LOD patch tersebut. Pada persamaan 3 memperlihatkan bahwa

interaksi antar komponen menthol dengan PEG memberikan pengaruh yang lebih

besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh karena

interaksi antara menthol dan PEG akan meningkatkan permeabilitas patch

sehingga selama proses pengeringan baik air dan komponen lain yang mudah

menguap seperti menthol yang terkandung di dalam patch akan lebih mudah

menguap.

Folding endurance

Hasil perhitungan ketahana lipatan patch dianalisis dengan menggunakan

bantuan software Design Expert ver.7dan hasil uji disampaikan pada tabel 2.

LOD patch yang dihasilkan dari kedelapan formula tersebut memiliki nilai

berkisar antara 60 liptan hingga lebih dari 500 lipatan. Hasil analisis Anova

memperlihatkan perbedaan yang signifikan dari kedelapan formula tersebut

dengan nilai probabilitas sebesar 0,0031 (<0,05). Dari data hasil obervasi dengan

metode Simplex Lattice Design (SLD) dapat diprediksikan sebuah model atau

persamaan matematik yang menggambarkan profil hasil pengujian ketahanan

lipatan dari kedelapan formula tersebut.

Design-Expert® Software

Loss on dryingDesign Points

X1 = A: MentholX2 = B: PEG

0.063

0.072

0.081

0.09

0.099

01

0.250.75

0.50.5

0.750.25

10

Actual MentholActual PEG

Loss

on

dryi

ng

Two Component Mix

28

Adapun persamaan hasil prediksi adalah sebagai berikut:

Y = 507,92792A + 14,77458B……………………….(4)

Keterangan : Y = ketahanan lipatan (jumlah lipatan) A = proporsi komponen menthol B = proporsi komponen PEG 400 Persamaan matematik tersebut merupakan persamaan linear yang

dihasilkan dari metode SLD (actual component) yang disarankan oleh software

Design Expert ver.7 . Model persamaan matematik tersebut memiliki nilai

probabilitas model sebesar 0,0031 dan probabilitas Lack of fit sebesar 0,4162.

Nilai probabilitas tersebut memiliki makna bahwa perbedaan yang terdapat antara

profil yang dihasilkan dari prediksi model dengan hasil obervasi tidaklah cukup

signifikan. Adapun profil kurva dari model prediksi dapat dilihat pada gambar 4

berikut.

Gambar 4. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap ketahanan lipatan patch

Gambar 4 memperlihatkan bahwa semakin besar proporsi baik menthol

maupun PEG 400 akan memberikan peningkatan terhadap ketahanan lipatan

patch tersebut. Pada persamaan 4 memperlihatkan bahwa komponen menthol

memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan PEG. Hal tersebut

disebabkan menthol akan menurunkan kristalinitas polimer sehingga membuat

patch menjadi semakin elastis dan lentur (Sinko, 2006).

Design-Expert® Software

Folding enduranceDesign Points

X1 = A: MentholX2 = B: PEG

0

127.5

255

382.5

510

01

0.250.75

0.50.5

0.750.25

10

Actual MentholActual PEG

Fold

ing

endu

ranc

e

Two Component Mix2

29

5.7. Optimasi Formula

Gambar 5. Grafik hubungan antara proporsi menthol dan PEG terhadap desirability

Optimasi formula dilakukan dengan bantuan software Design Expert ver.7,

Data dari masing masing-masing respon hasil observasi diolah dengan metode

Simplex Lattice Design. Melalui metode tersebut dengan pendekatan optimasi

secara numeric maka dihasilkan formula optimal sebanyak dua macam yakni

formula dengan komposisi menthol dan PEG 400 (1:0) dengan nilai desirability

0,896 dan formula dengan komposisi menthol dan PEG 400 (0,359:0,641) dengan

nilai desirability 0,442 (Gambar 5 dan 6). Di anatara kedua formula tersebut

dipilihlah formula dengan nilai desirability yang paling besar.

Gambar 6. Grafik hubungan antara masing-masing respon uji terhadap desirability

Design-Expert® Sof tw are

DesirabilityDesign Points

X1 = A: MentholX2 = B: PEG

0.000

0.225

0.450

0.675

0.900

01

0.250.75

0.50.5

0.750.25

10

Actual MentholActual PEG

Des

irabi

lity

Two Component Mix3

2

3

Formula optimal

1

1

0.985031

1

0.761846

1

0.895554

Desirability

0.000 0.250 0.500 0.750 1.000

Menthol

PEG

Bobot patch

Tebal patch

Loss on drying

Folding endurance

Combined

30

Nilai desirability adalah nilai yang menggambarkan pencapaian suatu

model yang digunakan terhadap target yang diinginkan. Besarnya nilai

desirability berkisar 0 hingga 1. Adapun gambar yang memperlihatkan hubungan

antara masing-masing komponen terhadap deriability dapat dilihat pada gambar

5.dan gambar 6 yang memperlihatkan pencapaian masing-masing respon terhadap

target yang diharapkan.

31

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

1. Formulasi patch mukoadhesif yang mengadung ekstrak daun sirih dapat

dibuat dengan menggunakan sistem matrik dengan tehnik solven casting.

2. Pengaruh penambahan menthol sebagai permeain enhancer dan PEG 400

sebagai plasticizer dan interaksi dari kedua komponen tersebut

memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan sifat fisik patch seperti

bobot, tebal, loss on drying dan folding endurance.

3. Formula optimum patch mukoadhesif ekstrak daun sirih dihasilkan dari

jumlah perbandingan menthol dan PEG 400 (1:0) yang diperoleh dengan

menggunakan metode Simplex Lattice Design.

6.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitan lebih lanjut untuk mengetahui pelepasan zat

aktif yang terdapat dalam ekstrak daun sirih dari sediaan patch dan

mempelajari lebih lanjut kinetika pelepasannya.

32

DAFTAR PUSTAKA

Amith, H.V., Anil, V.A., Nagesh, L., 2007, Effect of Oil Pulling on Plaque and Gingivitis, J.Oral Healht Comm.Dent, 1(1):12-18.

Bolton, S., 1997, Pharmaceutics Statistics: Practical and Clinical Applications, ed 3, Marcel Dekker Inc., New York_Basel.

Chakraborty D dan Shah B., 2011, Antimicrobial,antioxidative and antihemolytic activity of piper betle leaf extracts. Int.J.Pharm. Sci. Vol.3.pp.192-9

Darwis, S. N. 1991. Seminar Sirih, POKJA Hasil Tani dan Tanaman obat Indonesia, Yogyakarta, hal :1-15.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik. Jakarta: Depkes RI. Hal.6-7.

Florence, A.T., and Attwood, D., 1988. Physicochemical Principles of Pharmacy, 2nded, London: Macmillan Press Ltd.,p. 281-333.

Inayanti, A., 2010, Uji Efek Analagesik dan Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70% Daun Sirih (Piper Betle L) Secara In-vitro, Skripsi, Jurusan Farmasi Fakulatas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jinghua, Y., Peter, S., dan Stephen, H., 2001, Effect of Polyetilenglycol on Morphology Thermomechanical Properties and Water Vapor and Permeability Cellulose Acetate Film, Pharm.Tech.,p.62-73.

Kusumaningrum, D. 2006. Pengaruh Pemberian Rebusan Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Jumlah Kuman pada Limpa Mencit Balb/C yang Diinfeksi Salmonella typhimurium, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Moeljanto, RD. dan Mulyono. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Mursito, B. 2002.Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Parivesh, S., Sumeet, D., and Abhishek, D., 2010, Design, Evaluation, Parameters and Marketed Products of transdermal patches: A Review, J. Pharm. Res., 3(2), p. 235-240.

Patel, D.P., Setty, C.M., Mistry., G.N., Patel , L.S., Patel, T.J., Mistry, P.C., Rana, A.K., Patel, P.K., dan Mishra, R.S., 2009, Development and Evaluation of Ethyl Cellulose-Based Transdermal Films of Furosemide for Improved In Vitro Skin Permeation, Pharm. Sci. Tech., 10(2), p. 437-442.

Setyawan, E.I., 2013, Pengaruh Kombinasi HPMC dan MC Terhadap Karakter Fisik Matrik Patch Ketoprofen Transdermal dan Pelepasan Ketoprofen, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Shargel, L., and Yu, A.B.C., 2005, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi kelima, Surabaya : Airlangga University Press, p. 88.

Sinko, P.J., 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 6th ed., Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia, p.223.

Venkatraman, S., Davar, N., Chester, A., and Kleiner, L., 2002.An Overview of Controlled Release System.In: Wise, D.L (Eds.)..Handbook of

33

PharmaceuticalControlled Release Technology.New York: Marcel Dekker, Inc., p. 445-52.

William A., 2003, Transdermal and Topical Drug Delivery from Theory to Clinical Practice, Pharmaceutical Press, London, p.37-84.

34

LAMPIRAN

Lampiran 1a. Analisis fitting model bobot patch

Response 1 Bobot patch Transform: None *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. ***

Sequential Model Sum of Squares [Type I] Sum of Mean F p-value

Source Squares Df Square Value Prob > F Mean vs Total 23.133602 1 23.133602 Linear vs Mean 6.0100445 1 6.0100445 357.1119 < 0.0001 Suggested Quadratic vs Linear 0.0027332 1 0.0027332 0.139101 0.7245 Cubic vs Quadratic 0.0366723 1 0.0366723 2.382395 0.1976 Residual 0.0615721 4 0.015393 Total 29.244624 8 3.655578

Lampiran 1b. Analisis Anova bobot patch

Response 1 Bobot patch ANOVA for Mixture Linear Model *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. *** Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]

Sum of Mean F p-value Source Squares Df Square Value Prob > F Model 6.0100445 1 6.0100445 357.1119 < 0.0001 significant Linear Mixture 6.0100445 1 6.0100445 357.1119 < 0.0001 Residual 0.1009775 6 0.0168296

Lack of Fit 0.084499 3 0.0281663 5.1278332 0.1063 not significant

Pure Error 0.0164785 3 0.0054928 Cor Total 6.111022 7

35

Lampiran 2a. Analisis fitting model tebal patch

Response 2 Tebal patch Transform: None *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. ***

Sequential Model Sum of Squares [Type I] Sum of Mean F p-value

Source Squares Df Square Value Prob > F Mean vs Total 3.0135125 1 3.0135125 Linear vs Mean 0.57245 1 0.57245 152.39933 < 0.0001 Suggested Quadratic vs Linear 0.0031297 1 0.0031297 0.8062866 0.4104 Cubic vs Quadratic 0.0049 1 0.0049 1.3509934 0.3097 Residual 0.0145078 4 0.003627 Total 3.6085 8 0.4510625

Lampiran 2b. Analisis Anova tebal patch

Response 2 Tebal patch ANOVA for Mixture Linear Model *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. *** Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]

Sum of Mean F p-value Source Squares Df Square Value Prob > F Model 0.57245 1 0.57245 152.39933 < 0.0001 significant Linear Mixture 0.57245 1 0.57245 152.39933 < 0.0001 Residual 0.0225375 6 0.0037563

Lack of Fit 0.0087375 3 0.0029125 0.6331522 0.6418 not significant

Pure Error 0.0138 3 0.0046 Cor Total 0.5949875 7

36

Lampiran 3a. Analisis fitting model loss on drying patch Response 3 Loss on drying Transform: None *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. ***

Sequential Model Sum of Squares [Type I] Sum of Mean F p-value

Source Squares Df Square Value Prob > F Mean vs Total 0.0494551 1 0.0494551 Linear vs Mean 9.339E-05 1 9.339E-05 0.5205207 0.4978 Quadratic vs Linear 0.000645 1 0.000645 7.4748065 0.0411 Cubic vs Quadratic 0.0002834 1 0.0002834 7.6530853 0.0505 Suggested Residual 0.0001481 4 3.703E-05 Total 0.050625 8 0.0063281

Lampiran 3b. Analisis Anova loss on drying patch Response 3 Loss on drying ANOVA for Mixture Cubic Model *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. *** Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]

Sum of Mean F p-value Source Squares Df Square Value Prob > F Model 0.0010218 3 0.0003406 9.1987555 0.0288 significant Linear Mixture 9.339E-05 1 9.339E-05 2.5222697 0.1874 AB 0.000645 1 0.000645 17.420912 0.0140 AB(A-B) 0.0002834 1 0.0002834 7.6530853 0.0505 Residual 0.0001481 4 3.703E-05

Lack of Fit 1.103E-06 1 1.103E-06 0.022509 0.8903 not significant

Pure Error 0.000147 3 0.000049 Cor Total 0.0011699 7

37

Lampiran 4a. Analisis fitting model folding endurance patch

Response 4 Folding endurance Transform: None

*** Mixture Component Coding is L_Pseudo. ***

Sequential Model Sum of Squares [Type I] Sum of Mean F p-value

Source Squares Df Square Value Prob > F Mean vs Total 546435.81 1 546435.81 Linear vs Mean 273600.24 1 273600.24 22.653836 0.0031 Suggested Quadratic vs Linear 4983.6603 1 4983.6603 0.3692642 0.5699 Cubic vs Quadratic 35895.092 1 35895.092 4.5457164 0.1000 Residual 31585.861 4 7896.4652 Total 892500.66 8 111562.58

Lampiran 4b. Analisis Anova folding endurance patch Response 4 Folding endurance ANOVA for Mixture Linear Model *** Mixture Component Coding is L_Pseudo. *** Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]

Sum of Mean F p-value Source Squares Df Square Value Prob > F Model 273600.24 1 273600.24 22.653836 0.0031 significant Linear Mixture 273600.24 1 273600.24 22.653836 0.0031 Residual 72464.613 6 12077.435

Lack of Fit 41014.613 3 13671.538 1.3041212 0.4162 not significant

Pure Error 31450 3 10483.333 Cor Total 346064.85 7 Pure Error 0.000147 3 0.000049 Cor Total 0.0011699 7

38

Lampiran 5. Optimasi formula Constraints

Lower Upper Lower Upper Name Goal Limit Limit Weight Weight Importance

Menthol is in range 0 1 1 1 3

PEG is in range 0 1 1 1 3

Bobot patch minimize 0.51 2.837 1 1 1 Tebal patch minimize 0.28 1 1 1 2 Loss on drying minimize 0.063 0.099 1 1 4 Folding endurance maximize 0.81 500 1 1 3

Solutions Number Menthol PEG Bobot

patch Tebal patch

Loss on drying

Folding endurance

Desirability

1 1 0 0.5448 0.25708 0.07157 507.92792 0.89555435 Selected 2 0.3590736 0.6409 2.0262 0.71428 0.07911 191.85293 0.44226787

2 Solutions found

39

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI

A. Identitas diri ketua peneliti 1. Nama Lengkap (dengan gelar) Eka Indra Setyawan, S.Farm., M.Sc., Apt. L/P 2. Jabatan Fungsional Dosen 3. Jabatan Struktural - 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 198203242008121001 5. NIDN 0024038202 6. Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 24 Maret 1982 7. Alamat Rumah Jl. Sekar Jepun V/14 Denpasar 8. Nomor Telepon/Faks /HP 08886518893 9. Alamat Kantor Jalan Kampus Udayana Bukit Jimbaran Bali 10. Nomor Telepon/Faks 0361703837 11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 2 orang; S-2= 0 Orang; S-3= 0 Orang 13. Bidang Keahlian Teknologi Farmasi 14. Mata Kuliah yg diampu 1. Farmasi Fisika

2. Farmasetika 3. Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril 4. Formulasi dan Teknologi Sediaan Non Steril 5. Biofarmasi

6. Kosmetika 7. Formulasi Obat Tradisional B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Sanata

Dharma Universitas Gadjah Mada

Bidang Ilmu Farmasi Farmasi Tahun Masuk 2001 2011 Tahun Lulus 2005 2013 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Isolasi dan

Identifikasi Senyawa Tannin Daun Salam

Pengaruh Kombinasi HPMC dan MC Terhadap Karakter Fisik Matrik Patch Transdermal

Nama Pembimbing/Promotor Drs. Yohanes Dwiatmaka, M.Si

Dr. Akhmad Kharis N., M.Si., Apt Prof.Dr. Achmad Fudholi,DEA., Apt

C. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2010 Kegiatan Pengabdian Masyarakat Gema Civitas Farmasi Desa Bantas Selemadeg Timur, Tabanan

Mandiri 2 Juta

2. 2010 Penyuluhan “Bahaya Merokok” Desa Bantas Selemadeg, Tabanan

Mandiri 2 Juta

40

3. 2010 Penyuluhan “ Obat Generik “ SMP Kertha Wisata Desa Taro Gianyar

Dana DIPA 2 juta

4. 2014 Pengabdian Masyarakat melalui kegiatan Gema Bhakti Civitas Farmasi di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan. Februari 2014.

Mandiri 2 juta

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir baik Nasional maupun Internasional

No

. Judul Artikel

Ilmiah Nama jurnal

Volume/Nomor

Tahun publika

si

Tingkat Lokal/Nasional/Internasio

nal 1. PENGARUH

KONSENTRASI AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E UNTUK ANJING

JURNAL FARMASI UDAYANA ISSN 2301-1776

VOL 1. NO.1 2012 LOKAL

2. PERUBAHAN SIFAT FISIK AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) AKIBAT FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus acidophilus

JURNAL FARMASI UDAYANA ISSN 2301-1776

VOL. 2 NO.2 2013 LOKAL

F. Kegiatan Dosen Dalam Seminar ilmiah / lokakarya / penataran / workshop / pagelaran /

pameran / peragaan.

No. Jenis Kegiatan* Waktu Tempat Sebagai Penyaji Peserta

1. Workshop “Penyusunan Instrumen Evaluasi Efisiensi dan Efektifitas Infrastruktur serta Fasilitas Pembelajaran

2010 Universitas Udayana

Peserta

41

Berbasis Kompetensi” 2. Pelatihan Proses

Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi

2010 Universitas Udayana

Peserta

3. Pelatihan Metodologi Penelitian

2010 Universitas Udayana

Peserta

4. Seminar “Anti Aging Medicine”

2010 Universitas Udayana

Peserta

*jenis kegiatan : Seminar ilmiah / lokakarya / penataran / workshop / pagelaran / pameran / peragaan.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian dosen muda.

Jimbaran, 28 November 2014

Eka Indra Setyawan, S.Farm.,M.Sc.,Apt.

NIP. 198203242008121001

42

A. Identitas diri anggota peneliti 1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm.,

M.Si., Apt. L/P

2. Jabatan Fungsional Dosen 3. Jabatan Struktural - 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19860727 201212 2 002 5. NIDN 9900009787 6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 27 Juli 1986 7. Alamat Rumah Jalan Patih Nambi VIB Perum Graha Sepa Nambi

II No 16 Denpasar 8. Nomor Telepon/Faks /HP 081338666838 9. Alamat Kantor Jalan Kampus Udayana Bukit Jimbaran Bali 10. Nomor Telepon/Faks 0361703837 11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 2 orang; S-2= 0 Orang; S-3= 0 Orang 13. Bidang Keahlian Teknologi Farmasi 14. Mata Kuliah yg diampu 8. Farmasi Fisika

9. Farmasetika 10. Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril 11. Formulasi dan Teknologi Sediaan Non Steril 12. Biofarmasi

13. Kosmetika 14. Formulasi Obat Tradisional B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Institut Teknologi

Bandung

Bidang Ilmu Farmasi Farmasi Tahun Masuk 2005 2009 Tahun Lulus 2009 2011 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Studi Reprodusibilitas

Pola Puncak Kromatografi Shabu-shabu dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (HPTLC) Spektofotodensitometri

Formulasi Pelet Salut Enterik Umbi Lapis Kucai (Allium chinense G. Don)

Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Nyoman Kadjeng Widjaja, M.Si., Apt Dr. rer. nat I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt

Prof. Dr. Sundani Nurono Soewandhi, M.Si., Apt Dr. Irda Fidrianny, M.Si., Apt Dr. Rahmat Mauludin, M.Si., Apt Dr. Diky Mudhakir, M.Si., Apt

43

C. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2012 Kegiatan Pengabdian Masyarakat Gema Civitas Farmasi 2012 Taman Pujaan Bangsa Margarana Kecamatan Marga Tabanan

Mandiri 2 Juta

2. 2013 Pemberdayaan dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMPN 4 Desa Pengotan Kecamatan Bangli

Dana DIPA 4 juta

3. 2013 Kegiatan Swamedikasi di Desa Taro, Gianyar Dana DIPA 4 juta 4. 2014 Pengabdian masyarakat melalui kegiatan

Gema Bhakti Civitas Farmasi di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan. Februari 2014.

Mandiri 2 juta

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir baik Nasional maupun Internasional

No.

Judul Artikel Ilmiah

Nama jurnal Volume/Nomor

Tahun publikas

i

Tingkat Lokal/Nasional/Internasio

nal 1. Formulation

and Characteristics of Enteric Coated Pellets of Kucai Bulb Extract (Allium chinense G.Don) (Abstract)

24th Federation of Asian Pharmaceutical Association (FAPA) Congress

ISBN : 978-979-18514-9-7

2012 Internasional

2. Formulation and Effects of the Addition of the Ethanolic Extract of Mangosteen Rind Toward the Physical and Chemical Properties of the Transparent Solid Bath Soap (Abstract)

The 3rd

International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences (ICPAPS).

International Journal of Pharmacy and Advance Pharmaceuticals No manuscript 25 tahun 2013

2013 Internasional

44

3. Perbedaan Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) yang Diperoleh dari Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali (Full Paper)

Jurnal Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Volume 7, Juli 2013, ISSN 1907-9850

2013 Lokal

4. Pengaruh Variasi Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin terhadap Sifat Fisika Masker Wajah Gel Peel Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). (Full Paper)

Jurnal Farmasi Udayana

Jurnal Farmasi Udayana Volume II Nomor 3.

2013 Lokal

5. Formulasi Pelet Yang Menggunakan Amilum Singkong Pregelatin Sebagai Eksipien Dan Dibuat Dengan Metode Ekstrusi-Sferonisasi (Full Paper).

Jurnal Farmasi Udayana

Jurnal Farmasi Udayana Volume I Nomor 2.

2013 Lokal

6. Optimasi HPMC Sebagai

Jurnal Farmasi Udayana

Jurnal Farmasi Udayana Volume II

2013 Lokal

45

Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Nomor 3.

7. Uji Pendahuluan Serbuk Simplisia Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Yang Berasal Dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali

Jurnal Farmasi Udayana

Jurnal Farmasi Udayana Volume II Nomor 4.

2013 Lokal

F. Kegiatan Dosen Dalam Seminar ilmiah / lokakarya / penataran / workshop /

pagelaran / pameran / peragaan.

No. Jenis Kegiatan* Waktu Tempat Sebagai Penyaji Peserta

1. Pameran Hasil Penelitian ITB 2011

17-18 Februari 2011

Institut Teknologi Bandung

Penyaji

2. Seminar Sehari ‘Screening Up Date for Blood Safety’

30 Juli 2011 Hotel Aston Denpasar

Peserta

3. Gema Bhakti Civitas Farmasi 2011

2-4 September 2011

Desa Bangli, Kec. Baturiti, Tabanan, Bali

Penyaji

4. Seminar Nasional Kefarmasian ‘Pharmacist’s Communication Skills dalam Penerapannya pada Patient Oriented’

25 Februari 2012 Hotel Werdhapura Denpasar

Peserta

5. Pembekalan Ikatan Apoteker Indonesia Daerah Bali

31 Maret 2012 BBPOM Denpasar

Peserta

6. Diskusi Publik Tema Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Sesuai PP 51 Tahun 2009, Dalam Rangka Melindungi Konsumen

17 April 2012 Denpasar Peserta

46

7. Seminar “Medication Safety Practices”/RAKERNAS IKAFI 2012

2-3 Juni 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Peserta

8. Federation of Asian Pharmaceutical Association (FAPA)

13-16 September 2012

Nusa Dua Bali Penyaji

9. Seminar Medical Spa, Pengembangan dan Penjaminan Mutu, Keamanan Produk untuk Pelayanan Kesehatan pada Wisatawan (traveler)

15 Desember 2012

Universitas Udayana

Peserta

10. Seminar Nasional Farmasi ‘New Vision of Pharmaceutical Care in Health Insurance System’

2 Maret 2013 Hotel Werdhapura Denpasar

Peserta

11. Workshop strategi pemenangan hibah-hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat universitas udayana

Jumat, 12 April 2013

Universitas udayana

Peserta

*jenis kegiatan : Seminar ilmiah / lokakarya / penataran / workshop / pagelaran / pameran / peragaan.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian dosen muda.

(Ni L., M.Sc., Apt.

Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm.,M.Si.,Apt.

NIP. 198607272012122002

Jimbaran, 28 November 2014

47

A. Identitas diri pembimbing 1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si.

Apt. L

2 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 3 NIP/NIK/No. identitas lainnya : 196804201994021001 4 Tempat dan Tanggal Lahir : Klungkung, 20 April 1968 5 Alamat Rumah : Jl Udayana Lodge Blok E-52, Komp. Perum.

Dosen Unud-Jimbaran-Bali 6 Nomor Telepon/Faks : - 7 Nomor HP : 081337742733 8 Alamat Kantor JurusanFarmasi F.MIPA UniversitasUdayana 9 Nomor Telepon/Faks 0361-703837 10 Alamat e-mail : [email protected]. 11 Lulusan yg telah dihasilkan S-1= 48 orang ; S-2= 1 orang;

S-3= - orang 12 Mata Kuliah yg diampu

1. Farmasi Forensik 2. Biofarmasi dan Farmasi 3. Analisis Farmasi 4. Analisis Kosmetik dan Makanan

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi

Bandung Institut Teknologi Bandung

Institute Farmasi-Universitas Hamburg –German Institute Kedoktera Forensik Universitas Georg-August -Goettingen - German

Bidang Ilmu Farmasi Kimia Farmasi Toksikologi Forensik / Farmasi Analisis

Tahun Masuk 1987 1995 2000 Tahun Lulus 1992 1997 2004 Judul Skripsi/ Thesis/ Disertasi

Pemeriksaan Kandungan Kimia Daun Sudamala (Tephrosia candida (Roxb) D.C.)

Pemisahan senyawa turunan morfin dan penetapan kadar morfin dalam urin kelinci dengan cara KCKT

Untersuchung zur Metabolisierung und Ausscheidung von Heroin im menschlichen Koerper. Ein Beitrag zur Verbesserung der Opiatbefundinterpretaion

Nama Pembimbing/ Promotor

Prof.Dr. Sudiro Sutarno / Dra Siti Kusmardiani M.Sc.

Prof. Dr. Kurnia Firman / Dr. IGNA Supradja

Prof. Dr. H.-J. Duchstein /PD. Dr.med. Dr.rer.nat. H. Kijewski

48

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No.

Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber *) Jml

(JutaRp.)

1. 2008 Studi Intra-Individual FarmakokinetikAsetilkodein, Heroin Dan Metabolitnya

DIKTI,

Fundament

al

40

2. 2008 Pemanfaatan Teknik High Performace Thin Layer Chromatography (HPTLC)-Spektrofotodensitometri Untuk Analisis Kharakteristik Kimia „Drugs Profiling“ Narkoba

Hibah

Udayana

25

3. 2009-

2010

Studi reprodusibilitas pola puncak kromatogram dan

spektrum UV puncak-puncak kromatogram pada teknik High

Performace Thin Layer Chromatography (HPTLC)-

Spektrofotodensitometri Untuk Analisis Kharakteristik Kimia

„Drugs Profiling“ Narkoba

DIKTI,

Fundament

al

76.45

4 2009-

2010

Analisis kharakteristik kandungan kimia „drugs profiling“

tablet ekstasy dan shabu-shabu yang beredar gelap di

Indonesia

DIKTI

Hibah

Bersaing

98.79

5 2011

-

2012

Optimasipemanfaatanteknik High Performace Thin Layer

Chromatography (HPTLC)

Spektrofotodensitometriuntukujikonfirmasidandeterminasipa

daanalisis narkotika-psikotropikaprojustitia.

DIKTI,

Hibah

Bersaing

70

6 2012 Analisis pengawet paraben dalam sediaan kosmetik dengan

HPTLC-densitometrik

mandiri 10

7 2014 Pengembangan Standarisasi Obat Herbal Indonesia

Dengan Metode Fitokimiahptlc-Fingerprint

DIKTI 100

*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah

Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional,

RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul PengabdianKepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber *) Jml (JutaRp.)

1. 2009 Peningkatan Kemampuan Teknis Pemeriksaan NAPZA, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang

Dep Kes RI

49

Medik 2. 2009 Team ahli Analisis Toksikologi Klinik dan

Forensik pada Pembinaan dan Pemantau Pengawasan Mutu Eksternal (PME

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik

3 2013 Peningkatan Mutu Garam dan Desertivikasi Produk Penati Garam Jimbaran Bali

IbM DIKTI 39

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer

Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Studi Intra-Individual Farmakokinetik

Asetilkodein, Heroin dan Metabolitnya

Laporan Penelitian,

dana Hibah

Fundamental DIKTI

2008

2. StudiGeseranSpektrum UV SenyawaAsamBarbituratPada Plat Al-TLC Si G 60 F254 AkibatPengaruhPerbedaan pH PengeluenUntukKeperluanUjiKonfirmasi

Vol .2/ no 1 Hal

1-4 (2012)

Indonesian Journal of

Legal and Forensic

Sciences

3. Study of free/total morphine-ratio in blood

after heroin intake as a tool to predict the

outcome of heroin-intoxication

1/1 (2012) Journal of

Pharmaceutical

Science and

Application

4. Chemical profiling of ecstasy recovered

from around Jakarta by High

PerformaceThine Layer Chromatography

(HPTLC)-densitometry

Vol 2 Hal : 97-

104 (2012)

Egyptian Journal of

Forensic Sciences

5 Study Systematic Error on Estimation

Detection and Quantification limit on Micro

Thin-layer chromatography

DOI

10.1007/s10337-

012-2376-4

(2012)

Chromatographia

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 TahunTerakhir No. Nama Pertemuanilmiah/

Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu

danTempat

1. Australasian Forensic Toxicology Meeting,

Control quality of rapid tests distributed in Indonesia

Melborne, 14 Oktober 2009

50

2. Seminar HasilPeneliti DIKTI,

Studi Intra-Individual Farmakokinetik Asetilkodein, Heroin dan Metabolitnya

Jakarta¸30 juli s/d 1 Agustus 2009

3. the 5th National Congress of Indonesian Forensic Medicine and Medicolegal (PDFI) and in Conjunction with the 1st National Congress of Indonesian Association of Forensic Sciences (AITI),

AnalisisKharakteristikKandungan Kimia „Drugs Profiling“ Tablet Ekstasy Yang BeredarGelap Di Indonesia

Makasar, 1 September 2011,

4. the 5th National Congress of Indonesian Forensic Medicine and Medicolegal (PDFI) and in Conjunction with the 1st National Congress of Indonesian Association of Forensic Sciences (AITI),

TrenPemanfaatan LC-MS dalambidangIlmuForensik

Makasar, 1 September 2011,

5 5th Conference of AASP “Asian Association of Schools of Pharmacy

Revolutionary Indonesian Pharmaceutical Practice Act “PP 51 (2009), a warrant to gavi a forensic pharmacy-Lecture for Pharmacy Students

Bandung, 16 – 19 June 2011

6 KongresIlmiah XIX danRakernas 2011 IkatanApoteker Indonesia (IAI)

StudiReprodusibilitasPolaPuncakKromatogram (HPTLC)-SpektrofotodensitometriUntukAnalisis „Drugs Profiling

28–29 Oktober 2011 di Hotel Sintesa Peninsula Manado

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1. Petunjuk Teknis Laboratorium Pemeriksa NAPZA Projustisia

2009 Dir.Jen.BinYanMedik, DepKesRI, Bandung

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID 1.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/JenisRekayasaSosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

1.

51

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan penelitian

Jimbaran, 28 November 2014

Pembimbing

Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si.,

NIP. 196804201994021001