LAPORAN PELAKSANAAN - Universitas Udayana

23
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEMBERDAYAAN KRAMA DESA ADAT UNTUK PENGUATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN DESA DI DESA ADAT PANGSAN KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG Oleh: Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si (NIP.19590801 198601 2 001) Drs. Putu Yadnya, MM (NIP.19560505 198003 1 005) Drs. I Wayan Mudiartha Utama,MM (NIP 19550310 198103 1 007) Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si (NIP.19720804 199702 2 001) Ni Wayan Mujiati, SE., M.Si (NIP.19601015 198603 2 001 Ayu Desi Indrawati, SE,MM (NIP.19831125 2000801 2 005) Dibiayai dari DIPA BLU Universitas Udayana Tahun 2015 Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Anggaran 2015 Nomor: 1008/UN.14.1.12.II/KU.01.04/2015 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN - Universitas Udayana

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN KRAMA DESA ADAT UNTUK PENGUATAN

LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEBAGAI LEMBAGA

KEUANGAN DESA DI DESA ADAT PANGSAN KECAMATAN

PETANG KABUPATEN BADUNG

Oleh: Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si (NIP.19590801 198601 2 001)

Drs. Putu Yadnya, MM (NIP.19560505 198003 1 005)

Drs. I Wayan Mudiartha Utama,MM (NIP 19550310 198103 1 007)

Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si (NIP.19720804 199702 2 001)

Ni Wayan Mujiati, SE., M.Si (NIP.19601015 198603 2 001

Ayu Desi Indrawati, SE,MM (NIP.19831125 2000801 2 005)

Dibiayai dari DIPA BLU Universitas Udayana Tahun 2015

Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Udayana Tahun Anggaran 2015 Nomor:

1008/UN.14.1.12.II/KU.01.04/2015

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

i

RINGKASAN

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lembaga keuangan milik Desa

Pakraman telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kesuksesan LPD

tidak lepas dari pola pengelolaan yang berbasis komunitas dalam bingkai adat dan

budaya Bali. LPD Desa Adat Pangsan merupakan salah satu LPD yang berada di

wilayah Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Sejak berdiri tahun 1991, LPD

ini mengalami pasang surut sebagaimana banyak dialami oleh LPD lain, terutana

yang berada di wilayah Kecamatan Petang. Sejak tahun 2002 LPD Desa Adat

Pangsan mengalami pertumbuhan yang semakin baik. Pada tahun 2012 posisi

asset LPD Pangsan sebesar Rp 3.305.707.513, meningkat menjadi Rp

4.207.774.682 pada tahun 2013, dan Rp 4.472.913.758 pada tahun 2014. Rata-rata

peningkatan asset dalam tiga tahun tersebut sebesar 17 persen. Kondisi ini akan

terus dapat ditingkatkan dengan dukungan struktur modal yang kuat, dengan

adanya setoran modal desa pekraman sebagai mana diatur dalam Perda Provinsi

Bali Nomor 4 Tahun 2012 dan Pergub. No. 11 tahun 2013 tentang LPD.

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di LPD

Desa Adat Pangsan dapat dikemukakan bahwa penguatan struktur modal

LPD melalui setoran modal desa pekramaan sudah semakin disadari oleh

krama desa, khususnya prajuru desa peserta penyuluhan. Lebih lanjut

diharapkan sosialisasi mengenai perda terkait struktur modal LPD, khususnya

setoran desa pekraman, dapat disampaikan langsung kepada krama desa,

sehingga seluruh krama menjadi semakin paham bahwa LPD akan menjadi

semakin kuat dan kokoh menjadi lembaga keuangan milik (druwe) desa

pekraman. Bila dikaitkan dengan konsep manajemen keuangan, khususnya

dalam hal keputusan pendanaan maka komponen struktur modal dari setoran

pemilik dalam hal ini adalah krama desa, akan dapat memperkuat modal inti LPD.

Pemikiran tentang setoran modal dari krama desa untuk penguatan LPD sebagai

lembaga keuangan milik desa pekraman, dapat disampaikan dalam Paruman

Desa Pekraman yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam desa pekraman.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa Ida Sanghyang Widi Wasa

karena berkat rahmatNya, pengabdian kepada masyarakat di Desa Adat Pangsan

Kecamatan Petang Kabupaten Badung mengenai Penguatan Lembaga Perkreditan

Desa (LPD) Sebagai Lembaga Keuangan Desa, dapat diselesaikan sesuai dengan

rencana. Pengabdian ini terselenggara berkat dukungan pembiayaan dari DIPA

BLU Universitas Udayana Tahun 2015, dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Pengabdian Masyarakat Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana Tahun Anggaran 2015 Nomor: 1008/UN.14.1.12.II/

KU.01.04/2015.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ketua Jurusan Manajemen dan Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana yang telah memfasilitasi dengan dukungan dana.

Rasa terima kasih yang tulus juga kami sampaikan kepada Kepala LPD

Desa`Adat Pangsan dan Kelian Desa Adat Pangsan yang juga memfasilitasi

pelaksanaan kegiatan ini, sehingga dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Kami menyadari bahwa pengabdian ini tentu masih memiliki

kekuarangan, namun kami tetap mengharapkan pengabdian ini dapat memberikan

manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, khususnya bagi krama desa Adat Pangsan,

Kecamatan Petang Kabupaten Badung.

Denpasar, 26 Desember 2015

Ketua Tim

Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.M.Si

iii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................. .......... iii

I. Pendahuluan ....................................................................................... 1

a. Analisa situasi ............................................................................... 1

b. Perumusan Masalah ....................................................................... 3

II. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 4

a. Tujuan ............................................................................................ 4

b. Manfaat ........................................................................................ 4

III. Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... 5

a. Realisasi Pemecahan Masalah ...................................................... 5

b. Khalayak Sasaran ............................................................................ 5

c. Metode Kegiatan ............................................................................ 5

IV. Hasil Kegiatan ................................................................................ 6

V. Simpulan dan Saran ......................................................................... 9

a. Simpulan ...................................................................................... 9

b. Saran ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

1

I. PENDAHULUAN

a. Analisis Situasi

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lembaga keuangan milik Desa

Pakraman telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir tiap desa

adat di Bali sudah memiliki LPD. Sebagai badan usaha keuangan milik Desa,

LPD telah dapat memacu perkembangan perekonomian masyarakat yang ada di

pedesaan. Kesuksesan LPD ini tidak lepas dari pola pengelolaan yang berbasis

komunitas dalam bingkai adat dan budaya Bali. Masyarakat di Desa Pakraman

menjadi pemilik sekaligus pengelola LPD yang menjalankan tugas dan

fungsinya dalam ikatan komitmen untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan

bersama.

Dalam perkembangannya, LPD yang berangkat dari kearifan lokal untuk

menyangga adat dan budaya masyarakat Bali, telah berperan lebih jauh dalam

mengatasi permasalahan masyarakat di tingkat desa. Permasalahan-permasalahan

itu seperti memberi akses ke sumber dana yang lebih mudah sehingga masyarakat

pedesaan bisa berdaya secara ekonomi dalam mewujudkan kesejahteraan. Tidak

hanya akses sumber dana, LPD juga membantu mengatasi masalah fundamental

masyarakat pedesaan seperti pendidikan dan kesehatan. Banyak LPD di Bali kini

telah mengembangkan usahanya dalam berperan memberdayakan masyarakat,

dengan menawarkan produk-produk inovatif dalam mendorong pembangunan

bidang pendidikan dan kesehatan.

LPD Desa Adat Pangsan merupakan salah satu LPD yang berada di

wilayah Kecamatan Petang Kabupaten Badung. berdiri tahun 1991. Desa Adat

Pangsan melingkupi tiga Banjar dengan jumlah penduduk sebanyak 2.550 jiwa

dari 771 kepala keluarga (KK). Dari hasil obsersasi yang telah dilakukan melalui

wawancara langsung dengan Pengurus LPD, ternyata LPD Desa Adat Pangsan

mengalami pasang surut sebagaimana banyak dialami LPD, terutana yang berada

di wilayah Kecamatan Petang. Sejak tahun 2002 LPD Desa Adat Pangsan

mengalami pertumbuhan yang semakin baik. Dari laporan keuangan tahunan yang

disusun per 31 Desember 2014, diketahui bahwa Posisi Neraca LPD ini mencapai

2

Rp. 5.361.643.248. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun berupa tabungan

Rp. 2,059 milyar, deposito Rp. 900 juta dan dana titipan Rp.138 juta. Jumlah

nasabah aktif penabung sebanyak 911 orang dan peminjam 331 orang.

Dari hasil obervasi terhadap struktur permodalan LPD Desa Adat Pangsan

melalui Neraca per 31 Desember 2014 ternyata struktur permodalan terdiri atas

Modal Donasi sebesar Rp. 463 juta, dan Modal cadangan murni Rp.429 juta.

Kondisi ini ternyata tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4

Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa dan Peraturan

Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda

tersebut, di mana disebutkan bahwa Modal LPD terdiri dari Modal inti dan

Modal pelengkap. Modal inti meliputi : a) Modal disetor; b) Modal donasi; c)

Modal cadangan; d) Laba tahun lalu; dan e) Laba tahun berjalan, diperhitungkan

50% (lima puluh persen).

Dalam kaitan ini, modal disetor berupa setoran desa pekraman sesuai

dengan Perda tersebut sampai saat ini belum terimplementasi. Sementara bila

dicermati Perda Nomor 4 Tahun 2012 Pasal 22 ayat 1 mengatur bahwa

pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun pembukuan dialokasikan

sebagai Dana Pembangunan Desa sebesar 20% (dua puluh persen).

Dalam realitanya dari hasil wawancara dengan pengelola LPD Desa Adat

Pangsan, diketahui bahwa terkait stuktur modal LPD nampak bahwa komponen

modal berupa setoran Desa Pakraman sampai saat belum dapat direalisasikan,

sementara alokasi keuntungan untuk pembangunan desa sebesar 20% sudah

berjalan sebagaimana mestinya. Bila dicermati lebih jauh dalam Perda bahwa

LPD adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman, sehingga memang

sepatutnya ada setoran modal dari pemilik dalam hal ini adalah krama desa.

Dengan adanya dukungan modal dari desa pekraman sudah dapat dipastikan

bahwa struktur modal LPD akan menjadi semakin kuat dalam mendukung

program-program LPD. Selain itu, untuk menjaga keberadaan LPD lebih utuh

dan murni mencerminkan karakter sebagai duwe (aset milik penuh) desa adat,

maka peran dan tanggung jawab desa adat dalam hal ini krama secara

kelembagaan terhadap LPD penting untuk terus ditingkatkan, dalam rangka

3

memantapkan keberadaan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa pakraman

yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan krama desanya.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah diuraikan dalam analisis situasi di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam operasional LPD Desa Adat

Pangsan, sebagai berikut.

a) Dalam Stuktur modal LPD nampak bahwa komponen modal berupa setoran

Desa Pakraman sampai saat belum terealisasikan, sementara alokasi

keuntungan LPD untuk pembangunan desa sebesar 20% sudah berjalan

sebagaimana mestinya. Bila dicermati lebih jauh dalam Perda bahwa LPD

adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman, sehingga memang sepatutnya

ada setoran modal dari pemilik dalam hal adalah krama desa.

b) Pengurus selaku pelaksana operasional LPD, sangat mengharapkan peraturan

terkait permodalan LPD benar-benar dapat teralisasi khususnya yang

berkenaan dengan Setoran Modal Desa pekraman. Dengan memperhatikan

pula Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Perda Nomor 4 Tahun 2012, pada Bab II diatur tentang prinsip

kehati-hatian yang harus dilakukan dalam pengelolaan LPD, sehingga dengan

Pergub ini, LPD diatur pengelolaanya seperti lembaga perbankan.

c) Berdasarkan pada permasalahan seperti yang telah diuraikan, maka dipandang

perlu untuk memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan tentang

implementasi Perda dan Pergub tersebut kepada seluruh komponen krama

desa adat meliputi: krama desa selaku pemilik LPD, Bendesa Adat, Kelian

Banjar Adat, pengurus, pengawai dan pengawas internal LPD.

4

II. TUJUAN DAN MANFAAT

a. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan

pada LPD Desa Adat Pangsan adalah sebagai berikut

a) Memberikan pengetahuan kepada seluruh komponen krama desa adat tentang

pengelolaan LPD, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan modal

dalam rangka memperkuat kelembagaan LPD sebagai lembaga keuangan

milik desa.

b) Menambah wawasan seluruh komponen krama desa adat tentang pengelolaan

LPD sesuai dengan peraturan yang berlaku dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk membawa kemajuan masyarakat melalui

peran LPD

b. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan ini

diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.

a) Bagi pengurus, pengawas dan pegawai LPD kegiatan ini dapat menambah

wawasan dan meningkatan kemampuannya dalam pengelolaan LPD dan

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b) Bagi masyarakat krama desa, kegiatan ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuannya tentang keberadaan LPD sebagai lembaga keuangan milik

desa, sehingga lebih menyadari peran krama desa sebagai pemilik LPD.

c) Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini dapat sebagai media untuk membantu

masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya

berkenaan dengan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa.Di samping

itu, kegiatan ini juga dapat menjadi bahan masukan dalam penyelenggaraan

program pengabdian kepada masyarakat di masa mendatang, sehingga

reputasi lembaga di mata masyarakat menjadi semakin baik.

5

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Realisasi Pemecahan Masalah

Dengan memahami permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan LPD

Desa Adat Pangsan, sebagimana sudah diuraikan sebelumnya, maka dilakukan

pemecahkan masalah dengan cara berikut ini

a) Mengadakan diskusi terbatas dengan Pengurus LPD, pengawas LPD dan

Bendesa Adat untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang

permasalahan LPD terkait struktur permodalan dalam rangka memperkuat

LPD sebagai lembaga keuangan milik desa pekraman atau desa adat.

b) Memberikan penyuluhan tentang LPD terkait peraturan yang terkini berlaku

terutama yang menyangkut pengolalaan LPD dan struktur permodalan LPD

sehingga wawasan krama desa selaku pemilik LPD dapat bertambah dalam

rangka menjaga eksistensi LPD sebagai lembaga keuangan milik desa.

b. Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran strategis dari pemberdayaan ini adalah krama desa adat sebagai:

pengelola atau pengurus LPD, Pengawas LPD, Bendesa Adat, Kelian Banjar

Adat,dan perwakilan krama masing-masing banjar.

c. Metode Kegiatan

Pemberdayaan krama desa adat dilakukan melalui penyuluhan tentang

pengelolaan LPD secara lebih profesional dalam rangka memperkuat eksistensi

LPD sebagai lembaga keuangan desa. Penyuluhan dilaksanakan dengan

menggunakan metode ceramah dan diskusi antara instruktur dengan peserta.

Metode ceramah dilengkapi dengan simulasi dan penyampaian contoh praktek

yang baik pada beberapa LPD yang lebih maju.

6

IV. HASIL KEGIATAN

LPD Desa Adat Pangsan secara umum operasionalnya sudah berjalan

baik, hal mana ditunjukkan dengan laba yang mampu dihasilkan setiap tahun dan

nilai asset yang juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 perolehan laba

bersih mencapai Rp 195.107.971, meningkat menjadi Rp 281.935.178 tahun 2013

dan meningkat lagi menjadi Rp 371.122.526 tahun 2014. dalam hal ini rata-rata

peningkatan laba bersih untuk tiga tahun tersebut sebesar 38 persen. Dilihat dari

kondisi assets, nampak tahun 2012 posisi asset LPD Pangsan sebesar Rp

3.305.707.513, meningkat menjadi Rp 4.207.774.682 pada tahun 2013, dan Rp

4.472.913.758 pada tahun 2014. Rata-rata peningkatan asset dalam tiga tahun

teresebut sebesar 17 persen. Akan tetapi, perkembangan usaha tersebut tidak

diimbangi dengan struktur modal yang kuat.

Dengan memperhatikan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 dan

Pergub. No. 11 tahun 2013, menyebutkan bahwa komponen pertama dari struktur

modal inti LPD adalah modal disetor, yang dalam kaitan ini adalah setoran Desa

Pakraman. Ketentuan inilah yang belum diimplementasi pada LPD Desa Adat

Pangsan. Di sisi lain dari Perda tersebut mengatur bahwa pembagian keuntungan

bersih LPD dialokasikan sebagai Dana Pembangunan Desa sebesar 20% (dua

puluh persen), sudah direalisasi secara konsisten.

Penyuluhan dalam rangka pemberdayaan krama desa mengenai

permodalan LPD yang bersumber dari setoran Desa`Pekraman dilaksanakan di

Balai Banjar Sekarmuti, Desa Adat Pangsan Kecamatan Petang Kabupaten

Badung. Dalam pelaksanaan kegiatan, hadir krama desa dalam kapasitas sebagai:

Kepala Desa Pangsan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Bendesa atau Kelian

Desa Adat, Kelian Banjar Adat, pengurus atau pelaksana operasional LPD,

pengawas internal LPD, pegawai LPD dan perwakilan krama Adat dalam hal ini

adalah Juru CanangJero Mangku. Dalam penyuluhan ini disampaikan materi

tentang Manajemen Permodalan LPD terkait dengan: 1) Peraturan Daerah

Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa,

dan 2) Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk

7

Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang

Lembaga Perkreditan Desa Sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali Terakhir

Dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang

Lembaga Perkreditan Desa.

Dalam penyuluhan ini ditekankan pada pentingnya setoran modal desa

pekraman dalam memperkuat struktur modal LPD. Tim memaparkan bahwa LPD

adalah milik desa pekaraman, sehingga sudah sepatutnya kepemilikan tersebut

ditunjukkan dengan setoran modal. Bila hal itu dapat terwujud, maka sudah dapat

dipastikan struktur modal LPD akan menjadi semakin kuat. Sebagai ilustrasi,

disampaikan, dengan krama Desa Adat Pangsan saat ini berjumlah kurang lebih

2.500 jiwa, dengan setoran tiap bulan Rp 10.000, maka akan terkumpul modal

sebesar Rp. 300.000.000 tiap tahun. Sebagaimana juga dalam konsep manajemen

keuangan, bahwa modal usaha dari setoran pemilik sangat memegang peranan

penting dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Tim pengabdian masyarakat setelah selesai memberikan ceramah/penyuluhan

kepada peserta, dilanjutkan dengan diskusi. Dalam diskusi diketahui bahwa

memang kesadaran atau pemahaman masyarakat khususnya krama desa adat

Pangsan bahwa LPD adalah milik Desa Pekraman masih sangat kurang.

Pengertian tentang krama desa juga diinterpretasi secara beragam. Nampak dari

peserta yang hadir, pemahaman yang beragam dalam mengartikan krama desa.

Dalam pemahaman mereka masih kurang jelas apakah yang dimaksud krama itu

adalah mereka yang kena ayah desa, lingkup tanah pekarangan, atau setiap

kepala keluarga (KK).

Dalam diskusi ini disampaikan bahwa pengertian tentang istilah-istilah

yang berkaitan dengan LPD sudah diuraikan secara jelas dalam Peraturan

Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda

Provinsi Bali tentang LPD. Seperti pengertian Krama Desa Pakraman sangat jelas

diuraikan adalah mereka yang menempati karang Desa Pakraman/karang Banjar

Pakraman dan atau bertempat tinggal di wilayah Desa/Banjar Pakraman atau

ditempat lain yang menjadi warga Desa/Banjar pakraman;

8

Dalam rancangan tentang iuran wajib krama desa sudah ada pemikiran

seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Pangsan dalam diskusi yaitu pada

awal penerapan ketentuan ini akan diberlakukan terlebih dahulu bagi lingkup

setiap pekarangan krama. Saat ini di wilayah Desa Pangsan terdapat 159

pekarangan krama. Untuk penetapan ini tentu akan diputuskan dalam Paruman

Desa Pakraman, yaitu sidang permusyawaratan/permufakatan krama/prajuru desa

pakraman yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam desa pakraman. Di

samping itu, ada juga usulan yang disampaikan oleh Kepala Desa untuk memberi

pemahaman kepada seluruh krama desa, dan disarankan dapat disampaikan oleh

pihak luar yang relevan dihadapan langsung krama yang bersangkutan.

9

V. SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di LPD

Desa Adat Pangsan dapat disimpulkan bahwa penguatan struktur modal LPD

melalui setoran modal desa pekramaan sudah semakin disadari oleh krama

desa, khususnya prajuru desa peserta penyuluhan. Sosialisasi diharapkan lebih

lanjut disampaikan langsung kepada krama desa, sehingga seluruh krama

menjadi semakin paham bahwa LPD akan menjadi semakin kuat dan kokoh

menjadi lembaga keuangan desa, milik (druwe) desa pekraman. Bila dikaitkan

dengan konsep manajemen keuangan, khususnya dalam hal keputusan pendanaan

maka komponen struktur modal dari setoran pemilik dalam hal ini adalah krama

desa, akan dapat memperkuat modal inti LPD.

b. Saran

Saran yang dapat disampaikan yaitu pemikiran tentang setoran modal dari

krama desa untuk penguatan LPD sebagai lembaga keuangan milik desa

pekraman, dapat disampaikan dalam Paruman Desa Pekraman yang mempunyai

kekuasaan tertinggi di dalam desa pekraman.

10

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang

Lembaga Perkreditan Desa

Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga

Perkreditan Desa Sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali Terakhir

Dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun

2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa.

Proceeding Traning Masyarakat Adat. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Adat.

Institute For Reseach And Empowerment (IRE), Yogyakarta. http://

www.google.com

Roebyantho, Haryati dan EtyPadmiati. 2007. Pemberdayaan Jaringan Pranata

Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat Di Provinsi

Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial 12 (03): 33-44. http:// www.google.com.

Suartana, I Wayan.2009. Arsitektur Pengelolaan Risiko pada Lembaga

Perkreditan Desa (LPD). Denpasar: UdayanaUniversity Press.

Surpha, I Wayan.2004. Eksistensi Desa Adat dan Desa Dinas di Bali. Denpasar:

Pustaka Bali Post.

11

Foto kegiatan Pengabdian Kepada Mayarakat di LPD Desa Adat Pangsan

Kecamatan Petang Kabupaten Badung