LAPORAN AKHIR - Universitas Udayana
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKHIR - Universitas Udayana
1
LAPORAN AKHIR
HIBAH GRUP RISET UNIVERSITAS UDAYANA
KONSTRUKSI APOSISI, DISLOKASI DAN EKSTRAPOSISI
PERBATASAN ANTARKLAUSA TEKS MEDIA
BERBAHASA INDONESIA
TIM PENELITI NIDN
Ketua Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. 0031125963
Angggota 1. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. 0018037104
Dibiayai oleh
DIPA PNBP Universitas Udayana
sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian
Nomor: 641-85/UN14.2/PNL.01.03.00/2016
GRUP RISET BAHASA MEDIA
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
Bidang Unggulan: Sosial, Ekonomi dan Bahasa
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 520 /Ilmu Bahasa
3
DAFTAR ISI
JUDULPROPOSAL……………….…………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN……………….……………………………..............
DAFTAR ISI……….……………………….……………………………………
RINGKASAN ……………………….………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….……………
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………....
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Khusus Penelitian…………………………………….……………...
1.4 Urgensi Penelitian ..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Tinjauan Mikrolinguistik ................................................................................
2.2 Tinjauan Makrolinguistik Teks Media ............................................................
2.3 Peta Jalan (Road Map) Penelitian .....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................
3.1 Lokasi Penelitian ..............................................................................................
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................
3.4 Metode dan Teknik Penganalisisan Data.........................................................
BAB IV ANALISIS DATA................................................................................
4.1 Aposisi............................................................................................................
4.2 Dislokasi ........................................................................................................
4.3 Ekstraposisi ...................................................................................................
4.4 Pembelakangan Subjek ...............................................................................
4.5 Subjek Beruntun ..........................................................................................
4.6 Informasi Baru, Informasi lama ..................................................................
4.7 Koreferentialitas melalui Nominalisasi ......................................................
4.8 Kekerapan Penggunaan Aposisi, Ekstraposisi dan Dislokasi
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….....
LAMPIRAN 1 Transkripsi Teks LisanTelevisi……………………........................
LAMPIRAN 2 Cuplikan Gambar Acara Televisi ................................................
LAMPIRAN 3 Logbook 100%..........................................................................
LAMPIRAN 4 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan 100% ...................
LAMPIRAN 5 Laporan Presentasi Konferensi Internasional Masyarakat
Linguistik Indonesia 2016 (KIMLI 2016) ................................
I
ii
iii
iv
1
2
2
3
6
6
7
7
12
12
12
12
17
17
17
19
21
24
25
31
33
35
43
46
48
48
95
99
103
106
4
KONSTRUKSI APOSISI, DISLOKASI DAN EKSTRAPOSISI
PERBATASAN ANTARKLAUSA TEKS MEDIA
BERBAHASA INDONESIA
RINGKASAN
Penelitian konstruksi aposisi, dislokasi dan ekstraposisi perbatasan
antarklausa teks media merupakan penelitian pertama menyangkut topik ini.
Penelitian ini menyangkut persoalan mikrolinguistik yang berpengaruh pada
aspek makrolinguistik. Konstruksi aposisi berkaitan dengan dua bentuk sintaksis
yang mengacu pada satu bentuk informasi. Kedua bentuknya bersinonim, yang
salah satunya menempati argument inti sintaksis (Subjek, Objek, Agen atau
Adverbial). Sementara itu, dalam dislokasi, pemindahan bentuk acuan ke sisi kiri
atau ke sisi kanan menempatkan bentuk pengganti sebagai fungsi internal
sintaksis. Bentuk ekstraposisi menempatkan salah satu atribut menjauh dari unsur
intinya. Perpindahan itu menimbulkan persoalan sintaksis karena terjadi
perubahan dari fungsi internal menjadi eksternal.
Dari segi pragmatik, kontruksi ketiga bentuk mikro di atas dapat
berpengaruh secara makro terhadap struktur teks keseluruhan. Pilihan diatesis dan
kesinambungan topik merupakan dua unsur yang dapat disebababkan oleh ketiga
bentuk bermarkah itu. Bentuk bermarkah dipilih karena adanya derivasi struktural
yang membutuhkan kepaduan teks sehingga informasinya utuh. Sementara itu,
pola dasar meskipun miskin variasi, ia dapat menentukan pola pengembangan
struktur teks. Pengembangan teks tidak hanya ditentukan secara leksikal dan
gramatikal, tetapi juga ditentukan oleh orientasi penulisnya terhadap bentuk-
bentuk yang bervariasi sehingga teks itu menjadi padu, berlogika, beretika dan
berestetika. Apabila semua itu dipenuhi, keutuhan, keakuratan, kejelasan dan
kemutakhiran informasi dapat dipertanggungjawabkan.
Di samping kajian linguistik di atas, penelitian ini juga berkontribusi pada
pendokumentasian tipe-tipe teks media, yang di Indonesia belum mendapatkan
perhatian yang maksimal. Penelitian ini dapat mendorong usaha terbentuknya
pusat pendokumentasian korpus di Indonesia, seperti yang sudah ada di negara-
negara lain. Tersedianya tipe-tipe teks yang beragam sangat membantu peneliti,
tidak hanya untuk kepentingan sinkronik tetapi juga diakronik. Secara sinkronik,
peneliti tidak mempunyai kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena dewasa ini.
Berbeda halnya secara diakronik, peneliti harus berpaling pada pusat dokumentasi
korpus untuk melihat fenenomena masa lalu. Bidang lain, selain bidang linguistik,
dapat memanfaatkan dokumentasi teks sesuai dengan tuntutan data atau fakta
yang diperlukan.
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstruksi aposisi, dislokasi dan ekstraposisi meerupakan tiga bentuk
struktur bermarkah dalam bidang sintaksis ketika menetapkan perbatasan
antarklausa dalam satu kalimat majemuk atau kalimat kompkles. Bentuk aposisi
merupakan seperangkat unit kategori sintaksis dalam bentuk frase nomina, frase
preposisi, atau jenis frase lain yang menjadi satu konstituen dan memiliki acuan
yang sama dengan argumen sintaksis (Agen, Subjek dan Objek). Sementara itu,
dislokasi merupakan suatu teknik menempatkan fungsi frase-nomina eksternal
pada awal atau akhir suatu kalimat; kalau perpindahannya ke awal kalimat disebut
‗pemindahan letak kiri‘, seballiknya, pergerakannya ke akhir kalimat disebut
pemindahan letak kanan. Selain aposisi dan dislokasi, penetapan sebuah klausa
dalam satu kalimat kompleks berahadapan dengan bentuk ekstraposis.
Ekstraposisi adalah salah satu bagian dari satu unit komplemen (biasanya dalam
bentuk frase nomina) dapat bergerak menjauhi gabian yang lain dalam unit itu.
Ketiga konstruksi sintaksis tersebut di atas dapat menentukan konstruksi
kalimat yang lebih luas sehingga teks itu dapat berkembang mengikuti pola
gramatika bahasa itu dan pola logika penulisnya. Di samping itu, dengan adanya
pola dari ketiga konstruksi tersebut di atas, penalaran penulisna dapat berkembang
lebih bebas, bervariasi, menarik, berlogika dan berestetika. Bahasa yang
ditampilkan, baik secara lisan maupun tulisan, dapat berkembang tidak hanya
secara tak-bermarkah, tetapi juga secara bermarkah. Konstruksi-konstruksi tak-
bermarkah merupakan suatu sistem gramatika dan leksikal yang hanya mengikuti
pola dasar, misalnya, sebuah kalimat transitif berpola dasar secara urutan kata: A
V O dan secara intransitif berpola dasar SP. Secara singkat, pola-pola dasar itu
merupakan suatu sistem bahasa yang umum. Sebaliknya, bentuk-bentuk
bermarkah merupakan variasi dari pola dasar tersebut, misalnya, alih-alih AVO
atau SP kita temukan pola OAV atau PS.
6
Teks media sangat kaya dengan pola-pola yang disebutkan di atas karena
informasi atau pesan yang disampaikannya tidak hanya harus lugas, jelas, dan
tepat, tetapi harus juga ―enak‖ dibaca dan mutakhir.
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada tiga masalah yang akan dibahas
dalama penelitian ini.
1. Bagaimanakah pola dasar aposisi, dislokasi dan ekstraposisi secara
sintaktik dalam teks media.
2. Bagaimanakah pola derivasi aposisi, dislokasi dan ekstraposisi dalam teks
media.
3. Sejauhmana pola aposisi, dislokasi dan ekstraposisi menentukan struktur
pragmatik teks media
Penyelesaian ketiga masalah tersebut di atas ditentukan oleh kerangka
teori yang dipilih. Dalam penelitian ini, Teori Sintaksis Deskriptif diyakini dapat
memecahkan kompleksitas struktur klausa dan struktur morfosintaksis, sementara
Teori Pragmatik digunakan sebagai penunjang untuk melihat persoalan perbatasan
antarklausa, utamanya menyangkut pilihan diatesis dan kesinambungan topik.
Perpaduan kedua teori itu dapat memecahkan persoalan ketumpang-tindihan
(interface) antara sintaksis dan pragmatik sebagai akibat dari penggunaan bentuk-
bentuk bermarkah: aposisi, dislokasi dan ekstraposisi.
b. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menemukan solusi sintaksis dan
pragmatik dari ketiga permasalahan yang dijabarkan di atas. Seecara spesifik ada
tiga tujuan khusus yang ingin dicapai, dijabarkan seperti berikut ni.
Pertama, penelitian dimaksudkan untuk menemukan pola-pola dasar
aposisi, dislokasi dan ekstraposisi. Dalam hal ini, konstruksi yang akan diamati
adalah bentuk yang diacu (referen) dan bentuk yang mengacu (sinonim) yang
7
masing-masing dapat direpresentasi oleh frase, klausa dan kaliimat. Dalam
benntuk yang berbeda itu, harus ditelusuri pengaruhnya secara struktur dengan
konstruksi klausa dan hubungan antarklausa dan antarkalimat dalam membangun
seuah teks.
Kedua, Penelitian iini juga ingin menemukan pola derivasi aposisi,
dislokasi dan ekstraposisi secarra sintaksit. Perpindahan ke awal kalimat atau ke
akhir kalimat, misalnya, menentukan pola fokus informasi dan juga piliha
diathesis dalam bangun kalimat yang mengikuti atau mendahuluinya. Pola
pergerakan unsur teks tersebut mmenentukaan efektifitas segmen informasi yang
dibawa unit kalimat.
Ketiga, secara pragmatik akan dapat diketahui sejauhmana pola ketiga
kontruksi tersebut di atas, menentukan pola klausa sesudahnya atau derivasi
klausa sebelumnya. Pola mikroteks dapat dijabarkan dari penggunaan bentuk-
bentuk bermarkah dari ketiga kontruksi sintaksis, sementara pola makroteks dapat
dijabarkan akibat yang ditimbulkan dari mikroteks itu. Akibat yang dimaksud
dalam hal ini adalah keberhasilan teks secara pragmatis: efektivitas pesan secara
tindak tutur.
c. Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian ini adalah menemukan persoalan mikrolinguistik
sebagai keutamaan pertama dan paduannya dengan sistem pragmatik atau
makrolinguistik sebagai keutamaan kedua. Aspek mikrolinguistik khususnya
menyangkut tiga pola kontruksi: aposisi, dislokasi dan ekstraposisi dalam
perbatasan antarklausa diyakini memiliki keunikan dalam pengemasan informasi
dalam teks, sementara peran dari pola sintaktik bermarkah tersebut adalah
memaksimalkan proses keterkaitan antarunsur secara pragmatik. Persolan ketiga
unsur mikrolinguistik adalah menentukan pola-pola dasar (tak-bermarkah) dan
pola-pola derivasi yang bervariasi (bermarkah).
Pola dasar (bentuk tak-bermarkah) bahasa Indonesia diasumsikan tidak
jauh berbeda dengan pola dasar bahasa-bahasa daerah lain di bagian Barat
Indonesia karena bahasa-bahasa tersebut termasuk satu rumpun Austronesia.
8
Namun demikian, pola-pola bermarkahnya diprediksi memiliki keunikan karena
derivasi struktural terjadi sangat bervariasi apabila dikaitkan dengan beragamnya
dialek, baik dialek geeografi maupun dialek sosial. Misalnya, penutr bahasa
Indonnesia dialek Bali dapat mengatakan ungkapan dalam bentuk kalimat seperti
berikut: Ibu saya dia pergi ke pasar; sementara dialek Ambon dapat mengatakan
ungkapan seperti: Beta punya ibu pergi ke pasar.
Di samping variasi ungkapan berdasarkan dialek geografi seperti tersebut
di atas, bahasa Indonesia diperkaya dengan variasi struktural yang dikendalikan
oleh dialek sosial. Ungkapan dalam bentuk dua kalimat berikut mengandung
makna yang sama, tetapi ungkapan pertama cenderung digunakan oleh golongan
atas atau digunakan pada siuasi formal, sementara ungkapan berikut digunakan
oleh kalanngan bawah atau dalam situasi informal: Apakah Anda berkenaan
menunggu sebentar? (kalangan atas atau situasi resmi); Mau tunggu sebentar?
(kalangan bawah atau situasi tak-resmi)
Hubungan antarklausa atau antarkalimat yang membangun sebuah teks
menentukan keefektifan kemasan informasi. Di dalamnnya, aspek-aspek
mikrolinguistik dari tataran fonologis, morfologis dan sintaksis menjadi kerangka
dasar pemebntukan sebuah teks. Secara fonologis, misalnya, satu unit intonasi--
intonasi dengan jeda pendek atau jeda panjang--menentukan apakah satu unti
leksikal atau frase yang berada di antara unit intonasi itu menjadi bagian dari
klausa sebelumnya atau klausa sesudahnnhya. Sementara itu, ranah morfologi
berkontribusi untuk menentukan kemasan informmasi, utamanya dalam kaitan
apakah satu unit kecil informasi dalam satu teks itu merupakan infromasi yang
sudah disebutkan sebelumnya (given information) atau hanya informasi yang baru
disebutkan (new information). Informasi yang sudah disebutkan sebelumnya,
apabila dimunculkan dalam teks berikutnya, maka unsur informasi itu dapat
ditandai secara morfologis dengan partikel penentu (definite), misalnya, -nya; atau
dengan Demonstratif ini atau itu. Secara sintaksis, strukturnya dapat dimunculkan
dalam bentuk frase, klausa atau kalimat.
Urgensi kedua penelitian ini berkaitan dengan kepentingan makrobidang,
yakni perlunya pendokumentasian korpus (tipe-tipe teks), yang di dalam dunia
9
linguistik sangat diperlukan. Kegunaan dokumentasi korpus tidak hanya besar
bagi pengembangan dan perkembangan ilmu linguistik, tetapi juga memberi
manfaat pada bidang-bidang lain. Dalam satu tipe korpus, misalnya tipe teks
media, didapatkan berbagai karakteristik teks media yang ditentukan oleh topik,
kemutakhiran informasi, dan keberpihakan media. Secara linguistik semua aspek
tipe teks media tersebut mengandung ciri-ciri penggunaan bahasa sesuai
zamannya. Apabila tipe korpus media itu dipilah menjadi tipe-tipe korpus yang
berbeda, didapatkan teks media surat kabar, teks media majalah, teks media radio,
teks media televisi. Teks dalam hal ini, seperti juga disebutkan di bagian lain
proposal ini, bukan hanya teks tulis, tetapi juga teks lisan.
Kegunaan korpus/teks media dapat dimanfaatkan oleh bidang-bidang lain
untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada masa media itu dipublikasikan.
Misalnya, suatu studi perkembangan politik dari zaman ke zaman sangat
bergantung pada dokumentasi korpus media karena gejolak masyarakat dan
permainan elit politik dapat direkam oleh media massa. Peneliti lain dapat
menjadikannya sebagai sumber informasi. Sayang sekali, Indonesia belum
memiliki pusat dokumentasi korpus, padahal kekayaan budaya Indonesia, baik
secara kualitas maupun kuantitas menjadi kekaguman dunia. Hal itu terbukti
bahwa suatu yayasan akademik internasional yang berpusat di Jerman, Max
Planck Institute, telah mendokumentasikan teks-teks dari bangsa dan etnik di
dunia, termasuk teks-teks yang hidup berkembang di Indonesia.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini dilakukan kajian terhadap hasil-hasil penelitian dan unsur-
unsur manuskrif yang membahas persoalan aposisi, dislokasi dan ekstraposisi.
Kajian itu dilakukan secara kritis sehingga dapat diketahui posisi akademik dari
penelitian yang akan dilakukan. Lingkup pustaka yang dicermati mencakup
analisis sintaksis (mikrolinguistik) dan pragmatik (makrolinguistik). Sementara
itu, dalam Bab ini juga ditinjau topik-topik makrolinguistik berkaitan dengan teks
media yang telah dilakukan oleh Grup Riset Bahasa Media Universitas Udayana
atau ahli lain.
2.1 Tinjauan Mikrolinguistik
Studi tentang perbatasan antarklausa menyangkut ranah mikrolinguistik
khususnya aspek aposisi, dislokasi dan ekstraposisi dalam teks media belum
pernah dilakukan sebelumnya. Rancangan penelitian ini mendukung topik
tersebut bukan hanya karena penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya
dalam teks media, tetapi karena penelitian ini dapat berkontribusi pada ranah ilmu
bahasa dan ranah teks mmedia, khususnya dalam pengemasan informasi.
Namun demikian, beberapa studi tentang aposisi, dislokasi dan
ekstraposisi, yang dapat dikategorikan sebagai kajian linguistik umum (bukan
kajian teks media) memang sudah banyak dilakukan oleh sejumlah ahli bahasa.
Quirk et al (1972) telah menguraikan secara deskriptif tentang aposisi. Dia
mengatakan bahwa aposisi mengkoordinasikan dua atau lebih unit argumen dalam
kata, frase atau klausa yang koreferen. Kedua bentuk secara eksplisit dapat
dihubunggan dengan konjungsi dan atau atau (h. 620). Konsep teoretisnya
diterapkan daalam penelitian ini dan ditunjang oleh hasil-hasil studi tentang ketiga
bentuk bermarkah tersebut.
Dalam hal topik dislokasi, Andrews (1985) mengatakan bahwa dislokasi
dapat digunakan untuk memastikan status sebuah klausa, apakah perpindahan
11
bagian dari suatu unit ke kiri atau ke kanan dapat mempengaruhi struktur sitaksis
secara internal atau eksternal (h. 83—85). Pemikiran Andrews ini penting
dipahami dalam menetapkan unsur mana yang berpindah; dan perpidahan ke kiri
atau ke kanan selalu ditunjang oleh bentuk subtitutif dalam klausa.
Radford (1981) mendeskripsikan tentang topik ekstraposisi dalam bahasa
Inggris yang mengatakan bahwa dalam bahasa Inggris terjadi transformasi (―from
NP‘) dengan menempatkan salah satu unsur dari NP itu menjauh dari bagian
unsur yang lain (h. 227). Pergerakan bagian unsur yang menjauh dari bbagian
unnsur yang lain tampaknya merupakan fenomena universal karena dapat
ditemukan pada baha-bahasa lain. Tanpa konsep ekstraposisi ini, peneliti dapat
terjebak pada kedua bentuk yang lain. Oleh karena itu, konsep yang dikemukan
oleh Radford di atas sangat membantu membedakan antara aposisi ddan dislokasi.
Selain ketiga linguis di atas, yang menjadikan bahasa-bahasa non-
Austronesia sebagai data atau fakta bahasa, Pastika (1999) juga menguraikan
ketika pola kontruksi itu dengan menjadikan teks narasi bahasa Bali sebagai
sumber data utama. Dia menemukan bahwa teks narasi menampakkan pola-pola
yang sangat bervariasi karena fokus informasi terletak pada tokoh dan urutan
waktu peristiwa. Dalam penelitian ini, bahasa Indonesia yang satu rumpun dengan
bahasa Bali, dijadikan sebagai sumber penelitian khususnya pada teks media,
diasumsikan memiliki pola dasar yang mirip satu sama lain. Namun demikian,
pola derivasinya diprediksi ada perbedaan sehingga penelitian yang akan
dilakukan ini cukup petensial menemukan keunikan sistem mikrolinguistik dan
makrolinguistik teks media.
2.2 Tinjauan Makrolinguistik Teks Media
Dalam studi-studi makrolinguistik sejumlah penellitian juga telah
dilakukan oleh Grup Riset Bahasa Meddia Universitas Udayana. Tujuh studi yang
dianggap gayut dengan ranah makrolinguistik, khususnya kajian faktor-faktor luar
bahasa yang dipicu oleh faktor mikrolinguistik meliputi Pastika, dkk. (2014),
Pastika (2013), Pastika (2007), Center for Media and Public Affairs (1998—1999)
12
di Amerika Serikat, Sita Supit (2005), ‗Analisis Wacana Kritis‘(van Dijk, 1985)
dan ‗Tindak Tutur‘ (Austin, 1962; Searle, 1969).
Dalam penelitian Pastika, dkk. (2014) tentang ‗Pola Pengembangan
Bahasa Bahasa Media Massa dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Banggsa‘
diajukan tiga pola: 1) pengaruh negatif teks media berkaitan dengan kebiasaan
penggunaan bentuk-bentuk lemah kaidah; 2) pengaruh positif teks media
berkaitan dengan pola-pola bahasa baik dan benar yang baru dikembangkan; dan
3) alasan-alasan dasar yang mempengaruhi teks media. Pengaruh netaif teks
media terhadap pembaca dan terhadap perkembangan baasa Indonesia terjadi,
baik pada tataran mikrolinguistik: fonologi, morfologi, leksikologi dan sintaksis
maupun pada tataran makrolinguistik: sikap negatif berbehasa Indonesia
Sementara itu, teks media masa bekrontribusi pada pembaca atau perkembangan
bahasa Indonesia, terutama menyangkut penyebaran kosakata baru dan pola
bentuk bervariasi.
Dalam penelitian itu disebutkan bahwa ada lima faktor yang menentukan
pilihan bentuk-bentuk linguistik teks media: 1) sikap bahasa penelola media
masaa, 2) penggunnaan acuan kebahasaan, 3) keterampilan bahasa, 4)
kebanggaan, dan 5) dominasi pengaruh bahasa Inggris.
Dalam studi sebelumnya, Pastika (2013) menemukan dua belas jenis
kesalahan penulisan, yang terdiri atas: (1) struktur kalimat, (2) kehematan, (3)
kepaduani, (4) ejaan, (5) diksi, (6) keakuratan makna, (7) penalaran, (8) struktur
paragraf, (9) struktur kata, (10) dukungan fakta dan data, (11) ragam informal, dan
(12) penulisan judkonstruksi judul. Semua bentuk kesalahan tersebut dapat
dipandang sebagai bentuksebagai wujud sikap negatif penutur/penulis teks
berbahasa Indonesia.
Di samping studi mikrolinguistik seperti disebutkan diatas, Pastika (2007)
telah melakukan penelitian tentang penggunaan bahasa campuran dalam acara-
acara hioburan di media televisi Indonesia. Ditemukannya bahwa ragam bahasa
gaul, slank, Melayu-Jakarta (sebagai bentuk pijin), dan bahasa asing digunakan di
media televisi tanpa melalui penyaringan berdampak buru bagi perkembangan
bahasa Indonesia.
13
Ragam-ragam bahasa informal cenderung dikembangkan oleh penutur
bahasa Indonesia, tidak hanya dalam ranah kelompok terbatas tetapi juga dalam
ranah publik, seperti di acara televisi. Namun demikian, perkembangan semacam
itu telah terjadi juga di media televisi negara lain. Di Amerika Serikat, misalnya,
kajian yang dilakukan oleh Center for Media and Public Affairs (1998--1999)
menemukan bahwa:
―Ungkapan ―kotor‖ digunakan sekali dalam ‗setiap 6 menit dalam
acara pertunjukan TV, sekali dalam setiap 2 menit dalam acara TV
berlangganan, dan sekali dalam setiap 3 menit dalam acara filem
(Media Report to Women, 2000). Ungkapan-ungkapan seperti
―Bullshit!‖ ‗Omong kosong,‖ ―Dirty son of a bitch‖ ‗Anak
pelacur,‘ ―Where’s my fucking money‖ ‗mana uang sialan saya itu,‘
―Fucking ‘Eyewitness News’ Goddamnit‖ ‗Berita Eyewitness
sialan,‘ dan lain-lain merupakan ungkapan ‗kotor‖ yang dicatat
dalam penelitian itu. Di samping ungkapan-ungkapan kasar seperti
itu, menurut Johnson (dalam US Today, Nov. 1996) bahwa banyak
jaringan televisi di negara itu gemar menayangkan filem TV
dengan cerita dan adegan cabul sebelum puku 10 malam. ― (Bd.
Pastika, 2015)
Namun demikian, studi bahasa media dalam penelitian ini tidak hanya
tertarik pada penggunaan bahasa yang baku, tetapi juga pilihan bentuk bahasa
yang tidak baku. Keberagaman data penelitian dapat dicari baik dalam teks
beragam bahasa formal maupun teks beragam bahasa takformal
2.3 Peta Jalan (Road Map) Penelitian Bahasa Media
Peta jalan penelitian Grup Riset Bahasa Media Universitas Udayan dapat
dilihat dari pilihan topik selama kurun waktu sembilan tahun ini. Hasil-hasil
penelitian tersebut telah dipublikasikan baik dalam bentuk artikel, buku maupun
prosiding seminar nasional dan sseminar internasional. Penelitian bahasa media
yang berkaitan dengan penggunaan bahasa campuran di acara televisi Indonesia
telah diterbit dalam E-Journal e-Utama (2007) oleh NTU Singapura. Penelitian
kedua telah dipublikasikan dalam bentuk buku yang berjudul Dinamika Bahasa
Media diterbitkan oleh Udayana Press (2013). Peenelittian bahasa media ketiga
difokuskan pada penggaruh negative dan positif tek media terhadap penutur dan
14
perkembangan bahasa Indoneisia, diterbitkan oleh Universitas Indonesia sebagai
bagian dari Prosiding Seminar Internasional Linguistik Transdidipliner
(Desember, 2014). Pada tahun lalu, penelitian bahasa media lebih banyak
ditekankan pada wacana politik di media televisi Indonesia yang dikaji dari
konsep-konsep pragmatik dan analisis wacana kritis. Penelitian tersebut
dipresentasikan pada The 7th
International Seminar on Austronesian-Non-
Austronesia Languages and Literature dan dipublikasikan dalam bentuk prosiding
(Pastika dan Satyawati, 2015).
15
1. Pastika dan Satyawati (2015) ―Representasi
Perangkat Linguistik Wacana Politik di Media
Televisi Indonesia‖
2. Pastika, dkk. (2014) ― Pola Pengembangan
Bahasa Media Massa dalam Upaya
Meningkatkan Daya saing banngsa‖.
3. Pastika (2013a) ―Analisis Penggunaan Bahasa
Indonesia Media Cetak Nasional Terbit di Bali‖
4. Pastika (Ed.) (2013b). Dinamika Bahasa Media.
5. Pastika (2007).‖Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar
dalam Acara TV Indonesia‖.
STUDI
SEBE
LUM-
NYA
1. Menemukan struk dasar: aposisi,
dislokasi, ekstraposisi
2. Menemukan struktur derivasi:
aposisi, dislokasi dan ekstra
posisi
3. Menemmukan pengaruh pola
sintaktik terhadap pragmatik teks
media
T
U
J
U
A
N
L
U
A
R
A
N
1. Deskripsi struktur dasar:
aposisi,dislokasi, ekstraposisi
2. Deskripsi struktur derivasi:
aposisi, dislokasi dan ekstra
posisi
3. Deskripsi pengaruh pola
sintaktik terhadap pragmatik
teks media
4.
SAAT INI
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kota Denpasar karena persoalan
tempat tidak memengaruhi proses pengumpulan data. Media massa, baik media
elektronik maupun media cetak dapat diakses dari kota mana saja. Media televisi:
Metro TV, TV One, TVRI dan sebagainya; koran Kompas, Jawa Pos, Bali Post dan
sebagainya; majalah: Tempo, Kartini, Femina, dan sebagainya dapat dengan
mudah diakses dari kota Denpasar.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini ditentukan oleh pendekatan analisis
yang diterapkan. Karena penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, jenis data
yang dikumpulkan adalah data teks verbal. Teks verbal itu adalah makna atau
informasi disajikan dalam bentuk kata-kata lingual yang dapat diamati secara
fonologis, morfologis, leksikologis, sintaksis dan tekstual. Teks media
dikumpulkan sehingga menjadi korpus penelitian, baik korpus tertulis maupun
korpus lisan. Sumber teks tulis diambil dari media massa cetak, sementara sumber
teks lisan diambil dari acara-acara televisi nasional
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan penerapan metode observasi yang
mengutamakan penggunaan teks secara alami, baik teks tulisan maupun teks lisan.
Peristiwa bahasa terlebih dahulu diamati untuk mendapatkan gambaran
sejauhmana pola-pola sintaktik bervariasi sehingga diasumsikan kaya dengan
bentuk-bentuk yang beraposisi, berdislokasi dan berekstraposisi. Setelah
ditemukan kemungkinan ada pola-pola bahasa yang dicari, pola-pola tersebuut
diidentifikasi, diklasifikasikan untuk disiapkan sebagai data dalam analisis.
17
Pola-pola sintaktik diklasifikasikan sehingga dapat diamati sehinbgga
dapat dibedakan antara bentuk dasar dan pola derivatif. Kemudian ditelusuri
apakah ada pengaruh pola sintaktik itu terhadap pola pragmatik dalam teks media.
Metodee observasi tersebut akan dapat diteraapkan secara mmaksimal
apabila ditunjang dengan teknik dan instrumen yang memadai. Untuk
mendapatkan teks lisan, peristiwa tutur akan direkam sebelum dilakukan
transkripsi. Dalam transkripsi, perangkat lunak yang tersedia dalam dunia
linguistik, antara lain toolboox dan speech analizer akan diterapkan sehingga
presentasi data lebih sahih.
3.4 Metode dan Teknik Penganalisisan Data
Data teks verbal secara kualitatif disiapkan dalam bentuk penggalan-
penggalan teks yang bervariasi. Setiap kalimat, baik kalimat kompleks maupun
kalimat majemuk, akan diamati tampilan perbatasan antarklausanya, apakah
terjadi bentuk-bentuk aposisi, bentuk-bentuk dislokasi dan bentuk-bentuk
ekstraposisi. Satu unit lingustik tersebut diasumsikan dapat diisi oleh bentuk yang
beragam: kata, frase atau klausa. Dalam pendekatan kualitatif, berdasarkan acuan
Teori Linguistik Deskriptif, metode analisis yang diterapkan adalah metode
paduan sintaktik-pragmatik dengan teknik subtitusi, permutasi, delisi dan
komparasi struktur.
Berikut disampaikan contoh-contoh kontruksi bahasa Indonesia yang
dapat dimunculkan dalam satu teks. Contoh-contoh berikut berbentuk klausa atau
kalimat tunggal yang diasumsikan merupakan penggalan dari kalimat luas atau
kalimat komplkeks dalam teks media. Ketaksaan (ambiguity) dapat terjadi pada
bagian yang dipenggal karena menyangkut kesinabungan teks, apakah unsur yang
di perbatasan tersebut merupakan bagian dari klausa sebelumnya atau bagian dari
kalusa sesudahnya. Untuk persoalan itu dalam analisis data digunakan teknik
permutasi, subtitusi dan pelesapan melalui sistem derivasi secara sintaktik dan
pragmatik. Berdasarkan sistem itu baru ditetapkan status dari klausa sehingga
dapat ditetapkan perbatasan antarklausa.
(1) Aposisi
18
a. Tidak bersedia ia / pencuri uang rakyat itu // mengakui perbuatannya.
b. Tidak bersedia ia // pencuri uang rakyat itu mengakuui perbuuatannya
(2) Dislokasi
a. Pencuri uang rakyat itu / dia telah dipenjara seumur hidup.
b. Dia telah dipenjara seumur hidup / pencuri uang rakyat itu.
(3) Ekstraposisi
a. Dia bersama temannya telah dipenjara seumur hidup.
b. Dia telah dipenjara seumur hidup bersama temannya.
Pada contoh (1a) pengalokasian durasi jeda menentukan fungsi sintaksis
dari frase nomina pencuri uang rakyat itu. Jeda pendek antara pronominal ia dan
acuannya, pencuri uang rakyat itu, menyebabkan frase nomina itu menjadi bagian
dari klausa pertama. Sebaliknya, contoh (1b) jeda panjang menempati posisi antar
unsur tersebut, sehingga menjadikan frase nomina itu menempati fungsi Subjek
klausa berikutnya.
Contoh dislokasi pada (2a) menempatkan frase nomina-acuan, pencuri
uang rakyat itu, berada di awal kalimat (sebagai perpindahan letak kiri) yang
koreferen dengan pronominal dia sebagai bentuk substituasi. Sebaliknya, frase
nomina yang sama digeser ke akhir kalimat (perpindahan letak kanan) pada
contoh (2b) yang koreferen dengan Subjek ia sebagai bentuk subtitusi. Pergeseran
ke kiri atau ke kanan tidak menyebabkan frase itu menempati fungsi eksternal
sintaksis, tetapi tetap sebagai fungsi internal sintaksis.
Ekstraposisi yang dicontohkan pada (3b) merupakan derivasi dari bentuk
(3a). Dalam contoh (3a) Klausa dia bersama temannya merupakan klausa
kompklemen yang berfungsi sebagai Subjek kalimat. Dalam kontruksi itu antara
Subjek dia dan Predikan bersama temannya masih dalam bentuknyya yang utuh,
tetapi bagian Predikat itu menjauh dari Subjeknya (3b) yang berubah fungsi
sebagai Adverbiial kalimat
19
Pengolahan data
Observasi awal teks media
massa: tv, koran dan
majalah
Mengidentifikasi dan
merumuskan permasalahan
penelitian
Melakukan kajian pustaka
dan menetapkan kerangka
teori
Pengumpulan data:
penyimakan mendalam
(perekaman dan transkripsi)
dan wawancara semi-
terstruktur
Menetapkan konserp
pendekatan dan metodologi:
kualitatif
Interpretasi data Analisis data
Temuan: simpulan dan rekomendasi
20
T
U
J
U
A
N
K
E
G
I
A
T
A
N
L
U
A
R
A
N
Bahasa Pijiin dan Bahasa Kasar Acara TV Indoneia (2007), Dinamika
Bahasa Media (Pastika (Ed.), 2013); Pola Pengembangan Bahasa
Media Massa dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa (Pastika, dkk.,
2014); Wacana Politi di Media TV (Pastika & Satyawati, 2015)
Bagaimanakah struktur derivasi dari aposisi, dislokasi
dan ekstraposisi
Sejauhmana pola dasar dan pola dderivasi dari aposisi,
dislokasi dan ekstraposisi mempenngaruhi unsur pragmatic
dalam pengemmbangan teks meddiaa.
INDIKATOR ; Uraian & %
1. Ditemukan struktur dasar
dari aposisi, dislokasi dan
ekstraposisi. (25%)
2. Ditemukan pola derivasi
yang bervariasi dari butir 1.
(50%).
3. Ditemukan unsur-unsur
pragmatik sebagai akibat
dari penggunaan pola dasar
dan derivasi sintaktif.
(25%)
Pelaksanaan
:
Tim Peneliti
& Pembantu
peneliti
Lama : 36
minggu
TAHAP ANALISIS
1. Menganalisis
struktur dasar dari
aposisi, dislokasi
dan ekstraposisi.
2. Menganalisis pola
derivasi yang
bervariasi dari butir
1.
3. Menganalisis
unsur-unsur
pragmatik sebagai
akibat dari
penggunaan pola
dasar dan derivasi
sintaktif.
1. Ditemukan pola dasar aposisi, dislokasi dan ekstraposisi.
2. Ditemukan pola derivasi sintaktik dari aposisi, dislokasi dan ekstraposisi
3. Ditemukan unsur-unsur pragmatik yang mengembangkan teks
Bagaimanakah struktur dasar dari aposisi, dislokasi dan
ekstraposisi
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENELITIAN
SAAT INI
BAGAN ALIR PENELITIAN
21
BAB IV
ANALISIS DATA
Analisis data pada Bab IV ini diklasifikasikan atas dua ranah, yaitu (1) ranah struktur
sintaksis bermarkah dan (2) ranah pola pengemasan informasi Subjek dan Objek. Dalam ranah
struktur sintaksis bermarkah, ditemukan tiga pola struktur: (i) aposisi, (ii) dislokasi, dan (iii)
ekstraposisi. Sementara itu, pada aspek pengemasan informasi Sujek dan Objek ditemukan tiga
pola juga: (i) pola subjek beruntun, (ii) pola topikalisasi, (iii) pola koreferentialitas, (iv) pola
penyelaan Subjek, dan (v) pola penyelaan Objek. Semua pembagian struktur sintaksis bermarkah
dan pola pengemasan informasi tersebut, masing-masing dijelaskan berikut ini.
4.1 Aposisi
Aposisi, dalam subbab ini, berarti kehadiran dua (atau lebih) frase nomina secara berjajar
yang masing-masing mengacu pada entitas yang sama, yang secara sendiri-sendiri berfungsi
sebagai Subjek, Objek atau Oblik sebuah klausa. Dalam penelitian ini, belum ditemukan aposisi
Objek, tetapi aposisi Subjek, Oblik dan lokasi.
4.1.1 Aposisi Subjek
Informasi yang dikemas dalam fungsi Subjek tidak selalu dihadirkan secara normative,
tetapi bervariasi. Salam satu variasinya adalah kehadiran dua bentuk berjajar yang mengacu pada
entitas yang sama. Data (1) berikut ini menunjukkan fenomena sintaksis seperti itu.
1. Ketua Umum Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, yang
menutup konferensi, berharap acara itu ditindaklanjuti dengan aksi nyata oleh NU
dan para peserta konferensi. (Koran KOMPAS 11 Mei 2016: 1, klm.1).
Pada data (1), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) adalah sebuah
frase nomina yang berjajar dengan frase nomina KH Said Aqil Siroi berbentuk nama diri serta
diikuti klausa relatif yang menutup konferensi. Dua frase nomina tersebut dan satu klausa relatif
sama-sama menngacu pada entitas yang sama. Subjek, inti argumen dari verba intransitif
berharap, adalah frase nomina yang disebutkan paling awal sebagai subjek kanonik, sementara
22
frase nomina kedua dan klausa relatif, yang mengacu pada entitas yang sama, bukanlah subjek
asli atau bukan subjek kanonik.
Dua contoh berikut juga termasuk aposisi Subjek yang ditunjukkan oleh adanya
hubungan antara FN (masing-masing pemilik sanggar Wyarihita (1) dan dua anaknya (2)) yang
beraposisi masing-masing dengan nama diri (Ni Wayan Deni (2) dan Ilham Akbbar dan Thareq
Kemal (3)).
(2) Pemilik sanggar Wyarihita, Ni Wayan Deni, mengatakan tujuan utama …. (Bali Post 9
Juli 20116: 20; klm 5.)
(3) Dua kali mengikuti ziarah ke pusara Ainum plus buka puasa di wisma Habibie-Ainum,
Jawa Pos bisa merasakan betapa antusiassnya presien ketiga RI itu mrnjalani hidup.
Padahal, di rumah dia praktis sendiri. Dua anaknya, Ilham Akbar dan Thareq Kemal,
sudah berkeluarga dan tinggal di rumah sendiri. (Jawa Pos, 25 Juni 2016: 7, klm 5).
Berikut adalah aposisi dan dislokasi kiri terjadi secara bersama-sama yang diperlihatkan
oleg data berikut. FN kedaulatan negara beraposisi denngan FN kewibawaan negara. Bentuk
beraposisi itu tidak menempati fungsi inti karena posisinya sudah diambil oleh pronominal
demonstratif itu yang koreferen dengan FN tersebut.
(4) … tapi sekali lagi buat saya kedaulatan negara, kewibawaan negara, itu nomer satu.
(JOKOWI METRO TV, 8 JANUARI 2015 2015)
Aposisi Subjek dari klausa elipsis juga cukup menarik dicermati, seperti ditunjukkan
pada data (5) berikut. FN istri Pak Ahok beraposisi dengan nama diri Veronica Tan yang menjadi
subjek dari klausa ellipsis yang berpredikat juga yang secara konteks pada teks tersebut adalah
frase verba juga dituding.
(5) … tapi sayangnya yang dituding bukan pak Ahok aja, istri Pak Ahok, Veronica Tan, juga.
(Kompas TV 12/03/2015)
4.1.2 Aposisi Lokatif
Lokatif merupakan argumen luar inti dalam sebuah klausa, yang diisi oleh Frase
Preposisi (FP) untuk menyatakan tempat. Sebuah FP terdiri atas dua bagian: preposisi dan FN.
23
Dalam hal proses aposisi, baik FP maupun FN yang menjadi bagian FP dapat beraposisi
bergantung pada kebutuhan teks. Berikut ditampilkan contoh FN (sebagai bagian lokatif FP)
tanah kelahirannya beraposisi dengan nama tempat Bali.
(6) Namun di tanah kelahirannya, Bali, sosok Murni seolah terlupakan. (Jawa Pos
18/07/2016:30)
Jika dilihat dari aspek keterikatan antara bentuk-bentuk aposisi yang berfungsi sebagai
Subjek dan frase verbalnya, maka penelitaian ini menganggap bahwa FN yang disebutkan lebih
awal menempati posisi utama, sementara FN yang disebutkan berikut sebagai bentuk sekunder.
Ini berarti bahwa FN yang disebutkan duluan merupakan inti, sementara FN yang disebutkan
kemudian merupakan informasi tambahan.
4.2 Dislokasi
Dislokasi merupakan perpindahan bentuk, baik FN maupun FP ke kiri atau ke kanan
klausa, sehingga posisinya tidak lagi menjadi argumen inti klausa tersebut karena telah
digantikan oleh pronominal yang koreferen. Meskipun bentuk tersebut bukan termasuk argument
inti, tetapi perannya tetap dominan dalam pengemasan informasi terutama menyangkut
topikalisasi wacana.
4.2.1 Dislokasi Kiri
Dislokasi kiri dimaksudkan sebagai adanya hubungan koreferensial antara FN yang
berposisi di kiri klausa dengan pronominal yang berfungsi sebagai Subjek kanonik klausa
tersebut. Pada (7), FN istri saya itu yang berposisi di awal klausa, berkoreferen dengan
pronominal ketiga tunggal dia pada klausa tersebut. Sementara itu, pada data (8), FN sesuatu
yang saya bilang juga berposisi di awal klausa, berkoreferensi dengan Subjek kanonik. Subjek
kanonik itu diisi oleh pronominal demonstratif itu yang mengacu pada entitas yang sama dengan
FN di awal klausa.
(7) Ahok: …[istri saya itu]1 telat sejam [dia]1(Kompas TV 12/03/2015)
(8) Ahok : … ehehe, makanya tu [sesuatu1 yang saya bilang] [itu1 dirancangnya lucu].
(Kompas TV 12/03/2015)
(9) Paling banyak pejabat ngaku tu2 hibah dari orang tua neneknya
24
Pada (7), penggunaan demonstratif itu pada FN istri saya itu dimaksudkan sebagai
representasi dari informasi lama di dalam wacana. Sebagai informasi lama dalam wacana,
pembicaraan tentang ‗istri saya‘ sudah berlangsung pada bagian teks sebelumnya. Fungsinya
pada klausa tersebut adalah sebagai topikalisasi wacana yang berada di luar struktur inti
sintaksis, sementara pronominal koreferensial dia mengambil alih posisi struktur inti sintaksis,
sebagai Subjek kanonik. Subjek kanonik tersebut berada pada posisi pascaverba karena terjadi
inversi dari posisinya yang semula praverba.
Jika pola (7) dibandingkan dengan pola (8), struktur FN pola (7) berbeda degan struktur
FN pola (8) yang menempatkan inti FN sesuatu diperluas informasinya dengan penerapan klausa
relatif yang saya bilang. Subjek dari klausa terikat itu merupakan pronominal relatif yang yang
koreferen dengan nomina yang mendahuluinya, yakni, sesuatu. Nomina inti, sesuatu, dari FN
tersebut kemudian dirujuk silang oleh pronominal demonstratif itu yang berfungsi sebagai
Subjek kanonik.
Pergerakan konstituen terjadi sebagai strategi pengemasan informasi agar pesan itu dapat
tersampai secara utuh, baik keutuhan makna tekstual: gramatikal dan leksikal maupun keutuhan
makna kontekstual: penopikan, pemokusan, pentipean informasi (lama vs baru)
(9) PRABOWO: … Jadi, [pendiri bangsa Indonesia] [Bung Karno, Bung Hatta dan
kawan-kawan ya Syahrir dan ee tokoh-tokoh yang merintis kemerdekaan]. [Mereka]
pernah mengalami 3 jaman pertama,… (Kompas TV 12/03/2015).
4.2.2 Dislokasi Kanan
Jika kekerapan kemunculan dislokasi kanan dibandingkan dengan dislokasi kiri, maka
dalam penelitian ini ditemukan penggunaan dislokasi kanan tidak sekerap dislokasi kiri. Hal itu
bisa terjadi karena pengisi argument yang lebih sering didislokasi adalah pengisi Subjek yang
sejatinya terletak dibagian kiri klausa. Di samping itu, Subjek menempati posisi Topik,
sementara sisanya (Predikat dan Objek) menempati posisi sebutan (comment) sehingga ia
menjadi inti pembicaraan atau inti informasi dalam klausa..
Dalam data (10) berikut dislokasi kanan terjadi pada klausa terakhir dari teks tersebut, FN
hibah dari orang tua neneknya berpindah ke kanan klausa yang kemudian digantikan posisinya
25
oleh pronominal-koreferensial demonstratif tu ‗itu‘ yang berfungsi sebagai Objek dari predikat
ngaku ‗mengaku.‘ FN yang berpindah ke kanan klausa tersebut sesungguhnya, dalam
pengemasan informasi, telah menjadi informasi lama pada bagian teks sebelumnya karena
topiknya memang soal ‗harta‘. Penelusuran kemasan informasinya dapat dirujuk silang dengan
tanda indeks […]1 atau […]2.
(10) AHOK: pernah gak lakukan kalo Anda mau jadi pejabat didatangi [KPK]1 1
tanya [mobilnya lo bener gak 10? rumahnya 50, bener gak 50? tanahnya 50]2 bener
gak? 1 gak pernah tanya lu 2 dapet dari mana? Paling banyak pejabat ngaku tu2
[hibah dari orang tua neneknya]2 (Kompas TV, 12/03/2015).
4.3 Ekstraposisi
Ekstraposisi merupakan pemisahan hubungan antarkonstituen karena adanya unsur lain
yang menyelanya. Hubungan antarkonstituen tersebut dapat meliputi hubungan antara Subjek
dan Predikat, hubungan antara Predikat dan Objek, bahkan antara konstituen inti dan luar inti,
misalnya, antara SPO dan OBL. Sementara itu, unsur lain yang menyelanya dapat berbentuk
kata, frase, klausa, bahkan kalimat.
4.3.1 Ekstraposisi S
Subjek dan Predikat pada data (11) – (12) berikut dipisahkan oleh unsur luar inti sehingga
posisinya menjauh satu sama lain. Meskipun posisi Subjek menjauh, fungsinya tetap menjadi
unsur inti klausa karena ia tidak digantikan oleh pronominal koreferen. Sebagai unsur penyela
(yang berada di dalam […]) dan konstituen luar inti, keberadaannya dapat dipindah ke dalam
atau ke luar klausa.
(11)… terus dia [kalo mau sewenang-wenang] masuknya lewat pintu saya dong, …
(Kompas TV 12/03/2015)
(12) Intinya [banyak orang di sektor tersebut] berkumpul untuk membicarakan, [salah
satunya], masa depan bisnis minyak dan gas atau migas di Indonesia. (Koran Kompas, 30
Mei 2016: 17; klm. 1)
(13) PBB [menurut dia sejak lama] menginginkan agar komunitas internasional
bergabung untuk menghentikann kejahatan NIIS (Koran Kompas, 26 Mei 2016:8; klm.
2).
26
(14) Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri,
[Kamis 9122/5), di Jakarta], mendesak Dewa Perwakilan Rakyat segera
memasukkan Rancangan Undang-Undang tentang Penhapusan Kekerasan Seksual
sebagai priritas dalam Program Legislasi Nasional 2016. (Koran Kompas 13 Mei 2016:
1; klm 5).
4.3.2 Ekstraposisi O
Ekstraposisi Objek terjadi ketika hubungannya dengan Predikat disela oleh unsur lain,
sehingga posisi Objek menjauh dari Predikat. Perilaku ekstraposisi Objek agak berbeda dengan
ekstraposisi Subjek, khususnya menyangkut tingkat topikalisasinya secara wacana. Dalam
ekstraposisi Subjek, keberadaannya tetap sentral karena ia selalu muncul sebagai konstituen yang
utama, sementara dalam ekstraposisi Objek, tingkat topikalisasinya rendah karena keberadaanya
tidak sentral.
(15) … akibatnya ya kita mengalami [sekarang disini] yang kaya tambah
kaya…(Kompas TV 12/03/2015)
(16) Hendrawan menjelaskan [dalam suratnya Setjen menjelaskan], Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) melakukan audit …. (Koran Kompas 13 Mei 2016; klm. 3).
(17) untuk membicarakan, salah satunya, masa depan bisnis minyak dan gas atau
migas di Indonesia. (Koran Kompas, 30 Mei 2016: 17; klm.1)
Unsur penyela, yang memisahkan Objek dengan Predikat, berfungsi sebagai Ajung atau
yang merupakan informasi tambahan pada klausa, tetapi kemunculannya diberikan penekanan
sehingga ia dapat menggeser fungsi inti ke belakang, dalam hal ini Objek. Pada data di atas FN
sekarang ini (15), FP dalam suratnya Setjen menjelaskan (16) dan FN salah satunya (17)
maasing-masin merupakan keterangan klausa yang bukan merupakan fungsi inti, tetapi
keberadaanya mempertegas informasi.
4.3.3 Ekstraposisi OBL
27
Oblik merupakan aktor dari tindakan verba pasif yang kehadirannya bersifat tidak wajib
karena yang lebih dipentingkan dalam konstruksi pasif adalah tindakan yang dilakukan pada
subjek, bukan siapa apa yang melakujkan tindakan tersebut. Pengisi oblik pada klausa passif
adalah FP. Pada data berikut aktor dalam bentuk Oblik FP oleh NU dan para peseerta konferensi
disela oleh keterangan cara dengan aksi nyata.
(18) Ketua Umum Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, yang
menutup konferensi, berharap acara itu ditindaklanjuti [dengan aksi nyata] oleh NU
dan para peserta konferensi. (Koran KOMPAS, 11 Mei 2016: 1, klm.1).
Penyebutan Oblik aktor secara eksplisit menunjukkan bahwa informasi tentang pelaku
menjadi topikal secara wacana atau kehadirannya merupakan informasi baru dalam teks. Pada
data di atas Oblik aktor tersebut baru diinformasikan dalam teks yang terkait dengan informasi
yang disebutkan pada Subjek klausa pertama. Informasi baru tersebut akan menjadi informasi
lama apabila disebutkan lagi pada teks berikutnya, tetapi bentuknya akan berpemarkah definit
atau zero anafora.
4.3.4 Ekstraposisi Klausa Pengendali
Ekstraposisi klausa pengendali dalam hal ini diartikan sebagai posisi klausa pengendali
atau klausa inti yang menjauh dari unsur luar inti yang dikendalikannya. Posisinya diambilalih
oleh unsur lain yang bertindak sebagai penunjang rangkaian klausa. Pada contoh (1) berikut,
klausa subordinatif meskipun ada pergerakan signifikan pejuang … menyela posisi antara kata
tanya mengapa dan klausa pengendali belum ada indikasi khusus. Fungsi kata tanya tersebut
dalam klausa adalah sebagai keterangan sebab yang melengkapi informasi inti.
(19) Hal itu tampaknya menjelaskan, mengapa [meskipun ada pergerkan signifikan
pejuang SDF dari Tel Abyad ke Ain Issa yang hanya berjarak 60 kilometer dari Raqqa]
belum ada indikasi khusus…(Koran Kompas, 26 Mei 2016:8; klm. 2).
Keterangan sebab merupakan unsur luar inti kalimat yang dapat diisi oleh klausa terikat
yang didahului oleh konjungsi subordinatif sebab atau karena, misalnya, dalam kalimat (yang
saya ciptakan sendiri) Belum ada indikasi khusus sebab para pejuang masih menyusun
rencana. Keterangan sebab tersebut dalam kalimat interogatif dapat disubstituasi dengan kata
tanya mengapa. Jika data (19) di atas dicermati kembali, maka posisi antara klausa inti atau
28
pengendali Belum ada indikasi khusus dan kata tanya mengapa tersebut disela oleh unsur lain,
yaitu, meskipun ada pergerakan signifikan pejuang SDF dari Tel Abyad ke Ain Issa yang hanya
berjarak 60 kilometer dari Raqqa. Unsur penyela tersebut dibentuk dengan kalimat panjang
tetapi termasuk kalimat terikat karena diisi oleh konjungsi subordinatif meskipun dan fungsinya
hanya memberikan informasi tambahan terhadap kalimat pengendali di posisi awal. Di dalam
informasi tambahan tersebut juga diperluas dengan klausa relatif yang dimarkahi oleh konjungsi
yang.
4.4 Pembelakangan Subjek
Pembelakangan Subjek dalam hal ini merupakan perpindahan Frase Nomina yang
berfungsi sebagai Subjek ke bagian belakang klausa. Dalam hubungan ini, posisi kosong yang
ditinggalkan oleh FN Subjek kanonik itu bukanlah zero anafora. Pada data (20) di bawah ini,
klausa [mengikuti ziarah ke pusara Ainum] plus buka puasa di wisma Habibie-Ainum Jawa Pos
bisa merasakan betapa antusiassnya presien ketiga RI itu mrnjalani hidup.tidak terlihat memiliki
Subjek. Hal itu terjadi karena subjeknya, FN Jawa Pos, berada di belakang klausa tersebut.
Sementara itu data (21) Di sela-sela [ membuat bubuk kopi] bersama istrinya, Sumi (31),
Mukidi [menjadikan dirinya] sebagai sumber informasi terlihat bahwa FN Subjek Mukidi berada
jauh di belakang klausa berpredikat membuat.
(20) Dua kali [ mengikuti ziarah] ke pusara Ainum plus buka puasa di wisma
Habibie-Ainum, [Jawa Pos bisa merasakan betapa antusiassnya presien ketiga RI itu]
menjalani hidup. Padahal, di rumah dia praktis sendiri. Dua anaknya, Ilham Akbar dan
Thareq Kemal, sudah berkeluarga dan tinggal di rumah sendiri. (Jawa Pos, 25 Juni
2016: 7, klm 5).
(21) Di sela-sela 1 membuat bubuk kopi bersama istrinya, Sumi (31), Mukidi1
menjadikan dirinya sebagai sumber informasi tentang kopi kepada setiap tamu yang
mengunjungi rumahnya. Mereka1 tidak hanya rekan sesama petani kopi di Temanggung,
tetapi 1 juga pemilik kafe, pemilik rumah makan, dan produsses kopi bubuk. (koran
KOMPAS, 30 Mei 2016: 16, klm. 1)
Data (20) dan (21) di atas sebagai bagian dari wacana memiliki kemasan informasi yang
saling berkait. Keterkaitan informasi dalam data tersebut terjadi pada bagian teks sebelumnya
dan/atau bagian teks sesudahnya. Klausa [mengikuti ziarah ke pusara Ainum]yang dipenggal dari
29
teks yang lebih luas (data 20) sangat terkait dengan bagian teks yang ada sesudah klausa tersebut
sehingga bagian informasi yang terkat dengan klausa tersebut dapat ditemukan di bagian teks
sesudah klusa tersebut. Seperti disinggung di atas bahwa FN Jawa Pos merupakan Subjek dari
klausa [mengikuti ziarah ke pusara Ainum], tetapi posisinya berada pada klausa di belakangnya,
yakni pada klausa [Jawa Pos bisa merasakan betapa antusiassnya presien ketiga RI itu]. Ini
berarti pula bahwa FN Jawa Pos sejatinya merupakan subjek kanonik dari klausa yang
disebutkan lebih awal sehingga pengemasan informasinya merupakan ‗informasi baru‘ pada
klausa awal, tetapi ‗informasi lama‘ pada klausa kedua. Oleh karena itu, Subjek kanonik dari
klausa kedua tersebut adalah zero anafora yang koreferen dengan FN Jawa Pos. Secara ilustratif
dapat digambarkan seperti berikut ini:
Data (21) juga menampilkan fenomena yang sama, seperti perpindahan Subjek pada data
yang diuraikan di atas. Untuk lebih jelasnya bagian teks yang didiskusikan dikutip kembali: Di
sela-sela [ membuat bubuk kopi] bersama istrinya, Sumi (31), [Mukidi menjadikan dirinya]….
Perpindahan subjek ke belakang sehingga menjadi Subjek teraga pada klausa di belakang itu
menjadikan pemokusan Subjek bukan terjadi pada kausa pertama, tetapi pada klausa kedua. Hal
ini dilihat dari perbedaan antara Subjek teraga di klausa kedua dan subjek tak-teraga di klausa
pertama.
Namun demikian, kemungkinan analisis lain dapat dipertimbangkan di sini, walaupun
kami menganggap bahwa rekayasa teks merupakan kekebasan penutur/penulis, peneliti tidak ikut
campur di dalamnya. Peneliti hanya bisa merekayasa teori berdasarkan fenomena teks yang ada.
Kemungkinan analisis yang dimaksud dalam hal ini adalah terjadinya perpindahan klausa, bukan
perpindahan Subjek. Jadi, pola dasar rangkaian klausa pada data (22) dapat diusulkan seperti
berikut ini:
(20)a. [Jawa Pos bisa merasakan betapa antusiassnya presien ketiga RI itu] setelah dua kali [
mengikuti ziarah] ke pusara Ainum plus buka puasa di wisma Habibie-Ainum…
(21)a. [Mukidi menjadikan dirinya] … di sela-sela [ membuat bubuk kopi] bersama istrinya,
Sumi (31)…
S1 V O + S1 V O V O S1 + S1 V O
1 = FN koreferen
30
Secara sintaksis (20a) dan (21a) dapat dianggap sebagai pola dasar karena keduanya
mengikuti kaidah struktur pada tingkat kognisi yang lantas berubah karena tuntutan pengemasan
informasi dalam wacana. Pola-pola kalimat majemuk secara kanonik (dalam teks bahasa
Indoneia) biasanya dimulai dengan klausa yang diisi oleh argumen secara lengkap, kemudian
beberapa argumen yang koreferensial muncul sebagai bentuk zero, misalnya, pola pengemasan
inforrmasi sepeti itu dapat dilihat pada kalimat majemuk setara atau bertingkat. Pertanyaan
dasarnya sekarang adalah mengapa ada pola permutasi dari pola (20a) ke (20) dan dari pola (21a)
ke pola (21). Jawaban yang diajukan untuk konsep seperti ini berkaitan dengan pemokusan
khususnya aspek ‗fokus-kontras‘. Maksudnya adalah klausa tanpa Subjek, yang berpindah ke
posisi awal, berperan sebagai keterangan yang tidak difokuskan, sementara klausa kedua yang
menggunakan Subjek teraga merupakan fokus informasi. Ini terjadi pada pola teks (20) dan (21).
Di sinilah fokus itu terjadi dengan mempertentangkan/mengontraskan antara klausa yang
berposisi di awal yang bukan fokus informasi karena Subjeknya tidak teraga, sementara klausa
kedua menjadi focus informasi. Sebaliknya, teks rekayasa peneliti (dengan cara membalikkan
posisi dua klausa dari teks asli) tidak terjadi fokus kontras. Informasi itu berjalan sesuai realitas
peristiwa yang dilakukan oleh partisipan; mana peristiwa yang berlangsung duluan dan mana
peristiwa yang muncul kemudian merupakan fenomena takverbal. Hal itu tidak selalu sama
dengan fenomena verbalnya yang tidak harus mengikuti urutan tindakan takverbal. Misalnya,
pada teks (20a) peristiwa takverbal yang terjadi di luar teks verbal adalah ‗peristiwa ziarah‘
terjadi terlebih dahulu sebelum ‗peristiwa merasakan‘, tetapi teks verbal diungkapkan secara
terbalik, yakni, peristiwa merasakan diungkapkan terlebih dahulu sebelum peristiwa ziarah.
4.5 Subjek Beruntun
Dalam sebuah wacana berbahasa Indoneia, rangkaian kalimat yang mengalir secara lisan
dari penutur tidak selalu memunculkan informasi secara tersurat. Apabila sebuah informasi
sudah dapat ditangkap secara tersirat melalui konteks kalimat, maka informasi itu tidak selalu
dimunculkan secara tersurat dalam teks. Hal itu bukan berarti bahwa informasi tersebut tidak ada
dalam teks. Dalam tipe wacana percakapan, fenomena itu berlangsug lebih ―liar‖ alih-alih tipe
wacana yang lain. Namun, ciri bersama yang selalu dimiliki oleh setiap wacana adalah sebuah
31
informasi selalu dimunculkan dalam bentuk lebih lengkap (mis., FN atau nama diri) pada tahap
awal. Ia dapat dimunculkan kembali dalam perjalanan teks melalui bentuk-bentuk pengganti:
parafrase (berbentuk frase, klausa atau kalimat), pronomina persona (dia atau mereka),
pronominal demonstratif (itu atau ini), partikel pengacu (mis., tersebut, sebelumnya, dan di atas),
dan bentuk kosong/anafora zero. Pada (22), informasi ditampilkan dalam bentuk frase nomina
sebagai informasi lama karena penggunaan demonstratif itu pada FN istri saya itu. Frase nomina
yang berada di sisi kiri klausa kemudian dirujuk silang oleh pronominal dia yang berfungsi
sebagai Subjek kanonik dari klausa inversi telat sejam dia. Dua klausa berikutnya yang
mengandung informasi lama pada subjeknya, tidak direpresentasikan dengan bentuk tersurat,
tetapi dengan bentuk zero anafora: [1 rapat tempat lain dulu] [1diarahkan rapat kesitu].
Setelah dua klausa dengan Subjek zero anafora tersebut, subjek dimunculkan kembali dalam
bentuk tersurat berupa pronominal dia: [dia1 pun duduk di depan terus] dan dilanjutkan dengan
tiga klausa yang secara berturut-turut bersubjek zero anafora: [1 suruh masuk ke depan lalu 1
difoto 1 langsung di ekspos jadi memang 1 sudah direncanakan]. Berikut ditampilkan data
tersebut secara lengkap.
(22) [istri saya itu]1 telat sejam [dia]1 1 rapat tempat lain dulu 1diarahkan rapat
kesitu [dia]1 pun duduk di depan terus 1 suruh masuk ke depan lalu 1 difoto 1
langsung di ekspos jadi memang 1 sudah direncanakan. (Kompas TV 12/03/2015)
Pada data (22) di atas secara keseluruhan terdapat delapan klausa dan semuanya memiliki
subjek yang sama, yaitu, tentang ‗istri saya itu,‘ baik dimunculkan dalam bentuk tersurat maupun
tersirat. Hal itu berarti pula bahwa dari aspek wacana kemunculan entitas informasi tersebut
sangat topikal, bukan hanya dilihat dari kekerapan kemunculannya, tetapi juga posisinya sebagai
Subjek pada setiap klausa. Pada klausa awal, informasi tersebut dimunculkan sebagai topik
wacana karena ia berpindah ke kiri klausa dan diacu oleh pronominal yang berfungsi sebagai
Subjek. Sementara itu, pada semua klausa sesudahnya, informasi tersebut juga berfungsi sebagai
Subjek dalam bentuk pronominal atau zero anafora.
4.5.1 Sistem Diatesis tentukan Pola Urutan Subjek
Sistem diatesis bahasa Indonesia ditentukan oleh pola pemarkah morfologis yang melekat
pada verba sebagai prefiks sehingga menentukan apakah Subjek klausa itu menjadi pelaku atas
32
tindakan atau menjadi sasaran tidakan. Dalam hubungan ini, pemarkah morfologis meng-
menjadikan Subjek sebagai pelaku tindakan sehingga pola hubungan Subjek – Predikat tersebut
disebut Aktif, misalnya, Desi suka menghias ruang tamu. Sementara itu, di- mengharuskan
Subjek dijadikan sasararan tindakan sehingga hubungannya dengan Predikat disebut Pasif,
Ruang tamu suka dihias oleh Desi. Selain pola diates kanonik tersebut, terdapat juga sistem yang
berada di antara kutub Aktif dan Pasif, yang disebut diatesis tengahan. Dalam pola yang terakhir
ini, peralihan tindakan bukan dari Subjek ke Objek seperti yang terjadi dalam tipe Aktif; bukan
pula peralihan dari pelaku Oblik ke Subjek seperti yang terjadi pada Pasif. Dalam diatesis
tengahan, mekanisme peralihan tindakan dilakukan oleh Subjek untuk dirinya sendiri karena
partisipan dari diatesis ini adalah tunggal, baik dalam bentuk berkomplemen maupun tanpa
komplemen, misalnya, Desi suka berhias vs. Desi menghias dirinya.
Pola-pola klausa yang digunakan dalam teks juga ditentutkan oleh jenis atau genre dari
wacana atau teks tersebut. Pola-pola wacana dapat dibedakan menjadi narasi, deskripsi,
argumentasi, eksposisi, hortatori, procedural dan percakapan. Dalam wacana narasi, rangkaian
peristiwa berlangsung secara berurutan yang dapat didukung oleh informasi tambahan. Lain
halnya dengan wacana deeskripsi yang menguraikan tentang sesuatu apa adanya. Kemudian,
wacana argumentasi merupakan teks yang memberikan ulasan aatau analisis terhadap suatu
fenomena dengan penalaran yang dapat didukung oleh konsep dan fakta. Sementara itu,tiga tipe
wacana terakhir: eksposisi mengungkapkan suatu fenomena dengan pernyataan-pernyataan logis;
hortatori merupakan teks tentang nasehat atau saran untuk melakukan sesuatu; procedural
merupakan tahapan-tahapan melakukan kegiatan; dan percakapan merupakan interaksi verbal
antara pembicara dan lawan bicara sehingga ada pertukaran pesan di antara keduanya.
Dalam data di bawah ini ditemukan empat pola klausa yang memiliki kecenderungan
berulang dalam satu bagian teks.
A. POLA PASIF
Penggunaan pola kalimat pasif pada data (23) dilakukan secara berulang yang cenderung
mengikat Subjek secara berulang pula. Pola kalimat pasif itu diperlukan karena pembicara
menginginkan bahwa Subjek kalimat dijadikan sasaran tindakan, sementara pelaku tindakan
tidak disebutkan. Di samping itu, Subjek sebagai sararan tindakan menjadi topik pembicaraan
yang difokuskan.
33
(23) AHOK:… hal-hal itu yang masyarakat dibangunin opini kan [media begitu
banyak]1 ada [media]1 yang bisa dibayar, 1 bisa dimaenin kita udah biasa kayak
begitu. (Kompas TV 12/03/2015).
(24) AHOK : begitu [gak bisa crop]1 dia keki dia mua fitnah aya lagi dibilang versi kita
gak dibahas versi dia bener… tapi saya senang artinya kali ini anda mengakui ada dua
versi
Dalam data (23) di atas, topik pembicaraan adalah media, yang pertama disuguhkan tidak
pada posisi sintaksis yang lekat pada salah satu klausa, tetapi ia menjadi sentra karena sejatinya
merupakan klausa nominal. Unsur pengisi klausa tersebut hanya tiga komponen: negasi kan,
nomina inti media sebagai subjek dan frase kuantifikasi begitu banyak sebagai predikat.
Sementara klausa lain yang mendahuluinya secara pelatardepanan berfungsi memberikan
ketereangann tambahan. Topik media selanjutnya berulang sebanyak dua kali pada klausa ada
media yang disebut secara eksplisit dan dalam bentuk mana-suka zero anafora pada klauusa bisa
dimaenin. Hal yang mirip juga dapat disaksikan dalam data (24) penggunaan pasif juga terjadi
secara beruntun sehingga subjek juga beruntun: dibilang dan dibahas.
Penggunaan topik yang berulang tersebut tidak terlepas dari keterkaitannya dengan pola
diatesis. Dalam data tersebut pola pasif berulanng sebanyak tiga kali: dibangunin, dibayar dan
dimaenin. Dalam hal ini topik sentral media diperkuat oleh verba pasif yang merepresentasikan
adanya peristiwa inti yang berlangsung secara kronologis dalam teks tersebut.
B. POLA AKTIF
Diatesis aktif dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh adanya pemarkah Sunjek-Pelaku
yang secara morfologis dilekatkan sebagai prefiks pada verba. Pemarkah morfologis tersebut
adalah meng- yang beralomorf dengan beberapa bentuk bergantung K/V yang mengawali kata
dasar atau adanya kata dasar bersuku satu; mem- (untuk dasar verba yang mulai dengan
konsonan bilabial), men- (untuk dasar verba yang mulai dengan konsonan dental/alveolar),
meny- (untuk dasar verba yang mulai dengan konsonaan palatal), meng- (untuk dasar vverba
yang mulai dengan konsonan velar atau vocal apa saja), me- (untuk dasar verba yang mulai
dengan lateral, getar dan semi vokal), dan menge- (dasar verba bersuku satu).
34
Namun demikian, pemarkah aktif tersebut tidak selalu digunakan secara eksplisit oleh
pembicara ketika pembicaraan terbentuk secara akrab. Di samping itu, Subjek-Pelaku juga dapat
terjadi pada klausa yang berverba inransitif tanpa pemarkah meng-, seperti terlihat pada data di
bawah.
(25) yang mengarahkan siapa? [deputi]1 juga yang suruh duduk, [dia]1 duduk di depan
kok, banyak saksinya kok, terus [dia]1 kalo mau sewenang-wenang masuknya lewat pintu
saya dong, [dia]1 aja gak tau ada ruang rapat lewat pintu rahasia saya. (Kompas TV
12/03/2015).
(26) AHOK:. Lu ajak gua bertinju, gua ladenin, gak usah munafiks. Santun-santun
nusuk orang. Kalo [nusuk orang dari belakang]1,[ tu]1 pengecut. (Kompas TV
12/03/2015)
(27) Kalau kita buat [jalur rel kereta api]1 di Sumatra, di Kalimantan, Sulawesi, Papua [itu]1
hanya butuh anggaran kira-kira tiga ratus enam puluh triliun… berarti sudah jadi
semuanya [itu]1 nanti. Kalau kita ingin buat [jalan tol itu]2 kirai-kira karena satu
kilometer [jalan tol]2 eee informasi yang saya terima 2 butuh kira-kira delapan puluh
meliard berarti akan menjadi berapa kira-kira enam belas ribu kilometer [jalan tol]2 sudah
ada semuanya nanti di semua kepulauan. Ini yang kita mau fokus dan konsentrasi untuk
menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur dan terutama memang infrastruktur laut
kita. (METRO TV, 8 JANUARI 2015 (WWW.YOUTUBE.COM).
(28) PRABOWO: … Jadi, [pendiri bangsa Indonesia] [Bung Karno, Bung Hatta dan
kawan-kawan ya Syahrir dan ee tokoh-tokoh yang merintis kemerdekaan]. [Mereka]
pernah mengalami 3 jaman pertama, dijajah Belanda kemudian dijajah Jepang baru
masa perebutan kemerdekaan dalam perang kemerdekaan ya menuju Indonesia Merdeka.
Jadi, waktu [mereka] proklamasiken republik [mereka] sudah mengalami sistim
kolonialisme dan impirialisme yang merupakan perpanjangan tangan dari sistim
kapitalisme yang tidak terkendali ya . TVRI WAWANCARA DENGAN PRABOWO
SUBIANTO, 26 Januari 2014 (www.youtube.com)
35
(29) Hendrawan menjelaskan, dalam suratnya, Setjen menjelaskan, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) melakukan audit dan menemukan adanya sejumlah laporan
kunjungan kerja anggota yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. (Koran Kompas 13
Mei 2016; klm. 3).
Dalam data (25--29) di atas terdapat tiga jenis bentuk aktif digunakan: (i) bentuk verba
aktif yang secara morfologis dimarkahi oleh adanya prefiks meng-, (ii) bentuk verba aktif tanpa
pemarkah morfologis tetapi kata kerja itu sudah bermakna tindakan, dan (iii) bentuk aktif yang
sebetulnya memerlukan pemarkah morfologis aktif, tetapi tidak digunakan oleh penutur karena
teks yang dihasilkan menjadi informal. Kategori pertama tersebut dapat dilihat pada penggunaan
verba: mengarahkan (25), menyelesaikan (26), mengalami (27), menjelaskan, melakukan dan
menemukan (28). Kategori kedua dapat dilihat pada verba tanpa prefiks aktif: duduk dan masuk
(26). Sementara itu, tipe verba aktif ketiga adalah kata kerja yang mengabaikan pemarkah
morfologis aktif: nusuk (26) yang merupakan interferensi prefiks dari bahasa daerah (Jawa),
butuh dan buat (27).
4.6 Informasi Baru, Informasi Lama
Informasi baru tidak dilengkapi bentuk-bentuk definit, seperti sufiks, klitik atau partikel
demonstratif, sementara informasi lama ditentukan oleh bentuk-bentuk tersebut dan zero anafora.
Namun demikian, pronominal relatif yang dapat diperlakukan sebagai informasi baru karena ia
termasuk pronominal generik yang tidak mewakili satu entitas spesifik. Pada data (1) di bawah,
pronominal relatif yang pada klausa [yang mengarahkan siapa]? menjadi spesifik ketika
infomasinya direpresentasikan dalam bentuk nomina inti pada FN (deputi) yang berada
sesudahnya. Informasi baru itu tidak menjadi topikal karena kemunculannya tidak berlanjut pada
klausa-klausa berikutnya. Sebetulnya, informasi baru tersebut hanya berfungsi sebagai informasi
penyela karena dibutuhkan kehadirannya, tetapi informasi tersebut tidak berlanjut. Kelanjutan
informasi tersebut diambilalih oleh informasi lama yang telah menjadi topik pada bagian teks
yang berada sebelumnya. Sebagai informasi lama, ia dapat disela dengan informasi baru yang
lain, sehingga kehadiran informasi lama tersebut tidak harus dalam bentuk FN definit tetapi
dapat dalam bentuk pronominal, meskipun jarak rujuk silangnya dengan FN tersebut cukup jauh.
Pada data (30) di bawah, informasi lama dimulai dengan pronominal dia dan berlanjut dengan
36
pronominal yang sama pada satu klausa berikutnya. Bentuk zero anafora digunakan pada tiga
klausa berikutnya. Jadi, informasi baru pada teks itu tidak berlanjut sehingga tidak topikal,
sementara pronominal dia dan zero anafora menjadi sangat topikal karena frekuensi
kemunculannya tinggi dalam lima klausa berturut-turut.
(30) AHOK: …yang mengarahkan siapa? [deputi]1 juga yang suruh duduk, [dia]1
duduk di depan kok, banyak saksinya1 kok, terus [dia]1 kalo mau sewenang-wenang
masuknya1, lewat pintu saya dong, [dia]1 aja gak tau ada ruang rapat, lewat pintu
rahasia saya. (IDEM)
Dalam data (30) tersebut, informasi baru diperkenalkan dalam bentuk nomina tanpa
pemarkah definit pada kata deputi. Informasi kata benda tersebut terus berlanjut dalam benntuk
pronominal dia dan zero anafora pada tujuh klausa berikut secara beruntun. Keberadaannya
dapat dipolakan seperti berikut ini.
Berbeda halnya dengan data (30) di atas, dalam data (31) berikut acuan anaforik sebagian
informasi cenderung bersifat eksoforik yakni acuan atau anteseden tidak bersifat langsung di
dalam teks. Dalam data (31) berikut, teks didukung oleh dua partsipan: reporter dan narasumber.
Reporter menginisiasi keinginannya tentang adanya ―…pimpinan sekolah musik yang juga
kodaktur…‖. Reporter itu berbicara dengan Avip Priatna seorang pengurus sekolah musik
Rezonans Children Choir yang juga kondaktur. Kemudian, berkaitan dengan topik tersebut,
reporter kemudian melanjutkan dengan topik keterlibatan anak-anak dalam bermusik, dengan
pengenalan informasi baru: usia yang ikut. Ketika pengurus musik itu dapat giliran
menanggapinya dia melesapkan informasi baru tersebut, tanpa kata ganti sekalipun. Kata ganti
orang ketiga jamak mereka baru digunakan oleh lawan bicara ketika dia memberikan tanggapan
lanjut dan tanggapan elaboratif, suatu tanggapan yang memberi kedalaman informasi.
N INDEF1 -> PRON1 -> PRON1 -> PRON1 -> PRON1 -> ZERO1 -> PRON1 -> ZERO1
INFO BARU INFO LAMA
37
(31) Najwa/Reporter : ―Saya ingin ada pimpinan sekolah musik yang juga kondaktur
dari Rezonans Children Choir, ada pak Avip Priatna. Pak Avip ada suaranya pak Avip.
Sekali lagi selamat anak asuh anda sudah memenangkan juara lagi. Saya ingin tahu
ceritakan-ceritakan sedikit dong tentang sekolah musik anda, rata-rata usia yang ikut itu
rentang usianya berapa ?.‖
Avip/Narasumber : ―Rata-rata sembilan sampai enam belas tahun.‖
Najwa : ―Sembilan sampai enam belas tahun. Dan mereka memang dididik ikut
kompetisi atau sebetulnya itu bagian dari..‖
Avip : ―Bagian dari pembinaan. Jadi sebetulnya setiap tahun kami ada tiga kali konser
besar bersama orcestra dengan Jakarta konser orcestra dan kakak-kakak choir dan
Batavia Medical Singer. Jadi kami menaklukkan tiga kali konser setahun dan mereka ada
latihan konser sendiri dan tentunya kayaknya nggak kita ingin lebih menambah
pengalaman dengan adanya mengikuti kompetisi di luar negeri gitu.‖ (―Mata Najwa‖
Metro TV, 10/08/2016)
4.7 Koreferentialitas melalui Nominalisasi
Koreferentialitas dalam hal ini berkaitan dengan kesetaraan makna yang dibawa oleh dua
bentuk berbeda, baik secara leksikal maupun gramatikal. Perbedaan bentuk leksikal dapat berupa
perbedaan antara kata dasar dan kata turunan, sementara perbedaan secara gramatikal meliputi
perbedaan morfologis atau sintaksis. Dalam kasus nominalisasi, perubahan umumnya terjadi dari
struktur frase verba (menginguti teori transformasi klasik yang dicetuskan oleh Chomsky, 1957)
ke struktur frase nomina. Dalam teks berikut, perubahan semacam itu tidak terjadi dalam satu
TEKS INISIASI Info baru:F N indef (usia yang ikut)
TEKS TANGGAPAN
AWAL
Info lama: zero
TEKS TANGGAPAN
BALIK LANJUT
TEKS TANGGAPAN
BALIK ELABORATIF
Info lama: pron (mereka)
Info lama: pron (mereka)
38
untaian kalimat, tetapi dalam rangkaian kalimat pancingan-tanggapan (stimulus and respond)
yang disampaikan oleh pembicara dan lawan bicara.
(32) P.ACARA : Yang kedua kalau [kita menenggelamkan kapal] akankah ini
memicu hubungan panas dingin dengan negara tetangga?
JOKOWI : Oh… ndak ada ndak ada setelah [penenggelaman itu] kan saya sudah
bertemu dengan kepala negara kepala pemerintahan. (Metro TV, 8 Januari 2015,
www.youtube.com).
(33) Jurnalis : ―Sekarang sekarang, mas. Pihak polisi sudah mulai membidik rumah ,
sudah membidik rumah yang ada dua orang pelaku di dalamnya.‖Pembawa acara :
―Baik.‖
Jurnalis : ― Dan mulai melakukan pendobrakan dan pembidikan ni, mas, sudah mulai
pendekatan.‖
Pembawa Acara : ―Sudah melakukan pembidikan, ya.‖ (CNN Indonesia ―Breaking
News‖, 03/09/2016)
(34) Ya Robet. Tepatnya pada pukul 10.30 tadi gubernur Jawa Timur Sukarwo ini
memberangkatkan 440 jemaah calon haji kloter pertama embarkasi Surabaya di
asrama haji Sukolilo Surabaya ini menuju tanah suci Mekah. 5 jemaah calon haji ini
terpaksa ditunda keberangkatannya karena sedang sakit. (Meto TV, ―Metro Siang”,
16/09/2016)
Data (32 – 34) di atas menunjukkan bahwa perubahan dari frase verba menjadi nominal
ditentukan oleh dua faktor. Pertama, bentuk yang diubah adalah frase verba yang terdari dari kata
kerja sebagai Predikat dan kata benda sebagai Objek. Kedua, hasil perubahannya adalah nomina
yang dihasilkan melalui proses morfologis, baik dengan cara pengimbuhan pe-an (32—33)
maupun ke-an (34), perhatikan proses tersebut pada gambaran alur berikut iini.
FV: menenggelamkan kapal penenggelaman (32)
FV: membidik rumah pembidikan (33)
FV: memberangkatkan 440 jemaah keberangkatannya (34)
39
Dari aspek wacana perlu dijelaskan alasan tekstual penominalan semacam itu karena
berkaitan dengan kepaduan (kohesi) dan pengemasan informasi. Ketika nominalisasi diterapkan,
hanya informasi tindakan dan sasaran tindakan dipertahankan, sementara pelaku tindakan tidak
diberikan peluang untuk mucul. Proses nominalisasi semacam itu menjamin informasi berjalan
pada lintsan yang bervariasi tanpa kehilangan pesan dan tanpa pengulangan bentuk yang sama.
Perhatikan prosesnya perubahaan itu pada konteks klausa utuh.
Klausa: Kita menenggelamkan kapal Setelah penenggelaman itu kan saya
sudah bertemu (32)
Klausa: Pihak polisi sudah mulai membidik rumah Pembidikan ni, mas,
sudah mulai pendekatan.
Klausa: Gubernur Jawa Timur Sukarwo ini memberangkatkan 440 jemaah
Lima jemaah calon haji ini terpaksa ditunda keberangkatannya.
Semua nominalisasi tersebut di atas, baik dengan penngimbuhan pe-an maupun ke-an,
tidak dibiarkan dalam bentuknya yang indefinit, tetapi definit, terbukti dari penggunaan
demonstratif itu (32), ni (33) dan definit/posesor –nya (34). Penggunaan pemarkah definit itu
membuktikan bahwa informasi yang disampaikan menjadi informasi lama yang mengacu pada
informasi sebelumnya, meskipun bentuk sebelumnya berwujud frase verba.
4.8 Kekerapan Penggunaan Aposisi, Ekstraposisi dan Dislokasi
Identifikasi sampel acak menunjukkan bahwa kekerapan kemunculan tiga kontruksi:
aposisi, ekstraposisi, dan dislokasi, baik pada teks media cetak maupun media televisi,
menunjukkan keselarasan. Di kedua tipe media tersebut, konstruksi yang menempati kekerapan
tinggi adalah aposisi (64 kali / 41%), disusul oleh ekstraposisi (56 kali / 36%) dan dislokasi (36
kali / 23%). Kekerapan kemunculan tersebut bersumber dari 19 teks media televisi (Metro TV,
TVOne, CNN Indonesia, Kompas TV, Net TV, RCTI, dan Trans TV) dan 15 teks media surat
kabar (yang diambil dari koran KOMPAS, Jawa Pos, dan koran Bali Post, dan majalah Bali
Post). Dari ketiga puluh empat teks itu, ada yang dilansir tahun 2015 dan ada yang diterbitkan
40
tahun 2016. Perlu juga di sampaikan daalam laporan ini bahwa data dapat ditemukan dalam satu
teks atau satu media jauh lebih banyak dibandingkan dengan teks atau media lain.
Bagan 1: kekerapan aposisi, ekstraposisi dan dislokasi
Kemunculan kontruksi aposisi lebih kerap dibandingkan dua kontruksi yang lain karena
di dalam teks dibutuhkan informasi identitas dari acuan. Istiah acuan di sini digunakan untuk
menjelaskan bentuk yang disebutkan terlebih dahulu meskipun secara sintaksis, baik bentuk yang
disebutkan duluan mapun yang disebutkan belakangan, keduanya menempati level yang sama.
Level yang sama secara sintaksis dimaksudkan sebagai fungsi sebuah konstituan dalam struktur
klausa, misalnya, sebuah FN dapat beraposisi dengan nama diri, tetapi masing-masing dapat
menempati fungsi Subjek atau Objek.
4.8.1 Kekerapan Aposisi
Fungsi-fungsi aposisi dapat dibedakan atas enam tipe: (1) tipe Subjek dari klausa statif
yang secara singkat diberi lebel Sstatif, (2) tipe Subjek dari diatesis pasif yang disingkat sebagai
Spasif, (3) tipe Agen dari klausa transitif yang disingkat Atrans, (4) tipe Lokatif yang tergolong
lokasi sumber sehingga disingkat Lsumber, (5) tipe Komplemen dari verba intransitive sehingga
disngkat KOMvintr, dan (6) tipe Oblik khususnya Oblik aktor dari diatesis pasif sehingga
disingkat OBLaktor pas. Kekerapan penggunaan tiap-tiap fungsi aposisi tersebut menunjukkan
41
kecenderungan yang berbeda. Agen transitif menempati kekerapan yang paling tinggi, diikuti
oleh klausa statif kekerapan pada Subjek pasif dan Subjek. Namun, ketiga fungsi tersebut
merupakan fungsi inti klausa yang berposisi praverbal sehingga secara keseluruhan fungsi-fungsi
tersebut berbanding terbalik dengan fungsi Lokatif-sumber, Komplemen dan Oblik yang
berposisi pascaverbal. Fungsi-fungsi praverbal secara keseluruha mencapai 65,62% (42 kali
penggunaan), sementara fungsi-fungsi pascaverbal hanya mencapai 34,38% (22 kali
penggunaan). Ini berarti bahwa informasi yang dikemas di posisi awal klausa mendapat
perhatian rinci karena ia menjadi topik sebelum predikat yang merupakan unsuur sebutan
memperjelas keberadaan topik.
NO APOSISI FUNGSI KETERANGAN JUMLA
H
1 Jurnalis Trans
media, Sofian
Firdaus, ada di lokasi
saat ini (CNN
Indonesia,
03/09/2016)
Sstatif Sstatif merupakan FN apositif yang
berfungsi sebagai Subjek dari verba
statif: ada
10
2 Baru dua pekan dilantik
Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral,
ESDM, Arcandra Tahar
dicopot dari jabatannya.
(Kompas TV,
15/08/2016)
Spasif Spasif adalah FN apositif yang
berfungsi sebagai verba pasif
volisional: dicopot. Tambahan pula,
Subjek tersebut dipermutasi ke
belakang verba (menjadi VS)
sebagai variasi dari pola urutam
dasar (SV).
12
3 Menteri Sekretaris
Negara, Pratikno, dan
juga Staf Khusus
Kepresidenan, Johan
Budi, belum
Atransitif
Atransitif merupakan FN apositif yang
berfungsi sebagai Agen klausa
transitif. Verba dari klausa tersebut
adalah mengkonfirmasikan.
20
42
mengkonfirmasi
mengapa Presiden
memberhentikan secara
resmi Menteri ESDM
Arcandra Tahar.
(Kompas TV,
15/08/2016)
4 Kami sempat memantau
adanya kedatangan dari
Ketua Umum Partai
Golkar, Setya Novanto
ke Istana
Kepresidenan… (Kompas
TV, 15/08/2016)
Lsumber Lsumber merupakan keterangan
tempat atau lokasi yang
menerangkan sumber atau asal dari
suatu peristiwa yang ditandai dengan
adanya preposisi (dari) yang
mendahului FN.
6
5 Di studio saya sudah
bersama dengan
Pengamat Politik,
Effendi Gazali. (Kompas
TV, 15/08/2016)
COMPVInt COMPVIntansitif Merupakan FN yang
berfungsi sebagai Komplemen.
Dalam hal ini FN tersebut menjadi
Komplemen dari verba intytransitif:
bersama.
8
6 Usai Olimpiade ada
profesi baru yang
dijalani perenang
Prancis, Florent
Manaudou. (Majalah
Bali Post, 10—
19/10/2016: 27)
OBLaktor pas OBLaktor pasif Merupakan FN atau
FP Apositif yang berfungsi sebagai
Oblik verba pasif. Dalam hal ini
verba pasif dijalani didukung oleh
Oblik FN, bukan FP.
8
JUMLAH 64
Tabel 1: Kekerapan penggunaan fungsi-fungsi aposisi
43
4.8.2 Kekerapan Fungsi Ekstraposisi
Fungsi-fungsi ekstraposisi, jika dipilah menjadi dua kelompok, yaitu fungssi-fungsi di posisi
praverbel dan fungsi-fungsi di posisi pascaverbal, maka selalu fungsi di posisi preverbal menempati
kekerapan lebih tingggi aliih-alih fungsi di posisi pascaverbal. Fungsi-fungsi preverbal secara keseluruha
mencapai 57% (atau 32 kali pengggunaan) dengan rincian Ekstraposisi-Subjek sebanyak 16 pengggunaan
sementara Ekstraposisi-Agen sebanyak 16 kali penggunaan pula. Sementara itu, fungsi-fungsi
pascaverbal mencapai 43% (24 kali pengggunaan) yang meliputi Ekstraposisi-Objek (10 kali
penggunaan), Ekstraposisi-Komplemen sebanyak (8 kali penggunaan) dan Ekstraposisi-Oblik mencapai (6
kali penggunaan). Hal penting lain yang perlu mendapat perhatian adalah fungsi inti (Subjek, Agen dan
Objek), baik berada pada posisi preverbal maupun pascaverbal selalu menempati kekerapan lebih tinggi
alih-alih fungsi-fungsi luar inti (seperti komplemen dan Oblik).
NO EKSTRAPOSISI FUNGSI KETERANGAN JUMLAH
1
2
… lalu jawaban yang
bertele-tele, [mohon
maaf], tidak lucu tapi
menggelikan… (Kompas
TV, 15/08/2016)
… Pak Luhut yang akan
menggunakan apa
“buldoser” dan lain-lain
itu itu semuanya, [dalam
tanda petik], melindungi.
(Kompas TV, 15/08/2016)
EKSTRAPOSS Subjek jawaban yang bertele-tele
didesak keluar oleh klausa
mohon maaf, sehingga subjek
tersebut menjauh dari Predikat
menggelikan (Data 1). Hal yang
mirip juga terjadi pada data (2),
frase “dalam tanda petik”
menjauhkan Subjek itu semuanya
dari Predikat melindungi. Proses
itu disebut dengaan ekstraposisi
sub
16
2 Mohon maaf, jadi itu
memang enggak bisa
diterima pada era ini dan
agak mengejutkan, [lagi-
lagi saya bisa saja anu ya
dibenci atau apapun tapi
ESKTRAPOScomp Prdikat mengejutkan dapat
digolongkan sebagai semitransitif
karena Objek dapat tidak
dimunculkan. Dalam data itu
ketidakmunculan Objek
digantikan dengan komplemen
8
44
harus saya sampaikan ini
bahwa mengejutkan]
ketika PLT-nya justru
diberikan kepada bapak
kita… (Kompas TV,
15/08/2016).
ketika PLI-nya…, tetapi
komplemen itu disela oleh
kalimat lain. Proses semacam itu
disebut dengan ekstraposisi
komplemen.
3 Menteri Perindustrian,
Airlangga Hartarto [yang
juga kader dari politisi
Partai Golkar] sudah
menjabat posisi menteri
begitu… (Kompas TV,
15/08/2016)
EKSTRAPOSA A adalah Subjek dari klausa
transitif yang dibedakan dengan
Subjek intransitif. Perbedaannya
terletak pada adanya unsur
tindakan yang dipindahkan dari
Subjek ke Objek. Pada data (3)
Menteri Perindustrian (yang
beraposisi dengan nama diri
Airlangga Hartato) merupakan
Agen k yang memindahkan
tindakan ke Objek posisi menteri.
Tetapi, Agen tersebut dijauhkan
posisinya oleh klausa relatif yang
juga kader dari Politisi Golkar
yang diangggap sebagai
ekstraposisi Agen.
16
4 Pantauan di lapangan
menunjukkan, [akibat
hujan deras disertai
angina kencang yang
terjadi Senin (26/9)
malam], sejumlah titik di
wilayah Kuta Selatan
(Kutsel) terancam banjir.
(Majalah Bali Post, 10—
EKSTRAPOSO Pola transitif pada data (3)
berbeda dengan pola transitif
dengan data (4) khususnya dalam
posisi ekstraposisi. Dalam data
(4) posisi Objek … sejumlah titik…
diekstraposisi oleh kalimat lain,
akibat hujan…terjadi Senin, yang
merupakan unsur tambahan
informasi
10
45
19/10/2016: 27)
5 …acara itu
ditindaklanjuti [dengan
aksi nyata] oleh NU
dan para peserta
konferensi…. (Koran
KOMPAS, 11 Mei
2016: 1, klm.1).
EKSTRAPOSOBL Oblik pada data (5) adalah unsur
pinggiran dari sebuah klausa
sehingga kemunculannnya tidak
wajib. Pada data itu, Oblik oleh
NU dan para perserta konferensi
merupakan Oblik/Aktor dari
pasif, tetapi posisinya dengan
verba pasif ditindaklanjuti,
dijauhkan oleh frase.
6
JUMLAH 56
Tabel 2: Kekerapan fungsi-fungsi ekstraposisi
4.8.3 Kekerapan Funggsi Dislokasi
Dislokasi, seperti telah dijelaskan di atas, dimaksudkan sebagai pemindahan unsur
nomina ke kanan klausa atau ke kiri klausa sehingga posisinya ditempati oleh pronominal.
Berdasarkan pergerakan nomina dan pronominal tersebut, dislokasi dibedakan atas dislokasi kiri
dan dislokasi kana. Dislokasi kiri dalam bahasa Indonesia terjadi pada Subjek karena tempatnya
di sisi kiri klausa, sementara dislokasi kanan terjadi pada Objek karena tempatnya di kanan
klausa. Secara teori fungsi-fungsi klausa mana saja dapat mengalami dislokasi sepanjang ada
pergerakan frase nomina ke kiri atau ke kanan dan posisinya digantikan oleh pronominal yang
koreferen. Namun demikian, dalam penelitian ini hanya ditemukan dislokasi dalam jumlah yang
terbatas: dislokasi kiri sebanyak 24 kali pengggunaan (66%), sementara dislokasi kanan
sebanyak 12 kali pengggunaan (34%).
NO DISLOKASI FUNGSI KETERANGAN JUMLAH
1
Prabowo: … Jadi,
[pendiri bangsa Indonesia]1\
[Bung Karno, Bung Hatta
dan kawan-kawan ya
Syahrir dan ee tokoh-tokoh
DISLOKkiri Pronomina mereka pada
data (1) tersebut
menggantikan tiga nama
diri dan satu FN dan
berfungsi sebagai Agen
klausa transitif. Nama diri
dan FN tersebut
24
46
2.
3.
yang merintis
kemerdekaan]1. [Mereka]1
pernah mengalami tiga zaman
pertama,… (Kompas TV,
12/03/2015)
Ahok: …[istri saya itu]1 telat
sejam [dia]1
(Kompas, TV 12/03/2015)
Ahok: : … ehehe, makanya tu
[sesuatu1 yang saya bilang]
[itu1 dirancangnya lucu].
(Kompas TV, 12/03/2015)
berpindah ke sisi kiri dan
posisinya ditempati oleh
pronominal mereka pada
posisi Agen.
Dislokasi kiri juga terjadi
pada Subjek intransitif (2)
dan Subjek pasif (3). Pada
data (2) FN istri saya itu
berpindah ke sisi klausa
dan tempatnya diisi oleh
pronominal dia dalam
klausa intransitif berverba
telat. Sementara itu, pada
data (3) FN sesuatu yang
saya bilang berpindah
pula ke sisi kiri klausa
dan tempatnya diisi oleh
Demonstratif itu pada
fungsi Subjek kalimat
pasif dengan verba
dirancangnya.
4 … gak pernah tanya lu dapet
dari mana? Paling banyak
pejabat ngaku [tu]1 [hibah
dari orang tua
neneknya]1.…(Kompas TV,
12/03/2015).
DISLOKkanan Pronomina pengganti FN
tidak selalu pronominal
persona atau kata ganti
orang, tetapi dapat juga
pronominal Demonstratif,
seperti yang terjadi pada
data (4). Pada data
tersebut, nomina hibah
berpindah ke sisi kanan
dan posisinya digantikan
oleh pronominal
Demonstratif itu yang
berfungsi sebagai Objek
dari klausa yang berverba
ngaku (bahasa Indonesia
umum: mengaku)
12
JUMLAH 36
Tabel 3: kekerapan fungsi dislokasi
47
BAB V
KESIMPULAN
Teks media, baik media elektronik maupun teks media cetak, bertipe bahasa dinamis
dibandingkan dengan teks akademik. Kedinamisan penggunaan bahasa media diperlukan karena
pertimbangan: keefektifan pesan, kevariasian bentuk, pengemasan informasi, keberagaman latar
belakang penikmat. Namun demikian, karena media massa merupakan kegiatan usaha padat
modal finansial dan produknya adalah informasi, keberpihakan yang dapat memperkuat
keuntungan ekonomi dan politik sering menjadi pilihan mereka. Wujud keberpihakan tersebut
dari segi wacana media dapat dibedakan atas dua unsur: keberpihakan teks dan keberpihakan
pesan. Keberpihakan teks diartikan sebagai pilihan leksikal dan gramtikal yang dapat
dikendalikan secara semantik dan pragmatik. Misalnya, diatesis aktif dan pasif merupakan
struktur klausa yang ditentukan oleh peran Subjek, apakahSubjek berperan sebagai Pelaku atau
sebagai Penderita/Penerima. Ketika Subjek berperan sebagai Pelaku yang melakukan tindakan,
maka dibutuhkan klausa berdiatesis aktif. Sebaliknya, kalau Subjek itu berperan sebagai
Penderita/Penerima dari tindakan yang dilakukan oleh Pelaku, maka klausa berdiatesis pasif
digunakan. Konsep yang dijelaskan tersebut didasarkan pada deskripsi sintaksis sebagai
paradigma mikrolinguistik. Sesungguhnya, teks atau wacana bukan hanya dibangun oleh teks itu
sendiri, tetapi juga oleh konteks sebagai paradigm makrolinguistik. Konteks dalam hal ini
diartikan sebagai unsur-unsur yang berada di luar teks dan di dalam teks. Konteks di luar teks itu
dapat berupa pertimbangan politik, ekonomi, partisipan sehinggga dapat mempengaruhi bentuk
teks yang dihasilkan. Sementara itu, konteks di dalam teks meliputi unsur-unsur teks yang berada
sebelumnya atau sesudahnya untuk menghasilkan pesan yang lengkap.
Dari pemaparan mikrolinguistik dan makrolinguistik di atas, dalam penelitian ini
penggunaan struktur sintaksis yang berkaitan dengan struktur normatif dan strutur derivatif
menjadi ranah penelitian. Struktur normatif: struktur pasif, struktur aktif dan strukutur refleksif
sudah tidak perlu dibahas lagi secara spesifik dalam penelitian ini karena termasuk struktur dasar
atau struktur umum yang tidak bermarkah. Dalam penelitian ini, fokus perhatian justru
dipusatkan pada struktur sintaksis derivatif: aposisi, ekstraposisi dan dislokasi karena ketiga
bentuk tersebut digunakan atas dasar pertimbangan pragmatik media. Pilihan itu merupakan
48
bentuk bermarkah, dalam arti bahwa bentuk-bentuk klausa atau kalimat yang dipilih
mengandung penekanan-penekanan khusus sesuai dengan kepentingan media.
Konstruksi aposisi, ekstraposisi dan dislokasi merupakan tiga bentuk bermarkah yang
menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Aposisi berarti dua bentuk terpisah posisi tetapi
memiliki acuan makna yang sama dan fungsi sintaksis yang sama pula. Dalam struktur normatif,
hanya salah satu bentuk saja yang dibutuhkan karena unsur kelengkapan makna sudah daapat
dipenuhi oleh struktur yang ada. Tetapi, secara pragmatik kemunculan bentuk koreferen
dibutuhkan untuk memberikan informasi tambahan atau adanya penekanan informasi. Misalnya,
ketika jabatan disebutkan dalam bentuk frase nomina, diperlukan nama diri pejabat sehingga
informasi menjadi lebih lengkap: Bupati Gianyar, Anak Agung Bharata….. Secara kuantitatif
struktur aposisi digunakan secara lebih sering alih-alih dua konstruksi yang lain. Hal tu terjadi
karena media lebih sering memberitakan soal pejabat dan nama pejabatnya alih-alih peristiwa
yang mucul dari masyarakat. Ketika unsur partisipan dari suatu peristiwa diberikan perhatian
lebih sering, maka itu dapat ditapsirkan bahwa ada keterikatan politik atau ekonomi antara media
di Indonesia dengan partisipan yang memiliki kekuatan secara ekonomi dan politik.
Konstruksi derivatif kedua adalah konstruksi ekstraposisi yang digunakan karena
perlunya ada informasi lain yang dapat menggeser argumen dari klausa inti. Unsur penggeser itu
dalam penelitian ini disebut ekstraposisi berperan mengalihkan perhatian pembaca atau pemirsa
agar informasi pendukung menjadi pertimbangan. Panjang-pendek unsur ekstraposisi sangat
bervariasi sesuai kehendak pembicara atau penulisnya, yang dapat dalam bentuk kata, frase,
kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Secara kuantitatif, kecenderungan unsur yang
berekstraposisi, seperti halnya aposisi, adalah konstituen posisi preverbal. Tetapi, peredaan yang
mendasar dengan aposisi adalah konstruksi ekstraposisi lebih dinamis dalam menempatkan unsur
penggeser di posisi pascaverbal dibandingkan dengan aposisi. Hal itu terjadi karena unsur yang
diekstraposisi biasanya peristiwa, bukan seperti aposisi yang memberi informasi tambahan
tentang Subjek atau Agen berkaitan dengan nama dan status sosial.
Dislokasi sebagai konstruksi derivatif yang ketiga dalam penelitian ini menempati tingkat
kekerapan yang paling rendah. Hal itu terjadi karena struktur sintaktik konstruksi ini lebih rumit
alih-alih struktur dari kedua konstruksi yang lain. Kerumitannya terletak pada adanya subtitusi
pronominal pada posisi yang ditinggalkan frase nomina acuan. Pergeseran dari argumen inti
menjadi argumen luar inti tersebut menjadikan pola pengemasan informasi sangat bermarkah
49
karena pemokusan diberikan pada unsur acuan alih-laih pronominal koreferen yang mengambil
alih fungsi inti sintaksis.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.R.O‘G. 1990. Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia.
New York: Cornell University Press.
Anonim. 2000. ‗Blue language red hot on movies, television shows, new study finds‘ dalam
Media Report to Women. Academic Research Library
Austin, J.l. 1962. How to Do Things With Words. Cambridge (Mass.): Harvard University Press,
2nd edition
Eckert, Penelope and Sally McConnell-Ginet. 2003. Language and Gender. Cambridge:
Cambridge University Press.
Engels, Friederick. 1973. The Origin of the Family, Private Property and the State. New York:
International Publishers.
Fairclough, N. 1992. Discourse and Social Change. Oxford: Blackwell Publisher.
Foley, William A. 1997. Anthropological Linguistics, An Introduction. Oxford: Blackwell
Publishers.
Garman, Michael. 1990. Psycholinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
Johnson, T. 1996. ‗The decline of television's family hour‘ dalam USA Today. Academic
Research Library
Pastika, I W. 1999. ―Voice Selection in Narrative Balinese Discourse.‖ Ph.D thesis. Australian
National University.
Pastika, I Wayan. 2007 ―Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia.‖
Electronic Journal e-Utama. Jilid 1, Bilangan 1, Juli – Desember 2007. Singapore:
National Institute of Education, Nanyang Technological University. Jabatan Bahasa &
Kebudayaan Melayu. [Online]. http://mcd.myplace.nie.edu.sg/e-utama. 10 Maret 2008.
Pastika, I.W. 2013. ‗Analisis Penggunaan bahasa Indonesia Media Cetak Nasional di
Bali.‘ Dalam I Wayan Pastika (Ed.). Dinamika Bahasa Media:
Televisi, Internet daan Surat Kabar. Denpasar Udayana University Press.
Pastika, I.W. dkk. 2014. ‗The Indonesian Language in the Indonesian Media during the
Reformation Era.‘ Makalah disajikan pada International Seminar on
Translinguistics di Universitas Indonesia, Jakarta, 02 Desember 2014.
51
Pastika, I W dan Satyawati, N. M. S. 2015. ―Reprsentasi Perangkat Linguistik Wacana
Politik di Media Televisi Indonesia. Dalam Prceedings The 7th
International Seminar on
Austronesian-Non-Austronesian Languages and Liiterature. Denpasar: Udayana
University, Local Language Association, Reseearch Institute for Languages and Culture of
Asia and Africa Tokyo University of Foreign Studies. h. 215—221.
Quirk, Randolph et al. 1972. A Grammar of Contemporary English. Essex: Longman.
Radford, Andrew. 1981. Transformational Syntax: a students guide to Chomsky’s Extended
Standard Theory. Cambridge: Cambridge University Press.
Searle, J. 1969. Speech Acts. Cambridge: Cambridge University Press.
Sita Supit, R. 2005. ―Fenomena Bahasa Film dan Bahasa Siaran di Indonesia.‖ Disampaikan
dalam Seminar Penggunaan Bahasa dalam Film, Sinteron, Televisi, dan Media Luar
Ruang. Dilaksanakan oleh Pusat Bahasa dan Lembaga Sensor Film di Jakarta: 10
Agustus 2005.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Thompson, J.B. 1984. Studies in the Theory of the Ideology. California: University of California
Press. (diterjemahkan oleh Haqqul Yaqin menjadi: Analisis Ideologi, Kritik Wacana
Ideologi-ideologi Dunia. Penyunting: Fathurrahman. Penerbit IRCiSod, Yogyakarta.
Van Dijk, Teun A (ed), 1985. ―Structures of News in the Press‖ Discourse and Communication
New Approachs to the Analysis of Mass Media Discourse and Communication. New
York: Walter de Gruyter.
Zald, M. N., McCarthy, J.D., McAdam, D. 1996. Comparative Perspective on Social
Movements. Cambridge : Cambridge University Press (h.426).
52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Transkripsi Teks Lisan Acara Televisi
Judul acara : Sarah Sechan – Bintang Tamu Aming
Sumber media : Televisi (NET)
Waktu : Kamis, 18 Agustus 2016, pukul 13:00 WIB
Durasi : 40:10 menit
Pengumpul data : Ketut Ayu Masyeni
Ditto : Hello everybody, yo watching Sarah Sechan Show and Ditto Percussion, sit down, relex, and
enjoy the show.
Sarah : Oh my goodness... Ditto, what happen? Apa yang terjadi dengan Ditto kok tiba-tiba
enggak ada sit down with sugar, sit down, enjoy the show, sit back, apaan Ditto?
Ditto : Enggak, aku baru tau gitu ya, setelah setahun ini belajar bahasa Inggris.
Sarah : Oh belajar bahasa Inggris intensif.
Ditto : Jadi sit down with sugar itu ternyata duduk dengan gula gitu.
Sarah : Ternyata salah ya.
Ditto : Salah.
Sarah : Kau baru sadar sekarang ya, setelah belajar ya.
Ditto : Ahh iya jadi aku e sekarang lebih e mengerti kalau duduk dengan emas tu nicely sit.
Sarah : Oo, sit nicely gitu ya.
Ditto : Sit nicely, gitu
Sarah : Oke, oke, jadi...
Ditto : Betul ya?
Sarah : Betul, betul, betul.
Ditto : Uoh, luar biasa lo..
Sarah : Jadi memang bahasa apapun silahkan gunakan tapi harus dengan baik dan benar, oh...
Ditto : Betul, aaa... terima kasih.
Sarah : Ditto hebat banget kasih tepuk tangan buat Ditto. Aku seneng..
Ditto : Ini berkat teteh.
Sarah : Sesuai kata tamu kemarin ya, hai lagi nonton dimana saja, hai yang di studio, hai
semoga sehat ya. Sesuai kata tamu, kemarin tamu Sarah Sechan ya...
Ditto : Ya dong..
Sarah : beberapa hari yang lalu ya..
Ditto : Betul teteh.
Sarah : Bapak Anis Baswedan..
Ditto : Bapak Anis.
Sarah : bilang bahwa e harus e puss potensi kita..
Ditto : Bener...
Sarah : sampai ke limit yang paling kece, kita harus kembangkan sayap, harus terus belajar,
belajar, dan belajar. Ditto bahasa Inggris semakin lancar.
Ditto : Amin.. amin..
Sarah : Besok-besok kalau ada politician atau presiden dari luar Indonesia bisa kita tugaskan
Ditto untuk wawancara ya.
Ditto : Amin, amin..
Sarah : Ini untuk semuanya juga ya, e apa namanya, usia berapapun enggak ada saatnya
enggak ada e yang bisa bilang bahwa stop enggak usah belajar, enggak usah ini, belajar itu bisa kapan aja,
memperbaiki diri itu bisa sampai kapan aja ya.
Ditto : Betul teteh..
53
Sarah : Dan ini prestasi Ditto, Indonesia dapat prestasi. Semua sudah tau ya, kalau liat, liat
sosial medianya Ditto sampai abis-abisan tadi malem ya. Mendali emas yang dinanti-nanti...
Ditto : Indonesia! Woo..
Sarah : dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016 akhirnya diperoleh oleh Indonesia. Selamat ya
untuk pebulutangkis ganda campuran Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir.
Ditto : Yoo...
Sarah : Pas banget di tanggal 17 Agustus kemarin ya memberikan hadiah kemerdekaan untuk
Indonesia berupa mendali emas, setelah mengalahkan Malaysia pada e pertandinganya ya, dan penantian
ini cukup panjang lo untuk mendapatkan mendali emas di cabang bulu tangkis. Ini tercatat Indonesia
kalau enggak salah terakhir mendapat mendali emas di cabang bulu tangkis itu di tahun 2008 oleh Markis
Kido dan Hendra Setiawan. Nah, ini juga merupakan medali emas pertama setelah olimpiade di 2012 ini
Indonesia tidak membawa mendali emas sama sekali. Jadi selamat untuk Nowi dan Butet. Semoga ini
juga jadi motivasi dan membuka e atau pembuka prestasi-prestasi untuk para atlet yang sedang berjuang
di olimpiade, juga enggak cuma di olimpiade untuk semua anak muda, enggak cuma anak muda deh anak
tua usia apapun..
Ditto : Semua usia, semua usia.
Sarah : prestasi itu bisa dikejar kapan saja ya.
Ditto : Betul sekali teteh.
Sarah : Selamat untuk semuanya, hebat, hebat, hebat. Ditto...
Ditto : Ya teteh.
Sarah : you come over here Ditto,
Ditto : Oke teteh.
Sarah : because this is Thursday,
Ditto : Yes.
Sarah : hari Kamis berarti waktunya untuk...
Ditto : Kilas balik Kamis... Wuu
Sarah : Oke, karena kemarin kita semua baru merayakan e Indonesia ke-71 ya kemerdekaan
Indonesia ke-71, jadi kami berdua ingin mengajak kalian semua untuk mengingat-ingat kembali mungkin
sempet jalan-jalan keliling Indonesia atau kebeberapa tempat dan langsung timbul rasa cinta yang luar
biasa,
Ditto : Jatuh cinta.
Sarah : karena ternyata Indonesia itu memang super kece banget.
Ditto : Keren banget pemandangannya.
Sarah : Pemandangannya itu bisa dibilang enggak kalah sama pemandangan di luar
Indonesia,
Ditto : Luar negeri ya.
Sarah : walaupun memang dibeberapa tempat banyak orang yang belum sadar untuk buang
sampah sembarangan untuk merawat,
Ditto : Nah itu dah...
Sarah : sehingga terlihat seolah-olah tempat itu tidak bagus tapi saya rasa kalau tempat itu
dirawat dengan baik,
Ditto : Ya teteh.
Sarah : pasti akan cantik juga. Oke sekarang sit back relex ya.
Ditto : Sit back relex...
Sarah : Saya akan mengajak kalian, cuma di acara ini lo..
Ditto : Bener...
Sarah : bisa ngajak penontonnya di studio...
Ditto : Jalan-jalan
Sarah : Jalan-jalan. Kita akan pergi ke Folres, oke,
Ditto : Kita lihat..
Sarah : seperti apa Flores
54
Ditto : Wahh.. wahh
Sarah : Ini waktu saya tahun lalu berlibur dengan keluarga ya, ada fotonya juga. Itu kami ke
Flores, itu perjalanan di a kapal dari Pulau Komodo. Pada hari itu ke Pulau Komodo kembali ke Labuhan
Bajo di sore hari. Ya Tuhan, itu kalau dikelilingi gitu ya pake, pake, pake, gadget itu ya, kelihatan
warnanya yang di sini sudah ada matahari mulai tenggelam,
Ditto : Gradasi warnanya ya teh ya bagus.
Sarah : di sini masih biru, aduh cantik banget dan dilihat dengan mata itu jauh lebih cantik
daripada ngelihat dengan ini. Jadi, memang kalau kita kemana-mana di Indonesia usahakan enggak usah
selalu kita ngelihat gadget..
Ditto : Gadget..
Sarah : Tau apa karena rugi banget, karena cantik banget. Ini a kami di Pulau Rinca, kita bisa
hiking. Ada pilihan hiking satu jam, dua jam, tiga jam. Rajata bilang dua jam, dua jam, ibunya bilang ada
setengah jam enggak sih, setengah jam. Jadi kami mengambil yang satu jam, ternyata itu juga lumayan
ohh capek juga karena kami ke atas kan, dari bawah kita kan..
Ditto : Ya kalo ke bawah kan...
Sarah : a a kan kapalnya kan ditaroh gitu... ditaroh kapalnya ya, parkir gitu ya..
Ditto : Parkir..
Sarah : a a dok trus kita ke ke atas, trus a bisa lihat pemandangan ini. Ini ada beberapa...
Ditto : Pulau a..
Sarah : komodo juga di sini, bisa lihat komodo tapi pada saat itu di bulan Juli-Agustus itu,
bulan Juli, itu komodo lagi pada komodo kawin.
Ditto : Ooo..
Sarah : Jadi banyak yang ngumpet, jadi cuma kelihatan komodo bayi-bayi karena orang
tuanya lagi sibuk, jadi kita jalan-jalan aja gitu. Komodo kecil-kecil, Rajata...
Ditto : Oh, masih kecil..
Sarah : udah gini ―ibu, ibu, lucu banget kita enggak boleh bawa pulang ya?‖ ya enggaklah..
Ditto : Ya enggak dong..
Sarah : ini kan dilindungi komodo ya. Ini Rajata berasa king of the world ada di atas.
Ditto : Berapa lama teh waktu itu teh perjalanannya?
Sarah : Ee..
Ditto : Di sini.
Sarah : di di Flores sendiri waktu itu kurang lebih seminggu.
Ditto : Semingguan.
Sarah : Setiap hari kita ke pulau-pulau lain, aduh cantik sekali. Semoga maunya sih bisa ke
pulau-pulau lain di Indonesia, ke e apa perairan yang lain karena memang cantik banget ya.
Ditto : Ya.
Sarah : Itu kilas balik aku, Ditto ada kilas balik apa di hari ini?
Ditto : Aku ada... apa ya, cobak...
Sarah : Jalan-jalan kemana? Uuu
Ditto : Naa...
Sarah : Eh Indonesia banyak air terjun yang cakep juga ya..
Ditto : Iyaa, nah ini tu dulu tu kan aku nggak suka ke pantai ya teh takut panas, dulu...
Sarah : Oh, takut panas, oke..
Ditto : Tapi orang tua seneng banget namanya hiking juga ke... ni Gunung Halimun,
Sarah : Ohh, oke.
Ditto : di Sukabumi,
Sarah : Oke.
Ditto : jadi itu bagus banget sih Gunung Halimun itu walaupun ekstrim, pendakiannya juga
terjal, kita sampai di air terjun itu puas gitu..
Sarah : Oke.
Ditto : karena dari kecil aku dikenali ama alam sih ama orang tua...
55
Sarah : Yayaya,
Ditto : Jadi bener-bener megahnya Indonesia tu sampai di pegunungannya, dipantainya juga
luar biasa indahnya.
Sarah : Iyaa, tadi kan aku ke pantai, ini pegunungan.
Ditto : Aku pegunungan.
Sarah : Ini aa apa namanya boleh berenang nggak di situ? Ini kamu...
Ditto : boleh-boleh, ini aku lagi..
Sarah : udah langsung toplees gitu..
Ditto : Ee e, ini lagi berenang.
Sarah : Itu berenang?
Ditto : Berenang..
Sarah : Ohh gitu..
Ditto : Berenang dan a ni kan jarak ke air terjun tiga hari teh,
Sarah : Ohh gitu..
Ditto : Nginep dulu, iya.
Sarah : Oo, jadi..
Ditto : Lama...
Sarah : nggak langsung jalan trus nyampe...
Ditto : dari bawah gitu..
Sarah : Oo I see
Ditto : Emang bener-bener...
Sarah : Nginep dulu..
Ditto : Ya nginep dulu sehari trus ada stage yang kedua itu nginep lagi.
Sarah : Di penginapan apa kamping?
Ditto : Kamping..
Sarah : Oh, kamping bawa tenda..
Ditto : Kamping bawa tenda.
Sarah : Ohh, menyenangkan..
Ditto : Iya, seru banget, seru banget.
Sarah : Itu satu hal yang aku ingin ajak Rajata juga..
Ditto : Iya, tapi naiknya lama teteh..
Sarah : kamping.
Ditto : Teteh dua jam aja udah... aduhh..
Sarah : Enggak, maksudnya ajak Rajata, Rajata yuk kamping, ibu di basecamp pertama abang
silahkan naik ke atas. Aku pengen, tapi itu menyenangkan..
Ditto : Harus sih, harus sih..
Sarah : Apalagi buat anak cowok ya..
Ditto : Aku juga pengen kayak gitu entar.
Sarah : Oke, semoga kalian yang lagi nonton belum sempet kemana-mana mungkin ya
keliling Indonesia, ya yang deket-deket aja dulu ternyata banyak tempat yang bagus juga.
Ditto : Banyak banget sih ya..
Sarah : Oke kita lihat nanti siapa bintang tamunya dan dia sudah pernah kemana aja. Jangan
kemana-mana tetap di sini.
***
Sarah : Terima kasih Ditto. Ditto semakin hari semakin kece...
Ditto : Aduh terima kasih.
Sarah : aku semakin merasa terancam jadi pembawa acara di sini ya aku takut tiba-tiba acara
berubah jadi acara judulnya bukan Sarah Sechan...
Ditto : Haha jangan haha
Sarah : yang bawa acara Ditto. Gue ngapain,
Ditto : Jangan..
56
Sarah : aku enggak bisa main perkusi,
Ditto : Jangan...
Sarah : main kastanyet, main apa dong gua?
Ditto : Aku butuh, Aku butuh ibuku, jangan... please, please jangan..
Sarah : Owh, butuh ibuku, aku ibunya oke. Sebelum Ditto mengundang bintang tamu..
Ditto : Ya.
Sarah : di segmen ini, saya mau kasih clue untuk kuis kejar sejarah ya, dengarkan baik-baik.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Bung Karno atau a Presiden Republik Indonesia yang pertama ya, Bapak
Soekarno, Ir. Soekarno melaksanakan upacara kemerdekaan untuk pertama kalinya di Jakarta karena
setelah merdeka ibu kota negara dipindah ke Jogyakarta. Nah silahkan datangi dan foto di tempat dimana
upacara kemerdekaan Indonesia pertama kali dilaksanakan di Jakarta. Jangan lupa hastag kejar sejarah
dan juga hastag tantangan on Sarah, lalu mention ke @sarahsechan_net, fotonya harus ada ya, harus ada
kamunya juga untuk membuktikan bahwa memang betul-betul datang ke tempat tersebut dan hadiahnya
semua udah tau enggak usah saya sebutin lagi tapi ya saya sebutin aja biar lebih tau lagi jutaan rupiah...
Ditto : Rupiah, Uuu
Sarah : jutaan rupiah. Udah ngerti ya? Oke ya, langsung ya, eh tunggu dulu tapi jangan
sekarang nggak usah pergi ke tempat itu sekarang untuk foto ya, ini kan acara masih berlangsung ya.
Ditto : Ya dong, jangan sekarang.
Sarah : Bintang tamu..
Ditto : Ya teteh.
Sarah : silahkan Ditto..
Ditto : Oke... Alhamdullilah, hari ini aku mau undang bintang tamu yang sangaaat fenomenal,
dia seorang aktor komedian, lucu sekali, baik sekali hatinya, tapi sebelum itu, tepuk dulu tangannya
semuaaa. One, two, three, go... datang di sini tidak sendiri, dia datang berdua, aku tidak tau dengan siapa
ke acara Sarah Sechan, ahaa dia ini seorang yang luar biasa, hidupnya penuh arti juga penuh misteri, aku
mau tau dong teteh, ini dia yang jago akting, siapa lagi kalau bukan Amingg..
Sarah : Aming... Antara jaipongan sama mogboug ya, oke, oke. Gila Aming...
Aming : Aduhh...
Sarah : Aduh Aming.. rambut ala-ala..
Aming : Ala-ala ape?
Sarah : Sampo gimana gitu, gaya Justin Bieber gimana gitu.
Aming : Alisnya?
Sarah : Alisnya luar biasa, tadi mah masih botak ya pas di ruang ganti ya, tiba-tiba tebal.
Aming : Tadi nemu krayon teh.. langsung pake ini.
Sarah : Oh lansung, lansung, lebih heboh dari aku, lebih kece dari aku lagi, cium boleh?
Aming : Oh boleh dong..
Sarah : Muach...muach.. Aminggg..
Aming : Saya sudah ada yang punya mas.. hahaha
Ditto : Oh, iya.
Aming : Sudah ada yang punya nggak usah tapi nggak apa-apalah, haha
Sarah : Ini Ditto, Ditto, Ditto, kenapa tadi bilang Aming dateng berdua, emang dateng berdua?
Ditto : Nggak tadi ada siapa tadi kakak..
Sarah : Oo ada yang nganter..
Aming : Oo kakaknya, kakaknya..
Sarah : Itu mah kakak, selalu,
Ditto : Iya dateng berdua.
Sarah : Selalu, selalu menemani?
Aming : Selalu... dan selain nemenin saya nggak ada kerjaan lain teh. haha
Sarah : Owh ya jadi kakaknya baik sekali, berarti deket sekali. Boleh dinilai lima sampai
sepuluh a ngerappnya Ditto berapa?
Aming : Aa...
57
Ditto : Gimana Ming?
Aming : delapanlah delapan.
Ditto : Delapan ya, ada yang kurang harus diperbaiki menurut kamu apanya? Supaya bisa
mencapai ke angka sepuluh.
Aming : Aa saya enggaklah cukup segitu teh.
Ditto : Haha.. yaudahlah hahaha..
Sarah : Cukup segitu aja, ya oke segitu. Setuju nggak dipanggil komedian, tadi kan disebut
komedian, setujunya maunya dipanggil apa?
Aming : Ya komedian nggak papalah, aktor komedi kali ya.
Sarah : Aktor komedi, aktor tadi disebut komedian.
Aming : Ya aktor komedian, aktor komedian, alhamdullilah... walaupun mana filmnya mana
acaranya
Sarah : Ada kan?
Aming : Ada, ada, ada, ada, ada, ada...
Sarah : Ada dong.. mungkin lagi sibuk kali. Bicara soal sibuk ya aku pengen ngobrol soal
jalan-jalan ya. Sudah pernah jalan ke suatu tempat di Indonesia yang berkesan sekali untukmu dan
menurutmu.. oah gila ni Indonesia kecenya luar biasa.
Aming : Alhamdullilah teh, kan punya program reguler yang memang jatohnya tu
mengeksplorasi kekayaan keindahan Indonesia.
Sarah : Itu ada programnya?
Aming : E e... tapi kan baru nikah teh jadi butuh lebih banyak lagi gitu.
Sarah : Jadi baru nikah tapi terus pergi jalan-jalan, jadi gimana Evelin gimana?
Aming : Evelin baik-baik aja.
Sarah : Ikut atau enggak? Kalau kayak gitu?
Aming : Evelin kalau, kalau dianya mau mangga..
Sarah : Ikut?
Aming : kalau nggak, nggak saya izinkan. Kalau bisa sih ikut, karena saya butuh buat orang
buat bawain tas.
Ditto : Yahh.. hahaha
Sarah : Gimana sih orang istri, istri apa asisten?
Aming : Haha.. Nggak, nggak, gak, butuh untuk mendatangi, mendampingi asistensi..
Sarah : Mendampingi iya dong.. untuk memberikan atensi, maksudnya gitu ya.
Aming : Betul, betul, betul..
Sarah : Tapi jadi tempat di Indonesia yang paling cantik menurutmu yang sudah pernah kamu
kunjungi apa?
Aming : Banyak banget, yang paling suka salah satunya saya lupa namanya cuma waktu itu
ke Nusa Tenggara Barat, ke Nusa Tenggara Timur, ke Lombok...
Sarah : Ya itu mah bagus ya, pantai-pantai di Selatan Lombok ya.
Aming : E em, bagus banget pada saat.. e em betul sekali. Pas saat ke Lombok tu ada pantai
apa tapi lagi ada..
Sarah : Mawon?
Aming : Aa.. bingung teh, pokoknya..
Sarah : Tanjung an? Banyak ada beberapa, ceileh banyak sok tau banget ya aku ya.
Aming : Iya, yang ada tebingnya gitu lo teh?
Sarah : Tanjung an kali ya apa ya.. lupa aku..
Aming : Ya, bingung, pokonya waktu itu ada festival baunyalek aja.
Sarah : Owh iya, ada festival itu jadi rame ya..
Aming : Iya, baunyalek...
Sarah : Owh kamu datang pas festival?
Aming : Enggak..
58
Sarah : Owh enggak, cuma lihat doang ya, hahaha.. karena setiap aku lewat, Ditto, enggak,
setiap aku lewat situ pasti orangnya bilang ini suka ada festval ini tapi belom pernah ngelihat, cuman itu
seru banget ya..
Aming : Enggak, gak, datengnya setelah festivalnya..
Sarah : Setelah festival, terus?
Aming : Datengnya setelah festivalnya, jadi konon katanya di sana tu ada festival tahunan
namanya baunyalek.
Sarah : Iya.
Aming : Baunyalek itu salah legenda di pantai tersebut, yang berkaitan dengan pantainya,
dimana si baunyalek itu festival untuk mencari cacing pelangi.
Sarah : Iya.
Aming : Cacing pelangi di pantai itu kan. Terus cacingnya kalau udah ketemu, udah? Ooh
belum sampai di situ Mas Aming, trus diapain? Dimakan? Gitu kan..
Sarah : Dimakan?
Aming : Dimakan.
Sarah : Oke, Aming?
Aming : Ya berasa.. dimakan terus enggak di apa-apain? Makan mentah? Iya. Enggak kayak
cendol elizabet gitu? Enggak katanya.
Sarah : Cendol elizabet.. hahaha
Aming : Jadi langsung dimakan gini aja gitu.
Sarah : Untuk, tapi itu untuk, oke itu tradisi ya berarti ya tradisi, tapi ada untuk kasiat apa gitu
mereka, kenapa mereka makan itu?
Aming : Ee.. katanya itu kan e si cacing itu dari rambut putri yang menjelma jadi cacing-
cacingnya katanya buat keberuntungan..
Sarah : Owh gitu..
Aming : Tapi, pas Mas Aming mau? Oh, saya udah cukup beruntung gitu kan, jadi ya
makasih..
Sarah : Owh iya, sudah cukup beruntung, jadi..
Aming : Ya, ya, ya, ya.... Enggak, keberuntungannya buat yang terindah aja gitu ya, enggak
boleh serakah gitu kan..
Sarah : Ya, ya, ya, bener, nggak apa-apa, emang kalau keberuntungan kita serahkan saja
kepada yang menciptakan kita dan katanya sudah ada garisnya keberuntungan itu..
Aming : Betul sekali, iya takut gitu...
Sarah : Ya, Ditto?
Ditto : Aa.. Gini teh, a..
Sarah : Apa Ditto?
Ditto : karena di Sarah Sechan itu lagi memperingati olimpiade,
Sarah : Ow, yaa.. olimpiade..
Ditto : aku ingin mengajak kalian untuk sebuah games yang memperebutkan sebuah emas.
Jadi kita main Cerdas Cermat.
Sarah : Antara aku sama Aming?
Ditto : Iya, karena gini, mofon maaf, aa..
Sarah : Duh, ada contekannya nggak ya..
Ditto : kalian kan, kalian seumuran gitu ya
Aming : Ini saya..
Sarah : Ini seumuran?
Ditto : Seumuran dong.
Sarah : Ini cerdas cermat..
Ditto : Ya buat yang seumuran aja..
Sarah : Pengetahuan, oke, oke, oke
Ditto : Aa a, gitu..
59
Sarah : Ini memperebutkan emas?
Ditto : Bukan,
Sarah : Emas, ini ada hadiah? Iya?
Aming : Ini cerdas cermat?
Ditto : Iya.
Aming : Aduh, otak saya ketinggalan. Ehehe
Sarah : Kamu cerdas, aku cermat, aku kan cermat ya
Aming : Otaknya..
Sarah : Bro, bro, bro, bro, my the best person wins, oke..
Aming : So do you..
Ditto : Tolong dibantu..
Sarah : Good luck ya..
Aming : Aku bukan good luck,
Sarah : Apa?
Aming : Aku good look hehehe
Sarah : Kita test dulu...
Ditto : Test dulu dong..
Sarah : Ini hadiahnya adalah hadiah berbalut emas ya,
Ditto : Berbalut emas.
Sarah : emas, kita bukan cuman olimpiade aja yang ngasihnya juga emas ya. Pernah nggak ke
program lain yang ngasih emas gitu pernah nggak?
Aming : Belom pernah.
Sarah : Ya kan, ya kan, ya kan
Aming : Berbalut emas ya? Tapi saya sudah mas mas kayaknya nggak butuh deh
Sarah : Lebih dibalut lagi jadi tumbuh kumis
Ditto : Oke, pertanyaan pertama, pada tanggal berapakah WR Supratman meninggal dunia
secara tidak sengaja nantinya tanggal ini akan menjadi tanggal yang bersejarah bagi Indonesia?
Sarah : 17 Agustus?
Ditto : Betul sekali, 17 Agustus 1938, teh kok tau?
Sarah : Karena bersejarah, aku nebak ya nebak aja soalnya kan aku lupa belom lahir 38, 83 aja
belom lahir.
Aming : Enggak saya berusaha sopan teh pas mau jawab saya tu inget konsep ini, ladies
first gitu
Sarah : Nggak papa, aku itu ladies dengan ee macoku lebih itu banyak
Ditto : Oke, oke, ke soal berikutnya ya, soal berikutnya di rumah siapakah naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia dirumuskan? Aming?
Aming : Di rumah... aduh saya taunya yang ngetiknya Sayuti Melik
Ditto : Di rumahnya, di rumahnya
Aming : Rumah Fatmawati?
Ditto : Bukan, Aming gagal, Aming gagal, Ibu Sarah?
Sarah : Laksamana Maeda?
Ditto : Betul sekali..
Sarah : Nggak cuma cantik ya, nggak cuma cantik ternyata, aku aja kaget..
Aming : Aku kaget aku keren, tapi aku bodoh lo..
Sarah : Nggak kan soalnya kita belum pada lahir, lupa-lupa
Ditto : skornya dua puluh – kosong ya, oke, soal berikutnya siapakah pahlawan yang dijuluki
ayam jantan dari timur? Karena kegigihannya... Aming?
Aming : Hasanudin?
Ditto : Sultan Hasanudin... keren...
Sarah : Eh kok kita gini? Enggak dong, kita kan memperebutkan emas, kita musuh dong, oke,
oke, go go..
60
Ditto : Soal yang keempat ya, siapakah presiden Indonesia yang juga pernah menjadi
pembawa baki dalam pasukan pengibar bendera pusaka?
Sarah : Ibu Megawati bukan?
Ditto : Betul... ih, ih jago pisan..
Sarah : Soalnya aku itu waktu SMP, aku pernah jadi bawa bendera juga tapi..
Aming : Saya protes, saya protes, dia nggak konsisten..
Ditto : Kenapa?
Aming : Ibu Megawati bukan? Kan jawabnya Ibu Megawati bukan.
Ditto : Ih, teh salah ngomong tu kayak gitu, nggak boleh...
Sarah : Ibu Megawati iya?
Ditto : Oke, oke, soal berikutnya deh, udah, udah, udah, siapakah pasangan yang sama-sama
meraih medali emas pertama Indonesia?
Aming : Wahh.. tahun berapa ni masalahnya.. aa tahun sekarang ya?
Sarah : Udah pernah..., ini a untuk apa, a untuk apa bidang, bidangnya disebut cabangnya,
bulu tangkis ya?
Ditto : Bulu tangkis, bulu tangkis..
Aming : Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir...
Sarah : Bukan...
Ditto : Salah, salah, teteh.. teteh?
Sarah : Alan....susanti... aaa akhirnya menang, bukan cuman cantik ya...
Aming : Tahun-tahun berapa aja udah tau jawabanya ya
Ditto : Luar biasa ya berarti ya, 40 – 10 lo Aming, oke, soal keenam, oke siapakah wakil
presiden Indonesia pertama Indonesia? Ibu Sarah?
Sarah : Aku kasih kamu deh, aku udah banyak banget, aku takut overload
Aming : Aa... Hatta?
Sarah : Yang lengkap dong ah..
Ditto : Bapak Mohammad Hatta.
Aming : Hatta lengkap.. hehehe
Sarah : Ya ya, kasih, kasih, kasih, aku udah banyak banget, aku takut terlalu pinter..
Ditto : 40 – 20, soal berikutnya ya
Sarah : Kamu ambil aja, gua terlalu pinter juga enggak enak kan takut banyak yang sirik
Ditto : Inget ya ini ada berlapis emas lo, inget oke, siapakah pahlawan nasional wanita dari
Jawa Barat yang memperjuangkan... Aming?
Aming : Dewi Sartika?
Ditto : Yeeee.... Ibuk hati-hati buk... 40 – 30...
Sarah : Eh yang tadi yang Bung Hatta balikin lagi...
Ditto : Masih banyak ibuk, tenang.. Oke, soal berikutnya di hotel manakah bendera Belanda
untuk pertama kalinya disobek dan di... oke?
Aming : Hotel Orange Surabaya?
Ditto : Salahh.. bukan-bukan, bukan Hotel Orange tapi di sini jawabannya.. sekarang orange
bener? betul sekali Aming..
Sarah : Yang Bung Hatta balikin dong, bearti aku kasi, yang Bung Hatta balikin..
Ditto : Tuh kan jadi seri, ibuk kasih sih..
Aming : Tadi, tadi gue bingung, Hotel Orange? Bukan..
Ditto : Hotel Yamato sekarang, oke, soal berikutnya, aduh dua soal lagi nih ya, selain Jakarta,
kota manakah yang pernah menjadi ibu kota?
Sarah : Aaa... Jogyakarta? Aa.. suaraku tinggi banget, suaraku tinggi banget, aku berasa kayak
Candil barusan..
Ditto : Oke, oke, oke, soal terakhir, soal terakhir, dari bahan apakah bendera pusaka pertama
kali dijahit Ibu Fatmawati?
Aming : Dari bahan-bahan yang mudah dijahit? Hehe
61
Ditto : Bukaaan... ayo Ibu Sarah? Warna putih?
Sarah : Warna putih dari seprai..
Ditto : Oke, warna merah?
Sarah : Warna merah dari aa tutup warung soto atau apa ya..
Ditto : Betul sekali, Ibu Sarah pemenangnyaaa... ini dia, program ini sangat sangat sekali
ingin memberikan..
Sarah : Aduhh kemaren bulu tangkis dapat emas, hari ini aku di Sarah Sechan.. foto..
Ditto : Silahkan untuk teteh Sarah Sechan... hahaha.. udahlah, udah, udah, udah, udah jangan
kemana-mana tetap di sini kita masih ngobrol bersama Aming juga di sini ya...
***
Sarah : Terima kasih Ditto, terima kasih Ditto..
Ditto : Ya teteh.
Sarah : Masih dengan saya Sarah Sechan peraih medali emas untuk hari ini di program Sarah
Sechan...
Aming : Masih dengan saya, lawan Sarah Sechan pulang dengan membawa tangan kosong..
hahaha
Sarah : Ohh.. tidak, tidak ada satu tamu pun yang datang di sinini dan pulang dengan tangan
kosong, masih ada ini seharga dengan emas lo ini, ini this T-shirt is gold, tapi nanti ya. Ka aa.. saya akan
memberikan kaos ini kepada Anda, kalau Anda mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya..
Aming : Boleh.. kalau semuanya ditambah bantal yaa....
Sarah : Bantal? Iya ada, bantal lagi nggak produksi jadi aa..
Aming : Tapi istri saya penggemar bantal teteh... demi Allah teh, terus aku bawa bantal
teteh dikasi itu kan, bukan dikasih teteh, aku yang minta inget kan teh, nah udah gitu tiap kita shotting
keluar kota dia ikut dia bawa bantalnya, iyaa
Sarah : Oh ya udah, berarti udah ada satu, mau perlu berapa lagi? tenang-tenang, bantal aja,
semua ada, berapa lagi, berapa lagi?
Aming : Selusin aja teh buat stok juga...
Sarah : Gue takut, takutnya dijual.. ohh.. oke, tenang-tenang..
Aming : Nggak dijual dong...
Sarah : Bantal, bantal kita bisa kasih, apapun, cuman emasnya sorry ya bro ini aku bawa ke
rumah..
Aming : Oke, nggak dijual, kalo ada yang mau pre-order bisa ya.. hahaha
Sarah : Oke, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, silahkan anda pilih yang mana, angka keberuntungan
mungkin di situ?
Aming : Delapan..
Sarah : Delapan angka keberuntungan ya hoki, invinity, oh ya betul oke, kita lihat
pertanyaannya apa di nomor delapan ya. Jika kamu bisa mengajak lima orang terkenal di Indonesia untuk
makan malam, mau ajak siapa, apa yang mau dibicarakan ya? Topiknya simple aja, topik aja, nggak usah
panjang-panjang ya, aa boleh politician, boleh aa seniman, boleh selebritis, boleh apa aja... vlogger
Aming : Saya bawa Sarah Sechan dong, iyaa... enggak sedikit menjilat sih sebenernya...
cuman haha enggak kok ama teh Sarah teh pasti enggak kehabisan topik, itu aja, kan kita orang seneng
ngoceh ya teh, trus saya bakal bawa...
Sarah : Oh. Tapi sorry kalo saya kalo lagi dinner-dinner gitu kalo ngoceh juga itu harus ada
bayarannya lo kan cuman ngoceh kalau itu iyaa...
Aming : Oh my God, saya cancel aja.. ahahaa, aduh saya nggak mikirin budget lo, saya
cancel aja. Teteh jangan dong kan temen kan teteh lagi nongkrong, ya udah..
Sarah : Oh ya udah, aku dateng, aku dateng, kamu selalu menyenangkan, aku dateng..
Aming : Saya bakal bawa... Ki Joko Bodo..
Sarah : Kenapa Ki Joko Bodo?
Aming : Karna kan dia bisa ngebaca hati kita ni..
Sarah : Ngerii dong kalau kita lagi dibaca-baca..
62
Aming : Iya makanya, enggak, jadi ada pembicaraan yang menyenangkan tapi agak sedikit
horror gitu kan.. haha iyaa.. jadi ada treller-treller-nya gitu kan... Nah, habis itu saya bakal bawa
Komeng...
Sarah : Komeng? Oke, kenapa?
Aming : Supaya ketika Joko Bodo membuka isi hati kita, Komeng akan mencairkan dengan
komedian dia yang jenius gitu kan..
Sarah : Oh iya, jadi nggak ada yang baper, nggak ada yang baper ya, oke, oke..
Aming : Terus berikutnya bawa Farhat Abas... jadi ketika semuanya udah cooling down
lagi, ada dia kompor lagi... hahaha
Sarah : Jadi, dinamis ya, dinamis ya... tiga, baru tiga...
Aming : Yang terakhir saya akan bawa Mario Teguh..
Sarah : Ouh... Karna untuk?
Aming : Ditutup dengan bijaksana.. jadi, semuanya dapet motivasi, dapet hal positif...iyaa..
Sarah : Ya, ya, betul, betul, luar biasa, satu lagi kan? Eh sudah lima? Satu lagi ya? Satu lagi?
Aming : Satu lagi saya bawa Reza Gunawan..
Sarah : Kenapa Reza Gunawan?
Aming : Supaya setelah obrolan yang ketawa-ketawa, horror, dibuka rahasaia, udah itu
dikasi motivasi, akhirnya ditutup dengan penyembuhan diri... jadi enggak ada dendam, ya kan, jadi tetep
fine gitu..
Sarah : Ini makan malam yang menyenangkan...
Aming : Ya.. dipikir-pikir saya jenius ya bawa orang-orangnya ya..
Sarah : Ya.. sebetulnya ini kamu jenius seniman, mungkin tadi hafalan cerdas cermat kurang
gimana tapi ini mah oke banget. Oke, silahkan, silahkan pilih, nomor delapan sudah, nomor berapa lagi?
Aming : Tujuh..
Sarah : Nomor tujuh yah, kita lihat ya nomor tujuh. Jika di rekeningmu sekarang tiba-tiba ada
uang 1 milyar rupiah harus menghabiskan dalam satu hari, dihabiskan untuk apa? Apa yang akan kamu
lakukan? Nggak boleh dicemilin ya...
Aming : Eee.. 1 M ya?
Sarah : 1 M, itu mah kayak aku untuk makan siang ya 1 M...
Aming : Saya akan.... Saya tau, 1 M ya? saya akan pinjamkan ke orang-orang yang
membutuhkan, dengan bunga tinggi teh.. hahahahaha iya kan..
Sarah : Ya ihh, jago banget ihh, aku belum pernah, aku, aku suka, aku belum pernah dapet
jawaban seperti itu di yayasan, ini pinter, cerdas..
Aming : Iya, ya, ya, enggak-enggak, untuk orang membutuhkan, berapa persen tergantung
tingkat kesulitan orang itu, kan makin butuh keperluan makin tinggi teteh.. hahaha... Iya tergantung
misalnya dia butuh banget berarti 20% lah ya... kalau misalnya butuh-butuhnya banget bion butuh 50%,
jadi kan baliknya sekitar satu setengah M kan cepet ya..
Sarah : Sinting, oke banget ya, pasti itu udah gitu acara makan malamnya pasti kita cemilin
emas, apa gitu, permata kali ya, ah gila ni
Aming : Tapi kalo misalnya kelihatan pura-pura nggak butuh, 0 sekian persen lah, gitu
kan...
Sarah : Kalo dia sok-sok nggak butuh..
Aming : Ato emang dia, nggak Ming nggak butuh, karna mereka lagi nggak butuh, saya
kasih gratis duitnya...
Sarah : Ihh.. hebat banget ih, Aming ihhh, gila, tapi habis banyak yang nggak butuh gimana
sih..
Aming : Ya karna mereka punya harga diri untuk tidak menggantungan hidupnya ma orang
lain, saya berusaha nggak akan mau minjem gitu.. prinsip namanya itu, kalo soal prinsip saya hargai
dengan uang yang tidak seberapa..
63
Sarah : Aku semakin pusing, oke ke pertanyaan berikutnya aja aku semakin pusing yang
barusan ya... satu lagi, satu lagi ya, satu lagi ya, tapi aku suka jawaban-jawaban kamu, silahkan nomor
berapa?
64
Judul Acara : Mata Najwa
Tema : Generasi Pemenang
Sumber Media : Metro TV
Waktu Tayang : 10 Agustus 2016 / 20.03 WIB.
Durasi : 01 : 01 : 37
Pengumpul Data : Putri Dwi Ardhanariswari
(1) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (1)
Selamat datang di Mata Najwa, saya Najwa Sihan tuan rumah Mata Najwa. Anak-anak Indonesia
sesungguhnya berpotensi. Sangat banyak anak Indonesia yang berprestasi, menjadi juara di berbagai
kompetisi lintas negara, mengharumkan nama bangsa di berbagai penjuru dunia. Dari jawara hafidz Al-
Qur‘an dengan daya ingat luar biasa, hingga juara paduan suara, hingga pemenang robot rakitan. Inilah
kisah tentang anak-anak berbakat yang harus digalang aga kita tidak telat membaca gelagat tentang
prestasi yang direkuh melalui kerja, tentang penghargaan yang didapat dengan segala daya upaya. Inilah
Mata Najwa ―Generasi Pemenang‖. (Najwa Sihab)
Pemirsa prestasi puluhan anak-anak ini sudah mendunia, mereka bertarung lewat harmoni suara
mengharumkan Indonesia dari Asia hinga Eropa, terakhir prestasi mereka merebut juara di Italia. (Najwa
Sihab)
***
Kita berikan tepuk tangan dan sambutan yang paling meriah untuk juara dunia dari Indonesia The
Rezonans Children Choir. (Najwa Sihab)
***
Itulah tadi The Rezonanz Children Choir dan kita ingin kenal lebih dekat dengan mereka, kita
saksikan profil paduan suara luar biasa yang berikut ini. (Najwa Sihab)
***
Paduan suara anak Indonesia The Rezonanz Children Choir atau TRCC ini mulai terbentuk sejak
sembilah tahun lalu, mereka terdiri dari 42 orang pelajar berumur 9 sampai 17 tahun. Prestasi kelompok
paduan suara ini sudah mendunia sejak 2012 lalu. TRCC sudah menjuarai lima ajang kompetisi sekaligus
; dari Bali, Hongkong, Hongaria, Amerika, dan yang terakhir juara pertama di Claudio Monoverdi
International Choral Festival di Venezia, Italia pada 10 Juni 2016. Mereka kerap memilih lagu-lagu
daerah Indonesia untuk dipertandingkan selain lagu berbahasa asing lainnya. Sejumlah lagu daerah yang
pernah dipertandingkan saat kompetisi antara lain, Yamko Rambe dari Papua, Bungong Jeumpa dari
Aceh, dan Ondel-ondel dari Jakarta.
***
Dan sudah hadir saat ini di meja Mata Najwa, dua orang perwakilan kelompok paduan suara dari
TRCC ada Seril Veriena (Cheryll Veriena) dan Antonio Krisanto. (Najwa Sihab)
Najwa : ―Selamat Malam Antonio, Selamat Malam Seril. Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa.
Pertama-tama, selamat atas prestasi yang begitu membanggakan. Seril, sudah berapa lama ikut paduan
suara TRCC?‖
Seril : ―Sembilan tahun.‖
Najwa : ―Sembilan tahun ?.‖
Seril : ―Iya.‖
Najwa : ―Dan selama berdiri, itu sudah berapa kali juara ?.‖
Seril : ―Lima.‖
65
Najwa : ―Lima kali.‖ Dimana saja tu ?.‖
Seril : ―A...yang pertama kali di Bali, kemudian tahun berikutnya ke Hongkong, Hongari, San
Franssisco, lalu tahun ini di Venezia.‖
Najwa : ―Yang tadi terakhir di Venezia.‖
Seril : ―Ya.‖
Najwa : ―Juara umum gitu ya, juara umum. Apa rasanya sudah berkali-kali jadi juara membawa nama
Indonesia.‖
Seril : ―Bangga tentunya, soalnya bisa konsisten dalam membanggakan nama Indonesia dan..‖
Najwa : ―Sebetulnya tidak menyangka bisa menang. Begitu ! Tetapi sudah berkali-kali menang, yang
kemarin paling susah ya, yang tahun yang baru saja ini di Veniz.‖
Seril : ―Kalau bagi saya lawan itu kayak killer semua. Semuanya bagus. Jadi..‖
Najwa : ― Dari negara mana aja tu ?.‖
Seril : ―Ada dari Romania, Solvagia, Poland, sama Turki.‖
Najwa : ―Jadi itu jago-jago, itu yang terkenal keren-keren paduan suaranya. Tapi lebih keren Indonesia
dong, buktinya yang jadi juara kita lho. Antonio sudah berapa lama kalau tadi seril sudah sembilan tahun.
Antonio sudah berapa lama jadi ikut paduan suara ini.‖
Antonio : ―Sudah tiga tahun. Dari tahun 2013 sampai sekarang.‖
Najwa : ―Memang suka nyanyi?.‖‘
Antonio : ―Iya, dari dulu suka nyanyi dari kecil.‖
Najwa : ―Kenapa nggak nyanyi solo aja. Apa enaknya sih nyanyi rame-rame paduan suara ?‖
Antonio : ―Enak aja sih, apa namanya punya sahabat yang lain untuk bisa ikutan nyanyi. Bisa ngrasain
uforia dan juga kegembiraan. Menyanyi itu sama-sama lebih terasa banget sih.‖
Najwa : ―Lho, rame-rame lebih berasa. Apalagi kalau lagunya seperti tadi ya ? Dan memang itu ciri
khas paduan Rezonanz selalu koreografi, selalu ada tarian begitu. Itu jadi ciri khas.‖
Antonio : ―Cukup jadi ciri khas sih.‖
Najwa : ―Dibandingkan dengan negara-negara lain yang tampil, keistimewaan kita itu.‖
Antonio & Seril : ―Ya, menyanyi sambil menari.‖
Najwa : ―Latihannya ? Seperti misalnya mau tampil kemarin tu, tu latihannya berapa lama ?.‖
Antonio : ―Sekitar enam bulan sih. Totalnya ada enam bulan.‖
Najwa : ―Enam bulan.‖
Antonio : ―Tapi sebenarnya frekuensi rutin satu bulan. Jadi kita setiap sore, sekitar jam lima sore itu kita
mulai latihan fisik juga.‖
Najwa : ―Latihan fisik itu apa?.‖
Antonio : ―Jadi kita lari atau jogging gitu di sekitar tempat latihan. Jadi kita..‖
Najwa : ―Ohh gitu. Penting ya paduan suara latihan fisik.‖
Seril : ―Iya.‖
Antonio : ―Itu lumayan membantu.‖
Seril : ―Biar bisa ningkatin stamina juga.‖
Najwa : ―O iya. Apalagi kalu sambil sambil narinya sambil itu ya, harus harus kuat nafasnya.‖
Seril : ―Iya.‖
Najwa : ―Jadi ada latihan fisik. Latihannya selama enam bulan, setiap seminggu dua kali. Ini jadi kerja
keras untuk jadi juara dunia. Harus kerja keras ya. Harus kerja keras seperti itu.‖
(2) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (2)
Najwa : ―Saya ingin ke ada pimpinan sekolah musik yang juga kondaktur dari Rezonans Children Choir,
ada pak Avip Priatna. Pak Avip ada suaranya pak Avip. Sekali lagi selamat anak asuh anda sudah
memenangkan juara lagi. Saya ingin tahu ceritakan-ceritakan sedikit dong tentang sekolah musik anda,
rata-rata usia yang ikut itu rentang usianya berapa ?.‖
Avip : ―Rata-rata sembilan samapi enam belas tahun.‖
Najwa : ―Sembilan sampai enam belas tahun. Dan mereka memang dididik ikut kompetisi atau
sebetulnya itu bagian dari..‖
66
Avip : ―Bagian dari pembinaan. Jadi sebetulnya setiap tahun kami ada tiga kali konser besar bersama
orcestra dengan Jakarta konser orcestra dan kakak-kakak choir dan Batavia Medical Singer. Jadi kami
menaklukkan tiga kali konser setahun dan mereka ada latihan konser sendiri dan tentunya kayaknya
nggak kita ingin lebih menambah pengalaman dengan adanya mengikuti kompetisi di luar negeri gitu.‖
Najwa : ―Jadi selain berkompetisi di luar negeri juga konser pun bahkan di luar negeri.‖
Avip : ―Iya.‖
Najwa : ―Sudah di mana saja pak Avip konsernya?‖
Avip : ―Aaa..waktu di Hongaria. Kebetulan itu merupakan festival juga dan juga kompetisi. Jadi kita
aaa dalam rangkaian festival itu kita harus menyanyi juga dibeberapa konser di beberapa tempat di sekitar
kota penyelenggara kompetisi itu. Dan yang kemarin waktu di Amerika terus kita tanding di Berkeli di
San Fransisko, tapi kita setelah itu kita mengadakan konser di Pasadena Los Angeles dan yang kemarin
terakhir ni kebetulan yang tahun ni sebetulnya kondaktur yang memimpin waktu di Itali, Devi Fransiska,
itu kan sedang belajar di Jerman di Hanover dan beliau itu tahun ini menyelesaikan program studi
masternya. Jadi anak-anak diminta datang khusus ke sana untuk..‖
Najwa : ―Konser di sana.‖
Avip : ―Iya, dalam acara ujian akhirnya Devi. Gitu dan..‖
Najwa : ―Oke, Jadi dijadikan bahan ujian ya.‖
Avip : ―Betul.‖
Najwa : ―Lulus nggak ini.‖
Avip : ―Dapat nilai satu dan baru pertama kali dalam sejarah sekolah itu mahasiswanya mendapat nilai
satu, gitu.‖
Najwa : ―Waw, luar biasa.‖
Avip : ―Karena memang paduan suaranya juga bagus di Indonesia. Hahahah.‖
Najwa : ―Saya kembali ke Serli, kalau berkompetisi di luar negeri. Biasanya mempersiapkan berapa
lagu?‖
Serli : ―Aaaa tergantung berapa banyak kategori yang diikuti di sana. Aaaa satu kategori butuh dua lagu
kalo misalnya ikut dua kategori berarti harus belajar empat lagu. Tapi diselain empat lagu itu kita kan
juga ngebawain lagu-lagu yang lain jadi tambah-tambah terus.‖
Najwa : ―Yang kemarin jadi persiapannya berapa lagu?‖
Serli : ―Untuk kompetisi sendiri ada enam lagu.‖
Najwa : ―Dan tidak semuanya lagu Indonesia ya ?‖
Serli : ―Iya, ada dari Hungari, ada dari bahasa jerman. Udah kan ?‖
Antonio : ―Iya.‖
Najwa : ―Jadi lagu-lagu bahasa asingnya juga harus dipersiapkan. Dan itu masuk dari penilaian dewan
jurinya juga, lagu-lagu bahasa asing.‖
Avip : ―Iya.‖
Najwa : ―tadi lagu kita sendiri ya yang Yamko Rambe Yamko yang kemudian dipersiapkan. Aaa
tantangan jadi paduan suara kelas dunia apa sih pak Avip ?‖
Avip : ―Namanya anak-anak itu kan a apa umurnya makin lama ya tentunya usia bertambah dan harus
ada regenerasi. Nah itu, itu tantangan kami adalah untuk mepertahankan kualitas kami sambil regenerasi
itu yang yang merupakan apa ya proses yang mau nggak mau harus kita jalani gitu karena ya yang senior-
senior kan udah umurnya udah bukan anak-anak lagi gitu.‖
Najwa : ―Sementara batasanya memang tujuh belas tahun?‖
Avip : ―Iya.‖
Najwa : ―Untuk bisa masuk kategori itu. Apa lagi sih manfaat yang Antonio maupun Serli yang rasakan
dengan ikut paduan suara dan berkompetisi di tingkat Internasional.‖
Serli : ―Untuk saya sendiri, yang pertama itu bisa kenalan sama teman-teman yang asalnya dari sekolah
yang berbeda dan kita juga ada perbedaan umur kan jadi kita bisa lebih mengenal satu sama lain tanpa
pandang dari sekolah mana terus kayak umur berapa gitu.‖
Najwa : ―Antonio.‖
67
Antonio : ―Bagi saya sih yang paling terutama juga adalah kedisiplinan dan juga ltihan dalam
kepemimpinan juga. Jadi kondaktur kita kak Devi Fransiska ini juga menekankan kalo sebagai anak itu
kita juga tidak hanya pintar nyanyi tapi kurvanya memang harus seperti gini, jadi kayak nyanyi bisa
tingkat tinggi tetapi juga kedisiplinan dan juga kepemimpinan juga sangat tinggi. Jadi itu baru menjadi
anak Indonesia yang ideal.‖
Najwa : ―Anak Indonesia yang ideal. Boleh saya minta satu lagi dong lagu untuk Mata Najwa. Lagu-lagu
spesial mungkin atau lagu bahasa asing karena rasanya kurang tadi baru dengar satu lagu.‖
Avip : ―Boleh.‖
Najwa : ―Boleh ya kita kasih tepuk tangan sekali lagi ya. Mari kita sambut Rezonans Children Choir.‖
(3) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (3)
Pemirsa mengingat ratusan deret angka, nama, dan wajah dalam hitungan menit bukan hal
mudah. Tapi kedua anak ini adalah pemegang rekor dunia dalam soal ingat mengingat, mereka bertarung
ingatan atas nama Indonesia. (Mata Najwa)
***
Fahri Shafly (Fakhri Shafly) pelajar SMA lima belas tahun ini berhasil memecahkan rekor dunia
daya ingat untuk kelompok remaja. Ajang ini diselenggarakan oleh lembaga pencatat rekor Inggris di
Jakarta 2015 lalu. Fahri total bisa mengingat seratus dua puluh karakter kombinasi kata kunci dalam
waktu lima menit. Ia juga menyabet juara dengan medali emas dalam ajang kompetisi di Pena Malasya
pada Juni 2015. Di ajang yang sama ada juga Shafa Annisa, bocah perempuan dua belas tahun yang baru
masuk SMP dan sempat menggondol empat emas sekaligus. Shafa punya keahlian mengingat wajah dan
nama, dia sekaligus pemegang rekor dunia dalam mengingat wajah dan nama yang dicetaknya di ajang
Asia Memory Championship di Hongkong pada 2015. Shafa bisa mengingat 88 nama dan wajah dalam
waktu kurang dari 15 menit, dia memecahkan rekornya sendiri yang pernah dibuat pada 2013 untuk
kategori anak-anak.
Najwa : ―Iya, telah duduk di depan saya, dua anak luar biasa yang punya daya ingat yang juga luar biasa.
Fahri Shafly dan Shafa Annisa. Selamat malam Shafa, Selamat malam Fahri. Terima kasih sudah hadir di
Mata Najwa. Punya daya ingat luar biasa. Fahri 15 tahun, Shafa 12 tahun. Fahri sejak kapan sih mulai
melatih daya ingat ini ?‖
Fahri : ―Saya mulai mengingat hal-hal seperti ini sejak dua tahun yang lalu, 2014.‖
Najwa : ―2014. Apa pemicunya, kenapa tiba-tiba Fahri tertarik untuk ikut ini?‖
Fahri : ―Karena dari awal seperti judulnya mengingat, nah saya berfikir bahwa pasti mengingat ini
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seterusnya tanpa berhenti. Kita ke depannya bagaimana dan jadi
apa pasti dibutuhkan kebutuhan mengingat dalam kehidupan sehari-hari.‖
Najwa : ―Jadi niatnya itu cuman supaya kalo‘ nggak apa supaya mudah dalam hal sehari-hari begitu,
tidak tidak ada niat menang mau memecahkan rekor dunia, mau jadi orang yang mengingat paling banyak
kombinasi angka dan huruf nggak ada niat itu.‖
Fahri : ―Nggak ada niat sama sekali tentang itu.‖
Najwa : ―Betul-betul sederhana supaya nggak gampang lupa. Begitu ya.‖
Fahri : ―Ya, supaya berguna.‖
Najwa : ―Kalo..sesederhana itu tidak menyangka akhirnya dapet medali. Ada berapa tu 1, 2, 3, 4, 5, 6
yang dipakek.‖
Fahri : ―Iya dan ini aaa sebenarnya masiha da lagi yang lain cuman yang di apa ya..‖
Najwa : ―Takut penuh nggak cukup meja Mata Najwa ya kalau kebanyakan medali hahaha, yang dimuat
cuman sebagian. Saya mau tahu dong satu-satu itu jadi yang dipakai medali apa ? itu menang yang
mana?‖
Fahri : ―Ini medali rekor saya yaitu RHR.‖
Najwa : ―Apa itu?‖
Fahri : ―Yang dipecahkan tahun lalu yaitu mengingat kombinasi angka dan huruf sebanyak sera..22
kotak pasword dalam waktu 5 menit.‖
Najwa : ―5 menit, 22 kotak pasword. Itu satu satu kotak itu berapa kombinasi?‖
68
Fahri : ―Berisi 6 kombinasi angka dan huruf.‖
Najwa : ― 6 kombinasi angka dan huruf itu memecahkan rekor sendiri.‖
Fahri : ―Iya memecahkan rekor dunia.‖
Najwa : ―Rekor dunia, kalo yang lain-lain itu?‖
Fahri : ―Kalau yang lain-lain ini, aaa kombersi tahunan dari berbagai negara.‖
Najwa : ―Boleh diangkat dong.‖
Fahri : ―Misalnya yang...‖
Najwa : ―Kan susah-susah dapat medali harud masuk TV medalinya.‖
Fahri : ―Dua ini.‖
Najwa : ―Aha..‘
Fahri : ―Ini dari Malasyia yang baru-baru ini.‖
Najwa : ―Oke.‖
Fahri : ―Selama bulan puasa juga.‖
Najwa : ―Itu juga kombinasi angka dan huruf ?‖
Fahri : ―Aaa beda, ini masuk wajah dan nama dan ini mengingat bek kartu remi yang diacak.‖
Najwa : ―Oke, kemudian yang lain itu yang yang mengkilat apa tu, kayaknya bagus tu.‖
Fahri : ―Yang ini.‖
Najwa : ―Aha.‖
Fahri : ―Ini dua tahun lalu di Hongkong.‖
Najwa : ―Itu menang apa di Hongkong.‖
Fahri : ―Menang kategori spoken numbers yaitu angka yang diucap lalu kita hafal lalu kita tulis kembali
di kertas.‖
Najwa : ―Oke, spoken numbers jadi kita mengucap numbers aangka berapa banyak tu angkanya?‖
Fahri : ―Aaaa yang disebutkan seratus tapi nggak semuanya dihafal.‖
Najwa : ―Disebutkan seratus kemudian ditulis dan diucap di disebutkan lagi.‖
Fahri : ―Disebutkan oleh yang mengadakan lombanya.‖
Najwa : ―Lalu semua kompetirer menghafal setelah habis disebutkan lalu dituliskan kembali.‖
Najwa : ―Oke, susah tu kayaknya.‖
Fahri : ―Lumayan.‖
Najwa : ―Lumayan ya, kalau yang lainnya. Saya mau satu-satu, kalau perlu yang di rumah nanti juga
saya tanyak medalinya. Kan dapatnya susah tu, harus diceritakan.‖
Fahri : ―Kalau yang dua itu aaaa lomba pertama kali di Filiphin.‖
Najwa : ―Oke, itu pertama kali ikut lomba. Luar biasa. Kasih tepuk tangan dong untuk Fahri. Mau ke
Shafa, Shafa sudah berapa lama melatih daya ingat atau memori ini.‖
Shafa : ―Sudah ti tiga tahun dari tahun 2013. Awalnya dulu tau memori ini karena kak Yudi itu teman
ayah saya satu kantor lalu saya tertarik dengan mengingat, sepertinya mengingat ini berguna untuk
kehidupan sehari-hari ya, ternyata dibuktikan ternyata sangat betul sekali, berguna untuk mengingata
pelajaran.‖
Najwa : ―Ooo jadi sekarang lewbih konsen belajar.‖
Shafa : ―Iya, spertti mengingat Tafiz Al-Qur‘an juga biasanya saya memakai metode memori ini.‖
Najwa : ―Untuk belajar menghafal Al-Qur‘an.‖
Shafa : ―Iya.‖
Najwa : ―Jadi betul-betul dipake untuk sehari hari oleh Shafa.‖
Shafa : ―Betul sekali.‖
Najwa : ―Nah itu yang saya saya juga mau seperti tadi Fahri. Jadi apa saja yang sudah menangnya Shafa.
Rekor dunianya yang itu.‖
Shafa : ―Yaa yang ini tahun 2014 di Hongkong, saya memecahkan rekor mengingat 82 wajah dan nama
lalu yang ini itu binary numbers yang di Malasyia kemarin, sama yang ini medali perak di Visi Seremat
mengingat kata-kata acak.‖
Najwa : ―Mengingat kata-kata acak, ada berapa banyak tu kata-katanya?‖
Shafa : ―Ada dua apa ada ratusan lebih tapi yang saya ingat dua puluhan saja.‖
69
Najwa : ―Oke, kata-kata susah tu bahasanya.‖
Shafa : ―Enggak, bahasanya kita bahasa Indonesia. Kat‖
Najwa : ―Ow, bahasa Indonesia. Kata-kata acak yang diucapkan dalam kurun waktu tertentu, begitu ya
?‖
Shafa : ―Iya.‖
Najwa : ―Oke kalau yang lainnya, Shafa ?‖
Shafa : ―Yang ini Name and Face juara satu di Indonesia, kalau yang ini mengingat karta acak saat di
Filiphina, ini mengingat gambar abstrak yang diacak pada tahun 2014 di Hongkong, kalau yang ini iru
Name and Face juga di Cina.‖
Shafa : ―Dengan yang Malasyia kemarin sudah delapan.‖
Najwa : ―Sudah delapan. Ikut delapan menangnya berapa banyak.‖
Shafa : ―Aaaa yang pastinya yang di 2013 itu saya nggak menang , saya kalah.‖
Najwa : ―Oke jadi Cuma ikut delapan kali, tujuh kalinya menang.‖
Shafa : ―Iya.‖
Najwa : ―Cuman yang pertama kali aja yang yang kalah. Luar biasa ! Tadi Shafa nyebut nyebut Nama
Yudi. Saya ingin kenalkan juga hadir di Mata Najwa, Presiden Indonesian Memories Sport Council, Yudi
Lesmana. Selamat malam mas Yudi sudah hadir.‖
Yudi : ―Selamat malam mbak Nana.‖
Najwa : ―Mas Yudi pelatih Shafa dan Fahri, Predisen Indonesian Memories Sport Council. Jadi ini itu
olahraga ya. Mengingat itu olahraga mas Yudi.‖
Yudi : ―Jadi kalau dari pusatnya adalah Word Memories Sports Council di Inggris dan mereka
menjadikan memori ini seperti seperti Olahraga pikiran ataupun seperti catur kalau kita lihat catur dan
tornamen tornamen yang lain, dia menggunakan otak untuk terus dilatih dan dijadikan sebuah kompetisi
dengan sepuluh disiplin menggunakan sistem Atlentik Declaton. Jadi mereka dalam setiap kali
pertandingan diukur, setiap poinnya bernilai seribu‘ maksimum seribu‘ satu disiplin dan mereka diujikan
sepuluh setiap kali pertandingan.‖
Najwa : ―Oke.‖
Yudi : ―Yang nilainya paling tinggi itu akan menjadi juara. Jadi kita gunakan habitnya , style adalah
sport tapi aaa tujuan akhirnya adalah untuk membantu sekolah mereka untuk membantu kehidupan
mereka untuk membantu keseharian mereka.‖
Najwa : ―Baik saya aaa saya rasa banyak yang penasaran ingin tau seperti apa sih begitu ya aa mengingat
lomba daya uji memori ini. Saya maU meminta Fahri untuk mempertunjukkan ke aa pemirsa Mata Najwa
ya. Seperti apa, jadi ini akan kombinasi pasword angka dan huruf.‖
Fahri : ―Yap.‖
Najwa : ―Mas Yudi, boleh bantu kami untuk seperti apa nanti jadi yang akan ditunjukkan oleh Fahri.‖
Yudi : ―Jadi yang akan ditunjukkan oleh Fahri adalah dia akan mengingat kombinasi pasword terdiri
atas angka dan huruf. Setiap pasword terdiri atas enam karakter dan akan diberikan sepuluh pasword atau
kurang lebih 60 karakter. Waktu yang diberikan adalah sekitar dua menit dan Fahri nanti akan mengingat
dalam waktu tersebut. Kita akan tutup dan Fahri akan kita uji apakah dia mampu mengingat paswordnya
dan para penonton di rumah di studio juga boleh mencoba, kira-kira sudah pasword keberapa sudah lupa,
gitu ya !‖
Najwa : ―Oke kita akan ingat jadi saya yakinkan teman-teman yang menonton Mata Najwa ini adalah
susunan susunan huruf angka yang dibuat oleh tim Mata Najwa, aaa Fahri belum melihat sampai nanti
kertasnya akan saya berikan kepada Fahri dan kita akan memberikan waktu dua menit pada Fahri untuk
mengingat dan nanti setelah itu Fahri akan mengucapkan dan kita akan lihat apakah dalam waktu dua
menit bisa aa membuktikan daya ingat yang jadi rekor dunia. Saya akan kasih kertasnya ke Fahri, bisa
ditunjukkan ke layar supaya penonton di studio juga bisa lihat sama-sama dalam waktu dua menit.‖
Fahri : ―Insyaalloh.‖
Najwa : ―Insyalloh, Bismillah. Kita kasih tepuk tangan dulu dong biar semangat iar semangat, baik
silahkan ditutup dulu. Dua menit dimulai dari sekarang.‖
70
Najwa : ―Sudah dua menit, oke. Baik saya minta Fahri untuk menghadap kesana karena screennya akan
kita buka sepaya penonton yang bisa melihat.‖
Fahri : ―Muter, kesini.‖
Najwa : ―Memutar, iya‘ memutar untuk menghadap ke penontoin. Silahkan Fahri.‖
Fahri : ―Yang pertama 97D34Q, yang kedua D144AB, lanjut S6ER17, RI168W, V1G55K, L413AN,
lalu A121ER, F3B12I, B11D13, dan yang terakhir W10(nol)YA4.‖
Najwa : ―Yes, huumm.‖
(4) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (4)
Najwa : ―Saya ingin ke Shafa, kalau Shafa aaa Shafa ini akan seperti apa mas Yudi, tolong bantu saya
untuk apa yang akan kita pertunjukkan ke pemirsa Mata Najwa.‖
Yudi : ―Baik, Shafa adalah pemegang rekor dunia mengingat wajah dan nama. Sebelumnya ..‖
Najwa : ―Mengingat wajah dan nama.‖
Yudi : ―Benar, sebelumnya rekor ini dipegang Jerman, dipecahkan Cina, dipecahkan Indonesia, nah
jadi aaa Shafa ini mempunyai spesialisasi di wajah dan nama walaupun yang lainnya juga baik dan kali
ini dia bakal mengingat aa sejumlah nama di trimbun penonton, diberi waktu singkat lalu ada 27 nama
wajah dan nama yang akan dia ingat, dan setelah mengingat nama tersebut akan ditutup. Shafa akan
menyebutkan nama-nama orang yang tadi dia ingat, jika benar silahkan diangkat dan ini adalah suatu skill
yang kalau kita bilang dibutuhkan dalam hidup, kita ketemu orang setiap hari baru kenal kenal sebentar
udah lupa‘ namanya.‖
Najwa : ―Iya, saya paling sering tu. Ingat wajahnya , aduh namanya siapa siapa, kan sering sekali.‖
Yudi : ―Dan itu wajar terjadi karena wajah itu adalah gambar, nama itu adalah teks. Kenapa anak-anak
nonton TV nonton film bisa tahan berjam-jam dan dia ingat ceritain, karena dia ngelihat gambar teks,
buku teks, gambar bergerak , sedangkan baca buku 15 menit dia males karena dia teks tidak perlu
dibayangkan. Itulah kenapa tadi Fahri melihat rangkaian pasword seperti gambar dan itu yang kita latih
persatu-satu, kita latih dari yang kecil-kecil , kecil-kecil dan ini yang kita akan lihat lagi di Shafa. Di
dalam mengingat wajah dan nama, mudah-mudahan nanti bisa.‖
Najwa : ―Wajah dan nama. Shafa usia 12 tahun pemegang rekor dunia pemegang wajah dan nama, dan
akan ditunjukkan khusus di Mata Najwa malam ini. Kita kasih tepuk tangan untuk Shafa, silahkan Shafa.
Baik baik sekali lagi bapak, ibu, teman-teman penonton di studio Mata Najwa kami sudah meminta nanti
untuk menuliskan nama. Shafa belum kenal sama mereka ya. Mereka juga baru tahu Shafa sekarang ya,
jadi sebelumnya belum kenal, dijamin kerahasiannya semua. Shafa baru akan tau siapa nama mereka pada
saat diberikan ditunjukkan oleg nama-nama penonton. Kita akan berikan waktu juga‘, sama waktunya
dengan tadi waktu Fahri. Silahkan waktunya kita mulai dari sekarang. Silahkan.‖
Najwa : ―Sudah baik, tolong ditutup semuanya, tetap berdiri tema-teman. Tetap berdiri tapi ditutup
namanya, sudah siap Shafa ?. Kita kasih tepuk tangan untuk Shafa. Iya‘ baik.‖
Shafa : ―Sandi, Farhan, Dimas, Gilang, Rizki, Alif, Rafi, Sri, Ester, Revi, Nizar, Yiyin, Artiya, Imah,
Iki, Annisa, Widya, Devi, Ani, Rohana, Hardi, Natan, Lina, Nia, Fera, Gatot, abis itu Gatot, siapa tadi ya
Gatot abis itu Rizki..‖
Shafa : ―Miko.‖
Najwa : ―26 nama disebutkan. Tidak papa dibuka. Kita kasih tepuk tangan untuk Shafa. Silahkan Shafa
duduk. Luar biasa dalam waktu dua menit 26 nama.‖
Shafa : ―Susah.‖
Najwa : ―26 nama. Luar biasa. Jadi apa rahasianya itu Shafa.‖
Shafa : ―Tadi susah soalnya plesetannya lupa, apa tadi. Iya ya intinya tadi tu di asosiasiin diimaji apa
dimajinasi nanti diplesetin namanya.‖
Najwa : ―Diplesetin namanya.‖
Shafa : ―Iya, baru kita membutuhkan lokasi, jadi misalnya lokasi rumah kita mulai misalnya dari pagar,
misalnya tadi namanya Sandi, saya ingat nama om saya ada yang namanya Sandi gitu.‖
Najwa : ―Oke.‖
71
Shafa : ―Yang saya taruh di situ.‖
Najwa : ―Mana Sandi angkat tanga dong Sandi. Ada omnya Shafa namanya Sandi juga. Oke terus.‖
Shafa : ―Abis itu ada Sandi, Sandinya lagi buka pagar apa buka pagar lalu disebelahnya tadi ada siapa
tadi aa iya Farhan. Lalu saya p[unya temen memori namanya kak Farhan jadi di situ bukain tau tau kena‘
sama kak Farhan. Gitu, kak Farhan gitu.‖
Najwa : ―Jadi dibuat rangkaian cerita, kalau tadi ada bu Rohana itu ceritanya apa kalo bu Rohana.‖
Shafa : ―Jadi saya ngebayanginnya tadi tu saya nggak tau gimana plesetin, ya udah saya plesetin jadi
apa tadi ya. Saya potong namanya jadi Ro‘ Ha‘ Ana‘.‖
Najwa : ―Ow Roh-ana.‖
Shafa : ―Jadi intinya ada Roh.‖
Najwa : ―Ada roh rohnya, nungguin ana.‖
Shafa : ―Baru tu Ana Ana Frozen gitu, baru saya gabungin sama yang saunya.‖
Najwa : ―Baru yang lainnya, kasih contoh lagi dong tadi siapa yang mau dicontohin namanya, tadi ada
nama ada Vera tadi. Vera yang mana Vera.‖
Shafa : ―Iya Vera sama Gatot. Vera saya ngebayangin ada di meja ada mobil ferari baru di baru tu
ternyata pas dibuka kacanya ada Gatotkaca gitu ternyata yang nyetir, gitu.‖
Najwa : ―Ow oke. Hahaha. Ada ada ibunda Shafa, ada ibu Siti Jawariah. Ibu pasti bangga dengan Shafa
ya buk.‖
Ibu Shafa : ―Alhamdulillah iya.‖
Najwa : ―Apa yang ibu lihat sejak Shafa mulai rajin berlatih daya memori ini, apa dampaknya unuk anak
ibu‘.‖
Ibu Shafa : ―Pertama prestasinya, prestasinya bisa membanggakan membawa nama bangsa , agama itu
yang kita inikan tapi saya tetap berpesan ke Shafa aa setinggi apapun kamu sesukses apapun tetap harus
sholeha‘ itu yang pertama, dia di sekolah bisa apa ada hafalan hafalan juga. Hafalan Al Qur‘an itu dia
pakek ternyata, berarti bermnfaat sekali buat di kedepannya.‖
Najwa : ―Bermanfaat untuk Shafa, jadi prestasinya lebih meningkat gitu ya, Shafa.‖
Ibu Shafa : ―Alhamdulillah.‖
Najwa : ―Saya mau tanya‘ dong ke orangtua- orangtua Fahri, ada bapak Adi Khorim yang pak Adi lihat,
yang Fahri semenjak Fahri ikut latihan daya memori ini apa ? Adakah perubahan karakter atau seperti ap
?‖
Pak Adi : ―Yang jelas sih saa dari dulu nggak pernah nyuruh dia belajar, saya Cuma‘ melihat saja,
akhirnya Cuma mengiungatkan bahwa segala sesuatu itu yang positif itu tujuannya akhirnya untuk untuk
kamu sendiri gitu lo, nah saya lihat juga di raportnya aa terjadi ada pertum peningkatannya dari nilai-nilai
pelajaran dari sekolah.‖
Najwa : ―Jadi menjadi lebih aaa prestasinya meningkat.‖
Pak Adi : ―Meningkat prestasinya dan dia jauh lebih dewasa gitu. Jadi kalau seperti lupa, saya Cuma‘
bilang nggak kerenlah percuma atlet memori lupa gitu gitu.‖
Najwa : ―Jadi udah nggak bisa pakek alasan ngeles lupa lagi ya.‖
Pak Adi : ―Nggak bisa ngeles.‖
Najwa : ―Jadi lebih dewasa, lebih bisa mengatur waktu, lebih berprestasi. Setelah ini ada rencana ikut
lomba lagi tidak dalam waktu dekt atau aa kedepannya akan ada lomba lagi yang akan diiukti. Shafa.‖
Shafa : ―Rencananya, katanya kak Yudi bulan November atau akhir akhir ini ada perlombaan di Las
Vegas di Amerika.‖
Najwa : ―Hmm..Fahri akan ikut juga‘.‖
Fahri : ―Belum tau sih, yang pasti bulan akhir bulan.‖
Shafa : ―Yang pasti ada , tapi kita ya..‖
Najwa : ― Akhir bulan di mana tu lombanya.‖
Fahri : ―Di Singapur, kejuaraan dunia.‖
Najwa : ―Kejuaraan dunia di Singapur. Fahri akan ikut kategori apa aja.‖
Fahri : ―Aaaa jadi dalam satu pertandingan itu sepuluh kategori , seperti mengingat wajah.‖
Shafa : ―Memang kita harus.‖
72
Fahri : ―Mengingat kata-kata angka.‖
Shafa : ―Kita harus kita harus..‖
Fahri : ―Nah itu sepuluh kategori itu semua kita harus ikut.‖
Najwa : ―Semua harus ikut.‖
Shafa : ―Iya wajib.‖
Najwa : ―Nggak boleh milih-milih ?‖
Shafa dan Fahri : ―Nggak boleh.‖
Najwa : ―Semuanya harus ikut, harus hafal nama, harus hafal wajah, harus hafal kombinasi.‖
Shafa : ―Iya.‖
Najwa : ― Harus jadi super dan Insyaalloh menang.‖
Fahri : ―Insyaalloh.‖
Shafa : ―Insyaalloh Amin.‖
Najwa : ―Kita kasih tepuk tangan untuk Shafa dan Fahri.‖
(5) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (5)
Pemirsa selain memiliki kemampuan menghafal dan ingatan kuat, bocah ini mahir melantunkan
ayat suci Al-Qur‘an. Ia menjadi jawara Hafidz se Asia-Pasifik. (Najwa Sihab)
***
Lalu Muhammad Khairulrazab Al Hafizi, dia biasa disapa dewngan Hafizi, pelajar kelas satu
SMP di Pondok Pesantren Baitul Qurra‘wal Huffazh Lombok ini didapok menjadi juara satu Hafidz Al-
Qur‘an se Asia-Pasifik yang digelar di Jakarta pada April 2016. Dia berhasil menyingkirkan 150 peserta
dari 25 negara lainnya di ajang yang digelar oleh Pemerintah ARAB Saudi. Dalam kompetisi ini Hafizi
lolos menjadi pemenang menghafal Qur‘an kategori 10 juz. Hafizi mengakui sebetulnya dia bisa
menghafal 20 juz atau lebih dari yang dilombakan. Orang tuanya punya cara untuk metode menghafal,
Hafizi diperbolehkan menghafal sambil bermain.
***
Najwa : ―Sudah hadir di Studio Mata Najwa, Lalu Muhammad Khairulrazab Al Hafizi dan
ayahanda, Lalu Muhibban. Selamat malam , Assallamuallaikum Hafizi, Assallamuallaikum pak pak
Muhaban Muhibban. Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa pak Muhibban dan juga Al Hafizi. Sudah
sewjak kapan belajar menghafal Al-Qur‘an?‖
Hafizi : ―Mul mulai belajar menghafal Al-Qur‘an dimulai dari kelas tiga.‖
Najwa : ―Sehari bisa be latihannya berapa banyak berapa lama?‖
Hafizi : ―Aaa..yang dihafal.‖
Najwa : ―Yang dihafal.‖
Hafizi : ―Kalo‘ awal-awal kan baca dari seayat, dua ayat, tiga ayat. Alhamdulillah sekarang bisa 2
lembar.‖
Najwa : ― Dua lembar dalam satu hari bisa hafal 2 lembar, jadi sudah-sudah juara apa saja? Yang
terakhir kan juara Asia-Pasifik. Sebelumnya ada juara menag juga‘?‖
Hafizi : ―Pertama kan kita mulai dari tingkat kabupaten pada 2015, karena lolos juara satu lalu
melanjutkan di tingkat Provinsi pada September kemarin, kemudian karena juara satu ada panggilan
untuk mengikuti Musamah Khokhifil Qur‘an tingkat nasional antar pondok pesantren yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau pondok pesantren yang ada di Qatar yang diselenggarakan di
Darunajjah. Alhamdulillah saya mendapat juara satu, kemudian hadiahnya Umroh.‖
Najwa : ―Hadiahnya Umroh?‖
Hafizi : ―Iya.‖
Najwa : ―Jadi sudah berangkat Umroh kemarin?‖
Hafizi : ―Alhamdulillah.‖
Najwa : ―Alhamdulillahh.‖
73
Hafizi : ―Setelah itu. Setelah itu datang lagi panggilan dari Pemerintah Arab Saudi atasi untuk mengikuti
Musamah Khokhifil Qur‘an di tingkat nasional antar LPTIKI dan pondok pesantren se-Indonesia pada
Maret kemarin. Alhamdulillah dapat juara satu.‖
Najwa : ―Juara satu juga.‖
Hafizi : ―Iya, karena dapet..‖
Najwa : ―Aha.‖
Hafizi : ―Yang yang diikutkan ke tingkat Internasional atau se Asia-Pasifik itu juara 1,2,3 dan itu sudah
diselenggarakan pada April kemarin.‖
Najwa : ―April kemarin, itu kemudian yang juara satu juga‘.‖
Hafizi : ―Alhamdulillah.‖
Najwa : ―Lawannya negara-negara di maan saja dan itu kalau Asia-Pasifik ?‖
Hafizi : ―Ya yang paling jauh mungkin Rusia,ada yang Basnia juga‘, Jepang, Korea, Cina, Myanmar,
Brunei, Malasyia.‖
Najwa : ―Rata-rata umurnya berapa tu yang lawan-lawan Hafizi ?
Hafizi : ― Ada yang udah nikah sih.‖
Najwa : ―Ada yang udah nikah ...o jadi ini tidak ada kategori umur. Bebas aja begitu ya?‖
Hafizi : ―Ya, ada ada sih maksimal tapi kayaknya.‖
Najwa : ―Maksimal, kalau dah nikah berarti ya minimal udah di atas dua pu...tujuh belaslah sih ya.‖
Hafizi : ―Iya udah.‖
Najwa : ―Pak aa Muhibban, aaa memotivasi agar Hafizi mau menjadi Hafizi menjadi Hafidz, menghafal
ayat-ayat suci, lewat cara apa?‖
Muhibban : ―Cara pertama yang pertama sekali saya perkenalkan ke anak ini, saya mencoba‘ bukan satu
ayat, misalnya alif lam mim misalnya kalo‘ itu bisa dihafal saya kasih hadiah, aa pada waktu masih kecil
dia masih SD kelas 3 itu hadihnya cadel bibirnya ngucapin apa masih kaku gitu nggak bisa dia bilang bak
sud, bak tud dia bilang. Jadi hadiahnya bak tud. Nah kemudian di dalam dia mengulang hafalan, dia
mengulang hafalan tidak mesti harus bersilah. Saya mencoba lewat maen-maen. Artinya saya harus ikut
menjadi anak gitu.‖
Najwa : ―Oke.‖
Muhibban : ―Saya maen bola, habis maen bola istirahat di lapangan, bisa nggal nak dilanjutkan ini.‖
Najwa : ―Jadi yang tadi sudah pernah Umroh hadiahnya, kemudian ada hadiah-hadiah yang lain juga‘,
itu juga‘ menjadi semangat Hafizi untuk menghafal Al- Qur‘an atau ada yang lain motivasinya?‖
Hafizi : ― Motivasi sih melihat dari sekarang banyak kan hafidz-hafidz cilik, ya saya termotifikasi
dengan itu. Orang lain aja bisa masak saya nggak.‖
Najwa : ―Masak nggak bisa anak dari Lombok , Nusa Tenggara Barat.‖
(6) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (6)
Najwa : ―Jadi biasanya kalo kemudia dalam kompetisi hafidz itu, itu biasanya dibacakan penggalan ayat
kemudian nanti dilanjutkan, seperti itu ya pak?‖
Muhibban : ―Iya.‖
Hafizi : ―Iya.‖
Najwa : ―Biasanya seperti itu ya.‖
Muhibban : ―Iya.‖
Najwa : ―Dan itu juga latihan yang dilakukan ?‖
Muhibban : ―Setiap hari tu malah, sebab kalau hanya sekedar dibaca-dibaca kemudian tidak diuji masih
belum dikatakan dia hafidz. Itu sebabnya anak kita ini, dai mengharapkan mudah-mudahan karena dia
selalu melihat di Metro TV Mata Najwa itu, kapan saya bisa dites sama mbak Najwa. Dia bilang gitu.‖
Najwa : ―Waduh luar biasa. Jadi Hafizi, saya akan membacakan penggalan ayat seperti halnya biasanya
kalau di kompetisi-kompetisi. Hanya saya akan bacakan penggalan ayat sedikit saja dan nanti kemudian
Hafizi yang melanjutkan, seperti itu ya.‖
74
Najwa : ― Audzubillah himinas syaiton nirohim. Bismillahhirohman nirokhim. Yaa aiyuhaal ladziina
aamanuut taquullaha wadzaruu ma baqiya minarribaa in kuntum mu’miniin.”
Hafizi : ―Audzubillah himinas syaiton nirohim. Bismillahhirohman nirokhim. Yaa aiyuhaal ladziina
aamanuut taquullaha wadzaruu ma baqiya minarribaa in kuntum mu’miniin .Fa’in lam taf’aluu
fa’dzanuu biharbin minallahi warasuulihi wa’in tubtum falakum ruusu amwaalikum laa tazhlimuuna
walaa'tuzhlamuun, Wa’in kaana dzuu ‘usratin fanazhiratun ila maisaratin wa an tashaddaquu khairun
lakum in kuntum ta’lamuun. Waattaquu yauman turja’uuna fiihi ilallahi tsumma tuwaffa kullu nafsin maa
kasabat wahum laa yuzhlamuun.”
Najwa : ―MasyaAllah MasyaAllah kita kasih tepuk tangan luar biasa indah luar biasa indah. Merinding
merinding saya mendengarkan suara Hafizi dan tadi betul-betul secara rendem disampaikan dan Hafizi
bisa langsung menyambung dengan sempurna bacaannya, tajwidnya dengan sempurna. Kalau ada yang
menyangka kongkalikong Najwa dengan Hafizi, tidak ada kongkalikong, berdosa kongkalikong dengan
Hafidz. Siapa yang mau menguji ? Silahkan ada yang mau . Ya, sudah membawa Al Qur‘an. Silahkan.‖
Pemirsa : ―Audzubillah himinas syaiton nirohim. Bismillahhirohman nirokhim. Alam tara ilaal ladziina
kharajuu min diyaarihim..”
Hafizi : ―Alam tara ilaal ladziina kharajuu min diyaarihim wahum uluufun hadzaral mauti faqaala
lahumullahu muutuu tsumma ahyaahum innallaha ladzu fadhlin alannasi walakinna aktsarannassi laa
yasykuruun. Waqatiluu fii sabiilillahi waa’lamuun annallaha samii’un alimun. Man dzal ladzi
yuqridhullaha qardhan hasanan fayudhaa ifahu lahu adh’afan katsiratan wallahu yaqbidhu wayabsuthu
wailaihi turja’un.”
Najwa : ―MasyaAllah. Apakah benar. Benar, tepat semua tepat semua. Alhamdulillah Alhamdulillah
MasyaAllah luar biasa luar biasa. Cita-cita mau jadi apa Hafizi?‖
Hafizi : ―Insyaallah. Imam Masjidil Haram.‖
Najwa : ―Itu cita-cita. Saya ingin tau juara Hafidz Al Qur‘an. Pelajaran di sekolah bagus juga nggak ?.‖
Hafizi : ―Alhamdulillah.‖
Najwa : ―Alhamdulillah bagus, berprestasi juga‘?‖
Hafizi : ―Iya.‖
Najwa : ―Juara?‖
Hafizi : ―Juara kelas.‖
Muhibban : ―Juara Olimpiade Matematika.‖
Najwa : ―Juara Olimpiade.‖
Najwa : ―Wuisshh keren. Juara kelas, juara olimpiade matematika, dan hafidz Al Qur‘an, penghafal Al
Qur‘an se Asia-Pasifik.‖
(7) Transkip Video Mata Najwa – Generasi Pemenang (7)
Bocah ini mempunyai hobi merakit robot, usianya belum genap tujuh tahun kala meraih juara di
ajang Kompetisi Robotik Internasional, ia terbiasa dengan kompetisi lokal sampai dunia. (Najwa Sihab)
***
Salman Trisnadi Wajrasena, bocah tujuh tahun yang baru naik kelas 2 SD di Depok, Jawa Barat
ini meraih penghargaan lomba Robotik Internasional di Korea Selatan pada 2015 lalu. Di ajang in, Slman
ikut dua kategorii dan unggul dalam kategori kreatif desain, ia langsung menjadi pemenang dalam lomba
yang baru pertama kali diikutinya, dan melibatkan anak-anak dari 25 negara. Sebelumnya, Salman sering
juga memenangi lomba di tingkat lokal di kota Depok. Dalam waktu dekat orang tua Salman bakal
mengikutsertakan di ajang Robotik di Amerika Serikat.
***
Najwa : ―Telah hadir di meja Mata Najwa, ada Salman Trisnadi dan ayahanda. Terima kasih, terima
kasih sudah hadir di Mata Najwa. Tadi Salman lihat ada gambar ada ada muka Salman ya di layar besar
ya, itu waktu Salman di Korea ya ?‖
75
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Waktu..seru nggak waktu di Korea.‖
Salman : ―Seru.‖
Najwa : ―Seru. Apalagi menang juara 1 ya.‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Itu pialanya ?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Seneng nggak waktu menang ?‖
Salman : ―Seneng.‖
Najwa : ―Seneng. Itu pertama kali ikut lomba kan Salman.‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Iya. Pertama kali ikut , eh langsung juara satu‘. Kok hebat banget.‖
Salman : ―Hmm hebat.‖
Najwa : ―Hebat ya.‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Kenapa sih suka merakit robot. Karena apa ?‖
Salman : ―Karena .‖
Najwa : ―Seru aja ?‖
Salman : ―Seru, iya.‖
Najwa : ―Serru, biasanya rakit robotnya robot apa ja yang dirakit?‖
Salman : ―Gajah, Jerapah.‖
Najwa : ―Ada robot gajah ? Bisa bikin robot gajah ?
Salman : ―Bisa.‖
Najwa : ―Wuihh keren, etrus robot apa lagi ?‖
Salman : ―Jerapah.‖
Najwa : ―Robot jerapah. Jerapahnya bisa jalan?‖
Salman : ―Jalan sendiri.‖
Najwa : ―Bisa jalan sendiri, selain robot binatang. Salman bisanya bikin robot apa lagi?
Salman : ―Hmm...buaya.‖
Najwa : ―Robot buaya ? Robot buaya kayak gimana?‖
Salman : ―Sama kodok kodok. Juga bisa.‖
Najwa : ―Robot kodok juga.‖
Najwa : ―Jadi mo bentuknya kayak kodok gitu ?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Bisa lompat-lompat.‖
Salman : ―Bisa.‖
Najwa : ―Bisa?‖
Salman : ―Bisa.‖
Najwa : ―Bisa kog gini, bisa gini. Bisa ya ? lompat-lompat. Kalau robot, itu kalau apa, kalau ini robot
apa ni, Salman?‖
Salman : ―Ini.‖
Najwa : ―Hooh.‖
Salman : ―Tank.‖
Najwa : ―Tank.‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Ooo jadi selain binatang ada robot model-model kendaraan juga, robot pesawat juga?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Semuanya Salman yang bikin?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Semuanya Salman yang bikin.‖
Salman : ―Iya, semua.‖
76
Najwa : ―Semuanya. Hebat banget Salman. Itu tepuk tepuk tepuk tangan buat Salman lo. Karna kagum.
Salman jadi umurnya sekarang tuhuh tahun persis?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Kapan ulang tahunnya?‖
Salman : ―Tahunnya..‖
Najwa : ―Ulang tahunnya kapan ? Kapan papa ulang tahunnya?‖
Pak Hadi : ―Jadi Salman ulang tahun pas hari, kebetulan saya dinas di polisi mbak. Salman lahir pas aa
ulang tahun Brimob.‖
Najwa : ―Ulang tahun Brimob.‖
Pak Hadi : ―Maka namanya ada Wajrasena, itu kompi Brimob itu.‖
Najwa : ―Kompi Brimob, jadi terinspirasi karena ayahnya polisi dan pas ulang tahun Brimob. Jadi
tanggal berapa itu, pak ?
Pak Hadi : ―14 November.‖
Najwa : ―14 November.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Jadi 14 November ini baru tujuh tahun?‖
Pak Hadi : ― Tujuh tahun.‖
Najwa : ―Tujuh tahun kelas dua.‖
Pak Hadi : ―Eee delapan tahun.‖
Najwa : ―Delapan tahun. Sekarang tujuh tahun nanti akan delapan tahun . Kelas 2 SD sekarang. Kelas 2
SD.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Kasih tepuk tangan dong untuk Salman, jadi pertama kali Salman tertarik merakit robot itu
kapan pak Hadi?‖
Pak Hadi : ―Waktu, jadi saya ceritakan di sini, Salman ini sangat hiperaktif mungkin bisa dilihat tadi dia
gelisah. Saya mulai mengenalkan robot saat dia TK,kebetulan kami mengelola sekolah robotik namanya
Robogen di Depok. Jadi anak kami tertarik, jadi bisa diem.‖
Najwa : ―Jadi bisa diem karena diajarkan merakit robot.‖
Pak Hadi : ―Iya, biasanya aaa duduk lima menit udah hebat itu. Kalo dulu.‖
Najwa : ―Ini berarti hebat banget bisa bisa duduk diam dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Bisa satu jam dua jam anteng merakit.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Betul betul dari dari dari.‖
Pak Hadi : ―Nol.‖
Najwa : ―Dari nol, ini juga Salman yang rakit ni, iya. Boleh dong ditunjukin dong kayak gimana sih.
Hmm oke. Salman yang masukin mesin-mesinnya, semuanya Salman?‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Bisa nyala-nyala. Bisa jalan nggak, Man ?.Bisa, wuihh. Kalo besar mau jadi apa Salman, mau
jadi pembuat robot juga‘, mau jadi apa ?‖
Salman : ―Polisi.‖
Najwa : ―Mau jadi polisi, seperti ayahnya ?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Mau jadi polisi yang jago bikin robot. Gimana, bikin robocop. Setuju, mau ya?‖
Salman : ―Iya.‖
Najwa : ―Mau dong, Salman mau jadi polisi. Setelah ini ada rencana kejuaraan dunia lagi?‖
Pak Hadi : ―Rencana kami awal taun nanti‘ ke Amerika di Texas untuk kejuaraan di RC juga‘.‖
Najwa : ―Dan semua ini, itu maaf saya bertanya dana pribadi atau disponsori ?‖
Pak Hadi : ―Selama ini pribadi , mbak.‖
Najwa : ―Pribadi.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
77
Najwa : ―Dan rata-rata saya rasa tadi juga‘ rata-rata orang tua yang anak-anak juara lomba dunia ini,
rata-rata memang sendiri dana pribadi dan tidak ada sponsor ya ibuk. Shafa juga seperti itu, temen-temen
Choir juga seperti itu. Rata-rata seperti itu dan apa yang diharapkan sekarang ? Anda mewakili orang tua
yang lain.‖
Pak Hadi : ―Kami berharap, terutama pemerintah untuk mendukung kegiatan kami seperti aaa di
Internasional, seperti tadi paduan suara, lomba-lomba yang lain yang..‖
Najwa : ―Lomba hafidz, lomba daya ingat, dan sebagainya.‖
Pak Hadi : ―Selama ini kami mencari dana sendiri, bahkan apa sampai berantem sama isteri gitu.‖
Najwa : ―Oh ya, waduh berat tu pak kalau berantem istri.‖
Pak Hadi : ―Lebih untuk biar ada anak kita berprestasi di..‖
Najwa : ―Bagaimana caranya mengatur bajet begitu ya.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Iya, karena bapak ingin Salman terus bida berprestasi tapi repot juga kalau kalau uang istri
dikurangi terus ya pak.‖
Pak Hadi : ―Bisa.‖
Najwa : ―Karenanya perlu perhatian dari semua.‖
Pak Hadi : ―Iya.‖
Najwa : ―Mudah-mudahan semua yang menyaksikan Mata Najwa ini tergerak untuk bagaimana caranya
kita melahirkan lebih banyak lagi juara-juara dunia.‖
Pak Hadi : ―Amin.‖
Najwa : ―Di bidang robotik seperti Salman dan juga di bidang bidang yang lain.‖
*****
Anak-anak ialah pesan hidup yang kita kitim pada masa depan, merekalah wajah yang sebenarnya dari
pengharapan. Anak-anak tak mengenal tapal batas sebab imajinasi mereka terbang begitu bebas. Sekali
seorang anak menyukai sesuatu imajinasinya akn terus memburu. Berlatih nyaris setiap hari menepikan
segala bosan dan rasa sepi. Menguji terus menerus diri sendiri dengan segenap keteguhan hati demi
menggapai segala macam mimpi. Kita percaya anak-anak bangsa berlian-berlian terpendam dengan masa
depan luar biasa. Negara mesti sungguh-sungguh menyiapkan berbagai kebutuhan agar anak-anak
Indonesia bisa tumbuh dengan segala keistemawaan. Pendidikan yang mengakomodasi bakat dan
ketrampilan bukan pendidikan yang hanya bisa memberi beban. Percayalah kalau Indonesia masih punya
masa depan. Anak-anak kitalah yang akan meneruskan semua pencapaian. Maju dan berkembanglah
semua anak bangsa Indonesia, jadilah manusia yang membuatkita semua menjadi bangga. (Najwa Sihab)
78
Judul Acara : Ini Talk Show
Sumber Media : Net TV
Waktu Tayang : 02 Februari 2016 / 20.00 WIB
Durasi : 01 : 13 : 58
Pengumpul Data : Ni Luh Putu Rumpiani
Transkip video 1
Pembuka : disiarkan langsung dari son snap c net Jakarta, kita sambut hostand dan host yang masih
maggang Andre Taulani dan Sule.
Andre : wow wow luar biasa
Sule : luar biasa pada malam hari ini sangat spektakuler
Andre : iya
Sule : suaranya sangat gemuruh sekali
Andre : iya
Yujeng : menggelega
Sule : menggelega, padahal biasanya lebih dari ini
Andre : iya
Sule : luar biasa luar biasa ya
Andre : ya ya
Sule : kalau begitu supaya semakin semangat tepuk tangan untuk kalian semua yang sudah
hadir di Initalkshow
Andre : ya ini malam hari ini studio dibikin biru
Sule : ow biru
Andre : karena kita lihat semuanya biru dirujuk, ini mukanya yujeng juga biru kelihatanya, luar
biasa sekali ya
Yujeng : yah kalo ini di gaplak sama pak RW tadi
Andre : ow dikasi blawo
Sule : pantesan keliatan biru-biru dongo, eh biru dongker maksudnya. Ini deh dari mana ini
Yujeng?
Yujeng : tp maaf nih sebelum perkenalan nih, kang sule dandanannya wah spekta skuler sekali
Andre : ini jas tanpa kerah
Yujeng : gak bukan maksud jas tanpa kerahnya atasannya bagus, liat sepatu
Sule : akibatnya buru-buru seperti ini jadinya ketuker
Andre : gimana sih elu le, masa sih elu ga bisa bedain warna merah sama warna item
Yujeng : warna putih
Andre : liat dong
Sule :gak jeng, ini masalahnya tadi gue di ruang make up, gue sepatu putih semuanya lo, pas
gitu dipanggil kan gue buru-buru, dia buru-buru, gue buru-buru lari
Andre : ya kok tiba-tiba bisa pindah ya?
Yujeng : nah itu
Andre : ini aneh ini
Sule : aneh ini
Yujeng : gimana gantinya gue gak ngerti
Sule : e jeng kita buka dulu aja ya, terus terang gue malu hari ini
Yujeng : ya malu
Sule : e buat permisa, muka gue udah malu gak?
Andre : coba kurang malu kurang malu
Sule : e buat permisa
Andre : lebih malu lagi, nah gitu
79
Sule : maaf ya sepatu aku ketuker
Sule & Andre : pokoknya jangan kemana-mana masih di Initalkshow
Sule : memang kalau kita bicara masalah buru-buru makanya kita harus disiplin secara dini
Andre : betul
Sule : apa-apa harus di prepare dulu ya kan jangan sampe terburu-buru, masih mending ini
ketuker sepatu. Pernah no tetangga gue mau berangkat ke kantor, dia ama neneknya ketuker bajunya,
anaknya pakek baju kebaya emaknya pakek baju anaknya. Makanya janganlah
Yujeng : jangan
Sule : iya, Yujeng di sini yang biru-biru ini dari mana
Yujeng : ini secara penuh biji dan energi, ini adalah salah satu teman saya dari Universitas Negri.
Okey mungkin saya salah, ya saya udah kelihatan salah ya
Sule : emang salah elu lahir aja udah kelihatan salah
Yujeng : Politeknik Negri Malang
Sule : Negri Malang, ada dari mana lagi?
Yujeng : ini ada temen saya
Sule : iya siapa Yujeng?
Yujeng : pakek kacamata tapi bukan Afgan
Sule : oh kelihatan jauh soalnya sama Afgan
Dawin : hallo kang
Sule : iya hallo
Dawin : saya Dawin kang
Sule : iya
Dawin : datang dari Bogor
Sule : dari Bogor, kelihatannya mukanya kusut buru-buru juga ya?
Dawin : saya biasa kang naik motor kalo buru-buru tu begitu kang
Sule : punya pengalaman?
Dawin : iya, naik motor ya naik motor, paling serem kalo ada ibu-ibu naik motor begitu, kalo
pelan-pelan tapi tengah-tengah, gak ke kanan gak ke kiri di tengah-tengah, kadang-kadang saya di kanan
belok kiri, saya di kiri belok kanan, ibu-ibu kan gitu
Andre : panik kita jadinya di belakang
Dawin : ya jadi panic, susah nyalipnya tu lagi, baru salip ke kanan takutnya tiba-tiba ke kanan,
salip ke kiri tiba-tiba ke kiri, kita lurus takutnya dia terbang kan susah
Yujeng : bahaya
Sule : bener-bener, jadi jangan sampe terburu-buru ya. Takut tu, bahaya lo ibu-ibu sampek
terbang begitu yak an
Dawin : ibu-ibu begitu the apa aja bener kayak anak jendral, kita nabrak dia marah, dia nabrak
dia juga yang marah
Sule : iya bener-bener, tapi Dawin tapi ini bahaya ya juga kalo ibu-ibu terbang brati supermen
jadi apa ya?
Dawin : ya supermen kayaknya jadi ibu-ibu
Sule : kebayangkan ibu-ibu terbang gitu ke atas, supermen belanja ke pasar. Jadi ibu-ibu aduh
Andre : kebalik
Dawin : oh brati ibu-ibu naik motor sempaknya di luar kang
Sule : okey terimakasih Dawin emang buru-buru itu janganlah
Andre : okey, saya ingin memberikan info buat pemirsa-pemirsa di rumah untuk memberikan
tantangan melalui youtube
Sule : oh ya betul
Andre : silahkan boleh memberikan tantangan kepada sule atau misalnya kepada host atau
kepada sule juga boleh
Sule : perasaan gue terus ya
Andre : ya, caranya gampang kirim video dengan hastag Sule chalens initalkshownet
80
Sule : okey contohin dong contohin
Andre : tantangan harus dilakuin karena yang masukinnya salah presepsi. Jadi cuman bilang
Sule begini dong, padahal gak dilakuin sama dia
Sule : iya bener
Yujeng : dilakuin
Sule : saya juga, kang sule bisa gak jilat hidung sendiri, elu aja sendiri
Andre : iya
Sule : jilat hidung sendiri bagaimana
Andre : iya
Sule : saya ngeliat kuping sendiri aja susah
Andre : iya susah. Klau mau member tantangan dia sendiri juga harus melakukan dulu tantangan
seperti apa
Sule : okey
Andre : contoh
Sule : contoh elu ngasi tantangan ke gue
Andre : le gue akan tantang elu nih
Sule : okey boleh dah
Andre : ini apa?
Sule : itu sapu tangan
Andre : yang bilang metromini siapa? Contohnya begini ya, ni le bisa gak kayak begini ni
Sule : eee
Andre : ssseest sssuts begitu
Sule : nanti gue harus begini ya tantangannya
Yujeng : coba coba bisa gak
Sule : Ndre lu bisa begini gak?
Andre : kagak, nah begitu
Sule : perasaan tantangannya gampang banget ya, gak ada yang susah
Andre : contoh
Sule : oh contoh, jadi seperti itu ya contohnya , dilakuin dulu dikirimkan videonya nanti saya
akan
Andre : menirukan tantanganya
Sule : menirukan tantanganya
Andre : bisa apa gak
Sule : bisa apa gak, dan nanti saya akan ngasi tantangan balik
Yujeng : betul
Sule : bagus-bagus
Yujeng : itu mah baru semula, ini ada temen saya pak Sule bisa apa gak?
Sule : boleh-boleh
Yujeng : yang nitip, ni sok
Andre : ini siapa?
Penonton : saya yang nonton pak
Andre : oh yang nonton
Sule : oh ini yang penggemar Nunung
Penonton : iya
Andre : ya ya
Sule : ini adalah penggemar Nunung itu adalah ibu-ibu, brati ini yang ketemu Dawin
Sule, Yujeng, .
Andre .wow wow wow
Sule : kamu mau ngasi tantangan?
Yujeng : ayo tantangan apa mas?
Penonton : ini saya bawa alat musik pak, ini suling pak
81
Sule : asli dari mana?
Penonton : saya dari bandung
Sule : wah luar biasa, silahkan
Penonton : saya mau nantang kang sule untuk main suling sedikit
Andre & sule : okey
Andre : ini ditiup ya?
Penonton : enggak pak disepak, gak pak ditiup, pak Andre tau ini apa?
Andre : suling
Penonton : iya kata siapa tiang listrik
Andre : bales
Penonton : ini pak sedikit aja, segitu bisa gak kang sule
Andre : bisa gak
Sule : sini
Penonton : ya bagus
Yujeng : kenapa pak?
Sule : susah
Andre : baek-baek soalnya ada virusnya
Penonton : ya
Sule : aduh susah kayaknya
Andre : coba dulu coba lagi ya
Sule : coba lagi ya
Penonton : pasti
Sule : aduh susah lagi, sekarang gue nantang elu
Andre : ya tantang balik
Sule : ya ayo bisa elu gak
Yujeng : ayo ayo bisa
Andre : coba
Sule : ayo cek dulu, coba tiup dulu
Andre : takluk
Penonton : asin
Sule : okey, jadi contohnya seperti itu ya, dan kali ini adalah kuis buat pemirsa yang siap-siap
mendapatkan hadiah dari initalkshow, kuis ini kuis, okey mala mini adalah kamu boleh member
pertanyaan untuk bintang tamu malam hari ini atau untuk saya dan juga Andre tentang rahasia tidak tahu
rahasianya okey. Mention pertanyaan kalian ke @ini_talkshow dengan hastag rahasia initalkshownet.
Okey contoh kompak wendram dulu jangan tawa mul, okey contoh kang sule apa sih rahasianya biar
lucu? Rahasia lucu itu adalah ada penontonnya percuma kita ngelucu gak ada penonton
Yujeng : ya bener
Sule : contoh ya, ibaratnya kalo kita show tidak ada yang tertawa tidak akan lucu, jadi yang
membesarkan kita adalah penonton semuanya okey. Pemenang yang terpilih akan mendapatkan hadiah
masing-masing dua ratus lima puluh juta dipotong pajak, itu kompak bawa apa itu?
Mang Saswi : bawa map bawa map cari pekerjaan
Sule : wah hebat
Mang Saswi : Sule saya kebetulan ada interview
Sule : bawa apa itu?
Mang Saswi : bawa map bawa map cari pekerjaan
Sule : okey
Mang Saswi : saya ada interview le cari pekerjaan
Andre : bawa apa le?
Sule : bawa map, biar beda gimana
Mang Saswi : iya interview buat lamaran jam setengah 7 jadi bisalah sekarang
Sule : maksudnya mamang telat jam berapa sekarang?
82
Mang Saswi : jam setengah 7
Sule : jam setengah 7 apa, udah jam 8 malam masak interview malam-malam gini
Andre : kayak judul flim
Sule : kayak flim
Mang Saswi : jam saya
Sule : ini jam berapa?
Mang Saswi : jam setengah 7
Sule : jarumnya juga jarum suntik gimana
Andre : gak bisa
Mang Saswi : aduh telat saya le, saya harus buru-buru, aduh kacau duh maaf ya le doakan saya makasi
le
Sule : iya
Mang Saswi : kamu gak kasi tau
Sule : gue yang dimarahin
Mang Saswi : aduh-aduh
Sule : apaan
Mang Saswi : kenapa
Ranti : maaf ya
Mang Saswi : saya nabrak bidadari le
Sule : nabrak bidadari pasti sengaja tau lah
Mang Saswi : enggak ini saya udah telat le
Sule : makanya jangan telat
Mang Saswi : iya
Ranti : maaf ya
Sule : maaf ya
Mang Saswi : nomor telpon berapa?
Sule : nomor telpon, ayo silahkan. Penonton-penonton
Penonton : Sule-Sule
Sule : penonton-penonton
Penonton : Sule-Sule
Sule : masih di initalkshow, gimana tadi pas tabrakan udah gak pusing lagi?
Ranti : udah gak papa
Sule : malah saya yang pusing
Andre : kenapa kamu kok pusing tiba-tiba?
Sule : liat celana robek, maklum orang kampong dia model
Andre : itu model
Sule : elu aja deh yang ngomong
Andre : kenapa?
Sule : gue mah orangnya gak kuatan
Andre : makanya dong
Sule : sudah gak sabaran jadi kacau gue
Andre : tanya hallo dong hallo
Sule : hallo gitu doang
Andre : iya apalagi
Ranti : baik, kakak Sule baik?
Sule : kakak, iya makasih berasa tua ya, gimana sendiri ke sini?
Ranti : sama mama
Sule : oh sama mamanya, salam buat mamanya ya. Maaf yang ditanya sedikit agak sensitif ,
cemewe masih sama dia?
Ranti : cemewe apa ya?
Sule : itu sama Arjoni
83
Ranti : Arjoni siapa cobak?
Sule : bukannya pacar kamu?
Ranti : coba dibaca lagi namanya
Andre : coba di eja
Ranti : coba di eja
Sule : Amarjoni
Ranti : kok Amarjoni
Sule : salahnya di mana pakek z? saya mah gak bisa ngomong z
yujeng & andre: itu bisa
sule : kalo satu bisa, kalo bareng-bareng engga. Gimana masih ama bebebnya? Lah gitu
ngapain liat sono terus, matiin liat sono terus. Percayakan sama saya aja jangan percaya sama penonton
biarkan dia mah cuma penonton
Ranti : ee ya begitulah
Sule : begitulah masih ya, e katanya kamu ni sama bebebnya termasuk yang romantis
Ranti : kata siapa?
Sule : katanya katanya sih, katanya sering banget ngasi rayuan –rayuan bener gak? Ni kayak
dia nih dia juga jago banget ngerayu dulu 6 tahun
Andre : udah insaf
Sule : udah insaf ya
Andre : romantisan mana sama bapaknya sule?
Sule : bapak gue mana pernah romantic, bapak gue sama emak gue diem, gak ada romantisnya
Andre : tapi ngeliat foto-fotonya kelihatanya romantis banget
Sule : emang elu ada fotonya
Andre : ada
Sule : mana kita lihat. Wah digigit
Andre : kalo foto itu begitu
Sule : okey luar biasa. Nah ini di antara kamu sama dia paling romantis siapa kamu apa dia ?
Ranti : kelihatannya gimana?
Sule : lah saya baru kali ini liat
Ranti : ya kalo gitu berdasarkan foto yang kak sule lihat
Sule : kelihatannya sih agak cowoknya ya
Ranti : maybe
Sule : maybe itu mungkin, kalo beby itu orok gitu
Andre : dari sekian banyak cewek katanya yang berhasil menaklukan hati Amarzoni itu Cuma
kamu
Sule : menurut kamu gimana emang bener itu omonganya?
Andre : yang menaklukan sebenernya kamu apa Amarzoni
Sule : kalo kamu menilainya bagaimana?
Ranti : menaklukan hati itu apa ya gak ngeri?
Sule : oh gatau, tapi udah pacaran aja. Jadi menkalukan tu begitu nih perempuan cowok
misalkan
Yujeng : mana perempuanya?
Sule : ini perempuan ini laki-lakinah itu takluk. Gitu maksudnya gimana Amarzoni
Andre : le ini sih bukan Amarzoni
Sule : siapa?
Andre : Amarzombi
Sule : zombie zombo bingung dong
Bolot : udah lama dik?
Ranti : udah barusan
Bolot : baru sampek?
Ranti : iya
84
Sule : nyambung ya, tumben
Bolot : ini kalo ini pak RT di sini
Ranti : ya pak RT
Bolot : pak RT sini jadi Sule itu wilayah pak RT
Ranti : bunganya bagus banget pak RT
Bolot : eh sule apa kabar lu le
Sule : baik
Ranti : kok aku gak ditanyak sih?
Bolot : le apa kabar lu le?
Sule : baik
Bolot : nyautin napa
Sule : baik
Ranti : pak RT tadi aku nanyak lo bunganya itu bagus boleh dibeli gak?
Bolot : dia nanyak bunganya bagus
Sule : lah kan saya denger
Bolot : dia nanyak pak RT bunganya bagus
Sule : lah kan saya denger
Bolot : kata dia
Sule : saya kan denger, saya gak budek
Bolot : dia yang nanyak
Sule : iya denger
Bolot : gue nyautin gue
Sule : saya kenyot lagi nih kuping
Bolot : jangan terharu
Ranti : boleh buat aku gak?
Sule : sini yang nanyak
Andre : jangankan gue
Bolot : ini bunga rose
Sule : mami
Ranti : buat aku
Bolot : engga sih buat dianya
Ranti : makasih pak RT wangi banget
Sule : mami bawa air mi
Mami : air
Sule : air panas siram kupingnya tuh, yah si mami ngambek. Tu kan pak RT ngambek dia ya
ngambek pastinya deket-deket cewek, kan dia udah punya pacar
Bolot : kelihatanya ngambek le
Sule : lah iya ngambek emang ngambek
Bolot : jengkel dia marah tu
Sule : iya marah pak RT deket-deket sama cewe
Bolot : pastinya ngambek
Sule : lah dia marah
Bolot : lu bilangin. Makasih sudah bilangin
Sule : ketawa
Bolot : dia mau nyium bunganya bagus, cakep, wangi lagi
Sule : iya
Bolot : lo denger apa yang gue omong?
Sule : nih gue mau nanyak sama elu, sebenernya yang bodo dia apa gue sih? Kok jadi gue
yang salah takut salah kecoak semua itu
Bolot : ini bunga belum berapa ntar gue bawain lagi yang lebih lebih dari ini
Sule : ya udah
85
Bolot : bentar
Sule : ya udah buktiin
Bolot : gue bawain sama gue cariin ya
Sule : buktiin
Andre : le
Bolot : le gak galak?
Sule : tau nih baru mau nanyak
Andre : lo ulang tahun le
Sule : engga kenapa emangnya?
Andre : kok datang begini
Sule : kamu kira badut ulang tahun?
Andre : hallo
Nunung : hallo suara saye hallo
Sule : buk elpi
Andre : oh buk elpi
Yujeng : rambutnya kribo gitu buk elpi?
Sule : siape?
Nunung : saya salah satu orang yang terobsesi untuk menjadi artis luar negri
Sule : Ahmad Albar
Nunung : bukan moso panggeling nama saya
Sule : panggeling
Andre : pangling
Nunung : saya ini yang terobsesi ingin menjadi artis luar negri si jeni love
Sule : jenglot ada jenglot luar negri?
Nunung : itu lo penyanyi plus artis
Andre : jelo
Yujeng : Jenifer Lovest
Sule : jenglot gak ada yang kribo, jenglot panjang makananya juga darah
Nunung : masak pangling nama saya sih?
Sule : oh ini mami Nunung
Nunung : iya
Sule : masa ampun
Yujeng : beda banget ya
Sule : iya beda banget lo
Nunung : kelihatan kecil ya, kenapa mas Abri ngeliatnya kok kabur begitu?
Andre : engga aku kayak gak tau jadi pangling kayak ngefans gitu ama kamu
Nunung : sini dong, gimana?
Andre : habis megang apa?
Sule : Rianti tau jelo?
Ranti : Jenifer Lovest
Sule : tau?
Ranti : tau dong
Sule : emang kayak gini?
Nunung : engga
Sule : kalo engga, ngapain biilangmirip-mirip, aneh ini orang
Nunung : ya iyalah mirip lah mirip kan mas?
Andre : mirip banget
Ranti : tapi kayaknya gak mungkin deh
Andre : ya allah le
Sule : datang kemari sama siapa?
Nunung : aku punya kejutan deh, aku punya temen
86
Andre : aku punya temen?
Nunung : namanya si paul, aku punya temen namanya si paul orangnya gundul dan suka bergaul he he
paul
Sule : temenya dari luar negri?
Nunung : ada dari luar negri mas
Sule : asli dari luar negri?
Nunung : Justien Babeber
Sule : wow
Andre : Justien Beiber?
Nunung : no salah. Ini di aatasnya Justien Beiber mas
Sule : siapa namanya?
Nunung : Justien Baibaber
Sule : brati dia lebih
Nunung : wih lebih keren abis, kerenya abis mas
Andre : kerennya abis, brati gak ada keren-kerenya dong
Sule : keren abis kerennya sudah abis dong kalo gitu gak kelihatan apa-apa dong
Nunung : udah deh semuanya nanti akan terkenyut
Sule & andre : terkejut
Andre : yang lagunya ngetop banget?
Nunung : hello hello hello kitty
Andre : bukan, masak Justien Beiber hello kitty, yang baru 2015 si pak amin
Sule : what do you mean, si pak amin. Sekarang di mana temenya?
Nunung : lagi di parkiran
Sule : ow lagi di parkiran
Nunung : saya rante mas
Sule : temenya orang apa guguk ya?
Andre : saya ngefans banget
Nunung : orangnya dari luar negri Justin Baibaber udah deh
Sule : gue juga penasaran sih sebenernya
Andre : boleh dibawa kesini gak?
Nunung : boleh
Sule : Rianti penasaran ga?
Ranti : penasaran, pastinya ganteng banget ya?
Nunung : elu habis gantengnya
Andre : kerenya habis, gantengnya habis, ini orang apa apa?
Sule : gue curiga
Nunung : ya nanti akan datang ke sini mas, kalo saya omongin kan gak surpise
Sule : oh yayaya kalo begitu, pemirsa di rumah jangan-jangan penasaran dengan semua ini.
Tidak apa-apa yang penting di sini aja. Jangan-jangan ini
Nunung : iya pasti
Sule : masuk-masuk, ini mah malah mirip abang Ajiroma
Aziz : hallo apa kabar duduk
Sule : kita disuruh duduk, padahal gue yang punya rumah
Nunung : hey kamu kemana aja?
Aziz : yes
Sule : ga ada yang baru katanya, what your name?
Azis : a my name
Sule : ini penyanyi?
Azis : yes
Sule : penyanyi kok patah-patah gitu suaranya gimana?
Azis : ref
87
Andre : ref
Sule : oh penyanyi ref, katanya Justien Beiber?
Andre : Justien Beiber kok begitu?
Sule : kalo memang dia penyanyi coba nyanyi
Andre : what song?
Aziz : yes
Andre : what song?
Azis : elu nyiksa gue ya
Sule : nanya lagu apa? Yang tadi all feel good
Azis : all feel good
Sule : depan depan sana noh
Andre : di sini duduk
Azis : all feel good
Andre : nyanyi malah nongkrong
Azis : all feel good
Sule ; wow suaranya
Yujeng, Andre, & Sule: wow wow wow
Sule : luar biasa sekali ya. Rianti coba nanti coba nanti kasi penilaian
Ranti : iya
Sule : berapa ni kira-kira Rianti?
Azis : keluarga gue aja gak demen gue nyanyi
Andre : silahkan dinilai Rianti
Ranti : tapi suaranya
Sule : elu kalo ada orang jangan digeserin dong
Ranti : tapi suaranya bagus lo, suaranya bagus banget, kalau aku sih jadi guru aku kasi ten auto
top
Azis : udah-udah
Nunung : iya si Azis geblek gimana habiskan kerenna
Sule : wow abis banget kerenya habis banget udah berapa lama dipasung? Maksudnya nyanyi
Azis : 4
Sule : ow 4 tahun?
Azis : 4 juta
Sule : pantesan ini bukan Justien Beiber ya? Justien Beiber km
Nunung : Justien Baibaber
Andre : masak?
Sule : anda merasa mirip dengan Justien Beiber
Andre : gue curiga kayaknya bukan Justien Beiber
Sule : coba
Andre : Azis ini gue tau ini, jangan pulang dulu, elu tanggung jawab bawa dia kemari
Nunung : gak mau bikin malu saya aja udah saya pamer- pamerin
Sule : ini kan temenya bawa aja lagi sana
Nunung : gak kamu tinggal sini aja
Sule : kan situ yang bawa ih, saya ga nrima di sini ah
Andre : dia gak nrima, kamu tanggung jawab dong
Nunung : gak usah ngapain malu-maluin aja tadi katanya Justien Beiber
Sule : kasi tau mana ada tamu lagi
Andre : kasi tau
Nunung : plentas plentis lu tu, jangan bikin malu, saya udah pamerin kamu kalo kamu itu orang keren dari
luar negri di sinsi malah kayak orang bodo gitu
Andre : mana nying-nying
Nunung : pulang-pulang sini
88
Sule : ini kalo dari gagapnya Azis
Andre : iya Azis
Sule : Azis?
Andre : Azis kan?
Sule : Azis kelihatan ciri khasnya item-item dikit gitu, silahkan Azis untuk kembali keluar ,
geser sseest kenalan dong
Azis : le le
Ranti : iya
Azis : kalo boleh abang kenalan namamu siapa?
Ranti : Ranti
Azis : ahh jangan ahh
Ranti : lucu ya hidungnya
Azis : kayaknya gue kenal nih yang asem-asem sule bukannya elu?
Sule : sehat jis?
Azis : allhamdulilah
Sule : kemana aja ditunggu-tunggu sini kok gak sini-sini?
Azis : jarang ada nelpon sih
Sule : gue telpon melbox mulu, elu ganti no mulu sih
Azis : nomormya yang mana?
Sule : yang dulu
Azis : yah dulu, sekarang dong
Andre : udah ganti nomornya?
Sule : udah ganti nomoenya?
Azis : ada 4 nomor
Sule : ow banyak, kok bisa banyak gitu nomornya gibagi-bagi buat ini, buat ini gitu?
Azis : 4 nomor le
Sule : maksudnya dibagi-bagi nomornya?
Azis : handphone gue ada 4 nomor
Sule : maksudnya cuman ada 4 nomornya? Ndre ngbrol ndre kangen ndre
Andre : kangen juga sama Azis gimana kabar?
Azis : allhamdulilah
Andre : kan bisnis elu banyak benget nih, kalo gue perhatiin yang lagi elu konsenin yang mana
sekarang? Apa sudah gak ada semua bisnisnya yang lo fokusin yang mana?
Sule : kripik-kripik gagap gimana?
Azis : allhamdulilah
Sule : lancar ya?
Azis : udah bangkrut le
Sule : tapi sapi masih?
Andre : sapi masih?
Azis : sapi masih ada
Sule : bengkel?
Azis : bengkel ada
Sule : kambing ada?
Azis : kambing ada, sapi ada
Sule : ada semuanya ya?
Azis : iya ada, kebo ada
Sule : ada semuanya ya sukse ya
Azis : siapa?
Sule : usahanya
Azis : usaha siapa?
Andre : itu tadi sapi ada
89
Azis : sapi ada, kambing ada, kebo ada
Sule : ada usahanya sukses ya
Azis : siapa yang suskses?
Andre : lah itu tadi sapi siapa?
Azis : lah gue cuman bilang, sapi ada, kebo ada, kambing ada
Sule : gue kirain usaha
Azis : usaha sya, oh
Sule : bengkel oli bekas masih?
Azis : masih
Andre & sule : masih
Sule : yang penting bisa
Azis : elektronik ada
Sule : elektronik apa diantaranya?
Azis : ada kpias, ac, kulkas, tv
Sule : tipu?
azis : tv
Sule : oh tv
Azis : trus banyak
Andre : beras masih?
Azis : beras udah kurang ndre
Andre : berkurang
Sule : papah masih di swiss?
Azis : papah allhamdulilah ke swis. Biasa ngurusin perdagangan
Sule : minyak apa di sana?
Azis : biasa keliling-keliling aja
Sule : keliling dunia?
Azis : keliling kampong di sana le
Sule : Ranti biasanya kan seorang entertai
Mami : sule nanti sule mau pakek dasi yang mana?
Sule : ini aja
Mami : yang pink ya
Sule : iya
Mami : pakek jasnya item ya. Eh Ranti, hallo neng gelis
Ranti : hallo baik
Mami : ini le cantik
Sule : emang cantik disbanding yang itu mah
Mami : elu azis ya?
Sule : elu elu
Azis : ya tante
Mami : rambutnya berubah sekarang. Di apain?
Azis : habis dari luar tante
Mami : di luar kenapa?
Azis : baru dari luar saya
Sule : oh luar negri
Mami : oh luar negri
Azis : luar komplek le
Mami : oh gitu
Sule : elu mah gue angkat-anglkat juga kawin sendiri
Mami : ih Ranti ketawamu manis banget
Ranti : makasih tante
Sule : udah punya pacar mi, saya patah hati
90
Mami : siapa yang nanyak situ?
Sule : punya elu mah
Mami : silahkan-silahkan duduk. Azis kalo kamu mami pakein dasi ini cocok gak ya?
Sule : cocok mi, pakein mi
Mami : mau yang ini apa yang ini?
Azis : jangan tante jadi ngerepotin
Mami : gapapa, coba yang ini deh yang agak coklatan , yang ini pasang masukin ke dalem nah
Azis : gak ngerepotin kan tante?
Mami : ehhh aaaahhh
Sule : gue gak ikut-ikutan urusan di rumah
Andre : gak ikut
Sule : gue gatau jis kalo urusan begini mah
Bolot : gue udah gak percaya lagi
Mami : ih pak RT jangan marah dong, le nanti mami urusin lagi le
Sule : mami sih
Mami : Ranti maaf ya
Ranti : iya tante
Sule : ini lagi
Yujeng : lagi seneng-senengan
Sule : elu sih, duduk-duduk lagi
Azis : siapa le?
Sule : dia demenannya mami, pak RT itu lagi deket sama mami kebetulan gue gak setuju,
repot di K U A ngikutin ijab Kabul trima saya nikah, eh beli tadi kepotong ya
Azis : tadi am ague biasa aja tu
Sule : emang biasa, hidupnya juga biasa, santai aja orang dia rame, dia mah santé
Azis : tadi kan gue mau kemari le, dia lagi duduk ngopi, gue lewat pak RT, hay gue pikir ama
gue, ama tetangganya, hay mat mau kemana, gue azis
Sule : lah kan budek dia
Azis : dia kan gue tanyak pak RT hallo eh malah dia gituin gue bingingung mamat di
belakang, saya azis, iya sini mat, saya azis, itu mamat itu azis gitu
Andre : kebalik berarti
Sule : pak RT kan tidak hanya budek, rabun juga
Azis : ih
Sule : iya
Azis : oh
Sule : Ranti artis-artis banyakan bisnis-bbisnis goitu, kalo ranti sendiri ada niatan untuk bisnis
gitu kayak azis gitu jual beli kambing?
Ranti : belom sih, aku masih sekolah
Sule : masih sekolah juga, tapi keinginan ada seperti itu?
Ranti : engga sih kalo misalnya aku mau, ini mau ngelanjutin kuliah dulu gatau gimana hukum
sih gak minat ke bisnis
Sule : oh brati lebih ke notaries kalau hukum ya pengacara
Ranti : mau cari diploma
Sule : mau cari apa?
Ranti : diploma
Sule : oh diploma tau?
Azis : sule suka meremehkan gue, diploma dia gatau
Sule : eh makanya gue nanyak sama elu gue gak tau, elu kan yang lebih tau urusan hukum
Azis : makanya belajar le kuliah diploma itu macem-macem di jelasin
Andre : gue, gue suruh jelasin
91
Sule : okey nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi saya mau nenangin pak RT sama mami ,
disini aja. Masuk , ada ciciu silahkan andre
Andre : ciciu ini lagi sibuk main tinju katanya sekarang?
Ciciu : engga sih, kemarin baru selesa proses flim, flimnya action kan tapi di sini bukan tinju
karate
Azis : karate, jadi latihan untuk bermain flim
Ciciu : tapi sekarang flimnya udah selesai tinggal productionnya, aku kembali lagi hobbynya
latihan boxing lagi
Andre : kembali latihan boxing lagi, emang udah gak jadi srigala lagi?
Ciciu : ini ada manusia harimau di sini, oh gak gak itu dah selesai
Sule : film yang baru manusia kampret
Ranti : pemainya siapa?
Sule : ini pemainnya nih, tapi katanya ciciu jago tinjunya ya?
Ranti : dulu
Sule : dulu ya, masih inget gak pukul-pukulan, huuk, jen, dan yg lain masih inget gak?
Ciciu : dulu masih manusia seriigala, masih sering-seringnya latihan
Sule : tapi masih inget kan?
Ciciu : inget
Sule : coba contohin dong, elu samsak diem aja kalo dipukul diem
Ranti : kasian ahh
Sule : mau ngelawan, oh bisa, kalo petinju mah gak asik pakek wik
Andre : le malah kayang ajan dancer
Sule : ciciu kasi tau dia gerak-gerakan, nanti dia ngikutin
Ciciu : ini jame
Sule : ikutin liatin, jame jame, latihan
Azis : le say amah bukan masalah jamenya , kalo kena
Dawin : saya kalo liat mbak Ranti langsung diem, cakep banget, kalo masjid kan bawaanya
pnegn wudhu kang ya, kalo liat mbak ini bawaanya pengen batalin wudhu
Andre : Ranti ini mama papah dari Indonesia semua apa dari korea semua?
Ranti : Indonesia sma korea
Andre : kalo ciciu?
Ciciu : mama sih Indonesia kalo papa asili itali
Andre : kalo azis?
Sule : zis
Azis : papa kebetulan Thailand
Sule : mama
Azis : mama korengan
Sule : oww sipi-sipitnya ada, koreanya juga ada, banyakn orang tidak tau kalo azis ini
keturunan tiong hoa siapa?
Azis : kakek
Sule : semuanya putih-putih tiong hoa ?
Azis : saya doang item
Sule : nah itu mau ditanyain, dari kakek azis?
Azis : dari kakek gue lah
Sule : elu baru tau kan? Makanya lacak
Andre : baru tau le, gue setiap nyari di google ketik azis yang keluar beda le
Sule : masak yang keluar kotoran, tanyak azis dong
Andre : ciciu dengan acting yang di jalani sekarang, mau acting lagi apa mau nyanyi lagi?
Ciciu : maalah aku mau fokusin, dalam arti seniman yak arena basic aku emang suka flim
setiap hari nonton 3 sampek 4 flim, 40 50 . dan suatu hari aku jadi produser
Sule : bawa apa itu?
92
Parto : tebak dong saya bawa apa
Sule : ayam ya
Parto : hallo saya security di sini
Sule : cie security, coba liatin dong, wayang sama dalang. Ini buat apa ini? Buat jaga?
Parto : iya le, ini berkat mimipi pak sule
Sule : mimpi
Parto : saya mau cerita ini
Sule : boleh-boleh
Parto : ceritanya begini pak sule, saya kan lagi tidur
Sule : kok buaya suaranya monyet?
Parto : apa pak sule? Monyet dirumah kalo ini si aya
Sule : anaknya
Parto : kalo buaya si aya dan pak aya
Sule : yayay gimana mimpinya?
Parto : jadi begini mimpinya, saya mimpi berantem sama keong terus, di sungai ada kancil di
atas ngeliatin saya gak lama kemudian kancil ikut ngeroyok saya,
Sule : ni buayanya belum pada dating kali ya
Paro : kancil ama keong berantem sama saya,
Sule : buaya?
Parto : angsa, trus angsa ngelerai saya. Saya dikeroyok dua
Sule : si kancil kemana?
Parto : berantem sama saya
Sule : si keong nyekek
Parto : angsa misahin, dating lagi
Sule : buaya?
Parto : bebek
Sule : bebek kayak ular ya?
Parto : kan nyelem dia
Sule : yayya terus buayanya di mana?
Parto : gataunya didasar sungai, saya injek lagi
Sule : buayanya?
Parto : lele ternyata
Sule : trus buayanya?
Parto : ada yang dagang, ini saya beli satu
Sule : kirain ngambil buaya dari sungai, taunya beli
Andre : beli
Parto : pas saya bangun ada tukang ginian, ini bisa ngomong
Sule : yang bener?
Parto : cuman sama orang gak kenal dia gamau ngomong pak sule, cuman sama saya
Sule : oh sama orang kenal, emang sma syang gak kenal ya
Parto : ini dia gak kenal
Sule : oo kenalan dong, gimana sih, coba
Parto : bisa di ajak ngomong kok
Azis : hallo
Sule : gausah kemana-mana di sini aja dulu saya mengajak temen-temen semuanya kita akan
bermain games, games akapela, karena kan di sini yang paham pak edi. Udah ajak ngobrolnya?
Azis : diem aja
Sule : oh diem aja
Parto : tau boneka di ajak ngomong
Sule : okey kita akan bermain gaem di ini akapela. Okey ikutan ndre. Okey ranti ciciu dan
justien silahkan ke depan, mengambil satu-satu kertas di sini, nanti dibacakan dan kita akan bermain ya,
93
okey andre dulu ambil satu , ya jangan dibuka dulu, iya ranti satu ciciu juga satu duhh berasa ngaca nih
ya, duh berasa pengen muntah, okey ada satu ini. Okey kalo begitu dibuka satu-satu, iya silahkan andre
suara apa? Suara tokek
Andre : tokek
Sule : yaya mirip-mirip, suara gitar okey bagus, suara apaketas sobek, okey ya apa suara
bedug suara apa pak edi?
Parto : saya dapat suara tiut
Sule : peluit, okey peluit, elu nyanyi aja engga dia nyanyi aja
Andre : dia nyanyi aja
Sule : kenapa mang tabrakan lagi?
Mang Saswi : engga, saya di interview capek le
Sule : capek?
Mang saswi : azis le?
Sule : iya emang azis, kecapean jadi gini ni
Azis : le mau pulang
Sule : lo bagaimana kok pulang?
Azis : bengkak
Andre : nyanyi ntar ngikutin musiknya
Sule : kemarin saya ngikut ya
Mang Saswi : udah le saya gak ngikut
Sule : makanya dilihat-lihat dulu, kerjanya kerja apa itu, nih kalo urusan bisnis dia yang
paham, kasi tau jis
Azis : kalo mau erobik dating kerumah
Sule : mamang begitu banget kalo lagi vapek ya, mamang niruin gitu bisa gak? Ciciu bisa gak?
Bisa cobak ranti tuh kayak mamang tuh wah pada jago semua ya ndre, wah kalo jago saya akan tantang
kalian miri-miripan. Okey kita akan bermain games mirip-miripan kalian harus mengikuti foto yang
diikutin mang saswi, karena mang saswi bisa berubah lagi emang begitu dari lahir pas begitu keluar, ya
okey kalo begitu silahkan kita akan menyaksikan foto ini, satu-satu ya, ini ada enam ekspresi, ladies first
okey silahkan kita akan lihat potonya okey jangan sampek foto rongsen okey itu dia silahkan ranti
silahkan ikutin
Ranti : gimana sih, kayaknya itu kakak sule lebih cocok deh
Sule : kan kamu yang maen gamesnya kok saya, ayo cobak okey miripin lidahnya gak keluar
nah gitu, susah mah kalo orang cantik ya okey tapi lumayan lah. Okey yang kedua silahkan oh masih ini
ya fotonya ganteng susah lumayan lah, nah itu ya tanganya di atas nah okey. Kalo yg ganteng cantik
susah, kalo yg ini susah, balik ke rianti fotonya, matanya skip bahaya, langsung ciciu ini bikin aja
gimana-gimana ni okey, skip ceweknya juga bahaya, yang ini juga kayaknya mirip, hehe gambarnya
beda. Mirippp okey dan pemenangnya adalah azis hadiahnya akan diberikan oleh mang saswi
Mang Saswi : may baby bala bala e gorengan
Sule : di sini aja
Sule : penonton-penonton
Penonton : sule-sule, terimakasih oleh-olehnya dari malang ya, politeknik malang luar biasa sekali
ya andre ada yang mau ditanyain lagi silahkan
Andre : saya mau tanyak sama ciciu dan ranti ternyata waktu masih kecil pernah syuting bareng
juga ya
Ciciu : sering ya
Andre : oh iya flim apa
Ciciu : sinetron
Ranti : pokoknya masih kecil banget sih terakhir untuk cinta ya kita di pulau seribu
Ciciu : pulau seribu selama seminggu
Sule : kalo saya inget sih waktu kecil kan kebelet pipis gitu sekarang udah gede ya
Andre : pernah kecil
94
Azis : pernah
Andre : katanya waktu kecil pernah syuting flim juga ya judulnya apa?
Azis : jolok setan
Sule : orang jaka sembung dong. Tapi azis waktu kecil punya temen
Azis : punya lah
Sule : temen kecil-kecil juga waktu itu?
Azis : gede
Sule : oh azis masih kecil temen-temenya udah gede kenapa? Emang gak di terima sama
temen-temenya ya? Apa yg membuat anda di jauhi sama temen, asap pengepul. Gue tau ini ceritanya asap
pngepu
Andre : azis pernah bkin album
Azis : punya
Sule : sekarang ada project flim apa ni jis?
Azis : bulan mei insyallah
Sule : bulan mei judulnya mei, oh bukan, oh surpise. Katanya mau ada single baru lagi
Azis : gue lagi bikin
Sule : luar biasa, setiap bulan puasa religi luar biasa sekali okey, tapi orang-orang minimal tau
ya pucet lagi, yak an abis putus pucet lagi okey buat semuanya ni, apa yang paling berkesan tahun 2015
silahkan ranti
Ranti : ga banyak sih, cuman aku lama main di 7 manusia harimau lebih banyak
Sule : berkesan sekali ya, kalo ciciu
Ciciu : aku sih gak bekresan banget tapi kayak yang berkesan kemarin aku akhir tahun 3
bulanan sempet project flim kan yang aku cerita tadi karate karena tajun lalu bisa main bareng-bareng
senior kan tora sudiro itu tu sangat luar biasa buat aku
Sule : okey luar biasa ya, semuanya juga mengalami hal berkesan ya 2015 ya seperti halnya
gue sangat berkesan sekali tahun 2015 gue tidak menyangka mendapatkan, gue seniman dari sunda tapi
gue dihargai dari korea
Azis : le sule
Andre : luar biasa
Sule : jadi gue sebagai orang sunda merasa banga sekali
Azis : sule
Andre : bangga sekali
Sule : oke kalo gitu kita akan membacakan elu belum
Azis : belum
Sule : kalo ngambek lancer ya dia
Andre : iyaa
Sule : silahkan, okey luar biasa. Elu tadi mau ngomong kan gue tau apa yang mau lo omongin
elu tau?
Azis : tau
Andre : tau
Sule : semua tau
Penonton : tau
Sule : okey penonton kita akan bacakan kui twitter bacakan sini, bantuin sini
Azis : gue tau apa yang elu mau baca
Sule : okey kuis twitter pada malam hari ini yang menang adalah kayaknya cocok juga kita
berdua ya, yang ini jis rio ya semua bintang tamu, rahasia apa sih yang dilakukan waktu sma?
Ranti : masih sma
Sule : oh masih sma, tapi hal yang paling memalukan, mohon maaf kita jawab, ciciu
Ciciu : kalo gue gak pernah malu-maluin
Sule : kalo elu kan gue tau waktu sma. Okey yang kedua, bang azis apa sih rahasianya pengen
menjadi pengusaha yang sukses? Jawab
95
Azis : cuman 1 juju
Sule : luar biasa, okey itulah pemenang kuis twitter kita pada malam hari ini masing-masing
akan mendapatkan dua ratus lima puluh ribu rupiah di potong pajak. Okey terimakasih azis, thankyu
sukses buat karirnya, ranti terimaksih banyak, ciciu terimakasih banyak. Terimaksih Politeknik Negri
Malang terimaksih, pemirsa juga terimaksih, Dawin juga terimaksih Arjun Yujeng terimakasih semuanya
Andre : dan terimakasih juga buat peneonton drumah tetep tonton initlakshowsenin samapai
dengan jumat jam 8 malem hanya di net
Sule : besok akan ada Raisa, pokoknya kita akan ketemu besok bareng Raisa
Sule & andre : tetap di initalshow
96
Transkip
Acara : Metro Siang (Berita Nusantara)
Sumber Media : Metro TV
Waktu Tayang : Setiap hari pukul 11.30 WIB
Durasi : 11 menit 35 detik
Pengumpul Data : Chikmatul Fauziah
Pemirsa jemaah calon haji kloter pertama embarkasi Medan Sumatra Utara pagi ini sudah
diberangkatkan. Dari total 393 jemaah calon haji hanya 390 yang berhasil diberangkatkan. Sementara itu,
gubernur Jawa Timur hari ini melepas 450 dari 455 calon haji asal asrama Sukolilo, Surabaya. Kita
bergabung bersama dengan dua rekan kami Risti Ayu dari Medan Sumatra Utara dan Vera Baasuan dari
Surabaya Jawa Timur.
Kami akan melihat bagaimana situasi di Medan bersama Risti. Risti mengapa 3 calon jemaah haji gagal
berangkat?
Robet, 3 dari 393 manivest yang terdaftar di embarkasi Medan untuk keberangkatan kloter 1 memang
terpaksa gagal berangkat, dikarenakan dua diantaranya ini persoalan teknis yakni visa yang diajukan ke
kedutaan Arab Saudi ini belum rampung sehingga belum bisa diberangkatkan dua orang calon haji untuk
kloter 1 ini. Sementara satu lainnya adalah suami dari salah satu calon haji yang visanya belum keluar
sehingga secara suka rela mengundurkan diri dan menunggu hingga visa sang istri rampung untuk
kemudian berangkat bersama dengan kloter yang akan diseduaikan oleh panitia nanti secara bersama-
sama ke tanah suci. Dan sampai saat ini proses perampungan visa untuk dua orang ini pun masih terus
dikawal oleh pihak penyelenggara haji provinsi Sumatra Utara, diharapkan dalam waktu 3 sampai 7 hari
kedepan ini sudah bisa selesai dan dirampungkan. Agar sang jamaah ini bisa yang bersangkutan bisa
segera diberangkatkan menyesuaikan untuk kloter yang ada. Sementara untuk hari ini total 390 calon haji
kloter 1 yang berangkat pada siang tadi sekitar pukul 10.30 ini berasal dari daerah Padang Lawas dan
dilepas langsung oleh Gubernur Sumatra Utara yang didampingi oleh bupati Padang Lawas yakni Ali
Harahap dan juga didampingi oleh kepala kantor wilayah kementrian agama provinsi Sumatra Utara
yakni Tohar Bayo Angin dan sebelumnya diketahui total 390 calon haji dari Padang Lawas ini sudah tiba
di asrama haji Medan Johor sejak siang hari kemarin pada pukul 12 untuk mengikuti segala rangkaian
persiapan terakhir termasuk untuk pemeriksaan kesehatan dan juga pembagian gelang indikasi kesehatan.
Dan pada malam hari tadi juga jamaah haji ini diberi pembekalan teknis termasuk juga pembagian uang
saku dan sebelumnya pada pagi hari tadi juga selesai sarapan jemaah haji ini telah mengikuti pengarahan
terakhir oleh kepala kantor wilayah kementrian agama provinsi Sumatra Utara diantaranya adalah
pembekalan apa saja yang bisa dilakukan selama penerbangan menuju ke Madina. Dan rencananya untuk
jemaah kloter 1 embarkasi Medan ini akan diberangkatkan dari bandara Kuala Name pada pukul 12.30
nanti Robet.
Ya Risti, lalu bagaimana dengan persiapan kloter-kloter selanjutnya?
Ya Robet. Untuk persiapan kloter berikutnya yakni mulai dari kloter 2 sampai dengan kloter terakhir nanti
yakni kloter 17, tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan di kloter 1 kali ini yakni diminta para jemaah
haji untuk menginap 24 jam sebelum waktu keberangkatan di asrama haji yang telah ditentukan yakni di
asrama haji medan Johor untuk mengikuti pembekalan terakhir karena memang yang paling ditekankan
oleh panitia penyelenggara haji ini pembekalan yang dibutuhkan adalah sekali lagi diingatkan untuk tidak
membawa barang-barang yang tidak diperbolehkan seperti barang atau benda-benda tajam dan juga
termasuk batu yang digunakan untuk lempar jumroh karena sebetulnya di Arab nanti ketika sebelum
melempar jumroh batu tersebut sudah disediakan di lokasi tersebut sehingga tidak perlu lagi membawa
dari daerah asal. Dan yang juga menjadi perhatian khusus terutama untuk panitia penyelenggara
persiapannya adalah mengantisipasi kemungkinan adanya visa yang belum rampung dari kedutaan Arab
97
Saudi karena tadi menurut panitia penyelenggara haji kemungkinan besar ada potensi visa yang juga
belum rampung di kloter berikutnya. Namun tadi panitia penyelenggara belum bisa mengklasifikasi ada
berapa total visa yang belum rampung tersebut samapai dengan nanti menjelang waktu keberangkatan
dari kloter yang bersangkutan.
Robet, kembali ke studio.
Beralih ke rekan kami Vera Baasuan dari Surabaya Jawa Timur. Vera 455 manivest tetapi hanya 450
yang berangkat. Mengapa 5 orang gagal berangkat?
Ya Robet. Tepatnya pada pukul 10.30 tadi gubernur Jawa Timur Sukarwo ini memberangkatkan 440
jemaah calon haji kloter pertama embarkasi Surabaya di asrama haji Sukolilo Surabaya ini menuju tanah
suci Mekah. 5 jemaah calon haji ini terpaksa ditunda keberangkatannya karena sedang sakit. Nah kloter
pertama embarkasi Surabaya mulai diberangkatkan dari asrama haji sukolilo Surabaya ini menuju tanah
suci Mekah melalui bandara internasional Juanda, dari 445 jamaah calon haji yang masuk di asrama haji
sukolilo Surabaya 5 diantaranya tertunda keberangkatanya. Mereka terdiri atas 3 orang sakit dan seorang
jemaah calon haji mendampingi keluarga yang sakit di asrama haji, sedangkan 1 jemaah calon haji
meninggal dunia sebelumberangkat ke asrama haji. Tahun ini embarkasi surabaya memberangkatkan total
28.676 calon jemaah haji berasal dari 3 provinsi yang tergabung dalam 64 kloter. Terdiri atas Jawa Timur
sebanyak 27.323 jemaah calon haji, Bali 512 calon jemaah haji, dan Nusa Tenggara Timur 521 jemaah
calon haji, sedangkan jumlah petugas kloter sebanyak 192 orang. Gubernur Jawa Timur Sukarwo yang
melepas jemaah calon haji kloter pertama meminta para jemaah calon haji untuk sabar dan menjaga
kesehatan selama menjalankan ibadah haji. Sebab cuaca yang ekstrim ini bisa berdampak pada kondisi
tubuh jemaah calon haji. Di sisi lain penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diharapkan lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya.
Rober.
Vera, lalu bagaimana dengan persiapan kloter-kloter selanjutnya?
Yak, persiapan untuk kloter selanjutnya ini fokus pada persiapan pemeriksaan kesehatan di saat jemaah
calon haji ini sudah datang di asrama haji sukolilo Surabaya karena pemeriksaan kesehatan ini dianggap
sangat penting dilakukan mengingat cuaca ekstrim di Arab Saudi ini mencapai 45 hingga 49 derajat
celcius. Selain itu saat ini pun para jemaah rentan dengan berbagai penyakit yang bisa kapan saja
menyerang karena masih menyebarnya virus mers dan korona di Arab Saudi oleh karena itu para jamaah
diminta menjaga kesehatan dan kondisi tubuh dengan cukup minum air dan membawa obat-obatan yang
diperlukan, namun sebenarnya menurut aturan dari kementrian kesehatan jamaah yang kondisinya tidak
memungkinkan untuk berangkat sudah dipending atau ditunda keberangkatannya dan tetap diminta
berada di daerahnya, namun jika ditemukan jemaah dengan penyakit resiko tinggi yang sudah terlanjur
tergabung dalam kloter akan mendapatkan pengawalan khusus dari petugas kesehatan haji yang ada di
tiap kloter.
Rober, sementara demikian yang dapat kami laporkan, kembali ke anda di studio.
Baik terima kasih Vera Baasuan atas informasinya langsung dari Surabaya Jawa Timur dan sebelumnya
Risti Ayu dari Medan Sumatra Utara.
Sementara itu ada seorang remaja putri dari kota Langsa menjadi jamaah calon haji termuda dari 135
jamaah calon haji dari kota Langsa yang akan diberangkatkan pada kloter pertama esok hari.
Yak usianya baru 18 tahun ya, dan ternyata pemirsa ia didaftarkan haji oleh kakeknya sebagai nazar jika
remaja tersebut sembuh dari sakitnya.
Upili Radiyaalloh seorang remaja putri berusia 18 tahun merupakan jemaah calon haji termuda asal kota
langsa Aceh. Anak dari pasangan Ismail Umar dan Rusniati ini di masa kecilnya kerap mengalami sakit
usus buntu akut saat berusia 8 tahun. Berbagai upaya telah dilakukan kedua orang tuanya, namun
penyakit yang diderita tak kunjung sembuh. Mengetahui kondisi tersebut, sang kakek Umar Syam
bernazar atau berniat jika sakit yang diderita cucunya sembuh ia akan memberangkatkan cucunya
menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Berkat doa kerabat dan keluarga pada usia sepuluh tahun penyakit
usus buntu yang diderita Upili sembuh tanpa proses operasi. Sang kakek pun langsung mendaftarkan
cucunya yang saat itu masih berusia 10 tahun untuk beribadah haji. Sementara itu ibu Upili Rusniati
98
mengatakan Upili sudah 8 tahun lalu didaftarkan kakeknya untuk berangkat haji ke Baitulloh, namun saat
itu usianya masih belum diperbolehkan menunaikan ibadah haji.
Yang pertama memang karena niat, kedua emang kakenya bernazar karena dia kemarin tu sakit sakit
parah, jadi begitu sembuh kakeknya bernazar kalau emang dia udah sembuh apa niatnya suruh bawa ke
tanah suci. Awalnya Upili Radialloh belum siap untuk melaksanakan ibadah haji karena masih duduk di
bangku sekolah, namun usai menamatkan sekolah beberapa bulan lalu ia pun akhirnya bersedia untuk
menunaikan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Selasa 9 Agustus Upili akan diberangkatkan
bersama dengan ratusan jemaah calon haji lainnya dari embarkasi Aceh.
Dari Aceh, Langsa Aceh Mujiburrohman Mahyudin Metro TV.
Yak pemirsa biasanya di musim haji seperti ini berbagai tradisi tahunan dilakukan dan sudah terjadi turun
temurun setiap musim haji dilakukan masyarakat terhadap calon haji yang akan berangkat ke tanah suci
ya.
Tradisi ini bertujuan untuk meminta doa agar diberi kelancaran dan keselamatan hingga kembali ke tanah
air.
Tradisi walimahan atau yang dikenal dengan hajatan haji ini sudah berlangsung sejak lama di sejumlah
daerah termasuk di kabupaten Indramayu Jawa Barat. Tradisi walimahan ini dihadiri ratusan sanak
saudara dari luar daerah serta kerabat sekitar rumah, bagi sebagian calon haji tradisi walimahan ini sudah
menjadi tradisi dan harus dilaksanakan sepekan menjelang calon haji berangkat menuju ke tanah suci.
Walimahan diakhiri dengan kegiatan makan bersama sebagai ungkapan syukur karena ada warganya yang
menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
Sementara di kabupaten Dili Serdang Sumatra Utara, warga menggelar tradisi tepung tawar terhadap
calon haji yang akan diberangkatkan ke tanah suci Mekah. Sebanyak 30 calon haji mendpatkan tepung
tawar agar para jamaah calon haji diberi kesehatan, keselamatan, dan kemudahan menjalankan ibadah di
Tanah suci Mekah. Sehingga saat dipulangkan menjadi haji mambrur. Selain tepung tawar, puluhan calon
haji juga diberikan upah-upah dengan tepak di dalam makanan beras pulut yang sudah dimasak lengkap
dengan lauknya, tradisi ini untuk mendoakan calon haji dapat bersemangat dalam menjalankan ibadahnya
tanpa halangan apapun. Calon haji asal Ubuk Pakan ini nantiny akan diberangkatkan bersama 385 jamaah
calon haji asal Deli Serdang yang tergabung dalam kloter 8 akan masuk asrama haji pada 17 Agustus
2016.
Tim liputan, Metro TV.
103
LAMPIRAN 3: LOGBOOK
CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN GRUP RISET 2016
KONTRUKSI APOSISI, DISLOKASI DAN EKSTRAPOSISI PERBATASAN
ANTARKLAUSA TEKS MEDIA BERBAHASA INDONESIA
No. Tanggal Kegiatan Catatan
Kemajuan
Indikator
kinerja Kemajuan Keuangan
(dan jam) (berisi data yang
diperoleh,
keterangan data,
sketsa, gambar,
analisis singkat
dsb)
1 02/05/201
6, 12.30--
14.00
Rapat Penetapan Korpus
Penelitian
40%
Belanja
Bahan
300,000
2 20-May-
16
Survei media
acara/isi media
cetak
Peneliti dan
Pembantu peneliti
memperhatikan
berbagai sumber
data untuk melihat
isi dari ha;laman
media cetak dan
acara-acara televisi 50%
Belanja
Bahan
berupa 5
modem
internet
2,500,000
Belanja
bahan
pulsa
modem
1,000,000
3 10-Jun-16 Mulai
mengunduh
program acara
di di TV dan
melakukan
Identifikasi
Acara-acara TV
seperti acara
pendidikan,
bincang-bincang
dan
hiburan/komedi
mulai diunduh
melalui Youtube,
kemudian
ditranskrisi 50%
serta transkripsi
data
Semua kegiatan itu
dibantu oleh 7
orang mahasiswa
Honor 7
mahasisw
a sebagai
pembantu
peneliti
dalam 3
kegiatan
10,500,000
104
4 30-Jun-16 Mengobservasi
hasil
pengumpulan
data/teks
Data teks yang
telah
ditransklripsikan
dari sumbernya
diperiksa kembali
dengan
mencocokkan pada
sumber: acara tv
dan halaman koran
dan pengeditan
agar sesuai dengan
sumber aslinya 70%
5 10-Jul-16 pengunduhan
data dan
pentranskripsia
n teks koran
melalui
Youtube
masing-masiung
anggota dan
pembantu peneliti
mengunduh data
televisi dan
mentranskrisi teks
koran 70%
Membeli
6 modem
internet
untuk
mengundu
h data
2,100,000
6 30-Jul-16 Klasifikasi data
dan membuat
draf analisis
Data yang telah
diidentifikasi
kemudian
diklasifikasikan
sesuai dengan
variabel-variabel
untuk menjawab
permasalahan.
Analisis awal
dilakukan
70%
Konsumsi
dan
transporta
si untuk
diskusi
antara tim
peneliti
dan
mahasisw
a 20 orang
x Rp
150.000
3,000,000
7 02-Aug Mendraf
analisis
Memerikasa hasil
klasifikasi
sementara dan
melanjutkan
klasifikasi 50%
Fotokopi
data-data
pendukun
g
1,800,000
8 08-Aug Pemutakhiran
peralatan
Diperlukan
penyewaan 3 laptop
karena ada
kerusakan pada
laptop yang
dimiliki para
peneliti 70%
sewa 3
laptop @
1000.000
3,000,000
9 13-Aug-16 Klasifikasi
lanjutan
Melanjutkan
klasifikasi dengan
mengikuti panduan
klasifikasi
sebelumnya. 70%
honor
70% 3
pembantu
peneliti
mahasisw
1,500,000
105
Analisis
dimutakhirkan agar
relevan dengan
data, permasalahan
dan teori
a @ Rp
500.000
10 10-Aug Rapat:
Persiapan
Monev LPPM
Unud
Draf awal analisis
diselesaikan.
60%
Belanja
bahan lain
1,000,000
11 Agustus
2016
Monev LLP
Unud
membawa laporan
kemajuan dan
presentasi
kemajuan di Unud
kampus Bukit 65%
Transport
dan
fotokopi
500,000
12 Agustus
2014
Rapat Rapat membahas
masukan dari
Monev dan
langkah-langkah
pekerjaan berikut 70%
Konsumsi
rapat dan
tranportasi
300,000
13 30-Jul-16 Seminar
mencari
masukan
Seminar mencari
masukan di FIB
Unud 55%
2,550,000
14 27--28
Agustus
2016
Presentasi hasil
penelitian:
sebagai
pemakalah
dalam
konferensi
internasional
KIMLI 2016
Presentasi dalam
Konferensi
Intyernasional
Masyarakat
Linguistik
Indonesia; sebagai
pemakalah
65%
2,200,000
15 01-06-
2016 - 20-
07-2016
Perjalanan
pengumpul
data dan
peneliti
Melakukan
observasi dalam
pengumpulan data
70%
2,250,000
16 01-09-16 menyempurnak
an analisis
berdasarkan
masukan dari
MONEV
Tim peneliti
memadukan
analisis antarbab
sesuai dengan
permasalahan,
tujuan dan teori
penelitian 80%
biaya
ATK
500,000
17 01-09-16 menyusun
laporan akhir
Ketua peneliti
disamping menulis
bab, juga mengedit
laporan 100%
2,000,000.00
19 30-09-16 mengumpulkan
data tamabahan
dan
mengklasifikasi
dilakukan oleh
pembantu peneliti 6
orang dan dua
peneliti 100%
9,000,000.00
106
20 30-10-16 membayar
pajak
pengeluaran
penelitian
disetorkan ke
kantor pajak
100%
3,000,000.00
21 01-10-16 memperbanyak
laporan akhir
laporan akhir telah
tersusun, tetatpi
beberapa analisis
masih perlu
dilakukan 100%
1,000,000.00
JUMLAH
50,000,000.00
110
LAMPIRAN 5: Bukti Dokumen Presdentasi Konferensi Intternasional Masyarakat
Linguistik Indonesia (KIMLI 2016)
Scanned by CamScanner