Post on 03-Apr-2023
1 |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Sumbersuko merupakan salah satu desa pada Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang yang memiliki potensi ternak untuk dikembangkan dalam
pemanfaatan biogas (Survei Primer, 2014). Hal tersebut menjadi alasan yang
mendasari terkait penelitian yang dilakukan, yaitu penyusunan rencana spasial
dan rencana sektoral terkait pengembangan desa, dengan unsur tematik yaitu
Desa Mandiri Energi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan survei primer dan kegiatan Participatory Rural
Appraisial yang kemudian dilakukan analisa, terdapat berbagai permasalahan
pada Desa Sumbersuko baik secara spasial maupun secara sektoral.
Permasalahan secara spasial adalah kecenderungan warga untuk melakukan
open dumping yang menyebabkan berbagai permasalahan khususnya terkait
kesehatan, hingga kondisi jalan antar dusun yang buruk yang menyebabkan
biaya angkut mahal, sedangkan permasalahan secara sektoral berupa kualitas
produksi komoditas tebu yang merupakan komoditas utama cenderung rendah,
hingga kurangnya partisipasi warga dalam kelembagaan informal desa.
Adapun permasalahan terkait tematik yaitu perwujudan Desa Mandiri Energi
adalah, sebagian besar limbah kotoran ternak masih belum terolah,
kepemilikan biodigester yang tidak merata, belum meratanya ketersediaan
kelompok ternak hingga tiap dusun, hingga ketersediaan kotoran ternak
sebagai supply energi biogas belum memenuhi kriteria Desa Mandiri Energi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dari kondisi Desa Sumbersuko, makal
hal-hal yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi fisik dan nonfisik Desa Sumberusko, Kecamatan
Wagir, Kabupaten Malang ?
2. Bagaimana potensi dan masalah terkait pengembangan Desa
Sumbersuko menjadi Desa Mandiri Energi yang terpadu ?
3. Bagaimana arahan rencana pengembangan sektoral dan spasial Desa
Sumbersuko secara partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan mewujudkan Desa Mandiri Energi yang terpadu ?
BAB II
DATA DAN ANALISA
Pembahasan data dan analisa mencangkup kajian kondisi Desa
Sumbersuko terkait kependudukan, fisik dasar dan fisik binaan, sosial,
ekonomi, kelembagaan hingga kajian terkait pemanfaatan biogas, akar
masalah, akar tujuan dan penentuan Alternatif Proyek.
2.1 Kependudukan
Penghitungan proyeksi penduduk pada Desa Sumbersuko
menggunakan metode eksponensial dengan rata-rata pertumbuhan penduduk
0,21%, sehingga jumlah penduduk diproyeksikan dari tahun 2014 sebanyak
6892 jiwa menjadi 7185 pada tahun 2034. Selain itu diketahui tren
pertumbuhan penduduk Desa Sumbersuko yang bersifat dinamis dengan
ditandai pertumbuhannya tidak tetap dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,
proyeksi penduduk Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial.
Berdasarkan data pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 ke 2012
mengalami kenaikan penduduk yang cukup tinggi daripada tahun-tahun lain
karena disebabkan di Desa Sumbersuko terdapat Perusahaan Susu yaitu PT.
Greenfield yang berada di dusun Precet mengakibatkan banyaknya migrasi
penduduk untuk bekerja dan sebagai peternak di sekitar dusun Precet sehingga
dapat meningkat ekonomi penduduk.
2.2 Fisik Dasar dan Fisik Binaan
Pembahasan mengenai kondisi fisik pada Desa Sumbersuko
mencangkup aspek fisik dasar dan fisik binaan.
2.2.1 Orbitasi Desa Sumberusko
Pembahasan terkait orbitasi Desa Sumbersuko diketahui bahwa
orbitasi Desa Sumbersuko memiliki tingkat aksesibilitas antar wilayah
tergolong baik karena kondisi jalan dengan perkerasan aspal dan kondisi yang
baik. Permasalahan yang terdapat terkait dengan pergerakan dari Desa
Sumbersuko adalah tidak adanya angkutan umum yang memudahkan
pergerakan masyarakat Desa Sumbersuko dari wilayah desa menuju pusat
Kecamatan Wagir.
2 |
2.2.2 Analisis Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Hasil dari analisis kemampaun lahan menghasilkan bahwa Desa
Sumbersuko memiliki tiga fungsi kawasan yang berbeda, yaitu kawasan
lindung, kawasan budidaya tanaman semusim hingga kawasan penyangga
penentuan kemampuan lahan pada Desa Sumbersuko. Hasil dari penentuan
kemampuan lahan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian
penggunaan lahan terhadap kemampuan lahannya. Terdapat penggunaan lahan
untuk kawasan permukiman pada kawasan yang memiliki kemampuan lahan
untuk kawasan lindung, yaitu pada Dusun Sumberpang Lor, Glagah Ombo dan
Precet.
2.2.3 Pusat dan Sub Pusat
Penentuan pusat dan subpusat pada Desa Sumbersuko dilakukan
berdasarkan jumlah KK tiap dusun, ketersediaan sarana dan tingkat
aksesibilitas tiap dusun. Hasil analisis tersebut menghasilkan bahwa Dusun
Kenongo sebagai pusat, Dusun Sumberpang Lor sebagai sub pusat dan
keempat dusun lainnya sebagai sub pusat lingkungan.
2.2.4 Perumahan
Kondisi perumahan di Desa Sumbersuko terdiri dari 82,3% rumah
permanen, 8,9% rumah semi permanen, dan 8,8% rumah non permanen.
Diproyeksikan dari tahun 2014 untuk 6892 dengan jumlah unit rumah
sebanyak 1378, maka hingga tahun 2034 menjadi 1437 unit rumah untuk 7185
KK.
2.2.5 Pola Permukiman
Bentukkan pola permukiman pada Desa Sumbersuko didominasi oleh
pola perumahan linear mengikuti jalan untuk Dusun Kenongo, Sumberpang
Lor, Ngemplak, Glagah Ombo hingga Precet. Adapun untuk pola memusat
Pola Permukiman
2.2.6 Sarana
Seluruh jenis sarana terdapat di Desa Sumbersuko, kecuali Sarana
Rekreasi dan Budaya. Total jumlah sarana di desa Sumbersuko yaitu 107 unit
yang tersebar di keenam dusun desa Sumbersuko. Berdasarkan hasil analisis,
diperlukan penambahan sarana keamanan untuk melayani Dusun Kenongo,
sedangkan untuk jenis sarana lainnya sudah memenuhi.
2.2.7 Jalan
Kondisi prasarana jalan pada Desa Sumbersuko secara umum
memiliki hierarki jalan lokal primer dan lingkungan primer yang memiliki
permasalahan tersendiri. Pada hierarki lokal primer memiliki masalah rusaknya
perkerasan jalan berupa aspal untuk wilayah jalan antara Dusun Kenongo dan
Dusun Sumberpang, sehingga berakibat pada mahalnya biaya pengangkutan
komoditas. Adapun pada hierarki jalan lingkungan primer memiliki
permasalahan kondisi perkerasan berupa tanah yang dapat menghambat
kendaraan yang melewatinya, terutama pada saat musim hujan.
2.2.8 Drainase
Jaringan drainase di Desa Sumbersuko yang mayoritas berhierarki
collector secara keseluruhan sudah baik karena ketika hujan air tidak meluap
dan tdak menggenang sehingga tidak terjadi banjir di Desa Sumbersuko
walaupun ada beberapa segmen jalan yang tidak memiliki drainase. Beberapa
titik saluran drainase masih terdapat sampah anorganik dan tanaman liar yang
dapat menghambat aliran air. Berikut ini merupakan tabel ketersediaan saluran
drainase di Desa Sumbersuko.
2.2.9 Air Bersih
Penggunaan air bersih pada Desa Sumbersuko secara umum hampir
seluruh bangunan baik permukiman maupun sarana menggunakan sumber
mata air dari tujuh mata air sebagai sistem penyediaan air bersih. Dua dari
ketujuh mata air tersebut selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air
bersih rumah tangga juga digunakan untuk irigasi. Selain itu ketersediaan air
bersih di Desa Sumbersuko hingga tahun 2034 dapat tercukupi sehingga untuk
20 tahun kedepan tidak perlu adanya penambahan produksi air bersih.
2.2.10 Persampahan
Kondisi persampahan pada Desa Sumbersuko secara umum masih
buruk, hal tersebut dikarenakan warga melakukan pembakaran sampah secara
opendumping untuk sampah anorganik yang berakibat pada faktor kesehatan
khsususnya pada kesehatan ternak (Hasil PRA,2014), selain itu tidak ada TPS
Sampah pada Desa Sumbersuko, sehingga tidak ada pelayanan pengumpulan
sampah.
2.1.11 Sanitasi
Kondisi sanitasi pada Desa Sumbersuko dari segi kepemilikan MCK
secara umum sudah memiliki MCK Pribadi, sedangkan dalam kepemilikan
3 |
tangki septik masih terdapat beberapa rumah yang belum memiliki tangki
septik. Adapun pada Desa Sumbersuko terdapat satu unit MCK Umum pada
Dusun Sumberpang Kidul yang digunakan sebagai cadangan pada saat musim
kemarau.
2.2.12 Jaringan Listrik
Kebutuhan listrik warga Desa Sumbersuko secara keseluruhan
bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan secara keseluruhan
rumah penduduk sudah tersaluri listrik dengan daya listrik rata-rata 450 VA.
2.2.13 Jaringan Komunikasi
Ketersediaan jaringan komunikasi pada Desa Sumbersuko secara
umum tidak terdapat BTS pada kawasan Desa Sumbersuko, akan tetapi
beberapa jaringan provider telepon selular seperti provider Telkomsel masih
dapat menjangkau area Desa Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan karena
wilayah Desa Sumbersuko telah tercover pelayanan BTS yang terletak di
wilayah luar desa. Adanya pelayanan jaringan komunikasi pada Desa
Sumbersuko dapat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
akan informasi atau perkembangan berita terkini, terutama kebutuhan akan
akses internet maupun telepon untuk keperluan administratif dan pemerintahan
desa.
2.2.14 Jaringan Irigasi
Ketersediaan irigasi pada Desa Sumbersuko digunakan untuk
mengairi komoditas sayur-sayuran yang terletak pada Dusun Precet dan Dusun
Kenongo. Penggunaan irigasi tersebut dalam operasionalnya memutuhkan
biaya Rp 100.000 perpanen tiap 1 Ha dengan konstruksi nonteknis.
2.3 Sosial
Aspek sosial pada Desa Sumbersuko mencangkup hasil dari bagan
kecenderungan, pada pembahasan aspek peternakan diketahui bahwa adanya
PT.Greenfield yang berdiri sejak tahun 2007 mempengaruhi peningkatan
jumlah ternak dan kemajuan pengolahan limbah ternak pada Desa
Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan PT.Greenfield mengajak para warga
sekitar industrinya, yaiut warga Dusun Precet untuk beternak dengan
kemudahan modal, sehingga dalam pengajuan proposal pengadaan bantuan
biodigester dapat dilakukan setelah para peternak sudah memiliki ternak tetap.
2.4 Ekonomi
Komoditas unggul pada Desa Sumbersuko mencangkup Tebu,
Rumput Odot hingga Sapi Perah. Adapun gambaran mengenai komoditas
tersebut dijelaskan pada Tabel 1.
4 |
Tabel 1 Arahan Pengembangan Komoditas Desa Sumbersuko
Komoditas
Aspek Ekonomi
Arahan Pengembangan Arus
Masukkan
Keluaran
Usaha
Tani
Bagan
Peringkat LQ
Diagram
Aktvitas Kajian Gender
Kalender
Musim
Sketsa
Kebun
Rumput
Odot
Produksi
panen turun
saat kemarau
B/C
Ratio
7,2
ROI
113%
Peringkat
1 -
Ayah bertani
3 jam/hari,
6jam/hari
untuk
beternak
Ibu bertani 4
jam/hari, 1
jam
beternak.
Anak
bersekolah
Ayah berperan 100%
pada penyiapan lahan,
panen dan penjualan
hasil panen.
Ibu berperan 50%
dalam perawatan dan
pemupukkan secara
seimbang dengan
ayah.
Kuantitas
rumput
menurun saat
musim
kemarau
Sesuai
dengan
standar
Pedoman
Kementrian
Pertanian
Indonesia
Melakukan peningkatan teknik
penyiraman yang lebih efisien sehingga
kuantitas rumput tidak menurun saat
musim kemarau.
Terjaganya produksi rumput untuk pakan
ternak dapat menjaga keberlanjutan usaha
peternakan dan supply energi biogas
untuk mewujudkan DME
Kegiatan operasional untuk pemanfaatan
biodigesteryang direncanakan dapat
dilakukan saat ayah dan ibu mengurus
ternak. (memasukkan kotoran ke
biodigester dan memanfaatkan bio slurry
sebagai kompos).
Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat
digunakan sebagai pupuk alami
Tebu
Harga panen
bergantung
dari ketetapan
harga
PT.Kebon
Agung dan
biaya
pengangkutan
hasil panen
mahal untuk
Dusun
Sumberpanglor
dan
Sumberpang
Kidul
B/C
Ratio
2,5
ROI
180%
Peringkat
4
Sektor
Unggulan
(LQ > 1)
Ayah
bekerja 8
jam/hari
(bertani dan
beternak)
Ibu bekerja
2 jam/hari
(beternak)
Anak
bersekolah
Ayah berperan 100%
dari penanaman,
perawatan hingga
panen.
Ibu berperan 40%
untuk penjualan hasil
panen
Perlu
perawatan
lebih pada
saat musim
kemarau,
karena
menggunakan
sistem tadah
hujan.
Jenis tanah
dan
ketinggaian
penanaman
tidak sesuai
dengan
standar
Kementrian
Pertanian
Indonesia
Melakukan peningkatan teknik
penyiraman yang lebih efisien sehingga
kuantitas panen tebu tidak menurun saat
musim kemarau.
Perbaikan akses jalan yang
menghubungkan Dusun Kenongo dengan
Dusun Sumberpang Lor dan Sumberpang
Kidul untuk menekan biaya
pengangkutan hasil panen.
Kegiatan operasional untuk pemanfaatan
biodigesteryang direncanakan dapat
dilakukan saat ayah dan ibu mengurus
ternak. (memasukkan kotoran ke
biodigester dan memanfaatkan bio slurry
sebagai kompos).
Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat
digunakan sebagai pupuk alami
5 |
Komoditas
Aspek Ekonomi
Arahan Pengembangan Arus
Masukkan
Keluaran
Usaha
Tani
Bagan
Peringkat LQ
Diagram
Aktvitas Kajian Gender
Kalender
Musim
Sketsa
Kebun
Mawar
Produksi
panen turun
saat musin
hijan
B/C
Ratio
5,3
ROI
238%
Peringkat
2 -
Ayah tidak
merawat
mawar,
namun
bertani 5
jam/hari dan
beternak 4
jam/hari
Ibu merawat
mawar 5
jam/hari dan
beternak 1
jam/hari
Ayah berperan 100%
dalam penyiapan
lahan
Ibu berpearan 100%
dalam penanaman,
perawatan, panen dan
penjualan hasil panen.
Tanaman
mawar rusak
saat musim
penghujan
-
Melakukan peningkatan usaha
perkebunan mawar dengan memberi
teduhan pada tanaman pada saat musim
hujan supaya tidak rusak..
Kegiatan operasional untuk pemanfaatan
biodigesteryang direncanakan dapat
dilakukan saat ayah dan ibu mengurus
ternak. (memasukkan kotoran ke
biodigester dan memanfaatkan bio slurry
sebagai kompos).
Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat
digunakan sebagai pupuk alami
Sapi Perah
Penyediaan
pakan
konsentrat
yang mahal,
serta
ketersediaan
Rumput Odot
sebagai pakan
kurang saat
musim
kemarau
B/C
Ratio
3.3
ROI
6.4%
Peringkat
2
Sektor
Unggulan
(LQ > 1)
Ayah
beternak 6
jam/hari, 3
jam/hari lain
untuk
bertani.
Ibu beternak
1 jam/hari
dan 4
jam/hari
untuk
bertani
Anak
bersekolah
Ayah berperan 75%
dalam pmebersihan
kandang, memerah
susu dan menjual hasil
susu.
Ibu berperan 25%
pada setiap kegiatan,
kecuali dalam
pemberian pakan
berperan 50%
seimbang dengan
ayah.
Produksi
Rumput Odot
sebagai pakan
kurang saat
musim
kemarau
-
Melakukan peningkatan kualitas produksi
Rumput Odot sebagai pakan ternak untuk
mengurangi ketergantungan pada pakan
konsentrat yang harganya mahal dan tidak
menentu.
Kegiatan operasional untuk pemanfaatan
biodigesteryang direncanakan dapat
dilakukan saat ayah dan ibu mengurus
ternak. (memasukkan kotoran ke
biodigester dan memanfaatkan bio slurry
sebagai kompos).
Sumber: Hasil Analisis, 2014
6 |
2.5 Kelembagaan
Pembahasan kelembagaan pada Desa Sumberusko mencangkup
hubungan kelembagaan yang berpengaruh pada Desa Sumbersuko yang
dijelaskan pada diagram venn kelembagaan berikut analisisnya. Berikut
merupakan gambaran dari diagram venn kelembagaan Desa Sumberusuko.
MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO
Pemerintah Desa
KarangTaruna
BankSampah
GAPOKTAN
KelompokPeternak
LPMD
BPD
PKK KOPWAN
POSYANDU
BIDAN
PAM
LINMAS
PT. Greenfield
PT. Kebon Agung
Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
Gambar 1 Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Berikut merupakan pembahasan terkait bentukkan dari diagram venn
kelembangaan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 2
Tabel 2 Analisis Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko
Kelompok Besar Analisis
Pemerintah Desa, BPD,
LPMD, Kelompok
Peternak, GAPOKTAN,
PAM, Karang Taruna dan
Bank Sampah.
Merupakan kelompok lembaga yang memiliki kaitan
terhadap masyarakat desa sekaligus dengan
pemerintah desa. Kelompok tersebut dalam
kegiatannya banyak membutuhkan kerjasama dari
pihak pemerintah desa. Sebagai contoh dalam
pengajuan bantuan biodigester oleh Kelompok Ternak
kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Malang,
membutuhkan persetujuan dan diketahui oleh
Pemerintah Desa.
PKK, KOPWAN,
Posyandu, Bidan.
Merupakan kelompok lembaga yang secara umum
berorientasi untuk memberdayakan kaum perempuan
Desa Sumbersuko. Kegiatan lembaga tersebut secara
dominan membutuhkan kerjasama dari pihak PKK.
LINMAS
Merupakan kelompok lembaga yang seharusnya
termaksuk dalam kelompok besar pemerintah desa.
LINMAS membentuk kelompok tersendiri karena
berdasarkan Hasil Survei Primer 2014 terkait kondisi
kelembagaan pada Desa Sumbersuko, LINMAS saat
ini sedang dalam masa vakuum atau tidak beroperasi,
hal tersebut dikarenakan adanya transisi pergantian
pemerintahan desa.
Kelompok Peternak,
PT.Greenfield, Dinas
Peternakan Kabupaten
Malang
Kelompok lembaga yang beriorientasi pada
pengembangan sektor ternak, yaitu kerjasama antara
PT.Greenfield dengan Kelompok Ternak terkait
bantuan permodalan usaha sapi perah. Selain itu
orientasi mengarah pada pengembangan pemanfaatan
biodigester, yaitu kerjasama antara Kelompok
Peternak dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang
terkait proposal pengajuan bantuan pengadaan
biodigester. Hubungan kelompok besar ini sangat
berpengaruh dalam perwujudan Desa Mandiri Energi.
Sumber: Hasil Analisis, 2014
2.6 Biogas
Pembahasan terkait aspek biogas pada Desa Sumbersuko
mencangkup perhitungan supply energi, demand energi, kesesuaian antara
7 |
supply dengan demand energi, kajian terkait pemanfaatan Bio-Slurry hingga
pembahasan aspek ketersediaan kandang pada Desa Sumbersuko.
2.6.1 Supply Energi
Penghitungan supply energi pada Desa Sumbersuko mengacu pada
ketesediaan ternak sapi dan kambing. Asumsi yang digunakan adalah untuk 1
ekor sapi memproduksi 29 Kg/hari kotoran (SNMI 2011), sedangkan untuk 1
ekor kambing memproduksi 1,4 Kg/hari kotoran (Penelitian Kopi Kakao
Indonesia, 2008), selain itu asumsi yang digunakan adalah jumlah ternak yang
dihitung bersifat tetap atau tidak berkurang, serta pertambahan populasi ternak
mencapai 5 ekor sapi dan 12 ekor kambing tiap tahunnya.
Berikut merupakan penghitungan supply energi eksisting yang
dijelaskan pada Tabel 20 .
Tabel 3 Penghitungan Supply Energi Eksisting
Konversi Energi
Ketentuan Konversi
Energi (Wahyuni,
2008)
Hasil Konversi
Kotoran Ternak (kg) –
Gas Methan yang
dihasilkan (m3)
1 kg kotoran ternak
menghasilkan 0,036 m3
gas methan.
18.638 kg x 0,036 =
670.9 m3/hari , atau
244.903 m3 / tahun
Gas Methan (m3) –
Energi (Kwh)
1m3 gas methan setara
dengan 6 Kwh
670.9 m3 x 6 Kwh =
4025,76 Kwh/hari atau
1.469.404 Kwh/tahun
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Penghitungan supply energi dihitung tiap dusun yang mengacu
kepada asumsi pertambahan ternak tiap tahunnya hingga 20 tahun mendatang.
Adapun dusun yang paling banyak memiliki supply energi adalah Dusun
Precet, sedangkan dusun dengan ketersediaan supply energi tersedikit adalah
Dusun Ngemplak.
2.6.2 Demand Energi
Perhitungan demand energi pada Desa Sumbersuko mencangkup
perhitungan kebutuhan demand energi bakar yaitu kebutuhan memasak tiap
KK, serta kebutuhan energi listrik untuk kebutuhan penerangan rumah tiap
KK, hingga kebutuhan listrik untuk sarana dan penerangan jalan umum.
Demand Energi bakar diproyeksikan akan bertambah dari 6881 Kwh/Hari
menjadi 7034 Kwh/hari pada tahun 2034 mendatang.
2.6.3 Kesesuaian Supply-Demand Energi
Perhitungan kesesuaian antara supply energi yang tersedia dengan
kebutuhan demand energi dalam penghitugnannya dipriorotaskan untuk
memenuhi kebutuhan energi bakar, setelah itu apabila terdapat sisa energi
maka dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.
Hasil perhitungan kesesuaian supply dengan demand energi bakar
pada Desa Sumbersuko secara umum dapat terpenuhi seluruhnya, sehingga
dalam arahan pemanfaatannya dapat diarahkan ke pemenuhan energi listrik.
Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan memasaknya secara keseluruhan adalah
Dusun Precet sejak tahun eksisting (2014), Ngemplak pada tahun 2019
mendatang, Sumberpang Kidul pada tahun 2034 mendatang, dan Dusun
Glagah Ombo pada tahun eksisting (2014).
Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan energi bakarnya secara
keseluruhan kemudian dapat dilakukan penghitungan kesesuaian supply-
demand energi listrik.
2.6.4 Kajian Evaluasi Biodigester Eksisting
Pembahasan terkait evaluasi biodigester eksisting memuat bahasan
aspek mengenai unit biodigester yang rusak hingga evaluasi pemanfaatan
energinya. Diketahui dari 27 unit biodigester dengan kapasitas 6m3 bersifat
nonpermanen yang ada 17 diantaranya rusak, selain itu dari 4 unit biodigester
dengan kapasitas 83 m3 3 diantaranya rusak. Oleh karena itu perlu arahan
rencana untuk perbaikan unit biodigester yang rusak. Adapun dari segi
pemanfaatan energi biodigester eksisiting, masih terdapat 84,82% energi yang
belum termanfaatkan.
2.6.5 Kajian Pemanfaatan Bio-Slurry
Bio-Slurry merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan
kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerob) dalam digester
biogas yang merupakan ruangan tertutup (BIRU, 2011). Bio-Slurry memiliki
wujud padat atau cair tergantung dari campuran air dari lubang inlet digester,
dan memiliki kemampuan untuk menyuburkan lahan, meningkatkan produksi
tanaman budidaya, dengan ciri tidak berbau dan tidak mengundang serangga,
sehingga cocok digunakan untuk pupuk organik cair maupun padat.
Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA)
Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan
memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan
potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa
8 |
Sumbersuko. Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA)
Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan
memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan
potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa
Sumbersuko. Sehingga diketahui bahwa potensi Bio-Slurry perharinya dapat
mencapai Rp 18.637.800/hari dari 18.637,8 Kg/hari kotoran ternak yang
seandainya telah terporses oleh unit biodigetser seluruhnya.
2.6.6 Kajian Willingness To Pay
Hasil dari analisis willingness to pay pada Desa Sumbersuko
diketahui bahwa secara umum Dusun yang telah terbentuk kelompok peternak
yaitu Dusun Kenongo dan Dusun Precet memiliki tingkat WTP yang tinggi
baik untuk responden peternak dan non peternak (> Rp 1.500.000), sedangkan
dusun lainnya yang belum tetdapat kelompk peternak memiliki tingkatan WTP
yang sedang hingga rendah.
2.6.7 Kajian Ketersediaan Kandang Ternak
Hasil dari kajian ketersediaan kandang ternak diketahui bagaimana
kesesuaian kondisi kandang ternak pada Desa Sumbersuko terhadap Standar
Penyediaan Kandang Ternak oleh BPPP Departemen Pertanian Indonesia
Tahun 2007. Diketahui bahwa pada aspek perkerasan kandangm ketersediaan
palungan dan ketersediaan saluran drainase sudah sesuai dengan standar.
Adapun untuk aspek jarak kandang dari permukiman dan sistem pembuangan
kotoran belum sesuai dengan standar.
2.7 Akar Masalah dan Akar Tujuan
Analisis akar masalah merupakan analisis untuk mengetahui
penyebab terhambatnya pembangunan Desa Sumbersuko. Penjelasan akar
masalah pada Desa Sumbersuko dijelaskan pada Gambar 3, sedangkan
Pembahasan terkait akar tujuan pada Desa Sumbersuko mencangkup
meningkatkan pemerataan pembangunan desa dan mengatasi masalah sosial
dan kelembagaan pada Desa Sumbersuko. Berikut merupakan gambaran akar
tujuan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Gambar 4..
11 |
2.8 Penentuan Alternatif Proyek
Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai
kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis
sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan.
Penentuan urutan alternatif proyek dilakukan dengan cara memberikan nilai
terlebih dahulu pada masing-masing alternatif proyek yang dianggap layak
diterapkan. Kemudian nilai masing-masing proyek diurutkan mulai dari nilai
yang terbesar dengan nilai yang paling terendah untuk nantinya diterapkan
untuk proyek yang lebih didahulukan atau yang leih dibutuhkan oleh
masyarakat.
Penentuan beberapa proyek sebagai alternatif adalah dengan
melakukan berbagai analisis sebagai solusi pemecahan berbagai masalah yang
terdapat di Desa Sumbersuko, sehingga ditemukan cara untuk menyelesaikan
permasalahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Proyek
yang dapat dijadikan sebagai alternatif diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Proyek Pengembangan dan pemanfaatan Biogas
Desa Sumbersuko merupakan desa yang memiliki potensi di
bidang peternakan, sehingga akan lebih produktif lagi dalam
memanfaatkan limbah ternak yang tidak terpakai menjadi suatu yang
lebih berguna, salah satunya menjadi energy alternative yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
bahkan sebagai energi untuk keperluan sarana, maka dengan
demikian dapat mewujudkan konsep desa mandiri energy. Adapun
hasil ampas pemrosesan biodigester berupa Bio-Slurry diarahkan
untuk dimanfaatkan maupun dijual dengan nilai ekonomis sebesar Rp
1.000/kg.
2. Proyek pengembangan hasil pertanian (Tebu, Sapi Perah serta
Mawar)
Sektor perekonomian desa Sumbersuko didukung oleh
bidang pertanian dengan komoditas utama terdiri dari Tebu, sapi
perah serta Mawar. Salah satu masalah yang dihadapi desa
Sumbersuko yaitu kualitas tebu terus mengalami penurun sehingga
dalam rangka memaksimalkan komoditas utama pertanian dalam
menyokong perekonomian desa Sumbersuko perlu dilakukannya
pengolahan hasil pertanian menjadi sebuah produk bernilai ekonomis
tinggi serta peningkatan kualitas tanam komoditas pertanian (tebu dan
mawar) agar hasil pertanian memiliki kualitas yang tinggi melalui
sebuah pengembangan teknologi pertanian serta pemberian sosialisasi
terkait pengembangan kualitas pertanian.
3. Proyek pengembangan dan pengelolaan sistem persampahan
Sebagian besar warga desa sumbersuko masih belum
melakukan pengolahan sampah dengan benar, umumnya warga masih
mengandalkan proses pembakaran sampah secara open dumping
bahkan hingga membuang sampah menuju saluran drainase. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terkait
pengelolaan sampah secara benar dan tidak tersedianya sarana untuk
melakukan pengelolaan sampah. Oleh karena itu rencana
pengembangan system pengelolaan persampahan pada Desa
Sumbersuko akan diarahkan untuk membentuk Kelompok Binaan
Bank Sampah Malang secara merata tiap dusunnya, sehingga dapat
menangani sampah anorganik. Adapun untuk menangani sampah
organik dapat diarahkan dengan pengadaan tong komposter secara
merata tiap dusunnya.
4. Proyek perbaikan jalan serta penambahan fasilitas umum jalan
Masalah infrastuktur yang teradapat di desa Sumbersuko
salah satunya berkenaan dengan kualitas jalan yang masih rendah.
Sebagian perkerasan fisik jalan yang menghubungkan antar dusun
masih berupa macadam hingga diperlukan sebuah pengembangan
kualitas jalan yang dapat menunjng pergerakan masyarakat khususnya
dalam melakukan kegiatan. Perbaikan kualitas perkerasan jalan
menjadi aspal sehingga dapat dengan mudah diaskses oleh bermacam
moda berpengaruh pula dalam meningkatkan kemajuan
perkembangan perekonomian dalam hal pemasaran. Selain itu
penyediaan fasilitas umum seperti penerangan jalan serta rambu-
rambu jalan juga sangat penting dalam meningkakan keamanan jalan.
5. Proyek peningkatan SDM melalui pelatihan keterampilan
Malasah terkait mengenai terhambatnya tingkat
perekonomian Desa Sumbersuko salah satunya yaitu masih tingginya
tingkat pengangguran di desa Sumbersuko, hal tersebut salah satunya
berkenaan dengan kualitas SDM yang belum memeiliki keterampilan
khusus, sehingga dalam meminimalisisr angka pengangguran maka
pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan keterampilan
merupakan startegi yang dianggap mampu mengahadapi masalah
tersebut.
Pembahasan Alternatif Proyek pada Desa Sumberusko dijelaskan pada
Tabel 4.
12 |
Tabel 4 Penentuan Alternatif Proyek Desa Sumbersuko
Kriteria (Bobot) Pengembangan
Biodigester
Pengembangan Tiga
Komoditas
Pengembangan Sistem
Persampahan
Peningkatan Kualitas
Jalan
Peningkatan SDM
Melalui Keterampilan
Urutan prioritas prinsip
pembangunan wilayah
(10)
Nilai Skor 4
Sesuai dengan prinsip
pembangunan RPJMD
Kab. Malang Tahun
2010-2015 untuk
pengentasan Desa
Tertinggal
Nilai Skor 4
Proyek sesuai dengan
prinsip kebijakan
pembangunan pada
RPJMD Kab. Malang
Tahun 2010-2015 untuk
pengentasan Desa
Tertinggal
Nilai Skor 2
Proyek sedikit berkenaan
dengan upaya untuk
pengetasan desa
tertinggal
Nilai Skor 4
Proyek sesuai dengan
prinsip kebijakan
pembangunan pada
RPJMD Kab. Malang
Tahun 2010-2015 untuk
pengentasan Desa
Tertinggal
Nilai Skor 3
Proyek cukup sesuai
dengan prinsip kebijakan
pembangunan pada
RPJMD Kab. Malang
Tahun 2010-2015 untuk
pengentasan Desa
Tertinggal
Ketersediaan Sumber
Daya Alam (10)
Nilai Skor 4
Sumberdaya alam yang
digunakan sebanyak 4
macam (air, tanah, gas,
dan limbah kotoran
ternak)
Nilai Skor 4
Proyek menggunakan
sumberdaya alam
sebanyak 4 macam (tebu,
susu perah, mawar, dan
energi biogas.)
Nilai Skor 3
Proyek emnggunakan
dua macan sumberdaya
alam, yaitu sampah
anorganik dan sampah
organik
Nilai Skor 1
Tidak terdapat sumber
daya alam yang
digunakan dalam
proyek
Nilai Skor 4
Proyek menggunakan
sumberdaya alam
sebanyak 4 macam
(tebu, susu perah,
mawar, dan energi
biogas.)
Penerima manfaat
maksimal (10)
Nilai Skor 5
Proyek bermanfaat pada
sektor peternakan,
pertanian, ekonomi
masyarakat keseluruhan,
lingkungan alam
masyarakat.
Nilai Skor 3
Proyek bermanfaat pada
sektor ekonomi
masyarakat dan
pertanian.
Nilai Skor 3
Proyek bermanfaat pada
sektor ekonomi
masyarakt dan
lingkungan permukiman
desa.
Nilai Skor 4
Proyek bermanfaat pada
sektor pertanian,
peternakan dan
ekonomi masyarakat.
Nilai Skor 3
Proyek bermanfaat pada
sektor ekonomi
masyarakat dan
pertanian.
Peningkatan pedapatan
(10)
Nilai Skor 4
Proyek berpeluang besar
dalam meningkatkan
pendapatan penduduk
desa (penjualan Bio-
Slurry, penghematan
biaya memasak)
Nilai Skor 3
Proyek cukup
berpeluang untuk
mempengaruhi
peningkatan pendapatan
desa melalui penjualan
hasil diversifikasi produk
tiga komoditas.
Nilai Skor 3
Proyek cukup
berpeluang untuk
meningkatkan
pendapatan desa melalui
hasil penyetoran sampah
oleh nasabah bank dan
hasil penjualan kompos.
Nilai Skor 3
Proyek cukup untuk
berpeluang
meningkatkan
pendapatan desa
melalui penghematan
biaya pengangkutan
hasil komoditas
Nilai Skor 3
Proyek cukup
berpeluang untuk
mempengaruhi
peningkatan pendapatan
desa melalui penjualan
hasil diversifikasi
produk komoditas.
Peningkatan
pemanfaatan potensi
sumberdaya manusia
Nilai Skor 5
Proyek akan
meningkatan SDM >51
Nilai Skor 5
Proyek akan
meningkatan SDM >51
Nilai Skor 5
Proyek akan
meningkatan SDM >51
Nilai Skor 5
Proyek akan
meningkatan SDM >51
Nilai Skor 5
Proyek akan
meningkatan SDM >51
13 |
Kriteria (Bobot) Pengembangan
Biodigester
Pengembangan Tiga
Komoditas
Pengembangan Sistem
Persampahan
Peningkatan Kualitas
Jalan
Peningkatan SDM
Melalui Keterampilan
(10) penduduk desa yang
diarahkan akan memiliki
biodigester
penduduk desa
penduduk desa
penduduk desa penduduk desa
Kesinambungan atau
keterkaitan dengan
program tahun
sebelumnya (program
yang sedang berjalan)
(5)
Nilai Skor 4
Proyel memiliki
keterkitan besar dengan
program sebelumnya,
yaitu program
pembangunan desa pada
muatan RPJMD
Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015
Nilai Skor 4
Proyel memiliki
keterkitan besar dengan
program sebelumnya,
yaitu program
pembangunan desa pada
muatan RPJMD
Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015
Nilai Skor 2
Proyel memiliki
keterkitan rendah dengan
program sebelumnya,
yaitu program
pembangunan desa pada
muatan RPJMD
Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015
Nilai Skor 3
Proyel memiliki
keterkitan cukup
dengan program
sebelumnya, yaitu
program pembangunan
desa pada muatan
RPJMD Kabupaten
Malang Tahun 2010-
2015
Nilai Skor 3
Proyel memiliki
keterkitan cukup dengan
program sebelumnya,
yaitu program
pembangunan desa pada
muatan RPJMD
Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015
Sumbangan terhadap
program strategis
kabupaten atau
kotamadya (5)
Nilai Skor 3
Proyek memiliki
sumbangan cukup
strategis terhadap
program kecamatan
wagir dalam
memberdayakan
masyarakat desa
Nilai Skor 4
Proyek memiliki
sumbangan strategis
terhadap program
kecamatan wagir dalam
memberdayakan
masyarakat desa
Nilai Skor 2
Proyek memiliki sedikit
sumbangan strategis
terhadap program
kecamatan wagir dalam
memberdayakan
masyarakat desa
Nilai Skor 4
Proyek memiliki
sumbangan strategis
terhadap program
kecamatan wagir dalam
memberdayakan
masyarakat desa
Nilai Skor 3
Proyek memiliki
sumbangan cukup
strategis terhadap
program kecamatan
wagir dalam
memberdayakan
masyarakat desa
Replikabilitas (5)
Nilai Skor 5
Proyem mungkin diulang
di lebih dari empat
tempat, yaitu pada tiap
dusun Desa Sumbersuko
(6).
Nilai Skor 2
Proyek mungkin diulang
di suatu tempat,
Nilai Skor 2
Proyek mungkin diulang
di suatu tempat
Nilai Skor 4
Proyek mungkin
diulang di tiga tempat
lain.
Nilai Skor 2
Proyek mungkin diulang
disuatu empat.
Duplikasi (5)
Nilai Skor 4
Tingkat duplikasi proyek
rendah, karena adanya
komitmen masyarakat
untuk menjalankan
proyek
Nilai Skor 3
Tingkat duplikasi proyek
cukup, karena ada
kemungkinan
ketersediaan sarana yang
dibutuhkan masih kurang
Nilai Skor 3
Tingkat duplikasi proyek
cukup, karena ada
kemungkinan
ketersediaan sarana yang
dibutuhkan masih kurang
Nilai Skor 3
Tingkat duplikasi
proyek cukup, karena
ada kemungkinan
adanya proyek
perbaikan lagi di masa
mendatang.
Nilai Skor 3
Tingkat duplikasi proyek
cukup, karena ada
kemungkinan
ketersediaan sarana yang
dibutuhkan masih
kurang
14 |
Kriteria (Bobot) Pengembangan
Biodigester
Pengembangan Tiga
Komoditas
Pengembangan Sistem
Persampahan
Peningkatan Kualitas
Jalan
Peningkatan SDM
Melalui Keterampilan
Pertimbangan ekologi
(10)
Nilai Skor 5
Proyek dapat meunjang
keberlanjutan
lingkungan, yaitu dengan
memanfaatkan limbah
kotoran ternak sebagai
sumber energi
Nilai Skor 2
Proyek sedikit untuk
menunjang aspek ramah
lingkugan
Nilai Skor 5
Proyek dapat menunjang
aspek ramah lingkugan
Nilai Skor 2
Proyek sedikit untuk
menunjang aspek ramah
lingkungan
Nilai Skor 2
Proyek sedikit untuk
menunjang aspek ramah
lingkugan
Hubungan alat dengan
tujuan (5)
Nilai Skor 3
Proyek menyebabkan
hubungan cukup eraat
antara alat dengan
tujuan.
Nilai Skor 3
Proyek menyebabkan
hubungan cukup eraat
antara alat dengan
tujuan.
Nilai Skor 3
Proyek menyebabkan
hubungan cukup eraat
antara alat dengan
tujuan.
Nilai Skor 3
Proyek menyebabkan
hubungan cukup eraat
antara alat dengan
tujuan.
Nilai Skor 3
Proyek menyebabkan
hubungan cukup eraat
antara alat dengan
tujuan.
Keterkaitan proyek antar
desa (5)
Nilai Skor 3
Proyek dan hasilnya
memiliki keterkaitan
dengan proyek desa lain
Nilai Skor 3
Proyek dan hasilnya
memiliki keterkaitan
dengan proyek desa lain
Nilai Skor 3
Proyek dan hasilnya
memiliki keterkaitan
dengan proyek desa lain
Nilai Skor 3
Proyek dan hasilnya
memiliki keterkaitan
dengan proyek desa lain
Nilai Skor 3
Proyek dan hasilnya
memiliki keterkaitan
dengan proyek desa lain
Jumlah Skor 345 335 315 305 295
Sumber: Hasil Analisis, 2014
15 |
BAB III
RENCANA
Pembahasan rencana merupakan perwujudan terkait solusi dari hasil
permasalahan yang termuat pada akar masalah, serta perwujudan terkait
potensi dari hasil analisa aspek spasial dan sektoral pada Desa Sumbersuko.
Pembahasan mencangkup rencana spasial desa, rencana proyek desa, hingga
dampak proyek.
3.1 Rencana Spasial
Pembahasan rencana spasial desa mencangkup rencana tata ruang
desa dan rencana ultilitas dan fasilitas desa pada Desa Sumbersuko.
3.1.1 Rencana Tata Ruang Desa
Kajian mengenai rencana tata ruang desa mencangkup rencana
struktur tata ruang desa, rencana pola ruang desa hingga rencana sistem
keterhubungan atau lingkage system.
A. Rencana Struktur Tata Ruang Desa
Beberapa pertimbangan yang mendasari perencanaan struktur ruang
yakni berdasarkan daerah pusat dan sub pusat desa dengan didasarkan pada
orientasi pada desa Sumbersuko.
1. Rencana pusat kegiatan desa
Dusun yang merupakan kawasan pusat kegiatan yang ada di Desa
Sumbersuko yaitu dusun Kenongo. Perencanaan serta Kegiatan utama
di wilayah Dusun Kenongo diarahkan untuk:
a. Pengolahan hasil panen
b. Pengembangan pemanfaatan biogas melalui peletakan biodigester
c. Perbaikan dan peningkatan jalan
d. Pengembangan fasilitas keamanan.
e. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun
Kenongo
2. Rencana Sub Pusat Kegiatan Desa
Sub-Pusat kegiatan desa Sumbersuko, yaitu dusun Sumberpanglor.
Adapun Perencanaan serta Kegiatan utama di wilayah Desa
Sumberpanglor diarahkan untuk:
a. Pengolahan hasil panen
b. Pengembangan pemanfaatan biogas
c. Perbaikan dan peningkatan jalan
d. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun
Sumberpanglor.
B. Rencana Pola Ruang Desa
Pembahasan rencana pola ruang desa mencangkup kawasan
terbangun dan kawasan tidak terbangun.
1. Kawasan Terbangun
Permukiman di Desa Sumbersuko direncanakan dengan perbaikan
kondisi fisik rumah yang kurang layak huni dan penambahan
permukiman. Pembangunan permukiman dilakukan secara bertahap
sesuai dengan pertambahan penduduk. Pada Desa Sumbersuko
mempunyai pola linear, jadi dalam perencanaan unrunk
mengembangkan biodigester pada Desa Sumbersuko adalah
biodigester individu.
2. Kawasan Tak Terbangun
Desa Sumbersuko sebagian besar ditunjang oleh sektor pertanian
yang berupa lahan pertanian, perkebunan dan hutan produksi. . Sektor
peternakan juga menunjang perekonomian desa yaitu berupa hasil
ternak seperti susu. Desa Sumbersuko memiliki kawasan penyangga
dan kawasan budidaya semusim. Untuk Dusun Precet dan Dusun
Sumberpang Kidul yang tergolong pada kawsan pennyangga akan
terdapat rencana untuk tidak menambah bangunan dan menjadaikan
kawasan tersebut ke kawsan penyangga. Melalui arahan tersebut akan
menambah jumlah pertanian dan lahan perkebunan sehingga dapat
meningkatkan produktifitas hasil komoditas dan meningkatkan
perekonomian Desa Sumbersuko.
C. Rencana Sistem Hubungan
Rencana sistem hubungan bertujuan untuk mengorganisasikan sistem
pergerakan yang dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat Desa
Sumbersuko. Pada analisis daerah Desa Sumbersuko terbentuk sistem
hubungan yang terbentuk adalah sistem hubungan visual karena memiliki
keterkaitan dengan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya di dalam
lingkungan dan sekitar daerah Desa Sumbersuko yang saling terkait.
Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mampu mendorong kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya masayarakat, baik di dalam dan di luar Desa
Sumbersuko yang dapat dicapai melalui rencana tersebut diantaranya
16 |
pendistribusian serta pemasaran hasil produksi panen komoditas ke Pabrik
Gula Kebon Agung, Pasar Besar Kota Malang dan Pasar Gadang menjadi
lancar dan diharapkan perekonomian warga Desa Sumbersuko meningkat.
Keterkaitan antara dusun di dalam Desa Sumbersuko akan mendorong
pencapaian saran prasarana, interaksi atau hubungan setiap dusun menjadi
lebih erat baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya.
3.1.2 Rencana Ultilitas dan Fasilitas Desa
Pembahasan rencana ultilitas dan fasilitas Desa Sumbersuko
mencangkup rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas sarana dan
rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas prasarana pada Desa
Sumberusko.
A. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Sarana
Ketersediaan sarana pada Desa Sumbersuko secara umum sudah
memenuhi untuk melayani kebutuhan akan sarana masyarakat Desa
Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, yaitu sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana pelayanan umum, sarana peribadatan, sarana perdagangan
dan jasa, sarana RTH dan Olahraga hingga sarana pemakaman. Khusus untuk
sarana keamanan direncanakan untuk dilakukan penambahan berupa pos
kamling pada Dusun Kenongo sebanyak 1 unit seperti pada Gambar 4, serta
pengembangan kelompok binaan Bank Sampah Malang dengan membangun
unit kantor bank sampah tiap dusun sebagai sarana pelayanan umum.
Gambar 4 Ilustrasi Rencana Penambahan Sarana Keamanan
Sumber: Hasil Rencana, 2014
B. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Prasarana
Pembahasan mengenai rencana perbaikan dan pengembangan
prasarana mencangkup prasarana jalan, drainase, air bersih, hingga
persampahan pada Desa Sumbersuko.
1. Jalan
Kondisi kualitas perkerasan jalan antara Dusun Kenongo dengan
Dusun Sumberpang, serta antara Dusun Glagah Ombo dengan Dusun
Ngemplak perlu untuk dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur
distribusi komoditas utama pada Desa Sumbersuko. Adapun
penjelasan terkait rencana perbaikan jalan dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5 Rencana Perbaikan Jalan Desa Sumbersuko
Jalan
Perhitungan
Komoditas
Yang
Dipengaruhi
Panjang
Jalan
(Meter)
Asumsi
Biaya
Perbaikan
Perkerasan
(Per m)
Biaya
Keseluruhan
Jalan
penghubung
antara
Dusun
Kenongo –
Dusun
Sumberpang
Lor
2413 Rp
100.000,00 Rp 241.300.000,00
Tebu, Padi,
Jagung,
Sayur-sayuran
Jalan
penghubung
antara
Dusun
Ngemplak –
Dusun
Glaga
Ombo
176 Rp
100.000,00 Rp 17.600.000,00
Cengkeh,
Tebu, Kopi
dan Jagung
Total Biaya Proyek Rp
258.900.000,00
17 |
Sumber: Hasil Rencana, 2014
2. Drainase
Rencana terkait prasrana drainase berupa normalisasi saluran secara
berkala untuk membersihkan sampah dan vegetasi liar, dan
penambahan saluran drainase di jalan yang belum terdapat saluran
drainase. Perbaikan saluran drainase yang rusak dapat dilakukan di
beberapa titik di dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Sumberpang
Kidul, Ngemplak, Glagah Ombo dan Precet dan dapat juga dilakukan
perkerasan. Untuk normalisasi saluran dapat dilakukan secara berkala
dengan cara kerja bakti membersihkan saluran yang ada di Desa
Sumbersuko. Penambahan saluran drainase tidak begitu diperlukan
karena pengaliran airnya sudah baik. Namun pada beberapa tempat
yang dirasa perlu untuk ditambah saluran drainase seperti rumah-
rumah yang berada di gang kecil seperti di Dusun Kenongo
3. Air Bersih
Rencana terkait prasarana air bersih mengacu terhadap hasil analisis
air bersih yang diketahui bahwa ketersediaan sumber air bersih pada
Desa Sumbersuko yang bersumber dari ketujuh mata air dapat
mencukupi kebutuhan air bersih warga Desa Sumbersuko hingga 20
tahun mendatang, serta seluruh rumah sudah menggunakan sistem
meteranisasi. Berikut merupakan rencana terkait prasarana air bersih
yang dijelaskan pada Tabel 8..
Tabel 6 Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih
Standart
Kebutuhan Air
(Kimpraswil,2003)
Kebutuhan
Prasarana
(liter/jiwa/hari)
Arahan Rencana
60 lt/hari
lingkup desa kecil
Tahun 2014
413.520 liter/hari
Tahun 2019
417.840 liter/hari
Tahun 2024
422.220 liter/hari
Tahun 2029
426.660 liter/hari
Tahun 2034
431.100 liter/hari
Penambahan rumah Desa
Sumbersuko selama 20 tahun
kedepan sebanyak 73 rumah
perlu penambahan jaringan pipa
air bersih dan meterisasi sesuai
dengan penambahan penduduk
dan rumah.
Perlu perawatan dan
pemeliharaan pipa tralon air
bersih serta tandon agar
mencegah adanya kebocoran.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
4. Persampahan
Rencana pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko
mencangkup proyek pengembangan sistem persampahan.
Pengembangan tersebut berupa pembangunan unit kantor bank
sampah yang merupakan kelompok binaan Bank Sampah Malang
secara menyeluruh tiap dusun, yang dilengkapi tong komposter.
Adanya unit bank sampah yang direncakanan bertujuan untuk
mengatasi sampah anorganik, sedangkan tong komposter yang
direncanakan bertujuan untuk mengatasi sampah organik.
3.2 Rencana Proyek
Rencana pengembangan Desa Sumbersuko berupa proyek-proyek
yang dihasilkan berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek (AAP), yaitu
mencangkup Proyek Pengembangan Pemanfaatan Biogas, Proyek
Pengembangan Hasil Tiga Komoditas (Tebu, Mawar dan Kerupuk Susu),
Proyek Pengembangan Persampahan hingga Proyek Perbaikan Kualitas Jalan
Desa Sumbersuko.
3.2.1 Rencana Pengembangan Pemanfaatan Biogas
Rencana pengembangan pemanfaatan biogas mencangkup rencana
penambahan biodigester, rencana perbaikan biodigester hingga arahan rencana
untuk pemanfaatan Bio-Slurry sebagai pupuk organik. Pembahasan
mencangkup rencana proyek, matriks perencanaan proyek, organisasi proyek,
hingga matriks kerjasama dengan pihak lain.
A. Rencana Proyek
Pada persiapan proyek, ditentukan berapa m3 biodigester yang
akan dibangun 20 tahun mendatang tiap tahunnya, berapa unit
biodigester yang harus diperbaiki, hingga penyusunan organisasi
proyek serta rapat koordinasi antar pihak yang berpengaruh dalam
proyek. Perbaikan unit biodigester sebanyak 13 unit atau 354m3,
sedangkan besar biodigester (m3) yang dibangun tiap tahunnya
dijelaskan pada Tabel 7.
18 |
Tabel 7 Rencana Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
Tahun
Biodigester
yang
Dibangun
(m3)
Supply
Energi
(Kwh)
Demand
Energi
(Kwh)
Pemenuhan
2014* 506* 398930,4* 8603283,6* 5%* 2015 280 619682,4 8622008,1 7%
2016 196,6 774681,84 8639484,3 9%
2017 196,6 929681,28 8656960,5 11%
2018 196,6 1084680,72 8675685 13%
2019 196,6 1239680,16 8693161,2 14%
2020 196,6 1394679,6 8711885,7 16%
2021 196,6 1549679,04 8729361,9 18%
2022 196,6 1704678,48 8748086,4 19%
2023 196,6 1859677,92 8766810,9 21%
2024 196,6 2014677,36 8784287,1 23%
2025 196,6 2169676,8 8803011,6 25%
2026 174,38 2307157,992 8821736,1 26%
2027 96,6 2383317,432 8839212,3 27%
2028 96,6 2459476,872 8857936,8 28%
2029 96,6 2535636,312 8876661,3 29%
2030 96,6 2611795,752 8895385,8 29%
2031 96,6 2687955,192 8914110,3 30%
2032 96,6 2764114,632 8931586,5 31%
2033 96,6 2840274,072 8950311 32%
2034 96,6 2916433,512 8969035,5 33%
2035 96,6 2992592,952 8987760 33%
* = Unit Biodigester Eksisting yang sudah tersedia.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
Berdasarkan Tabel 7, diketahui proyek pengembangan biodigester
hingga 20 tahun mendatang hanya mampu mencukupi 33% demand
energi Desa Sumbersuko, sehingga proyek yang dilakukan belum
mampu untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa
Sumbersuko.
B. Organisasi Proyek
Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proyek pengembangan biodigester pada Desa
Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar
5.
ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN BIODIGESTER
PIMPINAN PROYEK
BENDAHARA PROYEK
SEKERTARIS PROYEK
BIDANG PERENCANAAN BIDANG LOGISTIK BIDANG HUMAS BIDANG PELAKSANAAN
MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO(PETERNAK DAN NON PETERNAK)
BADAN PENGAWASAN
GARIS KOORDINATIF
GARIS INSTRUKTIF
PANITIA PROYEK
PELAKSANA PROYEK
PEMERINTAH KECAMATAN / DESA
Gambar 5 Organisasi Proyek Pengembangan Biodigester
Sumber : Hasil Rencana, 2014
Pimpinan proyek merupakan pihak Kelompok Peternak Desa
Sumbersuko yang dianggap mengerti bagaimana dan penentuan
lokasi pembangunan unit biodigester. Adapun Pemerintah Kecamatan
dan Desa sebagai badan pengawasan, dengan bidang perencanaan
merupakan pihak yang ahli dalam pembangunan biodigester, yaitu
Dinas Peternakan Kabupaten Malang, maupun pihak swasta seperti
Biogas Rumah Indonesia (BIRU, 2011).
19 |
C. Matriks Perencanaan Proyek
Tabel 8 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Biodigester
Tujuan dan kegiatan proyek
(objectives and activities of the
project)
INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber
pembuktian
(means of
verification)
Asumsi Penting
(Important
Asumptions) Uraian
2014-
2019
2020-
2024
2025-
2029
2030-
2034
Sasaran
(goal)
Pemanfaatan limbah kotoran ternak
sebagai energi biomassa yang
terbaharukan untuk memenuhi demand
energi bakar dan listrik warga Desa
Sumbersuko
• Unit Biodigester yang telah
dibangun sebagai penyedia
supply energi biogas
47% 73% 87% 100%
• Evaluasi proyek
terkait
pemenuhan
demand energi
oleh supply
energi biogas
• Laporan
perkembangan
proyek berapa
unit biodigester
beserta kapasitas
yang telah
dibangun beserta
skala
pelayanannya
• Masyarakat memiliki
antusias dalam
pemanfaatan biogas
Maksud
proyek
(purpos)
• Memberdayakan masyarakat Desa
Sumbersuko dalam aspek pengolahan
limbah ternak sebagai energi biogas.
• Menciptakan industri skala rumah
tangga yang memanfaatkan energi
biogas dalam proses produksinya.
• Jumlah pengguna
biodigester 40% 70% 85% 100%
• Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
proyek
• Partisipasi masyarakat
Desa Sumbersuko
tinggi untuk
memanfaatkan limbah
kotoran ternak sebagai
energi biogas
• Jumlah industri skala rumah
tangga yang terbentuk
berbasis biogas
0% 30% 60% 100%
Hasil
proyek
(output)
Meningkatkan pengolahan limbah
kotoran ternak melalui pengolahan
kotoran ternak dengan biodigester
Meningkatkan perekonomian warga
dengan menekan biaya untuk memasak
dan penerangan.
• Pengolahan kotoran ternak
sebagai sumber energi
biogas melalui unit
biodigester yang telah
dibangun
0% 30% 80% 100%
• Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
proyek
• Hasil pemanfaatan
limbah kotoran ternak
melalui unit
biodigester yang telah
dibangun dapat
menguntungkan
masyarakat dari segi
ekonomi dan ekologi
• Perekonomian masyarakat
meningkat 0% 30% 70% 100%
Kegiatan
proyek
(Activities)
Tahap Persiapan
• Rapat koordinasi antara Pemerintahan
Desa dengan Kelompok Peternak dan
Sumber dana proyek:
• Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%)
• APBN Tiap Tahun (10%)
• Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
a. Alokasi dana tiap
tahun yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat
20 |
Tujuan dan kegiatan proyek
(objectives and activities of the
project)
INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber
pembuktian
(means of
verification)
Asumsi Penting
(Important
Asumptions) Uraian
2014-
2019
2020-
2024
2025-
2029
2030-
2034
masyarakat Desa Sumbersuko untuk
menentukan distribusi supply energi
yang kemudian disesuaikan dengan
demand energi yang dapat dipenuhi
hingga lokasi unit biodigester yang
akan dibangun. Pembahasan yang
dilakukan juga meliputi manfaat yang
dapat diperoleh dengan proyek
pengembangan biodigester pada Desa
Sumbersuko
• Sosialisasi terkait manfaat akan
proyek pengembangan biodigester
kepada masyarakat Desa
Sumbersuko, terutama untuk dusun
yang belum terbentuk kelompok
ternaknya, seperti Dusun Ngemplak,
Dusun Sumberpang Lor, Dusun
Sumberpang Kidul dan Dusun Glagah
Ombo.
Tahap Pelaksanaan
• Rapat koordinasi dengan Dinas
Peternakan Kabupaten Malang
bersamaan dengan Pemerintah Desa
dan Kelompok Peternak terkait
pembentukkan cluster unit biodigester
yang akan dibangun
• Pembangunan unit biodigester yang
mengacu kepada Standar Penyediaan
Biogas Rumah (BIRU) Tahun 2011.
Tahap Evaluasi dan Monitoring
proyek kepada Pemerintah
Desa sebanyak Rp
550juta tiap tahun,
sesuai dengan muatan
UU.No 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
21 |
D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain
Tabel 9 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain
Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi
Badan Pengawas Proyek • Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan Proyek
• Berkoordinasi dalam pengendalian dan
penyelesaian dalam serta keberhasilan proyek
• Evaluasi hasil kerja
• Penyusunan laporan perkembangan proyek
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Pengawasan dan pengendalian kinerja hasil
proyek
Pimpinan Proyek • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Pemerintah Kecamatan Wagir
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Menyusun rencana kegiatan operasional
proyek
• Mengadakan pengawasan atau pemantauan
kegiatan proyek
• Membuat laporan perkembangan proyek
secara perodik
• Menentukan letak biodigester beserta cluster
dan skala pelayanannya
• Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap bendahara dan pelaksana utama
proyek dalam masalah keuangan
• Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan
proyek
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Penyusunan laporan perkembangan proyek
Sekretaris • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Menyusun proposal kegiatan proyek
• Mengurus surat menyurat dengan instansi
terkait
• Menyusun laporan perkembangan proyek
• Menyusun laporan akhir kegiatan proyek
• Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil
kerja kepada pimpinan proyek
• Laporan perkembangan kegiatan proyek dalam
rapat koordinasi per enam bulan
• Proposal penggalian dana ke instansi terkait
Bendahara • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Menyusun administrasi keuangan sesuai
dengan aturan yang ada
• Menyusun pembukuan tentang data keuangan
proyek
• Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan
proyek kepada pimpinan proyek
• Laporan keuangan dalam rapat koordinasi per
enam bulan
Bidang Perencanaan • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Melaksanakan program penyuluhan terkait
dengan pelaksanaan proyek
• Melakukan proses partisipasi dalam hal
pelaksanaan proyek
• Mengindentifikasi masalah dalam proyek
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Bidang perencanaan bertanggung jawab
bertanggung jawab kepada Dinas Peternakan
Kabupaten Malang
22 |
Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi
• Evaluasi hasil kerja
Bidang Logistik • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan
proyek
• Inventarisasi untuk peralatan proyek
• Pengadaan sarana dan prasarana
• Koordinasi penggunaan sarana dan prasarana
• Pengadaan material, peralatan dan transportasi
• Melakukan inventarisasi
Bidang Humas • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Dinas Peternakan Kabupaten
Malang
• Konsultan atau Pihak Swasta
Biogas Rumah Indonesia (BIRU)
• Masyarakat Desa Sumbersuko
• Membuat rencana kegiatan sosialisasi
• Membuat jadwal kegiatan sosialisasi
• Berkoordinasi dengan instansi terkait
• Berkoordinasi aktif dengan sekertaris
• Bantuan teknologi tepat guna
• Rapat koordinasi per enam bulan
Bidang Pelaksana • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Masyarakat Desa Sumbersuko
• Melaksanakan program penyuluhan
sehubungan dengan pelaksanaan proyek
• Menerapkan proses konsep Partsipasi yang
melibatkan semua subjek pembangunan agar
proyek yang dilakukan dapat dicapai secara
efektif
• Mengidentifikasi adanya kendala dan
hambatan dalam proyek
• Evaluasi hasil kerja
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Bidang pelaksana bertanggung jawab kepada
Dinas Peternakan Kabupaten Malang dan pihak
Konsultan atau Swasta BIRU.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
3.2.2 Rencana Pengembangan Hasil Tiga Komoditas
Rencana terkait proyek untuk pengembangan hasil tiga komoditas
mencangkup rencana pemanfaatan tebu sebagai industri rumah tangga sirup
tebu, pengembangan penanaman mawar beserta pemanfaatannya sebagai selai
mawar, hingga rencana pemanfaatan hasil susu perah sebagai industri rumah
tangga kerupuk susu.
A. Rencana Proyek
Pelaksanaan rencana proyek diawali dengan pemberihan pelatihan
terkait pemanfaatan tiap komoditas yang akan dilakukan pengolahan
atau diversifikasi produk. Setelah itu baru dapat ditentukan unit
rumah tangga mana saja yang akan diarahkan untuk pengembangan
pengolahan ketiga komoditas tersebut. Khusus untuk komoditas
mawar dalam pengembangan sistem penanamannya akan diberikan
pelatihan terkait mengatasi musim penghujan supaya tidak merusak
tanaman mawar.
Gambar 6 Hasil Olahan Susu, Mawar dan Tebu
Sumber: Diambil dari berbagai sumber dari Google Image
23 |
B. Organisasi Proyek
Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek pengembangan hasil tiga komoditas pada Desa Sumberusko memiliki
struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 7.
Gambar 7 Organisasi Proyek Pengembangan Tiga Komoditas
Sumber: Hasil Rencana, 2014
Pimpinan proyek terkait pengembangan tiga komoditas merupakan
GAPOKTAN Desa Sumbersuko karena memahami bagaimana kondisi dan
solusi yang dapat diterapkan terkait pengembangan ketiga komoditas. Adapun
Pemerintahan Desa dan Kecamatan berperan sebagai badan pengawas, dengan
pihak KOPWAN atau Koperasi Wanita dan GAPOKTAN sebagai bidang
perencanaan yang ahli dalam operasional proyek.
24 |
C. Matriks Perencanaan Proyek
Tabel 10 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Tiga Komoditas
Tujuan dan kegoatan Proyek
(Objectives and Activities of the Project)
Indikator Obyektif (Obyektives Veritable Indicators) Sumber Pembuktian
(Means of
Verification)
Asumsi Penting
(Important Asumtions) Uraian 2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034
Sasaran
(Good)
Meningkatkan kesejahteraan
masyarakata dengan
meningkatkan perekonomian
di Desa Sumbersuko melalui
sektor pertanian dan
peternakan.
Meningkatkan
perekonomian
masyarakat dengan
membuka lapangan
pekerjaan yang baru.
15% 18% 21% 25% Hasil Rencana
Masyarakat berpartisipasi dla
proyek pengembangan tiga
komoditas.
Maksud
proyek
(Purpose)
Meningkatkan harga jual
ketiga komoditas unggulan
dan mengangkat produksi di
Desa Sumbersuko.
Mengembangkan
hasil ketiga
komoditas yang lebih
inovatif agar
meningkatkan harga
jual barang.
5% 10% 15% 20% Hasil Rencana
Harga hasil jual tiga komoditas
lebih tinggi setelah menerapkan
pengolahan hasil tiga
komoditas.
Hasil
proyek
(Output)
Mengangkat hasil tiga
komoditas unggulan di Desa
Sumbersuko dari komoditas
yang lain.
Meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan
masyarakat di Desa
Sumbersuko.
7,5% 10% 12,5% 15% Hasil Rencana
Memperluas oemasaran dana
meningkatkan permintaan
pengolahan hasil tiga komoditas
Kegiatan
proyek
(Activities)
1. Melakukan diskusi
kepada masyarakat
tentang pentingnya
pengadaan dan partisipasi
masyarakat.
2. Pelaksanaan proyek:
Persiapan kebutuhan
dan alat-alat proyek
yang akan digunakan.
Pelaksanaan kegiatan
proyek secara
partisipatif.
3. Evaluasi dan monitoring
proyek.
Diskusi dilakukan
oleh pemerintah dan
juga membentuk
kelompok yang
bertugas sebagai
pengelola tiga
komoditas utama
pada setiap dusun
serta persiapan alat-
alat proyek.
20% 25% 30% 35% Hasil Rencana
Masyarakat merespon secara
positif terhadap kegiatan proyek
pengembangan tiga komoditas.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
25 |
D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain
Tabel 11 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Tiga Komoditas
Unit-Unit
Dalam
Proyek
Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama atau Koordinasi Mekanisme Kerjasama/Koodinasi
Badan
Pengawasan Pemerintah Desa Sumbersuko
Mengadakan pengawasan dan pemekrisaan terhadap
pelaksanaan proyek pengembanagan tiga hasil komoditas
Desa Sumbersuko.
Evaluasi hasil kerja proyek pengembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Rapat koordinasi
Pengawasan dan pengendalian kinerja
hasil proyek pengembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Penyusunan laporan perkembangan
hasil proyek pengembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Pimpinan
Proyek
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN)
Gabungan Keompok Ternak
Koperasi Wanita
Ibu-ibu PKK
Menyusun rencanaa operasional proyek pengembangan
tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.
Menetapkan kebijakkan dan koodinasi agar proyek
pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko
dapat berjalan dengan lancar.
Bertanggung jawan dalam hal keuangan, fisik maupun
adaministrasi dalam proyek perekembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Membuat laporan hasil proyek secara periodik.
Penyusunan laporan perkembangan
proyek pengembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Sekertaris
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Ternak
Ibu-Ibu PKK
Menyusunn proposal operasional proyek pengembangan
tigas hasil komoditas Desa Sumbersuko.
Bertanggung jawan atas kegiatan surat-menyurat dengan
intansi terkait.
Menyusun laporan kegiatan akhir proyek pengembangan
tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.
Bertanggung jawab atas dokumentasi agenda dan hasil
kerja.
Bertanggung jawab atas pmpinan proyek.
Berkoordinasi aktif dengan bendahara.
Proposal mengenai penggalian dana
terkait dnegan proyek pengembangan
tiga hasil komoditas Desa
Sumbersuko.
Bendahara
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Ternak
Desa Sumbersuko
Koperasi Wnita Desa
Sumbersuko
Melakukan penyusunan terkait administrasi keuangan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada.
Menyampaikan data keuangan kepada pimpinan proyek
pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.
Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.
Membantu atasam dalam menyusun surat menyurat
Laporan keuangan yang dilakukan
dalam rapat kordinasi yang dilakukan
dalam 1 tahun sekali.
26 |
Unit-Unit
Dalam
Proyek
Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama atau Koordinasi Mekanisme Kerjasama/Koodinasi
terkait dengan masalah keuangan.
Bidang
Perencana
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN)
Gabungan Keompok Ternak
Koperasi Wanita
Ibu-ibu PKK
Melaksanakan penyuluhan pelaksanaan proyek
pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.
Mengidentifikasi adanya kendalan dan hambatan dalam
pelaksannaan proyek penngembangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Evaluasi hasil kerja.
Rapat koordinasi
Bidang
Logistik
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN)
Gabungan Keompok Ternak
Koperasi Wanita
Ibu-ibu PKK
Menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa
Sumbersuko.
Investarisasi pelaksanaan proyek pengebangan tiga hasil
komoditas Desa Sumbersuko.
Pengadaan sarana dan prasarana.
Koordinasi pengguna sarana dan
prasaran.
Pengadaan materia, peralatan dan
transportasi.
Rapat koordinasi.
Bidang
Humas
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN)
Gabungan Keompok Ternak
Membuat rencana pelaksanaan sosialisasi.
Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan sosisalisasi. Rapat koordinassi.
Bidang
Pelaksana
Pemerintah Desa Sumbersuko
Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN)
Gabungan Keompok Ternak
Koperasi Wanita
Ibu-ibu PKK
Melaksanakan program penyuluhan sehubungan dengan
pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas
Desa Sumbersuko.
Mengevaluasi hasil kerja.
Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan pada
pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas
Desa Sumbersuko.
Rapat koordinasi.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
3.2.3 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan
Pelaksanaan terkait rencana proyek pengembangan sistem persampahan
pada Desa Sumbersuko mencangkup pengembangan kelompok binaan Bank
Sampah Malang berupa pembangunan unit kantor bank sampah pada tiap dusun
untuk mengolah sampah anorganik, hingga pengadaan tong komposter untuk
mengolah sampah organik.
A. Rencana Proyek
Kegiatan proyek dimulai dari penghitungan timbulan sampah
pada Desa Sumebrsuko, dimana asumsi perhitungannya mengacu pada
Studi Timbulan Sampah Kabupaten Bandung Tahun 2007 tentang
Timbulan Sampah Pedesaan, dimana tiap orang menghasilkan 0,9 Kg
atau 1 liter sampah tiap harinya, adapun komposisi sampah 85,14%
merupakan sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik.
27 |
Berikut merupakan penghitungan potensi sampah pada Desa
Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 12.
Tabel 12 Potensi Persampahan Desa Sumbersuko Perhari
Komposisi
Sampah
(kg/hari)
&
Keuntungan
(Rp)
Sampah
Eksisting
(kg/hari)
Organik Plastik Kertas
Asumsi 1376 85,14% 12,57% 2,29%
Rp 1.220.229 Rp 937.221 172.963 Rp 47.266
Precet 182 154,95 22,88 4,17
Rp 153.099 Rp 123.960 Rp 22.877 Rp 6.252
Kenongo 591 503,18 74,29 13,53
Rp 497.590 Rp 402.544 Rp 74.289 Rp 20.301
Ngemplak 64 54,49 8,04 1,47
Rp 53.835 Rp 43.592 Rp 8.045 Rp 2.198
Glagah Ombo 103 87,69 12,95 2,36
Rp 86.837 Rp 70.152 Rp 12.947 Rp 3.538
Sumberpang
Lor
260 221,36 32,68 5,95
Rp 218.701 Rp 177.088 Rp 32.682 Rp 8.931
Sumberpang
Kidul
176 149,85 22,12 4,03
Rp 148.049 Rp 119.880 Rp 22.123 Rp 6.046
Sumber: Hasil Rencana, 2014
Setelah diketahui potensi persampahan pada Desa Sumbersuko tiap
harinya, maka dilakukan pengitungan terkait berapa unit pengadaan tong
komposter yang akan diadakan berdasarkan proyeksi jumlah sampah organik
hingga 20 tahun mendatang, sehingga diketahui hingga tahun 2034 untuk
mengatasi sampah organik dibutuhkan 34 unit tong komposter seperti pada
Gambar 8. Adapun unit kantor bank sampah yang direncakanan untuk dibangun
tiap dusun seperti pada Gambar 8 .
Gambar 8 Ilustrasi Kantor Bank Sampah dan Tong Komposter yang Direncanakan
Sumber: Hasil Rencana, 2014
28 |
B. Organisasi Proyek
Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko memiliki
struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.
ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN DESA SUMBERSUKO
PIMPINAN PROYEK
BENDAHARA PROYEK
SEKERTARIS PROYEK
BIDANG PERENCANAAN BIDANG LOGISTIK BIDANG HUMAS BIDANG PELAKSANAAN
MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO
BADAN PENGAWASAN
GARIS KOORDINATIF
GARIS INSTRUKTIF
PANITIA PROYEK
PELAKSANA PROYEK
PEMERINTAH KECAMATAN / DESA
BANK SAMPAH MALANG
Gambar 9 Organisasi Proyek Pengembangan Sistem Persampahan
Sumber: Hasil Rencana, 2014
Pimpinan proyek terkait pengembangan sistem persampahan merupakan
pihak Karang Taruna tiap dusun pada Desa Sumbersuko, karena memiliki
potensial untuk dilatih terkait manajemen dan operasional bank sampah oleh
Bank Sampah Malang. Adapun peran pemerintah desa dan kecamatan sebagai
badan pengawas, dengan pihak Bank Sampah Malang sebagai bidang perencana
yang merupakan pihak ahli dalam operasional proyek
29 |
C. Matriks Perencanaan Proyek
Tabel 13 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Sistem Persampahan
Tujuan dan kegiatan proyek
(objectives and activities of the project)
INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber
pembuktian
(means of
verification)
Asumsi Penting
(Important
Asumptions) Uraian
2014-
2019
2020-
2024
2025-
2029
2030-
2034
Sasaran
(goal)
Pemanfaatan potensi persampahan pada
Desa Sumbersuko melalui kelompok
binaan Bank Sampah Malang dan
kegiatan komposting, sehingga dapat
mengatasi kebiasaan masyarakat yang
kerap melakukan open dumping. • Unit kantor Bank Sampah
tiap dusun yang telah
dibangun beserta tong
komposternya.
0% 100% 100% 100%
• Evaluasi proyek
terkait jumlah
timbulan sampah
yang telah diolah
• Laporan
perkembangan
proyek berupa
jumlah unit kantor
Bank Sampah
yang telah
dibangun tiap
dusunnya.
• Masyarakat memiliki
antusias dalam
pengolahan sampah
dengan sistem Bank
Sampah Malang dan
komposting.
Maksud
proyek
(purpos)
• Memberdayakan masyarakat Desa
Sumbersuko dalam aspek pengolahan
sampah untuk dijual ke bank sampah
malang dan digunakan sebagai kompos.
• Menanggulangi kebiasaan masyarakat
Desa Sumbersuko yang kerap
melakukan kegiatan open dumping.
• Jumlah nasabah bank sampah 0% 35% 65% 100% • Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
proyek
• Partisipasi masyarakat
Desa Sumbersuko
tinggi untuk mengolah
sampah melalui bank
sampah dan komposting • Pengurangan kebiasaan
masyarakat dalam mengolah
sampah secara open dumping
0% 35% 65% 100%
Hasil
proyek
(output)
Sampah organik dan anorganik dapat
diolah dengan komposting dan bank
sampah
Menanggulangi kebiasan masyarakat
Desa Sumbersuko dalam mengolah
sampah secara open dumping.
Menghasilkan keuntungan ekonomis dan
ekologis
• Jumlah timbulan sampah
Desa Sumbersuko yang
dibandingkan dengan jumlah
sampah yang telah diolah
melalui bank sampah dan
komposting
0% 35% 65% 100%
• Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
proyek
• Hasil pengolahan
sampah melalui unit
bank sampah dan
komposter yang telah
dibangun dapat
menguntungkan
masyarakat dari segi
ekonomi dan ekologi
• Perekonomian masyarakat
meningkat 0% 30% 70% 100%
30 |
Tujuan dan kegiatan proyek
(objectives and activities of the project)
INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber
pembuktian
(means of
verification)
Asumsi Penting
(Important
Asumptions) Uraian
2014-
2019
2020-
2024
2025-
2029
2030-
2034
Kegiatan
proyek
(Activities)
Tahap Persiapan
• Rapat koordinasi antara Pemerintahan
Desa, Bank Sampah Malang dengan
Karang Taruna tiap dusun beserta
masyarakat Desa Sumbersuko terkait
pembentukkan organisasi proyek dan
pembahasan manfaat proyek
• Sosialisasi terkait manfaat akan proyek
kepada masyarakat Desa Sumbersuko
Tahap Pelaksanaan
• Pembangunan unti kantor bank sampah
tiap dusun beserta tong komposter yang
telah dihitung sebelumnya.
• Penyetoran sampah ke pusat Bank
Sampah Malang apabila sampah telah
mencapai 200 kg atau batas angkut
maksimal mobil pikap.
Tahap Evaluasi dan Monitoring
Sumber dana proyek:
• Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%)
• APBN Tiap Tahun (10%)
• Evaluasi proyek
• Laporan
perkembangan
proyek
Alokasi dana tiap tahun
yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah
Desa sebanyak Rp
550juta tiap tahun,
sesuai dengan muatan
UU.No 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
31 |
D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain
Tabel 14 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Sistem Persampahan
Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi
Badan Pengawas Proyek • Bank Sampah Malang
• Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Proyek
• Berkoordinasi dalam pengendalian dan penyelesaian
dalam serta keberhasilan proyek
• Evaluasi hasil kerja
• Penyusunan laporan perkembangan
proyek
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Pengawasan dan pengendalian kinerja
hasil proyek
Pimpinan Proyek • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Pemerintah Kecamatan Wagir
• Bank Sampah Malang
• Menyusun rencana kegiatan operasional proyek
• Mengadakan pengawasan atau pemantauan kegiatan
proyek
• Membuat laporan perkembangan proyek secara
perodik
• Menentukan desain dan tata cara operasional Bank
Sampah
• Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
bendahara dan pelaksana utama proyek dalam
masalah keuangan
• Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan proyek
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Penyusunan laporan perkembangan
proyek
Sekretaris • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Bank Sampah Malang
• Menyusun proposal kegiatan proyek
• Mengurus surat menyurat dengan instansi terkait
• Menyusun laporan perkembangan proyek
• Menyusun laporan akhir kegiatan proyek
• Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil kerja
kepada pimpinan proyek
• Laporan perkembangan kegiatan proyek
dalam rapat koordinasi per enam bulan
• Proposal penggalian dana ke instansi
terkait
Bendahara • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Bank Sampah Malang
• Menyusun administrasi keuangan sesuai dengan
aturan yang ada
• Menyusun pembukuan tentang data keuangan proyek
• Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan proyek
kepada pimpinan proyek
• Laporan keuangan dalam rapat
koordinasi per enam bulan
Bidang Perencanaan • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Bank Sampah Malang
• Melaksanakan program penyuluhan terkait dengan
pelaksanaan proyek
• Melakukan proses partisipasi dalam hal pelaksanaan
proyek
• Mengindentifikasi masalah dalam proyek
• Evaluasi hasil kerja
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Bidang perencanaan bertanggung jawab
bertanggung jawab kepada Bank
Sampah Malang
Bidang Logistik • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Bank Sampah Malang
• Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan proyek
• Inventarisasi untuk peralatan proyek
• Pengadaan sarana dan prasarana
• Koordinasi penggunaan sarana dan
prasarana
32 |
Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi
• Pengadaan material, peralatan dan
transportasi
• Melakukan inventarisasi
Bidang Humas • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Bank Sampah Malang
• Masyarakat Desa Sumbersuko
• Membuat rencana kegiatan sosialisasi
• Membuat jadwal kegiatan sosialisasi
• Berkoordinasi dengan instansi terkait
• Berkoordinasi aktif dengan sekertaris
• Bantuan teknologi tepat guna
• Rapat koordinasi per enam bulan
Bidang Pelaksana • Pemerintah Desa Sumbersuko
• Masyarakat Desa Sumbersuko
• Melaksanakan program penyuluhan sehubungan
dengan pelaksanaan proyek
• Menerapkan proses konsep Partsipasi yang
melibatkan semua subjek pembangunan agar proyek
yang dilakukan dapat dicapai secara efektif
• Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan
dalam proyek
• Evaluasi hasil kerja
• Rapat koordinasi per enam bulan
• Bidang pelaksana bertanggung jawab
kepada pihak swasta yaitu Bank
Sampah Malang.
Sumber: Hasil Rencana, 2014
33 |
3.3 Dampak Proyek
Pembahasan dampak proyek mencangkup
dampak dari ketiga proyek yang menempati urutan
teratas berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek
(AAP), yang mencangkup dampak keuangan, dampak
lingkungan hingga dampak sosial budaya.
3.3.1 Dampak Keuangan
Pembahasan terkait dampak keuangan pada
ketiga proyek yang akan dikembangkan pada Desa
Sumberusko dijelaskan pada Tabel 15
.
Tabel 15 Dampak Keuangan Proyek Desa Sumbersuko
Proyek BCR IRR PBP
Pengembangan
Biodigester 4,07 - -
Industri
Rumahan
Kerupuk Susu
1,48 0,49 2,04
Industri
Rumahan Selai
Mawar
2,02 - -
Industri
Rumahan Sirup
Tebu
1,4 0,52 2,05
Pengembangan
Sistem
Persampahan
1,53 0,75 1,3
Sumber: Hasil Rencana, 2014
Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa
seluruh proyek yang akan dilakukan layak untuk
dilakukan karena memiliki nilai BCR>1, sedangkan
untuk nilai IRR tertinggi adalah proyek
pengembangan sistem persampahan, dan proyek
dengan PBP tercepat adalah proyek pengembangan
sistem persampahan.
3.3.2 Dampak Lingkungan
Pembahasan dampak lingkungan
mencangkup kajian mengenai dampak yang
ditimbulkan terhadap aspek fisik (kualitas udara,
tanah, air tanah dan kebisingan), biologi (flora dan
fauna), dan sosial ekonomi (peningkatan pendapatan
masyarakat, lapangan pekerjaan baru, dan partisipasi
masyarakat).
A. Proyek Pengembangan Biodigester
Pelaksanaan proyek pengembangan
biodigester bersifat menguntungkan terhadap
aspek biologi terutama pada tumbuhan
melalui pemanfaatan Bio-Slurry dan aspek
sosial ekonomi terutama pada peningkatan
pendapatan masyarakat dan partisipasi
masyarakat. Adapun proyek bersifat
merugikan pada aspek fisik terutama pada
saat pengerjaan proyek.
B. Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas
Pelaksanaan proyek pengembangan hasil tiga
komoditas bersifat menguntungkan pada
aspek biologi dan aspek sosial ekonomi
terutama pada aspek pendapatan masyarakat,
penciptaan lapangan kerja baru dan
partisipasi masyarakat.
C. Proyek Pengembangan Sistem Persampahan
Pelaksanaan proyek pengembangan sistem
persampahan bersifat menguntungkan pada
aspek fisik (kualitas tanah dan udara), aspek
biologi dan aspek sosial ekonomi
(peningkatan pendapatan masyarakat melalui
hasil sampah yang ditabung, lapangan
pekerjaan baru dan partisipasi masyarakat).
3.3.3 Dampak Sosial Budaya
Kajian terkait dampak sosial budaya
mencangkup aspek pada elemen sosial budaya,
komponen masyarakat hingga faktor sistem sosial.
A. Proyek Pengembangan Biodigester
Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait
mengatasi masalah pengolahan kotoran
ternak, komponen masyarakat melalui
pemberdayaan dengan pemanfaatan biogas,
dan faktor sistem sosial melalui
perkembangan ekonomi dengan penghematan
biaya memasak dan penerangan.
B. Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas
Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait
mengatasi masalah kualitas produksi
komoditas melalui diversifikasi produk,
komponen masyarakat melalui kegiatan
penyuluhan dan pemberdayaan, dan faktor
sistem sosial melalui keuntungan yang
didapat dari pelaksanaan diversifikasi
produk.
C. Proyek Pengembangan Sistem Persampahan
Pelaksaanaan proyek ini bersifat positif
terkait mengatasi masalah kebiasaan open
dumping masyarakat Desa Sumbersuko,
komponen masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat dengan mengolah sampah pada
Bank Sampah dan komposting, serta faktor
sistem sosial melalui perkembangan ekonomi
dengan pendapatan tambahan dari hasil
penambungan sampah dan kompos yang
terbentuk dari unit komposter yang
direncanakan.